E. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik. E.1. Kesesuaian dengan visi, misi, tujuan dan sasaran. Kurikulum di Program Studi Pendidikan Dokter telah sesuai dengan visi, misi dan tujuan Prodi. Visi Prodi adalah membentuk lulusan dokter yang kompeten serta bermoral sesuai dengan SKDI khususnya dibidang kedokteran komunitas, oleh karena itu Kurikulum di Prodi menggunakan Standar Kompentensi Dokter Indonesia (SKDI) yang telah disahkan oleh KKI (Konsil Kedokteran Indonesia) tahun 2012.Kurikulum inti terdiri atas 80% dari keseluruhan kurikulum ditetapkan berdasarkan SKDI 2012 dan 20% merupakan muatan lokal yang disesuaikan dengan visi misi prodi yaitu kedokteran komunitas. Kurikulum disusun untuk mencapai kompetensi sesuai SKDI yaitu Profesionalitas yang Luhur, Mawas Diri dan Pengembangan Diri, Komunikasi Efektif, Pengelolaan Informasi, Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran, Keterampilan Klinis dan Pengelolaan Masalah Kesehatan. Sesuai dengan misi Prodi untuk mencapai berbagai kompetensi tersebut dilaksanakan melalui kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Sedangkan untuk mewujudkan visi bermoral Prodi melaksanakan program Universitas yatu kegiatan Program Pembinaan Agama Islam (PPAI) yang wajib diikuti oleh mahasiswa, sesuai dengan SK Rektor No. 0195a.10.401.01.15 Kurikulum didesain sedemikian rupa menggunakan pendekatan SPICES (Student Center Learning, Problem-Based Learning, Integrated Learning, Community-Based learning, Elective and Systematic) sehingga mahasiswa tidak hanya belajar secara hospital based, namun juga community based. Kegiatan penelitian dilaksanakan dalam beberapa tahap, mulai dari pembekalan ilmu tentang metodelogi penelitian, pelaksanaan modul CRP (Community Research Program) hingga pada akhir mahasiswa menyusun skripsi.Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan dalam setiap modul mahasiswa ditugaskan turun ke masyarakat untuk melakukan penyuluhan, mengidentifikasi masalah kesehatan di suatu wilayah berikut dengan penatalaksanaannya, sesuai dengan tingkat keilmuan yang dimiliki. Dengan demikian kurikulum Prodi sudah sesuai dengan visi dan misi, yang beorientasi pada kedokteran komunitas. E.2.Relevansi dengan tuntutan dan kebutuhan stake holders. Kurikulum telah mengacu pada kebutuhan masyarakat yang telah dilakukan analisis oleh KKI dan tertuang dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia dan Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia yang telah disahkan oleh KKI, sehingga relevan dengan kebutuhan stake holders. Pada saat proses penyusunan juga dilakukan analisis kebutuhan dengan mengundang perwakilan masyarakat yang terdiri dari tenaga kesehatan, mahasiswa dan seluruh stake holders untuk hadir/wawancara FGD sehingga didapatkan rumusan analisis kebutuhan dan dituangkan ke dalam kurikulum. E.3.Struktur dan isi kurikulum (keluasan, kedalaman, koherensi, penataan/ organisasi. Struktur dan isi kurikulum yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam SKDI 2012 dan anaisis kebutuhan masyarakat disusun dan dilakukan milestone (tahapan) pembelajaran, diantaranya: Fase I II Tema First Semester Program Generic skill, Basic Medical Science and Bioethic and Humaniora Program (semester 1 tahun 1) Clinical phase System based: Pathology and disorders (semester ke 2 tahun 1 sampai dengan semester 7). ● ● ● ● ● ● ● III Doctor in practice ● (semester 8 sampai dengan semester 10). Tujuan Memahami keterampilan dasar seperti keterampilan komunikasi, IT, Bahasa Inggris, nilai-nilai etika, dan ketrampilan sosial. Memahami dasar-dasar ilmu biomedis, anatomi dan fisiologi system tubuh, pemeriksaan fisik dasar. Memahami dan mampu menerapakan etika dan dasardasar humaniora. Memahami konsep dasar penyakit, pencegahan dan penatalaksanaannya. Mengintegrasikan berbagai ilmu pengetahuan dengan ketrampilan klinik dalam memecahkan masalah-masalah klinik. Mampu mengidentifikasikan masalah kesehatan di masyarakat, mencari solusi dan aplikasinya pada masyarakat. Mampu melakukan promotion, preventive dan education terhadap masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga dan masyarakat. Mampu melakukan promotion, preventive, curative dan education terhadap masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga dan masyarakat. a. Struktur kurikulum. Kurikulum dibagi menjadi 2 tahap : Tahap pendidikan akademik dan tahap pendidikan profesi dokter. Tahap pendidikan akademik dibagi menjadi dua tahap, First Semester Program (FSP), yaitu berisi ketrampilan dasar yang harus dipunyai seorang mahasiswa kedokteran (semester 1), dan clinical phase, blok yang disusun berdasarkan sistem mulai dari semester 2-7. Untuk tahap pendidikan akademik, pada FSP terdiri dari beberapa blok (Generic Skill, Biomedical Science, Bioethic Hummaniora Programme) danmata kuliah dasar (Agama, B.Indonesia, Kewarganegaraan, Pancasila dan IT). Bahasa Inggris diajarkan selama 6 semester di Language Centre (LC), di luar blok yang sudah ada. Untuk Clinical phase setiap semester terdiri dari 2 blok besar dan 1 blok kecil Untuk blok kecil lama tempuhnya adalah 4 minggu. Untuk blok besar lama tempuhnya adalah 8 minggu. Untuk jelasnya susunan blok di program dokter adalah sebagai berikut: 1. Semester satu: Generic skill, Biomedical Scince (BMS), dan Bioetik, Hukum Kedokteran dan Perilaku. 2. Semester dua: Tumbuh Kembang, sistem Endokrin dan sistem Reproduksi. 3. Semester tiga: Sistem Muskuloskeletal, sistem dermatologi, sistem Respirasi. 4. Semester empat: Sistem Neurologi, sistem Behavior dan sistem Urogenital. 5. Semester lima: Hematologi Imunologi System, sistem Special Sense dan sistem Cardiovascular. 6. Semester enam:Tropical Medicine, Geriatri, Community Research (CRP) 7. Semester tujuh: Sistem Tractus Gastrointestinal, Emergency, Community Health Oriented Program (CHOP), Penyusunan Skripsi. 8. Selain itu terdapat Bahasa Inggris, yang diajarkan tidak dalam blok, melainkan diajarkan kontinyu selama 3 tahun sampai mahasiswa bisa mendapat nilai TOEFL minimal 450. Daftar Blok Kurikulum Berbasis Kompetensi FK Malahayati Semester Semester Semester Semester 2 3 4 5 Hemato Musculo Tumb kemb Neuro ImmuneSkeletal 8 sks 8 sks System 8 sks 8 sks Semester 1 Gen-skill 4 sks BMS 8 sks Endokrin 4 sks Skin & integumen 4 sks Behaviour 4 sks Special sense organ 4 sks BHP 3 sks MKDU (Agama 2 sks, Pancasila 1 sks, B. Indonesia 1 sks, Kewarganegaraan 1 sks, IT 2 sks) 22 sks Rep 8 sks Respirasi 8 sks UG 8 sks CV 8 sks 20 sks 20 sks 20 sks 20 sks Semester 6 Semester 7 Tropical medicine 8 sks GIT 8 sks Elective Geriatri/ Kedokteran olahraga/ kedokteran keluarga/ kedokteran kerja 4 sks CRP 8 sks B. Inggris 2 sks 22 sks Trauma & Emergency 4 sks CHOP 6 sks Skripsi 4 sks 22 sks TOTAL 146 SKS Tahap Pendidikan Dokter setiap satu semester terdiri dari 3-5 modul dan waktu pelaksanaan tiap modul bervariasi antara 5-10 minggu. Pada tahap profesi dilaksanakan selama 3 semester terdiri dari 13 bagian kepaniteraan klinik sehingga total kegiatan klinik adalah 90 minggu. No Kode Kepanite raan (1) (2) Jenis Kepaniteraan (3) Lama Pelaksan aan ( Minggu Efektif ) (4) Bobot SKS Kelengkapan (5) (6) 1 PPD272 2 PPD273 3 PPD274 4 PPD275 5 PPD277 6 PPD281 7 PPD284 Ilmu Anestesi (Anesthesiologists) Ilmu Bedah ( Surgery) Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan (Obstetrics and Gynecology) Ilmu Kodekteran Forensik dan Medikolegal (Forensics Medicine and Medicolegal) Ilmu Kesehatan Anak (Pediatrics) Ilmu Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher (Otorhinolaryngology) Ilmu Penyakit Dalam ( Internal Medicine) Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin (Dermatology and Venerology) 8 PPD286 9 PPD287 Ilmu Kesehatan Mata Health Sciences) 10 PPD291 Ilmu Penyakit Syaraf (Neurology) 11 PPD295 12 PPD296 13 PPD351 Ilmu Kesehatan Jiwa Radiologi (Eye (Psiciatry) (Radiology) Ilmu Kesehatan Masyarakat (Public Health) Total 5 2 Log book, modul dosen 10 4 Log book, modul dosen 10 4 Log book, modul dosen 5 2 Log book, modul dosen 10 4 5 2 10 4 Log book, modul dosen Log book, modul dosen Log book, modul dosen Log book, modul dosen 5 2 5 2 Log book, modul dosen 5 2 Log book, modul dosen 5 2 5 2 Log book, modul dosen Log book, modul dosen 10 4 Log book, modul dosen 90 36 b. Isi kurikulum. Total keseluruhan kurikulum PS terdiri dari 80% berasal dari Standar Kompetensi Dokter dan 20% dari muatan lokal. Isi kurikulum meliputi prinsip-prinsip metode ilmiah, ilmu biomedik, ilmu kedokteran klinik, ilmu humaniora, dan ilmu kedokteran komunitas yang disesuaikan dengan standar kompetensi dokter. Pada tahap Pendidikan Dokter, isi kurikulum disusun menggunakan pendekatan modul-modul dengan jumlah 13 modul dengan departemental based.Prodi menggunakan sistem kredit semester (sks), maka perhitungan beban dari masing-masing modul juga dinyatakan dengan sks. Masing-masing modul mempunyai durasi waktu sekitar 3-6 minggu dan tiap minggu setara dengan satu sks. Penetapan bobot setiap modul tergantung dari besarnya lingkup pembahasan pada modul yang bersangkutan. Materi kurikulum lokal berupa penambahan satu area kompetensi yaitu Community Health Oriented Program (CHOP) dan Community Research Program (CRP) untuk disiplin ilmu kedokteran yang merupakan salah satu implementasi visi dan misi baik dari universitas maupun fakultas kedokteran sendiri. Selain di kedua blok khusus tersebut, materi tersebut juga terintegrasi ke dalam modul-modul. Pada tahap profesi dokter, kurikulum disusun berdasarkan bagian yang ada di klinik yang berjumlah 13 bagian. Penetapan waktu penyelesaian belajar tiap bagian didasarkan pada pencapaian kompetensi yang diharapkan pada standar kompetensi dokter. Durasi pelaksanaan masing –masing bagian bervariasi antara 5-10 minggu dan tiap minggu setara dengan 1 sks. Isi kurikulum selalu di-update dengan mengadakan evaluasi modul yang dilaksanakan tiap semester sebelum modul berjalan (pelaksanaan brainstorming modul). Hasil evaluasi dipakai sebagai dasar revisi modul. Tiap lima tahun evaluasi menyeluruh dilakukan untuk melihat keseluruhan kurikulum, apakah Learning Objective (LO) yang sudah ditetapkan tercapai atau tidak. Prodi telah melaksanakan evaluasi kurikulum menyeluruh 1x pada tahun 2015, sehingga beberapa perubahan terjadi sesuai hasil evaluasi dan kebutuhan stakeholder. E.4. Derajat integrasi materi pembelajaran (intra dan antar disiplin ilmu). Kurikulum disusun dalam sistem modul yang dibuat berdasarkan system organ.Milestone (pentahapan) proses pembelajaran dimulai dari tahap pendidikan akademik first semester, mahasiswadiberikan dasar-dasar pengetahauan dan keterampilan untuk nantinya dintegrasikan dan disesuaikan dengan clinical phase pada tahap selanjutnya. Tiap modul terdiri atas berbagai disiplin ilmu dan memilikilearning outcome yang harus dicapai. Mahasiswa diharapkan dapat mengikuti urutan mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks sesuai dengan taksonomi Bloom dan mampu mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu tersebut sehingga dapat mencapai learning outcome. Model kurikulum menggunakan kurikulum berbasis kompetensi dengan PBL sebagai metode pembelajaran. Model ini mengharuskan integrasi disiplin ilmu dan pendekatan multidisiplin di dalam penyampaian bahan ajar, sehingga mahasiswa berpikir secara holistik, bukan lagi departemental based. Kurikulum dirancang berdasarkan pendekatan spiral dengan kompleksitas yang semakin meningkat sesuai dengan meningkatnya tahun akademik. Pendekatan ini memungkinkan topik-topik dapat diulang kembali pada tahun-tahun yang lebih tinggi, tetapi dengan kedalaman dan keluasan yang semakin meningkat. Spiral tidak hanya diterapkan pada knowledge, tetapi juga pada ketrampilan klinik. Peta kurikulum memperlihatkan kontinuitas komponen pembelajaran selama masa studi. Komponen-komponen tersebut, mulai dari tahun pertama sampai akhir rotasi klinik, terintegrasi dan secara spiral bertambah dalam pada akhir masa pendidikan. Integrasi kedokteran klinis dan kesehatan masyarakat dirancang sedemikian rupa sehingga penguasaan kesehatan masyarakat dapat dikombinasikan dengan kompetensi klinik. Dengan demikian kompetensi klinik dapat dipelajari secara mendalam sehingga dapat diterapkan pada praktek dokter umum atau pada kedokteran preventif di masyarakat. E.5.Kurikulum lokal yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat terdekat dan kepentingan internal lembaga. Materi kurikulum lokal FK Malahayati berupa modul komunitas yang terdiri dari Community Health Oriented Program (CHOP) dan Community Research Program (CRP) yang merupakan salah satu implementasi visi dan misi baik dari universitas maupun FK sendiri. Area kompetensi tersebut dicapai dengan cara menyusun materi kuliah baik secara horisontal maupun vertikal, secara terintegrasi maupun dalam blok tersendiri. Beberapa kerjasama antara institusi dengan institusi lain dilakukan untuk mendukung segala bentuk proses kegiatan belajar mengajar, termasuk salah satunya kerjasama (MOU) yang mendukung visi misi kedokteran komunitas yaitu kerjasama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan, Dinas Kesehatan, Puskesmas (tidak hanya di Bandarlampung, tapi juga di Binjai, Medan, Kisaran, dan Ciamis) dan kerjasama dengan pihak perusahaan besar (Great Giant Pineapple Company, PT.Indofood, Klinik Perusahaan Lematang). Hal ini memberikan manfaat tidak hanya untuk mahasiswa melainkan masyarakat dan lembaga tempat mahasiswa melakukan proses kegiatan tersebut. E.6. Mata kuliah pilihan yang merujuk pada harapan/kebutuhan mahasiswa secara individual/kelompok mahasiswa tertentu. Dalam Kurikulum FK Unimal terdapat 23 blok. Satu blok diantaranya merupakan blok pilihan. Blok pilihan itu adalah kedokteran olahraga, kedokteran keluarga, kedokteran kerja dan geriatri yang terletak pada semester ke enam. Mahasiswa dipersilahkan mengambil salah satu blok yang paling diminatinya. Hal ini dibuat dalam rangka mengimplementasikan harapan/kebutuhan mahasiswa secara individual/kelompok. Mengapa blok ini dijadikan pilihan? Yang pertama karena kurikulum FK Unimal berbasis kesehatan masyarakat. Geriatri merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang sering terlupakan. Di tahun 2015, diperkirakan jumlah lansia akan lebih banyak dari jumlah balita. Mengingat hal ini maka blok geriatri menjadi salah satu alternatif blok pilihan.Blok yang menjadi pilihan lain adalah kedokteran olahraga, kedokteran keluarga, dan kedokteran kerja. kesehatan yang mengarah ke upaya promotif dan preventif. Blok ini dipilih karena trend E.7. Peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri: melanjutkan studi, mengembangkan pribadi, memperoleh pengetahuan dan pemahaman materi khusus sesuai dengan bidang studinya, mengembangkan keterampilan yang dapat dialihkan (transferable skills), terorientasi ke arah karir, dan pemerolehan pekerjaan. Metode pembelajaran dengan menggunakan PBL memberikan peluang kepada mahasiswa untuk mengembangkan generic skill, karena kelas diselenggarakan dalam kelompok kecil dengan menerapkan metode diskusi berdasarkan masalah. Mahasiswa juga berlatih bagaimana berkomunikasi dengan teman sebaya (Peer communication) dan bagaimana berkomunikasi dengan dosen. Mereka belajar bagaimana saling menghargai pendapat teman yang lain. Dalam grup mereka juga menentukan aturan sendiri dan hukuman apa yang akan diberikan kepada temannya yang melanggar. Dengan demikian mereka belajar bertanggung jawab atas apa yang telah mereka sepakati, dan mereka belajar untuk lebih berdisiplin, karena sistem reward and punishment. Dalam tutorial behaviour juga dinilai, sehingga mereka berlatih profesionalisme sebagai seorang dokter. Skenario sebagai trigger masalah pembelajaran disesuaikan dengan masalah sesungguhnya yang dihadapi oleh dokter. Dengan mengeksplorasi jawaban atas berbagai masalah dalam skenario tersebut melalui kegiatan belajar mandiri maka mahasiswa dapat mengembangkan keilmuannya sekaligus life long learning dan belajar mandiri, karena mereka diharuskan mencari bahan-bahan pembelajaran sendiri, berdasarkan masalah yang mereka tangani. Pembelajaran ketrampilan klinik dimulai sejak semester 1 dapat memberikan gambaran peran yang dilakukan dokter dalam menangani pasien. Pada semester awal diberikan skill lab dasar misalnya bagaimana cara berkomunikasi dengan pasien, menyampaikan berita buruk, penggunaan IT secara efektif dan lain-lain. Keterampilan klinis dibuat bertingkat, makin lama makin kompleks. Pemberian feedback dan ketrampilan melakukan self assessment dan peer assessment memungkinkan mahasiswa untuk meningkatkan kualitas keilmuan dan ketrampilan klinik agar menjadi dokter yang berkualitas. Selain modul elektif, mahasiswa juga diwajibkan menulis karya ilmiah melalui penelitian. Selama mempelajari seluruh blok, mahasiswa bisa memilih topik yang mereka minati yang dapat membantu mereka memahami materi khusus sesuai dengan bidang studi yang diminatinya, sehingga dapat membantu mahasiswa memilih karir, misalnya sebagai dokter, tenaga pendidik atau peneliti. Pada tahap profesi, dengan pengalaman stase di berbagai bagian klinik, diharapkan mahasiswa bisa memikirkan lanjutan pendidikan apa yang kelak mereka inginkan. Peluang mahasiswa untuk melanjutkan studi baik S2 maupun spesialis juga sangat besar, karena banyak fakultas kedokteran lain yang menawarkan program studi S2 dan spesialis yang relevan. Di samping itu, peluang karier masih terbuka lebar karena kebutuhan tenaga dokter masih cukup banyak. E.8. Misi pembelajaran. a. Pengembangan/pelatihan kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan misinya, Prodi Pendidikan Dokter FK UNIMAL menerapkan strategi pembelajaran yang terbaik bagi mahasiswa. Dari berbagai sumber, telah diketahui bahwa pada dekade terakhir ini, beberapa konsep didaktis dan strategi pembelajaran yang inovatif telah dikembangkan sejalan dengan pemahaman terbaru akan “bagaimana mahasiswa belajar” (How students learn). Dari beberapa konsep tersebut FK UNIMAL memilih PBL untuk diterapkan sebagai salah satu strategi pembelajaran. PBL mendorong mahasiswa untuk menerapkan self-directed learning yang mengharuskan mahasiswa menggunakan kontrol atas beberapa aspek keputusan pendidikan. Mahasiswa memiliki kebebasan lebih untuk menjadwalkan aktivitas belajar, memilih sumber belajar, menggunakan fasilitas belajar berdasarkan kebutuhannya. Selama pembelajaran mandiri, masingmasing mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain dalam menentukan kebutuhan belajarnya, merumuskan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber daya manusia dan material untuk belajar, memilih dan mengimplementasikan strategi belajar dan mengevaluasi hasil belajar. Selain itu mahasiswa juga diajarkan berbagai keterampilan klinis. Keterampilan klinis diajarkan mulai dari keterampilan yang paling mudah, seperti bagaimana berkomunikasi dengan pasien sampai keterampilan yang lebih kompleks seperti resusitasi jantung paru. Dengan demikian lulusan FK UNIMAL diharapkan mempunyai kompetensi yang baik, sehingga mampu bersaing dengan lulusan FK lain. b. Efisiensi Ekternal dan Internal. Proses pembelajaran prodi kedokteran yang diselenggarakan dilakukan secara efisien. Efisiensi internal dilakukan melalui mekanisme resource sharing dosen tetap Unmal. Seorang dosen yang memiliki kompetensi dapat mengajar di lebih dari satu PS.Efisiensi eksternal dilakukan antara lain dengan membatasi jumlah dosen tidak tetap yang dilibatkan dalam pembelajaran. Hal ini tentunya sejalan dengan efisiensi internal sebagaimana telah diuraikan di atas. Selain itu adanya kuliah oleh nara sumber atau tenaga ahli dari luar Unmal, dapat dimanfaatkan sharing beberapa PS yang memiliki kesamaan fokus tema yang diselenggarakan. Seluruh kegiatan tutorial dan pembelajaran keterampilan klinik (skill lab) yang dijadwalkan dapat terlaksana, karena meskipun tutor/instruktur yang dijadwalkan tidak dapat hadir, kelas tetap ditangani oleh tutor/instruktur pengganti atau personal tim modul. Kuliah pakar yang terjadwal juga dilaksanakan, meskipun kadang harus menggeser hari, sehingga tidak ada jadwal kuliah pakar yang kosong. E.9. Mengajar. a. Kesesuaian strategi dan metode dengan tujuan. Strategi dan metode pembelajaran disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai yang disusun dalam modul. Sebagai contoh, untuk dan mempelajari konsep dan teori secara mandiri, metode yang dipergunakan adalah tutorial (small group discussion/ SGD), yang merupakan kegiatan utama dalam PBL. Pada diskusi kelompok tersebut, mahasiswa mempelajari konsep dan teori secara mandiri, dengan dipicu oleh skenario dan di bawah bimbingan tutor. Pada KBK, kuliah diselenggarakan bukan untuk transfer semua pengetahuan, melainkan untuk memberi gambaran kepada mahasiswa bahan apa yang akan mereka pelajari selama berada di blok tersebut. Selain itu memaparkan mahasiswa pada struktur ilmu pengetahuan, dan meng-update mahasiswa kepada hasil-hasil riset mutakhir. Oleh karena itu, jumlah kuliah tidak sebanyak kurikulum konvensional. Untuk kedalaman materi mereka mencari sendiri melalui Self directed Learning (SDL). Untuk menguasai keterampilan klinik, metode pembelajaran yang dipergunakan adalah praktek keterampilan klinik atau skill lab, yang dibangun di sekitar tema modul. Ketrampilan lain seperti keterampilan komunikasi, keterampilan kepemimpinan, kerja kelompok, survey, juga tidak hanya diajarkan melalui kuliah, namun diajarkan melalui kegiatan skill lab yang dikembangkan sesuai dengan tema modul. Mahasiswa diajar dengan metode praktik di laboratorium dasar untuk mempelajari dan menggali konsep secara inquiry. Mahasiswa dalam setiap blok melakukan field trip, berupa home visit, home care sesuai dengan blok yang sedang mereka jalani. Contohnya pada blok tumbuh kembang mereka diberi tugas untuk mencari anak yang menderita gangguan gizi kurang atau gizi buruk. Mereka diajarkan untuk mengintervensi masalah kesehatan yang mungkin timbul, di bawah supervisi. Di blok respirasi mereka mencari pasien TBC untuk memantau gejala-gejala dan perkembangan yang terjadi. Melalui metode-metode tersebut kegiatan pembelajaran lebih bersifat student centered dan community based. Kesesuaian tujuan dan metode pembelajaran telah dirancang dalam satuan acara pembelajaran (SAP) dan dilaksanakan sesuai rencana. b. Kesesuaian materi pembelajaran dengan tujuan mata kuliah. Pada awal tahun ajaran, MEU, tim blok dan bagian berkumpul untuk menyusun (modul) SAP yang berisi kompetensi, kompetensi dasar yang harus dikuasai, tujuan pembelajaran, pokok bahasan, materi, metode pembelajaran yang akan diterapkan, evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi sesuai indikator dan sumber belajar yang dapat dipergunakan. Tujuan pembelajaran modul disusun dengan mem-breakdownlearning outcome dari Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI), kemudian dipilih materi dari SKDI yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut dan ditetapkan metode pembelajaran yang sesuai untuk memastikan materi tersebut dapat dipelajari dan memastikan tujuan pembelajaran dapat dicapai. Dengan mekanisme ini, dipastikan bahwa learning outcome dan materi serta keterampilan yang disusun dalam SKDI dapat diajarkan dan dipastikan bahwa materi dan tujuan pembelajaran akan sesuai. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan materi yang harus disampaikan tersebut tertuang dalam SAP modul dan kurikulum mikro ini selalu ditinjau setiap tahun untuk perbaikan. c. Efisiensi dan produktivitas. Kegiatan tutorial dan keterampilan klinik dilaksanakan dalam kelompok kecil terdiri dari 12 – 15 mahasiswa, yang difasilitasi oleh seorang dosen. Melalui metode tersebut, diperlukan banyak ruang kecil serta staf pengajar yang harus terlibat. Keuntungan dari penerapan metode ini adalah semua mahasiswa mempunyai kesempatan untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar, sehingga mahasiswa dituntut untuk bertanggungjawab pada kegiatan belajarnya. Pada proses belajar mahasiswa dimotivasi untuk belajar mandiri, melalui PBL. Disediakan waktu khusus SDL (Self Directed Learning). Metoda pembelajaran berpusat kepada mahasiswa (Student centered) dan bukan lagi berpusat pada dosen. Selain itu setiap mahasiswa mempunyai dosen PA yang bukan hanya mengarahkan mahasiswa memilih blok apa saja yang harus diambil, melainkan juga memberi bimbingan pelajaran yang belum dikuasai mahasiswa. Setiap tahun dipilih dosen terbaik dan diberi penghargaan. d. Struktur dan rentang kegiatan mengajar. Metoda pembelajaran pada kurikulum berbasis kompetensi adalah sebagai berikut : 1) Kuliah pakar. 2) Pleno. 3) Small Group Discussion (tutorial). 4) Praktikum laboratorium. 5) Praktikum keterampilan klinik (skill Lab). 6) Belajar mandiri. 7) Rotasi klinik di rumah sakit dan unit kesehatan masyarakat. e. Penggunaan teknologi informasi. Mahasiswa diberikan mata kuliah IT pada semester satu yang bertujuan untuk menunjang dan membantu mahasiswa dalam proses belajar. Modul Generic skill berisi Keterampilan Belajar dan Berfikir kritis mahasiswa juga diajarkan untuk mencari sumber belajar online dan cara menyimpan hasil belajar. Modul CRP berisi tentang Metodologi Penelitian dan mengajarkan mahasiswa menggunakan program statistik dengan SPSS, menggunakan teknologi informasi untuk melakukan EBM, mencari publikasi penelitian dari jurnal-jurnal online yang layak rujuk. Di samping itu, seluruh kegiatan belajar mandiri menuntut mahasiswa mencari sumber belajar melalui internet. Oleh karena itu, PS menyediakan sumber belajar yang memadai dan akses internet bagi mahasiswa. Jaringan internet dan intranet telah digunakan untuk upload materi pembelajaran di website fk.malahayati.ac.id yang dapat didownload oleh mahasiswa kapanpun. Ruang kelas, ruang tutorial dan ruang skill seluruhnya dilengkapi dengan multimedia komputer. Cyber learning merupakan e-learning yang tersedia di Malahayati yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh mahasiswa Malahayati termasuk mahasiswa PS. E.10. Belajar. a. Keterlibatan mahasiswa. Keterlibatan mahasiswa dalam tatap muka perkuliahan disyaratkan minimal 80%. Hal ini menjadi syarat minimal bagi mahasiswa untuk dapat mengikuti ujian akhir semester. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa tingkat kehadiran mahasiswa lebih dari 80%. Saat proses pembelajaran terjadi interaksi antara dosen dan mahasiswa. Mahasiswa aktif bertanya pada dosen, dan dosen selalu membuka diri menerima berbagai pertanyaan dari mahasiswa PBL mendorong mahasiswa untuk menerapkan self-directed learning. Konsep ini sangat penting untuk diterapkan di dunia pendidikan kedokteran karena perkembangan ilmu kedokteran yang sangat pesat yang tidak memungkinkan bagi siswa untuk menggantungkan diri pada dosen saja sebagai sumber informasi keilmuan. Ilmu kedokteran diperkirakan berkembang dua kali lipat setiap lima tahun. Apa yang diajarkan di FK saat ini mungkin sudah tidak relevan lagi beberapa tahun yang akan datang. Selain itu, kompleksitas permasalahan yang dihadapi dalam bidang kedokteran membutuhkan tidak hanya kemampuan menghafal faktual knowledge, akan tetapi sangat membutuhkan kemampuan analisis dan problem solving. Belajar mandiri sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan menganalisis dan menyelesaikan masalah dan membiasakan untuk belajar sepanjang hayat. Pertimbangan inilah yang mendorong PS untuk menerapkan self directed learning yang mengharuskan mahasiswa memiliki kontrol atas proses belajarnya sendiri dan didorong untuk menyusun rencana pembelajaran sendiri. Pola tersebut akan mempersiapkan dan membiasakan mahasiswa untuk melakukan belajar sepanjang hayat. Menurut perspektif proses pembelajaran, self directed learning, mengharuskan mahasiswa dapat menentukan tujuan pembelajaran, menentukan tujuan pembelajaran menjadi sasaran belajar yang spesifik dan menentukan standar keberhasilan pembelajarannya. Dengan kata lain, self directed learning adalah proses seseorang untuk mengambil inisiatif dalam mendiagnosa kebutuhan belajar, menentukan tujuan, mengidentifikasi sumber belajar dan menentukan strategi belajar yang tepat baginya, serta mengevaluasi hasil belajarnya. Self directed learning memberikan kebebasan mahasiswa untuk menjadwalkan aktivitas belajar berdasarkan kebutuhannya. Selama pembelajaran mandiri, masing-masing mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain dalam menetukan kebutuhan belajarnya, merumuskan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber daya manusia dan material untuk belajar, memilih dan mengimplementasikan strategi belajar yang tetap dan mengevaluasi hasil belajar. b. Bimbingan Skripsi. PS mewajibkan kepada seluruh mahasiswanya untuk membuat Skripsi sebagai prasyarat untuk lulus jenjang pre klinik dan melanjutkan ke jenjang klinik. Dalam menyusun Skripsi tiap mahasiswa medapatkan buku petunjuk penulisan Skripsi dan buku bimbingan yang harus diisi dan ditandatangani pembimbing setiap melakukan bimbingan dan juga ditandatangani oleh reviewer dan penguji setelah melaksanakan review dan ujian. Tiap mahasiswa akan dibimbing oleh dua dosen, satu sebagai pembimbing materi dan satu sebagai pembimbing metodologi penelitian untuk kegiatan penelitian dalam rangka menghasilkan Skripsi tersebut. Rata-rata jumlah pertemuan minimal sebanyak 12 kali untuk masing-masing pembimbing, 6 kali penyusunan proposal dan 6 kali penyusunan laporan penelitian, yang dapat dipantau dari tanda tangan pembimbing dalam buku bimbingan. Rasio perbandingan dosen pembimbing materi dan mahasiswa adalah 1:10, sedangkan dosen pembimbing metodologi tidak ada pembatasan jumlah mahasiswa yang dibimbing. Kualifikasi dosen pembimbing Skripsi adalah sebagai berikut: untuk pembimbing materi, semua dosen dapat menjadi pembimbing sesuai dengan bidang keahliannya, sedangkan untuk pembimbing metodologi penelitian adalah dosen dengan jenjang pendidikan S2. Pada saat pendaftaran Skripsi dilakukan kontrak pembelajaran yaitu mahasiswa diwajibkan untuk menandatangani perjanjian penyelesaian Skripsi kurang dari 1 semester. Hal ini dilakukan agar mahasiswa dapat menyelesaikan Skripsi lebih cepat. Bimbingan skripsi/tesis diberikan oleh setiap dosen pembimbing yang ditunjuk berdasarkan SK Dekan sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Bimbingan diberikan mulai dari pengusulan judul skripsi/tesis, penyusunan proposal, sampai dengan penyusunan laporan akhir skripsi/tesis, yang membutuhkan waktu 3-6 bulan dan dapat diperpanjang 6 bulan kedepan. Setiap kali pertemuan bimbingan, didokumentasikan dalam kartu bimbingan skripsi/tesis. Mahasiswa diperkenankan melakukan seminar proposal apabila telah memenuhi syarat minimal telah 6 kali bimbingan dan telah mendapat persetujuan dari kedua pembimbing serta telah menjadi oponen minimal 3 kali. Sedangkan untuk melaksanakan ujian akhir setelah melalui proses bimbingan minimal 6 kali dan telah mendapatkan persetujuan dari kedua dosen pembimbing. Seluruh kegiatan ini dilakukan berdasarkan buku Panduan Penulisan Skripsi/tesis yang dikeluarkan oleh universitas dan fakultas. c. Peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan : Kurikulum dan metode pembelajaran yang diterapkan di PS memberi peluang untuk pengembangan kemampuan-kemampuan sebagai berikut : 1) pengetahuan dan pemahaman materi khusus sesuai bidangnya. 2) keterampilan umum dan yang dapat dialihkan (generictransferable skill). 3) pemahaman dan pemanfaatan kemampuannya sendiri. 4) kemampuan belajar mandiri. 5) nilai, motivasi dan sikap professional. Program studi menyediakan beberapa mata kuliah pilihan dalam rangka memberikan peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman materi khusus sesuai dengan bidang dan minatnya. Prodi juga memberikan keleluasaan bagi mahasiswa dalam melakukan penelitian skripsi/tesis sesuai dengan bidang dan minatnya dalam rangka mengembangkan pengetahuan dan pemahaman materi tertentu. Dimana sesuai kebijakan, penunjukan dosen pembimbing skripsi/tesis harus disesuaikan antara topik skripsi/tesis dengan bidang keahlian dosen pembimbingnya. Kebijakan lainnya adalah dengan dilibatkannya mahasiswa dalam penelitian dosen, serta pusat-pusat kajian di setiap fakultas E.11. Penilaian kemajuan dan keberhasilan belajar. a. Peraturan mengenai penilaian kemajuan dan penyelesaian studi mahasiswa. PS membuat peraturan mengenai penilaian kemajuan dan penyelesaian studi mahasiswa dan telah disosialisasikan kepada seluruh sivitas akademika dan juga dicetak dalam bentuk buku panduan akademik yang dibagikan ke seluruh mahasiswa. Penjelasan mengenai sistem penilaian tiap-tiap modul juga disampaikan dalam buku modul, sehingga dapat diketahui oleh dosen dan mahasiswa. Penjelasan juga disampaikan pada setiap kuliah pendahuluan modul. b. Strategi dan metode penilaian kemajuan dan keberhasilan mahasiswa. Secara garis besar, sistem evaluasi untuk Program Studi adalah sebagai berikut : ● Evaluasi knowledge Untuk menilai komponen kognitif (pengetahuan) dilakukan melalui penilaian harian pada tutorial, penilaian pada aktivitas praktikum, ujian tulis tengah modul dan ujian akhir modul. Materi ujian disesuaikan dengan cetak biru sasaran belajar modul (blue print assessment). Sedangkan materi soal dibuat oleh dosen pemberi kuliah, tutor, materi praktikum dan materi praktikum skills lab. Bentuk ujian tulis umumnya berupa MCQ dengan menggunakan vignette dan stem. ● Evaluasi ketrampilan/skill. Evaluasi keterampilan/skill menilai komponen keterampilan (skills) yang diperoleh dari penilaian aktivitas di keterampilan klinik (skill lab) dan ujian skill yang dilakukan dengan OSCE (Objective Structured Clinical Examination) di setiap akhir semester. Pada tahun ke empat diselenggarakan OSCE komprehensif sebagai syarat melanjutkan kepada kepaniteraan klinik. ● Penilaian professional behavior. Komponen ini terutama dinilai dalam proses tutorial serta dalam setting pembelajaran lain selain tutorial. Tutor mengamati perilaku mahasiswa secara berkesinambungan dalam satu modul dan penilaian ditulis dalam buku konseling. Penilaian dilakukan satu kali dalam setiap modul pada minggu terakhir modul setelah tutor mengikuti keaktifan mahasiswa dalam setiap pembelajaran. Bila dalam pengamatan ditemukan bahwa perilaku professional (professional behavior) mahasiswa tidak baik, maka mahasiswa akan ditangani oleh tutor. Jika belum ada perbaikan, maka akan dirujuk kepada unit konseling untuk mendapatkan pengarahan dan bimbingan-bimbingan yang diperlukan. Mekanisme rujukan mahasiswa adalah: tutor menyerahkan buku bimbingan konseling langsung kepada tim bimbingan konseling, kemudian mahasiswa dipanggil untuk mengahadap tim konseling. Panduan Penilaian ditentukan dan tercantum pada masing-masing modul seluruh blok meliputi penilaian dari ranah : - Kognitif melalui ujian tulis (MCQ Tengah Blok dan MCQ Akhir Blok) - Afektif melalui penilaian mahasiswa pada hampir seluruh proses pembelajaran. Pada kegiatan skill lab terdapat poin penilaian keramahan, komunikasi-edukasi, pada tutorial terdapat poin penilaian sopan santun, dominasi - Psikomotor melalui penilaian mahasiswa pada saat kegiatan skill lab, ujian praktikum Standar Penilaian : - Tutorial 20% - Praktikum 10% - Skill lab 20% - Ujian akhir 50% yang terdiri dari MCQ 1 (tengah blok) 50% ; MCQ 2 (akhir blok ) 50% Mahasiswa dikatakan lulus dengan nilai minimal C, sedangkan untuk dapat mengikuti ujian remediasi mahasiswa yg mendapatkan nilai B ● Penilaian kuliah non modul. Penilaian kuliah non modul secara umum terdiri dari nilai tugas, ujian tengah dan akhir semester dengan sistem penilaian sebagai berikut: Penilaian skor akhir: ● Mata kuliah Agama, B. Indonesia, Pancasila, Kewarganegaran, Bahasa Inggris dan IT terdiri dari : Nilai total mid semester (50%) + nilai total akhir semester (50%) Ketentuan kelulusan kuliah non modul, NBL masing-masing mata kuliah non modul ditentukan oleh masing-masing penyelenggara kuliah. Nilai tidak tidak lulus adalah nilai di bawah NBL dengan peringkat E, dan D. Nilai lulus adalah nilai di atas NBL dengan peringkat C, B dan A. ● Penetapan Standard Setting Penilaian Dalam KBK standar penilaian didasarkan pada Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau Penilaian Acuan Baku (PAB) atau criterion-reference test. Sistem penilaian PAP digunakan untuk menilai kemampuan mahasiswa secara mutlak (absolute) terhadap suatu patokan. Standard setting PAP yang dipergunakan adalah metode kompromi, yakni metode judgement borderline, yang paling umum dipakai untuk menentukan standar yang mengkompromikan antara keputusan ahli (dosen) yang dilakukan sejak sebelum pengajaran dimulai dengan nilai yang diperoleh mahasiswa setelah pelaksanaan penilaian/ujian. Penggunaan metode ini menyebabkan penilaian batas lulus atau tingkat penguasaan minimum masing-masing modul akan berbeda. Mekanisme pelaksanaan standard setting tersebut adalah sebagai berikut tim modul dan dosen di bagian yang terlibat memutuskan nilai batas atas dan nilai batas bawah yang mungkin diperoleh oleh mahasiswa dengan mempertimbangkan seluruh kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada modul tersebut. Selanjutnya rerata nilai batas atas dan rerata nilai batas bawah dari dosen tersebut digunakan sebagai standar. Kemudian nilai mahasiswa diurutkan dari nilai terendah sampai nilai tertinggi. Nilai yang berada pada standar atas dan bawah yang ditetapkan dosen tersebut diambil kemudian dicari titik tengahnya. Titik tengah itulah yang selanjutnya ditetapkan sebagai nilai batas lulus (NBL). Mahasiswa yang memiliki nilai di bawah NBL dinyatakan lulus dan yang berada di atas NBL dinyatakan lulus. Lulus merupakan pernyataan bahwa siswa telah mencapai nilai standar minimal suatu kompetensi (pengetahuan, keterampilan, sikap) selama proses pembelajaran berlangsung, sedangkan tidak lulus merupakan pernyatakan bahwa siswa belum mencapai nilai standar minimal suatu kompetensi (pengetahuan, keterampilan, sikap). Penilaian kemajuan dan keberhasilan mahasiswa dilakukan secara berkala dengan standar penilaian mutu yang telah baku.Penilaian hasil belajar diselenggarakan melalui ujian tengah semester, ujian akhir, ujian praktikum, dan ujian PKL.Nilai akhir setiap mata kuliah ditentukan berdasarkan komponen–komponen (terintegrasi) sebagai berikut : Tabel E.11.1 Komponen penilaian mata kuliah ● No Rentang nilai Huruf Mutu 1 > 7,6 A 4 2 6,6-7,5 B 3 3 5,6-6,5 C 2 4 4,5-5,5 D 1 Ujian Perbaikan Nilai dan Remediasi. PS menyelenggarakan ujian remidiasi untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa memperbaiki nilai modul. Remidi dilakukan karena modul yang diajarkan di semester ganjil dan semester genap berbeda. Melalui sistem remidi mahasiswa dapat memperbaiki nilai modul tanpa harus menunggu ulang modul. Program remediasi diselenggarakan tiap akhir semester akademik dengan kegiatan yang ekivalen dengan kegiatan modul dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Mahasiswa yang telah mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran modul yang akan di remidi berhak mengikuti remidial. Nilai modul yang diperoleh adalah D, C. 2) Tiap penyelenggaraan program remedial mahasiswa hanya diperbolehkan mengambil maksimal 4 modul. 3) Kriteria kelulusan program remedial sama dengan kriteria kelulusan modul dengan nilai maksimal nilai B. 4) Mahasiswa hanya boleh mengikuti program remediasi sebanyak 2 kali pada modul yang sama. 5) Mahasiswa dengan nilai modul D, dan C apabila dinyatakan tidak lulus remedisi 2 kali pada modul yang sama, maka dinyatakan gugur modul dan harus mengulang proses. Mahasiswa tersebut tidak diprbolehkan lagi mengikuti program remediasi pada modul yang sama dan diharuskan mengulang modul pada saat modul yang bersangkutan diselenggarakan. ● Evaluasi Berkala 1) Setiap semester Bertujuan untuk mengidentifikasi kekurangan mahasiswa dalam proses belajar selama satu semester, selanjutnya dilakukan pendampingan (perwalian) untuk merencanakan proses belajar di semester berikutnya supaya kegiatan belajarnya lebih terencana dan terstruktur. 2) Evaluasi belajar mahasiswa 2 (dua) tahun pertama Bertujuan untuk menentukan apakah mahasiswa tersebut bisa mengambil modul di tahun berikutnya (tahun ketiga) atau tidak dengan ketentuan sebagai berikut: ▪ Mahasiswa dapat mengambil modul pada tahun ketiga jika telah lulus minimal 9 modul ▪ Mahasiswa yang lulus kurang dari 9 modul, pada tahun ketiga hanya boleh mengulang/mengambil modul yang belum lulus dengan nilai E, tidak boleh mengambil modul tahun berikutnya. ▪ Bagi mahasiswa yang lulus kurang dari 9 modul dan nilai modul yang tidak lulus tersebut adalah D, CD dan C, maka diperkenankan untuk mengambil modul tahun berikutnya, dengan diperbaiki nilai modul yang tidak lulus tersebut melalui kegiatan remediasi 3) Evaluasi hasil belajar akhir “batas waktu jenjang masa studi/Drop Out (DO)” Mahasiswa yang mengalami permasalahan studi akan mendapatkan : ▪ Peringatan pertama yang akan diberikan pada akhir semester keempat (berdasarkan hasil evaluasi tahun kedua). Mahasiswa selanjutnya dikirim ke Unit Bimbingan Konseling untuk mendapatkan bimbingan. ▪ Peringatan kedua yang diberikan pada akhir semester ke tujuh (berdasarkan hasil evaluasi belajar semester tujuh). Mahasiswa selanjutnya dikirim ke Unit Bimbingan Konseling untuk mendapatkan bimbingan. ▪ Peringatan ketiga yang akan diberikan pada akhir semester kedua belas, dan mahasiswa disarankan untuk pindah ke fakultas/jurusan lain. ▪ Apabila syarat-syarat kelulusan sarjana tidak terpenuhi, pada akhir semester keempat belas, mahasiswa dianggap tidak mampu dan diharuskan mengundurkan diri dari Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati. ▪ Sebagai catatan: Cuti akademik dengan ijin Dekan tidak diperhitungkan sebagai tahun akademik aktif, sedangkan cuti akademik tanpa ijin tetap diperhitungkan sebagai masa studi aktif. c. Penentuan yudisium (pernyataan kualitatif dari hasil belajar seorang mahasiswa pada akhir jenjang pendidikan). Pada akhir jenjang preklinik (3,5 tahun pertama ) atau setelah semua proses pendidikan dijalani PS melakukan evaluasi untuk menentukan apakah mahasiswa bisa melanjutkan jenjang pendidikannya ke tingkat profesi. Komponen untuk bahan evaluasi tersebut sebagai berikut. Mahasiswa memperoleh gelar (S.Ked), bila : 1) IPK ≥ 2,75 tanpa ada nilai E. 2) Telah lulus ujian OSCE Lokal 3) Hasil penilaian professional behavior tidak ditemukan catatan insufficient. Jenjang studi Strata 1 (S1) program pendidikan sarjana harus diselesaikan oleh mahasiswa dalam waktu selama-lamanya 14 semester. Cuti akademik dengan ijin Dekan tidak diperhitungkan sebagai masa studi, sedangkan apabila mahasiswa non aktif tanpa keterangan maka periode non aktif tersebut tetap diperhitungkan sebagai masa studi. Pada waktu akhir batas studi dilakukan evaluasi. Apabila ternyata syarat-syarat tidak dipenuhi, mahasiwa dianggap tidak mampu dan dinyatakan mengundurkan diri dari PS. Ketentuan predikat kelulusan telah di atur dalam Peraturan Akademik Unmal Nomor: 2650.10.414.09.16, pasal 11, dinyatakan bahwa Yudisium hasil belajar mahasiswa dinyatakan sebagai berikut: Memuaskan (IPK 2,76 – 3,00), Sangat memuaskan (IPK 3,01–3,50),Dengan pujian (IPK >3,51). OSCE lokal dilakukan sebagai bagian dari asessment juga menjadi kebutuhan mahasiswa dalam rangka mempersiapkan mahasiswa menghadapi OSCE Nasional UKMPPD. Selain itu ujian blok dan kegitan progress test yang dilakukan tiap semester menggunakan MCQ dengan Computer Based Test (CBT) yang telah mengadopsi jenis soal bentuk vignette yang juga untuk memaparkan kepada mahasiswa dan mengenal tipe soal yang sering digunakan pada saat CBT UKMPPD. Penetapan kelulusan OSCE dan CBT pada tahap S.Ked menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa dan dapat meningkatkan kelulusan UKMPPD pada akhir pendidikan. d. Penelaahan mengenai kepuasan mahasiswa. Mahasiswa diberi kesempatan untuk mengutarakan kepuasan maupun ketidakpuasan mereka tentang proses belajar misalnya dengan cara mengisi kuesioner evauasi kegiatan pembelajaran yang disusun oleh MEU maupun evaluasi terhadap tutor dan instruktur. Secara pribadi atau perwakilan dapat menyampaikan pendapat atau keluhan mereka ke pengurus atau pengelola program studi melalui kegiatan audiensi. Penelahaan mengenai kepuasan mahasiswa dilakukan dengan membagikan angket/kuesioner. Penilaian kepuasan mahasiswa meliputi kepuasan terhadap kinerja dosen, pelayanan administrasi akademik, fasilitas, dan perpustakaan. Distribusi angket/kuesioner diberikan pada minggu terakhir perkuliahan setiap semesternya oleh masing-masing program studi. Hasil dari survei kepuasan selanjutnya dilaporkan ke Dekan,LPMI universitas dan Rektor. Hasil survei tersebut pada umumnya mahasiswa merasa puas atas kinerja dosen, pelayanan administrasi akademik, fasilitas, dan perpustakaan. E.12. Sarana yang tersedia untuk memelihara interaksi dosen – mahasiswa, baik di dalam maupun di luar kampus, dan untuk menciptakan iklim yang mendorong perkembangan dan kegiatan akademik/professional. Sarana yang tersedia untuk memelihara interaksi dosen – mahasiswa antara lain : a. Mahasiswa diberi kesempatan berkonsultasi dengan dosen pakar mengenai topik-topik yang ingin mereka ketahui lebih dalam. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh mahasiswa secara kelompok ataupun individu dan telah disediakan ruang-ruang diskusi di rumah adat dan mess dosen. . b. Melalui pembimbingan akademik dengan dosen pembimbing akademik mereka. Interaksi dosenmahasiswa melalui pembimbingan akademik dilakukan secara rutin pada awal semester, minimal 4 kali pertemuan, yakni untuk konsultasi kartu hasil studi (KHS), konsultasi pengambilan kartu rencana studi (KRS) dan konsultasi perkuliahan. Pembimbingan dapat dilakukan di mess dosen yang berada satu area dengan asrama mahasiswa. c. Mengikut sertakan mahasiswa pada proyek penelitian dosen atau pada pengabdian masyarakat serta penyusunan dan pelaksanaan kegiatan PKM dan kegiatan pengabdian masyarakat ini juga terintegrasi didalam setiap modul mahasiwa d. Melalui e-learning. e. Melalui bimbingan penulisan karya tulis ilmiah (KTI) dan melalui bimbingan konseling oleh dosendosen di Unit Bimbingan dan Konseling. E.13. Mutu dan kuantitas interaksi kegiatan akademik dosen, mahasiswa, dan civitas academica lainnya Penerapan metode PBL berdampak pada mutu dan kuantitas interaksi antara dosen, mahasiswa, dan sivitas akademika lainnya sangat baik. Pada saat SGD yang dilakukan seminggu dua kali terjadi interaksi tutor-mahasiswa. Interaksi juga terjadi pada kegiatan pembelajaran keterampilan klinik yang dilakukan rata-rata dua kali dalam seminggu dalam kelompok kecil; satu kelas terdiri dari 10 sampai dengan 12 mahasiswa; dan kegiatan praktikum di laboratorium kedokteran dasar. Dengan demikian, secara umum interaksi dosen-mahasiswa dilakukan intensif setiap hari. Setiap hari Senin dan Jumat mahasiswa berinteraksi dengan dosen dalam kelas kecil untuk kegiatan tutorial SGD. Selasa hingga Kamis terdapat jadwal dua hari untuk ketrampilan klinik dalam kelas kecil juga. Intensitas kegiatan yang rutin dan dilakukan dalam kelompok kecil tersebut memungkinkan terjalinnya interaksi dosen-mahasiswa yang sangat baik. Interaksi lain terlaksana pada kegiatan penelitian bersama mahasiswa-dosen maupun kegiatan pengabdian masyarakat dosen-mahasiswa. Prodi mendukung interaksi mahasiswa dengan dosen melalui penetapan dosen PA untuk setiap mahasiswa lewat SK dosen PA. Mahasiswa mendapatkan hak untuk dapat berkonsultasi dan mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sedang dihadapi. Pertemuan bimbingan dengan dosen PA dilakukan kurang lebih 4-6 kali tiap semester. Mahasiswa juga dianjurkan untuk berkonsultasi terkait ide penelitian yang akan dilakukan pada saat penyusunan skripsi. E.14. Rancangan menyeluruh untuk mengembangkan suasana akademik yang kondusif untuk pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Yayasan dan Universitas memberi dana kepada dosen mealui Prodi untuk mengajukan proposal penelitian, dan juga dana bagi dosen yang makalah ilmiahnya diterbitkan di jurnal nasional terakreditasi dan jurnal internasional, bantuan untuk menghadiri kongres ilmiah baik di dalam dan luar negeri bagi mereka yang akan presentasi hasil penelitian, baik melalui oral presentation maupun poster presentation. PS juga memacu agar mahasiswa dapat ikut lomba karya ilmiah baik yang bersifat nasional, seperti kompetisi melalui kegiatan PKM, maupun kompetisi internasional. Pengembangan kegiatan penelitian bersama dosen-mahasiswa dan memfasilitasi mahasiswa untuk menyelenggarakan seminar-seminar di kampus. Seminar-seminar baik yang terbuka bagi masyarakat umum maupun yang khusus bagi dokter sering diselenggarakan oleh PS. CME dalam bentuk workshop dan kursus-kursus secara rutin juga diselenggarakan oleh PS, dengan mempertimbangkan kebutuhan alumni maupun mempertimbangkan kebutuhan masyarakat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat seperti khitanan masal, pengobatan dan penyuluhan, mengirim tim medis sebagai relawan bencana alam juga merupakan kegaitan rutin. E.15. Keikutsertaan civitas academica dalam kegiatan akademik (seminar, symposium, diskusi, eksibisi) di kampus. Frekuensi aktivitas sivitas akademika dalam kegiatan seminar, diskusi, workshop di lingkungan kampus fluktuatif, namun cenderung meningkat. Dosen dan mahasiswa Universitas Malahayati sangat aktif dalam mengikuti kegiatan seminar, lokakarya, pelatihan, maupun sebagai narasumber. Kegiatan tersebut dapat berlangsung di kampus Universitas Malahayati, maupun di luar kampus, seperti kegiatan pelatihan keberbagai daerah. Seperti salah satunya symposium yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati pada 22 Agustus 2015 dalam rangka memperingati hari jadi Universitas Malahayati. Fakultas Kedokteran bekerjasama dengan alumni mengadakan symposium dengan tema UP DATE DIAGNOSIS DAN TATALASANA KASUS BEDAH SYARAF. E.16. Pengembangan kepribadian ilmiah. Sejak awal proses pendidikan, melalui blok Generic Skill yang bertujuan menjadikan mahasiswa belajar bersikap ilmiah untuk bersifat kritis, mengembangkan keterampilan menyampaikan pendapat, menghargai pendapat orang lain, terbuka terhadap kritik dan lainnya. Kepribadian ilmiah mahasiswa dikembangkan melalui pembelajaran yang bersifat evidence based medicine, adanya modul metodologi penelitian, pengembangan keterampilan penelaahan jurnal dan sumber belajar primer, keikutertaan dalam kegiatan penelitan dosen, pembinaan keterampilan penyusunan proposal dan penelitian melalui workshop penyusunan proposal PKM, kewajiban untuk melakukan penelitian untuk karya tulis ilmiah. Prodi dalam pengembangan kepribadian ilmiah bagi mahasiswa, dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya seorang dosen dalam melakukan penelitian maupun pengabdian pada masyarakat telah mengikutsertakan mahasiswa. Dosen sebagai peneliti payung yang menyertakan dua atau tiga mahasiswa. Kegiatan tersebut dapat berlangsung pada penyelesaian tugas akhir atau bukan untuk tugas akhir. Keterlibatan mahasiswa juga terjadi pada pengabdian masyarakat. Kegiatan ini dapat berlangsung baik di Kota Bandar Lampung maupun di luar Bandar Lampung. E.17. Hasil pembelajaran a. Kompetensi yang dicapai dibandingkan dengan yang diharapkan Secara nasional, lulusan akan mengikuti uji kompetensi nasional sebagai tolak ukur bahwa kompetensi lulusan sudah sesuai dengan standar kompetensi dokter Indonesia. Dalam hal ini secara umum prodi senantiasa berupaya untuk meningkatkan tingkat kelulusan dokter FK Unimal dalam Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) yang sekarang menjadi UKMPPD. OSCE dan CBT pada tahap pendidikan menjadi salah satu upaya dalam mendapatan kompetensi mahasiswa dan dapat meningkatkan kelulusan UKMPPD pada akhir pendidikan. Kelulusan UKMPPD FK Unimal masih dibawah 50% dan mengakibatkan FK Unimal memiliki retaker yang cukup banyak. Oleh karena itu Prodi telah melaksanakan upaya ujian progres test tambahan pada saat sebelum dan sesudah koas. Mahasiswa yang telah selesai rotasi telah mengikuti kegiatan bimbingan regular persiapan UKMPPD, sedangkan bagi yang re-taker mengikuti bimbingan regular ditambah bimbingan khusus meliputi bimbigan materi, soal-soal CBT dan bimbingan persiapan OSCE. b. Kesesuaian kompetensi yang dicapai dengan tuntutan dan kebutuhan pemanfaatan lulusan. Profesi dokter mempunyai profil kerja yang jelas, yaitu berbagai bidang kesehatan dan pendidikan kesehatan/kedokteran baik di institusi negri Departemen Kesehatan maupun swasta. Hal ini menunjukkan kompetensi yang dicapai lulusan telah sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan pemanfaatan lulusan. Profil kerja alumni yang saat ini ada menunjukkan bahwa sebagian besar alumni bekerja sebagai dokter umum di layanan kesehatan primer, dokter spesialis, dokter tentara, dokter di layanan kesehatan swasta, manajerial, dan di berbagai institusi pendidikan. Data kesesuaian dan pemanfaatan lulusan ini didapatkan dari tracer study lulusan. Setiap lulusan akan mengisi kuesioner dan disertai penilaian juga oleh atasan atau sejawat tempat lulusan bekerja. Hal ini dapat mengetahui bahwa kompetensi lulusan sudah sesuai dan dirasakan dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan yang dibutuhkan oleh berbagai elemen masyarakat tempat lulusan bekerja. c. Data tentang kemajuan, keberhasilan, dan kurun waktu penyelesaian studi mahasiswa (termasuk IPK dan yudisium lulusan) Kemajuan, keberhasilan dan kurun waktu penyelesaian studi senantiasa dievaluasi dan direkap oleh prodi. Dari tahun ke tahun mengalami kenikan presentasi kearah yang lebih tinggi. Rerata IPK lulusan mengalami peningkatan presentasi pada IPK diatas 2,76. Data dapat dilihat pada Tabel Tabel E.1. Profil Lulusan Tahap Sarjana Berdasarkan IPK Periode 2011-2015 Tahun Akademik (1) 2011 2012 2013 2014 2015 Jumlah Jumlah Lulusan Reguler Transfer(1) (2) (3) 667 1160 475 336 547 3185 11 0 0 4 3 `14 Jumlah Lulusan Reguler dengan IPK : <2.76 2.76-3.00 3.01-3.50 >3.50 (4) (5) (6) (7) 151 276 177 83 70 257 403 189 109 256 243 357 95 137 205 B= 1037 21 124 14 7 16 C= 182 450 400 350 300 IPK < 2,76 250 IPK 2,76-3,00 200 IPK 3,01-3,50 150 IPK >3,50 100 50 0 2011 2012 2013 2014 2015 Grafik E.1 Profil Lulusan Tahap Sarjana Berdasarkan IPK Periode 2011-2015 Tabel E.2. Profil Lulusan Tahap Profesi Berdasarakan IPK Periode 2011-2015 Jumlah Lulusan Tahun Akademik Jumlah Lulusan Reguler dengan IPK : Transfer(1) Reguler <2.76 2.76-3.00 3.01-3.50 >3.50 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 2011 233 - 96 236 143 110 2012 838 - 212 246 234 146 2013 369 - - 9 64 269 2014 257 - - - 35 168 2015 335 - - - 76 259 A=2032 - - - Jumlah B= 552 C= 952 300 269 250 259 246 234 236 212 200 IPK <2,76 168 150 IPK 2,76-3,00 146 143 IPK 3,01-3,50 100 110 96 IPK >3,50 78 64 50 35 0 2011 2012 0 2013 0 2014 0 2015 Grafik E.2 Profil Lulusan Tahap profesi Berdasarkan IPK Periode 2011-2015 Tabel E.3. Profil Lulusan Berdasarkan IPK rata-rata Periode 2011-2015 IPK rata-rata Tahap Sarjana Tahun Akademik Sasaran IPK rata-rata Tahap Profesi Pencapaian Sasaran Pencapaian (1) (2) (2) (3) (3) 2011 2,50 2.77 3,00 3.58 2012 2,50 2.74 3,25 3.59 2013 2,50 2.83 3,50 3.69 2014 2,76 2.94 3,60 3.63 2015 2,76 2.97 3,75 3.66 4 3.8 3.69 3.6 3.58 3.59 3.63 3.6 3.75 3.66 3.5 IPK RATA RATA 3.4 3.25 3.2 3 2.8 Sasaran IPK rata rata tahap sarjana 3 2.83 2.77 2.6 2.5 2.6 2.5 2.5 2011 2012 2013 2.94 2.97 2.76 2.76 Pencapaian IPK rata rata tahap sarjana Sasaran IPK rata rata tahap profesi Pencapaian IPK rata rata tahap profesi 2.4 2.2 2 2014 2015 Grafik E.3 Profil Lulusan Berdasarkan IPK rata-rata tahap sarjana dan profesi Periode 2011-2015 d. Kepuasan Lulusan Kepuasan lulusan PS diketahui melalui tracer study dan kuesioner evaluasi proses pembelajaran di setiap modul. Kuesioner yang telah di isi direkap dan dijadikan bahan pertimbangan untuk evaluasi program pembelajaran maupun seluruh proses yang menunjang. Pada tiap akhir modul tahap akademik contohnya, peserta menyatakan kepuasan terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan. Selain kuantitatif, kuesioner juga disertai pertanyaan terbuka terkait apa yang paling dirasakan puas dan apa yang harus ditingkatkan lagi. Dari rekap hasil kuesioner kualitatif tersebut sangat bermanfaat dalam mengetahui apa saja yang harus dievluasi untuk proses kedepannya. E.18.Kepuasan pemanfaatan lulusan dan keberlanjutan penyerapan lulusan. Kepuasan pemanfaatan lulusan PS diketahui melaui tracer study. Keberlanjutan penyerapan lulusan masih sangat luas, mengingat rasio dokter dan penduduk masih kurang. Lulusan tidak hanya berasal dari ProvinsiLampung, namun juga dari beberapa Provinsi di sekitarnya, termasuk Sumatera Utara,Sumatera Barat, Aceh, Kalimantan, Jawa, Bali sampai Papua. Sehingga, setelah menyelesaikan studi, sebagian besar dari mereka kembali ke daerahnya masingmasing untuk kemudian bekerja dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat di daerahnya. Berbagai instansi yang memanfaatkan lulusan tetap secara kontinue menerima lulusan pada periode berikutnya. Hal ini menjadi kelebihan dalam hal menjamin lulusannya terserap ke dunia kerja, termasuk juga secara berkala mengevaluasi kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan dan dituntut oleh pihak pengguna lulusan. Selain itu Prodi ikut bergabung bersama Universitas membentuk Malahayati Carier Center sebagai wadah Lulusan dan/atau alumni. GB E3.Grafik Studi Pelacakan Alumni FK Unimal Tahun 2015 100 Persentase 80 60 40 20 0 Etika & Moral Sangat Baik Baik Cukup Kurang 0 83,33 16,67 0 Profesi onalis me 16,67 66,66 16,67 0 B.Ingg eris 0 58,33 41,67 0 Pengu asaan IT 0 66,67 33,33 0 Komun ikasi 0 66,67 33,33 0 Kerjas ma TIM 8,33 Penge mbang an0diri 75 16,67 0 66,67 33,33 0 Grafik E.4 Grafik Studi Pelacakan Alumni FK Unimal Tahun 2015 E.19. Produk program studi berupa model-model, karya inovatif, hak paten, hasil pengembangan prosedur kerja, produk fisik sebagai hasil penelitian. Prodi mengarahkan kepada tim UPPM agar skripsi yang sesuai dengan road map penelitian menghasilkan produk fisik jurnal sebagai hasil penelitian. Sampai periode ini Prodi sudah memiliki 2 jurnal nasional ber ISSN yang terbit 4 volume setiap tahun sejak tahun 2014. Selain itu rincian komponen ini sudah dijelaskan pada komponen mahasiswa dan lulusan. Deskripsi SWOT Komponen E : Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik Kekuatan (Strengths) : SE.1. Prodi telah memiliki dokumen kebijakan tentang pengembangan kurikulum yang lengkap(statuta, peraturan akademik, renstra) SE.2. Prodi telah memiliki dokumen pemutakhiran kurikulum program studi (SK Rektor, Buku panduan penyusunan kurikulum) SE.3. Kurikulum telah ditinjau setiap 5 tahun sekali (Peraturan Akademik, SK Rektor, Berita Acara, Buku Panduan LPMI). SE.4. Prodi telah memiliki Unit atau lembaga khusus yang berfungsi untuk memonev dan mengembangkan sistem serta mutu pembelajaran yang telah melaksanakan fungsinya dengan baik dan hasilnya dimanfaatkan oleh institusi (komisi Monev MEU). SE.5. Prodi telah menerapkan Student Center Learning (SCL) dalam proses pembelajaran (dokumentasi foto presentasi mhs & SK Rektor). SE.6.Prodi telah memiliki kebijakan yang dijadikan acuan untuk perencanaan dan pelaksanaan program tridarma yang diintegrasikan kegiatan penelitian dan PkM dengan proses pembelajaran (Renstra, Peraturan Akademik, RIP UPPM). SE.7. Prodi telah mengintegrasikan hasil penelitian dan pengabdian dalam proses pembelajaran (hasil penelitian yang di integrasikan dengan proses pembelajaran). SE.8. Prodi telah memiliki kebijakan yang mengatur kebebasan akademik (statuta, peraturan akademik) SE.9. Prodi telah memiki kebijakan tentang otonomi keilmuwan (statuta, peraturan akademik) SE.10. Prodi telah memiliki kebijakan tentang kebebasan mimbar akademik (statuta, peraturan akademik) SE.11. Prodi telah memiliki kebijakan dan strategi tentang sistem pengembangan suasana akademik (statuta) SE.12. Prodi telah memaksimalkan sumber daya yang ada untuk melaksanakan program suasana akademik yang terimplementasi dalam kegiatan tridarma (Dokumentasi) SE 13. Prodi telah melaksanakan OSCE lokal dan ujian blok serta progress test menggunakan CBT pada tahap pendidikan sebagai upaya dalam mencapai kompetensi mahasiswa dan dapat meningkatkan kelulusan UKMPPD pada akhir pendidikan. SE 14. Prodi telah melaksanakan bimbingan regular untuk persiapan UKMPPD bagi mahasiswa program profesi dan Bimbingan khusus bagi re-taker. SE 15. Prodi telah memiliki SDM yang berkualitas sebagai IBA yang rutin mengikuti Lokakarya AIPKI wilayah III (workshop development item bank administrator) Kelemahan (Weaknesses) : WE.1. Prodi belum semuanya memanfaatkan hasil Audit Internal Mutu Akademik (AIMA). WE.2. Prodi belum mampu menghasilkan model dan karya inovatif yang memperoleh HaKI sebagai bentuk produk kekayaan intelektual WE.2 Kelulusan UKMMPD masih dibawah 50% dan memiliki re-taker cukup banyak Peluang (Oppurtunities) : OE.1. Masyarakat membutuhkan SDM yang kompetensinya sesuai dengan lulusan OE.2. Banyaknya instansi pemerintah dan swasta yang membutuhkan mitra kerjasama dengan Prodi OE.3 AIPKI wilayah III secara rutin mengadakan WORKSHOP IBA Nasional untuk meningkatkan kemampuan dosen dalam menghasilkan soal-soal yang berkualitas OE. 4 terdapat dana untuk pelaksanaan bimbingan khusus re-taker dari DIKTI Sumber Informasi antara lain Peraturan UNIMAL tentang Norma Kemahasiswaan, Keamanan dan Ketertiban Kampus, Pedoman Pendidikan Kedokteran yang diselenggarakan oleh PTS, SK Mendikbut No. 0310/U/1994 tentang kurikulum yang berlaku secara Nasional Program Sarjana Ilmu Kesehatan.