unimal_profesi dokter_evaluasi diri_komponen e_revisi fasilitator

advertisement
E. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik.
E.1. Kesesuaian dengan visi, misi, tujuan dan sasaran.
Kurikulum di Program Studi Pendidikan Dokter telah sesuai dengan visi, misi dan tujuan Prodi.
Visi Prodi adalah membentuk lulusan dokter yang kompeten serta bermoral sesuai dengan SKDI
khususnya dibidang kedokteran komunitas, oleh karena itu Kurikulum di Prodi menggunakan Standar
Kompentensi Dokter Indonesia (SKDI) yang telah disahkan oleh KKI (Konsil Kedokteran Indonesia)
tahun 2012.Kurikulum inti terdiri atas 80% dari keseluruhan kurikulum ditetapkan berdasarkan SKDI
2012 dan 20% merupakan muatan lokal yang disesuaikan dengan visi misi prodi yaitu kedokteran
komunitas.
Kurikulum disusun untuk mencapai kompetensi sesuai SKDI yaitu Profesionalitas yang Luhur,
Mawas Diri dan Pengembangan Diri, Komunikasi Efektif, Pengelolaan Informasi, Landasan Ilmiah Ilmu
Kedokteran, Keterampilan Klinis dan Pengelolaan Masalah Kesehatan. Sesuai dengan misi Prodi
untuk mencapai berbagai kompetensi tersebut dilaksanakan melalui kegiatan pendidikan, penelitian
dan pengabdian masyarakat. Sedangkan untuk mewujudkan visi bermoral Prodi melaksanakan
program Universitas yatu kegiatan Program Pembinaan Agama Islam (PPAI) yang wajib diikuti oleh
mahasiswa, sesuai dengan SK Rektor No. 0195a.10.401.01.15
Kurikulum didesain sedemikian rupa menggunakan pendekatan SPICES (Student Center
Learning, Problem-Based Learning, Integrated Learning, Community-Based learning, Elective and
Systematic) sehingga mahasiswa tidak hanya belajar secara hospital based, namun juga community
based. Kegiatan penelitian dilaksanakan dalam beberapa tahap, mulai dari pembekalan ilmu tentang
metodelogi penelitian, pelaksanaan modul CRP (Community Research Program) hingga pada akhir
mahasiswa menyusun skripsi.Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan dalam setiap
modul mahasiswa ditugaskan turun ke masyarakat untuk melakukan penyuluhan, mengidentifikasi
masalah kesehatan di suatu wilayah berikut dengan penatalaksanaannya, sesuai dengan tingkat
keilmuan yang dimiliki. Dengan demikian kurikulum Prodi sudah sesuai dengan visi dan misi, yang
beorientasi pada kedokteran komunitas.
E.2.Relevansi dengan tuntutan dan kebutuhan stake holders.
Kurikulum telah mengacu pada kebutuhan masyarakat yang telah dilakukan analisis oleh KKI
dan tertuang dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia dan Standar Pendidikan Profesi Dokter
Indonesia yang telah disahkan oleh KKI, sehingga relevan dengan kebutuhan stake holders. Pada
saat proses penyusunan juga dilakukan analisis kebutuhan dengan mengundang perwakilan
masyarakat yang terdiri dari tenaga kesehatan, mahasiswa dan seluruh stake holders untuk
hadir/wawancara FGD sehingga didapatkan rumusan analisis kebutuhan dan dituangkan ke dalam
kurikulum.
E.3.Struktur dan isi kurikulum (keluasan, kedalaman, koherensi, penataan/ organisasi.
Struktur dan isi kurikulum yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam SKDI 2012
dan anaisis kebutuhan masyarakat disusun dan dilakukan milestone (tahapan) pembelajaran,
diantaranya:
Fase
I
II
Tema
First Semester
Program
Generic skill, Basic
Medical Science and
Bioethic
and
Humaniora
Program
(semester 1 tahun 1)
Clinical phase
System
based:
Pathology
and
disorders
(semester ke 2 tahun 1
sampai
dengan
semester 7).
●
●
●
●
●
●
●
III
Doctor in practice
●
(semester 8 sampai
dengan semester 10).
Tujuan
Memahami keterampilan dasar seperti keterampilan
komunikasi, IT, Bahasa Inggris, nilai-nilai etika, dan
ketrampilan sosial.
Memahami dasar-dasar ilmu biomedis, anatomi dan fisiologi
system tubuh, pemeriksaan fisik dasar.
Memahami dan mampu menerapakan etika dan dasardasar humaniora.
Memahami konsep dasar penyakit, pencegahan dan
penatalaksanaannya.
Mengintegrasikan berbagai ilmu pengetahuan dengan
ketrampilan klinik dalam memecahkan masalah-masalah
klinik.
Mampu mengidentifikasikan masalah kesehatan di
masyarakat, mencari solusi dan aplikasinya pada
masyarakat.
Mampu melakukan promotion, preventive dan education
terhadap masalah kesehatan baik di tingkat individu,
keluarga dan masyarakat.
Mampu melakukan promotion, preventive, curative dan
education terhadap masalah kesehatan baik di tingkat
individu, keluarga dan masyarakat.
a. Struktur kurikulum.
Kurikulum dibagi menjadi 2 tahap : Tahap pendidikan akademik dan tahap pendidikan
profesi dokter. Tahap pendidikan akademik dibagi menjadi dua tahap, First Semester Program
(FSP), yaitu berisi ketrampilan dasar yang harus dipunyai seorang mahasiswa kedokteran
(semester 1), dan clinical phase, blok yang disusun berdasarkan sistem mulai dari semester 2-7.
Untuk tahap pendidikan akademik, pada FSP terdiri dari beberapa blok (Generic Skill,
Biomedical Science, Bioethic Hummaniora Programme)
danmata kuliah dasar (Agama,
B.Indonesia, Kewarganegaraan, Pancasila dan IT). Bahasa Inggris diajarkan selama 6 semester
di Language Centre (LC), di luar blok yang sudah ada. Untuk Clinical phase setiap semester terdiri
dari 2 blok besar dan 1 blok kecil Untuk blok kecil lama tempuhnya adalah 4 minggu. Untuk blok
besar lama tempuhnya adalah 8 minggu. Untuk jelasnya susunan blok di program dokter adalah
sebagai berikut:
1. Semester satu: Generic skill, Biomedical Scince (BMS), dan Bioetik, Hukum Kedokteran dan
Perilaku.
2. Semester dua: Tumbuh Kembang, sistem Endokrin dan sistem Reproduksi.
3. Semester tiga: Sistem Muskuloskeletal, sistem dermatologi, sistem Respirasi.
4. Semester empat: Sistem Neurologi, sistem Behavior dan sistem Urogenital.
5. Semester lima: Hematologi Imunologi System, sistem Special Sense dan sistem
Cardiovascular.
6. Semester enam:Tropical Medicine, Geriatri, Community Research (CRP)
7. Semester tujuh: Sistem Tractus Gastrointestinal, Emergency, Community Health Oriented
Program (CHOP), Penyusunan Skripsi.
8. Selain itu terdapat Bahasa Inggris, yang diajarkan tidak dalam blok, melainkan diajarkan
kontinyu selama 3 tahun sampai mahasiswa bisa mendapat nilai TOEFL minimal 450.
Daftar Blok Kurikulum Berbasis Kompetensi
FK Malahayati
Semester
Semester
Semester
Semester
2
3
4
5
Hemato
Musculo
Tumb kemb
Neuro
ImmuneSkeletal
8 sks
8 sks
System
8 sks
8 sks
Semester 1
Gen-skill
4 sks
BMS
8 sks
Endokrin
4 sks
Skin &
integumen
4 sks
Behaviour
4 sks
Special
sense
organ
4 sks
BHP
3 sks
MKDU (Agama 2
sks, Pancasila 1
sks, B. Indonesia
1 sks,
Kewarganegaraan
1 sks, IT 2 sks)
22 sks
Rep
8 sks
Respirasi
8 sks
UG
8 sks
CV
8 sks
20 sks
20 sks
20 sks
20 sks
Semester
6
Semester
7
Tropical
medicine
8 sks
GIT
8 sks
Elective
Geriatri/
Kedokteran
olahraga/
kedokteran
keluarga/
kedokteran
kerja
4 sks
CRP
8 sks
B. Inggris
2 sks
22 sks
Trauma &
Emergency
4 sks
CHOP
6 sks
Skripsi
4 sks
22 sks
TOTAL 146
SKS
Tahap Pendidikan Dokter setiap satu semester terdiri dari 3-5 modul dan waktu pelaksanaan tiap
modul bervariasi antara 5-10 minggu. Pada tahap profesi dilaksanakan selama 3 semester terdiri dari 13
bagian kepaniteraan klinik sehingga total kegiatan klinik adalah 90 minggu.
No
Kode
Kepanite
raan
(1)
(2)
Jenis Kepaniteraan
(3)
Lama
Pelaksan
aan
( Minggu
Efektif )
(4)
Bobot
SKS
Kelengkapan
(5)
(6)
1
PPD272
2
PPD273
3
PPD274
4
PPD275
5
PPD277
6
PPD281
7
PPD284
Ilmu Anestesi
(Anesthesiologists)
Ilmu Bedah ( Surgery)
Ilmu Kebidanan dan Penyakit
Kandungan
(Obstetrics and Gynecology)
Ilmu Kodekteran Forensik dan
Medikolegal
(Forensics Medicine and
Medicolegal)
Ilmu Kesehatan Anak
(Pediatrics)
Ilmu Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala dan Leher
(Otorhinolaryngology)
Ilmu Penyakit Dalam ( Internal
Medicine)
Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin
(Dermatology and Venerology)
8
PPD286
9
PPD287
Ilmu Kesehatan Mata
Health Sciences)
10
PPD291
Ilmu Penyakit Syaraf
(Neurology)
11
PPD295
12
PPD296
13
PPD351
Ilmu Kesehatan Jiwa
Radiologi
(Eye
(Psiciatry)
(Radiology)
Ilmu Kesehatan Masyarakat
(Public Health)
Total
5
2
Log book,
modul dosen
10
4
Log book,
modul dosen
10
4
Log book,
modul dosen
5
2
Log book,
modul dosen
10
4
5
2
10
4
Log book,
modul dosen
Log book,
modul dosen
Log book,
modul dosen
Log book,
modul dosen
5
2
5
2
Log book,
modul dosen
5
2
Log book,
modul dosen
5
2
5
2
Log book,
modul dosen
Log book,
modul dosen
10
4
Log book,
modul dosen
90
36
b. Isi kurikulum.
Total keseluruhan kurikulum PS terdiri dari 80% berasal dari Standar Kompetensi Dokter dan
20% dari muatan lokal. Isi kurikulum meliputi prinsip-prinsip metode ilmiah, ilmu biomedik, ilmu
kedokteran klinik, ilmu humaniora, dan ilmu kedokteran komunitas yang disesuaikan dengan standar
kompetensi dokter. Pada tahap Pendidikan Dokter, isi kurikulum disusun menggunakan pendekatan
modul-modul dengan jumlah 13 modul dengan departemental based.Prodi menggunakan sistem
kredit semester (sks), maka perhitungan beban dari masing-masing modul juga dinyatakan dengan
sks. Masing-masing modul mempunyai durasi waktu sekitar 3-6 minggu dan tiap minggu setara
dengan satu sks. Penetapan bobot setiap modul tergantung dari besarnya lingkup pembahasan
pada modul yang bersangkutan. Materi kurikulum lokal berupa penambahan satu area kompetensi
yaitu Community Health Oriented Program (CHOP) dan Community Research Program (CRP) untuk
disiplin ilmu kedokteran yang merupakan salah satu implementasi visi dan misi baik dari universitas
maupun fakultas kedokteran sendiri. Selain di kedua blok khusus tersebut, materi tersebut juga
terintegrasi ke dalam modul-modul.
Pada tahap profesi dokter, kurikulum disusun berdasarkan bagian yang ada di klinik yang
berjumlah 13 bagian. Penetapan waktu penyelesaian belajar tiap bagian didasarkan pada
pencapaian kompetensi yang diharapkan pada standar kompetensi dokter. Durasi pelaksanaan
masing –masing bagian bervariasi antara 5-10 minggu dan tiap minggu setara dengan 1 sks.
Isi kurikulum selalu di-update dengan mengadakan evaluasi modul yang dilaksanakan tiap
semester sebelum modul berjalan (pelaksanaan brainstorming modul). Hasil evaluasi dipakai
sebagai dasar revisi modul. Tiap lima tahun evaluasi menyeluruh dilakukan untuk melihat
keseluruhan kurikulum, apakah Learning Objective (LO) yang sudah ditetapkan tercapai atau tidak.
Prodi telah melaksanakan evaluasi kurikulum menyeluruh 1x pada tahun 2015, sehingga beberapa
perubahan terjadi sesuai hasil evaluasi dan kebutuhan stakeholder.
E.4. Derajat integrasi materi pembelajaran (intra dan antar disiplin ilmu).
Kurikulum disusun dalam sistem modul yang dibuat berdasarkan system organ.Milestone
(pentahapan) proses pembelajaran dimulai dari tahap pendidikan akademik first semester,
mahasiswadiberikan dasar-dasar pengetahauan dan keterampilan untuk nantinya dintegrasikan dan
disesuaikan dengan clinical phase pada tahap selanjutnya. Tiap modul terdiri atas berbagai disiplin
ilmu dan memilikilearning outcome yang harus dicapai. Mahasiswa diharapkan dapat mengikuti urutan
mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks sesuai dengan taksonomi Bloom dan mampu
mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu tersebut sehingga dapat mencapai learning outcome.
Model kurikulum menggunakan kurikulum berbasis kompetensi dengan PBL sebagai metode
pembelajaran. Model ini mengharuskan integrasi disiplin ilmu dan pendekatan multidisiplin di dalam
penyampaian bahan ajar, sehingga mahasiswa berpikir secara holistik, bukan lagi departemental
based. Kurikulum dirancang berdasarkan pendekatan spiral dengan kompleksitas yang semakin
meningkat sesuai dengan meningkatnya tahun akademik. Pendekatan ini memungkinkan topik-topik
dapat diulang kembali pada tahun-tahun yang lebih tinggi, tetapi dengan kedalaman dan keluasan
yang semakin meningkat. Spiral tidak hanya diterapkan pada knowledge, tetapi juga pada ketrampilan
klinik.
Peta kurikulum memperlihatkan kontinuitas komponen pembelajaran selama masa studi.
Komponen-komponen tersebut, mulai dari tahun pertama sampai akhir rotasi klinik, terintegrasi dan
secara spiral bertambah dalam pada akhir masa pendidikan. Integrasi kedokteran klinis dan kesehatan
masyarakat dirancang sedemikian rupa sehingga penguasaan kesehatan masyarakat dapat
dikombinasikan dengan kompetensi klinik. Dengan demikian kompetensi klinik dapat dipelajari secara
mendalam sehingga dapat diterapkan pada praktek dokter umum atau pada kedokteran preventif di
masyarakat.
E.5.Kurikulum lokal yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat terdekat dan kepentingan internal
lembaga.
Materi kurikulum lokal FK Malahayati berupa modul komunitas yang terdiri dari Community
Health Oriented Program (CHOP) dan Community Research Program (CRP) yang merupakan salah
satu implementasi visi dan misi baik dari universitas maupun FK sendiri. Area kompetensi tersebut
dicapai dengan cara menyusun materi kuliah baik secara horisontal maupun vertikal, secara
terintegrasi maupun dalam blok tersendiri.
Beberapa kerjasama antara institusi dengan institusi lain dilakukan untuk mendukung segala
bentuk proses kegiatan belajar mengajar, termasuk salah satunya kerjasama (MOU) yang mendukung
visi misi kedokteran komunitas yaitu kerjasama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan, Dinas
Kesehatan, Puskesmas (tidak hanya di Bandarlampung, tapi juga di Binjai, Medan, Kisaran, dan
Ciamis) dan kerjasama dengan pihak perusahaan besar (Great Giant Pineapple Company,
PT.Indofood, Klinik Perusahaan Lematang). Hal ini memberikan manfaat tidak hanya untuk
mahasiswa melainkan masyarakat dan lembaga tempat mahasiswa melakukan proses kegiatan
tersebut.
E.6. Mata
kuliah
pilihan
yang
merujuk
pada
harapan/kebutuhan
mahasiswa
secara
individual/kelompok mahasiswa tertentu.
Dalam Kurikulum FK Unimal terdapat 23 blok. Satu blok diantaranya merupakan blok pilihan.
Blok pilihan itu adalah kedokteran olahraga, kedokteran keluarga, kedokteran kerja dan geriatri yang
terletak pada semester ke enam. Mahasiswa dipersilahkan mengambil salah satu blok yang paling
diminatinya. Hal ini dibuat dalam rangka
mengimplementasikan harapan/kebutuhan mahasiswa
secara individual/kelompok.
Mengapa blok ini dijadikan pilihan? Yang pertama karena kurikulum FK Unimal berbasis
kesehatan masyarakat.
Geriatri merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang sering
terlupakan. Di tahun 2015, diperkirakan jumlah lansia akan lebih banyak dari jumlah balita. Mengingat
hal ini maka blok geriatri menjadi salah satu alternatif blok pilihan.Blok yang menjadi pilihan lain adalah
kedokteran olahraga, kedokteran keluarga, dan kedokteran kerja.
kesehatan yang mengarah ke upaya promotif dan preventif.
Blok ini dipilih karena trend
E.7. Peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri: melanjutkan studi, mengembangkan
pribadi, memperoleh pengetahuan dan pemahaman materi khusus sesuai dengan bidang
studinya, mengembangkan keterampilan yang dapat dialihkan (transferable skills), terorientasi
ke arah karir, dan pemerolehan pekerjaan.
Metode pembelajaran dengan menggunakan PBL memberikan peluang kepada mahasiswa
untuk mengembangkan generic skill, karena kelas diselenggarakan dalam kelompok kecil dengan
menerapkan metode diskusi berdasarkan
masalah. Mahasiswa juga berlatih bagaimana
berkomunikasi dengan teman sebaya (Peer communication) dan bagaimana berkomunikasi dengan
dosen. Mereka belajar bagaimana saling menghargai pendapat teman yang lain. Dalam grup mereka
juga menentukan aturan sendiri dan hukuman apa yang akan diberikan kepada temannya yang
melanggar.
Dengan demikian mereka belajar bertanggung jawab atas apa yang telah mereka
sepakati, dan mereka belajar untuk lebih berdisiplin, karena sistem reward and punishment. Dalam
tutorial behaviour juga dinilai, sehingga mereka berlatih profesionalisme sebagai seorang dokter.
Skenario sebagai trigger masalah pembelajaran disesuaikan dengan masalah sesungguhnya
yang dihadapi oleh dokter. Dengan mengeksplorasi jawaban atas berbagai masalah dalam skenario
tersebut melalui kegiatan belajar mandiri maka mahasiswa dapat mengembangkan keilmuannya
sekaligus life long learning dan belajar mandiri, karena mereka diharuskan mencari bahan-bahan
pembelajaran sendiri, berdasarkan masalah yang mereka tangani.
Pembelajaran ketrampilan klinik dimulai sejak semester 1 dapat memberikan gambaran peran
yang dilakukan dokter dalam menangani pasien. Pada semester awal diberikan skill lab dasar
misalnya bagaimana cara berkomunikasi dengan pasien, menyampaikan berita buruk, penggunaan
IT secara efektif dan lain-lain. Keterampilan klinis dibuat bertingkat, makin lama makin kompleks.
Pemberian feedback dan ketrampilan melakukan self assessment dan peer assessment
memungkinkan mahasiswa untuk meningkatkan kualitas keilmuan dan ketrampilan klinik agar menjadi
dokter yang berkualitas.
Selain modul elektif, mahasiswa juga diwajibkan menulis karya ilmiah melalui penelitian.
Selama mempelajari seluruh blok, mahasiswa bisa memilih topik yang mereka minati yang dapat
membantu mereka memahami materi khusus sesuai dengan bidang studi yang diminatinya, sehingga
dapat membantu mahasiswa memilih karir, misalnya sebagai dokter, tenaga pendidik atau peneliti.
Pada tahap profesi, dengan pengalaman stase di berbagai bagian klinik, diharapkan mahasiswa bisa
memikirkan lanjutan pendidikan apa yang kelak mereka inginkan. Peluang mahasiswa untuk
melanjutkan studi baik S2 maupun spesialis juga sangat besar, karena banyak fakultas kedokteran
lain yang menawarkan program studi S2 dan spesialis yang relevan. Di samping itu, peluang karier
masih terbuka lebar karena kebutuhan tenaga dokter masih cukup banyak.
E.8. Misi pembelajaran.
a. Pengembangan/pelatihan kompetensi yang diharapkan.
Sesuai dengan misinya, Prodi Pendidikan Dokter FK UNIMAL menerapkan strategi
pembelajaran yang terbaik bagi mahasiswa. Dari berbagai sumber, telah diketahui bahwa pada
dekade terakhir ini, beberapa konsep didaktis dan strategi pembelajaran yang inovatif telah
dikembangkan sejalan dengan pemahaman terbaru akan “bagaimana mahasiswa belajar” (How
students learn).
Dari beberapa konsep tersebut FK UNIMAL memilih PBL untuk diterapkan
sebagai salah satu strategi pembelajaran.
PBL mendorong mahasiswa untuk menerapkan self-directed learning yang mengharuskan
mahasiswa menggunakan kontrol atas beberapa aspek keputusan pendidikan. Mahasiswa
memiliki kebebasan lebih untuk menjadwalkan aktivitas belajar, memilih sumber belajar,
menggunakan fasilitas belajar berdasarkan kebutuhannya. Selama pembelajaran mandiri, masingmasing mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain dalam menentukan kebutuhan
belajarnya, merumuskan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber daya manusia dan material untuk
belajar, memilih dan mengimplementasikan strategi belajar dan mengevaluasi hasil belajar.
Selain itu mahasiswa juga diajarkan berbagai keterampilan klinis. Keterampilan klinis
diajarkan mulai dari keterampilan yang paling mudah, seperti bagaimana berkomunikasi dengan
pasien sampai keterampilan yang lebih kompleks seperti resusitasi jantung paru. Dengan demikian
lulusan FK UNIMAL diharapkan mempunyai kompetensi yang baik, sehingga mampu bersaing
dengan lulusan FK lain.
b. Efisiensi Ekternal dan Internal.
Proses pembelajaran prodi kedokteran yang diselenggarakan dilakukan secara efisien.
Efisiensi internal dilakukan melalui mekanisme resource sharing dosen tetap Unmal. Seorang
dosen yang memiliki kompetensi dapat mengajar di lebih dari satu PS.Efisiensi eksternal
dilakukan antara lain dengan membatasi jumlah dosen tidak tetap yang dilibatkan dalam
pembelajaran. Hal ini tentunya sejalan dengan efisiensi internal sebagaimana telah diuraikan di
atas. Selain itu adanya kuliah oleh nara sumber atau tenaga ahli dari luar Unmal, dapat
dimanfaatkan sharing beberapa PS yang memiliki kesamaan fokus tema yang diselenggarakan.
Seluruh kegiatan tutorial dan pembelajaran keterampilan klinik (skill lab) yang dijadwalkan
dapat terlaksana, karena meskipun tutor/instruktur yang dijadwalkan tidak dapat hadir, kelas tetap
ditangani oleh tutor/instruktur pengganti atau personal tim modul. Kuliah pakar yang terjadwal juga
dilaksanakan, meskipun kadang harus menggeser hari, sehingga tidak ada jadwal kuliah pakar
yang kosong.
E.9. Mengajar.
a. Kesesuaian strategi dan metode dengan tujuan.
Strategi dan metode pembelajaran disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai yang
disusun dalam modul. Sebagai contoh, untuk dan mempelajari konsep dan teori secara mandiri,
metode yang dipergunakan adalah tutorial (small group discussion/ SGD), yang merupakan kegiatan
utama dalam PBL. Pada diskusi kelompok tersebut, mahasiswa mempelajari konsep dan teori
secara mandiri, dengan dipicu oleh skenario dan di bawah bimbingan tutor. Pada KBK, kuliah
diselenggarakan bukan untuk transfer semua pengetahuan, melainkan untuk memberi gambaran
kepada mahasiswa bahan apa yang akan mereka pelajari selama berada di blok tersebut. Selain itu
memaparkan mahasiswa pada struktur ilmu pengetahuan, dan meng-update mahasiswa kepada
hasil-hasil riset mutakhir. Oleh karena itu, jumlah kuliah tidak sebanyak kurikulum konvensional.
Untuk kedalaman materi mereka mencari sendiri melalui Self directed Learning (SDL). Untuk
menguasai keterampilan klinik, metode pembelajaran yang dipergunakan adalah praktek
keterampilan klinik atau skill lab, yang dibangun di sekitar tema modul. Ketrampilan lain seperti
keterampilan komunikasi, keterampilan kepemimpinan, kerja kelompok, survey, juga tidak hanya
diajarkan melalui kuliah, namun diajarkan melalui kegiatan skill lab yang dikembangkan sesuai
dengan tema modul. Mahasiswa diajar dengan metode praktik di laboratorium dasar untuk
mempelajari dan menggali konsep secara inquiry.
Mahasiswa dalam setiap blok melakukan field trip, berupa home visit, home care sesuai
dengan blok yang sedang mereka jalani. Contohnya pada blok tumbuh kembang mereka diberi tugas
untuk mencari anak yang menderita gangguan gizi kurang atau gizi buruk. Mereka diajarkan untuk
mengintervensi masalah kesehatan yang mungkin timbul, di bawah supervisi. Di blok respirasi
mereka mencari pasien TBC untuk memantau gejala-gejala dan perkembangan yang terjadi. Melalui
metode-metode tersebut kegiatan pembelajaran lebih bersifat student centered dan community
based.
Kesesuaian tujuan dan metode pembelajaran telah dirancang dalam satuan acara
pembelajaran (SAP) dan dilaksanakan sesuai rencana.
b. Kesesuaian materi pembelajaran dengan tujuan mata kuliah.
Pada awal tahun ajaran, MEU, tim blok dan bagian berkumpul untuk menyusun (modul)
SAP yang berisi kompetensi, kompetensi dasar yang harus dikuasai, tujuan pembelajaran, pokok
bahasan, materi, metode pembelajaran yang akan diterapkan, evaluasi yang akan digunakan untuk
mengukur ketercapaian kompetensi sesuai indikator dan sumber belajar yang dapat dipergunakan.
Tujuan pembelajaran modul disusun dengan mem-breakdownlearning outcome dari Standar
Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI), kemudian dipilih materi dari SKDI yang sesuai untuk mencapai
tujuan pembelajaran tersebut dan ditetapkan metode pembelajaran yang sesuai untuk memastikan
materi tersebut dapat dipelajari dan memastikan tujuan pembelajaran dapat dicapai. Dengan
mekanisme ini, dipastikan bahwa learning outcome dan materi serta keterampilan yang disusun
dalam SKDI dapat diajarkan dan dipastikan bahwa materi dan tujuan pembelajaran akan sesuai.
Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan materi yang harus disampaikan tersebut tertuang dalam
SAP modul dan kurikulum mikro ini selalu ditinjau setiap tahun untuk perbaikan.
c. Efisiensi dan produktivitas.
Kegiatan tutorial dan keterampilan klinik dilaksanakan dalam kelompok kecil terdiri dari 12 –
15 mahasiswa, yang difasilitasi oleh seorang dosen. Melalui metode tersebut, diperlukan banyak
ruang kecil serta staf pengajar yang harus terlibat. Keuntungan dari penerapan metode ini adalah
semua mahasiswa mempunyai kesempatan untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar, sehingga
mahasiswa dituntut untuk bertanggungjawab pada kegiatan belajarnya.
Pada proses belajar mahasiswa dimotivasi untuk belajar mandiri, melalui PBL. Disediakan waktu
khusus SDL (Self Directed Learning). Metoda pembelajaran berpusat kepada mahasiswa (Student
centered) dan bukan lagi berpusat pada dosen. Selain itu setiap mahasiswa mempunyai dosen PA
yang bukan hanya mengarahkan mahasiswa memilih blok apa saja yang harus diambil, melainkan
juga memberi bimbingan pelajaran yang belum dikuasai mahasiswa. Setiap tahun dipilih dosen
terbaik dan diberi penghargaan.
d. Struktur dan rentang kegiatan mengajar.
Metoda pembelajaran pada kurikulum berbasis kompetensi adalah sebagai berikut :
1) Kuliah pakar.
2) Pleno.
3) Small Group Discussion (tutorial).
4) Praktikum laboratorium.
5) Praktikum keterampilan klinik (skill Lab).
6) Belajar mandiri.
7) Rotasi klinik di rumah sakit dan unit kesehatan masyarakat.
e. Penggunaan teknologi informasi.
Mahasiswa diberikan mata kuliah IT pada semester satu yang bertujuan untuk menunjang
dan membantu mahasiswa dalam proses belajar. Modul Generic skill berisi Keterampilan Belajar
dan Berfikir kritis mahasiswa juga diajarkan untuk mencari sumber belajar online dan cara
menyimpan hasil belajar. Modul CRP berisi tentang Metodologi Penelitian dan mengajarkan
mahasiswa menggunakan program statistik dengan SPSS, menggunakan teknologi informasi untuk
melakukan EBM, mencari publikasi penelitian dari jurnal-jurnal online yang layak rujuk. Di samping
itu, seluruh kegiatan belajar mandiri menuntut mahasiswa mencari sumber belajar melalui internet.
Oleh karena itu, PS menyediakan
sumber belajar yang memadai dan akses internet bagi
mahasiswa. Jaringan internet dan intranet telah digunakan untuk upload materi pembelajaran di
website fk.malahayati.ac.id yang dapat didownload oleh mahasiswa kapanpun. Ruang kelas, ruang
tutorial dan ruang skill seluruhnya dilengkapi dengan multimedia komputer. Cyber learning
merupakan e-learning yang tersedia di Malahayati yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh mahasiswa
Malahayati termasuk mahasiswa PS.
E.10. Belajar.
a. Keterlibatan mahasiswa.
Keterlibatan mahasiswa dalam tatap muka perkuliahan disyaratkan minimal 80%. Hal ini
menjadi syarat minimal bagi mahasiswa untuk dapat mengikuti ujian akhir semester. Hasil evaluasi
menunjukkan bahwa tingkat kehadiran mahasiswa lebih dari 80%. Saat proses pembelajaran
terjadi interaksi antara dosen dan mahasiswa. Mahasiswa aktif bertanya pada dosen, dan dosen
selalu membuka diri menerima berbagai pertanyaan dari mahasiswa
PBL mendorong mahasiswa untuk menerapkan self-directed learning. Konsep ini sangat
penting untuk diterapkan di dunia pendidikan kedokteran karena perkembangan ilmu kedokteran
yang sangat pesat yang tidak memungkinkan bagi siswa untuk menggantungkan diri pada dosen
saja sebagai sumber informasi keilmuan. Ilmu kedokteran diperkirakan berkembang dua kali lipat
setiap lima tahun. Apa yang diajarkan di FK saat ini mungkin sudah tidak relevan lagi beberapa tahun
yang akan datang. Selain itu, kompleksitas permasalahan yang dihadapi dalam bidang kedokteran
membutuhkan tidak hanya kemampuan menghafal faktual knowledge, akan tetapi sangat
membutuhkan kemampuan analisis dan problem solving. Belajar mandiri sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan kemampuan menganalisis dan menyelesaikan masalah dan membiasakan untuk
belajar sepanjang hayat. Pertimbangan inilah yang mendorong PS untuk menerapkan self directed
learning yang mengharuskan mahasiswa memiliki kontrol atas proses belajarnya sendiri dan
didorong untuk menyusun rencana pembelajaran sendiri. Pola tersebut akan mempersiapkan dan
membiasakan mahasiswa untuk melakukan belajar sepanjang hayat.
Menurut perspektif proses pembelajaran, self directed learning, mengharuskan mahasiswa
dapat menentukan tujuan pembelajaran, menentukan tujuan pembelajaran menjadi sasaran belajar
yang spesifik dan menentukan standar keberhasilan pembelajarannya. Dengan kata lain, self
directed learning adalah proses seseorang untuk mengambil inisiatif dalam mendiagnosa kebutuhan
belajar, menentukan tujuan, mengidentifikasi sumber belajar dan menentukan strategi belajar yang
tepat baginya, serta mengevaluasi hasil belajarnya. Self directed learning memberikan kebebasan
mahasiswa untuk menjadwalkan aktivitas belajar berdasarkan kebutuhannya. Selama pembelajaran
mandiri, masing-masing mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain dalam menetukan
kebutuhan belajarnya, merumuskan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber daya manusia dan
material untuk belajar, memilih dan mengimplementasikan strategi belajar yang tetap dan
mengevaluasi hasil belajar.
b. Bimbingan Skripsi.
PS mewajibkan kepada seluruh mahasiswanya untuk membuat Skripsi sebagai prasyarat
untuk lulus jenjang pre klinik dan melanjutkan ke jenjang klinik. Dalam menyusun Skripsi tiap
mahasiswa medapatkan buku petunjuk penulisan Skripsi dan buku bimbingan yang harus diisi dan
ditandatangani pembimbing setiap melakukan bimbingan dan juga ditandatangani oleh reviewer dan
penguji setelah melaksanakan review dan ujian. Tiap mahasiswa akan dibimbing oleh dua dosen,
satu sebagai pembimbing materi dan satu sebagai pembimbing metodologi penelitian untuk kegiatan
penelitian dalam rangka menghasilkan Skripsi tersebut. Rata-rata jumlah pertemuan minimal
sebanyak 12 kali untuk masing-masing pembimbing, 6 kali penyusunan proposal dan 6 kali
penyusunan laporan penelitian, yang dapat dipantau dari tanda tangan pembimbing dalam buku
bimbingan. Rasio perbandingan dosen pembimbing materi dan mahasiswa adalah 1:10, sedangkan
dosen pembimbing metodologi tidak ada pembatasan jumlah mahasiswa yang dibimbing. Kualifikasi
dosen pembimbing Skripsi adalah sebagai berikut: untuk pembimbing materi, semua dosen dapat
menjadi pembimbing sesuai dengan bidang keahliannya, sedangkan untuk pembimbing metodologi
penelitian adalah dosen dengan jenjang pendidikan S2. Pada saat pendaftaran Skripsi dilakukan
kontrak pembelajaran yaitu mahasiswa diwajibkan untuk menandatangani perjanjian penyelesaian
Skripsi kurang dari 1 semester. Hal ini dilakukan agar mahasiswa dapat menyelesaikan Skripsi lebih
cepat.
Bimbingan skripsi/tesis diberikan oleh setiap dosen pembimbing yang ditunjuk berdasarkan
SK Dekan sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Bimbingan diberikan mulai dari
pengusulan judul skripsi/tesis, penyusunan proposal, sampai dengan penyusunan laporan akhir
skripsi/tesis, yang membutuhkan waktu 3-6 bulan dan dapat diperpanjang 6 bulan kedepan. Setiap
kali pertemuan bimbingan, didokumentasikan dalam kartu bimbingan skripsi/tesis. Mahasiswa
diperkenankan melakukan seminar proposal apabila telah memenuhi syarat minimal telah 6 kali
bimbingan dan telah mendapat persetujuan dari kedua pembimbing serta telah menjadi oponen
minimal 3 kali. Sedangkan untuk melaksanakan ujian akhir setelah melalui proses bimbingan
minimal 6 kali dan telah mendapatkan persetujuan dari kedua dosen pembimbing. Seluruh kegiatan
ini dilakukan berdasarkan buku Panduan Penulisan Skripsi/tesis yang dikeluarkan oleh universitas
dan fakultas.
c. Peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan :
Kurikulum dan metode pembelajaran yang diterapkan di PS memberi peluang untuk
pengembangan kemampuan-kemampuan sebagai berikut :
1) pengetahuan dan pemahaman materi khusus sesuai bidangnya.
2) keterampilan umum dan yang dapat dialihkan (generictransferable skill).
3) pemahaman dan pemanfaatan kemampuannya sendiri.
4) kemampuan belajar mandiri.
5) nilai, motivasi dan sikap professional.
Program studi menyediakan beberapa mata kuliah pilihan dalam rangka memberikan
peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman materi khusus
sesuai dengan bidang dan minatnya. Prodi juga memberikan keleluasaan bagi mahasiswa dalam
melakukan penelitian skripsi/tesis
sesuai dengan bidang dan minatnya
dalam
rangka
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman materi tertentu. Dimana sesuai kebijakan,
penunjukan dosen pembimbing skripsi/tesis harus disesuaikan antara topik skripsi/tesis dengan
bidang keahlian dosen pembimbingnya. Kebijakan lainnya adalah dengan dilibatkannya mahasiswa
dalam penelitian dosen, serta pusat-pusat kajian di setiap fakultas
E.11. Penilaian kemajuan dan keberhasilan belajar.
a. Peraturan mengenai penilaian kemajuan dan penyelesaian studi mahasiswa.
PS membuat peraturan mengenai penilaian kemajuan dan penyelesaian studi mahasiswa
dan telah disosialisasikan kepada seluruh sivitas akademika dan juga dicetak dalam bentuk buku
panduan akademik yang dibagikan ke seluruh mahasiswa. Penjelasan mengenai sistem penilaian
tiap-tiap modul juga disampaikan dalam buku modul, sehingga dapat diketahui oleh dosen dan
mahasiswa. Penjelasan juga disampaikan pada setiap kuliah pendahuluan modul.
b. Strategi dan metode penilaian kemajuan dan keberhasilan mahasiswa.
Secara garis besar, sistem evaluasi untuk Program Studi adalah sebagai berikut :
●
Evaluasi knowledge
Untuk menilai komponen kognitif (pengetahuan) dilakukan melalui penilaian harian pada
tutorial, penilaian pada aktivitas praktikum, ujian tulis tengah modul dan ujian akhir modul.
Materi ujian disesuaikan dengan cetak biru sasaran belajar modul (blue print assessment).
Sedangkan materi soal dibuat oleh dosen pemberi kuliah, tutor, materi praktikum dan materi
praktikum skills lab. Bentuk ujian tulis umumnya berupa MCQ dengan menggunakan vignette
dan stem.
●
Evaluasi ketrampilan/skill.
Evaluasi keterampilan/skill menilai komponen keterampilan (skills) yang diperoleh dari
penilaian aktivitas di keterampilan klinik (skill lab) dan ujian skill yang dilakukan dengan OSCE
(Objective Structured Clinical Examination) di setiap akhir semester. Pada tahun ke empat
diselenggarakan OSCE komprehensif sebagai syarat melanjutkan kepada kepaniteraan klinik.
●
Penilaian professional behavior.
Komponen ini terutama dinilai dalam proses tutorial serta dalam setting pembelajaran lain
selain tutorial. Tutor mengamati perilaku mahasiswa secara berkesinambungan dalam satu
modul dan penilaian ditulis dalam buku konseling. Penilaian dilakukan satu kali dalam setiap
modul pada minggu terakhir modul setelah tutor mengikuti keaktifan mahasiswa dalam setiap
pembelajaran. Bila dalam pengamatan ditemukan bahwa perilaku professional (professional
behavior) mahasiswa tidak baik, maka mahasiswa akan ditangani oleh tutor. Jika belum ada
perbaikan, maka akan dirujuk kepada unit konseling untuk mendapatkan pengarahan dan
bimbingan-bimbingan yang diperlukan. Mekanisme rujukan mahasiswa adalah: tutor
menyerahkan buku bimbingan konseling langsung kepada tim bimbingan konseling, kemudian
mahasiswa dipanggil untuk mengahadap tim konseling.
Panduan Penilaian ditentukan dan tercantum pada masing-masing modul seluruh blok meliputi
penilaian dari ranah :
-
Kognitif melalui ujian tulis (MCQ Tengah Blok dan MCQ Akhir Blok)
-
Afektif melalui penilaian mahasiswa pada hampir seluruh proses pembelajaran. Pada kegiatan
skill lab terdapat poin penilaian keramahan, komunikasi-edukasi, pada tutorial terdapat poin
penilaian sopan santun, dominasi
-
Psikomotor melalui penilaian mahasiswa pada saat kegiatan skill lab, ujian praktikum
Standar Penilaian :
-
Tutorial 20%
-
Praktikum 10%
-
Skill lab 20%
-
Ujian akhir 50% yang terdiri dari
MCQ 1 (tengah blok) 50% ; MCQ 2 (akhir blok ) 50%
Mahasiswa dikatakan lulus dengan nilai minimal C, sedangkan untuk dapat mengikuti ujian
remediasi mahasiswa yg mendapatkan nilai B
●
Penilaian kuliah non modul.
Penilaian kuliah non modul secara umum terdiri dari nilai tugas, ujian tengah dan akhir
semester dengan sistem penilaian sebagai berikut:
Penilaian skor akhir:
● Mata kuliah Agama, B. Indonesia, Pancasila, Kewarganegaran, Bahasa Inggris dan IT
terdiri dari :
Nilai total mid semester (50%) + nilai total akhir semester (50%)
Ketentuan kelulusan kuliah non modul, NBL masing-masing mata kuliah non modul ditentukan
oleh masing-masing penyelenggara kuliah. Nilai tidak tidak lulus adalah nilai di bawah NBL
dengan peringkat E, dan D. Nilai lulus adalah nilai di atas NBL dengan peringkat C, B dan A.
●
Penetapan Standard Setting Penilaian
Dalam KBK standar penilaian didasarkan pada Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau
Penilaian Acuan Baku (PAB) atau criterion-reference test. Sistem penilaian PAP digunakan
untuk menilai kemampuan mahasiswa secara mutlak (absolute) terhadap suatu patokan.
Standard setting PAP yang dipergunakan adalah metode kompromi, yakni metode
judgement borderline, yang paling umum dipakai untuk menentukan standar yang
mengkompromikan antara keputusan ahli (dosen) yang dilakukan sejak sebelum pengajaran
dimulai dengan nilai yang diperoleh mahasiswa setelah pelaksanaan penilaian/ujian.
Penggunaan metode ini menyebabkan penilaian batas lulus atau tingkat penguasaan minimum
masing-masing modul akan berbeda. Mekanisme pelaksanaan standard setting tersebut
adalah sebagai berikut tim modul dan dosen di bagian yang terlibat memutuskan nilai batas
atas
dan
nilai
batas
bawah
yang
mungkin
diperoleh
oleh
mahasiswa
dengan
mempertimbangkan seluruh kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada modul tersebut.
Selanjutnya rerata nilai batas atas dan rerata nilai batas bawah dari dosen tersebut digunakan
sebagai standar. Kemudian nilai mahasiswa diurutkan dari nilai terendah sampai nilai tertinggi.
Nilai yang berada pada standar atas dan bawah yang ditetapkan dosen tersebut diambil
kemudian dicari titik tengahnya. Titik tengah itulah yang selanjutnya ditetapkan sebagai nilai
batas lulus (NBL). Mahasiswa yang memiliki nilai di bawah NBL dinyatakan lulus dan yang
berada di atas NBL dinyatakan lulus. Lulus merupakan pernyataan bahwa siswa telah
mencapai nilai standar minimal suatu kompetensi (pengetahuan, keterampilan, sikap) selama
proses pembelajaran berlangsung, sedangkan tidak lulus merupakan pernyatakan bahwa
siswa belum mencapai nilai standar minimal suatu kompetensi (pengetahuan, keterampilan,
sikap).
Penilaian kemajuan dan keberhasilan mahasiswa dilakukan secara berkala dengan
standar penilaian mutu yang telah baku.Penilaian hasil belajar diselenggarakan melalui ujian
tengah semester, ujian akhir, ujian praktikum, dan ujian PKL.Nilai akhir setiap mata kuliah
ditentukan berdasarkan komponen–komponen (terintegrasi) sebagai berikut :
Tabel E.11.1 Komponen penilaian mata kuliah
●
No
Rentang nilai
Huruf
Mutu
1
> 7,6
A
4
2
6,6-7,5
B
3
3
5,6-6,5
C
2
4
4,5-5,5
D
1
Ujian Perbaikan Nilai dan Remediasi.
PS menyelenggarakan ujian remidiasi untuk memberikan kesempatan kepada
mahasiswa memperbaiki nilai modul. Remidi dilakukan
karena modul yang diajarkan di
semester ganjil dan semester genap berbeda. Melalui sistem remidi mahasiswa dapat
memperbaiki nilai modul tanpa harus menunggu ulang modul. Program remediasi
diselenggarakan tiap akhir semester akademik dengan kegiatan yang ekivalen dengan
kegiatan modul dengan ketentuan sebagai berikut :
1)
Mahasiswa yang telah mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran modul yang akan di remidi
berhak mengikuti remidial. Nilai modul yang diperoleh adalah D, C.
2)
Tiap penyelenggaraan program remedial mahasiswa hanya diperbolehkan mengambil
maksimal 4 modul.
3)
Kriteria kelulusan program remedial sama dengan kriteria kelulusan modul dengan nilai
maksimal nilai B.
4)
Mahasiswa hanya boleh mengikuti program remediasi sebanyak 2 kali pada modul yang
sama.
5)
Mahasiswa dengan nilai modul D, dan C apabila dinyatakan tidak lulus remedisi 2 kali pada
modul yang sama, maka dinyatakan gugur modul dan harus mengulang proses.
Mahasiswa tersebut tidak diprbolehkan lagi mengikuti program remediasi pada modul yang
sama dan diharuskan mengulang modul pada saat modul yang bersangkutan
diselenggarakan.
●
Evaluasi Berkala
1)
Setiap semester
Bertujuan untuk mengidentifikasi kekurangan mahasiswa dalam proses belajar selama
satu semester, selanjutnya dilakukan pendampingan (perwalian) untuk merencanakan
proses belajar di semester berikutnya supaya kegiatan belajarnya lebih terencana dan
terstruktur.
2)
Evaluasi belajar mahasiswa 2 (dua) tahun pertama
Bertujuan untuk menentukan apakah mahasiswa tersebut bisa mengambil modul di tahun
berikutnya (tahun ketiga) atau tidak dengan ketentuan sebagai berikut:
▪
Mahasiswa dapat mengambil modul pada tahun ketiga jika telah lulus minimal 9 modul
▪
Mahasiswa yang lulus kurang dari 9 modul, pada tahun ketiga hanya boleh
mengulang/mengambil modul yang belum lulus dengan nilai E, tidak boleh mengambil
modul tahun berikutnya.
▪
Bagi mahasiswa yang lulus kurang dari 9 modul dan nilai modul yang tidak lulus tersebut
adalah D, CD dan C, maka diperkenankan untuk mengambil modul tahun berikutnya,
dengan diperbaiki nilai modul yang tidak lulus tersebut melalui kegiatan remediasi
3)
Evaluasi hasil belajar akhir “batas waktu jenjang masa studi/Drop Out (DO)”
Mahasiswa yang mengalami permasalahan studi akan mendapatkan :
▪
Peringatan pertama yang akan diberikan pada akhir semester keempat (berdasarkan
hasil evaluasi tahun kedua). Mahasiswa selanjutnya dikirim ke Unit Bimbingan
Konseling untuk mendapatkan bimbingan.
▪
Peringatan kedua yang diberikan pada akhir semester ke tujuh (berdasarkan hasil
evaluasi belajar semester tujuh). Mahasiswa selanjutnya dikirim ke Unit Bimbingan
Konseling untuk mendapatkan bimbingan.
▪
Peringatan ketiga yang akan diberikan pada akhir semester kedua belas, dan
mahasiswa disarankan untuk pindah ke fakultas/jurusan lain.
▪
Apabila syarat-syarat kelulusan sarjana tidak terpenuhi, pada akhir semester keempat
belas, mahasiswa dianggap tidak mampu dan diharuskan mengundurkan diri dari
Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.
▪
Sebagai catatan: Cuti akademik dengan ijin Dekan tidak diperhitungkan sebagai tahun
akademik aktif, sedangkan cuti akademik tanpa ijin tetap diperhitungkan sebagai masa
studi aktif.
c. Penentuan yudisium (pernyataan kualitatif dari hasil belajar seorang mahasiswa pada akhir
jenjang pendidikan).
Pada akhir jenjang preklinik (3,5 tahun pertama ) atau setelah semua proses pendidikan
dijalani PS melakukan evaluasi untuk menentukan apakah mahasiswa bisa melanjutkan jenjang
pendidikannya ke tingkat profesi. Komponen untuk bahan evaluasi tersebut sebagai berikut.
Mahasiswa memperoleh gelar (S.Ked), bila :
1)
IPK ≥ 2,75 tanpa ada nilai E.
2)
Telah lulus ujian OSCE Lokal
3)
Hasil penilaian professional behavior tidak ditemukan catatan insufficient.
Jenjang studi Strata 1 (S1) program pendidikan sarjana harus diselesaikan oleh mahasiswa
dalam waktu selama-lamanya 14 semester. Cuti akademik dengan ijin Dekan tidak diperhitungkan
sebagai masa studi, sedangkan apabila mahasiswa non aktif tanpa keterangan maka periode non
aktif tersebut tetap diperhitungkan sebagai masa studi. Pada waktu akhir batas studi dilakukan
evaluasi. Apabila ternyata syarat-syarat tidak dipenuhi, mahasiwa dianggap tidak mampu dan
dinyatakan mengundurkan diri dari PS.
Ketentuan predikat kelulusan telah di atur dalam Peraturan Akademik Unmal Nomor:
2650.10.414.09.16, pasal 11, dinyatakan bahwa Yudisium hasil belajar mahasiswa dinyatakan
sebagai berikut: Memuaskan (IPK 2,76 – 3,00), Sangat memuaskan (IPK 3,01–3,50),Dengan pujian
(IPK >3,51).
OSCE lokal dilakukan sebagai bagian dari asessment juga menjadi kebutuhan mahasiswa
dalam rangka mempersiapkan mahasiswa menghadapi OSCE Nasional UKMPPD. Selain itu ujian
blok dan kegitan progress test yang dilakukan tiap semester menggunakan MCQ dengan Computer
Based Test (CBT) yang telah mengadopsi jenis soal bentuk vignette yang juga untuk memaparkan
kepada mahasiswa dan mengenal tipe soal yang sering digunakan pada saat CBT UKMPPD.
Penetapan kelulusan OSCE dan CBT pada tahap S.Ked menjadi salah satu upaya dalam
meningkatkan kemampuan mahasiswa dan dapat meningkatkan kelulusan UKMPPD pada akhir
pendidikan.
d. Penelaahan mengenai kepuasan mahasiswa.
Mahasiswa diberi kesempatan untuk mengutarakan kepuasan maupun ketidakpuasan
mereka tentang proses belajar misalnya dengan cara mengisi kuesioner evauasi kegiatan
pembelajaran yang disusun oleh MEU maupun evaluasi terhadap tutor dan instruktur. Secara pribadi
atau perwakilan dapat menyampaikan pendapat atau keluhan mereka ke pengurus atau pengelola
program studi melalui kegiatan audiensi.
Penelahaan
mengenai
kepuasan
mahasiswa
dilakukan
dengan
membagikan
angket/kuesioner. Penilaian kepuasan mahasiswa meliputi kepuasan terhadap kinerja dosen,
pelayanan administrasi akademik, fasilitas, dan perpustakaan. Distribusi angket/kuesioner diberikan
pada minggu terakhir perkuliahan setiap semesternya oleh masing-masing program studi. Hasil dari
survei kepuasan selanjutnya dilaporkan ke Dekan,LPMI universitas dan Rektor. Hasil survei tersebut
pada umumnya mahasiswa merasa puas atas kinerja dosen, pelayanan administrasi akademik,
fasilitas, dan perpustakaan.
E.12. Sarana yang tersedia untuk memelihara interaksi dosen – mahasiswa, baik di dalam maupun
di luar kampus, dan untuk menciptakan iklim yang mendorong perkembangan dan kegiatan
akademik/professional.
Sarana yang tersedia untuk memelihara interaksi dosen – mahasiswa antara lain :
a. Mahasiswa diberi kesempatan berkonsultasi dengan dosen pakar mengenai topik-topik yang
ingin mereka ketahui lebih dalam. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh mahasiswa secara kelompok
ataupun individu dan telah disediakan ruang-ruang diskusi di rumah adat dan mess dosen. .
b. Melalui pembimbingan akademik dengan dosen pembimbing akademik mereka. Interaksi dosenmahasiswa melalui pembimbingan akademik dilakukan secara rutin pada awal semester, minimal
4 kali pertemuan, yakni untuk konsultasi kartu hasil studi (KHS), konsultasi pengambilan kartu
rencana studi (KRS) dan konsultasi perkuliahan. Pembimbingan dapat dilakukan di mess dosen
yang berada satu area dengan asrama mahasiswa.
c. Mengikut sertakan mahasiswa pada proyek penelitian dosen atau pada pengabdian masyarakat
serta penyusunan dan pelaksanaan kegiatan PKM dan kegiatan pengabdian masyarakat ini juga
terintegrasi didalam setiap modul mahasiwa
d. Melalui e-learning.
e. Melalui bimbingan penulisan karya tulis ilmiah (KTI) dan melalui bimbingan konseling oleh dosendosen di Unit Bimbingan dan Konseling.
E.13. Mutu dan kuantitas interaksi kegiatan akademik dosen, mahasiswa, dan civitas academica
lainnya
Penerapan metode PBL berdampak pada mutu dan kuantitas interaksi antara dosen,
mahasiswa, dan sivitas akademika lainnya sangat baik. Pada saat SGD yang dilakukan seminggu
dua kali terjadi interaksi tutor-mahasiswa. Interaksi juga terjadi pada kegiatan pembelajaran
keterampilan klinik yang dilakukan rata-rata dua kali dalam seminggu dalam kelompok kecil; satu
kelas terdiri dari 10 sampai dengan 12 mahasiswa; dan kegiatan praktikum di laboratorium
kedokteran dasar. Dengan demikian, secara umum interaksi dosen-mahasiswa dilakukan intensif
setiap hari. Setiap hari Senin dan Jumat mahasiswa berinteraksi dengan dosen dalam kelas kecil
untuk kegiatan tutorial SGD. Selasa hingga Kamis terdapat jadwal dua hari untuk ketrampilan klinik
dalam kelas kecil juga. Intensitas kegiatan yang rutin dan dilakukan dalam kelompok kecil tersebut
memungkinkan terjalinnya interaksi dosen-mahasiswa yang sangat baik. Interaksi lain terlaksana
pada kegiatan penelitian bersama mahasiswa-dosen maupun kegiatan pengabdian masyarakat
dosen-mahasiswa.
Prodi mendukung interaksi mahasiswa dengan dosen melalui penetapan dosen PA untuk
setiap mahasiswa lewat SK dosen PA. Mahasiswa mendapatkan hak untuk dapat berkonsultasi dan
mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sedang
dihadapi. Pertemuan bimbingan dengan dosen PA dilakukan kurang lebih 4-6 kali tiap semester.
Mahasiswa juga dianjurkan untuk berkonsultasi terkait ide penelitian yang akan dilakukan pada saat
penyusunan skripsi.
E.14. Rancangan menyeluruh untuk mengembangkan suasana akademik yang kondusif untuk
pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Yayasan dan Universitas memberi dana kepada dosen mealui Prodi untuk mengajukan
proposal penelitian, dan juga dana bagi dosen yang makalah ilmiahnya diterbitkan di jurnal nasional
terakreditasi dan jurnal internasional, bantuan untuk menghadiri kongres ilmiah baik di dalam dan
luar negeri bagi mereka yang akan presentasi hasil penelitian, baik melalui oral presentation maupun
poster presentation. PS juga memacu agar mahasiswa dapat ikut lomba karya ilmiah baik yang
bersifat nasional, seperti kompetisi melalui kegiatan PKM, maupun kompetisi internasional.
Pengembangan kegiatan penelitian bersama dosen-mahasiswa dan memfasilitasi mahasiswa untuk
menyelenggarakan seminar-seminar di kampus.
Seminar-seminar baik yang terbuka bagi masyarakat umum maupun yang khusus bagi
dokter sering diselenggarakan oleh PS. CME dalam bentuk workshop dan kursus-kursus secara rutin
juga diselenggarakan oleh PS, dengan mempertimbangkan kebutuhan alumni maupun
mempertimbangkan kebutuhan masyarakat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat seperti
khitanan masal, pengobatan dan penyuluhan, mengirim tim medis sebagai relawan bencana alam
juga merupakan kegaitan rutin.
E.15. Keikutsertaan civitas academica dalam kegiatan akademik (seminar, symposium, diskusi,
eksibisi) di kampus.
Frekuensi aktivitas sivitas akademika dalam kegiatan seminar, diskusi, workshop di lingkungan
kampus fluktuatif, namun cenderung meningkat. Dosen dan mahasiswa Universitas Malahayati sangat aktif
dalam mengikuti kegiatan seminar, lokakarya, pelatihan, maupun sebagai narasumber. Kegiatan tersebut
dapat berlangsung di kampus Universitas Malahayati, maupun di luar kampus, seperti kegiatan pelatihan
keberbagai daerah. Seperti salah satunya symposium yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran
Universitas Malahayati pada 22 Agustus 2015 dalam rangka memperingati hari jadi Universitas Malahayati.
Fakultas Kedokteran bekerjasama dengan alumni mengadakan symposium dengan tema UP DATE
DIAGNOSIS DAN TATALASANA KASUS BEDAH SYARAF.
E.16. Pengembangan kepribadian ilmiah.
Sejak awal proses pendidikan, melalui blok Generic Skill yang bertujuan menjadikan mahasiswa
belajar bersikap ilmiah untuk bersifat kritis, mengembangkan keterampilan menyampaikan pendapat,
menghargai pendapat orang lain, terbuka terhadap kritik dan lainnya. Kepribadian ilmiah mahasiswa
dikembangkan melalui pembelajaran yang bersifat evidence based medicine, adanya modul metodologi
penelitian, pengembangan keterampilan penelaahan jurnal dan sumber belajar primer, keikutertaan dalam
kegiatan penelitan dosen, pembinaan keterampilan penyusunan proposal dan penelitian melalui workshop
penyusunan proposal PKM, kewajiban untuk melakukan penelitian untuk karya tulis ilmiah.
Prodi dalam pengembangan kepribadian ilmiah bagi mahasiswa, dilakukan dengan berbagai cara.
Misalnya seorang dosen dalam melakukan penelitian maupun pengabdian pada masyarakat telah
mengikutsertakan mahasiswa. Dosen sebagai peneliti payung yang menyertakan dua atau tiga mahasiswa.
Kegiatan tersebut dapat berlangsung pada penyelesaian tugas akhir atau bukan untuk tugas akhir.
Keterlibatan mahasiswa juga terjadi pada pengabdian masyarakat. Kegiatan ini dapat berlangsung baik di
Kota Bandar Lampung maupun di luar Bandar Lampung.
E.17. Hasil pembelajaran
a. Kompetensi yang dicapai dibandingkan dengan yang diharapkan
Secara
nasional, lulusan akan mengikuti uji kompetensi nasional sebagai tolak ukur bahwa
kompetensi lulusan sudah sesuai dengan standar kompetensi dokter Indonesia. Dalam hal ini secara umum
prodi senantiasa berupaya untuk meningkatkan tingkat kelulusan dokter FK Unimal dalam Ujian
Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) yang sekarang menjadi UKMPPD. OSCE dan CBT pada tahap
pendidikan menjadi salah satu upaya dalam mendapatan kompetensi mahasiswa dan dapat meningkatkan
kelulusan UKMPPD pada akhir pendidikan.
Kelulusan UKMPPD FK Unimal masih dibawah 50% dan mengakibatkan FK Unimal memiliki retaker yang cukup banyak. Oleh karena itu Prodi telah melaksanakan upaya ujian progres test tambahan
pada saat sebelum dan sesudah koas. Mahasiswa yang telah selesai rotasi telah mengikuti kegiatan
bimbingan regular persiapan UKMPPD, sedangkan bagi yang re-taker mengikuti bimbingan regular
ditambah bimbingan khusus meliputi bimbigan materi, soal-soal CBT dan bimbingan persiapan OSCE.
b. Kesesuaian kompetensi yang dicapai dengan tuntutan dan kebutuhan pemanfaatan lulusan.
Profesi dokter mempunyai profil kerja yang jelas, yaitu berbagai bidang kesehatan dan
pendidikan kesehatan/kedokteran baik di institusi negri Departemen Kesehatan maupun swasta. Hal
ini menunjukkan kompetensi yang dicapai lulusan telah sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan
pemanfaatan lulusan. Profil kerja alumni yang saat ini ada menunjukkan bahwa sebagian besar
alumni bekerja sebagai dokter umum di layanan kesehatan primer, dokter spesialis, dokter tentara,
dokter di layanan kesehatan swasta, manajerial, dan di berbagai institusi pendidikan. Data
kesesuaian dan pemanfaatan lulusan ini didapatkan dari tracer study lulusan. Setiap lulusan akan
mengisi kuesioner dan disertai penilaian juga oleh atasan atau sejawat tempat lulusan bekerja. Hal
ini dapat mengetahui bahwa kompetensi lulusan sudah sesuai dan dirasakan dapat memenuhi
kebutuhan dan tuntutan yang dibutuhkan oleh berbagai elemen masyarakat tempat lulusan bekerja.
c. Data tentang kemajuan, keberhasilan, dan kurun waktu penyelesaian studi mahasiswa
(termasuk IPK dan yudisium lulusan)
Kemajuan, keberhasilan dan kurun waktu penyelesaian studi senantiasa dievaluasi dan
direkap oleh prodi. Dari tahun ke tahun mengalami kenikan presentasi kearah yang lebih tinggi.
Rerata IPK lulusan mengalami peningkatan presentasi pada IPK diatas 2,76.
Data dapat dilihat pada Tabel
Tabel E.1. Profil Lulusan Tahap Sarjana Berdasarkan IPK Periode 2011-2015
Tahun
Akademik
(1)
2011
2012
2013
2014
2015
Jumlah
Jumlah Lulusan
Reguler
Transfer(1)
(2)
(3)
667
1160
475
336
547
3185
11
0
0
4
3
`14
Jumlah Lulusan Reguler dengan IPK :
<2.76
2.76-3.00
3.01-3.50
>3.50
(4)
(5)
(6)
(7)
151
276
177
83
70
257
403
189
109
256
243
357
95
137
205
B= 1037
21
124
14
7
16
C= 182
450
400
350
300
IPK < 2,76
250
IPK 2,76-3,00
200
IPK 3,01-3,50
150
IPK >3,50
100
50
0
2011
2012
2013
2014
2015
Grafik E.1 Profil Lulusan Tahap Sarjana Berdasarkan IPK Periode 2011-2015
Tabel E.2. Profil Lulusan Tahap Profesi Berdasarakan IPK Periode 2011-2015
Jumlah Lulusan
Tahun
Akademik
Jumlah Lulusan Reguler dengan IPK :
Transfer(1)
Reguler
<2.76
2.76-3.00
3.01-3.50
>3.50
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
2011
233
-
96
236
143
110
2012
838
-
212
246
234
146
2013
369
-
-
9
64
269
2014
257
-
-
-
35
168
2015
335
-
-
-
76
259
A=2032
-
-
-
Jumlah
B= 552
C= 952
300
269
250
259
246
234
236
212
200
IPK <2,76
168
150
IPK 2,76-3,00
146
143
IPK 3,01-3,50
100
110
96
IPK >3,50
78
64
50
35
0
2011
2012
0
2013
0
2014
0
2015
Grafik E.2 Profil Lulusan Tahap profesi Berdasarkan IPK Periode 2011-2015
Tabel E.3. Profil Lulusan Berdasarkan IPK rata-rata Periode 2011-2015
IPK rata-rata Tahap Sarjana
Tahun
Akademik
Sasaran
IPK rata-rata Tahap Profesi
Pencapaian
Sasaran
Pencapaian
(1)
(2)
(2)
(3)
(3)
2011
2,50
2.77
3,00
3.58
2012
2,50
2.74
3,25
3.59
2013
2,50
2.83
3,50
3.69
2014
2,76
2.94
3,60
3.63
2015
2,76
2.97
3,75
3.66
4
3.8
3.69
3.6
3.58
3.59
3.63
3.6
3.75
3.66
3.5
IPK RATA RATA
3.4
3.25
3.2
3
2.8
Sasaran IPK rata rata tahap
sarjana
3
2.83
2.77
2.6
2.5
2.6
2.5
2.5
2011
2012
2013
2.94
2.97
2.76
2.76
Pencapaian IPK rata rata
tahap sarjana
Sasaran IPK rata rata tahap
profesi
Pencapaian IPK rata rata
tahap profesi
2.4
2.2
2
2014
2015
Grafik E.3 Profil Lulusan Berdasarkan IPK rata-rata tahap sarjana dan profesi Periode 2011-2015
d. Kepuasan Lulusan
Kepuasan lulusan PS diketahui melalui tracer study dan kuesioner evaluasi proses
pembelajaran di setiap modul. Kuesioner yang telah di isi direkap dan dijadikan bahan
pertimbangan untuk evaluasi program pembelajaran maupun seluruh proses yang menunjang.
Pada tiap akhir modul tahap akademik contohnya, peserta menyatakan kepuasan
terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan. Selain kuantitatif, kuesioner juga disertai
pertanyaan terbuka terkait apa yang paling dirasakan puas dan apa yang harus ditingkatkan lagi.
Dari rekap hasil kuesioner kualitatif tersebut sangat bermanfaat dalam mengetahui apa saja yang
harus dievluasi untuk proses kedepannya.
E.18.Kepuasan pemanfaatan lulusan dan keberlanjutan penyerapan lulusan.
Kepuasan pemanfaatan lulusan PS diketahui melaui tracer study. Keberlanjutan penyerapan
lulusan masih sangat luas, mengingat rasio dokter dan penduduk masih kurang.
Lulusan tidak hanya berasal dari ProvinsiLampung, namun juga dari beberapa Provinsi di
sekitarnya, termasuk Sumatera Utara,Sumatera Barat, Aceh, Kalimantan, Jawa, Bali sampai Papua.
Sehingga, setelah menyelesaikan studi, sebagian besar dari mereka kembali ke daerahnya masingmasing untuk kemudian bekerja dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat di daerahnya.
Berbagai instansi yang memanfaatkan lulusan tetap secara kontinue menerima lulusan pada periode
berikutnya. Hal ini menjadi kelebihan dalam hal menjamin lulusannya terserap ke dunia kerja,
termasuk juga secara berkala mengevaluasi kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan dan dituntut
oleh pihak pengguna lulusan. Selain itu Prodi ikut bergabung bersama Universitas membentuk
Malahayati Carier Center sebagai wadah Lulusan dan/atau alumni.
GB E3.Grafik Studi Pelacakan Alumni FK Unimal Tahun 2015
100
Persentase
80
60
40
20
0
Etika &
Moral
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
0
83,33
16,67
0
Profesi
onalis
me
16,67
66,66
16,67
0
B.Ingg
eris
0
58,33
41,67
0
Pengu
asaan
IT
0
66,67
33,33
0
Komun
ikasi
0
66,67
33,33
0
Kerjas
ma
TIM
8,33
Penge
mbang
an0diri
75
16,67
0
66,67
33,33
0
Grafik E.4 Grafik Studi Pelacakan Alumni FK Unimal Tahun 2015
E.19. Produk program studi berupa model-model, karya inovatif, hak paten, hasil pengembangan
prosedur kerja, produk fisik sebagai hasil penelitian.
Prodi mengarahkan kepada tim UPPM agar skripsi yang sesuai dengan road map penelitian
menghasilkan produk fisik jurnal sebagai hasil penelitian. Sampai periode ini Prodi sudah memiliki 2
jurnal nasional ber ISSN yang terbit 4 volume setiap tahun sejak tahun 2014.
Selain itu rincian komponen ini sudah dijelaskan pada komponen mahasiswa dan lulusan.
Deskripsi SWOT Komponen E : Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik
Kekuatan (Strengths) :
SE.1. Prodi telah memiliki dokumen kebijakan tentang pengembangan kurikulum yang
lengkap(statuta, peraturan akademik, renstra)
SE.2. Prodi telah memiliki dokumen pemutakhiran kurikulum program studi (SK Rektor, Buku
panduan penyusunan kurikulum)
SE.3. Kurikulum telah ditinjau setiap 5 tahun sekali (Peraturan Akademik, SK Rektor, Berita
Acara, Buku Panduan LPMI).
SE.4. Prodi telah memiliki Unit atau lembaga khusus yang berfungsi untuk memonev dan
mengembangkan sistem serta mutu pembelajaran yang telah melaksanakan fungsinya dengan
baik dan hasilnya dimanfaatkan oleh institusi (komisi Monev MEU).
SE.5. Prodi telah menerapkan Student Center Learning (SCL) dalam proses pembelajaran
(dokumentasi foto presentasi mhs & SK Rektor).
SE.6.Prodi telah memiliki kebijakan yang dijadikan acuan untuk perencanaan dan pelaksanaan
program tridarma yang diintegrasikan kegiatan penelitian dan PkM dengan proses pembelajaran
(Renstra, Peraturan Akademik, RIP UPPM).
SE.7. Prodi telah mengintegrasikan hasil penelitian dan pengabdian dalam proses pembelajaran
(hasil penelitian yang di integrasikan dengan proses pembelajaran).
SE.8. Prodi telah memiliki kebijakan yang mengatur kebebasan akademik (statuta, peraturan
akademik)
SE.9. Prodi telah memiki kebijakan tentang otonomi keilmuwan (statuta, peraturan akademik)
SE.10. Prodi telah memiliki kebijakan tentang kebebasan mimbar akademik (statuta, peraturan
akademik)
SE.11. Prodi telah memiliki kebijakan dan strategi tentang sistem pengembangan suasana
akademik (statuta)
SE.12. Prodi telah memaksimalkan sumber daya yang ada untuk melaksanakan program
suasana akademik yang terimplementasi dalam kegiatan tridarma (Dokumentasi)
SE 13. Prodi telah melaksanakan OSCE lokal dan ujian blok serta progress test menggunakan CBT
pada tahap pendidikan sebagai upaya dalam mencapai kompetensi mahasiswa dan dapat meningkatkan
kelulusan UKMPPD pada akhir pendidikan.
SE 14. Prodi telah melaksanakan bimbingan regular untuk persiapan UKMPPD bagi mahasiswa program
profesi dan Bimbingan khusus bagi re-taker.
SE 15. Prodi telah memiliki SDM yang berkualitas sebagai IBA yang rutin mengikuti Lokakarya AIPKI
wilayah III (workshop development item bank administrator)
Kelemahan (Weaknesses) :
WE.1. Prodi belum semuanya memanfaatkan hasil Audit Internal Mutu Akademik (AIMA).
WE.2. Prodi belum mampu menghasilkan model dan karya inovatif yang memperoleh HaKI
sebagai bentuk produk kekayaan intelektual
WE.2 Kelulusan UKMMPD masih dibawah 50% dan memiliki re-taker cukup banyak
Peluang (Oppurtunities) :
OE.1. Masyarakat membutuhkan SDM yang kompetensinya sesuai dengan lulusan
OE.2. Banyaknya instansi pemerintah dan swasta yang membutuhkan mitra kerjasama dengan
Prodi
OE.3 AIPKI wilayah III secara rutin mengadakan WORKSHOP IBA Nasional untuk meningkatkan
kemampuan dosen dalam menghasilkan soal-soal yang berkualitas
OE. 4 terdapat dana untuk pelaksanaan bimbingan khusus re-taker dari DIKTI
Sumber Informasi antara lain Peraturan UNIMAL tentang Norma Kemahasiswaan, Keamanan dan
Ketertiban Kampus, Pedoman Pendidikan Kedokteran yang diselenggarakan oleh PTS, SK Mendikbut No.
0310/U/1994 tentang kurikulum yang berlaku secara Nasional Program Sarjana Ilmu Kesehatan.
Download