PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO ASSET RATIO DAN TOTAL ASSET TURNOVER TERHADAP PERTUMBUHAN LABA (Studi Kasus Pada Perusahaan Perkebunan Tahun 2015-2017) PROPOSAL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mengikuti Seminar Usulan Penelitian Program Studi Akuntansi. Disusun Oleh : Ridwan Nurdin Nopianto 20160610149 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KUNINGAN 2019 LEMBAR PERSETUJUAN PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO ASSET RATIO DAN TOTAL ASSET TURNOVER TERHADAP PERTUMBUHAN LABA (Studi Kasus Pada Perusahaan Perkebunan Tahun 2015-2017) PROPOSAL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mengikuti Seminar Usulan Penelitian Program Studi Akuntansi. Oleh : Ridwan Nurdin Nopianto 20160610149 Telah Disetujui oleh : Mengetahui, Ketua Program Studi Akuntansi, Pembimbing Akademik, Enung Nurhayati, S.E., M.Si., Ak., CA. NIK. 41038071256 Dendi Purnama, S.E.,M.Si NIK. 410102900207 i KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum Wr,Wb Dengan mungucapkan Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul “ Pengaruh Current Ratio, Debt to Asset Ratio Dan Total Asset Turnover Terhadap Pertumbuhan Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Perkebunan Tahun 2015-2017) tepat pada waktunya. Penulisan proposal di ajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti Seminar Usulan Proposal Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kuningan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak untuk dijadikan pengetahuan dimasa yang akan datang. Akhir kata, penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca, serta dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi objek yang diteliti. Wassalamu’alaikum Wr.Wb Kuningan, November 2019 Penulis Ridwan Nurdin Nopianto 20160610149 ii DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................... i KATA PENGANTAR .............................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................. iii DAFTAR TABEL .................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 8 1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 9 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 10 2.1 Landasan Teori ..................................................................... 10 2.1.1 Teori Signalling ...................................................... 10 2.1.2 Current Ratio .......................................................... 11 2.1.2.1 Pengertian Current Ratio ............................ 11 2.1.3 Debt to Asset Ratio ................................................. 12 2.1.3.1 Pengertian Debt to Asset Ratio .................... 12 2.1.4 Total Asset Turnover .............................................. 14 2.1.4.1 Pengertian Total Asset Turnover ................ 14 2.1.5 Pertumbuhan Laba .................................................. 15 2.1.5.1 Pengertian Laba ........................................... 15 iii 2.1.5.2 Pengertian Pertumbuhan Laba .................... .16 2.1.6 Penelitian Terdahulu .................................................... 18 2.2 Kerangka Berpikir ................................................................. 20 2.2.1 Pengaruh Current Ratio terhadap Pertumbuhan Laba .................................................. 20 2.2.2 Pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap Pertumbuhan Laba ................................................... 21 2.2.3 Pengaruh Total Asset Turnover terhadap Pertumbuhan Laba ................................................... 22 2.3 Hipotesis ............................................................................... 23 BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 24 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan ........................................ 24 3.2 Operasionalisasi Variabel ........................................................ 25 3.3 Populasi dan Sampel ............................................................... 28 3.3.1 Populasi ....................................................................... 28 3.3.2 Sampel ......................................................................... 30 3.4 Data dan Teknik Pengumpulan Data ....................................... 31 3.4.1 Analisis Data ............................................................... 31 3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ........................................... 31 3.5 Teknik Analisis Data ............................................................... 32 3.5.1 Analisis Deskriptif ....................................................... 32 3.5.2 Metode Analisis Verifikatif ......................................... 32 3.5.4.1 Uji Asumsi Klasik ................................ 32 iv 3.5.4.2 Analisis Regresi Data Panel.................. 34 3.5.4.3 Estimasi Model Data Panel ................... 36 3.5.4.4 Uji Pemilihan Model Dalam Pengelolaan ............................... 37 3.5.4.5 Koefisien Determinasi ......................... 38 3.5.4.6 Uji Hipotesis ......................................... 39 DAFTAR PUSTAKA v DAFTAR TABEL Halaman TABEL 1.1 Laporan Pertumbuhan Laba ................................................... 4 TABEL 2.1 Peneliti Terdahulu .................................................................. 18 TABEL 3.1 Operasional Variabel .............................................................. 26 TABEL 3.2 Data Populasi Perusahaan ...................................................... 29 TABEL 3.3 Populasi Penelitian ................................................................. 33 vi DAFTAR GAMBAR Halaman GAMBAR 2.1 Paradigma Penelitian ......................................................... 22 vii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan utama suatu perusahaan adalah mendapatkan laba bersih yang maksimal. Penilaian kinerja keuangan dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar keuntungan perusahaan dengan membandingkan hasil laba pada tahun tertentu dengan laba tahun-tahun sebelum dan sesudahnya. Dengan diketahuinya kesulitan keungan sedini mungkin, maka pihak perusahaan dapat mengambil langkah-langkah bagaimana untuk memperbaiki kinerja perusahaan agar dapat meningkatkan laba pada masa mendatang. Setiap perusahaan harus dapat mengelola keuangannya dengan baik dan merancang suatu manajemen yang baik, yang dapat menunjang dan mengembangkan setiap aktivitas perusahaan, baik seperti aktivitas dalam menghasilkan produk maupun mengendalikan dalam pemasarannya.Dengan meningkatnya pertumbuhan kinerja perusahaan akan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan sehingga akan menarik minat para investor. Dengan meningkatnya investor yang menanamkan modalnya pada perusahaan, oleh karenanya perusahaan berharap untuk mendapat laba yang akan tinggi. Dengan memperoleh laba yang maksimal perusahaan dapat memenuhi kewajibannya dan berkembang secara terus-menerus. 1 Salah satu faktor yang paling penting bagi perusahaan adalah mengelola kinerja keuangannya dengan baik sehingga dapat menghasilkan persediaan dan pendapatan yang baik pada perusahaan. Laporan keuangan dengan kualitas yang baik dapat menunjukkan kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakainya baik pihak eksternal maupun internal. Menurut Eugene F Brigham dan Joel F. Houston (2006) manajemen suatu perusahaan harus dapat mengambil keuntungan dari kelebihan-kelebihan yang dimiliki perusahaan dan memperbaiki kelemahan-kelemahannya dalam hal ini manajemen dapat memaksimalkan nilai sebuah perusahaan. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai dalam sebuah perusahaan adalah dengan memperhatikan laba. Laba diperlukan untuk kelangsungan setiap hidup perusahaan. Ketidakmampuan perusahaan dalam menghasilkan laba akan menyebabkan tergangunya kegiatan operasionalnya. Mulyono dalam Sari (2014) apabila perusahaan tidak memperoleh laba, perusahaan tidak dapat memberikan manfaat bagi pemegang saham. Hal itu berarti tidak bisa meningkatkan gaji, memberikan dividen kepada pemegang saham, memperluas usaha dan membayar pajak. Selain itu laba juga dijadikan sebagai ukuran dari prestasi yang dicapai oleh perusahaan (Nurmalasari, 2011) dalam Sari (2014), perusahaan yang dinilai baik adalah perusahaan yang memiliki laba yang bertumbuh. Analisis laporan keuangan akan membandingkan kinerja perusahaan dengan kinerja perusahaan-perusahaan lain dalam industri yang sama dan mengevaluasi tren posisi keuangan perusahaan dari waktu ke waktu. Laporan keuangan akan menjadi lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi 2 apabila dengan informasi laporan keuangan tersebut dapat diprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Banyak pihak seperti investor, kreditor, analis sekuritas dan pihak-pihak lain yang membutuhkan laporan keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Keputusan ekonomi yang dibuat memerlukan hasil evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas, laba, dan kepastian dari hasil evaluasi tersebut. Laba dapat diukur dengan cara mencari selisih antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sehingga besar kecilnya laba tergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. 3 Berikut ini data Tabel pertumbuhan laba perusahaan sektor perkebunan tahun 2015-2017 Tabel 1.1 Data laporan pertumbuhan laba perusahaan sektor perkebunan tahun 2015-2017 Pertumbuhan Laba Kode No Nama Perusahaan Perusahaan 2015 2016 2017 1 AALI Astra Agro Lestari Tbk. -73,46 203,92 -0,03 2 ANJT Austindo Nusantara Jaya Tbk -154,1 200,5 419,5 3 BWPT Eagle High Plantations Tbk. 193,2 -115,75 52,02 4 DSNG Dharma Satya Nusantara Tbk. -53,44 -16,69 166,25 5 GOLL Golden Plantations Tbk. -335 148,8 -524,3 6 GZCO Gozco Plantations Tbk. -162,4 -4.764,23 89,11 7 JAWA Jaya Agra Wattie Tbk. -122,7 -1.821,66 11,19 8 LSIP London Sumatra Indonesia tbk. -32 -4,90 28,79 9 MAGP Multi Agro Gemilang Tbk. N/A -233,71 N/A 10 PALM Provident Agro Tbk. -132,8 496,6 -68,9 11 SGRO Sampoerna Agro Tbk. -11,21 -12,07 45,72 12 SIMP Salim Ivomas Pratama Tbk. -67,11 67,12 14,04 13 SMAR Sinar Mas Agro Resources Tbk. -126,1 774,3 -54,71 14 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. -20,42 0,8 33,6 15 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk. -54,00 209,2 53,7 16 UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk. -1,48 6,35 -238,5 4 Dari data diatas bisa kita ketahui Pertumbuhan Laba pada perusahaanperusahaan sektor perkebunan mengalami banyak penurunan yang signifikan bisa dilihat dari data PT. Gozco Plantations Tbk yang mengalami penurunan Pertumbuhan Laba dari tahun ke tahun bahkan sampai 2 tahun berturut-turut mengalami minus, hal tersebut sangat menghambat perusahaan dalam melakukan usahanya dan bahkan bisa di katakana tidak baik apabila terlihat oleh para investor ketika akan memilih perusahaan mana yang akan mereka investasikan. Selain itu pada PT. Sampoerna Agro Tbk. Mengalami perubahan yang cukup signifikan dalam setiap tahunnya yang terkadang turun seperti pada tahun 2016 yang mengalami penurunan di bandingkan dengan tahun 2015, tetapi pada tahun 2017 mengalami kenaikan yang tinggi dibandingkan tahun sebelumya. Dari 16 Perusahaan yang terdaftar di sektor perkebunan, semua perusahaan mengalami setidaknya satu kali angka minus dalam pertumbuhan labanya. Berkaitan dengan pengambilan keputusan mengenai laba oleh manajemen, selain berkaitan dengan pertumbuhan laba juga berkaitan dengan faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap pencapaian dan pertumbuhan laba. Faktor tersebut diantaranya penggunaan aktiva untuk yang dimiliki perusahaan, pengelolaanhutang dan nilai penjualan yang mampu diperolehperusahaan. Manajemen dapat menggunakan rasio keuangan untuk mengambil keputusan yang berkenaan dengan pertumbuhan laba. Rasio keuangan merupakan angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu akun laporan keuangan dengan akun 5 lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (Harahap, 2010:297). Rasio keuangan diantaranya adalah current ratio, debt to asset ratio dan total asset turnover. Current ratio menunjukkan seberapa besar hutang jangka pendek dijamin oleh aktiva lancar sedangkan debt to asset ratio menunjukkan seberapa besar total aktiva dibiayai oleh total hutang. Efektivitas penggunaan hutang jangka pendekdan efisiensi pengelolaan total aktiva dengan dana yang berasal dari total hutang menentukan kemampuan perusahaan dalam perolehan laba dan Total asset turnover menunjukkan berapa kali perputaran total aktiva untuk menghasilkan penjualan dalam satu periode. Rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total asset lancar yang tersedia (Hery, 2016 : 50). Dalam suatu perusahaan sering kali muncul adanya kenyataan bahwa perusahaan tidak mampu untuk membayar hutang (kewajiban) yang sudah jatuh tempo pada saat ditagih atau terkadang perusahaan juga sering tidak memiliki dana untuk membayar kewajibannya tepat waktu. semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya. 6 Namun, rasio lancar yang tinggi belum tentu perusahaan tersebut dikatakan baik, rasio lancar yang tinggi bisa saja terjadi karena kurang efektifnya manajemen. Rasio Lancar tinggi maka laba bersih yang dihasilkan perusahaan semakin rendah, karena Rasio Lancar yang tinggi menunjukan adanya kelebihan aktiva lancar (Sofyan Safri Harahap, 2011 : 301). Kelebihan aktiva lancar mengisyaratkan adanya modal kerja yang menganggur atau tidak digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hani Majdina Adha dan Sri Sulasmiyati (2017) menyatakan bahwa variabel debt to asset ratio berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Kemudian menurut hasil penelitian Ima Andriyani (2015) menyatakan bahwa debt to asset ratio berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Dan menurut hasil penelitian Dra.Isnaniah Laili Khatmi Safitri, MMA (2017) menyatakan bahwa debt to asset ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba. Total asset turnover (Perputaran Aktiva) mengukur aktivitas aktiva dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan melalui penggunaan aktiva tersebut. Rasio ini juga mengukur seberapa efisien aktiva tersebut telah dimanfaatkan untuk memperoleh penghasilan (Dwi Prastowo, 2011:94). Semakin tinggi rasio total asset turnover berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva di dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain, jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila total asset turnovernyaditingkatkan. Total asset turnover ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efesien tidaknya 7 penggunaan seluruh aktiva di dalam suatu perusahaan. (Lukman Syamsuddin, 2011: 62). Hasil penelitian dari Gunawan dan Wahyuni (2013) dan Andriyani (2015) menunjukkan bahwa Current Ratio (CR), Debt to Asset Ratio (DAR), dan Total Asset Turnover (TATO) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka perlu dilakukannya penelitian kembali mengenai pengaruh rasio keungan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan industri plastik dan kemasan yang terdaftar di bursa efek Indonesia, maka penulis tertarik utuk mengambil judul dalam penelitian ini yaitu dengan judul “Pengaruh Current ratio, Debt to Assets Ratio, dan Total Assets Turnover terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Sektor Perkebunan Tahun 2014-2018.” 1.2. Rumusan Masalah Penelitian ini menggunakan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Adakah pengaruh Current Ratio, Debt to Assets Ratio dan Total Asset Turnover secara bersama terhadap Pertumbuhan Laba ? 2. Bagaimana pengaruh Current Ratio terhadap Pertumbuhan Laba ? 3. Bagaimana pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap Pertumbuhan Laba ? 4. Bagaimana pengaruh Total Assets Turnover terhadap Pertumbuhan Laba? 8 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui pengaruh Current Ratio, Debt to Assets Ratio dan Total Assets Turnover secara bersama terhadap Pertumbuhan Laba. 2. Mengetahui pengaruh Current Ratio terhadap Pertumbuhan Laba. 3. Mengetahui pengaruh Debt to Assets Ratio terhadap Pertumbuhan Laba. 4. Mengetahui pengaruh Total Assets Turnover terhadap Pertumbuhan Laba. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam hal pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini bermanfaat sebagai masukan untuk membuat perencanaan dan kebijaksanaan yang tepat dalam hal penerapan analisis laporan keuangan. 3. Penelitian Akademis Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain sehubungan dengan analisis sistem laporan keuangan dengan menggunakan rasio terhadap pertumbuhan laba. 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Teori Signalling Menurut Brigham dan Huston (2014:184) dalam Rima Mayangsari (2018:478) teori sinyal adalah suatu perilaku manajemen perusahaan dalam memberi petunjutk untuk investor terkait pandangan manajemen pada prospek perusahaan untuk masa mendatang. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik yang dalam penelitian ini adalah informasi berupa laporan pertumbuhan laba suatu perusahaan. Informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan hal penting, karena pengaruhnya terhadap keputusan investasi pihak diluar perusahaan. Informasi tersebut penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana efeknya paada perusahaan. 10 2.1.2 Current Ratio 2.1.2.1 Pengertian Current Ratio Rasio likiditas adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. rasio ini dapet dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitru pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Current Ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dari aktiva lancarnya. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar untuk yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Menurut Hery (2016, hal. 15) Current Ratio (CR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancar yang tersedia. Bagi perusahaan pada umumnya masalah efisiensi penggunaan modal adalah lebih penting dari pada masalah laba, karena laba yang tinggu tidak menjadi satu-satunya ukuran bahwa peusahaan itu telah dapatbekerja dengan efisien. 11 2.1.3 Debt to Assets Ratio 2.1.3.1 Pengertian Debt to Assets Ratio Debt to Assets Ratio (DAR) atau rasio utang terhadap aktiva merupakan rasio keuangan yang termaksud kedalam rasio leverage. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar risiko yang dihadapi dan investor akan meminta tingkat keuntungan semakin tinggi. Rasio yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva. Debt to Assets Ratio (DAR) merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Dengan kata lain seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang. Menurut Hery (2016;66) Rasio hutang terhadap aset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dan total aset. Dengan kata lain rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pembiayaan aset. Perusahaan pada umumnya akan mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Debt to Assets Ratio (DAR). Menurut Hery (2016;112) faktor-faktor yang mempengaruhi Debt to Assets Ratio (DAR) adalah sebagai berikut: 1. Aktiva lancar adalah kas dan aktiva yang diharapkan akan dapat dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam waktu satu tahun atau dalam siklus operasi normal perusahaan, tergantung mana yang paling lama. 12 2. Kas merupakan yang paling likuid yang dimiliki perusahaan, kas akan diturunkan atau ditempatkan sebagai komponen pertama dari aktiva lancar dalam neraca. 3. Piutang, pada umumnya diklasifikasi menjadi piutang usaha, piutang usaha adalah jumlah yang akan ditagih dalam pelanggan sebagai akibat penjualan barang atau jasa secara kredit. Ada beberapa macam rasio yang bisa dihitung dengan rasio ini, yaitu : a. Debt ratio yaitu perbandingan antara total hutang dengan total asset. b. Debt to equity ratio yaitu perbandingan antara jumlah hutang lancar dan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. c. Long term debt to equity ratio yaitu perbandingan hutang jangka panjang dengan modal sendiri. d. Times interest earned yaitu perbandingan antara pendapatan sebelum pajak (earning before tax) terhadap bunga hutang jangka panjang. e. Current liability to inventory yaitu perbandingan anatara hutang lancar terhadap persediaan. f. Operating income to total liability yaitu perbandingan antara laba operasi sebelum bunga dan pajak (hasil pengurangan dari penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan dan biaya operasi) terhadap total hutang. 13 2.1.4 Total Assets Turnover 2.1.4.1 Pengertian Total Assets Turnover Total assets turnover merupakan salah satu rasio aktivitas yang digunakan untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam mengelola bisnisnya. Aktivitas operasi perusahaan membutuhkan investasi, baik untuk aset yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio ini membandingkan penjualan dengan total aset. Menurut Harahap (2016, hal. 309) rasio ini ( Total assets turnover) menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Menurut Fahmi (2017, hal. 135) Total assets turnover disebut juga dengan perputaran total aset. Rasio ini melihat sejauh mana keseluruhan aset yang dimiliki oleh perusahaan terjadi perputaran secara efektif. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Total assets turnover merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva (aktiva tetap ditambah aktiva lancar). Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah : Penjualan Total Asset Turnover = X 100 % Total Asset 14 2.1.5 Pertumbuhan Laba 2.1.5.1 Pengertian laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Laba adalah perbedaan antara pendapatan dengan total biaya–biaya dan pengeluaran dalam periode tertentu (M. Nafarin, 2007). Laba merupakan pusat pertanggungjawaban yang masukan dan keluarannya dengan menghitung selisih antara pendapatan dan biaya (Abdul Halim & Bambang Supomo, 2005). Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa laba merupakan perbedaan antara pendapatan yang direlaisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan pendapatan tersebut. Chariri dan Ghozali (2003) menyebutkan laba memiliki karakteristik antara lain sebagai berikut: a. Laba didasarkan pada transaksi yang benar – benar terjadi. b. Laba didasarkan pada postulat periodisasi artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu. c. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan. d. Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut. 15 2.1.5.2 Pengertian Pertumbuhan Laba Pertumbuhan laba merupakan kenaikan laba atau penurunan laba pertahun. Pertumbuhan laba dapat digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan atau kelemahan keuangan suatu perusahaan dan memungkinkan investor menilai kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan saat ini dan masa lalu, serta sebagai pedoman bagi investor mengenai kinerja masa lalu dan masa mendatang yang dapat dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan investasinya (Andriyani, 2015). Pertumbuhan laba menjadi informasi yang sangat penting bagi banyak orang. Yang antara lain adalah pengusaha, analisis keuangan, pemegang saham, ekonomi dan lain sebagainya. Pihak manajemen selalu merencanakan besar perolehan laba setiap periode, yang ditentukan melalui target yang harus dicapai. Menurut Hery (2017, hal. 85) Laba merupakan hasil perbandingan dari pendapatan dan beban. Manajemen harus bisa memprediksi besarnya pendapatan yang harus diperoleh dan beban yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dimasa yang akan datang agar perusahaan tidak menderita kerugian. Laba bermanfaat bagi perusahaan untuk kelangsungan hidupnya serta untuk mengukur keberhasilan perusahaan. Pertumbuhan laba yang baik mengisyaratkan bahwa perusahaan mempunyai keungan yang baik, yang pada akhirnya meningkatkan nilai perusahaan, karena besarnya dividen yang akan di bayar dimasa akan datang. 16 Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2006:20) dan Yeni Herlina (2016:24) factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba adalah: 1. Besarnya perusahaan semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba yang diinginkan semakin tinggi. 2. Umur perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam meningkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah. 3. Tingkat leverage bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer cenderung menipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba. 4. Tingkat penjualan dimasa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan dimasa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin tinggi. 5. Perubahan laba masa lalu. Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh masa mendatang. Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba periode sebelumnya. Maka rumus yang digunakan untuk memprediksi pertumbuhan laba adalah: Laba Bersih Tahun t – Laba Bersih Tahun-t Laba Tahun t= x 100% Laba Bersih Tahun-t 17 Keterangan: Laba Bersih Tahun t = Laba Bersih tahun berjalan Laba Bersih Tahun t-1= Laba Bersih tahun sebelumnya 2.1.6 Penelitian Terdahalu Berikut adalah hassil penelitian terdahulu yang meneliti tentang pertumbuhan laba. Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No Peneliti (tahun) Judul 1 Yunita Fajar Sari Analisis (2015) QR,DER,TATO,NPM, terhadap 2 Hasil Pengaruh QR berpengaruh Terhadap Pertumbuhan Pertumbuhan Laba Laba Tri Wahyuni Pengaruh QR,DER,IT, QR tidak (2017) Dan NPM Terhadap berpengaruh Pertumbuhan Laba terhadap Pertumbuhan Laba 3 Hasundungan Pangaribuan Analisis Pengaruh CLI berpengaruh (2017) Rasio Keuangan terhadap Terhadap Pertumbuhan Pertumbuhan Laba Laba 18 4 Resa Ridho Ardani Analisis Pengaruh CLI tidak (2017) TAT,CLI,Dan GPM berpengaruh Terhadap terhadap Pertumbuhan Laba Pertumbuhan Laba 5 Indana Lailayus Zahro Analisis (2015) Tingkat Pengaruh TATO Likuiditas, berpengaruh Solvabilitas, Aktivitas, terhadap Dan Profitabilitas Pertumbuhan terhadap Pertumbuhan Laba Laba 19 2.2 Kerangka Berfikir Dalam hal ini ini berkaitan dengan pertumbuhan laba suatu perusahaan tentunya terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba salah satu diantaranya yaitu melihat seberapa besar hutang dan nilai penjualan yang dihasilkan perusahaan, cara untuk melihat perhitungan tersebut dapat menggunakan analisi ratio keuangan yang diantaranya terdapat rasio likuiditas, . Namun, dalam penelitian ini hanya menggunakan analisis dari current asset, debt to asset ratio dan total asset turnover. 2.2.1 Pengaruh Current Ratio terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan dengan memiliki aktiva lancar yang tinggi tiap tahunnya pasti perusahaan tersebut tidak mengalami kesulitan dalam proses produksinya atau tidak megalami kesulitan dalam proses pelunasan kewajiban lancarnya. Hal demikian perusahaan melihat atau mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam proses pelunasan hutang lancar atau seberapa tinggi tingkat aktiva lancar menutupi hutang lancar perusahaan menggunakan pengukuran rasio lancar atau biasa disebut current aset. Current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya sehingga dapet memberikan informasi yang baik kepada calon investor. Dimana semakin tinggi current ratio suatu perusahaan maka akan semakin tinggi pula pertumbuhan laba dan sebaliknya semakin rendah current ratio suatu perushaan akan semakin rendah pula pertumbuhan laba. 20 Penelitian current ratio terhadap pertumbuhan laba telah banyak dilakukan. Hasil penelitian tentang current ratio terhadap pertumbuhan laba antara lain dilakukan Agustina & Rice (2016) dan Anggani (2017) yang menyimpukan bahwa current ratio berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Besarnya current ratio sebuah perusahaan atau besarnya aktiva lancar dibandingkan dengan hutang lancar itu salah satu modal perusahaan untuk meningkatkan kualitas pengembalian hutang lancar kurang dari satu tahun yang jatuh tempo segera terselesaikan. Hasil penguji hipotesis dari penelitian Andriyani (2015) menyimpulkan bahwa secara simultan Current Ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. 2.2.2 Pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap Pertumbuhan Laba Debt to asset ratio merupakan ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihakan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor. Semakin rendah debt to asset ratio maka akan meningkatkan laba sehingga semakin besar jaminan kreditor untuk pengambilan atas pinjaman yang diberikan oleh pihak perusahaan. Tingginya debt to asset ratio akan berdampak buruk bagi perusahaan, debt to asset ratio akan mengurangi laba perusahaan. Ini dikarenakan naiknya debt to asset ratio menyebabkan semakin tingginya hutang perusahaan sehingga beban bunga akan semakin besar yang mengakibatkan keuntungan/laba perusahaan berkurang. 21 2.2.3 Pengaruh Total Asset Turnover terhadap Pertumbuhan Laba Toto Prihadi (2012:255) meningkatnya rasio Total Assets Turnover yang diikuti dengan meningkatnya pertumbuhan laba, menunjukkan efisiensi penggunaan total aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan, jika perusahaan menghasilkan penjualan yang lebih banyak maka rasio Total Asset Turnover semakin baik karena kemampuan memperoleh laba pun semakin besar.Adapun hasil penelitian yang mendukung teori tersebut yaitu berdasarkan hasil penelitian Gunawan dan Wahyuni (2013) yang menunjukkan Total Assets Turnover berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Dimana semakin cepat tingkat perputaran aktivanya maka laba bersih yang dihasilkan akan semakin meningkat karena perusahaan sudah dapat memanfaatkan aktiva untuk meningkatkan penjualan yang berpengaruh terhadap pendapatan. Dengan demikian semakin efektif perputaran asetmaka dapat meningkatkan laba bersih perusahaan. Gambar 2.1 Paradigma Penelitian Current Ratio Debt to Asset Ratio Pertumbuhan Laba Total Asset Turnover 22 2.3 Hipotesis Menurut Dantes (2012) dalam Wahlen (2019) hipotesis adalah sebagai praduga atau asumsi yang harus diuji melalui data atau fakta yang diperoleh dengan jalan penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Current Asset, Debt to Asset Ratio dan Total Asset Turnover berpengaruh secara bersama terhadap Pertumbuhan Laba. 2. Current Asset berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba. 3. Debt to Asset Ratio berpengaruh negatif terhadap Pertumbuhan Laba. 4. Total Asset Turnover berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Laba. 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metode penelitian merupakan suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan, atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data sekunder yang dapat digunakan untuk keperluan menyusun karya ilmiah dan kemudian menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan didapat kebenaran atas data yang diperoleh. Menurut Umi Narimawati (2009:29) dalam Ilham (2017:5) menyebutkan bahwa metode penelitian merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau melakukan keadaan objek atau subjek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Sedangkan verifikatif menunjukkan penelitian mencari pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. 24 3.2 Operasionalisasi Variabel Menurut Sugiyono (2011:60-64) dalam Aini (2013:33) variabel penelitian adalah “Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sesuai dengan judul penelitian : Pengaruh Current Ratio, Debt to Asset Ratio dan Total Asset Ratio terhadap Pertumbuhan Laba “ maka dapat dijelaskan variable dalam penelitian ini sebagai berikut. A. Variabel Independen (Variabel Bebas) Variabel Bebas (X) merupakan variabel stimulus atau variabel yang bisa mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang variabelnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Variabel Bebas adalah suatu variabel yang mempengaruhi variabel dependen baik secara positif maupun negatif. Dalam hal ini, variabel Independen terdiri dari Current Ratio (X1), Debt to Asset Ratio (X2) Total Asset Turnover (X3) 25 B. Variabel Dependen (Variabel Terikat) Variabel dependen (Y) adalah variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain, variabel dependen juga adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel Dependen adalah suatu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Dalam hal ini, yang menjadi variabel dependennya adalah Pertumbuhan Laba (Y). Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Berikut adalah tabel operasionalisasi variabel dalam penelitian ini : Keterangan Definisi Indikator Skala Pengukuran Current Ratio Current Ratio merupakan Current Ratio (X1) rasio untuk mengukur (CR)= Aktiva kemampuan perusahaan Lancar / Utang membayar kewajiban jangka Lancar pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Kasmir (2014:134) 26 Rasio Debt to Asset Debt to Asset Ratio Debt to Asset Ratior (X2) Merupakan aktiva perusahaan Ratio=Total dengan total hutang terhadap Hutang/Total total aset yang tinggi akan Asset Rasio berkesempatan untuk memperoleh laba yang meningkat. Mamduh (2007 : 81) Total Asset Total assets turnover Total Asset Turnover menunjukkan perputaran total Turnover = (X3) aktiva diukur dari volume Penjualan/Total penjualan dengan kata lain Asset seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Harahap (2016:309) 27 Rasio Pertumbuhan Pertumbuhan laba merupakan Laba bersih Laba (Y) rasio yang menyatakan tahun berjalan – kemampuan perusahaan laba bersih dalam meningkatkan laba tahun bersih dibandingkan tahun sebelumnya/laba sebelumya bersih tahun Rasio sebelumnya Harahap (2015:310) 3.3 Populasi Dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan semua perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu sebanyak 16 perusahaan perkebunan yaitu karena pada perusahaan perkebunan pada setiap tahunnya banyak mengalami penurunan dalam pertumbuhan labanya bahkan banyak yang mengalami angka minus dan peneliti menganggap mungkin banyak faktor yang mempengaruhi fenomena tersebut. Sedangkan pemilihan periode 2015-2017 sebagai sampel karena dapat menggambarkan kondisi yang relative baru dipasar modal Indonesia,selain itu penulis juga mempertimbangkan ketersediaan laporan keuangan yang lengkap dengan menggunakan sample yang relatif baru dan rentang tahun penelitian yang panjang, diharapkan hasil penelitian akan lebih relevan untuk memahami kondisi yang actual di Indonesia. 28 Tabel 3.2 Data populasi perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) No Kode Nama Perusahaan 1 AALI Astra Agro Lestari Tbk. 2 ANJT Austindo Nusantara Jaya Tbk 3 BWPT Eagle High Plantations Tbk. 4 DSNG Dharma Satya Nusantara Tbk. 5 GOLL Golden Plantations Tbk. 6 GZCO Gozco Plantations Tbk. 7 JAWA Jaya Agra Wattie Tbk. 8 LSIP 9 MAGP Multi Agro Gemilang Tbk. 10 PALM Provident Agro Tbk. 11 SRGO Sampoerna Agro Tbk. 12 SIMP Salim Ivomas Pratama Tbk. 13 SMAR Sinar Mas Agro Resources Tbk. 14 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 15 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk. 16 UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk. London Sumatra Indonesia tbk. 29 3.3.2 Sampel Setelah menentukan populasi penelitian maka selajutnya dilakukan pemeriksaan sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik ini adalah memilih sampel dari suatu populasi berdasarkan pertimbangan tertentu, baik pertimbangan ahli maupun ilmiah. Menurut Sugiyono (2007:85) dalam Rizal (2017:55) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Perimbangan dalam hal ini adalah kriteria-kriteria tertentu yang terdapat dalam penelitian. Kriteria pengambilan sampel pada penelitan ini adalah : 1. Perusahaan Sektor Perkebunan yang terdaftar di BEI pada tahun 20152017 2. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang telah diaudit dan telah dipublikasikan dari tahun 2015-2017 Data berupa laporan keuangan maupun catatan-catatan akuntansi yang berhubungan dengan penelitian ini. Data diperoleh dari situs resmi BEI (www.idx.co.id) ataupun situs lain yang terkait dengan penelitian ini. 30 3.4 Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Data Data adalah kumpulan informasi atau keterangan-keterangan dari suatu hal yang diperoleh melalui pengamatan atau pencairan ke suber-sumber tertentu. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari situs www.idx.co.id berupa Laporan Keuangan Perusahaan Sektor Perkebunan Periode 2015-2017. 3.4.2 Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mengunduh laporan keuangan perusahaan perkebunan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2015 sampai dengan 2017 di situs www.idx.co.id kemudian mengkaji literature-literatur yang berkaitan dengan penelitian, jurnal-jurnal, buku panduan, dan makalah untuk memperoleh landasan teori yang komprehensif tentang Pertumbuhan Laba Dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi secara tidak langsung. 31 3.5 Teknik Analisis Data 3.5.1 Analisis Deskriptif Menurut Gozhali (2016) statistik deskriptif yang digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata, minimum, maksimum, standar deviasi, dan range dari variabel-variabel yang diteliti. Cara untuk mendapatkan nilai tersebut yaitu dengan menggunakan cara dalam pengolahan data melalui aplikasi eviews 9. 3.5.2 Analisis Verifikatif 3.5.2.1 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi data panel. Sebelum melakukan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian perlu dilakukan pengujian asumsi klasik yang meliputi Uji Normalitas, Uji Multikolonieritas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokolerasi. Namun demikian, tidak semua uji asumsi klasik harus dilakukan pada setiap model regresi dengan metode Oedinary Least Square/OLS (Basuki dan Prawoto, 2017:297) 1. Uji Normalitas Menurut Ghozali (2016, hal. 154) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas menggunakan program Eviews normalitas sebuah data dapat diketahui dengan membandingkan nilai Jarque-Bera (JB) dan nilai Chi Square tabel. 32 Adapun hipotesis yang digunakan adalah seperti berikut : H0 : β1 = 0 (Data berdistribusi normal) H1 : β1 ≠ 0 (Data tidak berdistribusi normal) Pedoman yang akan digunakan dalam pengambilan kesimpulan adalah sebagai berikut : Jika nilai Probability > 0,05 maka distribusi adalah normal Jika nilai Probability < 0,05 maka distribusi adalah tidak normal 2. Uji Multikolinieritas Menurut Ghozali (2016, hal. 103) uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya koreksi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolineritas dapat dilihat dari nilai tolerence dan variance infaltion factor (VIF). Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai vif tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilau cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolineritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. 33 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedasitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi tidaksamaan varians dari residu satu pengamatan yang lain. Untuk mengetahui apakah terjadi atau tidak terjadi heterokedasitas dalam model regresi penelitian. Metode informal dalam pengujian heterokedasitas yaitu metode grafik Scatterplot. Dasar pengambilan keputusan adalah : tidak ada pola yang jelas. Titik-titik (poin-poin) menyebar dibawah dan diatas angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedasitas. 4. Uji Autokolerasi Menurut Imsm Ghozali (2016:107) menyatakan bahwa uji autokorelasi adalah untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya). 3.5.2.2 Analisi Regresi Data Panel Menurut Basuki (2016:276) regresi data panel merupakan teknik regresi yang menggabungkan data runtut waktu (time series)dengan data sialang (cross section). Data time series merupakan data yang terdiri atas satu atau lebih variabel yang akan diamati pada satu unit observasi dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan, data cross section 34 merupakan data observasi dari beberapa unit observasi dalam satu titik waktu. Pemilihan data panel dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan data time series dan cross section. Penggunaan data time series dalam penelitian ini, yakni dalam periode pertahun dalam waktu tiga tahun, dari tahun 2015-2017. Sedangkan penggunaan data cross section dalam penelitian ini adalah Perusahaan Sektor Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI), dengan total perusahaan adalah 16 perusahaan. Adapun keunggulan dengan menggunakan data panel (Basuki dan Prawoto, 2017:281) antara lain : 1. Data panel mampu memperhitungksn heterogenitas individu secara eksplisit dengan mengijinkan variabel spesifik tertentu. 2. Data panel dapat digunakan untuk menguji, membangun, dan mempelajari model-model prilaku yang kompleks. 3. Data panel mendasarkan diri pada observasi cross section yang berulang-ulang (time series) sehinggs cocok untuk digunakan sebagai study of dynamic adjustment. 4. Data panel memiliki implikasi pada data yang lebih informatif, lebih bervariatif, dan mengurangi kolinieritas, derajat kebebasan (degree of freedom/df) yang lebih tinggi, sehingga dapat diperoleh hasil estimasi yang lebih efisien. 35 5. Data panel dapat digunakan untuk meminimalkan bias yang mungkin ditimbulkan oleh agregasi data individu. 6. Data panel dapat mendeteksi lebih baik dan mengukur dampak yang secara terpisah diobservasi dengan menggunakan data time series ataupun cross section (Sarwono, 2016:3) 3.5.2.3 Estimasi Model Regresi Data Panel Menurut Basuki (2016:276-27), dalam metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, antara lain : 1. Common Effect Merupakan pendekatan model data panel yang paling sederhana karena hanya mengombinasikan data time series dan data cross section. Pada model ini tidak diperhatikan dimensi waktu maupun individu, sehingga diasumsikan bahwa perilaku data perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu. Metode ini bisa menggunakn pendekatan Ordinary Least Square (OLS) atau teknik kuadarat terkecil untuk mengestimasi model data panel. 2. Fixed Effect Model ini mengasumsikan bahwa perbedaan antar individu dapat diakomodasi dari perbedaan intersepnya. Untuk mengestimasi data panel model Fixed Effect menggunakan tehnik variable dummy untuk menangkap perbedaan intersep antar 36 perusahaan. Namun demikian, slopenya sama antar perusahaan. Model estimasi ini sering juga disebut dengan teknik least Squares Dummy Variable (LDSV). 3. Random Effect Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu. Pada model random diakomodasi oleh error terms effect perbedaan intersep masing-masing perusahaan. Keuntungan menggunakan model ini yakni menghilangkan heteroskedastisitas. Model ini juga disebut dengan Error Component Model (ECM) atau teknik Generalized Least Squar (GLS). 3.5.2.4 Uji Pemilihan Model Dalam Pengelohan Data Panel Untuk memilih model yang paling tepat terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukan, antara lain : 1. Uji Chow Uji chow (F statistik) adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah model yang digunakan common effect atau fixed effect. Pengujian yang dilakukan dengan menggunakan chow-test atau likelihood ratio test, dengan asumsi yaitu : 37 Ho : Model mengikuti common effect, dan Ha : Model mengikuti fixed effect. 2. Uji Hausman Uji hausman digunakan untuk menentukan model fixed effect atau random effect yang paling tepat. Pengujian yang dilakukan dengan menggunakan hausmantest dengan asumsi yaitu : Ho : Model mengikuti random effect, dan Ha : Model mengikuti fixed effect 3.5.2.5 Uji Koefisiensi Determinasi Menurut Ghazali (2013:97), Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang di butuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen. Dalam penelitian ini pengukuran menggunakan Adjusted R2 karena lebih akurat untuk mengevaluasi model regresi tersebut. 38 3.5.2.6 Pengujian Hipotesis 1. Uji Simultan (Uji F) Menurut Ghazali (2013:98), uji F pada dasarnya bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas atau independen yang di masukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat atau dependen. Uji F ini dilakukan dengan menggunakan nilai signifikansi. Rumusan hipotesis sebagai berikut: Ho : variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Ha : variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. 2. Uji Parsial Menurut Ghazali (2013:98), uji T pada dasarnya bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Rumusan hipotesis yang digunakan sebagai berikut: Ho : variabel independen tidak berpengaruh signifikansi terhadap variabel dependen. Ha : variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. 39 DAFTAR PUSTAKA Ade Gunawan. 2019. “Pengaruh Current Ratio , Debt to Assets Ratio Dan Total Asset Turnover Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Plastik Dan Kemasan di Indonesia”. Skripsi. Medan : Universitas Muhammdiyah Sumatra Utara. Ardani, Resa Ridho. 2017. “Analisis Pengaruh Total Asset Turnover, Current Liability to Inventory, Gross Profit Margin terhadap Pertumbuhan Laba di Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Volume 01 No.10 Tahun 2017. Asep Fawzan. (2018). Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) dan Current Ratio (CR) terhadap Pertumbuhan Laba. (Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2017). Jurnal. Universitas Komputer Indonesia. Deri Putra Pratama. (2019). “Analisi Pengaruh Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Inventory Turnover terhadap Pertumbuhan Laba Perushaan Manufaktur (Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015-2017)”. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Dennie Anggara Sukma. 2017.” Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio(DER), Profit Margin Terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan LQ 45 Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun2011-2013. Ima Andriyani. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Intan Puspitasari. Pengaruh Total Assets Turnover Dan Return On Assets Terhadap Pertumbuhan Laba (Survei pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015). Iwan Setiawan. 2019.”Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas dan Aktivitas Terhadap Pertumbuhan Laba. Skripsi. Kuningan : Fakultas Ekonomi Universitas Kuningan Malinda Yuliani Pascarina. Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Industri Penghasil Bahan Baku Yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2013. Nicia Lestari*1, Jesselin Chandra*2, Venessa*3, Darwin*4. Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio(DER), Return to Asset (ROA), Dan Total Asset Turnover(TATO) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Sub (Sektor Makanan dan Minuman Yang Tercatat di BEI Periode 2012-2016) Ninda Amalia. Pengaruh Total Asset Turnover Dan Net Profit Margin Terhadap Pertumbuhan Laba (Survei Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 20112015). Ninin Non Ayu Salmaha, Sri Ermeila. Determian Pertumbuhan Laba Perusahaan Perdagangan Eceran Berdasarkan Rasio Keuangan di Bursa Efek Indonesia. Novia Hera.2016.” Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada PD. BPR ROKAN HULU. Pangaribuan, Hasundungan. 2017.”Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan non Bank yang tergabung dalam kelompok LQ45 yang terdaftar di BEI”. Volume 1 no. iv 2017. Styfanda Pangestika. 2015.” Analisis Estimasi Model Regresi Data Panel Dengan Pendekatan Common Effect Model (CEM), Fixed Effect Model (FEM), Dan Random Effect Model (REM). Skripsi.Semarang : Program Studi Matematika Universitas Negeri Semarang. Zerlinda Gitta Anggraeni. 2017. Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Food Dan Beverage Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal. Surabaya : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya. www.idx.co.id