Terima kasih atas kepercayaan Anda menggunakan produk MITRA JAYA. Kami menyarankan anda membaca buku ini secara seksama sebelum melakukan proses penetasan, supaya hasil penetasan bisa maksimal sesuai harapan. Keunggulan Mesin Penetas MITRA JAYA : Mengunakan system rak putar, pemutaran semua telur dapat dilakukan dengan sekali mengoperasikan hendel dari luar (tanpa membalik satu persatu). Untuk Tipe AT dan DS panduan disertakan pada lembaran di buku ini Rak telur terdiri dari penggabungan bahan alumunium dan rangka fiber, dengan ram profil ’U, sangat baik dalam meratakan panas pada telur, tahan karat, higienis, ringan dan akurat. Thermostat menggunakan rangka fiber, penyetelan di lakukan dari lubang fentilasi dan fluktuasi suhu < 1,5 °F sehingga aman digunakan, lebih akurat dan praktis. Pemanas darurat dengan plat pemanas, cukup memakai lampu minyak/ lilin. Dapat digunakan berbagai jenis dan ukuran telur unggas, dari Bebek, Ayam, Puyuh, Dara, Perkutut, Wallet, dll.(untuk ukuran telur burung, rak dapat dipesan khusus). Desain lebih artistik, indah, variatif dan ringan. DAFTAR ISI Pengantar..............................................................................................................................1 Pendahuluan.........................................................................................................................2 Isi Pembahasan 1. Pemilihan Telur.....................................................................................................2 2. Persiapan Telur.....................................................................................................3 3. Persiapan Mesin....................................................................................................4 4. Proses Penetasan...................................................................................................5 5. Perlakuan pada DOC pasca penetasan..................................................................7 Analisa Kegagalan Penetasan..............................................................................................8 Analisa Kerusakan Pada Mesin Penetas MITRA JAYA....................................................9 Lain- Lain...........................................................................................................................10 Petunjuk Pengoperasian mesin AT....................................................................................12 Petunjuk Pengoperasian mesin DS.....................................................................................13 Bagan Bagian Mesin Penetas Telur...................................................................................14 1 PENDAHULUAN Mesin penetas system rak putar adalah generasi terbaru alat penetas telur kapasitas kecil, yang bertujuan untuk mengoptimalkan efisiensi penetasan dengan teknis yang jauh lebih praktis, mudah dan murah. Mesin penetas Mitra Jaya dibuat dengan mengaplikasikan teknologi yang hanya dimiliki oleh mesin penetas kapasitas besar, dengan berbagai keunggulan seperti efisiensi penetasan tinggi, kemudahan pengoperasian, model artistik dan ringan. Namun semua keunggulan itu juga masih ditambah dengan harganya yang relatif terjangkau, hal ini dikarenakan system produksi yang mengandalkan manajemen dan analisia yang terencana matang sehingga menghasilkan proses produksi yang sangat efisien dan efektif. PEMBAHASAN 1. Pemilihan Telur Seleksi telur yang akan di tetaskan sangatlah penting karena hal inilah yang menentukan berhasil tidaknya penetasan ini. Hal yang perlu diperhatikan dalam penyeleksian antara lain : A. Ciri- Ciri Telur yang Baik 1) Memiliki berat yang normal dibandingkan dengan jenisnya (untuk ayam kampung beratnya 40-45 g/butir) 2) Memiliki bentuk/ Indek telur yang normal dibanding dengan jenisnya (untuk ayam kampung ukuran normalnya 3:4 ) 3) Keadaan kulit telurnya bersih dari kotoran. 4) Rongga udaranya terlihat jelas di bagian tumpul dan tidak berpindah-pindah (dapat dilihat dengan teropong telur MITRA JAYA). 5) Umur telur tidak lebih dari 5 hari dan cara penyimpananya benar (cara penyimpanan dapat dilihat di bab persiapan telur). 6) Tidak terdapat kecacatan seperti retak, permukan yang terlalu kasar, cangkang yang lembek, penebalan kulit di satu bagian, bagian kuning telur dobel, dll. 7) Tidak berbau busuk atau sudah lama disimpan (ini harus segera dipisahkan dari telur yang bagus). B. Faktor yang mempengaruhi kualitas telur 1) Asupan Nutrisi pada induk memenuhi syarat. 2) Kesehatan induknya bagus (tidak sedang terserang penyakit). 3) Ratio induk jantan dan betinanya 1:8 tidak lebih. 4) Umur induk jantan dan betina tidak boleh kurang dari 12 bulan. 2 5) Pola perkawinanya terkontrol atau terhindar dari kawin sedarah (inbreading terjadi pada rentang 6 generasi). 2. Persiapan Telur A. Seleksi kualitas telur. Semua ciri-ciri telur berkualitas harus dipenuhi dan faktor yang mempengaruhi kualitas telur di perbaiki dan dipenuhi. B. Perlakuan pada telur pra penetasan 1) Telur yang akan ditetaskan diseleksi sesuai pedoman. 2) Telur yang akan ditetaskan dibersihkan dengan desinfektan seperti air hangat, alkohol 70%, formalin 40% & kalium permanganat (KMNO4) dan jenis desinfektan lainnya secara berlahan lahan dengan menggunakan spons atau kain katun sebagai pembersinya, kami sarankan dalam disinfeksi telur menggunakan produk INCUNOLL yang diformulasi kusus untuk telur tetas (AWAS ! Jangan gunakan kertas gosok/ ampelas untuk membersihkanya) 3) Telur yang akan ditetaskan disimpan dengan kisaran suhu 10º - 18ºC dan kelembapan 60-75%. Cara penyimpanan telur yang benar adalah rongga udara berada di atas. (AWAS ! Penyimpanan jangan lebih dari 5 hari setelah keluarnya telur dari induk) Tabel Suhu dan Kelembaban Penetasan Unggas Masa Penetasan Masa Brooding Total Unggas Suhu °C Suhu °C (Hari) R.H. % R.H. % +0.5 +0.5 Ayam Merak Kalkun Itik Entok Merpati Puyuh Pheasant Ayam Buras Walet 21 28 28 28 30 18 18 24 21 14 38 37,8 37,7 37,8 37,6 38,5 38,5 38,2 37,9 37,5 55-70 60-75 60-75 60-75 65-80 55-70 55-60 55-70 55-70 55-60 37,5 37,3 37,2 37,3 37,1 37,8 37,7 37,7 37,5 37,3 65-85 65-85 65-85 65-85 65-85 65-85 65-85 65-85 65-85 65-85 Bobot Telur (g) 50-60 100-120 75-80 80-100 100-120 30-40 30-40 30-40 45-55 20-30 3 3. Persiapan Mesin A. Pengenalan Mesin dan Alat. Thermostat, alat ini berfungsi untuk mengatur temperatur dalam mesin tetas secara otomatis. Cara kerjanya : apabila terkena panas capsul akan mengembang sehingga akan menekan microswich (aliran listrik terputus), sebaliknya apabila suhu turun capsul akan mengempis dan akan menghidupkan kembali sumber panasnya. Untuk mengaturnya dengan cara menaikkan atau menurunkan posisi capsul dengan memutar baut penyangganya lewat lubang fentilasi (atas mesin). 4 Istilah kelengkapan dalam mesin penetas telur Thermometer : Alat pengukur suhu dalam mesin penetas. Rak : Tempat diletakanya telur yang akan di tetaskan. Skrup kaki : dipasang ketika mesin akan dioperasikan Manual book : buku panduan operator penetasan Bak air : Tempat penampungan air, penambah kelembaban Handel : Untuk memutar rak telur. Kaki : Penampang mesin ketika pakai pemanas darurat Lampu indikator: lampu penanda mesin telah hidup. Plat : Untuk media konveksi panas dari api pemanas darurat Petunjuk cepat : cara pemakaian instan Lubang Fentilasi: lubang pengatur O2 yang dibutuhkan. Panel Turning : Pada mesin Tipe AT BAGIAN MESIN PENETAS TIPE C Thermometer 5 B. Langkah Fumigation Fumigasi berfungsi untuk meminimalkan kontaminasi yang dapat diakibatkan oleh kuman, sehingga proses penetasan yang kita kehendaki dapat berjalan sesuai dengan harapan. Caranya antara lain : 1) Siapkan alat : gelas ukur/ bejana ukur, timbangan, wadah lebar. 2) Siapkan Bahan : Formalin 1,2 cc dan potasium permanganat 0,6 gr. (37,5 % formaldehyde) 3) Cara : bubuk potasium permanganat (KmnO 4)dituangkan pada wadah lebar dan pipih sehingga dapat di posisikan dibawah rak telur. Cairan Formalin dituangkan pada wadah dan segera di masukkan dalam mesin lalu tutup rapat. Buka fentilasi penuh untuk mempercepat sirkulasi udara dalam ruang mesin, jangan mencium gasnya karena berbahaya. setelah 20 menit wadah dikeluarkan dan masa pengeraman pada telur dapat dimulai. Disinfeksi mesin juga dapat menggunakan produk INCUNOLL produksi MJFARMA dengan cara yang sangat praktis, mudah dan aman digunakan dalam mesin penetas telur, produk ini juga memiliki kelebihan membunuh dan mencegah pertumbuhan jamur, bakteri, virus dan menghilangkan bau tidak sedap dalam mesin pasca penetasan. (cara penggunaan dapat dilihat dikeasan produk) C. Langkah Persiapan 1) Hubungkan mesin dengan daya listrik, perhatikan apakah lampu telah menyala dengan normal, jika tidak ganti. 2) Bak air di isi ¾ bagian dengan air bersih. 3) Mesin di setel suhunya dan kelembaban, dengan mengatur thermostat_nya. Caranya buka lubang fentilasi, posisikan baut sehingga berada tepat di tengah lubang, jika suhu kurang putar baut ke_kiri dan jka terlalu panas putar ke_kanan. Perhatikan jarak suhu ketika mati dan hidup atau fluktuasinya maksimal 4 F (Amati pula perbedaan suhu pada siang dan malam). suhu sekitar 105oF untuk 30 menit dapat mematikan embrio didalam telur sedangkan suhu penetasan pada 90 oF untuk 3 sampai 4 jam akan memperlambat perkembangan embrio didalam telur. Kelembaban nya 5560 % jika kurang dari itu tambahkan spons basa di bak air, atau si tepi dalam mesin untuk di sprey dengan air hangat.(Kelembaban yang dibutuhkan berbeda setiap speciesnya) 4) Menstabilkan kondisinya ± 3 jam (usahakan ditempatkan pada ruangan yang tertutup namun cukup fentilasi). 5) Telur ditata pada rak alumunium dengan bagian tumpul di atas. 6) Suhu dan kelembaban di kontrol kembali hingga stabil. 6 4. Proses Penetasan A. Yakinkan posisi telur pada rak telah benar (jika ruang pada rak masih ada isi dengan spon atau kain, sehingga tidak berantakan). B. Posisikan thermometer ataupun higrometer pada rak, diantara telur sehingga dapat dengan mudah dipantau melalui kaca. C. Durasi Pembalikan Rak : (untuk ayam) NO 1 2 3 HARI KE 1-3 4-18 19-21 PERLAKUAN Posisi rak datar (Jangan diputar) Telur dibalik 3 – 8 kali sehari dengan durasi seimbang Posisi rak di datarkan kembali dan menunggu penetasan D. Durasi Candling atau seleksi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari ke-3 dan hari ke-15. Untuk telur yang tidak menampakkan ciri- ciri telur fertil segera dikeluarkan dari mesin, karena jika sampai mengalami pembusukan akan mempengaruhi telur yang lain. Proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan teropong telur. (I) Hasil pemeriksaan pertama (hari ke 3 – 5) Telur yang bertunas Telur tanpa tunas/ mati (II) Hasil pemeriksaan Terakir (hari ke 15 – 17) Ruang udara Tanpa ruang udara Calon anak Akan Menetas Tidak menetas 7 E. Durasi Pembukaan lubang fentilasi ada 4 periode pada hari 1-3 tidak boleh dibuka, hari 4 dibuka ¼ bagian, hari ke-5 dibuka ½ bagian, hari ke-6 dibuka ¾ bagian dan hari ke-7 hingga menetas dibuka penuh. F. Perlakuan saat keadaan darurat : 1) Saat listrik putus, letakkan lilin atau lampu minyak di plat bawah mesin, ambil bak air untuk sementara dan letakkan 2 ruas kayu kecil panjang di antara plat lalu masukkan kembali bak air sehingga bak air tidak kontak langsung dengan plat di bawahnya. ( lakukan proses ini dengan cepat dan usahakan suhunya tetap stabil) 2) Saat suhu tidak kunjung naik, Ganti lampunya dengan watt yang lebih besar, untuk 5W kecil ganti dengan 5W Hiper, 5W Hiper ganti dengan 10W, dan seterusnya 3) Saat lampu pada mesin mati, amati apakah lampunya putus jika benar segera ganti. Amati apakah capsul atau ada benda lain yang menekan mikroswich jika benar atur kembali. Jika bukan keduanya masalahnya terdapan kabel yang putus, segera sambung kabel yang putus. (untuk sementara pada saat ini anda dapat gunakan pemanas darurat atau gunakan mesin cadangan) 4) Saat air pada bak tumpah dalam mesin, cabut aliran listrik untuk sementara, serap air pada mesin dengan spons, pastikan bagian elektoniknya kering, hidupkan kembali mesin. (jika air yang tumpah banyak dan tidak segera ditangani akan merusak bagian mesin) 5) Saat capsul tidak bisa mengembang, amati apakah ada bau menyengat dalam mesin keluar dari capsul jika benar capsul telah bocor, segera ganti dengan yang baru. 6) Saat anak ayam yang baru menetas di serang semut atu serangga lain, usahakan serangga di dalam keluar dan letakkan penampung air di kaki mesin serta hindari menempel dengan dinding. Bisa juga menggunakan insektisida diluar mesin (awas jangan sampai mengenai telur maupun anak ayam. 6. Perlakuan Pada DOC /DOD Pasca Penetasan Perlakuan pada DOC /DOD dll, pasca penetasan antara lain pada umur sehari beri vaksinasi Marek, ND dan Gumboro untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Letakkan pada kotak yang aman dan telah diberi lampu dengan suhu didalam ± 36 °C, beri pakan BR-1 (pakan khusus starter), air minum dan beri batu atau sebagainya pada tempat airnya agar anak ayam tidak masuk dalam air dan mati. Jemur pada saat pagi hari dan pastikan kondisinya aman dari predator. 8 ANALISA KEGAGALAN PENETASAN 1) Saat seleksi telur I, tidak terdapat pembuluh darah/ akar di dalam telur Penyebab : 1. Telur tidak fertile/ dibuahi 2. Telur dibuahi, namun embrio telah mati Solusi : 1. Perbaiki manajemen pemeliharaan bibit. 2. Periksa posisi telur, sisi tumpul harus diatas. 2) Saat seleksi telur II, telur dibuahi namun banyak embrio mati. Penyebab : 1. Temperatur salah. (biasanya terlalu panas) 2. Pemutaran telur kurang maksimal. 3. Kekurangan oksigen. (dataran tinggi O2 tipis) 4. Bibit telur kurang baik. Solusi : 1. Periksa akurasi thermometer, letakkan di tempatnya. 2. Putar telur minimal >3 kali sehari. 3. Jangan letakkan mesin di ruang tanpa cukup fentilasi. 4. Perbaiki manajemen pemeliharaan bibit. 3) Telur berisi embrio, tetapi tidak menetas. Penyebab : 1. Kelembaban kurang. 2. Bibit kurang baik. Solusi : 1. Periksa air, tambah spons di bak & atau spray telur dengan air 2. Perbaiki manajemen pemeliharaan bibit. 4) Telur menetas terlalu lambat/ cepat, lebih dari atau kurang dari normalnya. Penyebab : 1. Temperatur terlalu tinggi. Solusi : 1. Periksa akurasi thermometer. 5) Anak ayam lama menetas, lumpuh/ cacat dan ada noda darah. Penyebab : 1. Bibit kurang baik atau lemah. Solusi : 1. Perbaiki manajemen pemeliharaan bibit. ”Alat Yang Berkualitas Adalah Yang Pertama dan Manajemen Berkualitas serta Terkontrol Adalah Yang Utama” 9 ANALISA KERUSAKAN MESIN PENETAS 1) Kabel sudah terhubung dengan listrik, namun lampu tidak menyala. Penyebab : 1. Putusnya kabel dengan Komponennya. 2. Microswich rusak. 3. Lampu rusak. Solusi : 1. Perbaiki hubunganya. 2. Segera ganti komponen microswitch. 3. Segera ganti lampunya. 2) Mesin sudah beroperasi, namun setelah beberapa hari mesin mati. Penyebab : 1. Microswitch rusak atau terbakar. Solusi: 1. Segera ganti komponen microswitch. 3) Lampu menyala terus sehingga suhu dalam mesin tinggi. Penyebab : 1. Setelan suhu tidak tepat/ berubah. 2. Microswitch rusak/ macet. 3. Kapsul thermostat rusak/ bocor. 4. Termometer tidak akurat Solusi : 1. Atur kembali setelan suhu. 2. Ganti microswitch. 3. Ganti kapsul thermostatnya 4. Pastikan termometer tidak rusak, letakkan pada posisinya. 4) Rak telur tidak dapat di putar dengan lancar/ menyangkut sesuatu. Penyebab : 1. Rak telur tidak tepat posisinya/ ada kabel yang lepas. Solusi: 1. Letakkan rak telur sesuai posisinya, pasang kembali kabelnya. 5) Pintu tidak dapat di tutup dengan baik Penyebab : 1. Kedudukan mesin/ lantai tidak rata. Solusi : 1. Letakkan di tempat yang rata/ atur kakinya. Selamat menggunakan mesin penetas MITRA JAYA semoga berhasil dengan baik. Untuk informasi dan petunjuk tentang mesin penetas “Mitra Jaya” kunjungi : www.mjincubator.com 10 LAIN- LAIN A. Spesifikasi Teknis TIPE C 30 C 50 C 75 C 100 C 200 C 500 C 1000 C 50 AT C 100 AT C 200 AT C 500 AT C 1000 AT C 50 DS C100 DS C 200 DS KAPASITAS (Ayam Buras) 30 – 36 butir 42 – 50 butir 66 – 75 butir 82 – 100 butir 164 – 200 butir 500 – 600 butir 1000 – 1200 butir 42 – 50 butir 82 – 100 butir 164 – 200 butir + 500 butir + 1000 butir 42 – 50 butir 82 – 100 butir 164 – 200 butir P X L X T (Cm) Daya Listrik (Watt) 30X30X32 40X30X32 50X30X32 60X30X32 90X40X32 60X60X125 90X60X125 45X30X32 65X30X32 95X40X32 60X60X125 90X60X125 50X30X32 70X30X32 100X40X32 10 Watt 10 Watt 20 Watt 20-30 Watt 40 Watt ±200 Watt ±250 Watt 25 Watt 40 Watt 60 Watt ±200 Watt ±250 Watt 30 Watt 50 Watt 70 Watt B. Pesan MITRA JAYA Untuk Anda 1. Dapatkan bibit telur dari peternakan yang terpercaya. (jangan dari pasar) 2. Dapatkan bibit telur dari tempat yang tidak terlalu jauh (menghindari rusaknya telur). 3. Usahakan untuk mendapatkan panduan dari orang yang telah berpengalaman dalam Hatchering. 4. Kami rekomendasikan buku buku pengantar penetasan di toko-toko buku, ataupun dari internet. 5. Ruangan penetasan usahakan seseteril mungkin. 6. Gunakan selalu produk MITRA JAYA sebagai mitra usaha anda. 7. Kami selalu menerima kritik dan saran dari konsumen sekalian, demi semakin baiknya kualitas kita bersama. 11 C. Tips Merawat dan Menggunakan Mesin Tetas 1. Segera bersihkan dan sterilkan mesin penetas setelah digunakan 2. Jika mesin penetas tergenang air segera keringkan 3. Hindarkan mesin penetas dari tempat yang terpapar sinar matahari langsung. 4. Jangan menempatkan mesin tetas yang sedang beroperasi di depan pintu atau area yang dialiri udara. 5. Untuk menghindari serangan serangga seperti semut, gunakan wadah berisi air untuk ditempatkan di setiap kaki mesin. 6. Untuk unggas air yang membutuhkan kelembaban tinggi dapat dilakukan sprey air hanggat ke telur 1 hari 1 kali maksimal 3 kali. (boleh menggunakan vit B complek dengan dosis 2 butir vitamin dengan 250ml air) 7. Gunakan spare part original Mitra Jaya. D. Tambahan Standart untuk suhu dalam incubator “penetasan” tipe force air adalah 100°F dan 102°F untuk type still-air incubators. Suhu pada incubator penetas (hatching) atau 3 hari sebelum penetasan di set 1°F lebih tinggi dibandingkan dengan incubator “pengeram”. Sedangkan untuk tipe still air, posisi termometer adalah sejajar atau rata dengan tinggi bagian atas telur atau sekitar 5 cm dari dasar telur. Termometer haruslah tidak diletakkan diatas telur atau diluar bidang penetasan tetapi bersebelahan dengannya. Selain itu, mesin incubator juga harus tertutup rapat untuk menghindari hilang panas atau kelembaban udaranya. 12 PETUNJUK PENGOPERASIAN PENETAS TIPE AT (C50AT – C200AT) Fungsi Tombol Turning on/ off : Mengaktifkan atau mengubah mode Automatic Turning pada mesin. Demo : Memastikan sistem Automatic Turning bekerja, dengan cara bergerak kedepan dan kebelakang secara terus menerus. 3 jam : mengaktifkan mode Automatic Turning berjalan setiap 3 jam sekali. (Awal diaktifkan rak akan bergerak kedepan dan kebelakang sebanyak 2– 3 kali untuk menyesuaikan dan akan berhenti, rak bergerak kembali ke arah sebaliknya setelah 3 jam) Power : mengaktifkan thermostat/ incubator mesin dengan menyalakan sumber panas di dalam mesin. Cara Aktifasi Turning 1. Pastikan mesin telah terhubung dengan sumber listrik 2. Pilih mode demo atau 3 jam dengan menekan tombol pada posisinya (tombol memang tidak menyala) 3. Posisikan tombol turning menjadi “ON” (proses 1-3 jangan sampai terbalik) Cara merubah mode demo menjadi 3 jam atau sebaliknya 1. Matikan tombol turning menjadi “OFF” 2. Posisikan mode yang diinginkan (demo ke 3 jam atau sebaliknya) 3. Tunggu kurang lebih 5-10 detik 4. Nyalakan tombol turning menjadi “ON” Cara memposisikan rak menjadi datar 1. Aktifkan mode DEMO 2. Ketika Rak dirasa telah datar, matikan tombol turning menjadi “OFF” 3. JANGAN MERUBAH POSISI RAK DENGAN PAKSA MENGUNAKAN TANGAN LANGSUNG DARI DALAM MESIN! (Akan merusak motor jika tetap dilakukan) Analisa kegagalan sistem Pastikan listrik telah terhubung Lampu panel tidak dapat menyala? Pastikan tidak ada benda yang menghalangi Mode 3 jam namun rak bergerak terus? Lampu dalam mesin tidak menyala? Lampu panel menyala dan posisi demo namun rak tidak bergerak? gerak rak! Cek, apa lampu putus! 1. 2. Motor telah rusak, biasanya rak telah diputar secara paksa! Modul mengalami kegagalan sistem, segera ganti! 13 14 BAGIAN MESIN PENETAS TIPE AT BAGIAN MESIN PENETAS TIPE DS 15 Tabel Recording Penetasan Sederhana Pagi Siang Sore Malam Hari Ke Posisi T* H* Posisi T* H* Posisi T* H* Posisi T* H* 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 s19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 *T = Temperatur, *H = Humidity, *Posisi = Posisi telur (Depan/Belakang) 16 KET Masa Kritis I Candling Candling Masa Kritis II Ayam Candling Masa Kritis II Itik