UJIAN AKHIR SEMESTER ENERGI TERBARUKAN Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Subak Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali OLEH I Putu Eka April Yanto 1605541068 Kelas B PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2018 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa kendala. Adapun penyusunan karya tulis ini berdasarkan pengamatan penulis, buku – buku pedoman, serta data-data dan keterangan dari berbagai lieratur. Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan karya tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih banyak kekurangan. Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan karya tulis ini. Semoga karya tulis ini berguna bagi semua pihak karena di dalam karya tulis ini banyak informasi yang sangat berguna untuk menambah pengetahuan. Bukit Jimbaran, Mei 2018 Penyusun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) merupakan salah satu pembangkit listrik yang memanfaatkan energi terbarukan. Mikrohidro memanfaatkan energi air sebagai sumber energi untuk membangkitkan listrik namun dengan skala kecil. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) biasanya dimanfaatkan di saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan (head) dan jumlah debit air. Jatiluwih adalah salah satu daerah di Tabanan yang terdaftar dalam UNESCO sebagai warisan budaya dunia, memiliki hamparan sawah dan sistem subak (irigasi) sebagai salah satu daya tarik wisata. Selain panorama yang indah, Jatiluwih juga memiliki potensi yang bagus untuk dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) karena memiliki banyak saluran irigasi dan beberapa air terjun. Pada 27 Nopember 2017 telah dilakukan peresmian 4 unit Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Jatiluwih yang bekerjasama dengan Pemerintah Toyama serta ditempatkan juga lampu-lampu jalan di jalur tracking Subak Jatiluwih. . Keempat unit Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Jatiluwih memiliki jenis turbin yang berbeda dan memiliki karakteristik yang berbeda. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Jatiluwih telah beroperasi hampir satu tahun dan pasti terdapat perubahan parameter-parameter yang mempengaruhi daya outputnya sehingga diperlukan pengamatan terhadap parameter-parameter Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat dibuat beberapa rumusan masalah yaitu : 1. Apa saja jenis turbin yang digunakan pada PLTMH Jatiluwih? 2. Bagaimana daya output yang dihasilkan oleh PLTMH Jatiluwih? 3. Bagaimana daya output secara teori yang seharusnya dihasilkan oleh PLTMH Jatiluwih? 4. Bagaimana perbandingan daya output yang dihasilkan PLTMH Jatiluwih terhadapt daya output yang seharusnya dihasilkan secara teori? 1.3 Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai pada makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui jenis turbin yang digunakan pada PLTMH Jatiluwih. 2. Untuk mengetahui bagaimana daya output yang dihasilkan oleh PLTMH Jatiluwih. 3. Untuk mengetahui bagaimana daya output secara teori yang seharusnya dihasilkan oleh PLTMH Jatiluwih. 4. Untuk mengetahui bagaimana perbandingan daya output yang dihasilkan PLTMH Jatiluwih terhadapt daya output yang seharusnya dihasilkan secara teori 1.4 Manfaat Adapun manfaat yang diharapkan dari makalah ini adalah : 1. Meningkatkan pemahaman mengenai jenis turbin Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro 2. Meningkatkan pemahaman mengenai output daya Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro baik secara teori maupun kondisi di lapangan. 1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan kunjungan ini adalah: Hari, Tanggal : Sabtu, 26 Mei 2018 Tempat : PLTMH Jatiluwih Alamat : Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Mikrohidro atau yang dimaksud dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya seperti, saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan (head) dan jumlah debit air. Mikrohidro merupakan sebuah istilah yang terdiri dari kata mikro yang berarti kecil dan hidro yang berarti air. Secara teknis, mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sebagai sumber energi), turbin dan generator. Mikrohidro ketinggian mendapatkan energi dari tertentu. Pada aliran air yang dasarnya, mikrohidro memiliki perbedaan memanfaatkan energi potensial jatuhan air. Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik. Di samping faktor geografis (tata letak sungai), tinggi jatuhan air dapat pula diperoleh dengan membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi. Air dialirkan melalui sebuah pipa pesat kedalam rumah pembangkit yang pada umumnya dibagun di bagian tepi sungai untuk menggerakkan turbin atau kincir air mikrohidro. Energi mekanik yang berasal dari putaran poros turbin akan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator. Mikrohidro bisa memanfaatkan ketinggian air yang tidak terlalu besar, misalnya dengan ketinggian air 2.5 meter dapat dihasilkan listrik 400 watt. Relatif kecilnya energi yang dihasilkan mikrohidro dibandingkan dengan PLTA skala besar, berimplikasi pada relatif sederhananya peralatan serta kecilnya areal yang diperlukan guna instalasi dan pengoperasian mikrohidro. Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan mikrohidro, yakni tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Perbedaan antara Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan mikrohidro terutama pada besarnya tenaga listrik yang dihasilkan, PLTA di bawah ukuran 200 KW digolongkan sebagai mikrohidro. Dengan demikian, sistem pembangkit mikrohidro cocok untuk menjangkau ketersediaan jaringan energi listrik di daerah-daerah terpencil dan pedesaan. 2.1.1 Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Aliran sungai dibendung agar mendapatkan debit air (Q) dan tinggi jatuh air (H), kemudian air yang dihasilkan disalurkan melalui saluran penghantar air menuju kolam penenang, Kolam penenang dihubungkan dengan pipa pesat, dan pada bagian paling bawah di pasang turbin air. Turbin air akan berputar setelah mendapat tekanan air (P), dan perputaran turbin dimanfaatkan untuk memutar generator, Setelah mendapat putaran yang constan maka generator akan menghasilkan tegangan listrik, yang dikirim kekonsumen melalui saluran kabel distribusi (JTM atau JTR). 2.1.2 Pendekatan Analisis Pendekatan analisis yang digunakan umumnya bersifat parametrik. Secara teoritis daya yang dapat dibangkitkan oleh PLTMH dilakukan dengan pendekatan : P = ρ x Q x g x H...........................................(2.1) Dimana : Ρ : Masa jenis air (kg/m3) Q : Debita air dalam (m3/dt) H : Tinggi jatuh air dalam (m) Daya teoritis PLTMH tersebut di atas, akan berkurangsetelah melalui turbin dan generator, yang diformulasikan sebagai berikut : P = ρ x Q x g x H x η....................................(2.2) Perkiraan beban tersambung ...........................................(2.3) Dimana : n = banyaknya pelanggan P = Daya listrik pada tiap pelanggan (Watt) Kecepatan medan putar di dalam generator sinkron dinyatakan oleh persamaan : ...........................................(2.4) Dimana : ns = Kecepatan medan putar (rpm) f = Frekuensi (Hz) p = Jumlah kutub motor induksi Kecepatan putar rotor tidak sama dengan kecepatan medan putar, perbedaan tersebut dinyatakan dengan slip : .......................................(2.5) Dimana : s = slip ns = kecepatan medan putar stator (rpm) nr = kecepatan putar rotor (rpm) Dan daya maksimum yang di hasilkan dirumuskan : ...........................................(2.6) Dan efisiensi dituliskan : ....................................(2.7) 2.1.3 Tinggi Jatuh Air (Head) Penentuan debit dan head pada PLTMH mempunyai arti yang sangat penting dalam menghitung potensi tenaga listrik.Seperti pada gambar 2.2 Variabel debit “diwakili” oleh jumlah rata-rata bulan kering dalam satu tahun. Artinya dicari areal-areal yang jumlah bulan keringnya kecil atau bahkan tidak ada bulan keringnya sama Pengukuran debit air (Q) sungai pada dasarnya terdapat banyak metode pengukuran debit air. Untuk sistem konversi energi air skala besar pengukuran debit bisa berlangsung bertahun-tahun. Sedangkan untuk sistem konversi energi air skala kecil waktu pengukuran dapat lebih pendek, misalnya untuk beberapa musim yang berbeda saja. Tingkat kemiringan yang diwakili oleh indikator gradien skematik, semakin miring areal, semakin besar kemungkinan untuk ditemukannya head yang cukup untuk PLTMH Gambar 2.1 Pengukuran tinggi jatuh air Gradien skematik rata-rata dirumuskan sebagai berikut : ............................................(2.8) Dimana : h1 = Elevasi titik tertinggi (m) h2 = Elevasi titik terendah (m) A = Luas areal (m2) 2.1.4 Pengukuran Debit Air Terdapat banyak metode pengukuran debit air. Sistem konversi energi air skala besar pengukuran debit dapat berlangsung bertahun-tahun. Sedangkan untuk sistem konversi energi air skala kecil waktu pengukuran dapat lebih pendek, misalnya untuk beberapa musim yang berbeda saja. Mengukur luas permukaan sungai, dan kecepatan aliran air sungai dapat dilakukan seperti langkah-langkah pengukuran berikut: 1. Pengukuran kedalaman sungai dilakukan di beberapa titik berbeda X1 – Xn (lihat gambar 2.3). 2. Lebar sungai (l) dimisalkan 10 m. 3. Hitung kedalaman rata-rata, menggunakan rumus: ....................................................(2.9) 4. Luas diperoleh dengan mengalikan kedalaman rata-rata dengan lebar sungai, yaitu : A = X(rata). L Mengukur kecepatan aliran sungai (v), langkah – langkah pengukuran: carilah bagian sungai yang lurus dengan panjang sekitar 20 meter, dan tidak mempunyai arus putar yang menghambat jalannya pelampung. Ikatlah sebuah pelampung kemudian dihanyutkan dari titik t0 – t1 seperti terlihat pada gambar 2.3 berikut. Gambar 2.2 Pengukuran luas permukaan dan kecepatan aliran sungai. Hal ini dilakukan 5 kali berturut – turut kemudian catat waktu tempuh pelampung tersebut (t0 – t1) dengan menggunakan stopwatch. Hitunglah waktu tempuh rata-rata dari pelampung tersebut, yaitu : trata = (sigma t) / n......................................(2.10) Kecepatan aliran air sungai (v) diperoleh dengan membagi jarak sungai (s) dengan waktu tempuh rata-rata dari pelampung tersebut, yaitu : (t0 – t1), v = s / trata.....................................(2.11) Setelah luas dan kecepatan aliran sungai diketahui, maka besar debit pada sungai tersebut dapat dianalisis: Q = A x v (m3/det) .....................................(2.12) 2.2 Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Uraian-uraian Lingkup pekerjaan perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) adalah: 1. Survey dan Pemetaan Lokasi yang mencakup Hulu, Hilir Sungai. 2. Survey dan Pemetaan Lokasi disebelah kiri dan kanan Hulu, Hilir Sungai. 3. Pengukuran Topografi/Elevasi hulu dan hilir Sungai 4. Perhitungan Energi yang dapat dikonversikan. 5. Survey dan Pengukuran jarak Rumah Turbin ( PLTMH ) degan beban. 6. Perhitungan Sistem Transmisi Energi ke Beban. Berikut adalah contoh gambar perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Gambar 2.3 Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Perlengkapan fasilitas yang diperlukan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) diantaranya : 1. Perlengkapan Teknik Sipil berupa bendungan air, saluran penghantar dan kolam air. 2. Perlengkapan mekanik berupa, pipa pesat, turbin, gear box, dan governor. 3. Perlengkapan listrik berupa generator singkron, kabel alat control dan proteksi serta alat-alat pengukuran listrik (volt meter, amper meter, cos phi meter, watt meter dan frekuensi meter serta beberapa alat ukur lainnya). 4. 2.3 Alat-alat pendukung lainnya. Jenis – Jenis Turbin Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk tenaga industri untuk jaringan listrik. Sekarang lebih umum dipakai untuk generator listrik. Turbin kini dimanfaatkan secara luas dan merupakan sumber energi yang dapat diperbaharukan. Adapun jenis-jenis turbin air antara lain. 2.3.1 Turbin Francis Gambar 2.4 Turbin Francis Pada tahun 1849, James B. Francis menciptakan Turbin Francis dengan cara meningkatkan efisiensi turbin reaksi aliran kedalam hingga lebih dari 90%. Dia memberikan test yang memuaskan dan mengembangkan metode engineering untuk desain turbin air. Turbin Francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian keluar. Inilah yang merupakan awal mula turbin air modern pertama. 2.3.2 Turbin Pelton. Gambar 2.5 Turbin Pelton Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih alat yang disebut nosel. Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang paling efisien. Turbin Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head tinggi. Turbin Pelton ditemukan pada tahun 1870an oleh Lester Allan Pelton 2.3.3 Turbin Cross Flow Gambar 2.6 Turbin Cross Flow Turbin Cross Flow juga disebut Turbin Banki-Mitchel atau Turbin Ossbeger, dikarenakan jenis turbin ini disebut-sebut ditemukan oleh ilmuwan Australia Anthony Michell, Ilmuwan Australia Donat Banki, Ilmuwan Jerman Fritz Ossberger. Mereka masing-masing memiliki patent atas jenis turbin ini. Tak seperti kebanyakan turbin yang beputar dikarenakan aliran air secara axial maupun radial, pada turbin Cross Flow air mengalir secara melintang atau memotong blade turbin, Turbin Cross Flow didesain untuk mengakomodasi debit air yang lebih besar dan head yang lebih rendah dibanding Pelton. Headnya kurang dari 200 meter. 2.3.4 Turbin Propeller/ Kaplan Gambar 2.7 Turbin Proprller atau Kaplan Turbin propeller/ kaplan pada umumnya memiliki runner dengan 3 sampai dengan 6 blade dimana air mengenai semua blade secara konstan Turbin propeller/ kaplan digunakan untuk tinggi terjun yang rendah, yaitu dibawah 20 meter. Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanikroda air turbin dilakukan melalui pemanfaatan ekecepatan air. Roda air turbin propeller/ kaplan menyerupai baling-baling dari kipas angin. 2.4 Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Dalam Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro mempunyai beberarapa kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro adalah sebagai berikut : 2.4.1 Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Adapun kelebihan dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) adalah sebagai berikut : 1. Tersedia secara melimpah. 2. Lestari dan tidak akan habis 3. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) lebih awet jika dipelihara dengan baik dibandingkan pembangkit yang lain seperti PLTS, PLTU, dan lainnya. 4. Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) tidak memerlukan biaya yang mahal (dibandingkan dengan pengoperasian generator diesel) 5. Penggunaan energi baik energi listrik maupun energi gerak dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) untuk kegiatan produktif bisa dilakukan. Seperti charge aki dengan energi listrik atau penggilingan menggunakan energi gerak yang tersedia langsung dari turbin. 6. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) mudah dioperasikan sebagai base load maupun peak load (dapat dengan cepat on/off), karena turbin air pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dapat berhenti setiap saat. 7. Mengurangi tingkat komsumsi energi fosil, langkah ini berperan dalam mengendalikan laju harga minyak di pasar internasional. 2.4.2 Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Adapun kekurangan dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) adalah sebagai berikut : 1. Perlu investasi besar untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) 2. Pada musin kemarau kemampuan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) akan menurun karena jumlah air biasanya berkurang. 3. Sumber daya alam yang akan dimanfaatkan biasanya terletak jauh dari pemukiman sehingga mendistribusikan listrik. memerlukan jarak yang panjang untuk BAB III PEMBAHASAN Gambar 3.1 Denah Wilayah Jatiluwih PLTMH Jatiluwih berada di Subak Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Terdapat 4 unit PLTMH hasil kerjasama dengan Kota Toyama, Jepang. Peresmian alat itu digelar di Subak Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan pada hari Senin tanggal 27 Nopember 2017. Beberapa titik jalur trekking diterangi lampu, dan alat tersebut juga rencananya akan difungsikan untuk mesin penyosohan beras. Pada tahap awal, pengoperasian PLTMH ini akan menghasilkan energi listrik yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan penerangan jalan sebanyak 200 titik di wilayah Subak Jatiluwih. Lampu penerang jalan itu juga merupakan bantuan dari Pemerintah Toyama yang didanai JICA. Ada tiga titik pemasangan alat ini, pertama di Tempek Uma Kayu, Tempek Telabah Gede, dan Tempek Uma Dwi. 3.1 PLTMH Unit 1 PLTMH Unit 1 Jatiluwih terletak tepat dibelakang monumen UNESCO Jatiluwih. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro unit satu merupakan pembangkit listrik tenaga mikrohidro dengan turbin jenis pelton. PLTMH unit 1 mampu membangkitkan daya sebesar 500 watt yang terhubung secara off-grid dengan baterai yang memiliki kapasitas baterai 300 watt. 3.1.1 Diagram PLTMH Unit 1 Gambar 3.2 Diagram PLTMH Unit 1 Berdasarkan Gambar 3.2 dapat diketahui bahwa generator yang digunakan pada PLTMH Unit 1 memiliki kemampuan membangkitkan daya sebesar 500 watt. Daya yang telah dibangkitkan kemudian dihubungkan untuk mengisi baterai dengan kapasitas baterai sebesar 300 watt yang kemudian didistribusikan ke bebanbeban yang ada. Apabila kapasitas baterai telah terpenuhi, daya yang berlebih akan dibuang melalui heater. Sistem pengaturan dari PLTMH Unit satu diatur melalui sebuah Control Panel. 3.1.2 Konstruksi PLTMH Unit 1 Gambar 3.3 Konstruksi PLTMH Unit 1 Pada Gambar 3.3 menunjukkan konstruksi PLTMH Unit 1, terdapat sebuah turbin yaitu turbin jenis pelton, memiliki sebuah generator yang mampu membangkitkan daya sebesar 500 watt. Untuk mengatur aliran air (debit) terdapat sebuah skat yang terbuat dari kayu yang terhubung dengan pemberat agar putaran dari turbin stabil. Jari jari dari turbin unit 1 adalah sebesar 1.250 mm. Perputaran dari turbin unit 1 adalah 24 rpm. Dan putaran yang terkopel ke generator sebesar 300 rpm. Ketinggian antara bagian atas dan bawah dari sungai sebesar 2.100 mm. Daya yang dihasilkan pada generator dihubungkan ke Control Panel yang berfungsi untuk tempat pengaturan. Daya yang dihasilkan disimpan dalam baterai yang memiliki kapasitas 300 watt. Daya baterai kemudian didistribusikan ke bebanbeban disekitar PLTMH. Sistem dari PLTMH Unit 1 bekerja secara Off-Grid. Apabila daya baterai sudah terpenuhi maka daya lebih akan dibuang melalui heater yang terletak disamping panel. Apabila terjadi banjir atau debit air yang sangat tinggi maka sistem akan otomatis berhenti untuk menghindari kerusakan yang dapat terjadi pada paralatan dari PLTMH Unit 1. Berikut adalah spesifikasi Turbin Air pada PLTMH Unit 1, ditunjukkan dengan tabel 3.1 Tabel 3.1 Tabel Spesifikasi Turbin Air PLTMH Unit 1 Spesifikasi Turbin Air Tipe Pelton Jumlah penggunaan air 0,014 m3/s Ketinggian efektif 2,1 m Efisiensi pembangkitan 55% Output pembangkitan 0,16 kW Diameter 2,5 m Berikut adalah gambar dari Control Panel, Generator, Pemberat, dan Turbin ditunjukkan pada Gambar 3.4. Gambar 3.4 (a) Control Panel, (b) Generator dan Pemberat, (c) Turbin 3.1.3 Perhitungan Daya Output Secara Teori Perhitungan daya pada PLTMH Unit 1 menggunakan rumus : P=ρxQxgxHxη Diketahui ρ air sebesar 1000 kg/m3, debit air pada PLTMH Unit 1 sebesar 0,014 m3/s, dengan ketinggian 2,1 m dan efisiensi 55%. Sehingga didapat daya output sebesar : P=ρxQxgxHxη = 1000 x 0,014 x 9,8 x 2,1 x 0,55 = 158,46 Watt 3.1.4 Daya Output Control Panel Gambar 3.5 Daya output pada control panel Berdasarkan gambar 3.5 diketahui bahwa daya output PLTMH Unit satu adalah 180 watt. Pada hasil perhitungan didapatkan daya sebesar 158,46 Watt, jika dibandingkan dengan daya sebenarnya pada control panel didapatkan hasil 180 watt. Daya output yang ditampilkan oleh control panel lebih besar disebabkan oleh debit air pada saat pengambilan data berbeda dengan debit air yang sudah diukur sebelumnya dan juga massa jenis air yang tidak 1.000 kg/m3. 3.1.5 Beban PLTMH Unit 1 Daya yang telah disimpan dalam baterai didistribusikan ke beban – beban lampu jalan dengan daya 3 watt yang ada di sekitar PLTMH. Beban yang disuplai secara otomatis melalui control panel menggunakan timer. Beban lampu akan on sesuai waktu yang telah ditentukan pada timer. Daya yang berlebih pada PLTMH dibuang melalui beban heater. Gambar 3.6 Kontrol beban pada Control Panel Gambar 3.7 Timer Gambar 3.8 Beban Lampu dan heater 3.2 PLTMH Unit 2 dan 3 PLTMH Unit 2 Jatiluwih terletak di area persawahan Jatiluwih. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro unit dua merupakan pembangkit listrik tenaga mikrohidro dengan turbin jenis Pelton . PLTMH unit 2 mampu membangkitkan daya sebesar 500. PLTMH Unit 3 Jatiluwih juga terletak di persawahan Jatiluwih. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro unit tiga merupakan pembangkit listrik tenaga mikrohidro dengan turbin jenis screw. PLTMH unit 3 mampu membangkitkan daya sebesar 1000 watt. Hasil daya dari unit 1 dan 2 dihubungkan ke dalam sebuah panel dan disimpan dalam baterai dengan kapasitas daya 1300 watt. 3.2.1 Diagram PLTMH Unit 2 dan 3 Gambar 3.9 Diagram PLTMH Unit 2 dan 3 Berdasarkan Gambar 3.9 dapat diketahui bahwa generator yang digunakan pada PLTMH Unit 2 memiliki kemampuan membangkitkan daya sebesar 500 watt, sedangkan generator pada PLTMH unit 3 mampu membangkitkan daya sebesar 1000 watt. Daya yang telah dibangkitkan dari kedua generator kemudian dihubungkan untuk mengisi baterai dengan kapasitas baterai sebesar 1300 watt yang kemudian didistribusikan ke beban-beban yang ada. Apabila kapasitas baterai telah terpenuhi, daya yang berlebih akan dibuang melalui heater. Sistem pengaturan dari PLTMH Unit 2 dan 3 diatur melalui sebuah Control Panel. Gambar 3.10 Control Panel PLTMH Unit 2 dan 3 3.2.2 Konstruksi PLTMH Unit 2 Gambar 3.11 Konstruksi PLTMH Unit 2 Pada Gambar 3.11 menunjukkan konstruksi PLTMH Unit 2, terdapat sebuah turbin yaitu turbin jenis pelton, memiliki sebuah generator yang mampu membangkitkan daya sebesar 500 watt. Untuk mengatur aliran air (debit) terdapat sebuah skat yang terbuat dari kayu yang terhubung dengan pemberat agar putaran dari turbin stabil. Jari jari dari turbin unit 2 adalah sebesar 600 mm, perputaran dari turbin unit 2 adalah 32 rpm, dan putaran yang terkopel ke generator sebesar 300 rpm. Ketinggian sebesar 900 mm. Daya yang dihasilkan pada generator dihubungkan ke Control Panel yang berfungsi untuk tempat pengaturan. Daya yang dihasilkan PLTMH unit 2 diparalelkan dengan daya PLTMH unit 3 untuk mengisi kapasitas baterai kemudian didistribusikan ke beban-beban disekitar PLTMH. Sistem dari PLTMH Unit 2 bekerja secara Off-Grid. Apabila daya baterai sudah terpenuhi maka daya lebih akan dibuang melalui heater yang terletak disamping panel. Apabila terjadi banjir atau debit air yang sangat tinggi maka sistem akan otomatis berhenti untuk menghindari kerusakan yang dapat terjadi pada paralatan konstruksi dari PLTMH Unit 2 Berikut adalah spesifikasi Turbin Air pada PLTMH Unit 1, ditunjukkan dengan tabel 3.2 Tabel 3.2 Tabel Spesifikasi Turbin Air PLTMH Unit 2 Spesifikasi Turbin Air Tipe pelton Jumlah penggunaan air 0,03 m3/s Ketinggian efektif 1m Efisiensi pembangkitan 55% Output pembangkitan 0,16 kW Diameter 1,2 m Berikut adalah gambar dari PLTMH Unit 2 ditunjukkan pada Gambar 3.12 Gambar 3.12 PLTMH Unit 2 3.2.3 Konstruksi PLTMH Unit 3 Gambar 3.13 Konstruksi PLTMH Unit 3 Pada Gambar 3.13 menunjukkan konstruksi PLTMH Unit 3, terdapat sebuah turbin yaitu turbin jenis screw, memiliki sebuah generator yang mampu membangkitkan daya sebesar 1000 watt. Bentuk turbin dari PLTMH unit 3 menyerupai bor (spiral) dengan jari – jari 235 mm. PLTMH Unit 3 menggunakan 2 buah turbin yang disusun secara seri yang masing-masing memiliki panjang 2.200 mm dengan kemiringan 30⁰ dan ketinggian 2.500 mm. . Daya yang dihasilkan pada generator dihubungkan ke Control Panel yang berfungsi untuk tempat pengaturan. Daya yang dihasilkan PLTMH unit 3 diparalelkan dengan daya PLTMH unit 2 untuk mengisi kapasitas baterai kemudian didistribusikan ke beban-beban disekitar PLTMH. Sistem dari PLTMH Unit 3 bekerja secara Off-Grid. Apabila daya baterai sudah terpenuhi maka daya lebih akan dibuang melalui heater yang terletak disamping panel. Apabila terjadi banjir atau debit air yang sangat tinggi tidak akan mempengaruhi kecepatan turbin karena air yang berlebih akan tumpah di parit yang lain. Berikut adalah spesifikasi Turbin Air pada PLTMH Unit 3, ditunjukkan dengan tabel 3.3 Tabel 3.3 Tabel Spesifikasi Turbin Air PLTMH Unit 3 Spesifikasi Turbin Air Tipe screw Jumlah penggunaan air 0,03 m3/s Ketinggian efektif 2,5 m Efisiensi pembangkitan 55% Output pembangkitan 0,4 kW Diameter 0,47 m Berikut adalah gambar dari PLTMH Unit 3 ditunjukkan pada Gambar 3.13 Gambar 3.13 PLTMH Unit 3 3.2.4 Perhitungan Daya Output Secara Teori Perhitungan daya pada PLTMH Unit 1 menggunakan rumus : P=ρxQxgxHxη Diketahui ρ air sebesar 1000 kg/m3, debit air pada PLTMH Unit 2 sebesar 0,03 m3/s , dengan ketinggian 1 m dan efisiensi 55%. Sedangkan debit air pada PLTMH Unit 3 sebesar 0,03 m3/s , dengan ketinggian 2,5 m dan efisiensi 55%. Sehingga didapat daya output sebesar : P23 = P2 + P3 P23 = (ρ x Q x g x H x η) + (ρ x Q x g x H x η) = (1000 x 0,03 x 9,8 x 1 x 0,55) + (1000 x 0,03 x 9,8 x 2,5 x 0,55) = 161,7 + 404,25 = 565,95 Watt 3.2.5 Daya Output Control Panel Gambar 3.14 Daya output pada control panel Berdasarkan gambar 3.14 diketahui bahwa daya output PLTMH Unit dua dan tiga adalah 480 watt. Pada hasil perhitungan didapatkan daya sebesar 565,95 watt, jika dibandingkan dengan daya sebenarnya pada control panel didapatkan hasil 480 watt. Daya output yang ditampilkan oleh control berbeda disebabkan oleh debit air pada saat pengambilan data berbeda dengan debit air yang sudah diukur sebelumnya dan juga massa jenis air yang tidak 1.000kg/m3. 3.2.6 Beban PLTMH Unit 2 dan 3 Daya yang telah disimpan dalam baterai didistribusikan ke beban – beban lampu jalan yang ada di sekitar PLTMH. Beban yang disuplai secara otomatis melalui control panel menggunakan timer. Beban lampu akan on sesuai waktu yang telah ditentukan pada timer. Daya yang berlebih pada PLTMH dibuang melalui beban heater. Gambar 3.15 Kontrol beban pada Control Panel Gambar 3.16 Timer Gambar 3.17 Beban Lampu Gambar 3.18 Beban heater 3.3 PLTMH Unit 4 PLTMH Unit 4 Jatiluwih terletak di air terjun Sungai Yeh Ho. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro unit 4 merupakan pembangkit listrik tenaga mikrohidro dengan turbin jenis propeller. PLTMH unit 4 mampu membangkitkan daya sebesar 7,5 kW. 3.3.1 Diagram PLTMH Unit 4 Gambar 3.19 Diagram PLTMH Unit 4 Berdasarkan Gambar 3.19 dapat diketahui bahwa generator yang digunakan pada PLTMH Unit 4 memiliki kemampuan membangkitkan daya sebesar 7,5 kW. Daya yang telah dibangkitkan kemudian dihubungkan ke trafo step-down untuk menurunkan tegangan yang dihasilkan generator. Daya yang dihasilkan digunakan untuk mengisi baterai yang kemudian didistribusikan ke beban-beban yang ada. Apabila kapasitas baterai telah terpenuhi, daya yang berlebih akan dibuang melalui heater. Sistem pengaturan dari PLTMH Unit satu diatur melalui sebuah Control Panel. 3.3.2 Konstruksi PLTMH Unit 4 Gambar 3.20 Konstruksi PLTMH Unit 4 Pada Gambar 3.20 menunjukkan konstruksi PLTMH Unit 4, terdapat sebuah turbin yaitu turbin jenis propeller, memiliki sebuah generator yang mampu membangkitkan daya sebesar 7,5 kW. Bentuk dari turbin unit 4 ini mirip seperti turbin unit 3. Perbedaan terletak dari turbin 4 adalah berada di dalam sebuah pipa. Jari-jari dari turbin unit 4 adalah sebesar 75 mm yang berada di dalam pipa dengan jari-jari dalam 85 mm. Panjang dari turbin ini adalah 90 mm. Tekanan di dalam pipa sebesar 0.03 MPa. Setelah air melewati trubin, maka air akan dikeluarkan dari pipa melalui saluran pembuangan. Tekanan di dalam pipa dapat diatur secara manual. Daya yang telah dibangkitkan akan masuk ke dalam Control Panel, sebelum mengisi kapasitas baterai, tegangan yang dihasilkan generator diturunkan dengan trafo step-down agar memenuhi tegangan yang diinginkan yaitu 100 Volt. Apabila daya baterai sudah terpenuhi maka daya lebih akan dibuang melalui heater yang terletak disamping panel. Berikut adalah spesifikasi Turbin Air pada PLTMH Unit 4, ditunjukkan dengan tabel 3.21 Tabel 3.4 Tabel Spesifikasi Turbin Air PLTMH Unit 4 Spesifikasi Turbin Air Tipe Tipe propeller Jumlah penggunaan air 0,07 m3/s Ketinggian efektif 12 m Efisiensi pembangkitan 60% Output pembangkitan 4,9 kW Diameter 150 mm Berikut adalah gambar dari Turbin, Generator, Control Panel, dan Trafo ditunjukkan pada Gambar 3.4. Gambar 3.21 (a) Turbin, (b) Generator, (c) Control Panel, (d) Trafo 3.3.3 Perhitungan Daya Output Secara Teori Perhitungan daya pada PLTMH Unit 4 menggunakan rumus : P=ρxQxgxHxη Diketahui ρ air sebesar 1000 kg/m3, debit air pada PLTMH Unit 1 sebesar 0,07 m3/s, dengan ketinggian 12 m dan efisiensi 60%. Sehingga didapat daya output sebesar : P4 = ρ x Q x g x H x η = 1000 x 0,07 x 9,8 x 12 x 0,60 = 4.939,2 Watt 3.3.4 Daya Output Control Panel Gambar 3.22 Daya output pada control panel Berdasarkan gambar 3.22 diketahui bahwa daya output PLTMH Unit empat adalah 190 watt. Pada hasil perhitungan didapatkan daya sebesar 4.939,2 watt, jika dibandingkan dengan daya sebenarnya pada control panel didapatkan hasil 190 watt. Terdapat perbedaan hasil antara perhitungan dengan kondisi di lapangan, hal ini dikarenakan panel hubung dalam kondisi discharge yang artinya daya dikeluarkan oleh baterai. 3.3.5 Beban PLTMH Unit 4 Daya yang telah disimpan dalam baterai didistribusikan ke beban – beban lampu jalan 3 watt yang ada di sekitar PLTMH. Beban yang disuplai secara otomatis melalui control panel menggunakan timer. Beban lampu akan on sesuai waktu yang telah ditentukan pada timer. Daya yang berlebih pada PLTMH dibuang melalui beban heater. Gambar 3.23 Kontrol beban pada Control Panel Gambar 3.24 Timer Gambar 3.25 Beban Lampu Gambar 3.26 Beban heater BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Adapun simpulan yang didapatkan dari pembahasan diatas adalah sebagai berikut : 1. Terdapat tiga macam bentuk turbin Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Desa Jatiluwih yaitu turbin pelton, screw, dan propeller. Turbin ini disesuaikan dengan karakteristik tempat pemasangan turbin. 2. Daya output yang dihasilkan pada PLTMH Jatiluwih Unit 1 adalah sebesar 180 watt, PLTMH Jatiluwih Unit 2 dan 3 adalah sebesar 480 watt, sedangkan PLTMH Jatiluwih Unit 4 adalah sebesar 190 watt. 3. Daya output secara teori yang seharusnya dihasilkan PLTMH Jatiluwih Unit 1 adalah sebesar 158,46 watt, PLTMH Jatiluwih Unit 2 dan 3 adalah sebesar 565,95 watt, sedangkan PLTMH Jatiluwih Unit 4 adalah sebesar 4.939,2 watt. 4. Perbedaan daya output yang ditampilkan control panel dengan daya ouput secara teori pada PLTMH Jatiluwih Unit 1, 2, dan 3 disebabkan karena debit air saat pengamatan berbeda dengan debit air yang sudah diukur sebelumnya dan juga massa jenis air yang tidak 1.000kg/m3. Perbedaan daya output yang ditampilkan control panel dengan daya ouput secara teori pada PLTMH Jatiluwih Unit 4 disebabkan karena control panel dalam kondisi discharge yang artinya daya dikeluarkan oleh baterai. 4.2 Saran Perlu dilakukan penelitian dan pengukuran lebih lanjut terhadap parameter – parameter yang mempengaruhi daya output dari PLTMH Jatiluwih, sehingga diketahui bagaimana kemampuan PLTMH Jatiluwih saat ini. DAFTAR PUSTAKA Sukamta, Sri, Adhi Kusmantoro.2013.Perencanaan Pembangkit Listrik Mikro Hidro (PLTMH) Jantur Tabalas Kalimantan Timur.Semarang: Universitas Negeri Semarang Jasa, Lie.2010. Mengatasi Krisis Energi Dengan Memanfaatkan Aliran Pangkung Sebagai Sumber Pembangkit Listrik Alternatif.Jimbaran: Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Hutapea, Maritje.2016.Solusi Listrik Off-Grid Berbasis Energi Terbarukan di Indonesia : Kerangka Reguler dan Program.Jakarta:Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. H., Ir. Sentanu.2016.Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro.Bandung: Asosiasi Hidro Bandung.