I. SIFAT DAN CONTOH KAS DAN SETARA KAS Kas merupakan harta lancar perusahaan yang sangat menarik dan mudah ntuk diselewengkan . menurut SAK 1994: 1. kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. 2. Bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan mum perusahaan. Contoh dari perkiraan2 yang biasa digolongkan sebagai kas dari bank adalah: a. Kas Kecil b. Saldo Rekening Giro Di Bank. c. Bon Sementara d. Bon-Bon Kas Kecil yang belum Di Reimbursed e. Check tunai yang akan di depositokan Yang tidak dapat digolongkan sebagai bagian dari kas dan bank dalam neraca adalah a. Deposito berjangka yang jatuh tempo lebih dari 3 bulan b. Check kosong dan check mundur c. Dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu (sinking fund) d. Rekening giro yg tidak dapat segera digunakan baik di dalam maupun di luar negeri, misalnya karena dibekukan Menurut PSAK no.2 kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash equivalent) merupakan Investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang sangat signifikan untuk tujuan investasi atau lainnya. Oleh karena itu, investasi umumnya diklasifikasikan sebagai setara kas hanya jika akan segera jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehan Cerukan ( bank overdraft) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan kas perusahaan 1 II. TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) KAS DAN SETARA KAS 1. untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank. Beberapa ciri internal control: a. Adanya pemisahan tugas dan tanggungjawab antara yang menerima dan yang mengeluarkan kas dengan yang melakukan pencatatan, memberikan otoritas atas pengeluaran dan penerimaan kas dan bank b. Pegawai yang membuat rekonsiliasi bank harus lain dari pegawai yang mengerjakan buku bank. Rekonsiliasi bank dibuat setiap bulan dan harus ditelaah oleh kepala bagian akuntansi c. Digunakannya impress fund system untuk mengelola kas kecil d. Penerimaan kas, cek dan giro harus di setor ke bank dalam jumlah seutuhnya e. Uang kas disimpan di tempat yang aman f. Uang kas harus dikelola dengan baik 2. Untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di neraca pertanggal neraca betul-betul ada dan dimiliki oleh perusahaan, maksudnya auditor harus meyakinkan dirinya bahwa kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan betul-betul ada dan dimiliki perusahaan dan bukan milik pribadi direksi atau pemegang saham. Karena itu auditor harus melakukan kas opname dan mengirim konfirmasi ke bank. 3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan kas dan setara kas. Jika perusahaan menyisihkan sebagian dana yang dimiliki untuk keperluan pelunasan obligasi berikut bunganya maka dana tersebut tidak dapat dilaporkan sebagai bagian dari kas di harta lain. Begitu juga jika ada saldo rekening giro yang dibekukan karena perusahaan tersangkut suatu masalah hukum, maka saldo tersebut tidak boleh dilaporkan sebagai bagian dari kas di harta lancar. 2 4. Untuk memeriksa seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam valuta asing, apakah saldo tersebut sudah dikonversikan terhadap rupiah dengan menggunakan kurs dengan Bank Indonesia pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi tahun berjalan. 5. Untuk memeriksa apakah penyajiannya neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Menurut SAK: a. kas dan setara kas disajikan di neraca sebagai harta lancer b. Kas dan setara kas yang penggunaannya dibatasi dapat dimasukan dalam aktiva lancr hanya jika pembatasan tersebut dilakukan untuk menyisihkan dana untuk melunasi kewjiban jangka pendek atau jika pembatasan tersebut hanya berlaku selama satu tahun. c. Saldo kredit pada perkiraan bank disajikan pada kelompok kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek. 3 III. PROSEDUR PEMERIKSAAN KAS DAN SETARA KAS. 1. Pahami dan evaluasi IC atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank 2. Buat Top Schedule kas dan setara kas per tanggal neraca 3. Lakukan Cash Count per tanggal neraca 4. Kirim konfirmasi atau dapatkan pernyataan saldo dari kasir dlm hal tdk dilakukan kas opname 5. Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki perusahaan 6. Minta rekonsiliasi bank per tanggal neraca 7. Lakukan pemeriksaan atas rekonsiliasi tersebut 8. Review jawaban konfirmasi dari bank, notulen rapat dan perjanjian kredit 9. Periksa inter bank transfer ± 1 minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca 10. Periksa transaksi kas sesudah tanggal neraca sampai mendekati tanggal selesainya pemeriksaan lapangan 11. Seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam mata uang asing per tanggal neraca, periksa apakah saldo tsb sdh dikonfirmasi ke dalam rupiah dgn menggunakan kurs tengah BI dan apakah selisihnya sdh dibebankan pada laba rugi tahun berjalan 12. Periksa apakah penyajian kas dan setara kas di neraca dan catatan atas laporan keuangan , sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia 13. Buat kesimpulan Top Schedule kas dan setara kas atau di memo tersendiri mengenai kewajaran dari cash on hand dan in bank, setelah menjalankan audit di atas. Penjelasan prosedur pemeriksaan kas dan setara kas 1. Pahami dan evaluasi internal control kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank. Proses memaham dan mengevalusi inetrnal control atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluran kas dan Bank merupakan bagian 4 yang sangat penting dalam suatu proses pemeriksaan akuntan. Kas dan setara kas dalam perusahaan sering dikatakan sebagai darah dalam tubuh manusia. Jika perusahaan mengalami kesulitan uang, sama seperti manusia yang “lesu darah“ atau “kekurangan darah“. Langkah berikutnya, auditor harus melakukan compliance test ( pengujian ketaatan) , namun sebelumnya perlu disusun audit program untuk pengujian ketaatan atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas/bank sebagai berikut Penerimaan Kas/bank a. Ambil sample bukti penerimaan kas/bank secara random : misal semua penerimaan kas yang berjumlah > Rp 10 juta ditambah 10 penerimaan kas/Bank yang berjumlah < Rp 10 juta. b. Periksa apakah bukti penerimaan kas tersebut : Sudah diotorisasi pejabat perusahaan yang berwenang, Lengkap bukti pendukungnya (misal kwitansi bernomor urut, cetak deposit slip). Mencantumkan nomor perkiraan yang kredit dengan benar dan perhitungan mathematisnya sudah benar. c. Periksa apakah posting ke buku kas ( untuk penjualan tunai ) dan piutang ( untuk pelunasan piutang) serta buku besar penjualan sudah dilakukan dengan benar. Begitu juga posting ke sub buku besar piutang . d. Tarik kesimpulan mengenai hasil compliance test. Pengeluaran kas/bank 1) Ambil sample bukti pengeluaran kas/bank secara random : semua pengeluaran kas yang misalnya berjumlah > RP 5 juta ditambah 10 pengeuaran kas/bank berjumlah < Rp 5 juta. 2) Periksa apakah bukti pengeluaran kas tersebut : Sudah diotorisasi pejabat perusahaan yang berwenang. Lengkap bukti pendukungnya ( misal PR,PO, supplier invoice, RR, Kwitansi dari supplier dan lain-lain). 5 Mencantumkan nomor perkiraan yang di debit dengan benar Perhitungan mathematisnya sudah benar. 3) Periksa apakah posting ke buku besar dan sub buku besar ( misalnya hutang) sudah dilkakukan dengan benar. 4) Tarik kesimpulan mengenai hasil compliance test. 2. Pahami dan evaluasi internal control kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank. Proses memaham dan mengevalusi inetrnal control atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluran kas dan Bank merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu proses pemeriksaan akuntan. Kas dan setara kas dalam perusahaan sering dikatakan sebagai darah dalam tubuh manusia. Jika perusahaan mengalami kesulitan uang, sama seperti manusia yang “lesu darah“ atau “kekurangan darah“. Langkah berikutnya, auditor harus melakukan compliance test ( pengujian ketaatan) , namun sebelumnya perlu disusun audit program untuk pengujian ketaatan atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas/bank sebagai berikut Penerimaan Kas/bank 1. Ambil sample bukti penerimaan kas/bank secara random : misal semua penerimaan kas yang berjumlah > Rp 10 juta ditambah 10 penerimaan kas/Bank yang berjumlah < Rp 10 juta. 2. Periksa apakah bukti penerimaan kas tersebut : Sudah diotorisasi pejabat perusahaan yang berwenang Lengkap bukti pendukungnya( misal kwitansi bernomor urut cetak , deposit slip) Mencantumkan nomor prkiraan yang kredit dengan benar dan perhitungan mathematisnya sudah benar. 6 3. Periksa apakah posting ke buku kas ( untuk penjualan tunai ) dan piutang ( untuk pelunasan piutang) serta buku besar penjualan sudah dilakukan dengan benar. Begitu juga posting ke sub buku besar piutang . 4. Tarik kesimpulan mengenai hasil compliance test. Pengeluaran kas/bank 1. Ambil sample bukti pengeluaran kas/bank secara random : semua pengeluaran kas yang misalnya berjumlah > RP 5 juta ditambah 10 pengeuaran kas/bank berjumlah < Rp 5 juta. 2. Periksa apakah bukti pengeluaran kas tersebut : Sudah diotorisasi pejabat perusahaan yang berwenang. Lengkap bukti pendukungnya ( misal PR,PO, supplier invoice, RR, kwitansi dari supplier dan lain-lain). Mencantumkan nomor perkiraan yang di debit dengan benar Perhitungan mathematisnya sudah benar. 3. Periksa apakah posting ke buku besar dan sub buku besar ( misalnya hutang) sudah dilkakukan dengan benar. 4. Tarik kesimpulan mengenai hasil compliance test. 5. Buat Top Schedule kas dan setara kas per tanggal neraca. 6. Lakukan cash account, Jika klien menggunakan imprest fund system untuk kas kecilnya,cash count bisa dilakukan kapan saja karena saldo kas selalu tetap. Perbedaan journal entry antara imprest fund system dan fluctuating fund system dalam pengelolaan kas kecil adalah sebagai berikut: 1. Kirim konfirmasi atau dapatkan pernyataan saldo dari kasir dalam hal tidak dilakukan kas opname. 2. Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki perusahaan. Surat konfirmasi harus tetap dikirim walaupun perusahaan sudah menerima rekening Koran dari bank. 3. Minta rekonsiliasi bank dan dilakukan pemeriksa atas rekonsiliasi bank tersebut. 7 Rekonsiliasi bank harus dibuat oleh klien dan tugas auditor adalah memeriksa kebenaran rekonsiliasi tersebut. 4. Review jawaban konfirmasi dari bank,notulen rapat dan perjanjian kredit untuk mengetahui apakah ada pembatasan dari rekening bank yang dimiliki perusahaan. 5. Periksa interbank transfer 1 minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca untuk mengetahui adanya ketting dengan tujuan untuk window dressing. 6. Periksa Transaksi kas sesudah tanggal neraca (subsequent payment dan subsequent collection) sampai mendekati tanggal selesainya pemeriksaan lapangan . 7. Seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam mata uang asing per tanggal neraca ,periksa apakah saldo tersebut sudah dikonfersikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan. 8. Periksa apakah penyajian kas dan setara kas merupakan harta lancar,saldo depossito berjangka yang jatuh tempo lebih dari tiga bulan tidak boleh dilaporkan sebagai kas dan bank. 8 DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno (2012). AUDITING: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik. Salemba Empat: Jakarta Aditya, Tarigan (2013). AUDITING:Kas dan Setara Kas [Internet] http://accountingart.blogspot.com/2013/11/kas-dan-setara-kas-danlaporan-arus-kas.html (diakses, 4 September 2014) Agus, Ranu (2011). AUDITING: SAK ETAP 5 [Internet] http://agusranu.blogspot.com/2011/01/sak-etap-5-laporan-arus-kas.html (diakses, 4 September 2014) 9