PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI Disusun oleh: Hari Untarto Swandono, SSi., MSc. Dwi Wahyuni, SPd., MSi. Dini Rizkiawati, SFarm., Apt. Umu Rosida, SPd. Fera Suwitasari, SPd. SSi. PROGRAM STUDI D3 FARMASI LABORATORIUM FARMAKOGNOSI FAKULTAS FARMASI INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI 2019 Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 1 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan “Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi” untuk program studi D3 Farmasi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri. Farmakognosi merupakan matakuliah kelanjutan dari matakuliah Botani Farmasi, dan merupakan prasyarat bagi matakuliah Fitokimia yang akan diambil pada semester berikutnya. Buku petunjuk praktikum ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam melaksanakan praktikum dengan baik dan praktikumnya dapat mempermudah mahasiswa dalam memahami teori-teori yang disampaikan dosen ketika memberikan kuliah di kelas. Kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya buku ini, kami ucapkan terimakasih dan akan ada usaha berkelanjutan untuk selalu menyempurnakan buku petujuk praktikum Farmakognosi ini sesuai dengan keperluan dan kemajuan di bidang Ilmu Farmakognosi. Semoga buku petunjuk ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Kediri, September 2019 Penyusun Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 2 TATA TERTIB PRAKTIKUM 1. Sebelum melakukan praktikum, para praktikan diharuskan mempersiapkan diri mempelajari dan memahami acara praktikum hari itu yang akan dikerjakan, serta membawa perlengkapan praktikum yang diperlukan (alat tulis, object glass, cover glass, dll). 2. Mahasiswa diharuskan menggunakan jas praktikum dan pakaian formal yang sopan. Tidak diperkenankan menggunakan kaos oblong ataupun celana jeans. 3. Hadirlah tepat waktu, paling lambat 15 menit sebelum acara praktikum dimulai. 4. Pretest akan diselenggarakan di setiap awal praktikum dan bagi yang terlambat tidak akan diberikan bonus waktu. Nilai rata-rata total pretest turut menentukan kelulusan praktikum anda. 5. Pada dasarnya tidak diadakan praktikum perorangan (praktikum susulan) dan praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum harus ada surat keterangan dokter paling lambat pada praktikum berikutnya. 6. Mahasiswa yang tidak mengikuti praktikum 2x berturut-turut tanpa pemberutahuan dianggap mengundurkan diri dan harus mengulangi seluruh praktikum pada tahun berikutnya. 7. Sesudah praktikum, mahasiswa diharuskan membersihkan lensa-lensa mikroskop dan mencuci object glass dan cover glass masing-masing yang sudah digunakan. 8. Catatlah kondisi mikroskop masing-masing sebelum dan sesudah penggunaan pada Buku Inventarisasi Alat yang disediakan oleh laboratorium untuk pengadaan perbaikan lebih lanjut oleh petugas teknisi kampus. Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 3 ALAT-ALAT YANG PERLU DIBAWA SELAMA PRAKTIKUM Setiap mahasiswa yang akan melakukan praktikum Farmakognosi diwajibkan membawa : 1. Jas praktikum. 2. Seperangkat object glass (gelas preparat) dan cover glass (gelas penutup) → untuk pembuatan preparat selama praktikum. 3. Buku laporan praktikum. 4. Buku petunjuk praktikum. 5. Alat tulis (ballpoint, pensil 2B, penghapus, penggaris) → untuk mengerjakan pretest dan membuat laporan praktikum. 6. Sticker label → untuk melabeli suatu preparat supaya tidak kacau dengan preparat lain. 7. Tisu gulung.(untuk satu meja) → untuk menyerap cairan yang berlebihan setelah preparat yang ditetesi dengan reagen ditutup dengan cover glass di atas object glass. → juga dapat untuk membersihkan lensa okuler mikroskop yang kotor terkena debu. → untuk membantu membersihkan dan mengeringkan permukaan object glass dan cover glass yang basah.setelah dicuci. 8. Kain lap bersih dari katun (untuk satu meja) → untuk membersihkan badan mikroskop (selain lensa) yang kotor. 9. Tusuk gigi (untuk satu meja) → untuk alat bantu merebahkan cover glass di atas object glass setelah preparat ditetesi dengan reagen. 10. Alkohol 70% (kualitas apotek) (untuk satu meja) → untuk membersihkan lensa obyek pada mikroskop yang kotor karena tersentuh larutan reagen pada preparat ketika lensa obyek bersinggungan dengan preparat terutama ketika dilakukan pengamatan dengan perbesaran kuat. Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 4 REAGEN-REAGEN YANG DIGUNAKAN DALAM PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI No. 1. Nama Reagen Akuades 2. Larutan kloral hidrat 3. Larutan I-KI 4. Gliserin 5. Larutan H2SO4 + alkohol 6. Larutan FeCl3 7. Larutan fluoroglucin Kegunaan Untuk melihat preparat yang sudah jernih Untuk menjernihkan preparat supaya susunan jaringannya dapat terlihat jelas Untuk memperjelas penampakan lamelalamela pada butir amilum Untuk mengawetkan preparat supaya tahan lama Untuk mengidentifikasi adanya senyawa curcumin yang terdapat dalam Curcuma Rhizoma dan Curcuma domestica Rhizoma Untuk menunjukkan adanya tanin. Untuk memberi warna pada bagianbagian yang mengandung zat kayu (lignin) Cara Pembuatan Cara penggunaan Preparat diberi 2-3 tetes akuades 80 bagian klolral hidrat Preparat diberi 1-2 tetes dilarutkan dalam 20 ml larutan kloral hidrat air kemudian dipanaskan di atas nyala api sebentar. 1 gram Iodium + 2 Preparat ditetesi 1 tetes gram KI dilarutkan larutan I-KI dalam 100 ml akuades Preparat ditetesi 1-2 tetes gliserin. H2SO4 pekat + alkohol Preparat ditetesi larutan 96% tersebut apabila segera berwarna merah-violet intensif berarti positif mengandung senyawa curcumin. 3 gram FeCl3 dilarutkan dalam 100 ml akuades 1 gram fluoroglucin dilarutkan dalam 100 ml alkohol 96% + HCl 25%. Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 Preparat ditetesi larutan FeCl3 apabila berwarna biru-hijau sampai hitam berarti positif menunjukkan adanya tanin Preparat ditetesi 1-2 tetes larutan fluoroglucin + 1 tetes HCl 25% (dibiarkan menguap sebentar). Bagian-bagian yang mengandung lignin akan menjadi berwarna merah muda muda sampai merah violet. 5 8. 9. Larutan Sudan III Untuk memberi warna pada bagianbagian yang mengandung zat gabus (suberin), minyak menguap (minyak atsiri), minyak lemak, lapisan kutikula dan lilin. Larutan FeCl3 Untuk menunjukkan adanya tanin 10 Larutan NaOH atau KOH atau NH4OH Untuk menunjukkan adanya glikosida antrakinon 11. Larutan natrium karbonat Untuk mengembangkan irisan simplisia yang telah sangat mengkerut akibat pengeringan 5 gram Sudan III dilarutkan dalam 50 ml alkohol 96% + 50 ml gliserin. Preparat diberi 2-3 tetes larutan Sudan III lalu dididihkan sebentar. Bagian yang mengandung gabus (suberin), minyak atsiri, Struktur kimia Sudan minyak lemak, lapisan III: kutikula dan lilin akan menjadi berwarna merah muda—merah jingga— merah tua. 1-(4-(phenyl azo) phenyl azo)-2naphthol 3 gram FeCl3 + 100 ml Preparat ditetesi larutan akuades FeCl3 menjadi berwarna biru-hijau sampai hitam menunjukkan adanya tanin. 10 gram NaOH atau Preparat ditetesi larutan KOH atau NH4OH + KOH atau KOH atau 100 ml akuades NH4OH menjadi berwarna merah menunjukkan adanya glikosida antrakinon 5 gram Na2CO3 + 100 Preparat ditetesi larutan ml akuades Na2CO3 lalu dididihkan sesaat. Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 6 MIKROSKOP DAN CARA PENGGUNAANNYA I. MIKROSKOP Mikroskop adalah alat optik yang terdiri dari kombinasi lensa-lensa yang berguna untuk memberikan bayangan diperbesar dari benda-benda yang terlalu kecil jika dilihat dengan mata biasa. Bagian-bagian dari mikroskop adalah 1). Lensa okuler Ialah lensa yang menghadap ke mata pengamat. Biasanya perbesarannya 5x, 6x, 10x, atau 16x. Okuler berada lepas pada tabung okuler, jadi kita tidak boleh membawa mikroskop dengan posisi terbalik karena okulernya dapat terjatuh. Jumlah okuler pada mikroskop monokuler ada 1, sedangkan pada mikroskop binokuler ada 2. 2). Buluh teropong Ialah bagian mikroskop yang menghubungkan lensa okuler dan lensa obyektif. 3). Lensa obyektif Ialah lensa yang terdapat di bagian bawah teropong dan menghadap ke preparat. Lensa obyektif mempunyai mempunyai perbesaran yang bermacammacam, ada 4x atau 5x dan 10x (perbesaran lemah), 40x atau 45x dan 100x (perbesaran kuat). Bilangan-bilangan tersebut tertulis pada tabung lensa obyektif yang bersangkutan. Perbesaran mikroskop dihitung dengan cara : perbesaran okuler (misal: 10x) X perbesaran obyek (misal: 40x). Maka perbesaran mikroskopnya adalah 400x 4). Revolver (pemutar) Lensa-lensa obyektif terpasang pada dudukan yang disebut “revolver” yang dapat diputar-putar, sehingga kita dapat memilih perbesaran lensa obyektif yang kita inginkan. 5). Tangkai / lengan / leher Ialah bagian yang berfungsi untuk pegangan pada waktu kita akan membawa atau memindahkan mikroskop dari satu tempat ke tempat lain. 6). Meja / panggung preparat Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 7 Adalah tempat untuk meletakkan object glass dengan preparat di atasnya yang akan kita amati dengan mikroskop. Di atas meja preparat terdapat penjepit object glass (gelas preparat) yang berfungsi untuk menjaga object glass supaya tetap berada dalam posisi diam atau mudah digerakkan ke kanan & ke kiri ataupun maju mundur oleh pemutar penggerak yang ada di bawah meja / panggung preparat. Pada meja benda terdapat lubang yang berguna untuk meneruskan cahaya yang berasal dari lampu di bawah meja / panggung preparat supaya menembus ke preparat. 7). Lampu Lampu merupakan sumber cahaya untuk ditembuskan ke preparat supaya preparat dapat diamati dengan jelas struktur sel-sel dan jaringannya Adapun jelas-tidaknya penampakan gambar yang terlihat dapat pula diatur dengan memutar knop pengatur intesitas (kekuatan) cahaya yang terdapat di bagian samping dari kaki / dasar {bagian) dari mikroskop. Untuk melihat jelas penampakan gambar suatu preparat tidak selalu membutuhkan intensitas cahaya yang kuat, karena dengan cahaya yang terlalu kuat kadang-kadang justru terlihat kabur ketika dilihat di mikroskop, oleh karena itu untuk pencahayaannya perlu agak diredupkan supaya bagianbagian struktur di dalam preparat dapat terlihat lebih jelas. . 8). Kondensor Kondensor merupakan bagian dari mikroskop yang letaknya di bawah meja / panggung preparat dan biasanya berbentuk silinder besar dengan di dalamnya terdapat : (a) Lensa cembung-datar (lensa pengumpul cahaya) Lensa ini berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang dipancarkan dari lampu supaya terpusat menuju preparat sehingga preparat dapat terlihat tembus cahaya dan bagian-bagian strukturnya dapat terlihat jelas. (b) Diafragma (rana) Diafragma adalah bagian yang dapat menutup dan membuka di dalam kondensor yang berfungsi untuk mengatur banyak-sedikitnya cahaya yang masuk. Membuka dan menutupnya diafragma (rana) dapat diatur dengan menggerakkan ke kiri atau ke kanan tangkai yang terdapat pada sebelah luar dari kondensor. Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 8 Apabila diafragma dibuka maksimal, maka cahaya yang masuk akan banyak namun batas-batas bagian sel akan nampak kabur karena cahaya terlalu silau; sebaliknya apabila agak ditutup, maka cahaya yang masuk akan semakin sedikit namun batas-batas bagian sel akan lebih jelas karena cahaya tidak terlalu silau. . 9). Pemutar pengatur fokus Pemutar pengatur fokus ini terdapat pada bagian lengan / leher mikroskop. Pemutar ini ada 2 macam, yaitu pemutar fokus kasar dan pemutar fokus halus: (a) Pemutar fokus kasar Pemutar fokus kasar berfungsi untuk mencari fokus dengan menaikturunkan meja / panggung preparat secara cepat. Naik-turunnya meja preparat ini akan menyebabkan menjauh atau mendekatnya jarak antara lensa obyek terhadap preparat yang ingin diamati, sehingga dengan demikian fokusnya akan pula berubah menjadi semakin jelas atau semakin kabur sesuai dengan arah putarannya. Apabila pemutar diputar ke arah turun, maka jarak lensa obyek terhadap preparat akan semakin dekat (titik fokus semakikn dekat); sebaliknya apabila pemutar diputar ke arah atas, maka jarak lensa obyek terhadap preparat akan semakin menjauh (titik fokus semakin jauh). Pemutar fokus kasar lebih aman digunakan pada penggunaan perbesaran lemah karena pada saat ini jarak antara lensa obyek terhadap preparat masih relatif jauh, sehingga tidak berisiko terjadinya pecah object glass akibat bersentuhan terlalu dekat dengan preparat. (b) Pemutar fokus halus Pemutar fokus halus digunakan untuk mencari fokus bayangan preparat secara lambat (pelan) dengan menaikturunkan meja / panggung preparat secara lambat. Pemutar fokus halus paling baik digunakan pada saat penggunaan perbesaran kuat karena pada saat ini jarak antara lensa obyek terhadap preparat relatif sangat dekat hingga bersentuhan satu sama lain, sehingga resiko terjadinya pecah object glass akibat terlalu berdekatan dengan preparat menjadi lebih besar. Risiko ini bisa dikurangi dengan menggunakan pemutar halus, karena pemutar ini dapat melakukan Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 9 gerakan menaik-turunkan meja / panggung preparat secara lambat (pelan). Penggunaan perbesaran kuat akan lebih aman lagi apabila anda membiasakan diri untuk memposisikan terlebih dahulu lensa obyek berada sangat dekat / bersentuhan dengan cover glass pada preparat, baru setelah itu pemutar halusnya diputar ke atas supaya lensa obyeknya bergerak naik secara pelan sambil dilihat di lensa okuler sampai penampakan terlihat jelas. Atau dengan kata lain, mulailah dari posisi lensa obyek sangat dekat terhadap preparat, barulah setelah itu dijauhkan dengan memutar pemutar halus ke atas. 10). Kaki Kaki adalah bagian alas dari mikroskop yang berfungsi sebagai pondasi untuk memberikan stabilitas pada alat. Bagian ini berbentuk persegi empat dan biasanya di dalamnya terdapat rangkaian dan saklar untuk menyalakan lampu. Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 10 lensa okuler buluh teropong Lengan / leher revolver (pemutar sekrup pengatur fokuslensa) kasar sekrup pengatur lensa obyek fokus halus pemutar pengatur fokus kasar penjepit object tangkai (lengan) glass Pemutar pengatur fokus halus meja benda penggerak meja benda preparat maju mundur & kiri-kanan kondensor penaikturun diafragma kondensor kondensor diafragma↑ saklar on/off & pengontrol terang cahaya kaki mikroskop lampu Mikroskop binokuler Sifat bayangan Mikroskop monokuler Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 11 Baik lensa obyektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa obyektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara yaitu semu, terbalik, dan diperbesar. (Contoh: jika seseorang yang menggunakan mikroskop cahaya meletakkan huruf A di bawah mikroskop, maka yang ia lihat ialah huruf A yang terbalik dan diperbesar). Tujuan dari mikroskop cahaya adalah menghasilkan bayangan dari benda yang dilihat di mikroskop menjadi tampak lebih besar. Perbesaran (Vm) ini tergantung pada beberapa faktor, diantaranya : - titik fokus lensa obyektif (f Ob) - titik fokus lensa okuler (f Ok) - panjang teropong atau jarak lensa obyektif terhadap lensa okuler (t) - jarak pandang mata normal (Sn) Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 12 t . Sn Rumus : Vm = f Ob . f Ok CARA PENGGUNAAN MIKROSKOP : 1). Turunkan meja/panggung preparat dengan memutar pemutar fokus kasar ke arah atas. 2). Letakkan object glass (gelas preparat) dengan sediaan (preparat) yang sudah ditutup dengan cover glass (gelas penutup preparat) ke atas meja/panggung preparat dan jepitlah dengan penjepit. 3). Pilihlah lensa obyektif dengan perbesaran lemah dahulu dengan memutar revolver. 4). Geserlah sediaan (preparat) hingga tepat berada di bawah lensa obyektif dengan memutar pemutar penggerak preparat yang ada di bawah meja/panggung preparat. 5). Dekatkan mata anda pada lensa okuler dan putarlah pemutar fokus kasar atau halus perlahan-lahan sambil diamati sampai penampakan preparat terlihat jelas di lensa okuler. Jika tetap tidak diperoleh bayangan, maka kemungkinan besar preparat belum terletak tepat di bawah lensa obyektif. Jadi anda harus mengubah letaknya hingga betul-betul di bawah lensa obyektif dengan memutar-mutar pemutar penggerak sediaan. 6). Untuk melihat dengan perbesaran kuat (400x atau 1000x) : (a). Tanpa mengubah pemutar fokus kasar dan pemutar fokus halus, putarlah revolver hingga lensa obyek perbesaran kuat (misal: 40x) tepat menghadap ke preparat. (b). Sambil dilihat dari samping (dengan mata telanjang), putarlah pemutar fokus kasar ke bawah sampai lensa obyek mendekati dan menempel pada cover glass. (c) Dekatkan mata anda ke lensa okuler, sambil dilihat di lensa okuler putarlah sekrup pengatur fokus halus ke atas perlahan-lahan (sehingga lensa obyek Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 13 menjauh sedikit demi sedikit dari cover glass) sampai terlihat penampakan yang jelas pada preparat. (d) Bayangan tersebut dapat pula lebih diperjelas lagi dengan cara menurunkan kondensor untuk mengurangi pemusatan cahaya (mengurangi silau) hingga batas-batas pada sediaan menjadi lebih tegas terlihat. CARA MENGEMAS MIKROSKOP SETELAH DIGUNAKAN: 1). Setelah pengamatan selesai, putarlah pemutar fokus ke atas hingga lensa obyek menjauh dari meja/panggung preparat 2). Putarlah revolver dan kembalikan lensa obyektif ke kedudukan perbesaran terlemah atau ke bagian yang kosong (lensa obyektfnya tidak terpasang) 3). Lepaskan object glass dari penjepitnya. (Lalu cucilah gelas benda tersebut dengan air dan sekalah dengan kain serbet besih) (Kecuali untuk preparat awetan, tidak perlu dicuci) 4). Bersihkan masing-masing lensa obyektif dengan mengunakan tissue & alkohol 70%. 5). Besihkan tubuh mikroskop dengan menggunakan kain lap. Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 14 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ……………………………………………………………………. i KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………… ii TATA TERTIB PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI ………………………………………. iii DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………… iv ALAT-ALAT PRAKTIKUM ………………………………………………………………… v REAGEN KIMIA ……………….………………………………………………………… viii FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM …………………….………………………………… x ANALISIS MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS AMILUM …………… 1 ANALISIS MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SIMPLISIA FOLIUM ………………………………………………………………………………… 6 ACARA III ANALISIS MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SIMPLISIA RHIZOMA ……………………………………………………………………………... 12 ACARA IV ANALISIS MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SIMPLISIA CORTEX DAN FRUCTUS ……………………………………………………………. 17 ACARA V ANALISIS MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SIMPLISIA LIGNUM, FLOS, DAN SEMEN ……………………………………………………….. 22 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………… 27 ACARA I ACARA II Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 15 LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI Disusun oleh: Nama : NIM : Kelompok : PROGRAM STUDI D3 FARMASI LABORATORIUM FARMAKOGNOSI FAKULTAS FARMASI INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI 2019 Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 16 LAPORAN PRAKTIKUM PENGAMATAN ORGANOLEPTIS GAMBAR MAKROSKOPIS Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 17 Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 18 ACARA I ANALISIS MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS AMILUM A. Pendahuluan Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitusebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian. Amilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada kandungan tanaman. Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan sementara dari produk fotosintesis. Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun, dan umbi. Amilum merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80% bahan kering umbi kentang. Secara umum, amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa)dan 80% bagian yag tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amilum oleh asam mineral menghasilkan glukosa sebagai produk akhir secara hamper kuantitatif. Amilum juga disebut dengan pati. Pati yang diperdagangkan diperolehdari berbagai bagian tanaman, misalnya endosperma biji tanaman gandum, jagung dan padi; dari umbi kentang; umbi akar Manihot esculenta (patitapioka); batang Metroxylon sagu (pati sagu); dan rhizom umbi tumbuhan bersitaminodia yang meliputi Canna edulis, Maranta arundinacea, dan Curcuma angustifolia (pati umbi larut). Tanaman dengan kandungan amilum yang digunakan di bidang farmasi adalah jagung (Zea mays), Padi/beras (Oryza sativa), kentang (Solanum tuberosum), ketela rambat (Ipomoea batatas), ketela pohon (Manihot utilissima). Pada bidang farmasi, amilum terdiri dari granul-granul yang diisolasidari Zea mays Linne (Graminae), Triticum aesticum Linne (Graminae), dan Solanum tuberosum Linne (Solanaceae). Granul amilum jagung berbentupolygonal, membulat atau sferoidal dan mempunyai garis tengah 35 mm. Amilum gandum dan kentang mempunyai komposisi yang kurang seragam, masing-masing mempunyai 2 tipe granul yang berbeda. Amilum digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk dan sebagai bahan pembantu dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahanpengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan penghancur. Sementara suspense amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum terhadap keracunan iodium dam amilum gliserin biasa digunakan sebagai emolien dan sebagaibasis untuk supositoria B. Tujuan Mahasiswa dapat mengidentifikasi secara makroskopis dan mikroskopis serbuk amilum sampel tumbuhan C. Alat 1. Pipet tetes 2. Plat tetes 3. Kaca benda 4. Kaca penutup 5. Baskom D. Bahan Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 19 1. 2. 3. 4. 5. 6. Amilum Oryzae (Pati Beras) Amilum Solani (Pati Kentang) Amilum Maydis (Pati Jagung) Amilum Manihot (Pati Singkong) Amilum Marantae (Pati Garut) Air E. Cara Kerja 1. Ambil serbuk amilum amati organoleptis (bau, rasa dan warna) 2. Buatlah sediaan media air masing-masing serbuk amilum dengan cara meneteskan air kemudian menaruh sampel pada kaca benda dan ditutup dengan kaca penutup 3. Amati di bawah mikroskop dan perhatikan bentuk, ada/tidaknya hilus dan lamella dari masing-masing amilum. Fragmen yang dimati: a. Amilum Oryzae Nama tanaman asal : Oryza sativa L Familia : Gramineae (Poaceae) Fragmen : Butir pati Bentuk : Poligonal menggerombol monoadelpus sampai poliadelpus Hilus : Kadang-kadang ada yang berhilus dan letaknya sentris. Lamela : Tidak ada Penggunaan : Zat tambahan untuk sediaan obat b. Amilum Solani Nama tanaman asal Familia Fagmen Bentuk Hilus Lamela Penggunaan : Solanum tuberosum : Solanaceae : Butir pati : Seperti bulat telur, poliadelpus terdiri dari dua atau tiga. : Ada, letaknya eksentris : Tidak ada : Zat tambahan untuk sediaan obat Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 20 c. d. Amilum Maydis Nama tanaman asal Familia Fragmen Bentuk Hilus Lamela Penggunaan : Zea mays : Gramineae : Butir pati : Bulat, agak polygonal tunggal atau bergerombol : Ada, letaknya sentris, bentuk seperti bintang : Ada, terlihat jelas : Zat tambahan untuk sediaan obat Amilum Manihot Nama tanaman asal Familia Fragmen Bentuk Hilus Lamela Penggunaan : Manihot utilissima Pohl. : Euphorbiaceae : Butir pati : Bulat, ada yang rompang, tunggal atau bergerombol : Ada, letaknya sentris, bentuk seperti titik atau lambda : Ada, tidak terlihat jelas : Zat tambahan untuk sediaan obat Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 21 e. Amilum Marantae Nama tanaman asal Familia Fragmen Bentuk Hilus Lamela Penggunaan f. Amilum Tritici Nama tanaman asal Familia Fragmen Bentuk Hilus Lamela Penggunaan : Maranta arundinacea L. : Marantaceae : Butir pati : Ellipsoidus (bulat panjang tak simetris) : Letak eksentris terletak pada ujung yang melebar berupa titik datau seperti V. : Ada, terlihat jelas : Zat tambahan untuk sediaan obat :Triticum vulgare : Gramineae : Butir pati : Umumnya bulat dan seperti lensa. : Ada, letaknya sentris, bentuk seperti titik atau garis. Amilum yang besar dikelilingi yang kecil-kecil. : Tidak jelas : Zat tambahan untuk sediaan obat Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 22 Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 23 ACARA II ANALISIS MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SIMPLISIA FOLIUM A. Pendahuluan Simplisia daun (folium) merupakan jenis simplisia yan paling umum digunakan sebagai bahan baku ramuan obat tradisional atau minyak atsiri. Simplisia ini dapat berupa lembaran daun tunggal atau majemuk. Simplisia daun biasanya dipakai dalam bentuk segar atau dikeringkan. Sebagian simplisia daun terkadang berupa pucuk tanaman yang terdiri dari beberapa daun muda. Pengamatan mikroskopis pada simplisia folium berupa rambut kelenjar dan rambut penutup, jaringan mesofil, kristal kalsium oksalat, sel parenkim bunga karang, dan bentuk stomata B. Tujuan 1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri spesifik simplisia folium. 2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi fragmen-fragmen spesifik pada simplisia folium C. Alat 1. Pipet tetes 2. Plat tetes 3. Kaca benda 4. Kaca penutup 5. Baskom D. Bahan 1. Air 2. Reagen kloralhidrat 3. Guazuma Folium (Daun Jati Belanda) 4. Elephantopi Folium (Daun Tapak Liman) 5. Abri Folium (Daun Saga) 6. Blumea Folium (Daun Sembung) 7. Psidii Folium (Daun Jambu Biji) 8. Orthosiphon Folium (Daun Kumis Kucing) 9. Melaleuca Folium (Daun Kayu Putih) E. Cara Kerja: 1. Ambil serbuk folium amati organoleptis (bau, rasa dan warna) 2. Buatlah sediaan media kloral hidrat masing-masing serbuk folium dengan cara: a. Ambil sedikit simplisia serbuk folium, letakkan pada object glass (kaca preparat) b. Tambahkan satu tetes larutan kloralhidrat c. Tutup dengan gelas penutup 3. Amati dan gambarkan hasil pengamatan mikroskop pada laporan Fragmen yang diamati pada simplisia folium ialah fragmen rambut penutup (trikoma) 1. Guazuma Folium Nama tanaman asal : Guazuma ulmifolia (L) Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 24 Familia Fragmen Bentuk Zat berkhasiat utama Penggunaan 2. Elephantopi folium Nama tanaman asal Familia Fragmen : Sterculiaceae : Tricoma dan fragmen lain : Epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel, berambut penutup dan berambut kelenjar, berbentuk poligonal, tidak berstomata. Epidermis bawah sel lebih kecil, bergelombang, stomata tipe anosositik, rambut penutup berupa bintang : Tanin, lender, dan damar : Adstringensia dan obat pelangsing : Elephantopus scaber (L) : Asteraceae : Tricoma dan fragmen lain Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 25 Bentuk Zat berkhasiat utama Penggunaan 3. Abri Folium Nama tanaman asal Familia Fragmen : Rambut penutup berdinding tebal, utuh atau terpotongpotong, kadang-kadang dengan gelembung udara; rambut penutup berdinding tipis; fragmen epidermis atas dan epidermis bawah; serabut sklerenkim; hablur kalsium oksalat berbentuk roset dan prisma; pembuluh kayu denangan penebalan tangga dan spiral. : Flavonoida luteolin-7-glukosida : Adstrigensia dan antidemam : Abrus precatorius (L) : Papilonaceae : Trikoma dan fragmen lain Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 26 Bentuk Zat berkhasiat utama Penggunaan 4. Blumeae Folium Nama tanaman asal Familia Fragmen : Epidermis atas dengan dinding antiklinal jelas bergelombang, tidak terdapat stomata, atau rambut penutup. Epidermis bawah sel lebih kecil, dinding antiklinal dan bergelombang, ada rambut penutup berbentuk kerucut ramping. : Glisirizin sampai 15% dan kalsium oksalat : Obat sariawan dan obat batuk : Blumea balsamifera (L) : Asteraceae : Tricoma dan fragmen lain Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 27 Bentuk Zat berkhasiat utama Penggunaan 5. Psidii Folium Nama tanaman asal Familia Fragmen Bentuk : rambut berlindung tipis; pembuluh kayu dengan penebalan tangga dan spiral serabut sklerenkim; fragmen mesofil; fragmen epidermis atas ; fragmen epidermis bawah : Minyak Atsiri, zat penyamak (tannin) dan damar : Karminativa, sudorifika, dan obat batuk : Psidium guajava : Myrtaceae : Trikoma dan fragmen lain : Epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel pipih, berbentuk poligonal, dinding antiklinal lurus, tidak terdapat stomata Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 28 Zat berkhasiat utama Penggunaan dan Epidermis bawah sel lebih kecil, pipih bentuk poligonal, dinding antiklinal lurus, stomata tipe anomositik, rambut penutup bentuk kerucut. : Zat penyamak 9%, minyak atsiri, asam malat, dan minyak lemak : Antidiare dan Adstrigensia 6. Orthosiphonis Folium Nama tanaman asal : Orthosiphon aristatus (Bl.) Familia : Lamiaceae Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 29 Fragmen Bentuk Zat berkhasiat utama Penggunaan 7. Melaleucae Folium Nama tanaman asal : Trikoma dan fragmen lain : Epidermis atas selnya berbentuk persegi empat, dinding antiklinal berombak. Epidermis bawah sel lebih kecil, dinding antiklinal lebih berombak, stomata tipe diastik : Garam kalium, glukosida orthosiphon, minyak atsiri, dan saponin : Diuretika : Melaleuca leucadendra (L) Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 30 Familia Fragmen Bentuk Zat berkhasiat utama Penggunaan : Myrtaceae : Tricoma dan fragmen lain : Epidermis atas dengan kutikula tebal, epidermis bawah dengan stomata tipe animositik, rambut penutup bersel tunggal, ujung runcing berdinding tebal, mesofil dengan kelenjar minyak lisigen berwarna kekuningan, serabut kristal kalsium oksalat berbentuk prisma, serabut sklerenkim : Minyak atsiri dan sineol : Perdarahan stomachicum dan spasmolika Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 31 ACARA III ANALISIS MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SIMPLISIA RHIZOMA A. Pendahuluan Rimpang atau rizoma (bahasa Latin: rhizoma) adalah modifikasi batang tumbuhan yang tumbuhnya menjalar di bawah permukaan tanah dan dapat menghasilkan tunas dan akar baru dari ruas-ruasnya. Suku temu-temuan (Zingiberaceae) dan paku-pakuan (Pteridophyta) merupakan contoh yang biasa dipakai untuk kelompok tumbuhan yang memiliki organ ini. Rhizoma biasanya memiliki fungsi tambahan selain fungsi pokok seperti batang. Yang paling umum adalah menjadi tempat penyimpanan produk metabolisme (metabolit) tertentu. Rimpang menyimpan banyak minyak atsiri dan alkaloid yang berkhasiat pengobatan. Rizoma yang membesar dan menjadi penyimpanan cadangan makanan (biasanya dalam bentuk pati) dinamakan tuber (umbi batang). B. Tujuan 1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri spesifik simplisia rhizoma. 2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi fragmen-fragmen spesifik pada simplisia rhizoma C. Alat 1. Pipet tetes 2. Plat tetes 3. Kaca benda 4. Kaca penutup 5. Baskom D. Bahan 1. Air 2. Reagen kloralhidrat 3. Languatis rhizoma (Rimpang Lengkuas) 4. Kaemppferia rhizoma (Rimpang Kencur) 5. Zingiberis rhizoma (Rimpang Jahe) 6. Curcuma rhizoma (Rimpang Temulawak) 7. Curcuma domestica rhizoma (Rimpang Kunyit) E. Cara Kerja 1. Ambil serbuk amati organoleptis (bau, rasa dan warna) 2. Buatlah sediaan media kloralhidrat masing-masing serbuk rhizoma dengan cara: a. Ambil sedikit simplisia serbuk rhizoma, letakkan pada object glass (kaca preparat) b. Tambahkan satu tetes larutan kloralhidrat c. Tutup dengan gelas penutup 3. Amati dan gambarkan hasil pengamatan mikroskop pada laporan Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 32 Fragmen yang diamati ialah 1. Languatis rhizoma Nama tanaman asal : Languas galanga (L) Familia : Zingiberaceae Fragmen : Fragmen berkas pembuluh, parenkim cortex, serabut sklerenkim, butir pati, jaringan gabus bentuk poligonal, rambut penutup. Mikroskopis : Epidermis terdiri dari 1 lapis sel kecil agak pipih, dinding berwarna kuning kecoklatan, kutikula jelas. Koerteks parenmatik, jaringan korteks bagian luar terdiri dari beberapa lapis sel dengan dinding tipis berwarna kuning kecoklatan, jaringan korteks bagian dalam terdiri sel parenkim besar, dinding sel tipis, tidak berwarna, kadang bernoktah halus, berisi butir pati. Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri yang mengandung; metilsinamat, sineol, kamfer dan galangol Penggunaan : Karminativa dan antifungi Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 33 2. Kaempferiae Rhizoma Nama tanaman asal : Kaempferia galanga (L) Familia : Zingiberaceae Fragmen : Epidermis dan jaringan korteks bagian luar, parenkim, butir pati, fragmen serabut, parenkim dengan butir pati, jaringan berkas pembuluh. Mikroskopis : Periderm : terdiri dari 5-7 lapis sel, sel berbentuk segi panjang berdinding tipis. Jaringan parenkim korteks : Terdapat di bawah periderm, sel parenkim isodiametrik, berdinding tipis, berisi butir-butir pati Zat berkhasiat utama : Alkaloida, minyak atsiri yang mengandung sineol dan kamferin, mineral, dan pati Penggunaan : Ekspektoransia, diaforetika, karminativa, stimulansia, dan roboransia Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 34 3. Zingiberis Rhizoma Nama tanaman asal Familia Fragmen Mikroskopis : Zingiber officinale (Roscoe) : Zingiberaceae : Parenkim berisi butir pati, jaringan gabus, berkas pembuluh, butir pati, periderm, pembuluh kayu, serabut, parenkim : Jaringan gabus, parenkim korteks, dan sel sekret berisi oleoresin berwarna kuning sindur sampai kuning coklat, Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 35 Zat berkhasiat utama Penggunaan serabut sklerenkim dengan salah satu dindingnya berombak, trakea dengan penebalan tangga. Butir-butir amilum bentuk khas, yaitu serupa elips dengan tonjolan disalah satu ujung. : Pati, damar, oleo resin, gingerin, minyak atsiri yang mengandung zingeron, zingiberol, zingiberin, borneol, kamfer, sineol, dan felandren : Karminativa, stimulansia, dan diaforetika Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 36 4. Curcumae Rhizoma Nama tanaman asal Familia Fragmen Mikroskopis Zat berkhasiat utama Penggunaan : Curcuma xanthorrhiza (Roxb) : Zingiberaceae : Fragmen berkas pembuluh, fragmen parenkim korteks, serabut sklerenkim, butir pati diperbesar, butir pati, fragmen jaringan gabus, rambut penutup. : Jaringan gabus, parenkim korteks, dan sel sekret berwarna kuning tua sampai kuning coklat, serabut sklerenkim dengan salah satu dinding berombak, trakea penebalan tangga. Butiran amilum bentuk khas seperti pada jahe. Seluruh sediaan berwarna kuning tua karena mengandung kurkumin. : Minyak atsiri yang mengandung felandren dan tumerol, zat warna kurkumin, pati, dan kadar minyak atsiri tidak kurang dari 8,2 % b/v : Kolagoga dan antispasmodika Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 37 5. Curcumae domesticae Rhizoma Nama tanaman asal : Curcuma domestica Val. Familia : Zingiberaceae Fragmen : Periderm, butir pati, rambut penutup, parenkim berisi butir pati, pembuluh kayu, parenkim. Mikroskopis : Epidermis : 1 lapis sel, pipih berbentuk poligonal, dinding sel menggabus. Rambut penutup : berbentuk kerucut, lurus atau agak bengkok, dinding tebal. Hipodermis : terdiri dari beberapa lapis sel, dinding sel menggabus,. Periderm : terdiri dar 6-9 lapis sel berbentuk segi panjang, dinding menggabus. Korteks dan silinder pusat : Parenkimatik, terdiri dari sel-sel besar, penuh berisi pati Tunggal dan berbentuk lonjong, lamela dan hilus kurang jelas. Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri, zat warna kurkumin, pati, damar Penggunaan : Karminativa, antidiare, kolagoga, dan skabisida Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 38 Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 39 ACARA IV ANALISIS MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SIMPLISIA CORTEX DAN FRUCTUS A. Pendahuluan Bagian terluar dari tanaman berkayu, meliputi : kulit batang, cabang, atau kulit akar sampai ke lapisan epidermis. Saat tumbuhan sudah cukup besar umumnya zat berkhasiat terdapat dalam serat terutama alkaloid. Cortex juga merupakan bark, kulit kayu. Berupa seluruh jaringan di luar kambium. Dapat berasal dan akar, batang, dan cabang. Fragmen spesifik dari cortex yaitu sel minyak dan sel lendir parenkim, sel batu, serabut sklerenkim, sel minyak dan sel batu pada parenkim, peiderm, hablur kalsium oksalat, dan serabut sel minyak pada parenkim Buah (fructus) adalah ovarium yang telah matang (yang didahului atau tidak didahului proses amphimixis) yang tumbuh berkembang dan berubah strukturnya menjadi mengeras, mengulit, dan mendaging; atau ovarium yang telah matang dan atau beserta bagian-bagian lain dari bunga (yang didahului atau tidak didahului proses amphimixis) yang tumbuh, berkembang, dan berbuah strukturnya menjadi mengeras dan mendaging. Fungsi buah adalah memungkinkan terjadinya penyebaran biji atau penyebaran keturunan (propagasi). Fragmen spesifik dari fructus adalah epidermis luar, sklerenkim palisade, endosperm, perisperm, selaput biji, perikarp, sel batu, serabut sklerenkim, hablur kalsium oksalat, sel dengan minyak atsiri, fragmen kulit biji, pembuluh kayu. B. Tujuan 1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri spesifik simplisia cortex dan fructus. 2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi fragmen-fragmen spesifik pada simplisia cortex dan fructus C. Alat 1. Pipet tetes 2. Plat tetes 3. Kaca benda 4. Kaca penutup 5. Baskom D. Bahan 1. Air 2. Reagen kloralhidrat 3. Burmani Cortex (Kulit Kayu Manis) 4. Cinchona Cortex (Kulit Kina) 5. Alyxia Cortex (Kulit Pulasari) 6. Amomi Fructus (Buah Kapulaga) 7. Coriandri Fructus (Buah Ketumbar) 8. Piperis nigri Fructus (Buah Lada Hitam) Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 40 E. Cara Kerja 1. Ambil serbuk cortex dan fructus amati organoleptis (bau, rasa dan warna) 2. Buatlah sediaan media kloralhidrat masing-masing serbuk cortex dan fructus dengan cara: a. Ambil sedikit simplisia serbuk cortex dan fructus, letakkan pada object glass (kaca preparat) b. Tambahkan satu tetes larutan kloralhidrat c. Tutup dengan gelas penutup 3. Amati dan gambarkan hasil pengamatan mikroskop pada laporan Fragmen yang diamati: 1. Burmanni Cortex Nama tanaman asal Familia Fragmen Zat berkhasiat utama Penggunaan : Cinnamomum burmanni (Blume) : Lauraceae : Sel minyak dan sel lendir parenkim, Sel batu, Serabut sklerenkim, Sel minyak dan sel batu pada parenkim, Peiderm, Hablur kalsium oksalat, Serabut sel minyak pada parenkim : Minyak atsiri, zat penyamak, dan damar bornilasetat : Diaforetik, anti iritansia, karminativa, aromatika (bahan penwangi), dan bumbu masak Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 41 2. Cinchonae Cortex Nama tanaman asal Familia Fragmen Zat berkhasiat utama Penggunaan : Cinchona succirubra : Rubiaceae : Serabut floem, Parenkim berisi butir pati, Butir pati lepas, Gabus terlihat tangensial, Hablur pasir : Alkaloida, asam tnat, asam kina, damar, dan malam : antipiretika dan antimalaria Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 42 3. Alyxiae Cortex Nama tanaman asal Familia Fragmen : Alyxia reinwardtii (Bl) : Apocynaceae : Parenkim korteks dengan sel batu, Jaringan gabus, Hablur ca-oksalat bentuk prisma, Sel batu Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 43 Zat berkhasiat utama Penggunaan 4. Amomi Fructus Nama tanaman asal : Alkaloida, zat pahit, kumarin, zat penyamak, dan asam organik : Antidemam, karminativa, dan aromatika (bahan penwangi) : Amomum compactum Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 44 Familia Fragmen Zat berkhasiat utama Penggunaan : Zingiberaceae : Epidermis luar terlihat tangensial, sklerenkim palisade terlihat tangensial, endosperm, perisperm, selaput biji, perikarp, sel batu, serabut sklerenkim, hablur kalsium oksalat, sel dengan minyak atsiri, fragmen kulit biji, pembuluh kayu. : Minyak atsiri 8% dengan kandungan utama sineol : Karminativa, aromatika (bahan penwangi), dan bumbu masak Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 45 5. Coriandri Fructus Nama tanaman asal Familia Fragmen Zat berkhasiat utama Penggunaan : Coriandrum sativum L. : Apiaceae : Mesokarp dengan endokarp, sspermoderm, endosperm. Serabut sklerenkim mesokarp. Endokarp berikut parenkim mesokarp terlihat tangensial. Pembuluh kayu. Epikarp bagian ujung buah. Hablur kalsium oksalat. : Minyak atsiri dan minyak lemak : Karminativa, dan bumbu masak Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 46 Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 47 6. Piperis nigri Fructus Nama tanaman asal Familia Fragmen Zat berkhasiat utama Penggunaan : Piper nigrum L : Piperaceae : Kelompok sel batu dari hipodermis, fragmen epikarp berikut hepidermis, kelompok sel batu dari endokarp, fragmen mesokarp, fragmen perisperm dengan butir pati dan sel sekresi, butir pati, fragmen epikarp berikut hipodermis tampak tangensial. : Minyak atsiri, alkaloida, khavisin, dan piperin : Karminativa dan iritasi lokal Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 48 Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 49 ACARA V ANALISIS MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS SIMPLISIA LIGNUM, FLOS, DAN SEMEN A. Pendahuluan Simplisia lignum (kayu) diambil dari tumbuhan dicotyledon, merupakan xylem sekunder yang terbentuk karena aktivitas kambium batang. Jaringan pembuluh masih terihat dalam lignum yaitu pembuluh kayu yang berfungsi membawa makanan dari akar ke daun dan pembluh apis yaitu membawa makanan dari daun ke bagian lain. Pada preparat akan terlihat serat, parenkim dan jari-jari empulur. Fragmen pengenal pada mikroskopik serbuk kayu adalah berkas serabut dengan seludang hablur kalsium oksalat, fragmen pembuluh kayu; fragmen serabut; serabut xylem; dan butir pati. Flos adalah bagian tanaman berupa bunga. Kebanyakan simplisia dibuat dari bunga yang masih kuncup. Simplisia bunga dapat berupa bunga tunggal atau majemuk, bagian dari bunga majemuk, atau komponen penyusun bunga. Fragmen yang sering diamati dari flos yaitu fragmen dasar bunga, epidermis dasar bunga, kelenjar minyak, epidermis daun mahkota, sel batu dan seklereida, berkas pembuluh dan serabut sklerenkim, fragmen tangkai sari, fragmen kepala sari, serbuk sari, kristal kalsium oksalat. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah, pada Angiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan. Bagian-bagian dari biji yang sering digunakan sebagai simplisia yaitu: 1. Kulit biji (spermoderm) Pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae), kulit biji terdiri atas dua lapisan, yaitu: a. Lapisan kulit luar (testa), mempunyai sifat bermacam-macam, tipis, kaku seperti kulit, atau keras seperti kayu atau batu, bewarna merah, biru, pirang,kehijau-hijauan, licin, rata atau permukaan yang keriput. Bagian ini merupakan pelindung utama bagi biji yang ada di dalam. b. Lapisan kulit dalam (tegmen), biasanya tipis seperti selaput, disebut jugakulit ari. 2. Tali pusar/funiculusTali pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni, jadi merupakan tangkainya biji. 3. Inti (isi biji)-nucleus seminis. Inti biji terdiri atas lembaga (embryo), yang merupakan calon individu baru dan putih tembaga (albumen), merupakan jaringan berisi jaringan makanan untukmasa permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah) Fragmen yang sering diamati dari semen yaitu fragmen epidermis, fragmen kulit biji, fragmen palisade, fragmen lapisan sel berisi hablur, fragmen endosperm, fragmen parenkim dibawah palisade. B. Tujuan 1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri spesifik simplisia serbuk lignum, flos dan semen. 2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi fragmen-fragmen spesifik pada serbuk lignum, flos dan semen Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 50 C. Alat 1. Pipet tetes 2. Plat tetes 3. Kaca benda 4. Kaca penutup 5. Baskom D. Bahan 1. Air 2. Reagen kloralhidrat 3. Sappan Lignum (Kayu Secang) 4. Caryophylli Flos (Bunga Cengkeh) 5. Myristica Semen (Biji Pala) 6. Nigela sativa Semen (Biji Jinten Hitam) E. Cara Kerja 1. Ambil serbuk lignum, flos dan semen amati organoleptis (bau, rasa dan warna) 2. Buatlah sediaan media kloralhidrat masing-masing serbuk lignum, flos dan semen dengan cara: a. Ambil sedikit simplisia serbuk, letakkan pada object glass (kaca preparat) b. Tambahkan satu tetes larutan kloralhidrat c. Tutup dengan gelas penutup 3. Amati dan gambarkan hasil pengamatan mikroskop pada laporan Fragmen yang diamati: 1. Sappan Lignum Nama tanaman asal Familia Fragmen Mikroskopik Zat berkhasiat utama Penggunaan : Caesalpinia sappan L. : Caesalpiniaceae : Serabut xilem, serabut xilem dengan hablur oksalat, serabut xilem dan pembuluh kayu bernoktah. : Xilem : Jelas, radier dengan jari-jari xilem terdiri dari 1 sampai 3 baris sel yang berisi butir pati kecil, tunggal dan berkelompok. Pembuluh kayu atau trakhea umumnya berkelompok, kadang-kadang tunggal, dinding tebal, berlignin, bernoktah berbebtuk celah, lumen berisi zat yang, berwarna merah keunguan, merah kekuningan sampai merah kecoklatan. Serabut xilem : Berkelompok, tersusun radiaer, terdiri dari 5-40 serabut, dinding serabut tebal berlignin, lumen sempit. : Brazilin, zat warna merah sappan, asam tanat, dan asam galat : Adstringensia, luka memar, batuk darah, dan sipilis Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 51 Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 52 2. Caryophylli Flos Nama tanaman asal Familia Fragmen : Eugenia caryophyllus : Myrtaceae : Fragmen dasar bunga, epidermis dasar bunga, kelenjar minyak, epidermis daun mahkota, sel batu dan seklereida, berkas pembuluh dan serabut sklerenkim, fragmen tangkai sari, fragmen kepala sari, serbuk sari, kristal kalsium oksalat. Mikroskopik : Sel epidermis bentuk empat persegi panjang selapis sel dengan kutikula tebal, stomata bundar tipe anomositik. Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri, zat penyamak, dan gom Penggunaan : Stimulasia, obat mulas, menghilangkan rasa mual dan muntah Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 53 Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 54 3. Myristicae Semen Nama tanaman asal Familia Fragmen : Myristica fragrans : Myristicaceae : Perisperm sekunder dengan sel minyak, endosperm dengan butir pati dan aleuron, butir pati, perisperm primer terlihat tangensial, berkas pembuluh Mikroskopik : Pada inti biji terdapat jaringan perisperm primer berbentuk poligonal, dinding tipis berwarna coklat kekuningan terletak disebelah luar, dan disebelah dalam terdapat jaringan perisperm primer sekunder dan endosperm. Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri, kamfer, minyak lemak, dan zat putih telur Penggunaan : Aromatika (bahan pewangi), karminativa, dan stimulansia Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 55 Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 56 4. Nigellae sativae Semen Nama tanaman asal : Nigella sativa L. Familia : Ranunculaceae Fragmen : Fragmen epidermis terlihat tangensial, fragmen kulit biji, fragmen palisade, fragmen lapisan sel berisi hablur berbentuk prisma, fragmen endosperm, fragmen parenkim dibawah palisade. Mikroskopik : Perisperma menunjukkan sel-sel parenkim berdinding tipis dan sel-sel berisi pigmen berwarna coklat kehitaman, endosperma berbentuk polygonal berisi aleurone dan tetes minyak Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri, minyak lemak, glukosa, dan saponin Penggunaan : Stimulansia, karminativa, diaforetika, dan emenagoga Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 57 Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 58 DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1977. Materia Medika Indonesia, Jilid I. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Anonim, 1978. Materia Medika Indonesia, Jilid II. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Anonim, 1980. Materia Medika Indonesia, Jilid IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Anonim, 1989. Materia Medika Indonesia, Jilid V. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Anonim, 1995. Materia Medika Indonesia, Jilid VI. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. BPOM. 2014. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional. BPOM: Jakarta. Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Depkes RI. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Eliyanoor, B. 2012. Penuntun Praktikum Farmakognosi : Makroskopik dan Mikroskopik Edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC Herawati, Nuraida, dan Sumarto. 2012. Cara Produksi Simplisia yang Baik Bogor: Seafast. MenKes. 2009. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 261 tentang Farmakope Herbal Edisi Pertama. Jakarta: Kementrian Kesehatan. Ningsih, I. Y. 2016. Studi Etnofarmasi Penggunaan Tumbuhan Obat oleh Suku Tengger di Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur. Pharmacy: Jurnal Farmasi Indonesia 13(1):10-20. Supardi, S., Herman, M. J., & Yuniar, Y. 2011. Penggunaan Jamu Buatan Sendiri di Indonesia (Analisis Data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan 14(4) : 375–381. Syifa, N., Sihdianto, A. D., Herjuno, A., & Salash, A. F. 2011. Studi Etnofarmasi Etnis Using Banyuwangi Indonesia. Farmasains: Jurnal Farmasi dan Ilmu Kesehatan 1(2):1-5. Buku Petunjuk Praktikum Farmakognosi 2019 59