Uploaded by User40712

Sylmi Egin Anggy ANAVA 2 FAKTOR

advertisement
S2 Pendidikan Kimia_Angkatan 2018_Kelas A
Muhammad Arif Arsyad
NIM. 18728251009
Dwi Isnaini Amin
NIM. 18728251015
Wan Zahara Zaitu Hania
A
B
C
NIM. 18728251016
D
Sheila Wahyu Kamila
NIM. 18728251019
Daftar Isi
01
Pengantar Anava 2 Faktor
02
Contoh Kasus Penggunaan Anava 2 Faktor di Bidang
Pendidikan Kimia
Perhitungan Manual
Perhitungan dengan Software SPSS
Perhitungan dengan Software Excel
03
Contoh Kasus Penggunaan Anava 2 Faktor di Bidang Kimia
Perhitungan Manual
Perhitungan dengan Software SPSS
Perhitungan dengan Software Excel
Pengantar
Anava 2 Faktor
Definisi Anova atau Anava
Anova 2 faktor atau two way analysis of variance atau anava 2 faktor adalah analisis komparatif
yang terdiri dari dua variabel bebas atau lebih dari dua rata-rata.
Perbedaan Anava 1 Faktor dengan Anava 2 Faktor
1 variabel bebas (treatment)
dengan 2 atau lebih level of
treatment
Anava 1 Faktor
2 atau lebih variabel bebas
(treatment) dengan 2 atau
lebih level of treatment
Anava 2 Faktor
Pengujian rata-rata
Asumsi Anava 2 Faktor
Assumptions:
In addition to the assumptions that we already talked about this design assumes:
1. Two or more treatments, with each treatment having two or more levels.
2. All levels of each treatment are investigated in combination with all levels of every
other treatment. If there are p levels of treatment A and q levels of treatment B, the
experiment contains p x q treatment combinations.
3. Random assignment of experimental units to treatment combinations. Each
experimental unit must be assigned to only one combination.
Karakteristik Data yang dapat diuji dengan Anava 2 Faktor
1.
2.
3.
Populasi yang diuji berdistribusi normal
Varians atau ragam dan populasi yang diuji sama
Sampel tidak berhubungan satu dengan yang lain.
Jenis-jenis Anava 2 Faktor
Anava 2 Faktor tanpa Interaksi
pengujian hipotesis beda dua rata-rata atau lebih
dengan dua faktor yang berpengaruh dan interaksi
antara kedua faktor tersebut ditiadakan.
Anava 2 Faktor
Anava 2 Faktor dengan Interaksi
pengujian beda dua rata-rata atau lebih dengan dua
faktor yang berpengaruh dan pengaruh interaksi
antara kedua faktor tersebut diperhitungkan.
Skema Rancangan Anava 2 Faktor
Treatment
Level treatment
A
aj
j = 1,…,…,…,p
B
bk
k = 1,…,…,…,q
C
cl
l = 1,…,…,…,r
D
dm
m = 1,…,…,…,t
E
eo
o = 1,…,…,…,u
Penulisan Hipotesis untuk Anava 2 Faktor
Hipotesis treatment p
𝐻0 ∢ πœ‡1 = πœ‡2 … … … = πœ‡π‘
π»π‘Ž ∢ πœ‡π‘– ≠ πœ‡π‘— untuk suatu 𝑖 dan 𝑗
Hipotesis treatment q (group)
𝐻0 ∢ πœ‡1 = πœ‡2 … … … = πœ‡π‘ž
π»π‘Ž ∢ πœ‡π‘– ≠ πœ‡π‘˜ untuk suatu 𝑖 dan π‘˜
Hipotesis interaction for treatment
𝐻0 ∢ πœ‡π‘—π‘˜ = πœ‡π‘— ′ π‘˜ = πœ‡π‘—π‘˜ ′ = πœ‡π‘— ′ π‘˜ ′ = 0
π»π‘Ž ∢ πœ‡π‘—π‘˜ ≠ πœ‡π‘— ′ π‘˜ ≠ πœ‡π‘—π‘˜ ′ ≠ πœ‡π‘— ′ π‘˜ ′ ≠ 0 untuk suatu j dan π‘˜
Jenis Statistik Uji untuk Anava 2 Faktor
Statistik Uji
(F Hitung)
Hipotesis 1
Hipotesis 2
Hipotesis 3
FIX – FIX
MSA
FA =
MSWCELL
MSB
FB =
MSWCELL
FAB
MSAB
=
MSWCELL
RANDOM - RAND
OM
MSA
FA =
MSAB
MSB
FB =
MSAB
FAB
MSAB
=
MSWCELL
FIX - RANDOM
RANDOM - FIX
MSA
FA =
MSAB
MSB
FB =
MSWCELL
MSA
FA =
MSWCELL
MSB
FB =
MSAB
MSAB
=
MSWCELL
MSAB
=
MSWCELL
FAB
FAB
Rumus untuk Anava 2 Faktor
𝑝
𝑗=1
𝑛
𝑖=1
π‘ž
π‘˜=1 π‘Œπ‘–π‘—π‘˜
2
= 𝒀
π‘›π‘π‘ž
𝑛
𝑝
π‘ž
2
π‘Œπ‘–π‘—π‘˜
= 𝑨𝑩𝑺
𝑖=1 𝑗=1 π‘˜=1
𝑝
𝑛
𝑖=1
π‘›π‘ž
𝑗=1
π‘ž
𝑛
𝑖=1
𝑝
𝑗=1 π‘Œπ‘–π‘—π‘˜
𝑛𝑝
π‘˜=1
𝑝
2
π‘ž
π‘Œ
π‘˜=1 π‘–π‘—π‘˜
π‘ž
𝑗=1 π‘˜=1
2
𝑛
π‘Œ
π‘–π‘—π‘˜
𝑖=1
𝑛
= 𝑨
2
= 𝑩
= 𝑨𝑩
Tabel Anava 2 Faktor
Source
SS
df
MS (SS/df)
F hitung
(MS/MSWCELL)
A
𝐴 − [π‘Œ]
𝑝−1
SSA/dfA
MSA/MSWCELL
B
𝐡 − [π‘Œ]
π‘ž−1
SSB/dfB
MSB/MSWCELL
AB
[AB] – [A] – [
B] + [Y]
𝑝−1 π‘ž−1
Within
cell
[ABS] – [AB]
π‘π‘ž(𝑛 − 1)
Total
[ABS] – [Y]
π‘›π‘π‘ž − 1
SSAB/dfAB MSAB/MSWCELL
SSWCELL/
dfWCELL
F tabel
Kriteria Keputusan untuk Anava 2 Faktor
1. Hipotesis treatment p
𝐻0 ditolak jika πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > πΉπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ π’šπ’‚π’Šπ’•π’– π’‹π’Šπ’Œπ’‚ πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > 𝐹
∝;𝑝−1;π‘π‘ž(𝑛−1)
2. Hipotesis treatment q
𝐻0 ditolak jika πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > πΉπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ yaitu jika πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > 𝐹
∝;π‘ž−1;π‘π‘ž 𝑛−1
3. Hipotesis interaction for treatment
𝐻0 ditolak jika πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > πΉπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ yaitu jika πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > 𝐹
∝; 𝑝−1 (π‘ž−1);π‘π‘ž 𝑛−1
Contoh Kasus
Penggunaan
Anava 2 Faktor
di Bidang
Pendidikan Kimia
Seorang mahasiswa S2 Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Yogyakarta,
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media dan
Waktu Pembelajaran terhadap Pemahaman Konsep Siswa Kelas X MIPA
di SMA Taruna Malang pada Materi Ikatan Kimia”. Penelitian dilakukan di
9 kelas X MIPA dengan treatment yang berbeda-beda. Data hasil pemahaman
konsep mereka pada materi ikatan kimia dicantumkan dalam Tabel 1. Ujilah
hipotesis peneliti tersebut menggunakan 𝛼 = 5% !
K
e
t
e
r
a
n
g
a
n
Molimod
Treatment A : Media Pembelajaran
Level of Treatment A
Flash
Sketchfab
Pagi
Treatment B : Waktu Pembelajaran
Level of Treatment B
Siang
Sore
Tabel 1. Hasil Pemahaman Konsep Siswa kelas X MIPA di SMA Taruna Malang
pada Materi Ikatan Kimia
Molimod Molimod Molimod
-Pagi
-Siang
-Sore
(𝐚𝟏 π›πŸ )
(𝐚𝟏 π›πŸ )
(𝐚𝟏 π›πŸ‘ )
Flash
-Pagi
(𝐚𝟐 π›πŸ )
Flash
-Siang
(𝐚𝟐 π›πŸ )
Flash
-Sore
(𝐚𝟐 π›πŸ‘ )
Sketchfab Sketchfab Sketchfab
-Pagi
-Siang
-Sore
(πšπŸ‘ π›πŸ )
(πšπŸ‘ π›πŸ )
(πšπŸ‘ π›πŸ‘ )
80
80
85
85
80
80
95
90
65
95
65
70
90
55
75
75
80
70
75
70
95
50
60
80
70
65
80
90
65
75
60
85
85
65
55
60
80
50
70
75
75
95
60
75
50
70
55
65
60
65
90
55
60
80
85
60
50
65
70
70
65
65
75
65
70
55
70
80
55
75
50
80
90
50
60
80
45
60
55
85
85
85
75
75
70
50
90
80
60
65
Perhitungan dengan
Cara Manual
Model Fixed-Fixed
Langkah Pengujian Hipotesis
1. Merumuskan Hipotesis
a. Hipotesis untuk Treatment Media Pembelajaran
H0 : πœ‡ π‘Ž1 = πœ‡ π‘Ž2 = πœ‡ π‘Ž3
Ha : πœ‡π‘Žπ‘— ≠ πœ‡π‘Žπ‘—′
b. Hipotesis untuk Treatment Waktu Pembelajaran
H0 : πœ‡π‘1 = πœ‡π‘2 = πœ‡π‘3
Ha : πœ‡π‘π‘˜ ≠ πœ‡π‘π‘˜′
c. Hipotesis untuk Interaksi Media-Waktu Pembelajaran
H0 : πœ‡π‘Ž1 𝑏1 = πœ‡π‘Ž1 𝑏2 = πœ‡π‘Ž1 𝑏3 = πœ‡π‘Ž2 𝑏1 = πœ‡π‘Ž2 𝑏2
Ha : πœ‡π‘Žπ‘— π‘π‘˜ ≠ πœ‡π‘Žπ‘—′π‘π‘˜′
= πœ‡π‘Ž2 𝑏3 = πœ‡π‘Ž3 𝑏1 = πœ‡π‘Ž3 𝑏2 = πœ‡π‘Ž3 𝑏3
2. Menetapkan Taraf Signifikansi (𝜢) = πŸ“%
3. Statistik Uji Hipotesis
a. Statistik Uji F untuk Treatment Media Pembelajaran
πŒπ’π€
𝐅𝐀 =
πŒπ’π–π‚π„π‹π‹
b. Statistik Uji F untuk Treatment Waktu Pembelajaran
πŒπ’π
𝐅𝐁 =
πŒπ’π–π‚π„π‹π‹
c. Statistik Uji F untuk Interaksi Media-Waktu Pembelajaran
𝐅𝐀𝐁
πŒπ’π€π
=
πŒπ’π–π‚π„π‹π‹
4. Menentukan Kriteria Keputusan
a. Kriteria Keputusan untuk Hipotesis Treatment Media Pembelajaran
𝐻0 ditolak jika πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > 𝐹
∝;𝑝−1;π‘π‘ž(𝑛−1)
atau πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > 𝐹
0,05;2;81
yaitu jika πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > 3,11
b. Kriteria Keputusan untuk Hipotesis Treatment Waktu Pembelajaran
𝐻0 ditolak jika πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > 𝐹
∝;π‘ž−1;π‘π‘ž(𝑛−1)
atau πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > 𝐹
0,05;2;81
yaitu jika πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > 3,11
c. Kriteria Keputusan untuk Hipotesis Interaksi Media-Waktu Pembelajaran
𝐻0 ditolak jika πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > 𝐹
2,502
∝;(𝑝−1)(π‘ž−1);π‘π‘ž(𝑛−1)
atau πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > 𝐹
0,05;4;81
yaitu jika πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” >
5. Uji Statistik
𝑛
𝑝
π‘ž
π’€π’Šπ’‹π’Œ = 80 + 95 + 75 + β‹― + 85 + 65 = 6395
𝑖=1 𝑗=1 π‘˜=1
𝑛
𝑖=1
𝑝
𝑗=1
π‘ž
π‘˜=1 π‘Œπ‘–π‘—π‘˜
2
π‘›π‘π‘ž
𝑛
𝑝
6395 2
= 𝒀 =
= 454400,3
10 3 3
π‘ž
2
π‘Œπ‘–π‘—π‘˜
= 𝑨𝑩𝑺 = 80
2
+ 95
2
+ β‹― + 65
2
= 468875
𝑖=1 𝑗=1 π‘˜=1
𝑝
𝑛
𝑖=1
𝑗=1
π‘ž
π‘˜=1
2
π‘ž
π‘Œ
π‘˜=1 π‘–π‘—π‘˜
π‘›π‘ž
𝑛
𝑖=1
𝑝
𝑗=1 π‘Œπ‘–π‘—π‘˜
𝑛𝑝
2155 2
2150 2
2090 2
= 𝑨 =
+
+
= 454487,5
10 3
10 3
10 3
2
2215 2
1990 2
2190 2
= 𝑩 =
+
+
= 455414,2
10 3
10 3
10 3
𝑝
π‘ž
𝑗=1 π‘˜=1
2
𝑛
π‘Œ
𝑖=1 π‘–π‘—π‘˜
𝑛
815
= 𝑨𝑩 =
10
2
640
+
10
2
700
+
10
2
705
+
10
= 456782,5
𝑆𝑆𝑇𝑂 = 𝐴𝐡𝑆 − π‘Œ = 468875 − 454400,3 =14474,72
𝑆𝑆𝐴 = 𝐴 − π‘Œ = 454487,5 − 454400,3 = 87,22
𝑆𝑆𝐡 = 𝐡 − π‘Œ = 455414,2 − 454400,3 = 1013,89
𝑆𝑆𝐴𝐡 = 𝐴𝐡 − 𝐴 − 𝐡 + π‘Œ
= 456782,5 − 454487,5 − 455414,2 + 454400,3 = 1281,11
π‘†π‘†π‘ŠπΆπΈπΏπΏ = 𝐴𝐡𝑆 − 𝐴𝐡 = 468875 −
456782,5 =12092,5
2
665
+
10
2
780
+
10
2
695
+
10
2
685
+
10
2
710
+
10
2
Tabel 2. Tabel Anava 2 Faktor
Source
SS
df
MS (SS/df)
F hitung
(MS/MSWCELL)
F tabel
A
πŸ–πŸ•, 𝟐𝟐
𝒑−𝟏=𝟐
43,61
0,29
3,11
B
πŸπŸŽπŸπŸ‘, πŸ–πŸ—
𝒒−𝟏=𝟐
506,945
3,39
3,11
AB
πŸπŸπŸ–πŸ, 𝟏𝟏
𝒑−𝟏 𝒒−𝟏 =πŸ’
320,275
2,15
2,48
Within
cell
12092,5
𝒑𝒒(𝒏 − 𝟏) = πŸ–πŸ
149,29
Total
14474,72
𝒏𝒑𝒒 − 𝟏 = πŸ–πŸ—
162,63
6. Kesimpulan
a. Kesimpulan untuk Hipotesis Treatment Media Pembelajaran
Karena Fhitung < Ftabel atau 0,29 < 3,11; maka π‘―πŸŽ diterima, dengan menggunakan  = 5%, dapat
disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh pemberian media molimod, flash, dan sketchfab terhadap
hasil rata-rata pemahaman konsep siswa pada materi ikatan kimia
b. Kesimpulan untuk Hipotesis Treatment Waktu Pembelajaran
Karena Fhitung > Ftabel atau 3,39 < 3,11; maka π‘―πŸŽ ditolak, dengan menggunakan  = 5%, dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian waktu pembelajaran di pagi, siang, dan sore hari
terhadap hasil rata-rata pemahaman konsep siswa pada materi ikatan kimia
c. Kesimpulan untuk Hipotesis Interaksi Media-Waktu Pembelajaran
Karena Fhitung < Ftabel atau 2,15 < 2,48 maka π‘―πŸŽ diterima, dengan menggunakan  = 5%, dapat
disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara variabel media molimod, flash, dan
sketchfab dengan waktu pembelajaran di pagi, siang, dan sore hari terhadap hasil rata-rata
pemahaman konsep siswa pada materi ikatan kimia
Perhitungan dengan
Cara SPSS
Model Fixed-Fixed
Uji Asumsi Normalitas dan Homogenitas
A. Uji Normalitas
1. Merumuskan Hipotesis
𝐻0 : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
𝐻a : data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
2. Menetapkan Taraf Signifikansi (𝜢) = πŸ“%
3. Menentukan Kriteria Keputusan
H0 diterima jika signifikansi > α
H0 ditolak jika signifikansi < α
4. Langkah-langkah Uji Normalitas untuk Setiap Treatment dengan SPSS
3. Ubah sesuai
kebutuhan
2. Ketik nama data
yang ingin diinput
1. Klik untuk pesan tempat
4. Input kode untuk variasi
waktu dan media pembelajaran
5. Ubah
menjadi
“Nominal”
7. Input data berupa
nilai pemahaman
siswa dan ketik kode
untuk waktu dan
media pembelajaran
yang sesuai untuk
setiap nilai atau copy
paste data dari excel
yang telah disiapkan
sebelumnya
6. Klik untuk input data
8. Klik Menu Tab “
Analyze” οƒ 
Descriptive Statistics
οƒ  Explore
9. Letakkan hasil pemahaman
siswa sebagai “Dependent List” ;
Waktu dan Media Pembelajaran
sebagai “Factor List”
10. Klik Plots
11. Beri centang
12. Klik continue οƒ  Ok
5. Hasil Uji Normalitas dan Kesimpulan untuk Setiap Treatment
a. Hasil Uji Normalitas untuk Treatment Media Pembelajaran
b. Kesimpulan terhadap Hasil Uji Normalitas untuk Treatment Media Pembelajaran
Untuk uji normalitas lihat Tabel Test of Normality, kolom Shapiro-Wilk, karena jumlah sampel tiap
kelas <30.
Karena signifikansi jenis media molimod (0,363) > 0,05
jenis media flash (0,384) > 0,05
jenis media sketchfab (0,385)> 0,05
Maka Ho diterima. Artinya dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, dapat disimpulkan bahwa
semua data media molimod, flash, dan sketchfab berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b. Hasil Uji Normalitas untuk Treatment Waktu Pembelajaran
c. Kesimpulan terhadap Hasil Uji Normalitas untuk Treatment Waktu Pembelajaran
Untuk uji normalitas lihat Tabel Test of Normality, kolom Shapiro-Wilk, karena jumlah sampel tiap
kelas <30.
Karena signifikansi waktu pembelajaran di pagi hari (0,501) > 0,05
waktu pembelajaran di siang hari (0,330) > 0,05
waktu pembelajaran di sore hari (0,463) > 0,05
Maka Ho diterima. Artinya dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, dapat disimpulkan bahwa
semua data waktu pembelajaran di pagi, siang, dan sore hari berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.
B. Uji Homogenitas
1. Merumuskan Hipotesis
Ho : σ 1 = σ 2 = σ 3
Ha : σ 𝑗 ≠ σ 𝑗′ untuk beberapa j dan j’
2. Menetapkan Taraf Signifikansi (𝜢) = πŸ“%
3. Menentukan Kriteria Keputusan
H0 diterima jika signifikansi > α
H0 ditolak jika signifikansi < α
4. Langkah-langkah Uji Homogenitas
1. Klik Analyze οƒ 
General Liniar Model
οƒ  Univariate
2. Letakkan hasil pemahaman
siswa sebagai “Dependent List” ;
Waktu dan Media Pembelajaran
sebagai “Factor List”
3. Klik Options
4. Pindahkan Waktu, Media, dan
Waktu-Media Pembelajaran dari
“Factor(s) and Factor Interactions”
ke “Display Means for”
5. Beri centang untuk Descriptive
statistics dan Homogeneity test
6. Klik continue οƒ  Ok
5. Hasil Uji Homogenitas dan Kesimpulan
a. Hasil Uji Homogenitas
b. Kesimpulan terhadap Hasil Uji Homogenitas
Berdasarkan data yang disajikan dalam Tabel Levene’s Test of Equality of Error Variances di atas,
diperoleh nilai signifikansi 0,924 > 0,05; maka H0 diterima. Artinya, dengan menggunakan taraf
signifikansi 5% dapat disimpulkan bahwa seluruh data dapat dianggap homogen.
Uji Nilai Rata-Rata Pemahaman Konsep Siswa
1. Merumuskan Hipotesis
a. Hipotesis untuk Treatment Media Pembelajaran
𝐻0 : Tidak ada pengaruh pemberian media molimod, flash, dan sketchfab terhadap hasil rata-rata
pemahaman konsep siswa pada materi ikatan kimia
π»π‘Ž : Ada pengaruh pemberian media molimod, flash, dan sketchfab terhadap hasil rata-rata pemahaman
konsep siswa pada materi ikatan kimia
b. Hipotesis untuk Treatment Waktu Pembelajaran
𝐻0 : Tidak ada pengaruh pemberian waktu pembelajaran di pagi, siang, dan sore hari terhadap hasil ratarata pemahaman konsep siswa pada materi ikatan kimia
π»π‘Ž : Ada pengaruh pemberian waktu pembelajaran di pagi, siang, dan sore hari terhadap hasil rata-rata
pemahaman konsep siswa pada materi ikatan kimia
c. Hipotesis untuk Interaksi Media-Waktu Pembelajaran
𝐻0 : Tidak ada pengaruh interaksi antara variabel media pembelajaran dengan waktu pembelajaran
terhadap hasil rata-rata pemahaman konsep siswa pada materi ikatan kimia
π»π‘Ž : Ada pengaruh interaksi antara variabel media pembelajaran dengan waktu pembelajaran terhadap
hasil rata-rata pemahaman konsep siswa pada materi ikatan kimia
2. Menetapkan Taraf Signifikansi (𝜢) = πŸ“%
3. Menentukan Kriteria Keputusan
H0 diterima jika signifikansi > α
H0 ditolak jika signifikansi < α
4. Data Hasil Perhitungan dengan Cara SPSS
5. Kesimpulan
a. Kesimpulan untuk Hipotesis Treatment Media Pembelajaran
Berdasarkan Tabel Tests of Between Subjects Effects, diperoleh nilai Sig.= 0,747 > 0,05; maka π‘―πŸŽ
diterima. Artinya, dengan menggunakan  = 5%, dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh
pemberian media molimod, flash, dan sketchfab terhadap hasil rata-rata pemahaman konsep
siswa pada materi ikatan kimia
b. Kesimpulan untuk Hipotesis Treatment Waktu Pembelajaran
Berdasarkan Tabel Tests of Between Subjects Effects, diperoleh nilai Sig.= 0,038 < 0,05; maka π‘―πŸŽ
ditolak. Artinya, dengan menggunakan  = 5%, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
pemberian waktu pembelajaran di pagi, siang, dan sore hari terhadap hasil rata-rata pemahaman
konsep siswa pada materi ikatan kimia
c. Kesimpulan untuk Hipotesis Interaksi Media-Waktu Pembelajaran
Berdasarkan Tabel Tests of Between Subjects Effects, diperoleh nilai Sig.= 0,083 > 0,05; maka π‘―πŸŽ
diterima. Artinya, dengan menggunakan  = 5%, dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh
interaksi antara variabel media molimod, flash, dan sketchfab dengan waktu pembelajaran di
pagi, siang, dan sore hari terhadap hasil rata-rata pemahaman konsep siswa pada materi ikatan
kimia
Perhitungan dengan
Cara Excel
Model Fixed-Fixed
1. Klik menu tab “DATA”
2. Klik Data Analysis
4. Klik “OK”
3. Pilih Anova: TwoFactor With Replication
5. “Input Range” dengan cara memblok
seluruh data οƒ  input nilai row per sampl
οƒ  input nilai alfa yang digunakan οƒ  klik O
• Pada baris sample, lihatlah P-Value. P-value tersebut
menunjukkan P-Value dari variabel waktu pembelajaran.
Karena P-Value = 0,038 < 0,05 maka ada pengaruh
pemberian waktu pembelajaran di pagi, siang, dan sore
hari terhadap hasil rata-rata pemahaman konsep siswa
pada materi ikatan kimia
• Pada baris Column, lihatlah P-Value. P-value tersebut
menunjukkan P-Value dari variabel media pembelajaran.
Karena P-Value = 0,747 > 0,05 maka tidak ada pengaruh
pemberian media molimod, flash, dan sketchfab
terhadap hasil rata-rata pemahaman konsep siswa pada
materi ikatan kimia
• Pada baris Interaction, lihatlah P-Value. P-value tersebut
menunjukkan P-Value dari variabel waktu dan media
pembelajaran. Karena P-Value = 0,0826 > 0,05 maka
tidak ada pengaruh interaksi antara variabel media
molimod, flash, dan sketchfab dengan waktu
pembelajaran di pagi, siang, dan sore hari terhadap hasil
rata-rata pemahaman konsep siswa pada materi ikatan
kimia
Contoh Kasus
Penggunaan
Anava 2 Faktor di
Bidang Kimia
Seorang peneliti mereaksikan larutan asam klorida (HCl) yang memiliki konsentrasi berbeda-beda dengan
berbagai senyawa yang berbentuk serbuk. Peneliti menduga bahwa larutan HCl dengan tingkat konsentrasi
berbeda-beda ketika bereaksi dengan berbagai jenis senyawa berbentuk serbuk dapat mempengaruhi
kecepatan bereaksinya. Prosedur percobaan yang dilakukan peneliti sebagai berikut:
1. Masing-masing 2 g untuk berbagai senyawa berbentuk serbuk direaksikan dengan 5 mL larutan asam
klorida dengan tingkat konsentrasi yang berbeda-beda
2. Mencatat waktu yang diperlukan untuk habis bereaksi.
Data yang diperoleh peneliti berupa waktu bereaksi yang kemudian dikonversi ke satuan kecepatan. Data
yang telah dikonversi ke satuan kecepatan disajikan dalam Tabel 1. Berdasarkan permasalahan peneliti,
ujilah hipotesisnya menggunakan 𝛼 = 5% !
K
e
t
e
r
a
n
g
a
n
1M
Treatment A : Tingkat Konsentrasi HCl
Level of Treatment A
2M
NaCl
Treatment B : Jenis Senyawa berbentuk
Serbuk
Level of Treatment B
Ca(OH)2
SiO2
Tabel 1. Kecepatan Bereaksi (M/s)
HCl 1 M HCl 1 M
-Ca(OH)2
-NaCl
(𝐚𝟏 π›πŸ )
(𝐚𝟏 π›πŸ )
HCl 1 M
-SiO2
(𝐚𝟏 π›πŸ‘ )
HCl 3 M HCl 3 M
-NaCl
-Ca(OH)2
(𝐚𝟐 π›πŸ )
(𝐚𝟐 π›πŸ )
HCl 3 M
-SiO2
(𝐚𝟐 π›πŸ‘ )
60
70
80
70
70
70
40
60
60
40
80
90
70
80
90
60
60
80
50
70
80
70
70
100
50
80
90
80
60
90
60
60
80
60
50
90
80
70
70
50
70
70
Perhitungan dengan
Cara Manual
Model Fixed-Fixed
Langkah Pengujian Hipotesis
1. Merumuskan Hipotesis
a. Hipotesis untuk Treatment Tingkat Konsentrasi HCl
H0 : πœ‡ π‘Ž1 = πœ‡ π‘Ž2
Ha : πœ‡π‘Žπ‘— ≠ πœ‡π‘Žπ‘—′
b. Hipotesis untuk Treatment Jenis Senyawa berbentuk Serbuk
H0 : πœ‡π‘1 = πœ‡π‘2 = πœ‡π‘3
Ha : πœ‡π‘π‘˜ ≠ πœ‡π‘π‘˜′
c. Hipotesis untuk Interaksi Tingkat Konsentrasi HCl-Jenis Senyawa berbentuk Serbuk
H0 : πœ‡π‘Ž1 𝑏1 = πœ‡π‘Ž1 𝑏2 = πœ‡π‘Ž1 𝑏3 = πœ‡π‘Ž2 𝑏1 = πœ‡π‘Ž2 𝑏2
Ha : πœ‡π‘Žπ‘— π‘π‘˜ ≠ πœ‡π‘Žπ‘—′π‘π‘˜′
= πœ‡π‘Ž2 𝑏3
2. Menetapkan Taraf Signifikansi (𝜢) = πŸ“%
3. Statistik Uji Hipotesis
a. Statistik Uji F untuk Treatment Tingkat Konsentrasi HCl
πŒπ’π€
𝐅𝐀 =
πŒπ’π–π‚π„π‹π‹
b. Statistik Uji F untuk Treatment Jenis Senyawa berbentuk Serbuk
πŒπ’π
𝐅𝐁 =
πŒπ’π–π‚π„π‹π‹
c. Statistik Uji F untuk Interaksi Tingkat Konsentrasi HCl-Jenis Senyawa berbentuk Serbuk
𝐅𝐀𝐁
πŒπ’π€π
=
πŒπ’π–π‚π„π‹π‹
4. Menentukan Kriteria Keputusan
a. Kriteria Keputusan untuk Hipotesis Treatment Tingkat Konsentrasi HCl
𝐻0 ditolak jika πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > 𝐹
∝;𝑝−1;π‘π‘ž(𝑛−1)
atau πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > 𝐹
0,05;1;36
yaitu jika πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > 4,11
b. Kriteria Keputusan untuk Hipotesis Treatment Jenis Senyawa berbentuk Serbuk
𝐻0 ditolak jika πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > 𝐹
∝;π‘ž−1;π‘π‘ž(𝑛−1)
atau πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > 𝐹
0,05;2;36
yaitu jika πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > 3,26
c. Kriteria Keputusan untuk Hipotesis Interaksi Tingkat Konsentrasi HCl-Jenis Senyawa
berbentuk Serbuk
𝐻0 ditolak jika πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > 𝐹
3,26
∝;(𝑝−1)(π‘ž−1);π‘π‘ž(𝑛−1)
atau πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > 𝐹
0,05;2;36
yaitu jika πΉβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” >
5. Uji Statistik
𝑛
𝑝
π‘ž
π’€π’Šπ’‹π’Œ = 60 + 40 + 70 + β‹― + 90 + 70 = 2930
𝑖=1 𝑗=1 π‘˜=1
𝑝
𝑗=1
𝑛
𝑖=1
π‘ž
π‘˜=1 π‘Œπ‘–π‘—π‘˜
2
π‘›π‘π‘ž
𝑛
𝑝
2930 2
= 𝒀 =
= 204402,4
7 2 3
π‘ž
2
π‘Œπ‘–π‘—π‘˜
= 𝑨𝑩𝑺 = 60
2
+ 40
2
+ β‹― + 70
2
= 212500
𝑖=1 𝑗=1 π‘˜=1
𝑝
𝑛
𝑖=1
π‘›π‘ž
𝑗=1
π‘ž
π‘˜=1
2
π‘ž
π‘Œ
π‘˜=1 π‘–π‘—π‘˜
𝑛
𝑖=1
𝑝
𝑗=1 π‘Œπ‘–π‘—π‘˜
𝑛𝑝
1450
= 𝑨 =
7 3
2
1480
+
7 3
2
= 204423,8
2
840 2
950 2
1140
= 𝑩 =
+
+
7 2
7 2
7 2
2
= 207692,9
𝑝
π‘ž
𝑗=1 π‘˜=1
2
𝑛
π‘Œ
𝑖=1 π‘–π‘—π‘˜
𝑛
410
= 𝑨𝑩 =
7
2
490
+
7
2
550
+
7
2
430
+
7
2
460
+
7
2
590
+
7
2
= 456782,5
𝑆𝑆𝑇𝑂 = 𝐴𝐡𝑆 − π‘Œ = 212500 − 204402,4 =8097,62
𝑆𝑆𝐴 = 𝐴 − π‘Œ = 204423,8 − 204402,4 = 21,4
𝑆𝑆𝐡 = 𝐡 − π‘Œ = 207692,9 − 204402,4 = 3290,5
𝑆𝑆𝐴𝐡 = 𝐴𝐡 − 𝐴 − 𝐡 + π‘Œ = 207900 − 204423,8 − 3290,5 + 204402,4 = 185,7
π‘†π‘†π‘ŠπΆπΈπΏπΏ = 𝐴𝐡𝑆 − 𝐴𝐡 = 212500 − 207900 =4600
Tabel 2. Tabel Anava 2 Faktor
Source
SS
df
MS (SS/df)
F hitung
(MS/MSWCELL)
F tabel
A
𝟐𝟏, πŸ’
𝒑−𝟏=𝟏
21,4
0,17
4,11
B
πŸ‘πŸπŸ—πŸŽ, πŸ“
𝒒−𝟏=𝟐
1645,25
12,87
3,26
AB
πŸπŸ–πŸ“, πŸ•
𝒑−𝟏 𝒒−𝟏 =𝟐
92,85
0,73
3,26
Within
cell
4600
𝒑𝒒(𝒏 − 𝟏) = πŸ‘πŸ”
127,7
Total
8097,6
𝒏𝒑𝒒 − 𝟏 = πŸ’πŸ
197,5
6. Kesimpulan
a. Kriteria Keputusan untuk Hipotesis Treatment Tingkat Konsentrasi HCl
 Karena Fhitung < Ftabel atau 0,17 < 4,11; maka π‘―πŸŽ diterima, dengan menggunakan  = 5%, dapat
disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh tingkat konsentrasi HCl 1 M dan HCl 3 M terhadap
kecepatan bereaksinya dengan jenis senyawa NaCl, Ca(OH)2, dan SiO2
b. Kriteria Keputusan untuk Hipotesis Treatment Jenis Senyawa berbentuk Serbuk
 Karena Fhitung > Ftabel atau 12,87 < 3,26; maka π‘―πŸŽ ditolak, dengan menggunakan  = 5%, dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh jenis senyawa NaCl, Ca(OH)2, dan SiO2 terhadap kecepatan
bereaksinya dengan larutan HCl 1 M dan HCl 3 M.
c. Kriteria Keputusan untuk Hipotesis Interaksi Tingkat Konsentrasi HCl-Jenis Senyawa
berbentuk Serbuk
 Karena Fhitung < Ftabel atau 0,73 < 23,26 maka π‘―πŸŽ diterima, dengan menggunakan  = 5%, dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh interaksi antara tingkat konsentrasi larutan HCl 1 M dan larutan
HCl 3 M dengan jenis senyawa NaCl, Ca(OH)2, dan SiO2 terhadap kecepatan bereaksi zat
Perhitungan dengan
Cara SPSS
Model Fixed-Fixed
Uji Asumsi Normalitas dan Homogenitas
A. Uji Normalitas
1. Merumuskan Hipotesis
𝐻0 : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
𝐻a : data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
2. Menetapkan Taraf Signifikansi (𝜢) = πŸ“%
3. Menentukan Kriteria Keputusan
H0 diterima jika signifikansi > α
H0 ditolak jika signifikansi < α
4. Langkah-langkah Uji Normalitas untuk Setiap Treatment dengan SPSS
3. Ubah sesuai
kebutuhan
2. Ketik nama data
yang ingin diinput
1. Klik untuk pesan tempat
4. Input kode untuk tingkat
konsentrasi HCl dan jenis
senyawa berbentuk serbuk
5. Ubah
menjadi
“Nominal”
8. Klik Menu Tab “
Analyze” οƒ 
Descriptive Statistics
οƒ  Explore
7. Input data berupa
nilai kecepatan zat
bereaksi dan ketik
kode untuk
konsentrasi dan jenis
senyawa yang sesuai
untuk setiap nilai
kecepatan zat
bereaksi atau copy
paste data dari excel
yang telah disiapkan
sebelumnya
6. Klik untuk input data
9. Letakkan Kecepatan Zat
Bereaksi sebagai “Dependent
List” ; Tingkat Konsentrasi HCl
dan Jenis Senyawa berbentuk
Serbuk sebagai “Factor List”
10. Klik Plots
11. Beri centang
12. Klik continue οƒ  Ok
5. Hasil Uji Normalitas dan Kesimpulan untuk Setiap Treatment
a. Hasil Uji Normalitas untuk Treatment Tingkat Konsentrasi HCl
b. Kesimpulan terhadap Hasil Uji Normalitas untuk Treatment Tingkat Konsentrasi HCl
Untuk uji normalitas lihat Tabel Test of Normality, kolom Shapiro-Wilk, karena jumlah sampel tiap
kelompok <30.
Karena signifikansi tingkat konsentrasi HCl 1 M (0,206) > 0,05
tingkat konsentrasi HCl 3 M (0,526) > 0,05
Maka Ho diterima. Artinya dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, dapat disimpulkan bahwa
semua data untuk tingkat konsentrasi HCl 1 M dan HCl 3 M berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.
b. Hasil Uji Normalitas untuk Treatment Jenis Senyawa berbentuk Serbuk
c. Kesimpulan terhadap Hasil Uji Normalitas untuk Treatment Jenis Senyawa berbentuk Serbuk
Untuk uji normalitas lihat Tabel Test of Normality, kolom Shapiro-Wilk, karena jumlah sampel tiap
kelompok <30.
Karena signifikansi untuk senyawa NaCl (0,326) > 0,05
untuk senyawa Ca(OH)2 (0,079) > 0,05
untuk senyawa SiO2 (0,261) > 0,05
Maka Ho diterima. Artinya dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, dapat disimpulkan bahwa
semua data untuk jenis senyawa NaCl, Ca(OH)2 , dan SiO2 berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.
B. Uji Homogenitas
1. Merumuskan Hipotesis
Ho : σ 1 = σ 2 = σ 3
Ha : σ 𝑗 ≠ σ 𝑗′ untuk beberapa j dan j’
2. Menetapkan Taraf Signifikansi (𝜢) = πŸ“%
3. Menentukan Kriteria Keputusan
H0 diterima jika signifikansi > α
H0 ditolak jika signifikansi < α
4. Langkah-langkah Uji Homogenitas
1. Klik Analyze οƒ 
General Liniar Model
οƒ  Univariate
2. Letakkan Kecepatan Zat
Bereaksi sebagai “Dependent
List” ; Tingkat Konsentrasi HCl
dan Jenis Senyawa berbentuk
Serbuk sebagai “Factor List”
3. Klik Options
4. Pindahkan Konsentrasi, Senyawa,
dan Konsentrasi*Senyawa dari
“Factor(s) and Factor Interactions”
ke “Display Means for”
5. Beri centang untuk Descriptive
statistics dan Homogeneity test
6. Klik continue οƒ  Ok
5. Hasil Uji Homogenitas dan Kesimpulan
a. Hasil Uji Homogenitas
b. Kesimpulan terhadap Hasil Uji Homogenitas
Berdasarkan data yang disajikan dalam Tabel Levene’s Test of Equality of Error Variances di atas,
diperoleh nilai signifikansi 0,748 > 0,05; maka H0 diterima. Artinya, dengan menggunakan taraf
signifikansi 5% dapat disimpulkan bahwa seluruh data dapat dianggap homogen.
Uji Nilai Rata-Rata Kecepatan Zat Bereaksi
1. Merumuskan Hipotesis
a. Hipotesis untuk Treatment Tingkat Konsentrasi HCl
𝐻0 : Tidak ada pengaruh tingkat konsentrasi HCl 1 M dan HCl 3 M terhadap hasil rata-rata kecepatan
bereaksinya dengan jenis senyawa NaCl, Ca(OH)2, dan SiO2
π»π‘Ž : Ada pengaruh tingkat konsentrasi HCl 1 M dan HCl 3 M terhadap hasil rata-rata kecepatan
bereaksinya dengan jenis senyawa NaCl, Ca(OH)2, dan SiO2
b. Hipotesis untuk Treatment Jenis Senyawa berbentuk Serbuk
𝐻0 : Tidak ada pengaruh jenis senyawa NaCl, Ca(OH)2, dan SiO2 terhadap kecepatan bereaksinya dengan
larutan HCl 1 M dan HCl 3 M.
π»π‘Ž : Ada pengaruh jenis senyawa NaCl, Ca(OH)2, dan SiO2 terhadap kecepatan bereaksinya dengan larutan
HCl 1 M dan HCl 3 M.
c. Hipotesis untuk Interaksi Tingkat Konsentrasi HCl-Jenis Senyawa berbentuk Serbuk
𝐻0 : Tidak ada pengaruh interaksi antara tingkat konsentrasi larutan HCl 1 M dan larutan HCl 3 M dengan
jenis senyawa NaCl, Ca(OH)2, dan SiO2 terhadap kecepatan bereaksi zat
π»π‘Ž : Ada pengaruh interaksi antara tingkat konsentrasi larutan HCl 1 M dan larutan HCl 3 M dengan jenis
senyawa NaCl, Ca(OH)2, dan SiO2 terhadap kecepatan bereaksi zat
2. Menetapkan Taraf Signifikansi (𝜢) = πŸ“%
3. Menentukan Kriteria Keputusan
H0 diterima jika signifikansi > α
H0 ditolak jika signifikansi < α
4. Data Hasil Perhitungan dengan Cara SPSS
5. Kesimpulan
a. Kesimpulan untuk Hipotesis Treatment Tingkat Konsentrasi HCl
Berdasarkan Tabel Tests of Between Subjects Effects, diperoleh nilai Sig.= 0,685 > 0,05; maka π‘―πŸŽ
diterima. Artinya, dengan menggunakan  = 5%, dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh
tingkat konsentrasi HCl 1 M dan HCl 3 M terhadap hasil rata-rata kecepatan bereaksinya dengan
jenis senyawa NaCl, Ca(OH)2, dan SiO2
b. Kesimpulan untuk Hipotesis Treatment Jenis Senyawa berbentuk Serbuk
Berdasarkan Tabel Tests of Between Subjects Effects, diperoleh nilai Sig.= 0,000 < 0,05; maka π‘―πŸŽ
ditolak. Artinya, dengan menggunakan  = 5%, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh jenis
senyawa NaCl, Ca(OH)2, dan SiO2 terhadap kecepatan bereaksinya dengan larutan HCl 1 M dan
HCl 3 M.
c. Kesimpulan untuk Hipotesis Interaksi Tingkat Konsentrasi HCl-Jenis Senyawa berbentuk Serbuk
Berdasarkan Tabel Tests of Between Subjects Effects, diperoleh nilai Sig.= 0,490 > 0,05; maka π‘―πŸŽ
diterima. Artinya, dengan menggunakan  = 5%, dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh
interaksi antara tingkat konsentrasi larutan HCl 1 M dan larutan HCl 3 M dengan jenis senyawa
NaCl, Ca(OH)2, dan SiO2 terhadap kecepatan bereaksi zat
Perhitungan dengan
Cara Excel
Model Fixed-Fixed
1. Klik menu tab “DATA”
2. Klik Data Analysis
3. Pilih Anova: TwoFactor With Replication
4. Klik “OK”
5. “Input Range” dengan cara memblok
seluruh data οƒ  input nilai row per sample
οƒ  input nilai alfa yang digunakan οƒ  klik OK
• Pada baris sample, lihatlah P-Value. P-value tersebut
menunjukkan P-Value dari variabel tingkat konsentrasi
larutan HCl. Karena P-Value = 0,685 > 0,05 maka tidak
ada pengaruh tingkat konsentrasi HCl 1 M dan HCl 3 M
terhadap hasil rata-rata kecepatan bereaksinya dengan
jenis senyawa NaCl, Ca(OH)2, dan SiO2
• Pada baris Column, lihatlah P-Value. P-value tersebut
menunjukkan P-Value dari variabel jenis senyawa
berbentuk serbuk. Karena P-Value = 6,05 x 10-5 < 0,05
maka ada pengaruh jenis senyawa NaCl, Ca(OH)2, dan
SiO2 terhadap kecepatan bereaksinya dengan larutan HCl
1 M dan HCl 3 M.
• Pada baris Interaction, lihatlah P-Value. P-value tersebut
menunjukkan P-Value dari variabel tingkat konsentrasi
larutan HCl dan jenis senyawa berbentuk serbuk. Karena
P-Value = 0,490 > 0,05 maka tidak ada pengaruh interaksi
antara tingkat konsentrasi larutan HCl 1 M dan larutan
HCl 3 M dengan jenis senyawa NaCl, Ca(OH)2, dan SiO2
terhadap kecepatan bereaksi zat
Download