pt iapi manufaktur Suatu Ilustrasi Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia - Industri Manufaktur Edisi Februari 2017 www.iapi.or.id PT IAPI MANUFAKTUR Suatu Ilustrasi Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun dan diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia Edisi Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2016 Halaman ini sengaja dikosongkan ii Sambutan Pengurus Institut Akuntan Publik Indonesia Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya, Buku Panduan Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan: Ilustrasi Laporan Keuangan tahun 2016 dapat diterbitkan. Ilustrasi ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi kalangan umum dalam melakukan penyusunan laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia. Ilustrasi ini juga bermanfaat bagi anggota Institut Akuntan Publik Indonesia pada saat memberikan jasa profesi kepada kliennya. Namun demikian, pengguna buku ini diharapkan tidak serta merta menjadikan informasi yang ada dalam ilustrasi ini sebagai referensi lengkap. Membaca dan mempelajari SAK, serta ketentuan perundang-undangan yang berlaku tidak dapat digantikan hanya dengan membaca buku ilustrasi ini. Akhirnya kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang tidak mungkin kami sebutkan satu per satu, yang telah bekerja keras sejak penyusunan materi sampai dengan diterbitkannya buku ini. Jakarta, Februari 2017 Institut Akuntan Publik Indonesia Tarkosunaryo, MBA, CPA Ketua iii Halaman ini sengaja dikosongkan iv SUATU ILUSTRASI LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) Edisi Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2016 Ilustrasi ini disusun oleh Komite Asistensi dan Implementasi Standar Profesi (“KAISP”) Institut Akuntan Publik Indonesia (“IAPI”). Jakarta, Februari 2017 Komite Asistensi dan Implementasi Standar Profesi Ketua: Anggota: Handoko Tomo Ahmad Sapudin Bambang Sulistiyanto Fahmi Hendang Tanusdjaja Jumadi Mikail Jam’an Rakhmawan Tri Nugroho Sahat Pardede Zarya Nugroho v Halaman ini sengaja dikosongkan vi TENTANG INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) adalah Asosiasi Profesi Akuntan Publik (APAP) sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik. IAPI berbentuk badan hukum perhimpunan yang pendiriannya disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. IAPI beranggotakan para Akuntan Publik di Indonesia dan semua pemegang Certified Public Accountant of Indonesia, sifat keanggotaan tersebut adalah mandatory. IAPI berdiri pada tahun 2007, sebagai kelanjutan Ikatan Akuntan Indonesia – Kompartemen Akuntan Publik. Sebagai APAP, IAPI berwenang untuk: (1) menyelenggarakan ujian profesi Akuntan Publik, (2) menetapkan Standar Profesional Akuntan Publik, (3) menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan professional berkelanjutan, (4) melakukan reviu mutu terhadap anggota. Ujian Profesi Akuntan Publik Ujian profesi Akuntan Publik bertujuan untuk mendapatkan sumber daya manusia profesi Akuntan Publik beserta para auditornya yang memiliki kompetensi teknis yang memadai, memiliki komitmen etika, dan nilai-nilai perilaku profesional yang tinggi. Ujian profesi Akuntan Publik ini dilaksanakan IAPI dengan mengadopsi International Education Standards yang diterbitkan oleh International Federation of Accountants (IFAC). IAPI menyelenggarakan ujian profesi Akuntan Publik yang dikenal sebagai CPA of Indonesia Exam yang pada saat ini dilakukan secara komputerisasi. Ujian dilakukan secara online pada berbagai tempat ujian yang tersebar di beberapa kota seperti di Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Lampung dan kotakota lainnya. Peserta dapat memilih secara mandiri lokasi ujian sekaligus juga mata ujian yang akan diambil. Ujian profesi Akuntan Publik terbagi dalam tiga kategori ujian, yaitu ujian tingkat dasar, ujian tingkat profesional dan ujian tingkat auditing lanjutan. Peserta yang telah menyelesaikan ujian tingkat auditing lanjutan dan telah memiliki pengalaman kerja bidang asurans, serta telah menjadi anggota IAPI akan mendapatkan sebutan sebagai CPA of Indonesia. Sertifikat CPA of Indonesia ini yang merupakan sertifikat tanda lulus ujian profesi Akuntan Publik sebagaimana dimaksud dalam UU No. 5 tahun 2011. Pemegang CPA of Indonesia inilah yang dapat mengajukan izin Akuntan Publik kepada Menteri Keuangan. vii Selain sertifikat bagi seseorang yang akan mendapatkan izin Akuntan Publik, seseorang peserta ujian profesi Akuntan Publik yang telah menyelesaikan mata ujian tingkat profesional dan memiliki pengalaman praktik minimal 3 tahun bidang akuntansi, auditing, keuangan atau bisnis dapat memperoleh sebutan sebagai Certified Professional Accountant of Indonesia dan berhak mengikuti ujian tingkat auditing lanjutan. Pemegang Certified Professional Accountant of Indonesia diharapkan memiliki kompetensi teknis dan aplikatif untuk menganalisis dan mengevaluasi dalam rangka penyelesaian suatu masalah yang kompleks. Peserta ujian yang telah menyelesaikan ujian tingkat dasar berhak mendapatkan sertifikat Associate Certified Professional Accountant of Indonesia. Ujian tingkat dasar ini mencerminkan keahlian kompetensi tingkat dasar berupa kompetensi menjelaskan, menerapkan, dan membedakan, serta kemampuan analisis permasalahan sederhana. Ujian ini dapat diikuti oleh lulusan S1/D4 Akuntansi atau ketika masih duduk sebagai mahasiswa strata satu akuntansi tingkat semester akhir. Secara umum, ujian profesi Akuntan Publik tersebut dapat diikuti oleh setiap orang dengan latar belakang pendidikan S1/D4/S2/S3 Akuntansi. Pemegang sertifikat CPA yang diterbitkan oleh IAPI juga dapat mengajukan pendaftaran pada ASEAN Chartered Professional Accountant (ACPA) yaitu sertifikasi bagi seseorang akuntan pada tingkat ASEAN. Pemegang ACPA dapat bekerja di Negara-negara kawasan ASEAN sebagai perwujudan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN. Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) SPAP merupakan acuan yang menjadi ukuran mutu jasa yang berikan oleh Akuntan Publik. IAPI menetapkan SPAP dengan mengadopsi International Standards on Auditing (ISA) yang diterbitkan oleh International Auditing Assurance Standards Board (IAASB) yaitu suatu organ di bawah IFAC. Adopsi ISA ke dalam SPAP tersebut juga merupakan salah satu bagian dari SMO yang harus diterapkan IAPI selaku anggota IFAC. Adopsi ISA ke dalam SPAP memuat suatu nilai strategis agar kualitas audit di Indonesia setara dengan best practice internasional sehingga kualitas laporan keuangan dapat setara dengan entitas yang bereputasi internasional. Adopsi ISA tersebut berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan yang dimulai pada periode 1 Januari 2013 untuk Emiten dan 1 Januari 2014 untuk seluruhnya. Meskipun ISA ini bertujuan untuk penerapan international best practices, namun ISA juga dapat diadopsi untuk jasa asurans dan non-asurans entitas lokal. ISA mengizinkan penerapan standar secara proporsional sesuai dengan kebutuhan. viii Selain mengatur mengenai jasa asurans dan non-asurans, SPAP juga mengadopsi International Standards on Quality Control yang juga diterbitkan oleh IAASB. Demikian juga SPAP juga mengadopsi kode etik yang diterbitkan oleh International Ethical Standards Boards for Accountants, organ di bawah IFAC. Pendidikan Profesional Berkelanjutan Pendidikan professional berkelanjutan bertujuan untuk menjaga kompetensi seseorang anggota yang telah dinyatakan memenuhi persyaratan kompetensi sebagaimana dinyatakan dalam bentuk sertifikat profesional CPA dan pemegang izin Akuntan Publik. Penjagaan kompetensi ini penting mengingat perkembangan pengetahuan dan teknologi lingkungan profesi dan bisnis terus berkembang sehingga kompetensi Akuntan Publik harus selalu di-update. Dalam kurun waktu setahun seseorang pemegang CPA dan/atau pemegang izin Akuntan Publik harus melakukan pelatihan minimal 40 jam pelatihan. Sesuai ketentuan pemenuhan kewajiban tersebut harus dilaporkan kepada IAPI oleh pemegang CPA. Sedangkan bagi pemegang izin Akuntan Publik harus melaporkan kepada Kementerian Keuangan dan/atau regulator lainnya. Pemegang CPA yang gagal memenuhi ketentuan tersebut dapat dikenakan sanksi keanggotaan. Reviu Mutu Reviu mutu bertujuan untuk mendorong praktik dan kualitas jasa profesi Akuntan Publik agar sesuai dengan SPAP dan ketentuan yang berlaku. Program ini dilakukan dengan melakukan pemeriksaan dan evaluasi sistem pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik termasuk melakukan penelaahan atas kertas kerja sebagai dokumentasi pekerjaan jasa. Anggota yang tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan dapat dikenakan sanksi keanggotaan termasuk melakukan saran atau rekomendasi. Informasi lebih lanjut tentang IAPI dapat dilihat pada www.iapi.or.id. ix Halaman ini sengaja dikosongkan x PENGANTAR Ilustrasi laporan keuangan PT IAPI Manufaktur disusun dengan tujuan untuk membantu bagi penyusun laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia, auditor serta pengguna laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan. Ilustrasi ini bersifat sebagai media untuk memudahkan dalam pemahaman laporan keuangan tersebut. Ilustrasi ini bukan merupakan satu-satunya penafsiran yang sempurna atas berbagai ketentuan yang berlaku. Oleh karena itu membaca ilustrasi ini tidak menggantikan untuk membaca dan memahami ketentuan yang berlaku. Demikian juga contoh-contoh penyajian dan pengungkapan dalam ilustrasi ini bukan merupakan satu-satunya bentuk presentasi yang paling sesuai dengan ketentuan dan persyaratan dalam SAK. Semua nama baik nama orang per orang, badan hukum, kegiatan usaha, alamat, bersifat fiktif dan hanya digunakan untuk tujuan ilustrasi belaka. Apabila terdapat kemiripan dalam semua hal terkait dengan ilustrasi ini maka perihal tersebut hanya kebetulan belaka. PT IAPI Manufaktur merupakan entitas yang beroperasi di industri manufaktur. Direksi PT IAPI Manufaktur kemudian memilih dan menetapkan penyajian laporan keuangan dengan menggunakan basis ketentuan dan persyaratan dalam SAK sebagai basis penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Penandatanganan dan Tanggung Jawab Laporan Keuangan Sesuai ketentuan dalam UU No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas, Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab atas kebenaran laporan keuangan dan tanggung jawab renteng apabila terjadi kesalahan yang menyebabkan kerugian pada pihak lainnya akibat laporan keuangan tidak benar, kecuali dapat dibuktikan bahwa kesalahan tersebut bukan karena perbuatannya. Demikian juga pimpinan perusahaan bertanggung jawab atas laporan keuangan yang disusunnya. Penyusunan laporan keuangan merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan berdasarkan ketentuan UU tersebut. Demikian juga dalam UU No. 8 tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan diatur bahwa neraca dan perhitungan tahunan harus dibuat di atas dokumen kertas dan harus ditandatangani oleh pimpinan perusahaan. Jika tidak ditandatangani maka neraca dan perhitungan tahunan tersebut secara hukum belum dibuat. Terkait dengan ketentuan tersebut, belum ada ketentuan teknis yang mengatur lebih lanjut bagaimana pelaksanaan kedua UU tersebut. Dalam ilustrasi laporan keuangan ini, Direktur Utama dan Direktur menandatangani Surat Pernyataan Direksi atas tanggung jawab terhadap laporan keuangan. Kemudian di dalam komponen laporan keuangan ditandatangani oleh Direksi. Tanda tangan para pihak tersebut sebagai xi wujud pelaksanaan dan tanggung jawab atas laporan keuangan sesuai dengan ketentuan dalam UU No. 40/2007 dan UU No. 8/1997 tersebut. Opini dan Tanggung Jawab Auditor Independen UU No. 40/2007 juga mewajibkan perseroan terbatas yang memenuhi kriteria tertentu untuk menyerahkan laporan keuangan kepada Akuntan Publik untuk dilakukan audit atas laporan keuangan. Dalam hal ini, Direksi suatu perseroran terbatas berkewajiban untuk menyusun laporan keuangan lengkap yaitu: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan laporan keuangan sesuai Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh organisasi profesi akuntansi yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia. Laporan keuangan tersebut kemudian diaudit oleh Akuntan Publik untuk kemudian Akuntan Publik memberikan opini atas kewajaran penyajian laporan keuangan, dalam semua hal yang material, apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan tersebut. Opini tersebut diterbitkan oleh Akuntan Publik setelah melaksanakan suatu proses audit berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik sebagaimana diatur dalam UU No. 5/2011 tentang Akuntan Publik. Tujuan pemberian opini tersebut adalah untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan supaya dapat dipercaya oleh pengguna laporan keuangan. Dalam hal ini, Akuntan Publik bertindak sebagai pihak independen yang menerbitkan opini setelah melaksanakan serangkaian prosedur audit dan mematuhi kode etik yang berlaku. Dalam konteks audit dan penyusunan laporan keuangan, penting bagi Akuntan Publik untuk senantiasa mendorong suatu perseroan terbatas untuk mampu menyusun laporan keuangan sesuai ketentuan UU Perseroan Terbatas. Kemampuan tersebut antara lain diwujudkan dalam bentuk: (1) menyediakan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang memadai sehingga mampu menyusun laporan keuangan lengkap sebelum diserahkan kepada Akuntan Publik untuk diaudit, (2) menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan termasuk misalnya, sistem dan prosedur pencatatan dan pembukuan, software akuntansi lengkap termasuk yang mampu menghasilkan laporan arus kas, yang memadai sehingga laporan keuangan lengkap dapat disusun, (3) menetapkan suatu pengendalian internal yang melekat di internal proses perseroan terbatas sehingga laporan keuangan dapat disusun secara handal dan tepat waktu. Logistik dan Susunan Ilustrasi Laporan Keuangan Ilustrasi laporan keuangan PT IAPI Manufaktur memuat contoh laporan keuangan yang disusun berdasarkan SAK beserta laporan auditor independen. Tidak ada ketentuan yang mengatur secara spesifik urut-urutan laporan keuangan dan laporan auditor independen, selain urut-urutan komponen laporan keuangan yang diatur dalam SAK. Oleh karena itu, ilustrasi ini menempatkan laporan auditor independen pada bagian akhir laporan keuangan. Sebagai alternatif, laporan auditor independen tersebut juga dapat diletakkan pada bagian awal menyertai surat pernyataan direksi mengenai tanggung jawab laporan keuangan. xii Penting untuk diperhatikan bahwa nama Akuntan Publik hanya diletakkan pada halaman yang memuat opini auditor independen saja dan tidak diletakkan pada halaman dalam laporan keuangan. Demikian juga cover depan dan belakang laporan keuangan juga tidak memuat nama Akuntan Publik. Hal ini penting dilakukan untuk mendorong persepsi pemakai bahwa laporan keuangan telah disusun oleh direksi perseroan terbatas, bukan disusun oleh auditor dan auditor hanya melaksanakan peran audit untuk memberikan opini. Demikian juga penting bagi auditor untuk mendorong direksi perseroan untuk melaksanakan secara mandiri proses penentuan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan dan logistik penyusunan laporan keuangan seperti: pengetikan, finalisasi angka-angka penyajian dan pengungkapan dalam laporan keuangan, dan penjilidan. Upaya tersebut penting dilakukan untuk meletakan peran dan tanggung jawab penyusunan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Akuntan Publik akan fokus untuk meningkatkan kualitas audit. Pada beberapa halaman dalam ilustrasi laporan keuangan ini disengaja untuk dikosongkan, dengan tujuan untuk memberikan kesan tegas pemisahan antara dokumen ilustrasi laporan keuangan dengan informasi lain yang mengiringi ilustrasi ini. Penyajian dan Pengungkapan Dalam Ilustrasi Laporan Keuangan Ilustrasi ini memuat komponen laporan keuangan sesuai SAK, yaitu laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas disajikan dalam jumlah pembulatan ribuan Rupiah. Laporan laba rugi disajikan terpisah dengan laporan perubahan saldo laba karena terdapat transaksi perubahan ekuitas selain saldo laba. SAK mengizinkan entitas untuk menyusun laporan laba rugi dan saldo laba sebagai satu laporan yang menyajikan pendapatan dan beban, laba rugi, serta saldo laba. Namun dalam ilustrasi ini tidak memuat contoh tersebut mengingat PT IAPI Manufaktur memiliki transaksi ekuitas selain pada akun saldo laba. Laporan arus kas pada bagian kegiatan operasi disusun dengan menggunakan metode langsung. Kemudian catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi secara berurutan sebagai berikut: 1) Informasi umum Perseroan 2) pernyataan kepatuhan penyusunan dan penyajian laporan keuangan sesuai SAK dan mematuhi dalam semua persyaratan dari direksi PT IAPI Manufaktur; 3) ikhtisar kebijakan akuntansi penting yang diterapkan; 4) informasi pendukung atas pos-pos dalam laporan keuangan; 5) informasi lainnya. xiii Urut-urutan tersebut dipilih untuk menyesuaikan dengan urut-urutan pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan sebagaimana diatur dalam SAK. Ilustrasi ini memberikan contoh bahwa Perseroan telah menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK") baru dan revisi serta Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang dikeluarkan oleh DSAK-IAI yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2016. Kemudian beberapa perlakuan kebijakan akuntansi penting yang diungkapkan untuk mendapatkan perhatian adalah bahwa dalam ilustrasi ini sifat dan karakteristik dari setiap Perseroan dapat berbeda-beda. Ilustrasi ini merupakan contoh sederhana dan kondisi pada umumnya di industri manufaktur. Penyusun, Institut Akuntan Publik Indonesia xiv Halaman ini sengaja dikosongkan xv PT IAPI MANUFAKTUR Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2016 PT IAPI MANUFAKTUR LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2016 Daftar Isi Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Posisi Keuangan ....................................................................................... 1-2 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain .......................................... 3 Laporan Perubahan Ekuitas ....................................................................................... 4 Laporan Arus Kas ...................................................................................................... 5 Catatan Atas Laporan Keuangan .......................................................................... 6-41 Laporan Auditor Independen ............................................................................... 42-43 PT IAPI Manufaktur Gedung Mahapatih Jl. Jend. Sudirman kav. 12 Jakarta Telp. 021-98765xxx Fax. 021-98761xxx Surat Pernyataan Direksi Tentang Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2016 PT IAPI Manufaktur Kami yang bertanda tangan di bawah ini: 1 Nama Alamat Kantor Alamat Domisili sesuai KTP Nomor Telepon Jabatan : : : : : Darto Kandar Gedung Mahapatih Jl. Jend. Sudirman Kav 12 Jakarta IAPI Residence Jl. Jend. Sudirman Kav 99 Jakarta 021-98765xxx Direktur Utama 2 Nama Alamat Kantor Alamat Domisili sesuai KTP Nomor Telepon Jabatan : : : : : Sugarjadi Gedung Mahapatih Jl. Jend. Sudirman Kav 12 Jakarta IAPI Residence Jl. Jend. Sudirman Kav 99 Jakarta 021-98765xxx Direktur menyatakan bahwa: 1. Kami bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan PT IAPI Manufaktur; 2. Laporan keuangan PT IAPI Manufaktur telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia; 3. a. Semua informasi dalam laporan keuangan PT IAPI Manufaktur telah dimuat secara lengkap dan benar; b. Laporan keuangan PT IAPI Manufaktur tidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar, dan tidak menghilangkan informasi atau fakta material; 4. Bertanggung jawab atas sistem pengendalian internal dalam PT IAPI Manufaktur. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. Jakarta, 7 Maret 2017, Atas Nama dan Mewakili Dewan Direksi Darto Kandar Direktur Utama Sugarjadi Direktur PT IAPI MANUFAKTUR LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2016 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) Catatan 2016 2015 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 4, 27, 28 28.150.000 27.150.000 Deposito yang dijaminkan 5, 27, 28 5.450.000 5.000.000 6, 26, 27, 28 15.000.000 13.550.000 7, 27 2.208.950 2.308.950 Persediaan 8 16.750.000 17.200.000 Uang muka dan beban dibayar di muka 9 2.200.000 2.600.000 69.758.950 67.808.950 Piutang usaha Piutang lain-lain Jum lah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Aset tetap 10 106.000.000 95.700.000 Properti investasi 11 46.250.000 46.750.000 Aset takberw ujud 12 1.500.000 2.500.000 15.c 3.419.525 3.101.475 Jum lah Aset Tidak Lancar 157.169.525 148.051.475 JUMLAH ASET 226.928.475 215.860.425 Aset pajak tangguhan Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 1 PT IAPI MANUFAKTUR LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2016 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) Catatan 2016 2015 LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang usaha 13, 26, 27, 28 26.904.250 23.307.100 Beban akrual 14, 17, 27 1.967.800 2.800.900 Utang pajak 15.a 632.300 733.250 16, 27, 28 12.500.000 12.000.000 Bagian lancar atas utang bank jangka panjang 17, 27 3.000.000 3.000.000 Bagian lancar atas utang sew a pembiayaan 18, 27 1.000.000 1.250.000 Liabilitas Imbalan kerja jangka pendek 19, 27 1.360.000 1.250.000 47.364.350 44.341.250 Utang bank jangka pendek Jum lah Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang bank jangka panjang 17, 27 40.000.000 42.000.000 Utang sew a pembiayaan 18, 27 6.500.000 6.000.000 19 7.212.300 6.210.100 53.712.300 54.210.100 101.076.650 98.551.350 Liabilitas imbalan kerja jangka panjang Jum lah Liabilitas Jangka Panjang JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Modal saham 20 75.000.000 75.000.000 Tambahan modal disetor 21 1.250.000 1.250.000 49.601.825 41.059.075 JUMLAH EKUITAS 125.851.825 117.309.075 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 226.928.475 215.860.425 Saldo laba Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan Jakarta, 7 Maret 2017 Danto Kadar Direktur Utama Sugarjadi Direktur 2 Perkasa Direktur PT IAPI MANUFAKTUR LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2016 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) Catatan Pendapatan Beban pokok pendapatan 2016 2015 22 179.000.000 155.000.000 23, 25 (135.000.000) (115.000.000) LABA BRUTO 44.000.000 40.000.000 2.550.000 2.355.000 BEBAN USAHA Penghasilan lain 11 Beban penjualan Beban administrasi & umum 24, 25 (12.900.000) (12.380.000) 24, 25, 26 (18.643.000) (16.935.000) (4.000.000) (3.500.000) (350.000) (650.000) Beban keuangan neto Beban pajak final LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN Beban pajak penghasilan 15.b, 15.c LABA TAHUN BERJALAN 10.657.000 8.890.000 (2.639.250) (2.190.000) 8.017.750 6.700.000 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi 19 Keuntungan (kerugian) aktuarial - imbalan kerja 700.000 (872.100) (175.000) 218.025 Pajak penghasilan terkait pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi atas program imbalan pasti JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 8.542.750 6.045.925 Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan Jakarta, 7 Maret 2017 Danto Kadar Direktur Utama Sugarjadi Direktur 3 Perkasa Direktur PT IAPI MANUFAKTUR LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2016 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) Modal Saham Saldo 31 Desem ber 2014 Tam bahan Modal Disetor Saldo Laba Jum lah Ditentukan Penggunaannya Belum Ditentukan Penggunaannya 75.000.000 1.250.000 -- 35.013.150 111.263.150 Laba tahun berjalan -- -- -- 6.700.000 6.700.000 Penghasilan komprehensif lain tahun berjalan -- -- -- 75.000.000 1.250.000 -- 41.059.075 117.309.075 Laba tahun berjalan -- -- -- 8.017.750 8.017.750 Penghasilan komprehensif lain tahun berjalan -- -- -- 525.000 525.000 75.000.000 1.250.000 -- 49.601.825 125.851.825 Saldo 31 Desem ber 2015 Saldo 31 Desem ber 2016 Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 4 (654.075) (654.075) PT IAPI MANUFAKTUR LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2016 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 2016 2015 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan 177.650.000 153.691.050 (141.539.700) (119.267.800) Pembayaran kepada karyaw an (14.428.000) (11.845.000) Kas yang dihasilkan dari operasi 21.682.300 22.578.250 Pembayaran bunga (4.000.000) (3.500.000) Pembayaran pajak (3.482.300) (3.278.250) 14.200.000 15.800.000 Pembayaran kepada pemasok dan pihak ketiga Arus kas neto yang diperoleh (digunakan) dari aktivitas operasi ARUS KAS DARI INVESTASI Pencairan (penempatan) dana yang dibatasi penggunaannya Perolehan aset tetap dan properti investasi (450.000) (10.250.000) Hasil dari pelepasan aset tetap -- 1.500.000 (6.100.000) 550.000 Arus kas neto yang diperoleh (digunakan) dari aktivitas investasi (10.700.000) (4.050.000) 12.500.000 12.000.000 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan pinjaman bank Pembayaran utang sew a pembiayaan Pembayaran pinjaman bank (1.000.000) (1.250.000) (14.000.000) (18.000.000) (2.500.000) (7.250.000) 1.000.000 4.500.000 Arus kas neto yang diperoleh (digunakan) dari aktivitas pendanaan Kenaikan (penurunan) neto kas dan setara kas -- -- Kas dan setara kas aw al tahun 27.150.000 22.650.000 KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 28.150.000 27.150.000 Selisih kurs belum direalisasi kas dan setara kas Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan 5 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 1. Informasi Umum Perseroan a. Pendirian dan Informasi lainnya PT IAPI Manufaktur (selanjutnya disebut “Perseroan”) didirikan di Jakarta berdasarkan akta No. 1 tanggal 1 Juni 2010 yang dibuat di hadapan Gajahmada, S.H., Notaris di Jakarta dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat No. 010706.TH.2010 tanggal 23 Juli 2010 dan telah dipublikasikan dalam Lembaran Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 2, tanggal 14 Agustus 2010. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir dengan akta No. 3 tanggal 1 November 2015 yang dibuat di hadapan Senopati. S.H. Notaris di Jakarta tentang Perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan. Perubahan ini telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. 030908 TH 2013 tanggal 28 November 2015 dan telah tercantum dalam Lembaran Tambahan Berita Negara No.113 tanggal 5 Desember 2015. Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan utama Perseroan adalah manufaktur, perindustrian, perdagangan umum, dan jasa. Perseroan berkedudukan dan berkantor pusat di Gedung Mahapatih, Jl. Jend. Sudirman Kav. 12 Jakarta dengan lokasi pabrik di Bekasi. Perseroan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2011. b. Dewan Komisaris dan Direksi Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut: 2. Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris : : Tamar Mulia Tiara Cahaya Direksi Direktur Utama Direktur : : Darto Kandar Sugarjadi Perkasa Pernyataan Kepatuhan Terhadap Standar Akuntansi Keuangan Laporan keuangan Perseroan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia yang meliputi Pernyataan dan Interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI). 6 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 3. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Penting Yang Diterapkan a. Dasar Pengukuran dalam Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha dan biaya perolehan, kecuali dinyatakan lain dalam akun-akun tertentu. Laporan keuangan juga disusun dengan menggunakan basis akrual, kecuali laporan arus kas yang disusun berdasarkan basis kas. Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Entitas melaporkan arus kas dengan menggunakan metode langsung. b. Mata Uang Penyajian, Transaksi, dan Saldo dalam Mata Uang Asing Mata uang penyajian yang digunakan oleh entitas adalah mata uang Rupiah (Rp), sekaligus sebagai mata uang fungsional. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah dengan kurs spot yang berlaku pada tanggal transaksi. Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang timbul dari penyelesaian transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, dibebankan pada laba rugi. Kurs spot yang digunakan berdasarkan kurs tengah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut (Rupiah penuh): 2016 1 USD 1 SGD 2015 13.436 9.299 13.795 9.751 c. Transaksi-transaksi dengan Pihak Berelasi Dalam transaksi bisnis normal, Perseroan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7 (revisi 2010): “Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi”. Seluruh transaksi dan saldo yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan yang relevan. d. Pajak Penghasilan Beban pajak adalah jumlah gabungan pajak kini dan pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam menentukan laba rugi pada suatu periode. Pajak kini dan pajak tangguhan diakui dalam laba rugi, kecuali pajak penghasilan yang timbul dari transaksi atau peristiwa yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain atau secara langsung di ekuitas. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing diakui dalam penghasilan komprehensif lain atau ekuitas. Jumlah pajak kini untuk periode berjalan dan periode sebelumnya yang belum dibayar diakui sebagai liabilitas. Jika jumlah pajak yang telah dibayar untuk periode berjalan dan periode-periode sebelumnya melebihi jumlah pajak yang terutang untuk periode tersebut, maka kelebihannya diakui sebagai aset. Liabilitas (aset) pajak kini untuk periode berjalan dan periode sebelumnya diukur sebesar jumlah yang diharapkan akan dibayar kepada (direstitusi dari) otoritas perpajakan, 7 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 3. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Penting Yang Diterapkan (Lanjutan) d. Pajak Penghasilan (Lanjutan) yang dihitung menggunakan tarif pajak (dan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan. Manfaat terkait dengan rugi pajak yang dapat ditarik untuk memulihkan pajak kini dari periode sebelumnya diakui sebagai aset. Aset pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi pajak belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak masa depan akan tersedia untuk dimanfaatkan dengan rugi pajak belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan. Seluruh perbedaan temporer kena pajak diakui sebagai liabilitas pajak tangguhan, kecuali perbedaan temporer kena pajak yang berasal dari pengakuan awal goodwill atau pengakuan awal aset atau liabilitas dari transaksi yang bukan kombinasi bisnis dan pada saat transaksi tidak mempengaruhi laba akuntansi atau laba kena pajak (rugi pajak). Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer dapat dikurangkan sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba dimaksud, kecuali jika aset pajak tangguhan timbul dari pengakuan awal aset atau pengakuan awal liabilitas dalam transaksi yang bukan kombinasi bisnis dan pada saat transaksi tidak mempengaruhi laba akuntansi atau laba kena pajak (rugi pajak). Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan berlaku ketika aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan. Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Perseroan memperkirakan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tercatat aset dan liabilitasnya. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah ulang pada akhir periode pelaporan. Perseroan mengurangi jumlah tercatat aset pajak tangguhan jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut. Setiap pengurangan tersebut dilakukan pembalikan atas aset pajak tangguhan hingga kemungkinan besar laba kena pajak yang tersedia jumlahnya memadai. Perseroan melakukan saling hapus aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan jika dan hanya jika: a) Perseroan memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini; dan b) aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama atas: i. entitas kena pajak yang sama; atau ii. entitas kena pajak yang berbeda yang memiliki intensi untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan, pada setiap periode masa depan dimana jumlah signifikan atas aset atau liabilitas pajak tangguhan diharapkan untuk diselesaikan atau dipulihkan. 8 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 3. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Penting Yang Diterapkan (Lanjutan) d. Pajak Penghasilan (Lanjutan) Aset dan liabilitas pajak kini dilakukan saling hapus jika dan hanya jika terdapat hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang diakui dan bermaksud untuk menyelesaikan dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan. PSAK No. 46 (Revisi 2013) ini memberikan penekanan pada pengukuran pajak tangguhan atas aset yang diukur dengan nilai wajar, dengan mengasumsikan bahwa jumlah tercatat aset akan dipulihkan melalui penjualan. Selain itu, standar ini juga menghilangkan pengaturan tentang pajak final. Perseroan menyajikan beban pajak final sebagai pos tersendiri dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. e. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas terdiri dari saldo kas, bank (rekening giro), dan deposito berjangka di bank yang sewaktu-waktu bisa dicairkan, sifatnya sangat likuid dan dapat dengan cepat dijadikan kas dengan jangka waktu tidak lebih dari 3 (tiga) bulan sejak tanggal penempatan, serta tidak dijaminkan dan tidak dibatasi penggunaannya. Deposito berjangka yang dijaminkan tidak lebih dari 12 (dua belas) bulan, disajikan sebagai bagian dari aset lancar. Namun, jika dibatasi lebih dari 12 (dua belas) bulan, maka disajikan sebagai bagian dari aset tidak lancar. f. Piutang Piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset kategori ini diklasifikasikan sebagai aset lancar, kecuali yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar. Pada saat pengakuan awal, piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. g. Instrumen Keuangan Saling Hapus Aset keuangan dan liabilitas keuangan disalinghapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Hak yang berkekuatan hukum tersebut tidak harus bergantung pada kejadian masa depan dan harus dapat dilaksanakan dalam kegiatan usaha normal dan dalam hal gagal bayar, pailit atau kebangkrutan dari perusahaan atau pihak lawan. 9 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 3. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Penting Yang Diterapkan (Lanjutan) h. Penurunan Nilai Aset Keuangan Aset keuangan, selain aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal pengukuran aset keuangan dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Untuk aset keuangan lainnya, bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut: kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, penurunan nilai aset dievaluasi secara individual. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perseroan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan kegagalan pembayaran atas piutang. Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas seluruh aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laba atau rugi periode berjalan. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi komprehensif. Pengecualian dari instrumen ekuitas tersedia untuk dijual, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan sebagai laba periode berjalan hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan. Dalam hal efek ekuitas tersedia untuk dijual, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui sebagai kerugian periode sebelumnya tidak boleh dipulihkan sebagai laba periode berjalan. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui sebagai pendapatan komprehensif lain. 10 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 3. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Penting Yang Diterapkan (Lanjutan) i. Penghentian Pengakuan Aset Keuangan Perseroan menghentikan pengakuan aset keuangan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perseroan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perseroan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perseroan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perseroan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perseroan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima. j. Persediaan Persediaan diukur pada nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto. Biaya perolehan dihitung dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (“MPKP”). Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan. Harga perolehan barang jadi dan barang dalam penyelesaian terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja serta alokasi biaya overhead yang dapat diatribusi secara langsung baik yang bersifat tetap maupun mengambang. Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi neto, diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut. k. Beban Dibayar di Muka Beban dibayar di muka diamortisasi berdasarkan periode penggunaannya dengan metode garis lurus. l. Aset Tetap Aset tetap pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset tetap diakui sebagai aset jika dan hanya jika kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut dan biaya perolehannya dapat diukur secara andal. Setelah pengakuan awal, aset tetap, kecuali tanah, dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Tanah tidak disusutkan dan dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai. Biaya pengurusan legal hak atas tanah ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tanah. Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah diakui sebagai aset takberwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomik tanah, mana yang lebih pendek. 11 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 3. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Penting Yang Diterapkan (Lanjutan) l. Aset Tetap (Lanjutan) Penyusutan aset tetap dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) dengan umur masa manfaat sebagai berikut: Tarif 4 – 20 tahun 4 – 20 tahun 4 – 10 tahun 5 tahun Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan pabrik Peralatan dan perabot kantor Kendaraan dan alat berat Pada setiap akhir periode pelaporan, manajemen menelaah nilai residu, umur manfaat, dan metode penyusutan. Penyesuaian yang diperlukan dilakukan secara prospektif. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya, sedangkan pemugaran dan penambahan yang menambah estimasi umur manfaat aset atau memperoleh manfaat ekonomik masa depan dikapitalisasi menjadi aset, jika memenuhi kriteria pengakuan. Aset tetap yang dilepas, biaya perolehan serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan keuntungan atau kerugian yang timbul dikredit atau dibebankan pada operasi tahun berjalan. Akumulasi biaya pembangunan aset tetap dikapitalisasi sebagai “Aset dalam Penyelesaian” dan dicatat pada akun “Aset Tetap” sampai proses pembangunan selesai. Biaya tersebut direklasifikasi ke akun aset tetap ketika pembangunan selesai. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomik masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap dimasukkan ke dalam laba rugi ketika aset tetap tersebut dihentikan pengakuannya, dan ditentukan sebesar selisih antara jumlah hasil pelepasan neto, jika ada, dan jumlah tercatatnya. m. Properti Investasi Properti investasi adalah properti yang dikuasai oleh pemilik atau penyewa melalui sewa pembiayaan untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi, penyediaan barang atau jasa, tujuan administratif, atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan, termasuk biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, properti investasi diukur berdasarkan model biaya yang dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset. Hak atas tanah tidak disusutkan dan disajikan sebesar biaya perolehan. Bangunan disusutkan menggunakan metode garis lurus (straight line method) dengan umur manfaat (20 tahun). Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya, sedangkan pemugaran dan penambahan dikapitalisasi. 12 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 3. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Penting Yang Diterapkan (Lanjutan) m. Properti Investasi (Lanjutan) Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau ketika properti investasi tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomik masa depan. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi ditentukan dari selisih antara hasil neto pelepasan dan jumlah tercatat aset, dan diakui dalam laba rugi pada saat terjadinya penghentian atau pelepasan. n. Aset Takberwujud Aset takberwujud pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan jika kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut, dan biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal. Setelah pengakuan awal, aset takberwujud dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai. Amortisasi aset takberwujud dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) dengan umur masa manfaat 4 - 8 tahun. Amortisasi dimulai pada saat siap digunakan. Aset tak berwujud dihentikan pengakuannya jika dilepas atau ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomik masa depan yang diperkirakan dari penggunaan atau pelepasannya. Keuntungan atau kerugian yang muncul dari penghentian pengakuan aset takberwujud ditentukan dari selisih antara hasil neto pelepasan (jika ada) dan jumlah tercatat aset. Keuntungan atau kerugian diakui dalam laba rugi ketika aset tersebut dihentikan pengakuannya. Pada setiap akhir periode pelaporan, manajemen menelaah nilai residu, periode amortisasi, dan metode amortisasi. Penyesuaian yang diperlukan dilakukan secara prospektif. o. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Jumlah yang dapat diperoleh kembali suatu aset non-keuangan diestimasi pada saat kejadiankejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa jumlah tercatatnya mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Penurunan nilai aset diakui sebagai rugi tahun berjalan. Rugi penurunan nilai yang telah diakui pada periode sebelumnya dibalik, jika dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Jika demikian, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi penurunan nilai. Jumlah tercatat aset yang meningkat karena pembalikan rugi penurunan nilai, tidak boleh melebihi jumlah tercatat seandainya aset tidak mengalami rugi penurunan nilai pada periode sebelumnya. Perseroan pada setiap tanggal pelaporan menilai apakah terdapat indikasi penurunan nilai aset yang bersumber dari informasi internal dan eksternal, yang dilakukan berdasarkan kelompok aset penghasil kas. Jika indikasi tersebut ada, entitas mengestimasi nilai wajar aset dikurangi dengan biaya menjual. Kerugian penurunan nilai aset diakui jika nilai wajar dikurangi biaya menjual lebih rendah dibandingkan dengan nilai tercatat. Pemulihan kerugian penurunan nilai aset diakui dalam laporan laba rugi tidak boleh melebihi jumlah tercatat tanpa kerugian penurunan nilai. 13 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 3. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Penting Yang Diterapkan (Lanjutan) p. Utang Usaha dan Utang Lain-lain Utang usaha dan utang lain-lain pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode bunga efektif, kecuali efek diskontonya tidak material. q. Pinjaman Pinjaman diklasifikasikan ke dalam liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Pada saat pengakuan awal, pinjaman diakui sebesar nilai wajar, dikurangi dengan biaya-biaya transaksi yang terjadi. Selanjutnya, pinjaman diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pinjaman diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka panjang, kecuali yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan. Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian (“qualifying asset”), dikapitalisasi hingga aset tersebut selesai secara substansial. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada periode terjadinya. r. Sewa Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Klasifikasi sewa sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi didasarkan pada substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya. Contoh dari situasi yang secara individual atau gabungan dalam kondisi normal mengarah pada sewa yang diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah: 1) sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada masa sewa; 2) lessee mempunyai opsi untuk membeli aset pada harga yang diperkirakan cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi memang akan dilaksanakan; 3) masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomik aset meskipun hak milik tidak dialihkan; 4) pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan; dan 5) aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material. 14 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 3. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Penting Yang Diterapkan (Lanjutan) r. Sewa (Lanjutan) Indikator dari situasi yang secara individual ataupun gabungan dapat juga menunjukkan bahwa sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah: 1) jika lesse dapat membatalkan sewa, maka kerugian lessor yang terkait dengan pembatalan tersebut ditanggung oleh lessee. 2) keuntungan atau kerugian dari fluktuasi nilai wajar residu dibebankan kepada lessee, sebagai contoh, dalam bentuk potongan harga rental yang sama dengan sebagian besar hasil penjualan residu pada akhir sewa; dan 3) lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode kedua dengan nilai rental yang secara substansial lebih rendah daripada nilai pasar rental. Perseroan sebagai Lessee Pada awal masa sewa, Perseroan mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah daripada nilai wajar. Penilaian ditentukan pada awal sewa. Tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan nilai kini dari pembayaran sewa minimum adalah suku bunga implisit dalam sewa, jika dapat ditentukan dengan praktis; jika tidak, digunakan suku bunga pinjaman inkremental lessee. Biaya langsung awal dari lessee ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui sebagai aset. Jumlah tersusutkan dari aset sewaan dialokasikan pada setiap periode pelaporan selama perkiraan masa penggunaan dengan dasar yang sistematis dan konsisten dengan kebijakan penyusutan aset yang dimiliki sendiri. Dalam sewa operasi, Perseroan mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa. s. Provisi Provisi diakui jika Perseroan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, kemungkinan besar penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya ekonomi dan jumlah kewajiban tersebut dapat diestimasi secara andal. Provisi diukur sebesar nilai kini dari estimasi terbaik manajemen atas pengeluaran yang diharapkan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir tahun pelaporan. Tingkat diskonto yang digunakan untuk menentukan nilai kini adalah tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar atas nilai waktu uang dan risiko yang terkait dengan liabilitas. Peningkatan provisi karena berjalannya waktu diakui sebagai biaya keuangan. Provisi tidak boleh diakui untuk kerugian operasi masa depan. t. Pendapatan dan Beban Pendapatan diukur sebesar nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima, tidak termasuk diskon dagang dan rabat volume. Jumlah yang menjadi bagian pihak ketiga seperti Pajak Pertambahan Nilai dikeluarkan dari pendapatan. 15 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 3. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Penting Yang Diterapkan (Lanjutan) t. Pendapatan dan Beban (Lanjutan) Jika terjadi pembayaran ditangguhkan, maka entitas mengakui pendapatan sebesar nilai wajar imbalan dengan pendiskontoan seluruh penerimaan di masa depan dengan menggunakan suku bunga tersirat (imputed interest rate). Perseroan mengakui pendapatan ketika jumlah pendapatan dapat diukur secara andal, kemungkinan besar manfaat ekonomik sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke Perseroan, dan kriteria tertentu telah dipenuhi untuk setiap aktivitas Perseroan. Pendapatan dari penjualan barang diakui pada saat risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan telah dialihkan kepada pembeli. Pendapatan jasa diakui dengan mengacu pada tingkat penyelesaian dari transaksi saat jasa diberikan pada akhir periode pelaporan. Penghasilan bunga diakui berdasarkan proporsi waktu dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Beban diakui pada saat terjadinya dengan menggunakan basis akrual. u. Imbalan Kerja Imbalan Kerja Jangka Pendek Imbalan kerja jangka pendek diakui ketika pekerja telah memberikan jasanya dalam suatu periode akuntansi, sebesar jumlah tidak terdiskonto dari imbalan kerja jangka pendek yang diharapkan akan dibayar sebagai imbalan atas jasa tersebut. Imbalan kerja jangka pendek mencakup antara lain upah, gaji, bonus dan insentif. Imbalan Pascakerja Imbalan pascakerja seperti pensiun, uang pisah dan uang penghargaan masa kerja dihitung berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13/2003 (”UU 13/2003”). Perseroan mengakui jumlah liabilitas imbalan pasti neto sebesar nilai kini kewajiban imbalan pasti pada akhir periode pelaporan dikurangi nilai wajar aset program yang dihitung dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan imbalan tersebut. Perseroan mencatat tidak hanya kewajiban hukum berdasarkan persyaratan formal program imbalan pasti, tetapi juga kewajiban konstruktif yang timbul dari praktif informal entitas. Biaya jasa kini, biaya jasa lalu dan keuntungan atau kerugian atas penyelesaian, serta bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto diakui dalam laba rugi. Pengukuran kembali atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto yang terdiri dari keuntungan dan kerugian aktuarial, imbal hasil atas aset program dan setiap perubahan dampak batas atas aset diakui sebagai penghasilan komprehensif lain. 16 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) v. Perkembangan Terkini Standar dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan Standar dan interpretasi berikut berlaku efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2017, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu: - Amandemen PSAK No. 1 “Penyajian laporan Keuangan tentang Prakarsa Pengungkapan” - Penyesuaian PSAK No. 3 “Laporan Keuangan Interim” - Penyesuaian PSAK No. 24 “Imbalan Kerja” - Penyesuaian PSAK No. 58 “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki Untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan” - Penyesuaian PSAK No. 60 “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” - ISAK No. 31 “Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK No. 13 Properti Investasi” Standar dan interpretasi berikut berlaku efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2018, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu: - PSAK No. 69 “Agrikultur” - Amandemen PSAK No. 2 “Laporan Arus Kas Tentang Prakasa Pengungkapan” - Amandemen PSAK No. 16 “Aset Tetap” - Amandemen PSAK No. 46 “Pajak Penghasilan” Sampai dengan tanggal pelaporan, manajemen masih mengevaluasi atas dampak penerapan standar dan interpretasi standar tersebut terhadap laporan keuangan Perseroan. 17 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 4. Kas dan Setara Kas 2016 2015 Kas Bank Rupiah Dollar AS Dollar Singapura Subjumlah Bank 150.000 150.000 8.500.000 3.000.000 2.000.000 13.500.000 7.000.000 3.500.000 1.500.000 12.000.000 Deposito Berjangka Rupiah Dollar AS Dollar Singapura Subjumlah Deposito Berjangka Jumlah Kas Dan Setara Kas 5.500.000 3.500.000 5.500.000 14.500.000 28.150.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 15.000.000 27.150.000 Tingkat bunga pertahun untuk deposito berjangka pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut: Rupiah Dollar AS Dollar Singapura 2016 2015 4,75% - 10,50% 0,50% - 1,75% 0,45% - 1,55% 4,25% - 10,75% 0,30% - 1,55% 0,50% - 1,65% Lihat Catatan 28 untuk rincian saldo dalam mata uang asing. 5. Deposito yang Dijaminkan 2016 2015 Deposito berjangka Rupiah Dollar AS 2.650.000 2.800.000 2.000.000 3.000.000 Jumlah 5.450.000 5.000.000 Tingkat bunga pertahun untuk deposito berjangka pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut: Rupiah Dollar AS 2016 2015 4,75% - 10,50% 0,50% - 1,75% 4,25% - 10,75% 0,30% - 1,55% Deposito jangka pendek dijadikan jaminan atas penerimaan fasilitas pinjaman Perseroan oleh PT Bank MU Tbk dan PT Bank Nas Tbk. Lihat Catatan 16 Utang Bank Jangka Pendek. Lihat Catatan 28 untuk rincian saldo aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing. 18 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 6. Piutang Usaha 2016 Pihak berelasi (lihat Catatan 26) Rupiah Subjumlah Pihak ketiga: Rupiah Dollar AS Dollar Singapura Subjumlah Jumlah piutang usaha Penyisihan penurunan nilai 4.500.000 4.500.000 5.000.000 5.000.000 4.500.000 3.500.000 3.000.000 11.000.000 15.500.000 4.000.000 3.500.000 1.500.000 9.000.000 14.000.000 (500.000) Piutang usaha – neto 2015 (450.000) 15.000.000 13.550.000 2016 2015 Analisis umur piutang usaha adalah sebagai berikut: Lancar Lewat jatuh tempo 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Lebih dari 90 hari Jumlah piutang usaha 8.500.000 6.900.000 4.200.000 2.000.000 750.000 50.000 15.500.000 4.500.000 1.500.000 1.000.000 100.000 14.000.000 Penyisihan penurunan nilai Piutang usaha – neto (500.000) 15.000.000 (450.000) 13.550.000 Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, piutang usaha masing-masing sebesar Rp6.995.000 dan Rp7.090.000 telah lewat jatuh tempo namun tidak mengalami penurunan nilai. Hal ini terkait dengan sejumlah pelanggan yang tidak memiliki sejarah gagal bayar. Piutang usaha yang telah jatuh tempo lebih dari 90 hari pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing sebesar Rp55.000 dan Rp110.000 mengalami penurunan nilai dan telah diprovisikan masing-masing sebesar Rp50.000 dan Rp100.000. Piutang yang diturunkan nilainya terutama terkait dengan transaksi yang terindikasi tidak tertagih. Mutasi penurunan nilai piutang usaha adalah sebagai berikut: 2016 2015 Saldo awal Penambahan Pemulihan 450.000 50.000 -- 350.000 150.000 (50.000) Saldo akhir 500.000 450.000 19 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 6. Piutang Usaha (Lanjutan) Berdasarkan penelaahan terhadap status piutang usaha masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen berpendapat bahwa nilai penyisihan penurunan nilai cukup mencerminkan penurunan nilai piutang berdasarkan bukti objektif. Penambahan dan pemulihan atas provisi atas penurunan nilai piutang usaha telah dimasukkan ke dalam “beban penjualan” dalam laporan laba rugi. Jumlah yang dibebankan pada akun provisi dihapusbukukan ketika tidak tertagih. Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, piutang usaha sebesar Rp13 milyar dijadikan jaminan kepada PT Bank MU Tbk untuk pinjaman tertentu. Lihat Catatan 17 Utang Bank Jangka Panjang. Lihat Catatan 28 untuk rincian saldo aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing. 7. Piutang Lain-lain 2016 2015 Piutang sewa Piutang karyawan 1.600.000 608.950 1.750.000 558.950 Jumlah 2.208.950 2.308.950 Pada 31 Desember 2016 dan 2015, Perseroan tidak membentuk penyisihan penurunan nilai piutang karena manajemen berkeyakinan bahwa seluruh piutang dapat ditagih. 8. Persediaan 2016 Barang jadi Barang dalam proses Bahan baku Bahan penolong dan suku cadang Jumlah 2015 7.000.000 3.000.000 6.500.000 250.000 7.500.000 3.500.000 6.000.000 200.000 16.750.000 17.200.000 Manajemen berpendapat bahwa semua persediaan dapat digunakan atau dijual dalam kegiatan usaha normal. Selain itu, nilai realisasi bersih persediaan masih melebihi nilai tercatat persediaan, sehingga tidak diperlukan adanya provisi persediaan usang dan penurunan nilai. Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian, dan risiko lain kepada PT Asuransi Kerugian, dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp10 Milyar dan Rp11 Milyar pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan asuransi tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko yang mungkin dialami. Seluruh persediaan barang jadi dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank MU Tbk dan PT Bank Nas Tbk (lihat Catatan 16). 20 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 9. Uang Muka dan Beban Dibayar di Muka 2016 2015 Uang muka pembelian aset tetap Uang muka kepada pemasok Sewa dibayar di muka Asuransi dibayar di muka Lainnya 1.200.000 500.000 350.000 100.000 50.000 1.400.000 700.000 275.000 125.000 100.000 Jumlah 2.200.000 2.600.000 Beban sewa dibayar di muka terutama merupakan sewa ruko untuk kantor pemasaran. Asuransi dibayar dimuka merupakan asuransi untuk aset tetap dan persediaan (Catatan 10 dan 8). 10. Aset Tetap 2016 Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir -- -- 32.000.000 Biaya Perolehan Kepemilikan Sendiri Tanah 32.000.000 Bangunan dan prasarana 43.000.000 -- -- 43.000.000 Mesin dan peralatan pabrik 20.000.000 5.000.000 -- 25.000.000 7.000.000 1.000.000 -- 8.000.000 102.000.000 6.000.000 -- 108.000.000 9.000.000 3.000.000 -- 12.000.000 111.000.000 9.000.000 -- 120.000.000 Peralatan dan perabot kantor Subjumlah Sewa pembiayaan Kendaraan dan alat berat Jumlah Aset dalam penyelesaian 5.100.000 3.900.000 116.100.000 12.900.000 -- 129.000.000 Bangunan dan prasarana 9.200.000 1.000.000 -- 10.200.000 Mesin dan peralatan pabrik 4.600.000 500.000 -- 5.100.000 Peralatan dan perabot kantor 2.850.000 250.000 -- 3.100.000 16.650.000 1.750.000 -- 18.400.000 2.850.000 750.000 -- 3.600.000 19.500.000 2.500.000 -- 22.000.000 900.000 100.000 -- 1.000.000 Jumlah Biaya Perolehan 9.000.000 Akumulasi Penyusutan Kepemilikan Sendiri Subjumlah Sewa pembiayaan Kendaraan dan alat berat Jumlah Penyusutan Rugi penurunan nilai Jumlah Tercatat 95.700.000 21 106.000.000 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 10. Aset Tetap (Lanjutan) 2015 Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir Biaya Perolehan Kepemilikan Sendiri Tanah 32.000.000 -- 32.000.000 Bangunan dan prasarana 43.000.000 -- 43.000.000 Mesin dan peralatan pabrik 20.000.000 -- 20.000.000 Peralatan dan perabot kantor Subjumlah 6.500.000 500.000 -- 7.000.000 101.500.000 500.000 -- 102.000.000 Sewa pembiayaan Kendaraan dan alat berat 10.000.000 -- 1.000.000 9.000.000 111.500.000 500.000 1.000.000 111.000.000 3.000.000 2.100.000 114.500.000 2.600.000 1.000.000 116.100.000 Bangunan dan prasarana 8.000.000 1.200.000 -- 9.200.000 Mesin dan peralatan pabrik 4.000.000 600.000 -- 4.600.000 Peralatan dan perabot kantor 2.500.000 350.000 -- 2.850.000 14.500.000 2.150.000 -- 16.650.000 Jumlah Aset dalam penyelesaian Jumlah Biaya Perolehan 5.100.000 Akumulasi Penyusutan Kepemilikan Sendiri Subjumlah Sewa pembiayaan Kendaraan dan alat berat Jumlah Penyusutan Rugi penurunan nilai Jumlah Tercatat 3.000.000 350.000 500.000 2.850.000 17.500.000 2.500.000 500.000 19.500.000 850.000 50.000 -- 900.000 96.150.000 95.700.000 Aset dalam penyelesaian berupa tanah dan bangunan diestimasikan akan selesai tahun Juli 2017. Persentase penyelesaian aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sekitar 10,00% - 80,00%. Beban penyusutan aset tetap yang dialokasikan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif adalah sebagai berikut: Beban administrasi dan umum Beban pokok pendapatan Beban penjualan Jumlah 22 2016 2015 900.000 1.050.000 550.000 2.500.000 1.050.000 950.000 500.000 2.500.000 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 10. Aset Tetap (Lanjutan) Pelepasan aset tetap adalah sebagai berikut adalah sebagai berikut: 2016 Hasil penjualan setelah dikurangi biaya penjualan Jumlah tercatat Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap 2015 ---- 550.000 500.000 50.000 Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, aset tetap dengan nilai buku bersih masing-masing sebesar Rp90 milyar dan Rp85 milyar dijaminkan kepada PT Bank MU Tbk untuk pinjaman tertentu. Lihat Catatan 17 Utang Bank Jangka Panjang. Aset tetap, kecuali tanah telah diasuransikan kepada PT Asuransi Kerugian terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp68 milyar dan Rp63 milyar pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015. Manajemen berpendapat bahwa asuransi tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang terjadi dari risiko tersebut. 11. Properti Investasi 2016 Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir 33.500.000 15.000.000 -350.000 --- 33.500.000 15.350.000 48.500.000 350.000 -- 48.850.000 1.750.000 1.750.000 850.000 850.000 --- 2.600.000 2.600.000 Biaya Perolehan Kepemilikan Sendiri Tanah Bangunan dan prasarana Jumlah Biaya Perolehan Akumulasi Penyusutan Kepemilikan Sendiri Bangunan dan prasarana Jumlah Penyusutan Jumlah Tercatat 46.750.000 46.250.000 2015 Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir 30.000.000 15.000.000 3.500.000 -- --- 33.500.000 15.000.000 45.000.000 3.500.000 -- 48.500.000 1.000.000 1.000.000 750.000 750.000 --- 1.750.000 1.750.000 Biaya Perolehan Kepemilikan Sendiri Tanah Bangunan dan prasarana Jumlah Biaya Perolehan Akumulasi Penyusutan Kepemilikan Sendiri Bangunan dan prasarana Jumlah Penyusutan Jumlah Tercatat 44.000.000 23 46.750.000 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 11. Properti Investasi (Lanjutan) Pendapatan sewa dan beban operasi langsung dari properti investasi pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain adalah sebagai berikut: 2016 2015 Pendapatan sewa Beban operasi langsung yang timbul dari properti investasi yang menghasilkan penghasilan sewa 3.100.000 2.805.000 550.000 450.000 Properti investasi yang dimiliki Perseroan berupa tanah dan bangunan. Properti investasi berupa tanah terletak di jalan Ahmad Yani, Bandung, dan di Jalan Wahid Hasyim, Depok, sedangkan tanah dan bangunan terletak di jalan Jongka, Jakarta. Nilai wajar properti investasi per tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing adalah sebesar Rp75 milyar dan Rp65 milyar. Seluruh properti investasi telah dijadikan jaminan atas pinjaman dari PT Bank Nas Tbk. Lihat Catatan 17 Utang Bank Jangka Panjang. Properti investasi telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya, dengan jumlah nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp15 milyar dan Rp14,5 milyar pada 31 Desember 2016 dan 2015. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan asuransi tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko yang mungkin dialami. 12. Aset Takberwujud Biaya perolehan Perangkat lunak komputer Akumulasi amortisasi Perangkat lunak komputer 2016 2015 12.000.000 12.000.000 (10.500.000) Jumlah Tercatat 1.500.000 (9.500.000) 2.500.000 13. Utang Usaha 2016 Pihak berelasi (lihat Catatan 26) Rupiah Dollar AS Subjumlah 2015 2.500.000 1.500.000 4.000.000 2.000.000 1.000.000 3.000.000 13.404.250 4.500.000 5.000.000 22.904.250 15.307.100 2.500.000 2.500.000 20.307.100 26.904.250 23.307.100 Pihak ketiga Rupiah Dollar AS Dollar Singapura Subjumlah Jumlah 24 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 13. Utang Usaha (Lanjutan) Tidak ada jaminan yang diberikan oleh Perseroan atas perolehan utang usaha. Lihat Catatan 28 untuk rincian saldo aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing. 14. Beban Akrual 2016 Utilitas Jasa profesional Bunga Lainnya Jumlah 2015 250.000 735.600 650.000 332.200 350.000 900.000 600.000 950.900 1.967.800 2.800.900 15. Perpajakan a. Utang pajak 2016 2015 Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 23/26 Pasal 29 Pajak Pertambahan Nilai 50.000 20.000 532.300 30.000 45.000 25.000 128.250 535.000 Jumlah 632.300 733.250 Pada tanggal 3 Agustus 2015, Perseroan menerima hasil pemeriksaan Pajak Penghasilan pasal 21, 23, 4 ayat 2 dan Pajak Pertambahan Nilai tahun buku 2014 melalui SKPKB sebesar Rp200juta. SKPKB ini telah dilunasi pada tanggal 24 Agustus 2015. b. Perhitungan pajak penghasilan Rekonsiliasi antara penghasilan menurut laporan penghasilan komprehensif sebelum pajak penghasilan dan estimasi penghasilan kena pajak atas tarif pajak yang berlaku untuk tahuntahun yang berakhir pada 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut: 2016 Laba sebelum pajak : 10.657.000 2015 8.890.000 Dikenakan tarif pajak berlaku (25%) Pengaruh pajak atas koreksi fiskal Beban Pajak Kini Penghasilan Pajak Tangguhan (2.664.250) (468.050) (3.132.300) 493.050 (2.222.500) (405.750) (2.628.250) 438.250 Jumlah Beban Pajak Penghasilan (2.639.250) (2.190.000) 25 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 15. Perpajakan (Lanjutan) b. Perhitungan Pajak Penghasilan (Lanjutan) Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan ini, Perseroan belum menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Badan (SPT-Badan) tahun 2016 ke Kantor Pelayanan Pajak. Laba kena pajak, taksiran pajak kini dan pajak terutang Perseroan pada tahun 2015 sesuai dengan yang dilaporkan dalam SPT tahun 2015. c. Aset pajak Tangguhan 2016 1 Januari Penyusutan aset tetap Penyisihan piutang Penurunan nilai aset tetap Pencadangan imbalan kerja Jumlah 577.500 562.500 408.950 1.552.525 3.101.475 Dibebankan (dikreditkan) pada Laporan Laba Rugi Dikreditkan pada Penghasilan Komprehensif Lainnya 30.000 12.500 25.000 425.550 493.050 ---(175.000) (175.000) 31 Desember 607.500 575.000 433.950 1.803.075 3.419.525 2015 1 Januari Penyusutan aset tetap Penyisihan piutang Penurunan nilai aset tetap Pencadangan imbalan kerja Jumlah 562.500 537.500 396.450 948.750 2.445.200 Dibebankan (dikreditkan) pada Laporan Laba Rugi 15.000 25.000 12.500 385.750 438.250 Dikreditkan pada Penghasilan Komprehensif Lainnya ---218.025 218.025 31 Desember 577.500 562.500 408.950 1.552.525 3.101.475 d. Administrasi Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perseroan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang. Direktorat Jenderal Pajak dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu lima tahun sejak saat terutangnya pajak. 16. Utang Bank Jangka Pendek 2016 Rupiah PT Bank MU Tbk Dollar AS PT Bank Nas Tbk Jumlah 26 2015 10.000.000 9.000.000 2.500.000 3.000.000 12.500.000 12.000.000 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 16. Utang Bank Jangka Pendek (Lanjutan) Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 37 tanggal 1 Februari 2016 yang dibuat di hadapan Kusuma, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, Perseroan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) dari Bank MU Tbk dengan plafon sebesar Rp12 milyar. Pinjaman ini harus dilunasi selama satu tahun sejak tanggal penarikan dan dikenakan bunga sebesar JIBOR + 2% yang dibayarkan setiap akhir bulan. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada 31 Januari 2016 dan dijamin dengan persediaan dan deposito. Lihat Catatan 5 Deposito yang Dijaminkan dan Catatan 8 Persediaan. Perseroan juga menandatangani perjanjian fasilitas kredit modal kerja dengan PT Bank Nas Tbk berdasarkan Perjanjian Kredit No. 35 tanggal 1 Juli 2016 yang dibuat di hadapan Kusuma, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta. Perseroan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) dengan plafon pinjaman sebesar USD250.000 (Dollar AS penuh). Pinjaman ini harus dilunasi satu tahun sejak ditarik, dengan tingkat bunga efektif 6% dan bunga dibayarkan tiap akhir bulan. Pinjaman ini dijamin dengan aset deposito. Lihat Catatan 5 Deposito yang Dijaminkan. 17. Utang Bank Jangka Panjang Rupiah: PT Bank MU Tbk Dikurangi: Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Jumlah Utang Jangka Panjang 2016 2015 43.000.000 45.000.000 3.000.000 3.000.000 40.000.000 42.000.000 Utang bank dijamin dengan tanah, bangunan, dan piutang tertentu milik Perseroan untuk tahun 2016 dan 2015. Tingkat bunga efektif untuk pinjaman Rupiah pada tanggal pelaporan adalah 12,3% dan 13,1% untuk tahun 2016 dan 2015, sedangkan tingkat bunga pinjaman dollar AS sebesar 6,50% untuk tahun 2016 dan 2015. Perseroan menandatangani perjanjian fasilitas kredit investasi dengan PT Bank MU Tbk pada tanggal 31 Desember 2013 dengan nilai plafon pinjaman sebesar Rp50 milyar (Rp penuh). Dari nilai plafon tersebut telah ditarik sebesar Rp45 milyar yang digunakan untuk membangun pabrik, membeli mesin dan peralatan. Pinjaman tersebut akan dilunasi secara bertahap setiap akhir semester dan akan jatuh tempo sampai dengan tanggal 31 Desember 2025. Pinjaman tersebut dijamin dengan agunan berupa tanah dan bangunan, properti investasi dan mesin yang dimiliki oleh Perseroan. Lihat Catatan 10 Aset Tetap dan Catatan 11 Properti Investasi. 27 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 17. Utang Bank Jangka Panjang (Lanjutan) Jangka waktu pinjaman jangka panjang sebagai berikut: 2016 2015 Antara 2 dan 5 tahun Di atas 5 tahun 11.000.000 32.000.000 12.000.000 33.000.000 Jumlah 43.000.000 45.000.000 tahun berjalan tahun Beban bunga yang dibebankan dalam laporan laba rugi masing-masing sebesar Rp3,60 milyar dan Rp3,36 milyar. 2016 dan 2015, 18. Utang Sewa Pembiayaan 2016 2015 PT TGS Finance PT ABC Multi Finance 4.550.000 2.950.000 3.050.000 4.200.000 Jumlah 7.500.000 7.250.000 Dikurangi Bagian Lancar yang Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun 1.000.000 1.250.000 Utang sewa pembiayaan – bagian jangka panjang 6.500.000 6.000.000 PT TGS Finance Pada tahun 2015, Perseroan memperoleh fasilitas pembiayaan dari PT TGS Finance sebesar Rp3.500.000 untuk pembelian kendaraan dengan jangka waktu 36 bulan dan dikenakan tingkat suku bunga 11,25%. PT ABC Finance Pada tahun 2015, Perseroan memperoleh fasilitas pembiayaan dari PT ABC Finance sebesar Rp4.000.000 untuk pembelian kendaraan dengan jangka waktu 36 bulan dan dikenakan tingkat suku bunga 11,00%. berdasarkan masing-masing Pembayaran sewa minimum masa depan pembiayaan adalah sebagai berikut: perjanjian sewa 2016 2015 Sampai dengan satu tahun Lebih dari satu tahun sampai lima tahun Lebih dari lima tahun 1.000.000 4.500.000 3.500.000 1.250.000 5.000.000 2.450.000 Pembayaran sewa masa depan 9.000.000 8.700.000 Dik urangi beban keuangan 1.500.000 1.450.000 Nilai kini pembayaran minimum sewa 7.500.000 7.250.000 28 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 19. Liabilitas Imbalan Pascakerja Perseroan menunjuk aktuaris independen untuk menentukan liabilitas imbalan pascakerja sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku. Liabilitas imbalan pascakerja Perseroan pada 31 Desember 2016 dan 2015 dihitung oleh PT Aktuaria Independen yang laporannya masingmasing bertanggal 13 Februari 2017 dan 11 Februari 2016. Manajemen berkeyakinan bahwa estimasi atas imbalan pascakerja tersebut telah memadai untuk menutup kewajiban yang dimaksud. Rincian beban imbalan pascakerja diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain adalah sebagai berikut: 2016 2015 Saldo awal Penghasilan komprehensif lain tahun berjalan (936.300) 700.000 (64.200) (872.100) Saldo akhir tahun (236.300) (936.300) Rekonsiliasi perubahan pada liabilitas yang diakui pada laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut: 2016 2015 Saldo pada tanggal 1 Januari Pembayaran imbalan kerja pada tahun berjalan Penghasilan komprehensif lain tahun berjalan Beban imbalan pascakerja yang diakui pada tahun berjalan 6.210.100 (40.800) (700.000) 3.795.000 (82.000) 872.100 1.743.000 1.625.000 Saldo pada tanggal 31 Desember 7.212.300 6.210.100 Rekonsiliasi perubahan nilai kini liabilitas imbalan pasti adalah sebagai berikut: 2016 2015 Nilai kini kewajiban imbalan pasti pada 1 januari Beban jasa kini Beban bunga Pembayaran imbalan Nilai kini liabilitas yang diharapkan akhir tahun 6.210.100 1.268.000 475.000 (40.800) 7.912.300 3.795.000 1.310.000 315.000 (82.000) 5.338.000 Nilai kini liabilitas aktual akhir tahun 7.212.300 6.210.100 Keuntungan (kerugian) aktual tahun berjalan 700.000 (872.100) Mutasi dari penghasilan komprehensif lain sebagai berikut: 2016 2015 Saldo awal Penghasilan komprehensif lain tahun berjalan (936.300) 700.000 (64.200) (872.100) Saldo akhir tahun (236.300) (936.300) 29 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 19. Liabilitas Imbalan Pascakerja (Lanjutan) Program pensiun imbalan pasti memberikan eksposur Perseroan terhadap risiko tingkat bunga dan risiko gaji. Risiko Tingkat Bunga Nilai kini liabilitas pensiun imbalan pasti dihitung menggunakan tingkat diskonto yang ditetapkan dengan mengacu pada imbal hasil obligasi korporasi berkualitas tinggi. Penurunan suku bunga obligasi akan meningkatkan liabilitas program. Risiko Gaji Nilai kini liabilitas imbalan pasti dihitung dengan mengacu pada gaji masa depan peserta program. Dengan demikian, kenaikan gaji peserta program akan meningkatkan liabilitas program itu. Asumsi aktuarial yang signifikan untuk penentuan liabilitas imbalan pasti adalah tingkat diskonto dan kenaikan gaji yang diharapkan adalah sebagai berikut: Tingkat diskonto Tingkat proyeksi kenaikan gaji Tingkat mortalita Tingkat cacat tetap Tingkat pengunduran diri 2016 2015 9% 9% TMI III 10% x tingkat mortalita 6% pada usia di bawah 45 tahun dan menurun secara linear menjadi 1% pada usia 45 tahun dan seterusnya 8,5% 9% TMI III 10% x tingkat mortalita 6% pada usia di bawah 45 tahun dan menurun secara linear menjadi 1% pada usia 45 tahun dan seterusnya Sensitivitas analisis di bawah ini ditentukan berdasarkan masing-masing perubahan asumsi yang mungkin terjadi pada 31 Desember 2016, dengan semua asumsi lain konstan: Perubahan asumsi Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji di masa mendatang Dampak pada liabilitas imbalan pasti Kenaikan Penurunan asumsi asumsi 701.500 825.000 1% 1% 822.500 715.000 Informasi mengenai jatuh tempo atas liabilitas dari program imbalan pasti pada 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut: 2016 2015 Kurang dari 1 tahun Antara 1 - 2 tahun Lebih dari 2 tahun 30.000 50.000 7.132.300 40.800 60.000 6.109.300 Jumlah 7.212.300 6.210.100 Durasi rata-rata dari program imbalan pasti adalah 14,6 tahun. 30 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 20. Modal Saham Susunan pemegang saham Perseroan pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut: Pemegang Saham Jumlah Persentase Saham Kepemilikan % Nilai Nominal Rp PT IAPI Indonesia Jaya 50.000 67% 50.000.000 PT Ilustrasi Cahaya Tiara 12.500 12.500 17% 17% 12.500.000 12.500.000 Jumlah 75.000 100% 75.000.000 21. Tambahan Modal Disetor Tambahan modal disetor merupakan kelebihan penerimaan dari pemegang saham atas setoran modal di atas nilai nominal saham yang diterbitkan. 22. Pendapatan 2016 Penjualan barang Lokal Ekspor Subjumlah Penjualan jasa Jumlah penjualan Retur dan diskon 105.000.000 65.000.000 170.000.000 90.000.000 55.000.000 145.000.000 11.000.000 11.500.000 181.000.000 156.500.000 (2.000.000) Jumlah pendapatan neto 179.000.000 31 2015 (1.500.000) 155.000.000 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 23. Beban Pokok Pendapatan Beban Pokok Pendapatan Bahan baku Awal tahun Pembelian Akhir tahun Bahan baku yang digunakan Tenaga kerja langsung Overhead Jumlah beban pokok produksi 2016 2015 6.000.000 72.000.000 (6.500.000) 71.500.000 7.000.000 57.750.000 (6.000.000) 58.750.000 8.000.000 25.000.000 104.500.000 7.500.000 21.000.000 87.250.000 3.500.000 15.000.000 (3.000.000) 120.000.000 3.750.000 11.000.000 (3.500.000) 98.500.000 6.000.000 10.000.000 (6.500.000) 9.250.000 7.500.000 (6.000.000) Barang dalam proses Awal tahun Pembelian Akhir tahun Jumlah beban pokok produksi Barang jadi Awal tahun Pembelian Akhir tahun Jumlah beban pokok penjualan Beban Pokok Jasa Jumlah 129.500.000 109.250.000 5.500.000 5.750.000 135.000.000 115.000.000 24. Beban 2016 Beban penjualan Beban pegawai Pengiriman Komisi Iklan dan promosi Pos, telepon, dan komunikasi Jamuan Depresiasi Transportasi Lain-lain (masing-masing di bawah Rp100 juta) Jumlah 32 2015 3.750.000 2.200.000 1.900.000 2.000.000 700.000 950.000 550.000 400.000 450.000 3.500.000 2.500.000 1.800.000 1.850.000 725.000 680.000 450.000 250.000 625.000 12.900.000 12.380.000 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 24. Beban (Lanjutan) 2016 Beban administrasi dan umum Beban pegawai Depresiasi dan amortisasi Transportasi Sewa Perbaikan dan pemeliharaan Utilitas Beban kantor Pajak dan perijinan Pos, telepon, dan komunikasi Asuransi Lain-lain (masing-masing di bawah Rp100 juta) 2015 10.243.000 2.750.000 1.000.000 800.000 950.000 1.050.000 500.000 250.000 200.000 100.000 800.000 8.000.000 1.500.000 1.600.000 950.000 1.500.000 700.000 750.000 350.000 250.000 135.000 1.200.000 Jumlah 18.643.000 16.935.000 Jumlah 31.543.000 29.315.000 25. Beban Berdasarkan Sifat Karakteristik beban berdasarkan sifatnya untuk beban pokok pendapatan, beban penjualan, dan beban administrasi dan umum yang signifikan adalah sebagai berikut: 2016 Beban Pokok Pendapatan Beban Penjualan Beban Administrasi dan Umum Jumlah Pemakaian persediaan Beban pegawai Penyusutan Perbaikan dan pemeliharaan Sewa Iklan dan promosi Utilitas Pos, telepon, dan komunikasi Transportasi Amortisasi Lain-lain 104.500.000 8.000.000 1.050.000 1.950.000 5.000.000 -3.000.000 500.000 5.000.000 -6.000.000 -3.750.000 550.000 50.000 300.000 2.000.000 100.000 700.000 400.000 -5.050.000 -10.243.000 1.750.000 950.000 800.000 -1.050.000 200.000 1.000.000 1.000.000 1.650.000 104.500.000 21.993.000 3.350.000 2.950.000 6.100.000 2.000.000 4.150.000 1.400.000 6.400.000 1.000.000 12.700.000 Jumlah 135.000.000 12.900.000 18.643.000 166.543.000 33 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 25. Beban Berdasarkan Sifat (Lanjutan) 2015 Beban Pokok Pendapatan Pemakaian persediaan Beban pegawai Penyusutan Perbaikan dan pemeliharaan Sewa Iklan dan promosi Utilitas Pos, telepon, dan komunikasi Transportasi Amortisasi Lain-lain Jumlah Beban Penjualan Beban Administrasi dan Umum Jumlah 88.250.000 7.500.000 950.000 1.850.000 5.000.000 -3.000.000 500.000 5.000.000 -2.950.000 -3.500.000 500.000 50.000 300.000 1.850.000 100.000 725.000 250.000 -5.105.000 -8.000.000 1.050.000 1.500.000 950.000 -700.000 250.000 1.600.000 1.000.000 1.885.000 88.250.000 19.000.000 2.500.000 3.400.000 6.250.000 1.850.000 3.800.000 1.475.000 6.850.000 1.000.000 9.940.000 115.000.000 12.380.000 16.935.000 144.315.000 26. Transaksi Pihak Berelasi Perseroan dikendalikan oleh PT IAPI Indonesia Jaya (lihat Catatan 20). Tidak ada transaksi antara Perseroan dengan pihak pengendali tersebut selama tahun 2016 dan 2015. Berikut saldo akun kepada pihak-pihak berelasi: 2016 Persentase terhadap Aset/Liabilitas 2016 2015 2015 Piutang Usaha PT MJ Subjumlah 4.500.000 4.500.000 5.000.000 5.000.000 1,98% 1,98% 2,32% 2,32% Utang Usaha PT Sms PT Tch Subjumlah 2.500.000 1.500.000 4.000.000 2.000.000 1.000.000 3.000.000 2,47% 1,48% 3,96% 2,03% 1,01% 3,04% Beban kompensasi kepada personil manajemen kunci adalah sebagai berikut: Jumlah remunerasi Direksi & Dewan Komisaris 34 2016 2015 5.000.000 4.500.000 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 26. Transaksi Pihak Berelasi (Lanjutan) Sifat hubungan dan sifat transaksi pihak berelasi adalah sebagai berikut: Nama Perseroan PT Maju Jaya (MJ) PT Semesta (Sms) PT Technology (Tch) Direksi dan Dewan Komisaris Sifat hubungan Ventura bersama / pengendalian bersama Entitas asosiasi / pengaruh signifikan Ventura bersama / pengendalian bersama Personil / manajemen kunci Sifat transaksi Penjualan barang dan jasa Beban antar perusahaan tanpa bunga, pembelian bahan baku Beban antar perusahaan tanpa bunga, pembelian bahan baku Kompensasi dan remunerasi 27. Instrumen Keuangan dan Manajemen Risiko Keuangan a. Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko dimana suatu pihak atas instrumen keuangan akan menyebabkan kerugian keuangan terhadap pihak lain diakibatkan kegagalannya dalam memenuhi suatu kewajiban. Perseroan tidak memiliki konsentrasi yang signifikan terhadap risiko kredit. Terdapat kebijakan untuk memastikan keseluruhan penjualan produk dilakukan kepada pelanggan dengan riwayat kredit yang baik. Selain itu, Perseroan melakukan penelaahan atas kredit pelanggan yang ada dan menggunakan batas kredit untuk mengatur risiko kredit. Untuk transaksi kas dan bank, Perseroan menggunakan bank yang memiliki kualitas kredit yang baik terlihat dengan sebagian besar bank tersebut berperingkat mulai dari “BB” ke “AAA” dari lembaga pemeringkat Fitch Ratings dan Pefindo. Peringkat kualitas kredit dari bank yang digunakan oleh Perseroan adalah sebagai berikut: 2016 2015 28.000.000 5.450.000 ------ 27.000.000 5.000.000 ------ 33.450.000 32.000.000 Dengan pihak yang tidak memiliki peringkat kredit eksternal 17.208.950 15.858.950 Jumlah 50.658.950 47.858.950 Dengan pihak yang memiliki peringkat kredit eksternal - AAA AA+ AAA+ AA BB Subjumlah 35 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 27. Instrumen Keuangan dan Manajemen Risiko Keuangan (Lanjutan) b. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko dimana suatu entitas akan menghadapi kesulitan dalam memenuhi kewajiban terkait dengan liabilitas keuangannya yang diselesaikan dengan penyerahan kas atau aset keuangan lainnya. Eksposur Perseroan yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan pinjaman jangka pendek dan pinjaman jangka panjang. Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo utang, dan terus-menerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal. Tabel berikut menganalisis kualitas liabilitas keuangan berdasarkan jatuh tempo: 2016 Jatuh Tem po < 1 Bulan 1-3 Bulan Jum lah 3-12 Bulan > 1 Tahun Diukur dengan biaya perolehan diamortisasi Utang usaha 18.804.250 5.000.000 3.000.000 100.000 Beban akrual 1.800.000 167.800 -- -- 1.967.800 -- 12.500.000 -- -- 12.500.000 Utang bank jangka pendek Utang bank jangka panjang 40.000.000 43.000.000 Utang sew a pembiayaan 1.500.000 4.000.000 2.000.000 -- 7.500.000 Liabilitas imbalan kerja jangka pendek 1.360.000 -- -- -- 1.360.000 23.464.250 24.667.800 5.000.000 40.100.000 93.232.050 Jum lah 3.000.000 26.904.250 2015 Jatuh Tem po < 1 Bulan 1-3 Bulan 3-12 Bulan > 1 Tahun Jum lah Diukur dengan biaya perolehan diamortisasi Utang usaha 17.807.100 3.500.000 1.900.000 100.000 Beban akrual 2.675.000 125.900 -- -- 2.800.900 -- 12.000.000 -- -- 12.000.000 Utang bank jangka pendek Utang bank jangka panjang 23.307.100 -- 3.000.000 -- 42.000.000 45.000.000 Utang sew a pembiayaan 2.000.000 4.000.000 1.250.000 -- 7.250.000 Liabilitas imbalan kerja jangka pendek 1.250.000 -- -- -- 1.250.000 23.732.100 22.625.900 3.150.000 42.100.000 91.608.000 Jum lah 36 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 27. Instrumen Keuangan dan Manajemen Risiko Keuangan (Lanjutan) c. Risiko Pasar (i) Risiko Suku Bunga Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Eksposur Perseroan yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan pinjaman jangka pendek. Untuk meminimalkan risiko suku bunga, Perseroan mengelola beban bunga melalui kombinasi utang dengan suku bunga tetap dan suku bunga variabel, dengan mengevaluasi kecenderungan suku bunga pasar. Manajemen juga melakukan penelaahan berbagai suku bunga yang ditawarkan oleh kreditur untuk mendapatkan suku bunga yang menguntungkan sebelum mengambil keputusan untuk melakukan perikatan utang baru. Analisis Sensitivitas Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, jika suku bunga lebih tinggi 50 basis poin dengan semua variabel lain tetap, maka beban keuangan periode berjalan dan periode komparatif terkait akan bertambah sebesar Rp225.000 dan Rp215.000, terutama yang timbul sebagai akibat beban bunga yang lebih tinggi atas pinjaman dengan suku bunga mengambang. (ii) Risiko Mata Uang Risiko nilai tukar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan kurs valuta asing. Risiko Eksposur Perseroan yang terpengaruh risiko nilai tukar terutama terkait dengan pinjaman jangka panjang dan impor mesin untuk barang modal. Untuk mengelola risiko nilai tukar mata uang asing, Perseroan melakukan kebijakan perencanaan keuangan yaitu pengelolaan penerimaan dalam mata uang asing sesuai kebutuhan investasi dan operasional (lindung nilai alamiah). Selain pinjaman jangka panjang, Perseroan dan Entitas asosiasi memiliki eksposur dalam mata uang asing yang timbul dari transaksi operasionalnya. Eksposur tersebut timbul karena transaksi yang bersangkutan dilakukan dalam mata uang selain mata uang fungsional unit operasional atau pihak lawan. Eksposur dalam mata uang asing tersebut jumlahnya tidak material. Lihat Catatan 28 untuk tabel yang menyajikan jumlah aset dan liabilitas keuangan dalam mata uang asing pada 31 Desember 2016 dan 2015 berdasarkan jenis mata uang asing. Analisis Sensitivitas Dengan hipotesis pelemahan nilai tukar terhadap mata uang Dollar AS sebesar 10%, akan menurunkan laba sebelum pajak pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing sebesar Rp650.872 dan Rp850.000. 37 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 27. Instrumen Keuangan dan Manajemen Risiko Keuangan (Lanjutan) b. Risiko Pasar (Lanjutan) (ii) Risiko Mata Uang (Lanjutan) Dengan hipotesis pelemahan nilai tukar terhadap mata uang Dollar Singapura sebesar 10%, akan menurunkan laba sebelum pajak pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing sebesar Rp751.131 dan Rp650.000. Analisis di atas didasarkan pada asumsi bahwa pelemahan dan penguatan terhadap semua mata uang asing dengan pola yang sama, tetapi tidak benar-benar terjadi pada kenyataannya. Analisis tersebut belum memperhitungkan dampak efektivitas instrumen derivatif sebagai lindung nilai. 28. Aset dan Liabilitas Moneter dalam Mata Uang Asing 2016 Mata Uang Asing USD SGD Ekuivalen Rupiah Aset: Kas dan setara kas Deposito yang dijaminkan Piutang usaha Jumlah Aset 484.424 208.675 260.844 953.942 807.841 -323.137 1.130.978 14.000.000 2.800.000 6.500.000 23.300.000 Liabilitas: Utang usaha Utang Bank Jangka Pendek Jumlah Liabilitas 447.161 186.317 633.477 538.561 -538.561 11.000.000 2.500.000 13.500.000 Jumlah Aset (Liabilitas) Neto 320.465 592.417 9.800.000 2015 Mata Uang Asing USD SGD Aset: Kas dan setara kas Deposito yang dijaminkan Piutang usaha Jumlah Aset Ekuivalen Rupiah 616.165 217.470 253.715 1.087.350 666.585 -153.827 820.413 15.000.000 3.000.000 5.000.000 23.000.000 Liabilitas: Utang usaha Utang Bank Jangka Pendek Jumlah Liabilitas 253.715 217.470 471.185 256.379 -256.379 6.000.000 3.000.000 9.000.000 Jumlah Aset (Liabilitas) Neto 616.165 564.034 14.000.000 38 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 29. Sumber Ketidakpastian Estimasi dan Pertimbangan Akuntansi yang Penting Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat asumsi dan estimasi yang dapat mempengaruhi jumlah tercatat aset dan liabilitas tertentu pada akhir tahun pelaporan. Dalam penyusunan laporan keuangan ini, asumsi akuntansi telah dibuat dalam proses penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah tercatat aset dan liabiltas pada laporan keuangan. Selain itu juga terdapat asumsi akuntansi mengenai sumber estimasi ketidakpastian pada akhir tahun pelaporan yang dapat mempengaruhi secara material jumlah tercatat aset dan liabilitas untuk tahun pelaporan berikutnya. Manajemen secara periodik menelaah asumsi dan estimasi ini untuk memastikan bahwa asumsi dan estimasi telah dibuat berdasarkan semua informasi relevan yang tersedia pada tanggal tersebut dimana laporan keuangan disusun. Karena terdapat ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, nilai aset dan liabilitas yang akan dilaporkan di masa mendatang akan berbeda dari estimasi tersebut. Pada tanggal pelaporan, manajemen telah membuat asumsi dan estimasi penting yang memiliki dampak paling signifikan pada jumlah tercatat yang diakui dalam laporan keuangan, yaitu sebagai berikut: Penyisihan Penurunan Nilai Piutang Secara umum manajemen menganalisis kecukupan penyisihan piutang berdasarkan beberapa hal, yaitu antara lain menganalisis historis piutang tak tertagih, konsentrasi piutang masingmasing pelanggan, kelayakan kredit yang diberikan dan perubahan jangka waktu pelunasan. Analisis tersebut dilakukan secara individual terhadap jumlah piutang yang signifikan, sedangkan kelompok piutang yang tidak signifikan dilakukan atas dasar kolektif. Pada tanggal pelaporan, jumlah tercatat piutang telah mencerminkan nilai wajarnya dan nilai tercatat tersebut dapat berubah secara material pada tahun pelaporan berikutnya, namun perubahan itu bukan berasal dari asumsi maupun estimasi yang dibuat pada tanggal pelaporan ini (lihat Catatan 6). Estimasi Aset Pajak Tangguhan Pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan jumlah pajak tangguhan yang diakui sebagai laba atau rugi serta jumlah yang dicatat sebagai aset pajak tangguhan. Pengakuan tersebut dilakukan hanya jika besar kemungkinan aset tersebut akan terpulihkan dalam bentuk manfaat ekonomi yang akan diterima pada periode mendatang, dimana perbedaan temporer dan akumulasi rugi fiskal masih dapat digunakan. Manajemen juga mempertimbangkan estimasi laba kena pajak di masa datang dan perencanaan strategis perpajakan dalam mengevaluasi aset pajak tangguhannya agar sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku maupun perubahannya. Sebagai akibatnya, terkait dengan sifat bawaannya, ada kemungkinan bahwa perhitungan pajak tangguhan berhubungan dengan pola yang kompleks dimana penilaian memerlukan pertimbangan dan tidak diharapkan menghasilkan perhitungan yang akurat. Estimasi pajak tangguhan disajikan dalam Catatan 15. 39 PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 29. Sumber Ketidakpastian Estimasi dan Pertimbangan Akuntansi yang Penting (Lanjutan) Estimasi Umur Manfaat Ekonomis Aset Tetap Manajemen melakukan penelahaan berkala atas masa manfaat ekonomis aset tetap berdasarkan faktor-faktor seperti kondisi fisik dan teknis serta perkembangan teknologi mesin dan peralatan di masa depan. Hasil operasi di masa depan akan dipengaruhi secara material atas perubahan estimasi ini yang diakibatkan oleh perubahan faktor yang telah disebutkan di atas. Perubahan estimasi umur manfaat aset tetap, jika terjadi, diperlakukan secara prospektif sesuai PSAK No. 25 (Revisi 2010) “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan”. Jumlah tercatat aset tetap disajikan dalam Catatan 10. Imbalan Pascakerja Nilai kini Liabilitas imbalan pasti tergantung pada beberapa faktor yang ditentukan dengan dasar aktuarial berdasarkan beberapa asumsi. Asumsi yang digunakan untuk menentukan biaya (penghasilan) tersebut mencakup tingkat diskonto. Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat imbalan pascakerja. Perseroan menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada akhir tahun pelaporan, yakni tingkat suku bunga yang digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas keluar masa depan estimasian yang diharapkan untuk menyelesaikan Liabilitas. Dalam menentukan tingkat suku bunga yang sesuai, Perseroan mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi pemerintah yang didenominasikan dalam mata uang Rupiah dan memiliki jangka waktu yang serupa dengan jangka waktu Liabilitas yang terkait. Asumsi kunci lainnya sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini, selama periode dimana liabilitas imbalan pascakerja terselesaikan. Perubahan asumsi imbalan kerja ini akan berdampak pada pengakuan keuntungan atau kerugian aktuarial pada akhir tahun pelaporan. Informasi mengenai asumsi dan jumlah liabilitas dan beban imbalan pascakerja diungkapkan pada Catatan 19. Nilai Wajar atas Instrumen Keuangan Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif, ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. 30. Transaksi Non Kas 2016 Perolehan aset tetap melalui sewa pembiayaan 40 3.000.000 2015 -- PT IAPI MANUFAKTUR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Ribuan Rupiah) 31. Manajemen Permodalan 2016 2015 Jumlah utang Dikurang: Kas dan setara kas Utang Neto 93.864.350 (28.150.000) 65.714.350 92.341.250 (27.150.000) 65.191.250 Jumlah ekuitas Rasio Utang terhadap Ekuitas 125.851.825 0,52 117.309.075 0,56 Tujuan utama Perseroan dalam mengelola permodalan adalah untuk melindungi kemampuan Perseroan dalam mempertahankan kelangsungan usaha, sehingga Perseroan dapat melanjutkan untuk menyediakan imbal hasil bagi pemegang saham dan manfaat bagi pemangku kepentingan. Perseroan mengelola struktur modal dan membuat penyesuaian yang diperlukan dengan memperhatikan perubahan kondisi ekonomik dan karakteristik risiko aset yang mendasarinya. Untuk memelihara atau menyesuaikan struktur modal, Perseroan mungkin menyesuaikan jumlah dividen yang dibayar kepada pemegang saham, pengembalian modal kepada pemegang saham, penerbitan saham baru, atau menjual aset untuk mengurangi utang. Selama 2016, strategi Perseroan tidak berubah sejak 2013, yaitu mempertahankan rasio utang terhadap ekuitas pada batas bawah 1:1, dalam rangka menjamin akses ke pembiayaan dengan biaya yang wajar untuk mempertahankan peringkat kredit. 32. Komitmen dan Perjanjian Signifikan Pada tanggal 15 Februari 2016, Perseroan menandatangani partnership agreement dengan Oxi dimana Perseroan ditunjuk oleh Oxi sebagai exclusive partner atas produk Oxi wilayah A. Perjanjian ini efektif berlaku sejak tanggal 15 Februari 2016 sampai dengan 15 Februari 2017. Perjanjian ini diperpanjang secara otomatis untuk periode satu tahun kecuali diakhiri oleh salah satu pihak dalam waktu paling lambat 30 hari sebelum perjanjian berakhir. 33. Tanggal Penyelesaian Laporan Keuangan Direksi bertanggung jawab atas penyajian dan pengungkapan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2016 yang disusun dan diotorisasi pada tanggal 7 Maret 2017. 41 Member Firm of Kantor Akuntan Publik TOTO SUJARWO & Rekan Izin Usaha No. xxx/KM.6/2xx6 Jl. Proklamasi, Jakarta Tel. 021- 4567xxx, Fax. 021-4561xxx LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Laporan No: 074/EI-2016/TTS Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT IAPI Manufaktur Kami telah mengaudit laporan keuangan PT IAPI Manufaktur terlampir, yang terdiri dari laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 2016, serta laporan laba-rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya. Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dan atas pengendalian internal yang dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Tanggung Jawab Auditor Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan tersebut berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas dari kesalahan penyajian material. Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angkaangka dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan entitas untuk merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian internal entitas. Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit kami. KAP Toto Sujarwo & Rekan adalah anggota TS International yang bersifat independen. TS International adalah Organisasi Audit Indonesia independen yang didirikan berdasarkan ketentuan hukum di Indonesia. Member Firm of Kantor Akuntan Publik TOTO SUJARWO & Rekan Izin Usaha No. xxx/KM.6/2xx6 Jl. Proklamasi, Jakarta Tel. 021- 4567xxx, Fax. 021-4561xxx Opini Menurut opini kami, laporan keuangan terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT IAPI Manufaktur tanggal 31 Desember 2016, serta kinerja keuangan dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. KAP TOTO SUJARWO & Rekan Toto Sujarwo, CPA Nomor Izin Akuntan Publik: AP.0xxx Jakarta, 7 Maret 2017 KAP Toto Sujarwo & Rekan adalah anggota TS International yang bersifat independen. TS International adalah Organisasi Audit Indonesia independen yang didirikan berdasarkan ketentuan hukum di Indonesia. Halaman ini sengaja dikosongkan Contact Us: Office 8 Building 12th Floor Sudirman Central Business District (SCBD) Lot 28 Senopati Raya Jl. Jend. Sudirman Kav.52-53 Jakarta Selatan 12190 Hunting: (021) 7279 5445, 7279 5446 www.iapi.or.id © 2017 Institut Akuntan Publik Indonesia