Uploaded by User40642

34719-78007-1-PB (1)

advertisement
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 2, (2018) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
C131
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Integrasi
Pengembangan Kawasan Wisata di Pulau Segitiga
Emas Kabupaten Sumenep
Lailatul Jum’atin Jannah dan Hertiari Idajati
Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Arsitektur Desain dan Perencanaan,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
e-mail: [email protected]
Abstrak—Pulau Segitiga Emas yang terdiri dari Pulau Gili
Iyang, Gili Labak, dan Gili Genting terletak di Kabupaten
Sumenep, Jawa Timur merupakan salah satu wisata yang
mempunyai perbedaan distribusi dan trend jumlah wisatawan.
Hal ini karena beberapa masalah seperti minimnya penyediaan
sarana prasarana terutama di Pulau Gili Labak, akomodasi
wisata yang kurang memadai di Pulau Gili Iyang, tidak adanya
sarana kesehatan di destinasi wisata Pulau Gili Genting, serta
tidak adanya dermaga wisata di Pulau Gili Iyang dan Gili
Labak. Hal ini perlu adanya penyelesaian secara terintegrasi di
tiga pulau yang disebut Pulau Segitiga Emas. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk merumuskan strategi
pengembangan kawasan wisata yang terintegrasi berdasarkan
konsep integrated tourism di Pulau Segitiga Emas, Kabupaten
Sumenep. Penelitian ini terdiri dari 3 tahap. Tahap pertama
menggunakan
Analisis
Deskriptif
Kualitatif
untuk
mengidentifikasi potensi dan kendala di masing-masing pulau.
Tahap kedua menggunakan Analisis Delphi, untuk menentukan
faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kawasan
wisata yang terintegrasi di Pulau Segitiga Emas. Tahap terakhir
menggunakan
Analisis
Deskriptif
Kualitatif
untuk
merumuskan strategi pengembangan kawasan wisata yang
terintegrasi di Pulau Segitiga Emas, Kabupaten Sumenep. Hasil
dari penelitian ini yaitu strategi pengembangan kawasan wisata,
seperti membuat tema wisata di tiga pulau sesuai dengan
karaktertistik,
menentukan
diferensiasi
kegiatan,
menyelaraskan
penyediaan
fasilitas
penyebrangan,
menkoordinasikan penyediaan informasi moda transportasi
berdasarkan jadwal wisata, mengintegrasikan penjadwalan
penyebrangan antar pulau melalui paket wisata, dan
melakukan sinergi publikasi wisata Pulau Segitiga Emas.
Kata Kunci—Pulau Segitiga Emas, Integrasi Wisata, Analisis
Delphi.
I. PENDAHULUAN
P
ULAU Segitiga Emas merupakan sebuah julukan dari
tiga pulau yaitu Pulau Gili Iyang, Gili Labak, dan Pulau
Gili Genting yang terletak di Kabupaten Sumenep, Jawa
Timur. Julukan ini sebagai bentuk upaya branding wisata di
Kabupaten Sumenep untuk mendukung program Visit
Sumenep 2018. Dimana program tersebut menargetkan dapat
menarik 1 juta wisatawan berkunjung ke Kabupaten Sumenep
pada tahun 2018.
Dengan adanya tagline Pulau Segitiga Emas berarti
Pemerintah Daerah ingin mengembangkan kegiatan
pariwisata secara terintegrasi di tiga pulau yang terdiri dari
Pulau Gili Iyang, Gili Labak, dan Pulau Gili Genting. Tiga
pulau ini memiliki lokasi yang saling berdekatan dan apabila
dihubungkan akan membentuk garis segitiga. Tiga pulau ini
juga memiliki potensi dan daya tarik wisata yang berbedabeda pada masing-masing pulau.
Dimana Pulau Gili Iyang memiliki daya tarik wisata
kesehatan dengan kandungan oksigen (O2) terbaik di dunia
sebesar 21% di atas rata-rata berdasarkan penelitian LAPAN
(Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) dan
Penelitian BLH Kabupaten Sumenep Tahun 2016. Pulau Gili
Labak merupakan wisata bahari yang dikenal dengan
perairannya yang jernih berisi biota laut dan terumbu karang.
Sedangkan, Pulau Gili Genting terkenal dengan alam yang
menawarkan panorama dan keunikan pantai menyerupai
angka 9.
Berdasarkan data pengunjung Dinas Pariwisata,
Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora)
Kabupaten Sumenep, jumlah wisatawan meningkat sebesar
65%. Dimana, pada tahun 2016 sebanyak 21.030 orang,
meningkat menjadi 61.174 orang pada tahun 2017. Apabila,
dilihat rincian jumlah pengunjung tahun 2017, Pulau Gili
Iyang dengan luas pulau sebesar 9 km2 ini memiliki sebanyak
7.754 wisatawan, Pulau Gili Labak yang merupakan pulau
terkecil dengan luas wilayah hanya 5 Ha ini memiliki
sebanyak 31.089 wisatawan, sedangkan Pulau Gili Genting
dengan luas pulau sebesar 30,3 km2 ini memiliki sebanyak
75.775 wisatawan. Apabila dilihat dari trend jumlah
wisatawan di tiga pulau tersebut dari tahun 2016-2017 terjadi
ketidak seimbangan, dimana jumlah kunjungan wisatawan
Pulau Gili Iyang meningkat sebesar 20%, Pulau Gili Labak
mengalami penurunan sebesar 8%, sedangkan Pulau Gili
Genting merupakan destinasi wisata baru di Kabupaten
Sumenep.
Selain persoalan perbedaan distribusi dan trend jumlah
wisatawan di tiga pulau tersebut, masalah lain yang ada yaitu
minimnya penyediaan sarana dan prasarana di Pulau Gili
Labak terutama ketersediaan listrik dan air bersih, masalah
akomodasi wisata yang kurang memadai di Pulau Gili Iyang,
sarana kesehatan yang tidak ada di destinasi wisata Pulau Gili
Genting, dan aksessibilitas yang memprihatinkan di Pulau
Gili Iyang, serta tidak adanya dermaga wisata di Pulau Gili
Iyang dan Gili Labak[1].
Dengan adanya potensi dan masalah di atas, maka perlu
dilakukan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
integrasi pengembangan wisata di Pulau Segitiga Emas,
Kabupaten Sumenep.
II. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah
pendekatan rasionalistik. Metode rasionalistik merupakan
metode dengan peneliti bertindak sebagai instrumen utama,
penelitian dilakukan dengan proses interview secara
mendalam dan mendetail secara silang dan berulang untuk
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 2, (2018) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
dapat mengetahui perkembangan kawasan, lingkungan serta
perubahan-perubahan yang mungkin terjadi. Pendekatan
rasionalistik adalah pendekatan yang bersumber dari teori dan
kondisi empiris serta memperlihatkan nilai-nilai yang ada di
masyarakat[2].
15.Keterpaduan fasilitas
tempat makan
16.Keterpaduan antar
kondisi infrastruktur
Kelembagaan
B. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan jenis pendekatan penelitian
deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif
merupakan suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang
keadaan suatu obyek. Landasan teori dimanfaatkan sebagai
pemandu atau pedoman agar fokus penelitian sesuai dengan
fakta di lapangan[3].
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu kumpulan atribut atau
sifat atau nilai dari suatu obyek atau kegiatan yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dideskripsikan dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Variabel penelitian diperoleh berdasarkan
kajian pustaka dan kemudian dipilih berdasarkan
kesesuaiannya dengan kebutuhan penelitian. Variabelvariabel yang digunakan seperti yang terdapat pada Tabel 1.
Tabel 1.
Variabel Penelitian
Indikator
Daya Tarik
Wisata
Variabel
Sub-Variabel
Kedekatan geografis
DTW
-
Diferensiasi atraksi
wisata
1. Diferensiasi atraksi
wisata alami
2. Diferensiasi event yang
diadakan di ODTW
Aksessibilitas
Moda transportasi
penghubung
3. Jenis fasilitas
penyebrangan
4. Jadwal penyebrangan
5. Kualitas moda
transportasi penyebrangan
Keterjangkauan
moda transportasi
penghubung
6. Kemudahan
memperoleh moda
transportasi penyebrangan
7. Kemudahan
mendapatkan informasi
jadwal penyebrangan
8. Biaya moda transportasi
penyebrangan
Ketersediaan akses
pengubung destinasi
wisata
9. Ketersediaan rute
penyebrangan
10.Perbedaan rute
keberangkatan dan
kepulangan
11.Rute alternatif
penyebrangan
Fasilitas
Pendukung
Ketersediaan
fasilitas pendukung
12.Ketersediaan kelompok
penyedia jasa
penyebrangan
13.Ketersediaan kantor
informasi wisata
Keterpaduan fasilitas
pendukung
14.Keterpaduan fasilitas
penginapan
C132
Kebijakan
pemerintah
17.Peran pemerintah dalam
pengembangan kawasan
wisata
18.Upaya pemerintah
dalam pengembangan
kawasan wisata
Keterlibatan
masyarakat lokal
19.Keterlibatan masyarakat
dalam pengelolaan
20.Keterlibatan masyarakat
dalam pemasaran
Promosi
Kerjasama antara
pemerintah,
pengelola, investor
dan masyarakat
-
Kerja sama antara
pengelola dan agen
travel
-
Kebijakan dan upaya
promosi destinasi
wisata
21.Publikasi destinasi
wisata
22.Pemasaran destinasi
wisata
D. Populasi dan Sampel
Dalam menentukan faktor – faktor yang mempengaruhi
pengembangan kawasan wisata yang terintegrasi di Pulau
Segitiga Emas Kabupaten Sumenep, maka diperlukan
stakeholder yang mengerti tentang pengembangan kawasan
wisata Pulau Segitiga Emas itu sendiri. Kemudian setelah
dilakukan analisis stakeholder berdasarkan tingkat
kepentingan dan pengaruh pada masing - masing stakeholder
maka diketahui bahwa sampel dalam penelitian terdiri dari
pemerintah, swasta dan masyarakat. Dimana pemerintah
antara lain seperti Bappeda Sumenep, Disbudparpora
Kabupaten Sumenep, Dinas PRKP dan Cipta Karya
Sumenep, Kantor Kecamatan, dan Kepala Desa. Untuk pihak
swasta seperti pengelola wisata, agent travel, pihak penyedia
penginapan dan tempat makanan (restoran). Sedangkan,
masyarakat sendiri yaitu masyarakat lokal dan Pokdarwis.
Pada penelitian ini, setelah dilakukan screening terhadap
responden penelitian atau stakeholder maka terdapat 6
stakeholder terpilih yang dijadikan sebagai responden
penelitian, diantaranya Disbudparpora Kabupaten Sumenep
(Responden 1), Dinas Cipta Karya Kabupaten Sumenep
(Responden 2), POKDARIWS Andang Taruna Pulau Gili
Iyang (Responden 3), Agent Travel Laut Biru Express
(Responden 4), Pengelola Wisata Pantai Sembilan Pulau Gili
Genting (Responden 5), dan POKDARWIS Pulau Gili Labak
(Responden 6).
E. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu dilakukan dengan survey primer dengan
cara mengisi kuisioner penelitian melalui wawancara atau indept interview kepada stakeholder yang telah ditentukan.
F. Metode Analisis Data
Analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi integrasi pengembangan kawasan
wisata Pulau Segitiga Emas Kabupaten Sumenep sesuai
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 2, (2018) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
dengan variabel yang telah ditentukan dalam penelitian yaitu
Analisis Delphi.
Analisis Dephi merupakan metode
penelitian kualitatif yang digunakan untuk untuk membahas
suatu permasalahan dengan tujuan mencapai konsensus atau
kesepakatan[4]. Analisis Delphi dilakukan dengan cara
menyebar kuisioner dan melakukan wawancara semi
terstruktur kepada responden yang terpilih pada analisis
stakeholder. Kuisioner analisis delphi yang disebarkan
dilakukan secara bertahap tergantung ketercapaian konsensus
atau kesepakatan responden. Apabila terdapat responden
yang belum menyetujui variabel dalam faktor-faktor yang
mempengaruhi integrasi pengembangan kawasan wisata
Pulau Segitiga Emas Kabupaten Sumenep ini, maka
dilanjutkan kepada tahap II dimana dilakukan iterasi
(pengulangan) kepada responden tersebut sampai terjadi
konsensus antar responden. Berikut ini merupakan langkahlangkah dari tahap analisi delphi dalam penelitian ini:
1. Wawancara Stakeholder
Stakeholder yang dimaksud adalah stakeholder yang telah
ditentukan dalam sampel penelitian. Wawancara yang
dilakukan untuk mengetahui apakah variabel yang telah
dirumuskan dari hasil sintesa teori dapat dijadikan sebagai
faktor-faktor yang mempengaruhi integrasi pengembangan
kawasan wisata di Pulau Segitiga Emas Kabupaten Sumenep.
2. Reduksi dan Tampilan Data Hasil Wawancara
Reduksi data yang dimaksud di sini adalah proses memilih
dan memfokuskan data dari transkip hasil wawancara
eksplorasi dengan stakeholder. Dari ringkasan hasil
wawancara dan proses reduksi maka didapatkan faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap integrasi pengembangan kawasan
wisata Pulau Segitiga Emas Kabupaten Sumenep berdasarkan
pendapat dari para stakeholder terpilih (key responden).
3. Iterasi dan Penarikan Kesimpulan
Iterasi atau pengulangan di sini ditujukan untuk
memastikan apakah instrumen hasil wawancara sesuai
dengan maksud yang diberikan oleh masing-masing
stakeholder. Dari hasil identifikasi instrumen berdasarkan
pendapat dari masing-masing responden, kemudian
dikelompokkan secara substansial. Terhadap instrumen lain
yang belum disebutkan oleh semua stakeholder, maka akan
dilakukan cross check terhadap responden lainnya. Sehingga
dapat dirumuskan kesimpulan faktor-faktor yang
mempengaruhi pengembangan kawasan wisata yang
terintegrasi di Pulau Segitiga Emas Kabupaten Sumenep.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil wawancara melalui penyebaran
kuisioner penelitian kepada stakeholder terpilih, faktor-faktor
yang mempengaruhi integrasi pengembangan kawasan
wisata di Pulau Segitiga Emas yaitu sebagai berikut:
C133
Hasil wawancara tahap I yaitu eksplorasi komponen secara
signifikan mempengaruhi integrasi pengembangan kawasan
wisata di Pulau Segitiga Emas Kabupaten Sumenep
berdasarkan pendapat responden.
Tabel 1.
Hasil Eksplorasi Analisis Delphi Tahap I
Hasil Analisis
(Konsensus
Responden)
∑ (Jumlah
Variabel)
100%
19
diferensiasi atraksi wisata alami,
diferensiasi event di ODTW; jenis
fasilitas
penyebrangan;
jadwal
penyebrangan;
kualitas
moda
transportasi
penyebrangan;
kemudahan
memperoleh
moda
transportasi
penyebrangan;
kemudahan mendapatkan informasi
jadwal penyebrangan; biaya moda
transportasi
penyebrangan;
ketersediaan rute penyebrangan;
keterpaduan fasilitas penginapan;
keterpaduan fasilitas tempat makan;
keterpaduan infrastruktur; peran
pemerintah dalam pengembangan
wisata; upaya pemerintah dalam
pengemmbangan wisata, keterlibatan
masyarakat dalam pengelolaan;
keterlibatan
masyarakat
dalam
pemasaran;
kerjasama
antara
pemerintah, investor,dan masyarakat
lokal;publikasi
destinasi
wisata;pemasaran destinasi wisata
83%
3
kedekatan
antar
destinasi
wisata;ketersediaan
kelompok
penyedia
jasa
penyebrangan;
kerjasama antara pengelola dan agent
travel
67%
2
Perbedaan rute kebrangkatan dan
kepulangan;rute
alternatif
penyebrangan
33%
1
kantor informasi wisata di kawasan
wisata
Total Variabel
25
Variabel
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa terdapat 19
variabel yang 100% responden sepakat dapat mempengaruhi
integrasi pengembangan kawasan wisata di Pulau Segitiga
emas, Kabupaten Sumenep. Sebanyak 3 variabel yang 83%
responden sepakat mempengaruhi integrasi pengembangan
kawasan wisata di Pulau Segitiga Emas, dan sebanyak 2
variabel yang 67% responden sepakat mempengaruhi
integrasi pengembangan kawasan wisata di Pulau Segitiga
Emas, serta 1 variabel yang 33% responden sepakat
mempengaruhi integrasi pengembangan kawasan wisata di
Pulau Segitiga Emas Kabupaten Sumenep.
A. Eksplorasi Analisis Delphi Tahap I
Pada analisis delphi tahap I metode yang digunakan yaitu
wawancara semi terstruktur, dimana responden secara
langsung menyatakan pendapat menurut pengalaman dan
wawasannya terkait faktor-faktor yang mempengaruhi
integrasi pengembangan kawasan wisata di Pulau Segitiga
Emas Kabupaten Sumenep, serta boleh dilakukan
penambahan variabel oleh responden selama variabelnya
masih dapat diterima dan berhubungan dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi integrasi pengembangan kawasam
wisata di Pulau Segitiga Emas Kabupaten Sumenep.
Gambar 1. Diagram hasil analisis delphi tahap I.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 2, (2018) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
Berdasarkan Gambar 1 analisis dephi tahap I sebesar 76%
responden setuju 100% terhadap variabel yang
mempengaruhi integrasi pengembangan kawasan wisata di
Pulau Segitiga Emas Kabupaten Sumenep. Terdapat 19
variabel disepakati oleh responden sebagai faktor-faktor yang
mempengaruhi integrasi pengembangan kawasan wisata di
Pulau Segitiga Emas Kabupaten Sumenep. Dari jumlah total
25 variabel terdapat 6 variabel yang belum disepakati 100%
oleh responden. Enam variabel atau faktor yang belum
mencapai konsensus diantaranya, yaitu kedekatan antar
destinasi wisata, perbedaan rute keberangkatan dan
kepulangan, rute alternatif penyebrangan, ketersediaan
kelompok penyedia jasa penyebrangan, ketersediaan kantor
informasi wisata di kawasan wisata, serta kerja sama antara
pengelola dan agen travel.
Kemudian pada Analisis Delphi tahap I, terdapat
penambahan faktor oleh responden yang dijadikan sebagai
varaibel baru. Dimana ada 3 varaibel baru berdasarkan hasil
wawancara Analisis Delphi Tahap I dengan responden
diantaranya, yaitu:
1. Modal sosial masyarakat (sikap masyarakat ; keramahan)
di kawasan wisata Pulau Segitaga Emas Kabupaten
Sumenep.
2. Tersedianya signal internet di kawasan wisata Pulau
Segitiga Emas Kabupaten Sumenep.
3. Inovasi tema wisata di destinasi Pulau Segitiga Emas
Kabupaten Sumenep.
Variabel-variabel baru di atas akan dimasukkan ke dalam
Analisis Delphi Tahap II atau tahap iterasi (pengulangan) I
sebagai variabel tambahan. Hal ini dilakukan dengan cara
ditanyakan
kembali melalui in-dept interview atau
wawancara tertutup kepada responden penelitian.
B. Eksplorasi Analisis Delphi Tahap II (Iterasi 1)
Pada analisis delphi tahap II yang merupakan tahap tahap
iterasi atau pengulangan, dilakukan dengan eksplorasi
pendapat responden terhadap variabel yang belum tercapai
kesepakatan antar responden pada analisis delphi tahap I
sebelumnya serta variabel tambahan apabila terdapat
penambahan variabel baru diajukan oleh para responden
untuk dijadikan faktor baru dengan cara melakukan
wawancara dan konfirmasi kepada responden yang sama.
pengembangan kawasan wisata di Pulau Segitiga Emas
Kabupaten Sumenep, serta 1 variabel yang disepakati oleh
17%
responden
dapat
mempengaruhi
integrasi
pengembangan kawasan wisata di Pulau Segitiga Emas
Kabupaten Sumenep.
Gambar 2. Diagram hasil analisis delphi tahap II
Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui analisis dephi tahap
II sebesar 78% responden setuju 100% terhadap variabel
yang mempengaruhi integrasi pengembangan kawasan
wisata di Pulau Segitiga Emas Kabupaten Sumenep. Terdapat
7 variabel disepakati oleh responden sebagai faktor-faktor
yang mempengaruhi integrasi pengembangan kawasan
wisata di Pulau Segitiga Emas Kabupaten Sumenep. Dari
jumlah total 9 variabel pada analisis delphi tahap II ini,
terdapat 2 variabel yang belum disepakati 100% oleh
responden. Dua variabel atau faktor yang belum mencapai
konsensus diantaranya, yaitu ketersediaan kantor informasi
wisata dan tersedianya signal internet di kawasan wisata.
C. Eksplorasi Analisis Delphi Tahap III (Iterasi 2)
Analisis Delphi Tahap III merupakan tahap iterasi ke 2
dengan kembali atau mengulang dalam melakukan eksplorasi
pendapat responden terhadap variabel yang belum mencapai
konsensus atau kesepakatan pada tahap sebelumnya yaitu
analisis delphi tahap II atau iterasi ke 1. Hasil analisis delphi
tahap II dari para responden yang akan dikonfirmasikan
kembali pada analisis delphi tahap III dengan melakukan
wawanacara (in-dept-interview) kepada responden yang
sama.
Tabel 4.
Hasil Eksplorasi Analisis Delphi Tahap III
Tabel 2.
Hasil Eksplorasi Analisis Delphi Tahap II
Hasil Analisis
(Konsensus
Responden)
∑ (Jumlah
Variabel)
100%
7
Variabel
kedekatan antar destinasi wisata;
perbedaan rute keberangkatan dan
kepulangan;
rute
alternatif
penyebrangan; ketersediaan kelompok
penyedia jasa penyebrangan; kerjasama
antara pengelola dan agent travel; modal
sosial
masyarakat
di
kawasan
wisata;inovasi tema wisata
83%
1
tersedianya signal internet di kawasan
wisata
177%
1
kantor informasi wisata di kawasan
wisata
Total Variabel
9
Berdasarkan Tabel 3 hasil analisis delphi tahap II dapat
diketahui bahwa terdapat 7 variabel yang 100% responden
sepakat dapat mempengaruhi integrasi pengembangan
kawasan wisata di Pulau Segitiga emas, Kabupaten Sumenep,
dan 1 variabel yang disepakati 83% mempengaruhi integrasi
C134
Hasil Analisis
(Konsensus
Responden)
∑ (Jumlah
Variabel)
100%
1
tersedianya signal internet di kawasan
wisata
0%
1
kantor informasi wisata di kawasan
wisata
Total Variabel
2
Variabel
Berdasarkan tabel hasil analisis delphi tahap III tersebut
didapatkan semua variabel sudah konsensus dan disepakati.
Dimana terdapat 1 variabel yang 100% disepakati oleh
responden dapat mempengaruhi integrasi pengembangan
kawasan wisata di Pulau Segitiga emas, Kabupaten Sumenep
yaitu variabel tersedianya signal internet di kawasan wisata.
Sedangkan, 1 variabel lagi yaitu ketersediaan kantor
informasi wisata di kawasan wisata disepakati tidak
mempengaruhi integrasi pengembangan kawasan wisata di
Pulau Segitiga emas (Gili Iyang, Gili Labak, dan Gili
Genting), Kabupaten Sumenep. Untuk lebih jelasnya, berikut
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 2, (2018) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
C135
gambar diagram ilustrasi dari hasi1 eksplorasi analisis delphi
tahap III.
Gambar 3. Diagram hasil analisis delphi tahap III
Berdasarkan Gambar 3 analisis delphi tahap III sebesar
50% responden setuju 100% terhadap variabel yang
mempengaruhi integrasi pengembangan kawasan wisata di
Pulau Segitiga Emas Kabupaten Sumenep yaitu tersedianya
signal internet di kawasan wisata. Dan sebesar 50%
responden tidak setuju atau setuju 0% terhadap variabel
ketersediaan kantor informasi wisata. Setuju 100% terhadap
variabel tersedianya signal internet di kawasan wisata
mempengaruhi integrasi pengembangan kawasan wisata di
Pulau Segitiga Emas Kabupaten Sumenep, salah satu alasan
wisatawan untuk berkunjung ke tempat wisata dan esensi
berwisata sudah berubah dimana jaman sekarang berwisata
sebagai ajang pamer di media sosial sehingga dibutuhkan
signal internet di kawasan wisata.
Sedangkan, variabel ketersediaan kantor informasi wisata
(TIC) di kawasan wisata disepakati tidak mempengaruhi
integrasi pengembangan kawasan wisata di Pulau Segitiga
Emas Kabupaten Sumenep karena selama ini menggunakan
media online sebagai penyebar informasi wisata di masingmasing pulau yang termasuk ke dalam Pulau Segitiga Emas
Kabupaten Sumenep.
Gambar 4. Peta Wilayah Penelitian Pulau Segitiga Emas Kabupaten
Sumenep
Gambar 5. Peta Rute Penyebrangan di Kawasan Wisata Pulau Segitiga Emas
Kabupaten Sumenep
IV. KESIMPULAN
Penggunaan variabel pada analisis delphi sebelumnya
berjumlah 25 variabel. Setelah dilakukan tahapan analisis
delphi, jumlah variaebl bertambah menjadi 28 variabel. Hal
ini karena terjadi penambahan faktor yang dijadikan sebagai
variabel baru sebanyak 3 variabel berdasarkan usulan dari
responden. Sehingga jumlah keseluruhan variabel pada
Analisis Delphi penelitian ini yaitu 28 variabel. Kemudian,
berdasarkan hasil akhir analisis delphi yang telah dilakukan
sampai dengan tahap III analisis delphi sebanyak 27 variabel
mempengaruhi integrasi pengembangan kawasan wisata di
Pulau Segitiga Emas Kabupaten Sumenep. Sedangkan, 1
variabel tidak mempengaruhi integrasi pengembangan
kawasan wisata di Pulau Segitiga Emas Kabupaten Sumenep.
Jadi berdasarkan penjelasan tersebut, didapat faktor-faktor
yang mempengaruhi integrasi pengembangan kawasan
wisata di Pulau Segitiga Emas Kabupaten Sumenep.
Faktor daya tarik wisata dipengaruhi oleh kedekatan antar
destinasi wisata, diferensiasi atraksi wisata alami, dan
diferensiasi event.
Faktor aksessibilitas dipengaruhi oleh jenis fasilitas
penyebrangan, jadwal penyebrangan, kualitas moda
transportasi penyebrangan, kemudahan memperoleh moda
transportasi penyebrangan, kemudahan mendapatkan
informasi jadwal penyebrangan, biaya moda transportasi
penyebrangan, ketersediaan rute penyebrangan, perbedaan
rute keberangkatan dan kepulangan, dan adanya rute
alternatif penyebrangan.
Faktor fasilitas pendukung dipengaruhi oleh ketersediaan
kelompok penyedia jasa penyebrangan, keterpaduan fasilitas
penginapan, keterpaduan fasilitas tempat makan, keterpaduan
infrastruktur, dan adanya signal internet/jaringan
telekomunikasi.
Faktor kelembagaan dipengaruhi oleh peran dan upaya
pemerintah, modal sosial masyarakat lokal, keterlibatan
masyarakat dalam pengelolaan, keterlibatan masyarakat
dalam pemasaran dan perencanaan, kerja sama antara
pemerintah, pengelola, investor dan masyarakat lokal, serta
kerja sama antara pengelola dan agen travel.
Faktor promosi dipengaruhi oleh publikasi potensi wisata,
pemasaran wisata, dan inovasi tema wisata.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa terdapat 27
faktor yang mempengaruhi integrasi pengembangan kawasan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 2, (2018) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
wisata di Pulau Segitiga Emas Kabupaten Sumenep. Dan
dapat disimpulkan bahwa hanya 1 faktor yang tidak
mempengaruhi integrasi pengembangan kawasan wisata di
Pulau Segitiga Emas Kabupaten Sumenep. Faktor tersebut
yaitu ketersediaan kantor informasi wisata (TIC) di kawasan
wisata. Hal ini karena para stakeholder sepakat bahwa saat ini
belum diperlukan kantor informasi wisata (TIC) untuk
dilakukan integrasi pengembangan kawasan wisata di Pulau
Segitiga Emas, para stakeholder sepakat dengan memilih
untuk mengoptimalkan dan memaksimalkan media online
dan website resmi sebagai sarana informasi dan promosi
wisata Pulau Segitiga Emas Kabupaten Sumenep dengan
kerjasama antara pemerintah, agent travel, dan pengelola
wisata maka informasi dapat tersalurkan kepada wisatawan
dan masyarakat umum.
C136
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
PERDA RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah)
Kabupaten Sumenep Th 2009-2029. .
N. Muhadjir, Metodologi penelitian kualitatif : pendekatan
positivistik, rasionalistik, phenomenologik, dan realisme metaphisik
telaah studi teks dan penelitian agama. Yogyakarta: Rake Sarasin,
2004.
S. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: AFABETA, 2011.
H. A. Linstone, M. Turoff, and O. Helmer, The Delphi Method
Techniques and Applications Edited by. New Jersey: New Jersey
Institute of Technology.
Download