Uploaded by mikrametalurgi

117238 1 Kuliah Disain Standar dan Kendali Mutu Chapter 4.0 Reduced File Size(1)

advertisement
Disain Standar dan Kendali Mutu
Chapter 4 – Introduction to SNI
Teknik Metalugi - Untirta
Cilegon, 1 March 2018
Referensi: Bambang Prasetya, Peran Standardisasi dan Penilaian KesesuaianDalam Mendukung Daya Saing Nasional, Sosialisasi Peran SPK dalam Meningkatan Daya Saing,
(2018), http://bsn.go.id/uploads/download/materi_kepala_bsn_-_pekanbaru_27_november.pdf
Referensi: Bambang Prasetya, Peran Standardisasi dan Penilaian KesesuaianDalam Mendukung Daya Saing Nasional, Sosialisasi Peran SPK dalam Meningkatan Daya Saing,
(2018), http://bsn.go.id/uploads/download/materi_kepala_bsn_-_pekanbaru_27_november.pdf
Ilustrasi sederhana tentang
“mutu”
Perusahaan A:
membuat rangka meja
Perusahaan B:
membuat laci meja
Perusahaan C (toko mebel):
merakit meja dan
menjual kepada pelanggan
TIDAK PUAS
PELANGGAN
ATAU
https://slideplayer.info/slide/2293966/
PUAS
“mutu” dan
sistem standardisasi nasional
STANDAR
METROLOGI
pengukuran dimensi
kerangka meja dan
laci meja
https://slideplayer.info/slide/2293966/
persyaratan dimensi
dan toleransi
kerangka meja dan
laci meja
MEJA BERMUTU:
pelanggan puas
MUTU
PENGUJIAN,
akreditasi,
inspeksi,
sertifikasi
“pengujian” kesesuaian
terhadap toleransi
kerangka meja dan laci
meja
‘PERANG’ dalam PASAR GLOBAL
peningkatan
harga!!!
peningkatan
biaya
produksi!
produk
tidak
aman!
tunjukkan bukti
pemenuhan
terhadap
persyaratan !!!!
menghalangi
akses produk
baru !!!!
hambatan
perdagangan
yang tidak
diinginkan!
https://slideplayer.info/slide/2293966/
SISTEM STANDARDISASI NASIONAL
‘SENJATA’ perang dalam PASAR GLOBAL
pengembangan
KOMITE STANDAR
standar pengukuran
NASIONAL
(metrologi ilmiah)
SATUAN UKURAN
regional: APMP
CGPM
Ketertelusuran
PENILAIA
KESESUAIAN
Akses
Pasar Global +
Proteksi
Pasar Nasional
DEPARTEMEN
regulasi
TEKNIS
regulasi
teknisteknis
alat
ukur
BADAN
METROLOGI
tentang
DAN INSTANSI
produk
(metrologi
legal)
NASIONAL
dan
mutu
TEKNIS
produk
regional: APLMF
WTO/OIML
Regulasi
Akreditasi
akreditasi
laboratorium
kalibrasii
KOMITE AKREDITASI
(metrologi
industri/terapan)
NASIONAL
regional: APLAC
ILAC/IAF
https://slideplayer.info/slide/2293966/
Standar
ISO/IEC/
Codex
standar (dokumen)
BADAN
STANDARDISASI
terkait
alat ukur
NASIONAL
regional: PASC
PERAN SNI dalam Transaksi Pasar
kesehatan
persyaratan
pasar
proteksi
pasar
domestik
penguatan
daya saing
pilihan
konsumen
syarat
minimum,
wajib
kelestarian
LH, dll
nilai
tambah,
sukarela
mutu efisiensi varietas, dll
awareness,
edukasi,
promosi
penetrasi
pasar global
keamanan
contoh
o mewajibkan pelabelan,
o jumlah bintang mencerminkan
tingkat hemat energi,
o unjuk kerja didasarkan pada
pernyataan produsen
o konsumen dapat memilih sesuai
kebutuhan dan kemampuan
pengawasan
, penegakan
hukum
contoh
SNI 04 -6504
– safety:
tidak
SNI IEC
mudah
60969terbakar,
performance:
dll
tahan xxxx
jam, efisiensi
energi, dll
SNI-04-6958
SNI-04-6504
SISTEM STANDARDISASI NASIONAL
MELINDUNGI MASYARAKAT DAN MENINGKATKAN DAYA SAING
MUTU
KRITERIA
di-regulasi oleh negara
wajib, pengawasan,
penegakan hukum
Kepatuhan
Kesesuaian
Kepercayaan
tidak di-regulasi
sukarela oleh pelaku usaha,
edukasi, kesadaran,
insentif
PENDEKATAN
SISTEMATIK
PERLINDUNGAN
(K3LH)
Konsensus
minimal, statik
wilayah nasional
https://slideplayer.info/slide/2293966/
INFRASTRUKTUR
MUTU
SISTEM
STANDARDISASI
NASIONAL
DAYA SAING
kemungkinan
terbaik, dinamis
pasar: nasional,
regional, internasional
SISTEM STANDARDISASI NASIONAL
MELINDUNGI MASYARAKAT DAN MENINGKATKAN DAYA SAING
IPTEK
Nilai Tambah:
Jaminan Mutu
untuk Daya Saing
standar
Pengujian
dan analisis
untuk produk
dan proses
LITBANG
kalibrasi
Inovasi
dalam
produk dan
proses
Persyararan Minimum:
Regulasi Teknis
Sertifikasi
produk
Sistem
sertifikasi
mutu
Lembaga
metrologi
nasional
Penilaian
Kesesuaian
(pelanggan)
Laboratorium uji
dan kalibrasi
Lembaga
sertifikasi dan
inspeksi
Perlindungan Konsumen
Sertifikat
kesesuaian
inspeksi
Asesmen alat
ukur
Metrologi
legal
Pengawasan
pasar
Penilaian
Kesesuaian
(regulasi)
Tera
Industri, Eksportir, Pemerintah, Konsumen
https://slideplayer.info/slide/2293966/
Lembaga
standardisasi
nasional
Lembaga
Akredtasi
nasional
ROADMAP: Strategi Standardisasi Nasional 2015-2025
menciptakan keunggulan kompetitif
platform bagi inovasi
mendukung
daya saing
dan kualitas
hidup
bangsa
indonesia
membuka askses pasar produk nasional
ke pasar global
meningkatkan
kepercayaan thd produk
nasional di pasardomestik
melindungi
kepenting
an pulik
dan
lingkungan
2015
2017
2019
2021
2023
2013
bertumpu
penguatan
penguatan penguatan
penguatan
pada
penerapan
kemampuan sinergi
efisiensi sistem
pemberlakuan SNI secara
penerapan dengan
produksi
regulasi teknis sukarela
standar
nasional
sistem
berdasarkan
negara
inovasi
kebutuhan
tujuan
nasional
pasar
ekspor
government driven
https://slideplayer.info/slide/2293966/
market driven
2025
challange (research and industry )driven
TUJUAN STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN
a) meningkatkan jaminan mutu, efisiensi produksi, daya saing
nasional, persaingan usaha yang sehat dan transparan dalam
perdagangan, kepastian usaha, dan kemampuan pelaku usaha,
serta kemampuan inovasi teknologi;
b) meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha,
tenaga kerja, dan masyarakat lainnya, serta negara, baik dari
aspek keselamatan, keamanan, kesehatan, maupun pelestarian
fungsi lingkungan hidup; dan
c) meningkatkan kepastian, kelancaran, dan efisiensi transaksi
perdagangan barang dan/atau jasa di dalam negeri dan luar
negeri
(UU 20 tahun 2014: pasal 3)
DEFINISI DAN RUANG LINGKUP
STANDARDISASI adalah proses merencanakan, merumuskan,
menetapkan, menerapkan, memberlakukan, memelihara, dan
mengawasi Standar yang dilaksanakan secara tertib dan bekerja
sama dengan semua pemangku kepentingan
(UU 20 tahun 2014: pasal 1 angka 1)
PENILAIAN KESESUAIAN adalah kegiatan untuk menilai
bahwa Barang, Jasa, Sistem, Proses, atau Personal telah
memenuhi persyaratan acuan
(UU 20 tahun 2014: pasal 1 angka 2)
RUANG LINGKUP:
Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian terhadap Barang, Jasa,
Sistem, Proses, dan Personal
(UU 20 tahun 2014: pasal 4)
Kelembagaan
Lembaga yang berwenang dalam penyusunan dan implementasi
Sistem Standardisasi Nasional adalah :
ü Badan Standardisasi Nasional
Pengembangan dan pembinaan bidang standardisasi
(Keppres 166, 173 Thn 2000, Keppres 16, 62 Thn 2001)
ü Komite Standar Nasional untuk Satuan Ukuran
Pengelolaan teknis ilmiah Standar Nasional untuk Satuan
Ukuran dilakukan oleh unit kerja di lingkungan Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang bertugas di bidang
metrologi (Keppres 79/2001)
ü Komite Akreditasi Nasional (Keppres 78/2001
- Menetapkan akreditasi
- Memberikan pertimbangan dlm menetapkan sistem
akreditasi
Badan Standardisasi Nasional
Badan Standardisasi Nasional
o melaksanakan tugas dan tanggungjawab pemerintah di bidang
STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN
o Lembaga Pemerintah Non Kementerian
berdasarkan Peraturan Presiden
yang
dibentuk
o bertanggungjawab kepada Presiden melalui menteri yang
mengkoordinasikan
BSN adalah koordinator penyusunan standardisasi nasional dengan
para stakeholder (pemerintah, pelaku usaha, konsumen dan kaum
profesional (ilmuwan)), KAN, dan KSNSU
Badan Standardisasi Nasional
Pengembangan SNI dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut:
Ø Tahap 1 Pemrograman SNI
Ø Tahap 2 Perumusan Rancangan SNI (RSNI)
Ø Tahap 3 Jajak Pendapat RSNI3
Ø Tahap 4 Persetujuan RSNI4
Ø Tahap 5 Penetapan SNI
Ø Tahap 6 Pemeliharaan SNI
Program Nasional Perumusan Standar
2/3*) setuju à RASNI
Rancangan Akhir SNI
Panitia Teknis/ Sub Panitia Teknis
Note: *)Anggota PT, SPT dan Mastan yg relevan dan memiliki hak suara
Note: SISPK _ Sistem Informasi Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian
Referensi: Bambang Prasetya, Peran Standardisasi dan Penilaian KesesuaianDalam Mendukung Daya Saing Nasional, Sosialisasi Peran SPK dalam Meningkatan Daya Saing,
(2018), http://bsn.go.id/uploads/download/materi_kepala_bsn_-_pekanbaru_27_november.pdf
Referensi: Bambang Prasetya, Peran Standardisasi dan Penilaian KesesuaianDalam Mendukung Daya Saing Nasional, Sosialisasi Peran SPK dalam Meningkatan Daya Saing,
(2018), http://bsn.go.id/uploads/download/materi_kepala_bsn_-_pekanbaru_27_november.pdf
Penerapan SNI
§ Berlaku diseluruh wilayah R.I;
§ Bersifat sukarela;
• Dalam hal berkaitan dengan keselamatan, keamanan, kesehatan,
pelestarian fungsi lingkungan hidup dan/atau pertimbangan ekonomi
dapat diberlakukan wajib oleh instansi teknis yang terkait;
• Tata cara pemberlakuan SNI wajib di atur dengan Keputusan Pimpinan
Instansi Teknis
§ Penerapan Standar Nasional Indonesia dilakukan melalui kegiatan sertifikasi
dan akreditasi
§ Barang, Jasa, Proses dan Personel yg memenuhi spesifikasi SNI dapat
diberikat sertifikat dan/atau dibubuhi tanda tangan SNI
§ Sertifikat diberikan oleh:
ü
Lembaga Sertifikasi
ü
Lembaga Inspeksi
ü
ü
Lembaga Pelatihan
Laboratorium
yang diakreditasi KAN
PENGAWASAN SNI
Pengawasan dilakukan di seluruh rangkaian rantai pasokan (supply chain)
Penarikan barang
Sistem Safety Alert
Produsen DN
Distributor
(Wholesaler)
PSI
Pengecer
(Retailer)
Pre Shipment Inspection
Produsen LN
Importir
Pengawasan
di Kawasan Pabean
UU No.3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
Reference: Materi_Kepala Pusat Standardisasi_SERTIFIKASI PRODUK PENGGUNAAN TANDA SNI/KESESUAIAN BIDANG INDUSTRI,
Workshop 17065 (2014)
Komite Akreditasi Nasional (KAN)
Komite Akreditasi Nasional
o melaksanakan tugas dan tanggungjawab pemerintah di bidang
AKREDITASI LEMBAGA PENILAIAN KESESUAIAN
o KAN adalah Lembaga Non Struktural yang dibentuk dengan Peraturan
Presiden
o KAN bertanggungjawab kepada Presiden melalui Kepala BSN
Akreditasi adalah rangkaian kegiatan pengakuan formal oleh KAN,
yang menyatakan bahwa suatu lembaga, institusi, atau laboratorium
memiliki kompetensi serta berhak melaksanakan Penilaian
Kesesuaian.
KAN melakukan akreditasi terhadap lembaga sertifikasi, lembaga
inspeksi dan laboratorium, baik yang berlokasi di dalam negeri
maupun di luar negeri
Hasil akreditasi ini akan dikoordinasikan kepada Badan
Standardisasi Nasional
Lembaga yang sudah diakreditasi akan diberi logo KAN
BADAN AKREDITASI
Aktivitas Akreditasi Lembaga Penilaian Kesesuaian
KOMITE AKREDITASI NASIONAL
(ISO/IEC 17011)
AKREDITASI
LEMBAGA
SERTIFIKASI
AKREDITASI
LABORATORIUM
LEMBAGA SERTIFIKASI YANG MELAKSANAKAN
Pedoman BSN
501-1999
(EN 45013)
Pedoman BSN
301-1999
(ISO/IEC Guide
62)
Pedoman BSN
401-2000
(ISO/IEC Guide
65)
SERTIFIKASI SERTIFIKASI SERTIFIKASI
PRODUK
PERSONEL SISTEM MUTU
SERTIFIKAT
PERSONEL
SERTIFIKAT
SISTEM
MUTU
Kriteria:
ISO 17024
PROFESI
PERSONEL
SERTIFIKAT
PRODUK
SNI 19-9000/
ISO 9000
series
Standar
Produk
Pedoman BSN
701-2000
(ISO/IEC
Guide 66)
Pedoman BSN
1001-1999
SERTIFIKASI SERTIFIKASI
SISTEM
SISTEM
HACCP
MANAJEMEN
LINGKUNGAN
SERTIFIKAT
SISTEM
MANAJEMEN
LINGKUNGAN
SERTIFIKAT
SISTEM
HACCP
SNI 19-14000/
ISO 14000
Series
LABORATORIUM
PENGUJI/
KALIBRASI
AKREDITASI
LEMBAGA
INSPEKSI
LEMBAGA INSPEKSI
SNI 19-17020-1999
(ISO/IEC 17020-`1998)
SNI 19-17025
(ISO/IEC 17025-2005)
SERTIFIKAT/
LAPORAN UJI /
KALIBRASI
SNI 01-48521998
PEMASOK/INDUSTRI
Standar
Metode
Produk
SERTIFIKAT
INSPEKSI
Standar/
Spesifikasi/
regulasi
PROSES AKREDITASI
Prosedur Akreditasi
KOMITE AKREDITASI NASIONAL (KAN)
Ketua, Sekretaris, Anggota
SEKRETARIS JENDERAL
MANAJER MUTU
5
MEMINTA
PERTIMBANGAN
TEKNIS
6
Direktur Akreditasi
PERTIMBANGAN
TEKNIS
MENUNJUK 2
ASESOR
LAPORAN
ASESMEN 4
PEMBERIAN
7
SERTIFIKAT
PANITIA TEKNIK
TIM ASESMEN
MENGAJUKAN
PERMOHONAN
1
ASESMEN/
SURVAILEN/ RE- 3
ASESMEN
LABORATORIUM
LEMBAGA INSPEKSI
LEMBAGA SERTIFIKASI
Kajian Proses
Lembaga Sertifikasi
Melakukan kegiatan Penilaian Kesesuaian terhadap persyaratan
tertentu
Hasil penilaian dinyatakan dengan sertifikat (sistem manajemen
mutu, sistem manajemen lingkungan, produk, personel, sistem
keamanan pangan, sistem pengelolaan hutan lestari, dan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja)
Lembaga Inspeksi
Melakukan pemeriksaan kesesuain barang dan/atau jasa
terhadap persyaratan tertentu
Laboratorium
Laboratorium penguji dan atau kalibrasi yang melakukan kegiatan
pengujian dan atau kalibrasi
Cakupan Akreditasi – Lembaga Sertifikasi
1. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu
2. Lembaga Sertifikasi Keamanan Pangan
3. Lembaga Sertifikasi HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points)
4. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Keamanan Informasi
5. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Keamanan Rantai Pasok
6. Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata
7. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Biorisiko Laboratorium
8. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan
9. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Alat Kesehatan
10. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan
11. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Energi
12. Lembaga Sertifikasi Ekolabel
13. Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari
14. Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu
15. Lembaga Verifikasi dan Validasi Gas Rumah Kaca
16. Lembaga Sertifikasi Produk
17. Lembaga Sertifikasi Produk (GMP+ _ Good Manufacturing Practices)
18. Lembaga Sertifikasi Person
19. Lembaga Sertifikasi Organik
20. Lembaga Sertifikasi Halal
PROSES STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN
dalam UU No. 20 tahun 2014
pemeliharaan
SNI
perencanaan
SNI
perumusan
SNI
penerapan SNI
secara
sukarela
bukti
pengawasan;
kesesuaian
penetapan
SNI
pemberlakuan
SNI secara
wajib
litbang
pembinaan
kebijakan
nasional
kerjasama
sistem
informasi
akreditasi
LPK
LPK
melakukan
Kegiatan PK
ketertelusuran
hasil PK
hasil
PK
evaluasi
efektifitas
Infrastruktur Penilaian Kesesuaian
Badan
Regional
Badan Akreditasi
Peer
assessment
Badan
Internasional
Penilaian
kompetensi
Lembaga Penilaian
Kesesuaian
Penilaian
kesesuaian
Produk
proses
sistem
personel
lembaga
USER
Referensi: Bambang Prasetya, Peran Standardisasi dan Penilaian KesesuaianDalam Mendukung Daya Saing Nasional, Sosialisasi Peran SPK dalam Meningkatan Daya Saing,
(2018), http://bsn.go.id/uploads/download/materi_kepala_bsn_-_pekanbaru_27_november.pdf
Referensi: Bambang Prasetya, Peran Standardisasi dan Penilaian KesesuaianDalam Mendukung Daya Saing Nasional, Sosialisasi Peran SPK dalam Meningkatan Daya Saing,
(2018), http://bsn.go.id/uploads/download/materi_kepala_bsn_-_pekanbaru_27_november.pdf
Referensi: Bambang Prasetya, Peran Standardisasi dan Penilaian KesesuaianDalam Mendukung Daya Saing Nasional, Sosialisasi Peran SPK dalam Meningkatan Daya Saing,
(2018), http://bsn.go.id/uploads/download/materi_kepala_bsn_-_pekanbaru_27_november.pdf
Referensi: Bambang Prasetya, Peran Standardisasi dan Penilaian KesesuaianDalam Mendukung Daya Saing Nasional, Sosialisasi Peran SPK dalam Meningkatan Daya Saing,
(2018), http://bsn.go.id/uploads/download/materi_kepala_bsn_-_pekanbaru_27_november.pdf
Reference: Materi_Deputi_IPS_BSN_Erniningsih_Peran_Standardisasi_dan_Penilaian_Kesesuaian_dalam_MEA1
Reference: Materi_Deputi_IPS_BSN_Erniningsih_Peran_Standardisasi_dan_Penilaian_Kesesuaian_dalam_MEA1
Codex Alimentarius
Commission
Reference: Materi_Deputi_IPS_BSN_Erniningsih_Peran_Standardisasi_dan_Penilaian_Kesesuaian_dalam_MEA1
Sertifikasi Verifikasi Legalitas Kayu
Reference: Materi_Deputi_IPS_BSN_Erniningsih_Peran_Standardisasi_dan_Penilaian_Kesesuaian_dalam_MEA1
Reference: Materi_Deputi_IPS_BSN_Erniningsih_Peran_Standardisasi_dan_Penilaian_Kesesuaian_dalam_MEA1
Reference: Materi_Deputi_IPS_BSN_Erniningsih_Peran_Standardisasi_dan_Penilaian_Kesesuaian_dalam_MEA1
Reference: Materi_Deputi_IPS_BSN_Erniningsih_Peran_Standardisasi_dan_Penilaian_Kesesuaian_dalam_MEA1
Reference: Materi_Deputi_IPS_BSN_Erniningsih_Peran_Standardisasi_dan_Penilaian_Kesesuaian_dalam_MEA1
Reference: Materi_Deputi_IPS_BSN_Erniningsih_Peran_Standardisasi_dan_Penilaian_Kesesuaian_dalam_MEA1
Tugas
Carilah SNI yang terkait dg industri metalurgi (berbeda untuk
tiap mahasiswa)
Lakukan pembahasan :
1. Mengapa SNI tersebut perlu dibuat ?
2. Apakah pada saat ini SNI tersebut sdh diterapkan dengan
baik?
3. Apakah ada pelanggaran terkait SNI tersebut?
4. Apakah manfaat SNI tersebut bagi industri metalurgi dan
konsumen?
5. Apakah perlu ada perbaikan terhadap SNI tersebut ?
Technical Barrier Trader
- China: Salak (kandungan cadmium
Europe:Persyaratan Tuna (histamin & Mercury
Europe: (Eco labelling))
Vs Boron Steel
Reference: Materi_Deputi_IPS_BSN_Erniningsih_Peran_Standardisasi_dan_Penilaian_Kesesuaian_dalam_MEA1
Reference: Materi_Deputi_IPS_BSN_Erniningsih_Peran_Standardisasi_dan_Penilaian_Kesesuaian_dalam_MEA1
PENENTU DAYA SAING PERUSAHAAN INDUSTRI
PERSYARATAN
REGULASI TEKNIS
[TBT/SPS WTO]
PERSYARATAN PEMBELI
Konsumen / Industri /
Pemerintah
PERSYARATAN PASAR
[TINGKAT MUTU]
INFRASTRUKTUR MUTU
KESESUAIAN
KEMAMPUAN PERUSAHAAN INDUSTRI
[TINGKAT MUTU]
Teknologi
Manajemen Produksi
SCM
HRM
Pengembangan Produk
Reference: Materi_Kepala Pusat Standardisasi_SERTIFIKASI PRODUK PENGGUNAAN TANDA SNI/KESESUAIAN BIDANG INDUSTRI,
Workshop 17065 (2014)
Infrastruktur Mutu
Facilitation for free flow of goods and services
• Industrial Metrology
Conformity Assessment
Standards Development
Metrology
KSNSU
Reference: Materi_Kepala Pusat Standardisasi_SERTIFIKASI PRODUK PENGGUNAAN TANDA SNI/KESESUAIAN BIDANG INDUSTRI,
Workshop 17065 (2014)
Falsafah Perumusan Standar
1. Pendekatan pragmatis yaitu mengadopsi atau mengadaptasi
sebagian atau keseluruhan standar negara lain atau standar
internasional yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di
Indonesia
2. Sejauh mungkin dirumuskan selaras dengan standar
internasional atau regional
3. Memetik pengalaman negara lain yang memiliki kondisi sosio
ekonomi sama
4. Mempertimbangkan kemampuan industri nasional
5. Memenuhi syarat notifikasi (pemberitahuan)
Komite Standar Nasional untuk Satuan
Ukuran (KSNSU)
Berdasarkan Keppres No 79/2001, pengelolaan teknis ilmiah
standar nasional untuk Satuan Ukuran dilakukan oleh unit kerja
di lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang
bertugas di bidang metrologi
Dalam rangka menjamin kebenaran hasil pengukuran dan pengujian
Standar untuk satuan ukuran meliputi :
1. Standar pengukuran
2. Standar internasional untuk satuan ukuran
3. Standar nasional untuk satuan ukuran
4. Standar primer
5. Standar sekunder
6. Standar kerja
Reference: Materi_Deputi_IPS_BSN_Erniningsih_Peran_Standardisasi_dan_Penilaian_Kesesuaian_dalam_MEA1
Reference: Materi_Deputi_IPS_BSN_Erniningsih_Peran_Standardisasi_dan_Penilaian_Kesesuaian_dalam_MEA1
Reference: Materi_Deputi_IPS_BSN_Erniningsih_Peran_Standardisasi_dan_Penilaian_Kesesuaian_dalam_MEA1
Reference: Materi_Deputi_IPS_BSN_Erniningsih_Peran_Standardisasi_dan_Penilaian_Kesesuaian_dalam_MEA1
SANKSI TERKAIT SNI
Pasal 62 : Setiap orang yang memalsukan SNI atau membuat SNI palsu diberikan pidana
penjara paling lama 7 tahun atau pidana denda paling banyak Rp 50 M.
Pasal 63 : Setiap orang yang dengan sengaja memperbanyak, memperjualbelikan, atau
menyebarkan SNI tanpa persetujuan BSN diberikan pidana paling lama 4 bulan atau
pidana denda paling banyak Rp 4 M.
Pasal 64 : Setiap orang yang dengan sengaja membubuhkan tanda SNI dan /atau Tanda
Kesesuaian pada Barang dan/ atau kemasan atau label di luar ketentuan yang
ditetapkan dalam sertifikat; membubuhkan nomor SNI yang berbeda dengan nomor
SNI pada sertifikatnya akan dikenakan pidana penjara paling lama 4 bulan atau
pidana denda paling banyak Rp 4 M.
Pasal 65 dan 66 : Setiap orang yang tidak memiliki asertifikat atau memiliki sertifikat tetapi
habis masa berlakunya, dibekukan sementara, atau dicabut yang dengan sengaja
memperdagangkan atau mengedarkan Barang, memberikan Jasa, dan/atau
menjalankan proses atau sistem dikenakan pidana penjara paling lama 5 tahun atau
pidana denda paling banyak Rp 35 M
Pasal 67 : Setiap orang yang mengimpor barang yang dengan sengaja memperdagangkan atau
mengedar Barang yang tidak sesuai dengan SNI atau penomoran SNI dipidana
penjara paling lama 5 tahun atau pidana denda paling banyak Rp 35 M
Pasal 68 : Setiap orang yang tanpa hak menggunakan dan/atau membubuhkan Tanda SNI
dan/atau Tanda Kesesuaian dipidana penjara paling lama 5 tahun atau pidana denda
paling banyak Rp 35 M.
SANKSI TERKAIT SNI
Pasal 69 : Setiap orang yang memalsukan tanda SNI dan/atau Tanda Kesesuaian atau
membuat Tanda SNI dan/atau Tanda Kesesuaian palsu dipidana penjara paling
lama 7 tahun atau pidana denda paling banyak Rp 50 M.
Pasal 70 : Setiap orang yang dengan sengaja: menerbitkan sertifikat berlogo KAN;
menerbitkan sertifikat kepada pemohon sertifikat yang tidak sesuai dengan SNI;
menerbitkan sertifikat di luar ruang lingkup Akreditasi dipidana penjara paling lama
5 tahun atau pidana denda paling banyak Rp 35 M.
Pasal 71 : Setiap orang yang memalsukan sertifikat Akreditasi atau membuat sertifikat
Akreditasi palsu dipidana penjara paling lama 7 tahun atau pidana denda paling
banyak Rp 50 M
Pasal 72 : pelaku tindak pidana dapat dijatuhi pidana tambahan berupa : kewajiban melakukan
penarikan Barang yang telah beredar; kewajiban mengumumkan bahwa Barang yang
beredar tidak sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini; dan/atau perampasan
atau penyitaan Barang dan dapat dimusnahkan.
Pasal 73 : pidana denda yang dijatuhkan terhadap korporasi, diberlakukan dengan ketentuan
pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda secara pribadi dan diberikan pidana
tambahan berupa: pencabutan izin usaha; dan/atau pencabutan status badan
hukum.
Download