Uploaded by khomsan5ahmad

BAB 1 PREVENTIF PANEL LISTRIK TEGANGAN RENDAH

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Dalam menjalankan aktivitas produksi, setiap perusahaan manufaktur
membutuhkan berbagai macam sumber daya, antara lain : bahan baku / bahan
mentah, tenaga kerja, peralatan dan atau mesin, metode kerja,
energi
serta
sumber daya informasi. Untuk menyediakan sumber daya tersebut, perusahaan
harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit guna mendukung tercapainya tujuan
perusahaan, yaitu menghasilkan produk yang berkualitas dan memiliki
daya
saing yang tinggi.
Di sisi lain, konsumen juga menginginkan produk yang berkualitas
dengan harga terjangkau, serta pelayanan pra dan purna jual yang memuaskan.
Hal ini menuntut perusahaan untuk berupaya memenuhi standar yang diinginkan
konsumen sekaligus menekan biaya operasional produksi seminimal mungkin
agar dapat memperoleh margin keuntungan yang optimal.
Tantangan ini juga dirasakan oleh PT. Muliamakmur Elektrikatama.
Sebagai perusahaan yang menerima pesanan untuk membuat panel listrik, PT.
Muliamakmur
Elektrikatama
juga
dituntut
untuk
memenuhi
ekspektasi
pelanggannya, yaitu menghasilkan panel listrik yang berkualitas dengan harga
bersaing, serta memberikan jasa instalasi, perbaikan, dan pemeliharaan produk
yang memuaskan.
Untuk dapat bersaing dalam industri ini, PT. Muliamakmur Elektrikatama
perlu mempertimbangkan adanya optimasi proses produksi untuk mengendalikan
2
biaya operasional produksinya. Hal ini akan sangat mempengaruhi dalam
pertimbangan perusahaan dalam menentukan harga jual panel listrik yang
diproduksinya, apakah harga tersebut mampu bersaing atau tidak.
Salah satu aktivitas yang kritis bagi keberlangsungan proses produksi
pada PT. Muliamakmur Elektrikatama adalah ketersediaan komponen sebagai
bahan baku panel listrik. Supaya komponen yang dibutuhkan ini dapat tersedia
dalam jumlah yang dibutuhkan, serta dapat menghindari adanya persediaan yang
tidak diperlukan, PT. Muliamakmur perlu mengadakan perencanaan dan
pengendalian terhadap persediaan komponen tersebut yang akan dibahas melalui
penelitian yang berjudul “Analisis dan Perancangan Sistem Persediaan Bahan
Baku pada PT. Muliamakmur Elektrikatama”. Dalam penelitian ini, juga akan
dibangun sebuah aplikasi yang mendukung perencanaan dan pengendalian
persediaan komponen agar perhitungan lebih efektif dan efisien.
1.2.
Perumusan Masalah
Panel listrik yang dibuat oleh PT. Muliamakmur Elektrikatama terdiri
dari ratusan jenis komponen yang dirakit menjadi satu. Komponen
tersebut
dibagi menjadi dua kategori, yaitu komponen utama dan komponen pendukung.
Yang termasuk dalam komponen utama di antaranya : circuit breaker,
amperemeter/voltmeter, kontraktor, relay, terminal, dan starter. Sedangkan
komponen pendukungnya banyak sekali, antara lain : plat, kabel, skun, busbar,
mur dan baut, pilot lamp, exhaust fan dan masih banyak lagi.
PT. Muliamakmur Elektrikatama memesan komponen utama dalam
jumlah terbatas, sesuai dengan kebutuhan untuk pengerjaan proyek yang telah
3
disetujui, sehingga tidak memerlukan pengendalian persediaan. Sedangkan
komponen-komponen pendukung dibeli dengan jumlah lebih banyak
dan
disimpan di gudang persediaan. Dalam praktek operasional produksinya,
perusahaan mengalami kesulitan dalam menentukan kebutuhan komponen untuk
proyek panel listrik yang telah diterima. Terkadang komponen yang dipesan
untuk
pengerjaan
proyek
terlalu
banyak
sehingga
menimbulkan biaya
penyimpanan yang tidak perlu. Di lain waktu, komponen yang dipesan tidak
mencukupi sehingga harus memesan ulang dimana hal tersebut juga
menimbulkan biaya yang seharusnya dapat dihindari. Hal ini terjadi, karena
kebutuhan komponen hanya diperkirakan secara kasar, melalui intuisi semata,
tidak ada perhitungan dan metode pengukuran yang pasti.
Di samping itu, ada permasalahan lain yaitu sering terjadinya kesalahan
jenis item komponen utama yang dipesan akibat miskomunikasi antara bagian
pembelian dan bagian produksi. Padahal komponen utama ini sangat krusial
karena harganya yang mahal dan setiap panel listrik yang dibuat jarang
menggunakan tipe yang sama. Terlebih lagi, komponen yang sudah dibeli dari
supplier, tidak dapat dikembalikan. Tentu saja, perusahaan sangat dirugikan
karena modal yang digunakan untuk membeli komponen tadi menjadi ‘uang
mati’ dan harus menunggu waktu yang lama untuk mencairkannya.
Oleh karena itu, melalui penelitian ini, perusahaan mengharapkan bisa
mendapatkan solusi mengenai permasalahan-permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana cara menentukan kebutuhan bahan baku komponen untuk proses
produksi agar tidak terjadi kelebihan dan kekurangan stok saat dibutuhkan ?
4
2. Kapan dan berapa jumlah bahan baku yang harus dipesan agar biaya
penanganan persediaan yang dikeluarkan lebih optimal ?
3. Bagaimana cara untuk meminimalkan terjadinya kesalahan pemesanan jenis
bahan baku yang disebabkan oleh human error ?
1.3.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penulisan skripsi ini adalah :
1. Penelitian dilakukan dengan melibatkan bagian Procurement, Warehouse,
dan Finance dalam batas yang mencakup lingkup analisis persediaan.
2. Objek yang diteliti adalah persediaan komponen plat karena komponen ini
memiliki persediaan dalam jumlah yang relatif banyak dan selalu digunakan
dalam setiap pembuatan panel listrik. Tipe plat yang tersedia ada 6 macam,
yaitu plat hitam dengan ketebalan 1,2mm, 1,5mm, 2mm, 3mm, dan plat putih
dengan ketebalan 1,5mm dan 2mm.
5
1.4.
Tujuan dan Manfaat
1.4.1. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan skripsi ini adalah :
1. Mengetahui model peramalan yang sesuai dengan perilaku permintaan bahan
baku komponen.
2. Mengetahui model persediaan yang dapat mengoptimalkan biaya penanganan
persediaan.
3. Memberikan usulan perencanaan dan pengendalian persediaan komponen
yang optimal untuk periode yang akan datang.
4. Merancang sistem aplikasi yang dapat membantu perusahaan dalam
merencanakan dan mengendalikan persediaan komponen secara lebih efektif
dan efisien.
1.4.2. Manfaat
Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah :
1. Perusahaan dapat mengeliminasi adanya stok komponen yang berlebihan dan
menghindari terjadinya kehabisan persediaan saat komponen dibutuhkan.
2. Adanya reduksi biaya produksi melalui perencanaan dan pengendalian
persediaan.
3. Perusahaan dapat mengeliminasi kesalahan dalam memesan tipe komponen
yang diinginkan.
4. Perusahaan dapat meningkatkan keuntungan dan menjual panel listrik dengan
harga yang lebih bersaing.
6
1.5.
Gambaran Umum Perusahaan
1.5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT. Muliamakmur Elektrikatama adalah perusahaan nasional yang
bergerak di bidang elektronika, yaitu pembuatan dan perakitan berbagai jenis
panel listrik. Awalnya, perusahaan ini didirikan pada bulan Juli tahun 1995
dengan nama PT. Mulia Elektrika Agung. Namun, setelah berkembang dengan
prestasi yang gemilang, pada bulan Juli tahun 2007 PT. Mulia Elektrika Agung
berganti nama menjadi PT. Muliamakmur Elektrikatama hingga sekarang.
Perusahaan yang dimiliki oleh Bapak Tjoe Surya Kurniawan ini terletak
di Jalan Jababeka VIII A SFB Blok B.11, Kawasan Industri Cikarang, Desa
Pasirgombong, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi. Di lokasi ini
dibangun area pabrik sekaligus kantor yang mengurus operasional perusahaan,
dimana pabrik berada di lantai satu, sedangkan lantai duanya dipakai sebagai
kantor.
PT. Muliamakmur Elektrikatama bertindak sebagai supplier peralatan
mekanikal/elektrikal bagi perusahaan-perusahaan lainnya baik di dalam dan luar
negeri. Produksinya bersifat assemble-to-order yaitu ketika pesanan diterima dan
rancangan spesifikasi produk telah disetujui oleh customer, maka pembelian
komponen utama serta perakitan baru dilakukan.
Area pabrik dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk
menghasilkan panel listrik yang baik dan sempurna, di antaranya : mesin potong
(cutting machine), mesin tekuk (bending machine), mesin pelobang (punching
machine), mesin las (welding machine), serta peralatan untuk chemical treatment
dan pengecatan (oven painting). Selain itu, perusahaan didukung oleh tenaga ahli
7
yang terdidik, terampil, dan berpengalaman untuk mengikuti kemajuan dalam
bidang teknologi kelistrikan.
Di area produksi juga terdapat divisi production quality control yang
bertugas untuk melakukan uji coba sebelum panel listrik dikirim ke customer.
Adapula divisi after sales service yang disiapkan untuk membantu customer
untuk melakukan maintenance dan perbaikan produk yang sudah dibeli.
Berbagai jenis panel listrik yang pernah diproduksi PT. Muliamakmur
Elektrikatama meliputi :
-
panel distribusi tegangan menengah (medium voltage panels),
-
panel distribusi tegangan rendah (low voltage panels),
-
panel kontrol / instrumen (control panels / instrument panels),
-
panel sinkron genset (generator synchronizing panels),
-
panel AMF (Automatic Main Failure),
-
panel ATS (Automatic Transfer Switch),
-
panel kapasitor bank (capacitor bank panels),
-
panel MCC (Motor Control Center panels),
-
dan panel transformer tegangan rendah (transformer cubicle).
PT. Muliamakmur Elektrikatama memiliki moto “Kepuasan Para
Pelanggan adalah Kebahagiaan bagi Kami”. Sedangkan moto bagi para
pekerjanya diambil dari bahasa Jepang, yaitu sebagai berikut :
-
Seiri
: ketertiban di tempat kerja,
-
Seiton
: kerapian di tempat kerja,
-
Seisou
: kebersihan tempat kerja,
-
Seiketsu : kebersihan penampilan,
8
-
Sitsuke : kepribadian yang baik.
1.5.2. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi yang ada pada PT. Muliamakmur Elektrikatama
merupakan gabungan antara divisi yang terdapat di kantor dan produksi, seperti
terlihat pada gambar di bawah ini :
Sumber : Profil Perusahaan pada PT. Muliamakmur Elektrikatama (Oktober 2008)
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Perusahaan
9
1.5.3. Wewenang dan Tanggung Jawab Anggota Organisasi
Setiap anggota organisasi memegang wewenang dan tanggung jawab
yang berbeda-beda. Masing-masing berhak menggunakan wewenang yang
dimilikinya untuk menjalankan tugas sesuai dengan perintah kerja.
Namun,
setiap anggota juga memiliki kewajiban untuk mempertanggungjawabkan hasil
pekerjaannya pada pemimpin di level atasnya.
Penjelasan rinci mengenai wewenang dan tanggung jawab di setiap level
organisasi dijelaskan sebagai berikut :
a. President Director
 Menentukan visi – misi perusahaan dan melakukan perencanaan
strategis.
 Memimpin dan mengontrol kegiatan perusahaan yang berada dalam
peraturan perusahaan dan bertanggung jawab atas semua kegiatan
perusahaan.
 Menentukan garis-garis kebijaksanaan dan keputusan yang berkaitan
dengan kelangsungan hidup perusahaan.
 Menandatangani dokumen-dokumen atau surat-surat penting yang
berkaitan dengan perusahaan, terutama dengan pihak eksternal.
b. Director
 Mengawasi jalannya proses bisnis perusahaan secara keseluruhan.
 Mendelegasikan tugas-tugas kepada para manajer.
 Bertanggung jawab kepada president director.
10
c. Financial Manager
 Menganalisis dan mengawasi keuangan perusahaan secara keseluruhan.
 Mengawasi penagihan utang kepada customer terhadap proyek-proyek
yang telah selesai dikerjakan serta pembayaran pembelian bahan baku
kepada suplier.
 Membuat neraca rugi laba perusahaan untuk setiap periode yang telah
ditentukan.
Seorang Financial Manager mengepalai divisi keuangan yang ada di level
bawahnya, yaitu :
1. Accounting
Bagian accounting menangani urusan-urusan yang berhubungan dengan
perpajakan dan perbankan.
Accounting juga membawahi dua sub divisi berikut :

Finance
Disebut juga sebagai kasir, karena bagian ini bertugas untuk
melakukan
pembayaran
gaji
kepada
karyawan-karyawan
perusahaan dan melakukan pembayaran terhadap barang-barang
(komponen-komponen
dan
barang-barang kebutuhan kantor
lainnya) yang dibeli oleh perusahaan.

Budget Controller
Budget Controller merupakan bagian yang mengawasi dan
menganalisis kesesuaian antara anggaran perusahaan terhadap
proyek berdasarkan estimate dengan pengeluaran sebenarnya.
11
Bagian ini juga memberikan laporan mengenai anggaran dan
aktualnya kepada bagian Accounting.
d. General Manager
 General Manager bertanggung jawab mengawasi aspek operasional
perusahaan secara umum.
Seorang General Manager mengepalai lima divisi operasional yang terdiri
dari divisi Electrical, Mechanical, Procurement, Quality Control dan
Personalia. Untuk setiap anggota dari divisi operasional, wewenang dan
tanggung jawabnya dijelaskan sebagai berikut :
1. Electrical Fabrication
Bertugas menangani perakitan (assembling) dan pemasangan kabel
(wiring) ke box panel, terdiri dari beberapa sub divisi berikut :

Busbar Department
Busbar Department menangani pembuatan busbar mulai dari
pemotongan, penekukan, dan pelobangannya.

Power Cable Department
Power Cable Department menangani rangkaian kabel listrik untuk
mengalirkan arus dari breaker atau komponen penghasil daya
listrik.
12

Circuit Cable Department
Circuit Cable Department menangani rangkaian kabel listrik yang
digunakan untuk mengalirkan arus yang akan dipasang pada panel
listrik.

Utility
Bagian
utility
bertugas
untuk
memastikan
peralatan
dan
perlengkapan pengerjaan di divisi elektrika terpenuhi dan dalam
kondisi yang baik / layak pakai.

Administration
Bagian administrasi melakukan pencatatan tugas yang sudah
dikerjakan, serta menulis bila ada klaim dan laporan yang
dihasilkan divisi ini.
2. Mechanical Fabrication
Bagian yang bertugas menangani pembuatan box panel untuk setiap
proyek perusahaan, terdiri dari sub divisi berikut :

Drafter
Drafter bertugas untuk membuat gambar-gambar kerja
detail
untuk tiap box panel, berdasarkan gambar usulan dari sub divisi
Drafter pada divisi Engineer.

Machine Department
Orang-orang di bagian ini bertugas sebagai operator mesin yang
terdiri dari mesin potong (cutting machine), mesin tekuk (pressing
13
machine), mesin pelobang (punching machine), dan mesin
penekuk sudut (cornering machine).

Erection Department
Divisi ini melakukan pengelasan pelat-pelat untuk membentuk
box panel listrik.

Painting Department
Bagian yang bertugas untuk menangani pengecatan (painting) box
panel.

Quality Assurance
Merupakan bagian yang bertugas untuk memastikan bahwa
kualitas box panel yang dihasilkan telah sesuai dengan yang
dipesan oleh customer, dari sisi ukuran, bentuk, warna, dan
kekuatan bahannya.
3. Procurement
Procurement adalah divisi yang menangani pengadaan bahan baku,
material komponen, peralatan, dan perlengkapan untuk keperluan
produksi dan kantor. Sub divisi yang dipimpinnya sebagai berikut :

Utility
Bertugas untuk memastikan bahwa sarana-prasarana perusahaan,
seperti ATK, komputer, mesin fotokopi, kertas dan sebagainya,
telah tersedia sesuai dengan kebutuhan.
14

Warehouse Keeper
Bertugas untuk menerima komponen yang datang dari suplier,
mengeluarkan
memeriksa
komponen
kualitas
yang
diminta
komponen-komponen
bagian
utama
produksi,
ataupun
komponen-komponen pendukung yang terdapat di dalam gudang
serta bertanggung jawab terhadap pendataan terhadap barangbarang di gudang.

Administration
Bertugas untuk mengurus administrasi pemesanan barang-barang
(komponen, perlengkapan, peralatan) yang diperlukan oleh
perusahaan.
4. Quality Control
Divisi Quality Control bertugas untuk menjamin bahwa panel listrik yang
dihasilkan dapat berfungsi dengan benar dan baik, sesuai dengan apa
yang telah dipesan oleh customer, terdiri dari sub divisi berikut :

Quality Assurance
Bertugas memeriksa apakah panel sudah baik atau belum secara
fisik dan telah sesuai dengan gambar yang diberikan oleh divisi
Engineering.

Quality Control
Bertugas untuk memeriksa apakah panel baik secara fungsional
dengan melakukan pengujian terhadap panel listrik mulai dari
15
kekuatan daya, tidak terjadi hubungan arus pendek, dan
sebagainya.
5. Personalia Manager
 Mengatur tata administrasi perusahaan.
 Menerbitkan surat-surat yang berkaitan dengan karyawan, baik
karyawan kantor maupun pabrik.
 Menerima informasi mengenai kebutuhan tenaga kerja dari setiap
divisi.
 Melakukan perekrutan, wawancara, dan persetujuan kontrak tenaga
kerja.
 Mengelola absensi karyawan, menghitung tunjangan karyawan, dan
kemudian diberikan kepada sub divisi Finance untuk penggajian.
Personalia manager mengepalai beberapa sub divisi sebagai berikut :

Receptionist
Resepsionis bertugas menerima tamu, menjawab dan melakukan
panggilan telepon dari internal dan eksternal perusahaan. Selain
itu juga menyampaikan pengumuman-pengumuman untuk bagian
kantor maupun produksi.
16

Office Boy / Girl
Bertugas untuk membersihkan lingkungan kerja, menyiapkan
minuman untuk para karyawan dan tamu, serta
menjalankan
aneka tugas ringan lainnya.

Driver
Bertugas sebagai supir, yang menjemput dan mengantar karyawan
ataupun tamu perusahaan ke tempat-tempat yang dituju dengan
menggunakan mobil perusahaan untuk kepentingan perusahaan.
Namun ada juga supir yang ditugaskan untuk mengantarkan panelpanel listrik yang sudah siap dikirimkan ke customer.

Security Guard
Bertanggung jawab untuk menjamin keamanan perusahaan secara
keseluruhan.
e. Marketing
Seorang Marketing Manager memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
 Menyusun rencana kerja pemasaran dan menyusun penugasan kepada sub
divisi yang dipimpinnya.
 Membuat kebijakan-kebijakan mengenai hal-hal yang terkait dengan
pemasaran.
 Mengawasi kegiatan pemasaran agar sesuai dengan target dan kebijakankebijakan yang telah digariskan.
17
 Membuat laporan mengenai pemasaran dan bertanggung jawab kepada
direktur perusahaan.
Bagian marketing memiliki sub divisi yang terdiri dari :
1. Engineering
Membuat rancangan kasar panel listrik sesuai dengan
deskripsi
kebutuhan customer (blue print), yang kemudian diberikan kepada
Drafter untuk dibuatkan detil gambarnya, yang selanjutnya akan disetujui
/ di-acc ulang oleh engineer.
Terdapat dua sub divisi Engineering, yaitu:

Drafter
Drafter bertugas untuk membuat gambar-gambar yang benar
ukurannya
dan
menyertakan
keterangan-keterangan
yang
diperlukan sesuai dengan blue print yang diberikan divisi
Engineering.

Administration
Bertugas untuk membuat pencatatan daftar spesifikasi komponen
dan jumlah unit yang dibutuhkan pada daftar gambar, serta
memonitor tugas / task apa yang belum atau sudah dikerjakan.
18
2. Sales Engineering
 Bertugas untuk mencari proyek yang bisa dikerjakan melalui tender.
 Mencari informasi ke bagian produksi mengenai kapasitas produksi
perusahaan.
 Menyampaikan informasi mengenai proyek yang berhasil didapatkan
kepada bagian Engineering untuk dibuatkan gambarnya.
Sales Engineering dibantu oleh dua sub divisi berikut:

Estimator
Bertugas untuk membuat perkiraan mengenai jumlah komponen
yang diperlukan serta perkiraan harga proyek yang ditawarkan.

Administration
Bertugas
untuk
membantu
menghubungi
suplier
untuk
mendapatkan informasi harga beli komponen dan memastikan
data harga yang dimiliki perusahaan tetap valid.
3. Maintenance Sales
 Melakukan instalasi panel listrik di tempat customer.
 Membantu
melakukan
pengecekan
kondisi
panel
listrik
dan
melakukan perbaikan bila ada permintaan / klaim dari customer.
Bagian ini dibantu oleh beberapa assistants untuk menangani after sales
services.
19
1.5.4. Aliran Proses Produksi
Aliran proses produksi pada PT. Muliamakmur Elektrikatama merupakan
serangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan pesananpesanan panel dari customernya.. Gambar berikut menunjukkan tahap-tahap
pengerjaan yang harus ditempuh :
Sumber : Dokumentasi PT. Muliamakmur Elektrikatama (Oktober 2008)
Gambar 1.2. Production Process Chart
Pembuatan panel listrik ini dibagi ke dalam dua kelompok kerja yaitu
divisi mekanik dan divisi elektrik. Divisi mekanik berhubungan dengan
pembuatan box panel, meliputi tahap material cutting, punching, press forming,
welding, box treatment, painting, Q/A cubicles, dan mechanical setting.
Sedangkan divisi elektrik berkaitan dengan perakitan (assembling) komponenkomponen kabel dan sirkuit ke dalam box panel.
20
Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan deskripsi mengenai setiap tahap
pengerjaan pada production process chart di atas :

Housing
Housing merupakan proses penerimaan material berupa plat aluminium dan
komponen-komponen dari supplier ke gudang pabrik. Saat penerimaan,
bagian gudang harus melakukan pengecekan terhadap kesesuaian antara surat
jalan dan barang yang diterima, serta pengecekan terhadap kualitas barang.

Material Cutting
Material untuk membuat box panel berupa plat-plat aluminium yang dipotong
sesuai dengan ukuran yang tertera pada gambar rinci yang dibuat
oleh
Drafter. Pemotongan plat ini dilakukan dengan menggunakan Shearing
Machine.

Punching
Punching merupakan proses pelubangan plat-plat yang telah dipotong pada
langkah sebelumnya. Pada sebuah box panel terdapat banyak sekali lubang
yang digunakan untuk ventilasi udara dari dan ke dalam box panel.
Pembuatan lubang atau punching dikerjakan dengan memakai Punching
Machine (manual) atau CNC Punching Machine (otomatis).

Press Forming
Pada tahap ini, plat-plat yang telah dilubangi tadi ditekuk dengan
menggunakan Bending Machine. Penekukan ini bertujuan untuk memberikan
bentuk pada box panel sesuai dengan gambar yang diberikan.
21

Welding
Plat-plat yang telah dipotong, dilubangi, dan ditekuk kemudian disambung
(dirakit) melalu proses pengelasan. Operator merangkai plat-plat menjadi
bentuk box dan kemudian dilas dengan menggunakan Welding
Machine.
Pada tahap ini, box panel listrik sudah menjadi bentuk akhir.

Box Treatment
Box treatment merupakan proses pencelupan box panel ke dalam
cairan
kimia agar box tersebut tahan karat. Steel Sheet Treatment Machine yang
dipakai untuk treatment ini terdiri dari empat bak pencelupan. Proses
pencelupannya dilakukan secara bertahap dari bak yang pertama hingga yang
keempat untuk menghasilkan box tahan karat dengan sempurna.

Painting
Setelah proses pencelupan dan pengeringan, selanjutnya box akan
dicat
sesuai dengan warna yang diinginkan customer. Pengecatan menggunakan
spray booth system dan setelah itu box akan dimasukkan ke dalam oven.
Sistem pengecatan seperti ini menghasilkan warna yang lebih merata dan
halus serta warna melekat dengan sempurna.

Q/A Cubicles
Box panel yang telah dicat akan diperiksa oleh bagian Quality Assurance departemen Mechanical Fabrication. Fokus pemeriksaan disini adalah box
secara fisik, yaitu kesesuaian ukuran, warna, dan bentuk box panel dengan
yang tertera pada gambar rinci yang dibuat oleh Drafter. Jika terdapat
ketidaksesuaian, maka box akan diproses ulang sampai memenuhi kriteria
yang diinginkan.
22

Mechanical Setting
Pada proses ini dilakukan perakitan dan pemasangan komponen-komponen
pembentuk box, seperti kaca, karet, pintu, engsel, dan sebagainya pada
kerangka yang sudah dibuat.

Assembling Busbar
Busbar atau plat tembaga berfungsi sebagai alat penghantar listrik yang
dipakai bersama-sama (joint) oleh switchboard, distribution panel, dan
rangkaian elektrik lainnya. Plat tembaga ini dipotong, dicetak (press), dan
dilubangi oleh mesin Busbar Cut, Press, and Punch Machine. Pada busbar
dipasang insulator sebagai pelindung agar arus listrik tidak melebihi batas
normal dan tidak merambatkan arus ke logam-logam di sekitarnya. Hasil
rakitan busbar dimasukkan ke papan yang sudah ada di dalam box.

Assembling Power Conductor
Hasil rakitan circuit breaker dan rangkaian listriknya ditata
dan
disambungkan dengan komponen-komponen lain di dalam box.

Assembling Control Wiring
Terakhir, dilakukan pemasangan kabel-kabel yang menghubungkan semua
komponen-komponen yang ada agar dapat menghantarkan listrik sehingga
panel bisa berfungsi dengan baik.

Q/A Assembling
Proses ini meliputi pemeriksaan perakitan panel listrik yang sudah
jadi,
apakah komponen-komponen sudah dipasang pada posisi yang benar atau
tidak, memperhatikan susunan kabel, serta mengecek apakah jenis dan tipe
komponen yang dipakai berada dalam kondisi baik.
23

Testing
Pengetesan dilakukan untuk memastikan apakah panel listrik dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Alat-alat yang digunakan untuk mengetes ini terdiri
dari switch board tester, single phase protective relay tester, three phase
protective relay tester, power quality analyzer, insulation resistance tester,
dan infrared thermometer.

Packing
Panel yang telah melalui proses pengujian dan dinyatakan layak, dibungkus
(packing) dengan menggunakan plastik transparan agar kondisinya tetap
terjaga baik saat diterima oleh customer.

Delivery
Produk panel yang telah dibungkus rapi dimasukkan ke dalam truk, siap
untuk diantar ke tempat customer.
Download