Uploaded by fauziyyah9g

ME #10-dikonversi

advertisement
Medan Elektromagnetik #10
Rangkaian Magnet
dan Induktansi
Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas
Teknik Universitas Gadjah Mada
@2019
Menu Hari Ini
•
•
•
•
•
•
•
•
Rangkaian Magnetis
Kurva Magnetis dan Histerisis Bahan
Hukum Ampere dalam Rangkaian Magnetis
Inti dengan Celah Udara
Lilitan Jamak dan Rangkaian Paralel
Induktasi Dalam
Induktansi Bersama
Energi potensial dan gaya magnet
3
Rangkaian Magnetis
• Bahan ferromagnetik mempunyai
permeabilitas yang tinggi dibanding dengan
udara, sehingga medan magnet pada bahan
jauh lebih besar daripada medan magnet di
udara.
• Rangkaian magnetis adalah penyelesaian
perhitungan medan magnet dengan
menggunakan hukumPhukum untai listrik dc
resistif.
• Penyelesaian untai listrik sudah dikenal
sehingga penyelesaian menjadi lebih mudah
• Rangkaian magnetis diaplikasikan pada
pirantiPpiranti dengan inti dari bahan
ferromagnetis, seperti trafo, dll.
4
Rangkaian Magnetis
• Potensial listrik statis
!
Potensial magnet skalar
H =PVm
E =PV
• Beda potensial elektrik
!
VmAB   H  dl
B
VAB   E dl
• Hukum Ohm
Beda gaya gerak magnet
B
A
A
!
Analogi untuk fluks magnet
B=H
J=E
• Total arus
!
Total fluks magnet
I  S J  dS
Φ  S B  dS
• Resistansi
V=IR
• Hukum Kirchoff
 E dl  0
!
Reluktansi
d
R
S
Vm= 
!

Analogi
 H  dl  I
total
d
S
 NI
Rangkaian Magnetis
Parameter elektrik
6
Parameter magnetis
Arus I
Fluks magnet 
Rapat arus J
Rapat fluks magnet B
Konduktivitas 
Permeabilitas 
Gaya gerak elektrik =resistansi  I
Gaya gerak magnet = reluktans  
Intensitas medan elektrik E
Intensitas medan magnet H
Konduktansi 1/resistansi
Permeansi =1/reluktansi
Resistansi =1/A
Reluktansi =1/A
Perbedaan:
• Arah aliran fluks, Btegak lurus terhadapJ.
• Ketergantungan terhadap suhu, resistansi konstan, sedangkan
reluktansi tergantung pada medan magnet dan intensitas fluks
karena permeability tidak konstan.
• Arus listrik mengalir dengan rugiPrugi energi, sedangkan pada
rangkaian listrik energi diperlukan untuk membangkitkan fluks
Rangkaian Magnetis
• Sebuah toroid terdiri dari 500 lilitan
dengan luas penampang lilitan 6
cm2, rerata jariPjari toroid 15 cm dan
arus koil 4 A.
Jika terukur potensial magnetis sebesar 2000 At
• Reluktansi:
d
2 (0,15)
9



1,2510
A t/Wb
7
4
S 410  6 10
• Total fluksmagnet:
• Rapat fluks magnet
Vm,S
2000
6


1,6
10
Wb

9

1,2510
6
 1,6 10
3
B 

2,6710
T
4
S
610
2,67 103
H 
 2120 A t/m
7
 4 10
B
H 2r  NI
500  4
NI
H 

2r 6,28 0,15
 2120A/m
Kurva magnetis dan Histeris Bahan
• Kurva magnetisasi atau kurva BPH
• Jika pada bahan ferromagnetis dikenai medan magnet maka fluks yang ditimbulkan
akan berubah sesuai dengan kuat medan magnet yang mengenainya.
• Namun peningkatan rapat fluks tidak akan berubah secara linier setelah melewati titik
jenuhnya.
• Permeabilitas relatif suatu bahan dapat dihitung dari kurva magnetis dengan
r= B / 0H
Sumber data grafik: http://magweb.us/freePbhPcurves/
8
Kurva magnetis dan Histeris Bahan
9
Histerisis pada bahan ferromagnetis
• Proses demagnetisasi menghasilkan jalur yang berbeda dengan
magnetisasi, karena adanya sifat magnetis yang tertinggal sesaat
setelah proses magnetisasi
1. Titik awal
2. Saturasi
3. Retentivity (rapat fluks
residu Br)
4. Coercivity
5. Saturasi pada arah
berseberangan
6. Retentivity
7.Coercivity
Lanjut:
2P3P4P5P6P7P2P3P4P5P6P7P2dst
B
2
3
7
4
1
H
6
5
Kurva magnetis dan Histeris Bahan
• Retentivity: kemampuan suatu bahan untuk
mempertahankan sifat kemagnetan pada saat medan magnet
dihilangkan setelah mencapai titik jenuh
• Residual flux density: rapat fluks magnet yang tersimpan pada
proses demagnetisasi ketika medan magnet yang mengenainya
sama dengan nol
• Coercive force: kuat medan magnet yang diperlukan untuk
membuat rapat fluks kembali nol pada proses demagnetisasi
• Permeability: sifat dari bahan yang menjelaskanseberapa
mudah suatu bahan menimbulkan fluks magnet ketika dikenai suatu
medan magnet
• Reluctance: hambatan yang ditimbulkan suatu bahan untuk
membentuk fluks magnet ketika dikenai medan magnet
10
Kurva magnetis dan Histeris Bahan
11
• Setiap bahan ferromagnetik mempunyai sifat kemagnetan yang
berbeda yang dapat dilihat pada kalang histerisnya.
• Bahan magnetis yang keras memiliki kalang histerisis yang lebih lebar
daripada bahan yang lunak
B
B
H
Hard material
H
Soft material
Kurva magnetis dan Histeris Bahan
Sumber: http://hyperphysics.phyPastr.gsu.edu/hbase/Solids/hyst.html
12
Hukum Ampere pada Rangkaian Magnetis 13
H1l1
IR1
R1
R1
1
F=NI
2
F

V
I
R2
3
R3
R3
• Lilitan di sekitar bahan ferromagnetis menghasilkan gaya gerak
magnetis (magnetomotive force)
F  NI   H  dl   H  dl   H  dl H  dl
1
 H1l1  H2l2  H3l3
• Bersesuaian dengan
V V 1V 2V 3
2
3
R2
Hukum Ampere pada Rangkaian Magnetis 14
• Gaya gerak magnet yang terdisipasi dapat dinyatakan
dengan
 l 
NI  Hl BA   Φ
A 
• Sehingga reluktlansi dapat dinyatakan sebaglai

A
R
• Jika reluktansi diketahui maka
F  NI    1  3  3 
• Reluktansi dapat diketahui dengan mengetahui
permeabilitas dari tiap bahan
A
V=IR
Inti dengan Celah Udara
15
Medan
sisi
la
Celah
udara
la
• Adanya celah udara antar inti dapat menyebabkan adanya medan
pinggiran (fringing field) yang dapat menambah luasan sebaran
fluks, misalnya pada inti dengan berbentuk persegi panjang dengan
ukuran a  b dengan celah sebesar la
Sa  a la b la 
Inti dengan Celah Udara
• Jika fluks total diketahui
16
maka
Φ 
Ha  1 
0 S a 
lΦ
0 S
• Jika inti mempunyai ukuran seragam dengan panjang la
maka hukum Ampere terhadap inti dengan celah udara
lΦ
adalah
NI  H1l1  H a l a  H1l1  a
0S
• Persamaan di atas menunjukkan jumlah rugiPrugi karena adanya
celah udara
Hala 
Rinti
a
Rinti
V
F

Rcelah
I
Rcelah
Lilitan Jamak dan Rangkaian Paralel
Lilitan Jamak
• Jika dua atau lebih lilitan yang
dibuat pada inti yang sama
• Medan magnet yang ditimbulkan
bisa saling meniadakan atau saling
menambahkan tergantung pada
polaritas lilitan
I1
N1
N1I1
N2
N2I2
I2
l1
1
F
3
2
l2
b
• Bersesuaian dengan Hukum
Ampere pada percabangan
1   2   3
l3
a
Rangkaian Magnet Paralel
F  H1l1  H 2l2  H3l3
17
H1l1
F
a
1
3
2
H2l2
b
H3l3
Contoh Soal
18
1. Sebuah rangkaian magnetis terdiri dari dua bagian, bagian 1
adalah baja cetak (iron steel) berbentuk C dan bagian
kedua berupa batang besi cetak (cast iron). Pada bagian 1 NI
terpasang kumparan sebanyak 150 lilitan. Tentukan arus
yang perlu dialirkan pada kumparan agar diperoleh rapat
fluks magnet sebesar 0,45 T pada bagian 2.
Penyelesaian:
a. Penampang dan panjang rerata:
bagian1
bagian2
2 cm
2 cm
14 cm
2
cm
2 cm
12 cm
H1l1
S1  4 10 4 m 2
l1  0,11 0,11 0,12  0,34 m
S 2  3,6104 m2
l2  0,12  0,009  0,009  0,138 m
F=NI
b. Diketahui B2 = 0,45 T, nilai medan magnet pada
bagian 2 dapat diketahui dari grafik hubungan BH, yaitu H2 =1270 A/m
c. Fluks pada bagian 1=fluks bagian 2=
  B2 S 2  0,453,6104 1,62 104 Wb
d. Rapat fluks magnet pada bagian 1:
1,8 cm
 1,62104
B1 

 0,41T
4
S1
410

H2l2
19
• Setelah B1diketahui, maka medan magnet pada
bagian 1dapat dicari dengan grafik BPH dan
diperoleh H1=233A/m
• Terakhir arus yang diperlukan pada kumparan
dihitung dengan persamaan hukum Kirchoff
tegangan
F  NI  H1l1  H 2l2
150I  2330,3412700,138
I  1,70A
Kurva BPHyangdisederhanakan
Cast Iron
Cast Steel
Silicon Steel
20
Nickel Iron Alloy
1.8
1.6
1.4
1
0.8
B (T)
0.6
H (A/m)
B (T)
1.2
0.4
0.2
0
H (A/m)
0
40
0
100
0
600
0
CI
CS
SS
NIA
0
0,
2
0,
4
0,
8
0
0,7
5
1,
15
1,6
5
0
0
1,2
1,
5
3
1, 1,45
4
1, 1,5
6
5
Contoh Soal
21
• Sebuah rangkaian magnetis terdiri dari baja cetak
dengan panjang rerata l1 = 0,44 m dan
penampang persegi 0,02  0,02 m. Panjang celah
udara adalah 2mm dan kumparan terdiri dari 400
lilitan. Tentukan kuat arus yang diperlukan untuk
mendapatkan fluks celah udara sebesar 0,141
mWb.
la
Jawab:
Dimensi baja dan celah udara
S1  0,02  0,02  4 10 4 m 2
S a  (0,02  0,002)  (0,02  0,002)  4,84 104 m2
l1  0,44 m
la  2103 m
H1l1  850(0,44)  374A
Rapat fluks magnet pada baja cetak
 0,141103
B1 

 0,35 T
4
S1
410
 0,141103
Ba 

4  0,291T
S a 4,8410
F  H1l1  H a l a  838 A
H1  850A/m
Ha 
Ba
o
I

0,32
 231826,9 A
7
410 
F 838

 2,09 A
N 400
Tugas Kelas
22
Rangkaian terdiri dari baja cetak (cast steel) berbentuk C dan besi cetak
(cast iron) berbentuk huruf I dengan adanya celah selebar 0,1 cm pada
titik temunya. Jumlah lilitan
N = 100, dan rapat
fluks pada bagian I (cast iron) adalah
0,6 T
a) Gambarkan rangkaian ekivalen dari rangkaian magnetis di atas!
b) Hitung panjang rataPrata dan luas penampang masingP masing
bagian (termasuk bagian celah)
c) Hitunglah kuat medan magnet dan rapat fluks masingP masing
bagian.
2 cm
4 cm
CI
NI
0
20 cm
4
cm
4 cm
22 cm
2 cm
CS
0
SS
0
NIA
0
0
400 0,2 0,75 1,25
1,3
1000 0,4 1,15
1,4 1,45
6000 0,8 1,65
1,6 1,55
Tugas Kelas
23
Rangkaian terdiri dari bajacetak (cast steel) berbentuk C
dan
besi cetak (cast iron) berbentuk huruf I dengan adanya celah selebar x
cm pada titik temunya. Jumlah lilitan = N, dan rapat fluks pada bagian I
(cast iron) adalah
0,9 T
a) Gambarkan rangkaian ekivalen dari rangkaian magnetis di atas!
b) Hitung panjang rataPrata dan luas penampang masingP masing
bagian (termasuk bagian celah)
c) Hitunglah kuat medan magnet dan rapat fluks masingP masing
bagian.
2 cm
5 cm
CI
NI
0
20 cm
5
cm
5 cm
22 cm
2 cm
CS
0
SS
0
NIA
Kel.
N
x
1
100
0,1
2
200
0,2
3
500
0,3
4
100
0,4
5
200
0,5
6
500
0,1
7
100
0,2
8
200
0,3
9
500
0,4
10
100
0,5
11
200
0,1
12
500
0,2
0
0
400 0,2 0,75 1,25
1,3
13
100
0,3
1000 0,4 1,15
1,4 1,45
14
200
0,4
6000 0,8 1,65
1,6 1,55
15
500
0,5
Tugas Kelas
24
Rangkaian terdiri dari baja cetak (cast steel) berbentuk C
dan besi cetak
(cast iron) berbentuk huruf I dengan adanya celah selebar 0.1 mm pada titik temunya.
Jumlah lilitan = 100, dan rapat fluks pada bagian I (cast iron) adalah0,6 T
a) Gambarkan rangkaian ekivalen dari rangkaian magnetis di atas!
b) Hitung panjang rataPrata dan luas penampang masingPmasing bagian (termasuk
bagian celah)
c) Hitunglah kuat medan magnet dan rapat fluks masingPmasing bagian.
2,5 cm
4 cm
CI
NI
24 cm
4
cm
4 cm
22 cm
10 cm
0
CS
0
SS
0
NIA
0
0
400 0,2 0,75 1,25
1,3
1000 0,4 1,15
1,4 1,45
6000 0,8 1,65
1,6 1,55
Energi potensial dan gaya
• Energi pada medan elektrostatis
1
WE   D Edv
2 vol
• Energi yang tersimpan pada medan magnet tetap
1
WH   B  Hdv
2 vol
• Oleh karena
maka dapat dinyatakan dengan
1
WH   H 2 dv WH  1
2 vol
2
B2
vol

dv
• Hubungan energi potensial dan gaya magnet
akhir
W  awal F dL
Induktansi
• Induktansi adalah total fluks
magnet yang dihasilkan oleh tiap
1Ampere arus yang mengalir di
dalamnya.
NΦ
L
I
Fluks magnet yang berkaitan (flux linkage)
• Dapat juga didefinisikan
sebagai
2WH
L 2
I
I adalah total arus yang mengalir sedangkan WH adalah total energi
magnetik yang dihasilkan oleh arus tersebut
26
Konfigurasi standar konduktor
• Toroid dengan penampang kotak
0 N a ln r2
(H)
L
r1
2
2
r1
r2
a
• Toroid dengan penampang sembarang S
S
r1
0 N 2S
(H)
L
2r
Diasumsikan rerata rapat
fluks pada rerata radius r
Konfigurasi standar konduktor
• Konduktor paralel dengan jarak antara a
d

(H/m)
L  0 cosh1
2a

Radius a
Untuk d  a
l
d
0 cosh1 d (H/m)
a

• Konduktor silinder paralel dengan ground plane
L
L
0
1
d
(H/m)

cosh
2a
l 2
Radius a

d
(H/m)
 0 cosh1
a
2
d/2
• Solenoid panjang
L
0 N 2 S
l
l
(H)
S
Induktansi Dalam
29
• Fluks magnet timbul baik di luar
maupun di dalam konduktor yang
dialiri arus.
• Fluks magnet di dalam konduktor
menimbulkan induktansi dalam, yang
biasanya
lebih kecil dari induktansi luar dan
kadangkala diabaikan,
H
•
Ir

2 a
2a
0Ir
B
2 a
2a
a  r 2  Ir
 r 2 
0 Il
0
    2 d    2  2 ldr 
0 a
8
 a 

2a
L
l

/I
l

0
8
 0,5107 H/m
Hukum Faraday dan Induktansi Diri
Hukum Faraday
• Pada sebuah permukaan S dibatasi oleh lintasan tertutup C terdapat
fluks magnet  yang berubah terhadap waktu, maka akan terdapat
tegangan (induksi) di sekitar C sebesar:
d
v
dt
• Perubahan fluks sesuai dengan perubahan arus yang
mengalir pada lintasan tersebut
d di
di
v
 L
di dt
dt
• Dalam teori rangkaian, L disebut induktansi diri dan v
disebut tegangan induktansi diri
30
Induktansi Bersama
31
• Jika dua buah lilitan berdekatan, perubahan fluks oleh arus yang
mengalir pada suatu lilitan akan menimbulkan arus (induksi) pada
lilitan yang lain.
• Hubungan ini disebut induksi bersama yang bersama tergantung
pada induktansi bersama (mutual inductance)
lilitan 1
Lilitan 2
d 21
v1  N1
dt
v2  N 2
B
d
12
dt
d12 di1
M
v2  N 2
di1 dt
N1 21
M 21 
I2
M12  M21
N212
M 12 
I1
12
di1
dt
32
Makan sayuran setiap hari Bikin
badan jadi sehat Cukup sekian
materi hari ini Semoga
bermanfaat
Bayam, kangkung, kubis, kacang panjang, kol, dan sawi
adalah macamPmacam sayuran
Ada pertanyaan?
33
I dLa R
H
l 4
R2
E
Q
4R
2
(A/m)
aR
Ada arus ada medan magnet Ada
muatan ada medan listrik
Andai terus merasa ruwet Minggu
depan pasti lebih menarik
Tugas Kelas
34
Download