. ASWAJA ( Ahli Sunnah Wal Jama’ah ) adalah susunan dari tiga kalimat : 1. اهلyang berarti golongan 2. السنةyang secara etimologi mempunyai arti: ””والسنة الطريقة المسلوكةsunnah adalah jalan yang ditempuh. السنةdalam terminologi syara’ mempunyi arti : Suri tauladan Nabi Muhammad SAW. 3. الجماعةsecara etimologi mempunyai arti kumpulan dari tiga perkara atau lebih. Kumpulan manusia disebut “”جماعة الناس,. الجماعةDalam terminologi syara’ mempuyai arti : a. Persambungan sholatnya seseorang dengan solatnya orang lain dengan mekanisme tertentu b. Kebersatuan umat islam dalam satu imam yang di lantik oleh ahlu halli wal aqdi dengan syarat-syarat yang sesuai syari’at, sebagaimana dalam hadits : رواه مسلم.من فارق الجماعة شبرا فمات فميتته ميتة جاهلية. RINGKASAN SEJARAH MUNCULNYA ISTILAH ASWAJA Secara makna, eksistensi ajaran termasuk ajaran islam, senantiasa bersentuhan dengan sejarah yang dilaluinya. Dalam perspektif kesejarahan (historis) permulaan antara ajaran agama dengan realitas sosial kultural dan perjalanannya menjumpai dua kemungkinan. 1. Ajaran dakwah agama mampu memberikan pengaruh lingkungan sosial cultural dalam arti mampu merubah pandangan hidup, sikap dan prilaku masyarakat. 2. Ajaran agama atau setidaknya persepsi dan hayatan ajaran tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sosial, dan perubahan waktu serta tempat dalam arti pemahaman penghayatan serta penafsiran terhadap ajaran agama dapat berubah karena lingkungan dan perkembangan waktu. Dalam konteks islam hal tersebut dapat diamati melalui beberapa model pendekatan. Secara singkat dapat dikemukakan sebagai berikut : a. Pendekatan doktrinal (sisi ajaran). Pada zaman Rasulullah ajaran islam masih merupakan ajaran yang sederhana dipahami, diamalkan dan dihayati para sahabat menurut tingkat keilmuan, ketaatan dan kesederhanaan masing-masing. Tidak banyak menimbulkan pertanyaan, satu sama lain tidak ada perbedaan keilmuan islam seperti ilmu kalam, ilmu fiqih atau tasawuf dan lain-lain. Timbulnya ilmu tersebut kemudian dipicu dan didorong oleh adanya kebutuhan yang langsung dirasakan oleh umat islam seperti ilmu tafsir, ilmu hadits dan fiqih atau ada tantangan yang perlu dihadapi dengan pendapat baru yang semula belum ada seperti ilmu kalam dan ilmu tasawuf. Kebutuhan maupun pendapat itu berbeda-beda sesuai dengan perbedaan waktu, tempat dan kepentingan serta pengalaman masing-masing, meskipun dasarnya itu al-Qur’an dan al-Hadits. b. Pendekatan historis ( proses kesejarahan ) ajaran agama, meskipun di yakini telah sempurna dengan jaminan ayat : “ اليوم اكملت دينكم واتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم االسالم دينا Pada hari ini aku sempurnakan agama untukmu sekalian dan aku sempurnakan nikmatku bagimu dan aku rela untukmu islam sebagai agamamu”. Tapi dalam mengaktualisasikan ajaran agama dan pesan-pesan ayat Al-Qur’an dan AlSunnah bergumul dengan perjalanan waktu. Para sahabat nabi ( orang-orang islam ) pada masa hidupnya Rasul masih dalam keadaan solid, rukun dan saling mencintai. Ukhuwah islamiyah mereka melebihi ukhuwah nasabiyahnya, tak ada perbedaan di antara mereka dalam masalah aqidah. Pengamalan ajaran islam dengan beragamnya perbedaan mengakibatkan perpecahan menjadi berkelompok, sebagaimana yang dipuji Allah dengan ayatnya : “ واعتصموا بحبل هللا جميعا والتفرقوا Berpeganglah dengan tali Allah dengan keseluruhan dan janganlah engkau semua bercerai berai” . “ وال تكونا كالذين تفرقوا واختلفوا من بعد ماجاءهم البينات Janganlah engkau seperti orang yang saling berbeda-beda pendapat setelah datang kepadanya sebuah kebenaran yang jelas”. “ وكذلك جعلناكم امة وسطا لتكونوا شهداء على الناسDemikian pula aku jadikan engkau semua umat yang adil supaya engkau semua menjadi saksi bagi manusia وقال تعالى محمد رسول هللا والذين معه اشداء على الكفار رحماء بينهم “Muhammad Rasulullah dan orang-orang yang bersamanya benar-benar bertindak tegas terhadap orang-orang kafir serta penuh kasih sayang tehadap sesama muslim” Dalam ayat yang tersebut dijelaskan bahwa mereka saling kasih sayang dan tidak saling bercerai berai. Kalau mereka bercerai berai maka penyebutan رحماء بينهمtidak benar dan niscaya mustahil. Wallahu a’lam . Namun setelah rasul dipanggil Allah sebagai pertanda telah paripurna dalam tugasnya yang berujung pimpinan umat islam dijabat Abu Bakar melalui bai’at para muslimin pada tanggal 13 Robi’ul Awal 11 H. dalam kepemimpinan Abu Bakar umat islam masih rukun bersatu walau masih ada perbedaan namun yang dapat diselesaikan dengan mudah. Dan muncul golongan yang murtad. Setelah kurang lebih 2 tahun Abu Bakar memimpin orang islam dan ketika beliau mulai jatuh sakit beliau musyawarah dengan para tokoh sahabat untuk mengangkat Umar bin Khottob sebagai kholifah sepeninggalnya, sehingga beliau memanggil sahabat Utsman untuk menuliskan wasiat beliau. هذا ما عهد به ابو بكر خليفة النبي محمد صلى هللا عليه وسلم عند اخر عهده با الدنيا فى الحال.بسم هللا الرحمن الرحيم التى يؤمن فيها الكافر ويوقن فيها الفاجر إنىإستعملت عليكم عمر بن الخطاب ولم الكم خيرا فإنه صبر وعدل فذلك علمي به واي فيه وإن جاز ويدل فال علم لى با الغيب والخير اردت لكل إمرئ ما إكتسب وسيعلم الذين ظلموا اي منقلبون. Kemudian Utsman diperintahkan untuk mengangkat Umar. Dan sepeninggal Abu Bakar pada tahun 13 Hijriyah. Setelah memimpin selama 2 tahun lebih 10 hari dalam usia 63 tahun wasiat dibacakan Utsman di hadapan umat islam dengan mendapat tanggapan positif. Kemudian resmilah Umar bin Khottob jadi kholifah kedua dengan berjalan lancar dan tidak ada persengketaan di antara umat islam kecuali sebagian kecil yang tidak perlu diperhitungkan karena tanpa dasar yang shohih. Ketika Umar sudah mendekati ajalnya beliau ditanya kaum muslimin tentang kholifah setelahnya, kemudian beliau menyerahkan permasalahan kholifah terhadap Ali bin Abi Tholib, Utsman, Jubair, Sa’ad, Tholhah dan Abdurrohman bin Auf. Setelah Umar meninggal dalam keadaan sholat shubuh dengan enam tusukan Abu Lu’lu Al-Majusi, setelah menaklukkan beberapa negara seperti Syam, Mesir, Baitul Maqdis dan lain-lain pada usia 63 tahun setelah memimpin selama 10 tahun 6 bulan 4 hari enam orang yang ditugaskan Umar telah mencapai sepakat untuk menggantikan Utsman bin Affan sebagai kholifah ketiga. Setelah Utsman dibai’at menjadi kholifah ia berkhutbah sebagai berikut الحمد هلل ايها الناس إتق هلل إن الدنيا كما اخبر هللا عنها لعب ولهو وزينة وتفاجر بينكم وتكاثر فى االموال واالوالد كمثل غيث اعجب الكفار نباته ثم يهيج فتراه مصفرا ثم يكون حطاما وفى الخرة عذاب شديد ومغفرة من وما الحياة الدنيا إالمتاع الغرور فخير العباد فيها من عصم باهلل واستعصم باهلل وبكتابه.هللا ورضوان. Sayyidina Utsman yang masih keturunan Abdul Manaf (kakek rasul) memang mempunyai sifat arif dan niat baik namun ada sebagian manusia mencurigai para pejabat pembantu Utsman telah curang dan melakukan kedholiman sehingga mereka menuntut agar Utsman meresuffle para pejabat tersebut. Namun Utsman tidak mengindahkan permintaan mereka. Di situlah awal fitnah mengguncang kerukunan umat islam sehingga pada waktu itu umat islam terpecah menjadi tiga bagian : a. Mereka yang tidak setuju dengan kepemimpinan Utsman b. Mereka yang mendukung dan membela Utsman yaitu golongan mayoritas muslimin c. Mereka yang tidak membantu dan tidak mendukung Utsman Perpecahan tersebut berakibat orang-orang Mesir dan Ahli Kuffah sengaja menyalakan api fitnah yang dipi