PERHITUNGAN JUMLAH TULANGAN BALOK INDUK B1 PADA LANTAI DASAR Diyanti, ST., MT. Isna Najib Mahsun Jurusan teknik sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas teknik sipil dan perencanaan Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Universitas gunadarma Universitas Gunadarma Jakarta, indonesia Jakarta, Indonesia [email protected] [email protected] abstrak – Proyek Gedung Fakultas Kedokteran kampus F7 yang terletak di Jl. Komp. RTM, Tugu, Cimanggis, Depok, Jawa barat dengan luas bangunan 4.551,5 m2, jumlah lantai 10 (sepuluh), tinggi bangunan 44,4 m, mutu beton K-400 dan mutu baja 400 Mpa. Proyek Gedung Fakultas Kedokteran Kampus F7 Universitas Gunadarma menggunakan balok induk B1 dengan 800 500 dimensi dengan tulangan tumpuan tarik 10D22 dan tekan 6D22. Pada tulangan lapangan Tarik 10D22 dan tekan 6D22. Tulangan geser tumpuan D13 - 100 dan lapangan D13 - 200. Hasil perhitungan tulangan rencana berdasarkan standar pembebanan didapatkan jumlah tulangan tumpuan tarik 8D22 dan tekan 4D22. Jumlah pada tulangan lapangan tarik 4D22 dan tekan 2D22. Tulangan geser tumpuan D13 - 200 dan lapangan D13 - 250. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kekuatan struktur pada kondisi eksisting telah memenuhi standar perencanaan. sumber daya manusia yang berkualitas Kata Kunci – Tulangan Baja, Kekuatan Rencana, Balok agar dapat bersinergi menghasilkan suatu konstruksi atau infrastruktur yang mempunyai kualitas yang baik. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Proyek Manajemen merupakan kemampuan memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan dengan metode atau teknik secara sistematik dan efektif melalui kegiatan sekelompok orang untuk memanfaatkan sumber daya yang ada secara efisien. B. Perencanaan Proyek Perencanaan adalah proses yang I. PENDAHULUAN mencoba meletakkan dasar tujuan dan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat, khususnya dalam bidang konstruksi dan infrastruktur. pengetahuan Meningkatnya dan teknologi semakin canggih, maka diperlukan ilmu yang sasaran termasuk menyiapkan segala sumber daya Perencanaan untuk mencapainya. berfungsi untuk meletakkan dasar sasaran proyek, yaitu penjadwalan, anggaran dan mutu. C. Organisasi Proyek 1) Beban pelat = tebal γ pelat Organisasi proyek menurut Budi Santoso adalah Beban Mati Pengkhususan- = 0,2 24 pengkhususan atau spesialisasi orang = 4,8 kN/m2 pada bidang tertentu, selama struktur Beban spesi = tebal γ spesi organisasi yang ada mampu menangani pekerjaan-pekerjaa yang ada = 0,03 22 maka = 0,66 kN/m2 struktur lama tidak perlu berubah. Beban keramik = tebal γ keramik D. Pengendalian Mutu Dan Waktu = 0,01 22 Pengendalian proyek adalah suatu = 0,22 kN/m2 sistem untuk mengawasi pelaksanaan Beban pasir = tebal γ pasir pekerjaan proyek, agar pihak-pihak yang terlibat di dalamnya dapat berfungsi dan = 0,03 16 bekerja secara optimal, efisiensi waktu, = 0,48 kN/m2 tenaga kerja dan mutu. Beban plafon + penggantung = 0,21 kN/m2 III. DATA DAN PEMBAHASAN Beban ME A. Pembebanan Pembebanan dalam perencanaan = 0.25 kN/m2 Total beban mati 6,62 kN/m2 2) Beban Hidup balok induk B1 pada lantai dasar dengan Beban hidup yang berfungsi bentang 8000 mm. sebagai tempat parkir yang berada pada lantai dasar sebesar 8 kN/m2. B. Gaya Dalam Gambar 1 Denah Balok Induk B1 yang Ditinjau Gambar 2 Distribusi Beban Pelat 2 1 l x 2 l x q 2 ly 2 l y 3 Qe = 1) Momen Lentur dan Gaya Geser Perhitungan Manual = 1 2 ql 24 hidup maupun beban mati) = 1 120,551 8 2 24 ly = panjang beban yang diterima balok = 321,468 kNm Mulap Dengan: Qe = beban ekivalen yang dicari (beban lx = lebar beban yang diterima balok Mutum = Trapesium ly = 8 m dan lx =7,2 m QD1 = 1 7,2 2 7,2 6,62 2 8 2 2 3 8 = Vu 1 7,2 7,2 2 = 8 2 8 2 2 3 8 = 21,024 kN/m Karena beban simetris maka QD2 = QD1 = 7,397 kN/m dan QL2 = QL1 = 21,024 kN/m 1 120,551 8 2 12 = 642,936 kNm = 17,397 kN/m QL1 1 2 ql 12 = 1 ql 2 = 1 120,551 8 2 = 482,202 kN 2) Momen lentur dan gaya geser Berat sendiri balok Perhitungan dengan software b h γ = 0,5 0,8 24 = 9,6 kN/m SAP2000. Beban ultimit Qu = 1,2QD + 1,6QL dengan: Qu = beban ultimit yang bekerja QD = beban mati ekivalen trapesium QL = beban hidup ekivalen trapesium Maka: QD = QD1 + QD2 + berat sendiri balok = 17,397 + 17,397 + 9,6 = 44.395 kN/m QL = QL1 + QL2 Gambar 3 Hasil Perhitungan Software SAP2000 = 21,024 + 21,024 Mulap = 42.048 kN/m Mutum = 642,939 kNm Qu = 1,2QD + 1,6QL = 1,2 44,395 1,6 42,048 = 120,551 kN/m Vu = 321,469 kNm = 482,204 kN C. Perhitungan Tulangan Proyek Gedung Fakultas m fy = 0,85f'c Kedokteran kampus F7 didapatkan data untuk penulangan balok induk sebagi berikut : Tinggi balok (h) = 800 mm Lebar balok (b) = 500 mm Diameter tulangan lentur (D) = 22 mm Tebal selimut (ts) = 40 mm Diameter tulangan geser (ds) = 13 mm Mutu beton (f’c) = 33,2 MPa Mutu baja (fy) = 400 MPa Jarak pusat tulangan terhadap tekan (d) ρ m Syarat rasio tulangan ρmin < ρ < ρmax 0,0035 < 0,00786 < 0,262 (telah terpenuhi) =ρb d = 736 mm = 0,00786 500 736 = 0,85 – (0,008(33,2 – 30)) = 2890,810 mm2 As’ = 0,5As = 0,5 2890,810 1,4 1,4 = = 0,0035 fy 400 = 1445,405 mm2 n Rasio tulangan maksimum (ρmax) 0,85f'c β1 600 600 f y fy = 0,75 = 0,0262 1) 1 2 πD 4 Astul = Rasio tulangan minimum (ρmin) ρmax = 0,00786 As = 0,824 ρmin = fy = 379,94 mm = 800 - (40 + 13 + (0,5 22)) β1 = 14,174 = 1 1 1 2mR n = h t s ds 0,5D d 400 0,85 33,2 = n Tumpuan Rn As A stul = 2890 ,810 379,94 = 7,609 Perencanaan Tulangan Mu = = = 642,939 kNm = = Mn bd2 642,9390,8 10 = 500 7362 = 2,967 As' A stul 1445 ,405 379,94 = 3,804 6 = 8 batang = 4 batang Maka tulangan yang digunakan 8D22 pada tarik dan 4D22 pada tekan. Cek regangan maka fs = fy = 400 MPa As = 8D22 = 3039,52 mm2 εs ' = As’ = 4D22 = 1519,76 mm2 d = h t s ds 0,5D = = 800 40 13 0,5 22 64 52,285 0,003 52,285 = 0,000672 = 736 mm d’ d'c 0,003 c = t s ds 0,5D εs ' > εy = 40 13 0,5 22 0,000672 < 0,002 (tulangan = 64 mm Cc Cs = Ts tekan belum leleh) maka fs’ = ε s ' E s = 0,000672 2 10 5 0,85f'c ab A s ' f y = A s f y a = = A s A s 'fy 0,85f'c b 3039,52 1519,76 400 0,85 33,2 500 = 43,083 mm c = = a β1 43,083 0,824 = 134,430 MPa Kontrol kekuatan a = 71,687 mm As2 = εs dc = 0,003 c = 736 52,285 0,003 52,285 = 0,0392 εs > εy 0,0392 > 0,002 (tulangan tarik sudah leleh) A s ' fs ' fy 1519,76 134,430 400 = 510,754 mm2 As1 400 2 10 5 = 0,002 = = fy Es A s fs A s ' fs ' = 0,85f'c b (3039,52 400) 1519,76 134,430 0,85 33,2 500 = 52,285 mm εy = = = A s A s2 = 3039,52 510,754 = 2528,766 mm2 φMn = a 0,8 A s1fs d A s ' fs ' d d' 2 71,687 2528,766 400 736 0,8 2 1519,76 134,430 736 64 = 676402682,6 Nmm = 676,403 kNm φMn Mu Smax = 676,403 kNm > 642,939 kNm (tulangan mampu menahan beban yang bekerja) 2) Vu = 482,204 kN Vn = Vc = = ø13 mm (As = 132,665 mm2) = 3 132,665 = 397,995 mm Vu φ S 482,204 = 642,939 kN 0,75 1 33,2 500 736 6 = = 1 f'c b d 6 = 353399,239 N Vs sengkang vertikal dengan 3 kaki Av = 3A s Tulangan Geser = 736 d = = 368 mm 2 2 Vs 397,995 400 736 289539,428 = 404,676 mm S Smax 404,676 mm 368 mm maka = Vn Vc A v fy d jarak sengkang yang dipakai sebesar 200 mm untuk = 289539,428 N Syarat tulangan geser Vn Vc 642,939 kN 353,399 kN (perlu tumpuan dan 250 mm untuk lapangan. D. Gambar Penulangan Balok tulangan geser) Berikut merupakan gambar dan Kontrol dimensi tabel penulangan balok sesuai dengan Vs 2 f'c b d 3 perencanaan dan kondisi eksisting di lapangan pada proyek Gedung Fakultas 2 289539,428 N 33,2 500 736 3 289539,428 N 1413596,957 N (penampang memenuhi) Vs 1 f'c b d 3 289539,428 N 1 33,2 500 736 3 289539,428 N 706798,478 N (maka Smax = d ) 2 Kedokteran Gunadarma. Kampus F7 Universitas Tabel 1 Penulangan Balok pada Kondisi Eksisting dan Perencanaan Kondisi Eksisting Perencanaan Posisi Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan Dimensi 500 800 500 800 500 800 500 800 10D22 6D22 8D22 2D22 Tulangan Bawah 6D22 10D22 4D22 4D22 Tulangan Geser D13 100 D13 150 D13 200 D13 250 825,983 kNm 825,983 kNm 676,403 kNm 339,752 kNm Tulangan Atas Momen Lentur Gambar 4 Tulangan Tumpuan pada Gambar 6 Tulangan Tumpuan pada Kondisi Eksisting Perencanan Gambar 5 Tulangan Lapangan pada Gambar 7 Tulangan Lapangan pada Kondisi Eksisting Perencanaan bagian tarik (bawah). Jarak tulangan IV. KESIMPULAN geser (sengkang) diperoleh sebesar Berdasarkan kegiatan kerja praktek yang telah dilaksanakan, 200 mm untuk bagian tumpuan dan dapat 250 mm untuk bagian lapangan. disimpulkan sebagai berikut: 1) 2) 3) Mendapatkan data umum dan juga Nilai kekuatan rencana pada kondisi data teknis Proyek Gedung Fakultas eksisting di lapangan diperoleh hasil Kedokteran Kampus F7 Universitas Mutumpuan sebesar 825,983 kNm, Gunadarma Mulapangan sebesar 825,983 kNm, Hasil pengamatan visual seperti Stumpuan sebesar 100 mm dan Slapangan fungsi metode sebesar 150 mm. Kekuatan rencana pengecoran yang dilakukan dan juga tersebut lebih besar dari kekuatan menyelesaikan rencana hasil lapangan. Mutumpuan sebesar Besarnya momen lentur dan gaya Mulapangan sebesar 339,752 kNm, geser dengan membandingkan hasil Stumpuan sebesar 200 mm dan Slapangan perhitungan sebesar 250 mm. alat-alat perhitungan proyek, masalah manual dengan di dan perhitungan 676,403 yaitu kNm software SAP2000, diambil hasil terbesar.. DAFTAR PUSTAKA Momen lentur yang terjadi pada [1] Badan Standarisasi Nasional. 1989. bagian tumpuan yaitu sebesar Pedoman Perencanaan 642,939 kNm dan pada bagian Pembebanan untuk Rumah dan lapangan sebesar 321,469 kNm. Gedung Gaya geser yang terjadi akibat PPURG). Jakarta. pembebanan yaitu sebesar 482,204 Perhitungan penulangan berdasarkan standar yang sesuai untuk perencanaan, diperoleh (SNI 03-1727-1989 [2] Badan Standarisasi Nasional. 2002. Tata kN. 4) 5) Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 2847:2002), Jakarta. [3] C.Mccormac, Jack Russell jumlah tulangan lentur untuk bagian H.Brown. tumpuan Reinforced Concrete Ninth Edition. sebanyak 8D22 pada bagian tarik (atas) dan 4D22 pada bagian tekan 2013. dan Design Of [4] Mustiko, Agung. 2014. Ilmu Teknik (bawah). Jumlah Sipil untuk bagian http://0pwt0.blogspot.com/2014/03/t tulangan lentur lapangan sebanyak 2D22 pada bagian tekan (atas) dan 4D22 pada ulangan-geser-pada Diakses 13 Mei 2018 Purwoekerto. sloof.html. [5] PDSA. 2017. Pusat Desain Struktur dan Arsitektur Gunadarma. Jakarta. [6] Rostiyanti, Susy Fatena. 2008. Alat Berat Untuk Proyek Kontruksi. Jakarta: PT Rineka Cipta. [7] Santoso, Budi. 2009. Manajemen Proyek. Yogyakarta: PT Graha Ilmu. [8] Saraswat. 2018. Struktur Perancanaan Balok. https://www.scribd.com/document/3 70894103/fhko. Diakses 13 Mei 2018 [9] Widiasanti, Irika dan Lenggogeni. 2013. Manajemen Konstruksi. Bandung: PT Remaja Rosdkarya.