Uploaded by mayangsaripermataputrii

Jurnal

advertisement
TINGKAT PENGAWASAN TERHADAP PENGELOLAAN
SARANA DAN PRASARANA DI SMKN 1 PERCUT SEI
TUAN
Marwatun Nazlaa, Mayangsari Permata Putrib, Muhammad Fajar Imanc, Yudi Hartonod
a
Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan, Jl. Willem Iskandar
Pasar V, Medan 20221, No Telp. (061) 6613365
b
Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan, Jl. Willem Iskandar
Pasar V, Medan 20221, No Telp. (061) 6613365
c
Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan, Jl. Willem Iskandar
Pasar V, Medan 20221, No Telp. (061) 6613365
d
Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan, Jl. Willem Iskandar
Pasar V, Medan 20221, No Telp. (061) 6613365
No HP: 081375953212, Email : [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengawasan terhadap pengelolaan
sarana dan prasarana yang ada di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan. Penelitian dilakukan di SMK
Negeri 1 Percut Sei Tuan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi
Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode wawancara dan
observasi partisipasi dengan Waka Bidang Umum (Sarana dan Prasarana) SMKN 1 Percut Sei
Tuan. Data dikumpulkan lewat angket, pengamatan, dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa bahwa tingkat pengawasan di SMK Negeri 1
Percut Sei Tuan telah dilaksanakan dengan baik namun belum maksimal. Hal ini diketahui dari
adanya perencanaan pengawasan telah dikoordinasi bersama kepala sekolah dengan warga sekolah
dalam rapat kerja setiap akhir semester, adanya laporan pencatatan barang masuk dan
kerusakannya, dan pendataan Pengawasan Sarana dan Prasarana Sekolah telah cukup dilaksanakan
dengan baik. Adapun ketidakmaksilaman tersebut dapat dilihat dari belum adanya organisasi
terstruktur yang mengatur pengawasan sarana dan prasarana, tidak adanya kriteria khusus yang
menjadi patokan dalam pengawasan/monitoring sarpras, pengambilan tindak lanjut hasil pendataan
pengawasan yang tidak jelas.
Kata Kunci: tingkat pengawasan, pengelolaan sarana dan prasarana
Abstract
The purpose of this study is to determine the extent of supervision of the management of
facilities and infrastructure in SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan. The research was conducted
at the SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan, Percut Sei Tuan, Deli Serdang, North Sumatra. This
research was conducted using interview method and participation observation with SMKN 1
Percut Sei Tuan’s Assistant Principal of School Finance and Operations. Data were
collected through questionnaires, observations, and interviews. Based on the results of the
research that has been done, it is concluded that the level of supervision in SMK Negeri 1
Percut Sei Tuan has been well implemented but not to the maximum. This is known from the
availability of supervision plans that have been coordinated with principals and school staff
at the meeting in the end of each semester, that there are reports of incoming goods and
damages, and that the provision of School Inspection and School Infrastructure has been
well implemented. While the imbalance one can be seen from: there’s no structured
organization that regulates the supervision of facilities and infrastructure, no specific
criteria that serve as benchmarks in supervision / monitoring. taking follow-up to the results
of unclear supervisory data collection.
Keywords: the extent of supervision, the management of facilities and infrastructure
PENDAHULUAN
Sarana prasarana pendidikan adalah salah satu
penunjang dalammeningkatkan mutu pendidikan.
Terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran
di sekolah sangat penting dalam mendukung
kegiatan pembelajaran. Peningkatan kualitas
pendidikan di Indonesia selain bergantung kepada
kualitas guru juga harus ditunjang dengan sarana
dan prasarana pendidikan yang memadai. Sebagai
salah satu sumber daya yang penting dan utama
dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah,
sarana dan prasarana pendidikan perlu dilakukan
peningkatan
dalam
pendayagunaan
dan
pengelolaannya, agar tujuan yang diharapkan dapat
tercapai.
Seiring dengan perubahan pola pemerintah
setelah diberlakukannya otonomi daerah, maka
pola pendekatan manajemen sekolah saat ini
berbeda pula dengan sebelumnya, yakni lebih
bernuansa otonomi. Untuk mengoptimalkan
penyediaan, pendayagunaan, perawatan dan
pengendalian sarana dan prasarana pendidikan
pada setiap jenis dan jenjang pendidikan,
diperlukan penyesuaian manajemen sarana dan
prasarana. Sekolah dituntut memiliki kemandirian
untuk mengatur dan mengurus kepentingan
sekolah menurut kebutuhan dan kemampuan
sendiri berdasarkan pada aspirasi dan partisipasi
warga sekolah dengan tetap mengacu pada
peraturan dan perundang-undangan pendidikan
nasional yang berlaku. Hal ini terutama ditujukan
untuk meningkatkan mutu pendidikan pada semua
jenis dan jenjang pendidikan, khususnya pada
pendidikan dasar dan menengah.
Untuk mewujudkan dan mengatur hal tersebut,
maka pemerintah melalui Peraturan Pemerintah
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan yang menyangkut standar sarana dan
prasarana pendidikan secara nasional pada Bab VII
Pasal 42 dengan tegas disebutkan bahwa[1]:
(1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki
sarana yang meliputi perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan
sumber belajar lainnya, bahan habis pakai,
serta perlengkapan lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan.
(2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki
prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas,
ruang pimpinan, satuan pendidikan, ruang
pendidikan, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang
bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang
kantin, instalasi daya dan jasa, tempat
berolahraga, tempat beribadah, tempat
bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat
lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
merupakan hal yang sangat menunjang atas
tercapainya suatu tujuan dari pendidikan, sebagai
seorang personal pendidikan kita dituntut untuk
menguasi dan memahami administrasi sarana dan
prasarana, untuk meningkatkan daya kerja yang
efektif dan efisien serta mampu menghargai etika
kerja sesama personal pendidikan, sehingga akan
tercipta keserasian, kenyamanan yang dapat
menimbulkan kebanggaan dan rasa memiliki baik
dari warga sekolah maupun warga masyarakat
sekitarnya. Lingkungan pendidikan akan bersifat
positif atau negatif itu tergantung pada
pemeliharaan administrasi sarana dan prasarana itu
sendiri. Terbatasnya pengetahuan dari personal tata
usaha sekolah akan administrasi sarana dan
prasarana pendidikan, serta kurangnya minat dari
mereka untuk mengetahui dan memahaminya
dengan sungguh-sungguh.
Pengelolaan sarana dan prasarana sekolah pada
dasarnya perlu dilakukan secara profesional agar
semua sarana dan prasarana yang tersedia pada
lembaga pendidikan sekolah ini dapat digunakan
untuk mendukung efektifitas pencapaian target
pembelajaran, serta pengembangan mutu sekolah
secara kelembagaan. Pengelolaan sarana dan
prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan
sekolah yang bersih, rapi, dan indah sehingga
menciptakan kondisi yang menyenangkan bagi
murid maupun guru yang berada di sekolah.
Karena manajemen sarana dan prasarana dalam hal
ini bertugas mengatur dan menjaga sarana dan
prasarana pendidikan agar dapat memberikan
kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya
proses pendidikan.
Dewasa ini masih sering ditemukan banyak
sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki
oleh sekolah yang diterima sebagai bantuan, baik
dari pemerintah maupun masyarakat yang tidak
optimal penggunaannya dan bahkan tidak dapat
lagi digunakan sesuai dengan fungsinya. Hal itu
disebabkan antara lain oleh kurangnya kepedulian
terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki serta
tidak adanya pengelolaan yang memadai.
Kenyataan yang sering ditemui di lapangan
menunjukkan banyaknya sekolah yang mempunyai
sarana dan prasarana yang lengkap tetapi kurang
bisa mengelola perlengkapan tersebut sehingga
menimbulkan kurang efektifnya pemanfaatan
sarana dan prasarana yang dimiliki atau sekolah
yang tidak memiliki sarana dan prasarana yang
lengkap tetapi tidak berusaha untuk melakukan
pengadaan sarana dan prasarana. Kebanyakan
lembaga sekolah kurang ahli dalam mengelola dan
mengatur sarana dan prasarana pendidikan yang
dibutuhkan.
Sehingga dengan harapan dapat mengetahui
tingkatan pengawasan maka dirasa penting untuk
melakukan penelitian dengan judul “Tingkat
Pengawasan Terhadap Pengelolaan Sarana Dan
Prasarana Di Smkn 1 Percut Sei Tuan”.
Berdasarkan latar belakang diatas, ternyata
banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya
pengelolaan sarpras, namun karena keterbatasan
peneliti dari sisi waktu, biaya, akses, dan karena
minat peneliti, maka faktor pengaruh yang akan
dipelajari dalam penelitian ini hanya difokuskan
pada minimnya pengawasan terhadap pengelolaan
sarana dan prasarana sekolah.
Sesuai dengan identifikasi masalah dan batasan
masalah yang telah dikemukakan, maka dapat
identifikasi masalah dari penelitian ini, yaitu:
Bagaimana
tingkat
pengawasan
terhadap
pengelolaan sarana dan prasarana di SMK Negeri
1 Percut Sei Tuan?. Tujuan penelitian yang akan
dilakukan adalah untuk mengetahui sejauh mana
tingkat pengawasan terhadap pengelolaan sarana
dan prasarana yang ada di SMK Negeri 1 Percut
Sei Tuan.
METODE
Penelitian ini dilaksanakan dengan mengguna-kan metode wawancara dan observasi partisipasi.
Penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Percut
Sei Tuan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten
Deli Serdang. Penelitian dilaksanakan pada tahun
2019 pada bulan Oktober.
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wakil kepala sekolah bagian sarana dan
prasarana di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan,
Bapak Sudarmen, S.T.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan
untuk mengetahui tingkat pengawasan sarpras
adalah pedoman wawancara serta lembar
observasi. Pedoman wawancara digunakan untuk
mengetahui langsung bagaimana perencanaan dan
proses pengawasan sarpras, sementara lembar
observasi digunakan untuk mengetahui kondisi dan
situasi sarpras di lokasi penelitian.
Teknik yang digunakan untuk menganalisis
data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri
dari beberapa tahapan. Tahap pertama pengolahan
data dimulai dari penelitian pendahuluan hingga
tersusunnya usulan penelitian. Tahap kedua,
pengolahan data yang lebih mendalam dilakukan
dengan cara mengolah hasil kegiatan wawancara
dan pengumpulan berbagai informasi lapangan di
lokasi penelitian. Tahap ketiga, setelah itu
dilakukan pemeriksaan keabsahan data hasil
wawancara dengan sejumlah nara sumber yang
dijadikan
informan
penelitian
serta
membandingkan data tersebut dengan berbagai
informasi yang terkait dan menarik kesimpulan
dari data yang telah diperoleh.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui
pengawasan terhadap pengelolaan sarana dan
prasarana sekolah sesuai dengan peraturan. Dalam
hal ini kami memberikan hasil dari observasi.
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan
teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.
Dalam proses wawancara yang dilakukan oleh
peneliti, pertanyaan tersebut ditujukan kepada
Wakil Kepala Sekolah bidang sarana dan prasarana
dan perwakilan guru.
Uraian di bawah ini menjelaskan tingkat
pengawasan terhadap pengelolaan sarana dan
prasarana sekolah di SMK Negeri 1 Percut Sei
Tuan sebagai berikut:
DIMENSI PERENCANAAN PROGRAM
PENGAWASAN SARANA DAN
PRASARANA PENDIDIKAN
Untuk perencanaan program pengawasan
sarana dan prasarana sekolah diajukan 4
pertanyaan yang terdiri dari: (a) Bagaimana proses
penyusunan rencana kegiatan pemeliharaan sarana
dan prasarana sekolah? (b) Setiap kapan dilakukan
penyusunan rencana program pengawasan sarana
dan prasarana sekolah? (c) Seperti apa kriteria
sarana dan prasarana yang harus dilakukan
pengawasan? (d) Bagaimana keterlibatan antara
kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan staf
sekolah dalam rangka perencanaan pemeliharaan
dan pengawasan sarana dan prasarana sekolah?
Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu
pada pertanyaan di atas, perencanaan program
pengawasan sarana dan prasarana pendidikan di
SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan dilakukan setiap
akhir semester ganjil atau genap yang disusun
melalui rapat kerja yang diadakan sekolah untuk
menganalisis kebutuhan pendidikan apa saja yang
diperlukan oleh sekolah untuk menunjang proses
pendidikan selama satu tahun ke depan dan aspekaspek apa saja yang perlu untuk dikaji dan di
diskusikan sebagai hasil dari pengawasan.
Dalam rapat kerja tersebut disusun pula
anggaran untuk program-program yang ada di
sekolah yaitu baik sarana dan prasarana maupun
kesiswaan, kurikulum dan lain sebagainya. Dalam
pelaksanaan rencana program pemeliharaan dan
pengawasan sarana dan prasarana tersebut pasti
ada kekurangan atau perbaikan selama waktu
berjalan seperti perbaikan-perbaikan yang bersifat
insidental misalnya perbaikan AC yang rusak dan
perbaikan saluran air.
Dari hasil analisis kebutuhan sarana dan
prasarana yang diadakan melalui rapat kerja
tersebut tentunya baik Kepala Sekolah dan Wakil
Kepala Sekolah bidang sarana dan prasarana
sekolah tentunya meminta usulan dari para guruguru dan pemangku inventarisasi lainnya yang
tentunya lebih mengetahui sarana dan prasarana
apa saja yang perlu diadakan atau diperbaiki agar
bisa dimasukkan ke dalam rencana program kerja
sekolah untuk lebih menunjang kelancaran proses
pendidikan yang ada di sekolah.
Dalam penyusunan rencana program kerja
khususnya bidang sarana dan prasarana sekolah
tentunya tidak hanya melibatkan seksi sarana dan
prasarana sekolah saja, tetapi juga semua pihak
yang terkait. Pihak sekolah bahkan juga meminta
masukkan kepada beberapa siswa terutama yang
tergabung dalam osis untuk memberikan masukan
dan evaluasi mengenai pemeliharaan sarana dan
prasarana disekolah.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak
Sudarmen, S.T, selaku Wakil Kepala Sekolah
bidang sarana dan prasarana SMK Negeri 1 Percut
Sei Tuan:
“Penyusunan rencana program pemeliharaan
sarana dan prasarana pendidikan biasanya
dilakukan setiap akhir semester ganjil dan genap.
Keterlibatan pejabat sekolah, guru, dan staf
pegawai sekolah dalam perencanaan pemeliharaan
sarana dan prasarana sangat besar. Tetapi dalam
perencanaan pemeliharaan, pihak sekolah juga
meminta masukan kepada beberapa siswa terutama
yang tergabung dalam osis untuk memberikan
masukan dan evaluasi mengenai pemeliharaan
sarana dan prasarana disekolah.”
Untuk kriteria sarana dan prasarana yang harus
dilakukan pengawasan, sesuai dengan hasil
wawancara tidak ada kriteria khusus karena
memang semua sarana dan prasarana sang udah
seharusnya selalu dilakukan pemeliharaan dan
pengawasan, harus disegerakan, agar bisa
digunakan sesuai dengan fungsinya dan bertahan
dalam jangka waktu yang lama. Proses
penyusunan rencana kegiatan pemeliharaan sarpras
di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan adalah dengan
dilakukannya perbaikan pada sarana maupun
prasarana yang rusak.
Dari hasil data mengenai perencanaan
pemeliharaan dan pengawasan sarana dan
prasarana pendidikan yang ada di SMK Negeri 1
Percut Sei Tuan, penulis dapat menyimpulkan
bahwa proses penyusunan program pemeliharaan
dan pengawasan sarana dan prasarana pendidikan
dikoordinasikan bersama-sama antara kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan staf
sekolah melalui rapat kerja yang dilaksanakan
setiap akhir semester ganjil ataupun genap.
Melalui rapat kerja tersebut maka sekolah mampu
menganalisis kebutuhan sarana dan prasarana apa
saja yang harus dilakukan pengawasan dan
pemeliharaannya guna lebih menunjang kelancaran
proses pendidikan yang ada di sekolah yang
didasarkan pada evaluasi rencana program kerja
tahun sebelumnya. Dari evaluasi tersebut, maka
dapat diketahui program sarana dan prasarana apa
saja yang tidak berjalan sesuai dengan rencana
sehingga tim sarana dan prasarana beserta kepala
sekolah dapat memperbaikinya atau melanjutkan
program-program yang masih belum selesai.
DIMENSI PENYADARAN PENTINGNYA
PENGELOLAAN SARANA DAN
PRASARANA SEKOLAH
Untuk penyadaran pengelolaan sarana dan
prasarana sekolah diajukan 3 pertanyaan yang
terdiri dari: (a) Upaya apa yang dilakukan sekolah
untuk memberikan kesadaran kepada semua warga
sekolah
dalam
melakukan
pemeliharaan/
pengelolaan sarana dan prasarana sekolah? (b)
Adakah pihak tertentu yang khusus memberikan
penyadaran pemeliharaan/pengelolaan sarana dan
prasarana sekolah tersebut? (c) Faktor apa saja
yang mempengaruhi kesadaran warga sekolah
dalam memelihara sarana dan prasarana sekolah?
Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu
pada pertanyaan di atas, bahwa upaya yang
dilakukan oleh SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan
untuk memberikan kesadaran kepada seluruh
warga sekolah agar memelihara sarana dan
prasarana yang ada adalah dengan cara melakukan
peninjauan langsung yang dilakukan oleh wakil
kepala sekolah untuk melihat keadaan fasilitas dan
mengevaluasi kekurangan yang ada, kemudian
pihak sekolah juga melakukan alternatif lain guna
mengingatkan semua warga sekolah tentang
pentingnya pengelolaan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana sekolah, yaitu dengan membuat
program KLH dan program penghimbauan di
setiap minggunya. Sebagaimana yang dijelaskan
oleh Bapak Sudarmen, S.T, Wakil Kepala Sekolah
bidang Sarana dan Prasarana:
“Pihak sekolah melakukan upaya kesadaran
warga sekolah dalam pemeliharaan fasilitas
sekolah dengan cara melakukan penghimbauan
yang dilakukan di setiap minggunya kepada siswa
untuk menjaga fasilitas sekolah. Selain itu wakil
kepala sekolah juga sering melakukan tinjauan
langsung untuk melihat keadaan fasilitas dan
mengevaluasi kekurangan yang ada”.
Upaya untuk memberikan kesadaran agar
seluruh warga sekolah memelihara segala sarana
dan prasarana yang ada di sekolah dilakukan oleh
seksi sarana dan prasarana sekolah, khususnya
oleh wakil kepala bidang sarana dan prasarana
serta oleh pihak sekolah (kepala sekolah, wakil
kepala sekolah, guru, staf pegawai) dan pegawai
yang memang bertanggung jawab dibidang
pemeliharaan fasilitas. Namun di samping itu,
tentunya untuk menyadarkan seluruh warga
sekolah agar mau memelihara sarana dan prasarana
yang ada di sekolah membutuhkan koordinasi dan
kerja sama antar pihak yakni dengan guru, staf
sekolah dan juga petugas kebersihan dan
keamanan sekolah.
Kemudian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kesadaran warga sekolah terhadap
pentingnya pengelolaan sarana dan prasarana
sekolah adalah : faktor kenyamanan menjadi salah
satu yang mempengaruhi kesadaran warga sekolah
dalam memelihara sarana dan prasarana. Artinya
ketika warga sekolah merasakan betapa tidak
nyamannya fasilitas yang ia gunakan, maka secara
naluriah warga sekolah akan mulai menyadari
betapa pentingnya menjaga dan mengelola sarana
dan prasarana yang ia gunakan, manfaat yang
dirasakannya, dan mulai berpikir apakah selama
ini ia telah memelihara sarana-prasarana itu
dengan baik dan benar.
DIMENSI PEMAHAMAN TERHADAP
PENGELOLAAN SARANA DAN
PRASARANA SEKOLAH
Untuk pemahaman pengelolaan sarana dan
prasarana sekolah diajukan 3 pertanyaan yang
terdiri dari: (a) Upaya apa yang dilakukan sekolah
untuk
memberikan
pemahaman
mengenai
pentingnya pemeliharaan dan pengelolaan sarana
dan prasarana sekolah? (b) Bagaimana program
sekolah
untuk
meningkatkan
pemahaman
pentingnya pengelolaan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana sekolah kepada seluruh warga
sekolah? (c) Siapakah pihak yang bertugas
memberikan pemahaman pentingnya pemeliharaan
sarana dan prasarana sekolah kepada seluruh
warga sekolah?
Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu
pada pertanyaan di atas, bahwa dalam memberikan
pemahaman sebenarnya hampir sama dengan
memberikan kesadaran kepada seluruh warga
sekolah untuk memelihara sarana dan prasarana
yang ada di sekolah yaitu dengan cara melakukan
peninjauan langsung yang dilakukan oleh kepala
sekolah untuk melihat keadaan fasilitas dan
mengevaluasi kekurangan yang ada, kemudian
pihak sekolah juga melakukan alternatif lain guna
mengingatkan semua warga sekolah tentang
pentingnya pengelolaan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana sekolah, yaitu dengan cara
menempelkan poster yang menghimbau untuk
menjaga fasilitas sekolah. Upaya yang dilakukan
untuk
memberikan
pemahaman
mengenai
pentingnya memelihara sarana dan prasarana
adalah dengan lebih menekankan bahwa
pemeliharaan
fasilitas
sekolah
merupakan
tanggung jawab bersama karena fasilitas sekolah
tersebut juga digunakan oleh bersama.
Untuk meningkatkan pemahaman pentingnya
memelihara sarana dan prasarana pendidikan,
sekolah memiliki program kegiatan gotong royong
untuk kebersihan lingkungan sekolah. Artinya
dengan demikian maka masing-masing warga
sekolah akan lebih memelihara dan menjaga baik
kebersihan, kerapian dan kenyamanan sekolah.
Untuk pihak yang biasanya memberikan
pemahaman kepada seluruh warga sekolah
mengenai pemeliharaan dilakukan oleh wakil
kepala sekolah bidang sarana dan prasarana.
DIMENSI PENGORGANISASIAN
PENGAWASAN SARANA DAN
PRASARANA SEKOLAH
Untuk pengorganisasian pengawasan sarana
dan prasarana sekolah diajukan 2 pertanyaan yang
terdiri dari: (a) Bagaimana penyusunan struktur
organisasi pengawasan sarana dan prasarana
sekolah? (b) Siapa saja yang terlibat dalam
penyusunan struktur organisasi pengawasan
tersebut?
Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu
pada pertanyaan di atas, bahwa pengorganisasian
atau pembagian tugas terkait pengawasan sarana
dan prasarana belum tersusun dan terorganisir
dengan baik. Artinya pembagian tugas tersebut
terstruktur dan tidak jelas siapa bertanggung jawab
terhadap apa. Hanya di lakukan pengkoordinasian
yang baik antar pihak sarpras.
Dari hasil data mengenai pengorganisasian
sarana dan prasarana tersebut maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa pengorganisasian atau
pembagian tugas bidang sarana dan prasarana yang
ada di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan belum
terorganisir dengan baik. Tetapi hal ini dapat
diatasi dengan proses penyusunannya yang
dilakukan setiap akhir semester melalui rapat kerja
yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama
sehingga tidak ada keterpaksaan dalam menjalani
tugas sarana dan prasarana. Kemudian, pihakpihak yang terlibat dalam penyusunan struktur
organisasi pengawasan adalah kepala sekolah,
wakil kepala sekolah, guru dan staf pegawai. Yang
terlibat dalam penyusunan struktur organisasi
pengawasan adalah kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, guru dan staf pegawai.
DIMENSI PELAKSANAAN PENGAWAS-AN SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH
Untuk pelaksanaan pengawasan sarana dan
prasarana sekolah diajukan pertanyaan yang terdiri
dari: (a) Bagaimana pemeliharaan dan pengawasan
terhadap fasilitas yang tersedia? (b) Bagaimana
pengawasan dan pengendalian sarana dan
prasarana di sekolah Anda? (c) Bagaimana metode
yang digunakan untuk pengawasan sarana dan
prasarana di sekolah Anda? (d) Bagaimanakah
prosedur pengawasan sarana dan prasarana di
sekolah Anda?
Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu
pada pertanyaan di atas, bahwa tingkat
pengawasan dan pemeliharaan di SMK Negeri 1
Percut Sei Tuan sudah cukup baik karena di SMK
Negeri 1 Percut Sei Tuan sudah ada waka sarpras
bertindak sebagai petugas khusus yang menjaga
fasilitas disekolah, tetapi seluruh warga sekolah
baik pejabat sekolah, guru, pegawai sekolah dan
siswa siswi disekolah ini sudah saling menjaga.
Selain itu di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan sudah
terdapat program yang menjadi rutinitas pada hari
jumat untuk membersihkan lingkungan sekolah
dan membersihkan fasilitas yang ada disekolah,
dan penghimbauan kepada dari BP/BK kepada
para siswa.
Untuk penggunaan pengawasan sarana dan
prasarana, sekolah ini menggunakan selalu
mencatat laporan barang yang masuk dan juga
kerusakan barang sehingga dapat ditentukan
pengambilan
langkah
yang
tepat
untuk
menanganinya.
Kemudian untuk menjalankan program
pengawasan sarana dan prasarana, metode
pengawasan yang diterapkan di SMK Negeri 1
Percut Sei Tuan guna meningkatkan ketegasan
dalam hal pengawasan adalah dengan menerakan
sistem hukuman. Di SMK Negeri 1 Percut Sei
Tuan terdapat beberapa hukuman bagi yang
merusak sarana dan prasarana disekolah, seperti
memberikan rompi berwarna hitam dan
memberikan tempat sampah plastik dan mengutip
seluruh sampah yang ada di lingkungan sekolah
selama masa istirahat siswa.
Selain pemeliharaan dan perbaikan terhadap
sarana dan prasarana pendidikan yang rusak,
pendataan terhadap kerusakan itupun harus
dilakukan. Jika ada sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah yang rusak atau hilang maka
harus dicatat dan didata dengan baik sebagai bukti
dan laporan sehingga dapat diketahui bagaimana
kondisi sarana dan prasarana yang ada. Seperti
yang dijelaskan oleh narasumber yang sama seperti
di atas yang peneliti wawancara mengenai hal ini
berpendapat bahwa untuk barang-barang yang
rusak maupun hilang harus dicatat ke dalam
laporan berita acara barang rusak atau hilang.
Laporan tersebut dibuat oleh masing-masing
penanggung jawab semua ruangan yang ada di
sekolah. Dari laporan itu, bagian sarana dan
prasarana dapat mengetahui kondisi semua sarana
dan prasarana yang ada dan dapat mengambil
tindakan perbaikan jika ada kerusakan.
DIMENSI PENDATAAN PENGAWASAN
SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH
Untuk pendataan pemeliharaan sarana dan
prasarana diajukan 3 pertanyaan yang terdiri dari:
(a) Bagaimana prosedur pendataan dari hasil
pengawasan sarana dan prasarana sekolah? (b) Apa
tindak lanjut yang dilakukan sekolah dari hasil
pendataan kegiatan pengawasan tersebut? (c)
Siapakah yang bertanggung jawab melakukan
pendataan kegiatan pengawasan sarana dan
prasarana sekolah?
Berdasarkan hasil wawancara yang mengacu
pada pertanyaan di atas, telah dijelaskan
sebelumnya bahwa SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan
menggunakan sistem pencatatan barang masuk dan
pendataan barang rusak sehingga dari hasil data
terkait pendataan pengawasan sarana dan
prasarana, maka dapat penulis simpulkan bahwa
untuk setiap kegiatan pengawasan dicatat dan
didata dengan baik dan sesuai dengan prosedur
yang ada. Setiap kegiatan pemeliharaan selalu
dicatat dalam daftar pemeliharaan barang. Tetapi
dari hasil wawancara, tidak didapat keterangan
secara lugas mengenai tindak lanjut yang dihadapi
dalam permasalahan pengawasan sarana dan
prasarana sekolah.
Dalam pendataan kegiatan pengawasan sarana
dan prasarana sekolah dipertanggungjawabkan
oleh pegawai bidang pemeliharaan sarana dan
prasarana yang akan dilaporkan kepada kepala
sekolah.
GARIS BESAR TINGKAT PENGAWASAN SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH DI SMK NEGERI 1 PERCUT SEI
TUAN
Hasil penelitian yang diperoleh di lapangan
melalui wawancara, lembar observasi, dan
dokumentasi tingkat pengawasan terhadap
pengelolaan sarana dan prasarana sekolah,
meliputi: Pengawasannya cukup baik karena
penyusunan struktur organisasi pengawasan di
SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan sudah terencana
dimulai dari Kepala sekolah-wakil kepala sekolahguru-siswa. Prosedur pendataan dari hasil
pengawasan sarana dan prasarana di SMK Negeri
1 Percut Sei Tuan tidak baik karena pendataannya
kurang jelas sehingga pengawasannya berkurang,
contohnya saja pada bangunan di SMK Negeri 1
Percut Sei Tuan banyak ruangan yang tidak
dipakai atau kosong karena pelaporan yang kurang
jelas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
pengawasan adalah kebijakan Kepala Sekolah,
kebutuhan atas kenyamanan dan keamanan dalam
penggunaan sarana dan prasarana, kerjasama dan
komunikasi yang baik antar pihak-pihak yang
membutuhkan dalam hal pengawasan sarana dan
prasarana, kesadaran akan pentingnya sarana dan
prasarana yang aman dan nyaman.
TEMUAN LAPANGAN
Dari hasil wawancara dan observasi langsung
telah didapat hasil temuan lapangan yaitu
mengenai pengawasan sarana dan prasarana di
SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan meliputi : sekolah
telah melakukan pelaksanaan pemeliharaan dan
pengawasan sarana dan prasarana berupa
pemasangan poster-poster menarik di dinding
sekolah dan sepanjang koridor yang berupa katakata mutiara untuk penyemangati siswa-siswi agar
mau
memperhatikan
pemeliharaan
dan
pengelolaan sarana dan prasarana sekolah,
penulisan name tag dimasing-masing bangku
siswa, ini dimaksudkan untuk menjadikan mereka
bertanggung jawab atas bangkunya sendiri untuk
tidak mencorat-coret sarana yang disediakan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat
pengawasan sarana dan prasarana pendidikan yang
dilakukan di SMK Negeri 1 Percut Sei tuan,
penulis dapat menarik kesimpulan bahwa tingkat
pengawasan di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan
telah dilaksanakan dengan baik namun belum
maksimal. Dikatakan baik karena dalam
perencanaan pengawasan telah dikoordinasi
bersama kepala sekolah dengan warga sekolah
dalam rapat kerja setiap akhir semester, adanya
laporan
pencatatan
barang
masuk
dan
kerusakannya, dan pendataan Pengawasan Sarana
dan Prasarana Sekolah telah cukup dilaksanakan
dengan baik. Adapun ketidakmaksilaman tersebut
dapat dilihat dari belum adanya organisasi
terstruktur yang mengatur pengawasan sarana dan
prasarana, tidak adanya kriteria khusus yang
menjadi patokan dalam pengawasan/monitoring
sarpras, pengambilan tindak lanjut hasil pendataan
pengawasan yang tidak jelas.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, penulis berharap sekolah lebih
meningkatkan dan mengembangkan pemeliharaan
sarana dan prasarana pendidikan. Sebagai akhir
dari penelitian ini, penulis memberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti. Agar menjadi pelajaran dalam
penulisan laporan hasil penelitian agar dapat
menjadi lebih baik untuk kedepannya.
Peneliti juga seharusnya lebih memahami
keadaan objek penelitian secara lebih
2.
mendalam sehingga tidak kebingungan pada
saat penulisan laporan.
Bagi Sekolah. Kepala sekolah hendaknya
memperhatikan pemeliharaan sarana dan
prasarana di sekolah, melakukan pengawasan
terhadap pemeliharaan sarana dan prasarana
dan lebih intensif untuk memberikan
kesadaran kepada seluruh warga sekolah
untuk memlihara sarana dan prasarana yang
ada di sekolah.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih sebanyakbanyaknya kepada pihak yang telah membantu dan
memfasilitasi penelitian ini, terutama para wakil
kepala sekolah di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan
atas diperkenankannya melakukan penelitian. Atas
kebaikannya tersebut, semoga dilipatgandakan
balasan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Permen 24, (2007), Standar Sarana Dan
Prasarana. Menteri Pendidikan Nasional.
Jakarta.
Download