Uploaded by User37282

DOA SYAHADAT KATOLIK DAN LATAR BELAKANGNYA

advertisement
Apa yang kita percayai?
Paus Yohanes Paulus II dalam konstitusi apostolik Fidei Depositum, menuliskan bahwa Katekismus
Gereja Katolik (KGK) adalah sebagai alat yang sah dan legitim dalam pelayanan persekutuan Gereja,
selanjutnya sebagai norma yang pasti untuk ajaran iman. Sebagai norma yang pasti akan ajaran
iman, maka KGK menyampaikan sintesis organik dari seluruh tradisi Gereja dan juga Konsili Vatikan II
berkenaan dengan pokok-pokok iman dan moralitas, yang bersumber pada Kitab Suci, bapa-bapa
Gereja, liturgi dan Magisterium Gereja (lih. KGK 11). Selanjutnya, KGK 13 menjelaskan tentang
penyusunan KGK berdasarkan empat tiang utama sesuai dengan tradisi besar penyusunan
katekismus, yaitu: pengakuan iman pembaptisan (pengakuan iman atau syahadat), Sakramensakramen iman, kehidupan iman (perintah-perintah) dan doa orang beriman (Bapa Kami). Dengan
kata lain, struktur dari KGK adalah: apa yang kita percayai, bagaimana kita merayakan apa yang kita
percayai, melakukan apa yang kita percayai, yang semuanya dihubungkan dalam doa.
Pada bagian pertama atau pengakuan iman, maka KGK memberikan penjelasan sebagai berikut:
“KGK 14 Barang siapa bergabung dengan Kristus melalui iman dan Pembaptisan harus mengakui
iman pembaptisannya di depan manusia (bdk. Mat 10:32; Rm 10:9). Karena itu, katekismus ini
berbicara pertama-tama mengenai wahyu, olehnya Allah berpaling kepada manusia dan
memberikan Diri kepadanya, dan mengenai iman, dengannya manusia menjawab wahyu Allah itu
(Seksi I). Pengakuan iman mencakup semua anugerah yang diberikan Allah kepada manusia sebagai
pemrakarsa segala yang baik, sebagai penebus, dan sebagai pengudus. Pengakuan iman tersusun
sesuai dengan tiga pokok utama iman pembaptisan kita yaitu: iman kepada Allah yang esa, Bapa
yang maha kuasa, dan Pencipta; iman kepada Yesus Kristus, Putera-Nya, Tuhan kita, dan Penebus.
Dan iman kepada Roh Kudus dalam Gereja yang kudus (Seksi II).”
Minggu, 4 Agustus 2013
SYAHADAT IMAN KATOLIK
Tidak dapat disangkal bahwa kita, orang Kristen, mempunyai Syahadat Iman. Syahadat Iman itu
selalu kita ucapkan dalam perayaan Ekaristi pada hari Minggu/hari Raya dan dalam doa
Rosario. Apayang tercantum dalam Syahadat Iman itu sebaiknya tidak hanya kita hafal, tetapi
juga kita mengerti dengan baik. Credo atau “Aku Percaya” adalah syahadat iman yang memuat
pokok-pokok iman kepercayaan orang Kristen. Syahadat iman ini tidak disabdakan langsung oleh
Yesus Kristus kepada kedua belas rasul-Nya. Juga tidak kita temukan sebagai satu kesatuan di
dalam Alkitab, walaupun semua fahamnya berakar dalam Alkitab. Syahadat iman ini dirumuskan
oleh Gereja, lewat para pemimpinnya (abad I –V). Dalam abad II, sudah ada Syahadat Para
Rasul,yang kita kenal dengan Syahadat Singkat. Syahadat Para Rasul ini sering kita ucapkan dalam
perayaan Ekaristi pada hari Minggu/hari Raya dan dalam Rosario.Di samping itu kita kenal juga
Syahadat Panjang.Syahadat ini resminya disebut Syahadat Niceani.
Sejarah singkat terjadinya Syahadat Niceani ini sebagai berikut:Pada waktu wafat, Yesus tidak
meninggalkan satu dokumen pun yang dapat dijadikanpegangan bagi para rasul. Tetapi, Yesus
tidak membiarkan para rasul bingung. Ia mengutus Roh Kudus (kis 2:12-13). Roh Kudus inilah
yang akan mengajarkan segala sesuatu kepada para rasul dan mengingatkan mereka semua
apa yang telah Yesus katakan kepada mereka (Yoh 14:26). Dengan daya kekuatan Roh Kudus
inilah para rasul berani mewartakan Kristus, sehingga jumlah orang yang dibaptis semakin
banyak (Kis 2:41.47;6:7).Tetapi, sesudah para rasul wafat, di antara orang-orang Kristen ada
beberapa yang mempunyai pandangan sendiri-sendiri, yang berbeda, bahkan ada yang
bertentangan, tentang Yesus Kristus dan Roh Kudus, sehingga diperlukan satu ajaran yang ortodoks
dan resmi. Ajaran-ajaran sesat mulai muncul dan berkembang dengan pesat sesudah Kaisar
Konstantinus membolehkan orang Kristen beribadat dengan bebas, tanpa ancaman masuk
penjara dan dibunuh (Edict Milan, tahun 313).Ajaran sesat (bidaah) yang muncul pada awal
abad IV adalah ajaran dari Arius, seorang imam Aleksandria yang lahir tahun 280. Ia
mengajarkan Yesus bukanlah Allah sejati. Ia menyangkal keilahian Yesus. Untuk melawan ajaran
sesat ini diadakanlah Konsili ekumenis yang pertama, yaitu Konsili Nicea, tahun 325. Konsili ini
dihadiri oleh 318 orang bapa konsili, yaitu tokoh-tokoh Gereja dan pemerintahan yang diundang
menghadiri sidang itu.Dalam konsili itu, Eusebius dari Kaesarea, seorang sejarawan,
menganjurkan dipakainya syahadat iman dari gerejanya di Kaesarea.
Syahadat Eusebius ini memang ortodoks, sesuai dengan ajaran Gereja yang benar. Tetapi,
syahadat ini tidak secara eksplisit melawan bidaah Arianisme (ajaran Arius). Oleh karena itu,
konsili memakai syahadat ini sebagai dasar pembicaraan saja, lalu mengusulkan rumusan
perbaikan, dengan penambahan-penambahan pada Syahadat dari Kaesarea. Konsili menetapkan
bahwa Yesus sungguh-sungguh Allah, bertentangan dengan ajaran Arius yang mengajarkan
seakan-akan Yesus bukan Allah. Keputusan konsili ini tampak dalam rumusannya tentang Yesus
Kristus.Syahadat perbaikan ini disebut Syahadat dari Nicea. Syahadat ini belum final. Soal rumusan
iman masih dibahas lagi dalam Konsili Konstantinopel, tahun 381. Konsili ini melawan ajaran sesat
dari Macedonius, yang menyangkal keilahian Roh Kudus, sehingga rumusan iman tentang keilahian
Roh Kudus mendapat perhatian khusus dalam sidang Konstantinopel. Konsili ini dihadiri oleh 150
orang bapa konsili.
Syahadat Singkat atau Syahadat Para Rasul, yang terdiri dari 12 pasal, yaitu:
Pasal 1: Aku percaya akan Allah, Bapa yang Mahakuasa, Pencipta langit dan bumi.
Pasal 2: Dan akan Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita.
Pasal 3: Yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria.
Pasal 4: Yang menderita dalam pemerintahan Ponsius Pilatus, disalibkan, wafat dan dimakamkan.
Pasal 5: Yang turun ketempat penatian, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati.
Pasal 6: Yang naik ke surge, duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang Mahakuasa.
Pasal 7: Dari situ Ia akan mengadili orang hidup dan mati.
Pasal 8: Aku percaya akan Roh Kudus.
Pasal 9: Gereja Katolik yang kudus, persekutuan para kudus.
Pasal 10: Pengampunan dosa.Pasal 11: Kebangkitan badan.
Pasal 12: Kehidupan kekal. Amin.
Kedua belas pasal iman inilah yang akan disampaikan dalam ketekese umat dalam mingguminggu mendatang.
Minggu, 11 Agustus 2013
AKU PERCAYA AKAN ALLAH BAPA
Pada kesempatan ini katekese umat akan membahas soal-soal yang berhubungan dengan
kepercayaan kepada Allah Tritunggal. Banyak pertanyaan yang dapat timbul berhubungan dengan
Allah Tritunggal. Sulit, memang, untuk mengerti dan memahami Allah Tritunggal. Oleh karena
itu, banyak paham keliru yang bisa timbul dalam pikiran kita. Mungkin selama ini kita berpikir
dan menganggap benar apa yang sebenarnya ditolak oleh Gereja. Misalnya: Bapa, Putra dan Roh
Kudus adalah 3 cara atau 3 nama bagi Allah yang satu dan sama. Atau Yesus Kristus lebih
rendah keallahan-Nya dari Allah Bapa. Atau Yesus Kristus mempunyai kemanusiaan yang semu
saja, dan lain sebagainya. Paham-paham yang salah ini sudah dibahas dan ditolak oleh Gereja
dalam Konsili-konsili selama 7 abad pertama. Misalnya: tentang keallahan Yesus Kristus sudah
diputuskan dalam Konsili Nicea, tahun 325. Dan tentang keallahan Roh Kudussudah diselesaikan
dalam Konsili Konstantinopel I, tahun 381. Yang paling banyak mendapat pemurnianpaham adalah
tentang Yesus Kristus. Empat Konsili berikutnya masih membahas tentang Yesus Kristus, yaitu
Konsili Efesus, tahun 431, yang menolak ajaran bahwa Yesus Kristus memiliki 2 kepribadian;
Konsili Kalcedon, tahun 451, yang mengajarkan bahwa Yesus Kristus mempunyai 2 kodrat; Konsili
Konstantinopel II, tahun553, dan Konsili Konstantinopel III, tahun 680-681, yang tetap
mempertahankan ajaran bahwa Yesus Kristus mempunyai 1 pribadi dengan 2 kodrat, seperti
keputusan Konsili Kalcedon.AKU PERCAYA AKAN ALLAH, BAPA YANG MAHAKUASA,PENCIPTALANGIT
DAN BUMI1.Mengapa diucapkan aku dan bukan sayapercaya?Istilah Credo (bahasa Latin),
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan aku percaya atau saya percaya.Kata aku dan
saya mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai kata ganti orang pertamatunggal. Tetapi kata
sayaadalah bentuk yang lebih hormat dari pada kata aku,sebab istilah saya berasal dari perkataan
sahaya yang berarti hamba, abdi, budak. Umumnya kata saya diucapkan oleh seorang yang
lebih rendah kedudukannya daripada lawan bicaranya. Misalnya, seorang hamba kepada
tuannya. Sedangkan kata aku umumnya dipakai oleh orang yang sudah akrab hubungannya
dengan lawan bicaranya, dan menunjukkan kedirian orangnya. Dengan kata lain, kata saya
menunjukkan hubungan struktural-vertikal (jenjang atau tingkatan hubungan). Sedangkan kata
aku tidak. Maka dalam syahadat iman, diucapkan akudan bukan saya percaya, sebab syahadat
iman itu tidak ditujukan kepada Tuhan (hubungan vertikal) tetapi kepada sesamamanusia
(hubungan horizontal). Di hadapan dan kepada orang lain, aku (=diriku sendiri) menyatakan rumusan
imanku!2.Mengapa diucapkan aku bukan kami?Kata akuadalah bentuk tunggal dari kata ganti orang
pertama, sedangkan kata kamiadalah bentuk jamaknya. Maka bila dipakai kata kamipercaya,
berarti rumusan iman itu diucapkan oleh sekelompok orang, atau bila diucapkan oleh
seseorang, mengandaikan rumusan iman itu diterima dan diucapkan oleh orang-orang tertentu
yang tergabung dalam satu kelompok tertentu. Memang benar bahwa syahadat iman itu diakui
oleh sekelompok orang tertentu, yaitu orang Kristen. Namun,
ada kalanya dengan berkelompok, orang lebih menjadi berani menghadapi sesuatu tantangan
daripadasendirian. Kalau sendirian, orang ditantang menunjukkan keberaniannya. Keberanian
yangsejati adalah keberanian yang timbul dari diri sendiri dan berani menghadapi tantangan
sendirian. Maka kalau dalam syahadat iman, diucapkan akubukan kami percaya, itu berarti aku
sendiri berani menunjukkan atau menyatakan rumusan imanku di hadapan orang lain. Tanpa
dukungan orang lainpun, aku berani menunjukkan dan menyatakan rumusan imanku. “Jika Tuhan di
pihakku, apa yang kutakuti? Apa yang dapat dilakukan manusia terhadapku?” (mzm
118:6).3.Mengapa diucapkan akudan bukan kitapercaya?Bila diucapkan kita percaya berarti lawan
bicara termasuk orang yang setuju dengan apa yang diucapkan. Padahal, tidak semua lawan
bicara adalah orang yang seiman. Ada banyak orang lain yang mempunyai kepercayaan yang
lain. Ada banyak kepercayaan yang berbeda satu sama yang lain. Maka dengan mengucapkan
aku dan bukan kita percaya, dengan jelas ditunjukkan manakah kepercayaanku itu, yang mungkin
justru berbeda, bahkan bertentangan, dengan kepercayaan orang lain. Tetapi aku berani!
Minggu, 18 Agustus 20134.Apa artinya percaya akan Allah?Percaya,berarti mengakui sebagai
benaratau mendasarkan diri kepada. Percayaakan Allah berarti menerima Allah sebagai dasar dan
tujuan hidup serta menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak-Nya. Ini berarti pula, harta
kekayaan, pangkat dan kekuasaan bukanlah dasar dan tujuan pertama dan utama dari hidup di
dunia ini. Semuanya itu relatifnilainya dan harus dipakai sesuai dengan tujuannya, yaitu
sebagai sarana untuk hidup di dunia sehingga kehendak Allah terjadi di bumi seperti di
surga(lih. Doa Bapa Kami; Mat 6:10).5.Apa akibat dari percaya akan Allah?Orang yang percaya
kepada Allah disebut juga orang yang beriman.Orang yang beriman tidak hanya mengakui sebagai
benar apa yang diwahyukan Allah dalam Kitab Suci dan Tradisi Gereja, atau tahu akan rumusanrumusan doa dan ajaran agama, tetapi juga mempunyai relasi (hubungan) pribadi dengan
Allah, yaitu menyerahkan diri secara bebas dan sepenuhnya kepada Allah. Akibatnya adalah orang
yang beriman itu pasti merasa aman,sebab tidak ada satu pun yang patut dan perlu ditakuti di dunia
ini selain Allah. Takut akan Allah disebut juga takwa. Rasa amanini memberikan keberanian untuk
bertindak, memilih dan melaksanakan yang baik dan menolak yang jahat. Dengan demikian,
orang beriman yang merasa aman dalam lingkungan Tuhan itu bisa berkata AMIN,“Ya
demikianlahhendaknya”, sebab itulah kehendak Allah. Antara beriman,merasa amandan berkata
Amin,memang saling berhubungan.6.Apa yang aku percayai dalam syahadat iman itu?Dalam
syahadat iman, yang aku percayai ialah Allah Tritunggal: Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus:
“Aku percaya akan Allah, Bapa yang Mahakuasa ..., dan akan Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal
...aku percaya akan Roh Kudus”. Allah itu satu kodrat, tetapi tiga diri. Allah yang esa tetapi tiga diri
adalah suatu misteri,tak dapat dijelaskan secara sempurna oleh akal manusia. Allah Tritunggal
itu misteri. Justru dalam misteri inilah Allah sungguh menjadi Allah. Jika manusia dapat
menangkap dan menjelaskan dengan sempurna pribadi Allah, maka Allah bukanlah Allah lagi. Sebab
dengan demikian berarti manusia dapat mengatasi kemahasempurnaan Allah sendiri.7.Apayang
dapat kita ambil dari kepercayaan akan Allah Tritunggal?Memang sulit sekali untuk mengerti Allah
Tritunggal. Namun, kita sadar bahwa pikiran Allah bukan pikiran manusia, dan pikiran manusia
bukan pikiran Allah, sebab perbedaan pikiran Allah dengan manusia adalah setinggi langit dan
bumi (Yes 55:9). Walaupun demikian, kita tahu bahwa telah terjadi persekutuan dan hubungan
cinta yang sempurna di dalam Allah sendiri, sebab tiga diri Allah menjadi satu. Inilah makna yang
dapat kita simak dari misteri Allah Tritunggal bahwa Allah telah menyatakan diri-Nya, Ia
adalah Cinta (bdk.1Yoh 4:8.16). Tritunggal tidak menyatakan jumlah Allah,tetapi menyatakan
kemuliaan dan keagungan Allah, dalam relasi-Nya yang sempurnya yaitu cinta kasih.
Minggu, 25 Agustus 2013.8.Apakah Alkitab menjelaskan Allah Tritunggal itu, Allah yang esa?Alkitab
dan ajaran Gereja tidak pernah menyatakan bahwa Allah itu tiga; bahwa Bapa + Putra + Roh Kudus =
Allah. Jika orang berpegang pada penjumlahan tersebut tentulah kesimpulannya Allah itu tiga.
Tetapi, tidak demikian halnya! Alkitab dan ajaran Gereja selalu menyatakan bahwa Allah itu esa (Ul
6:4;Mrk 12:32;bdk.syahadat panjang:”Aku percaya akan satuAllah”). Yesus sendiri mengajarkan
bahwa Allah itu esa (Mrk 12:29). Jadi Alkitab danajaran Gereja tetaplah mengajarkan
monoteismekepada kita.9.Bagaimana dapat dimengerti asas Tritunggal itu?Asas Tritunggalitu tidak
bertentangan dengan akal budi (irasional), tetapi asas itu melampaui akal budi (a-rasional).
Memang sulit, bahkan tidak mungkin, untuk mengerti sesuatu yang di luar atau melampaui
akal budi manusia. Oleh karena itu, tak sekedarnya saja asas itu diterangkan secara
metafor/kiasan.Ada orang yang berkata bahwa Tritunggal itu, dapat kita badingkan dengan
satu Matahariyang sekaligus memuat tiga hal yaitu (1) benda yang bulat, (2) yang
memberiterang di bumi, (3) yang memberipanasdi bumi. Benda yang bulat sebagai Bapa,terang
sebagai Putradan panas sebagai Roh Kudus.Demikianlah Tritunggal diterangkan sebagai kesatuan
rangkap tiga. Dan ada banyak kesatuan rangkap tiga,yaitu: tubuh, jiwadan roh(1Tes 5:23). Alam
semesta pun terdiri atas kesatuan rangkaptiga, yaitu: ruang, waktudan unsur.Ruang pun terdiri
atas kesatuan rangkap tiga, yaitu: panjang, lebardan tinggi. Waktu pun terdiri atas kesatuan
rangkap tiga,yaitu: waktu lampau,sekarangdan yang akan datang.Demikian pula dengan
unsuryang terdiri atas: panas, gerakdan tenaga.Tetapi, harus diakui, bahwa metafor/kiasan ini
tidak mencakupi untuk menjelaskan Allah Tritunggal. Sebaiknya kita kembali kepada Kitab Suci.
Di dalam Kitab Suci, diceritakan bahwa umat beriman mengalami karya keselamatan, baik dari
Bapa, Putra maupun Roh Kudus. Ketiga-Nya mempunyai fungsi dan peranan sendiri-sendiri
(yang berbeda-beda) di dalam karya keselamatan. Tetapi ketiga-Nya mempunyai kesamaan, yaitu
keilahian-Nya. Di dalam kesamaan dan perbedaan itu terdapat relasi yang sempurna di antara
ketiga-Nya. Relasi inilah yang dirumuskan dengan kata Yunani hypostasis,dan diterjemahkan ke
dalam bahasa Latin persona,yang akhirnya diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan istilah
pribadi. Jadi istilah tiga pribadidalam rumusan satu Allah tigapribaditidak pernah dimaksudkan
sebagai tiga orang, sebagaimana yang sering dimengerti oleh sementara orang.Demikianlah: Bapa,
Putra dan Roh Kudus adalah satu adanya(Yunani:ousia) tetapi tiga relasi-Nya(Yunani:
hypostasis).10.Dari mana kita ketahui bahwa Allah itu Allah Tritunggal?Allah itu Allah Tritunggal,
karena demikianlah diwahyukan Allah dalam Kitab Suci kepada kita:a.Segera sesudah Yesus
dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes Pembaptis, Roh Allahturun atas Yesus dan terdengarlah
suara dari surga(=Allah Bapa): “Engkaulah Anakyang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan” (Mrk
1:10-11).
b.Sesudah Perjamuan Malam Terakhir, Yesus berkata;”Aku akan minta kepada Bapadan Ia akan
memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain” (Yoh 14:16). Dan Penolong itu adalah Roh
Kudus(Yoh 14:26).c.Sesudah kebangkitan-Nya, Yesus berpesan kepada murid-muridNya;”Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku, dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan
Anak dan Roh Kudus” (Mat 28:19).d.Sebelum menjadi martir pertama, Stefanus yang penuh Roh
Kudus, menatap ke langit, lalu ia melihat kemuliaan Allahdan Yesus berdiri disebelah kanan Allah
(Kis 7:55).e.Rasul Paulus memberisalam kepada jemaahnya dalam Allah Tritunggal;”Kasih karunia
Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudusmenyertai kamu sekalian” (2Kor
13:13).11.Sehubungan dengan ajaran Allah Tritunggal, manakah ajaran-ajaran yang harus kita
tolak?Beberapa ajaran yang dinyatakan bidaah (ajaran sesat):a.TRITEISME:Yaitu paham yang
mengajarkan bahwa orang Kristen percaya kepada tiga Allah: Bapa, Putra dan Roh
Kudus.b.MODALISME:Yaitu paham yang mengajarkan bahwa Bapa, Putra dan Roh Kudus itu
hanyalah tiga nama/cara berbicara tentang satu Allah yang sama dalam situasi/fungsi yang berbeda.
Kalau Ia itu Pencipta, maka disebut Bapa; kalau Penebus disebut Putra dan kalau Ia berkarya di
dunia dan di dalam hati manusia disebut Roh Kudus.c.SUB-ORDINATIANISME:Paham yang
mengajarkan bahwa Bapa adalah Allah yang penuh, sedangkan Putra dan Roh Kudus adalah
Allah yang tidak penuh (lebih rendah tingkatannya).d.ARIANISME:Paham yang diajarkan oleh Arius
(abad III) bahwa Yesus itu bukan sungguh Allah dan bukan sungguh manusia, tetapi Yesus itu
adalah setengah Allah dan setengah manusia.e.ADOPSIANISME:Paham yang mengajarkan bahwa
Yesus itu bukanlah Allah; Yesus hanyalah manusia biasa yang diangkat Allah menjadi Nabi, Kristus
dan Tuhan.f.DOKETISME:Paham yang mengajarkan bahwa Yesus itu sungguh Allah, tetapi Ia
tidak sungguh-sungguh manusia, Ia hanya manusia semu.g.MONOFISISTISME:Paham yang
diajarkan oleh Eutykes bahwa Yesus mempunyai satu kodrat (physis) saja, yaitu kodrat Allah.
Yeus tidak mempunyai kodrat manusia. Ajaran yang benar adalah Yesus mempunyai satu
pribadi dua kodrat, yaitu kodrat Allah dan kodrat manusia, sehingga Yesus sungguh Allah dan
sungguh manusia.h.NESTORIANISME:Yaitu paham yang diajarkan oleh Nestorius (abad IV) bahwa
Yesus tidak hanya mempunyai dua kodrat, tetapi juga dua pribadi yaitu pribadi Allah dan pribadi
manusia. Yang benar adalah, Yesus mempunyai satu pribadi, satu orangNya.i.PNEUMATOMACHI:Paham yang mengajarkan bahwa Roh Kudus itu bukan Allah.
Minggu, 1 September 2013.12.Mengapa kita menyebut Allah itu Bapa?Kita menyebut Allah itu
Bapa karena Yesus sendiri menyebut Allah itu Bapa (Mat 5:48; Mrk 14:36; Luk 23:46; Yoh 5:18).
Yesus sendiri mengajarkan kita untuk berdoa kepada Bapa yang ada di surga(Mat 6:9). Hanya dalam
iman kepada Yesus Kristus, kita berani menyebut Allah sebagai Bapa. Itulah sebabnya, dalam Misa
Kudus, sebelum kita mengucapkan doa Bapa Kami,Imam berkata;”Atas petunjuk Penyelamat kita
(Yesus Kristus) dan menurut ajaran ilahi (dari Yesus Kristus) maka beranilah kita berdoa: “Bapa
kami yang ada di surga ...”13.Tidakkah sebutan Bapa itu merendahkan martabat Allah?Sebutan Bapa
sama sekali tidak merendahkan Allah. Dari sebutan Bapa, tidak ada kesimpulan yang dapat ditarik
bahwa Allah itu berjenis kelamin laki-laki; atau mempunyai hubungan darah dengan Yesus,
seperti hubungan darah antara ayah dan anak. Sebutan Bapa tidak dapat diartikan secara
harafiah! Dalam hidup sehari-hari, ada orang tertentu yang kita panggil Bapa, padahal bukan
orangtua kita. Kita sebut dia bapa sebagai tanda hormat kita kepadanya, misalnya: Bapa
Presiden. Atau menyatakan hubungan erat antara kita dengannya, misalnya: bapa guru,
bapa angkat. Demikian pula dengan Allah.Sebutan Bapa bagi Allah menyatakan hubungan
kemesraan dan kedekatan Allah dengan manusia, bahwa Allah mencintai manusia. Begitu
besar cinta-Nya, sampai rela menyerahkan Anak-Nya yang tunggal (Yoh 3:16). Dengan sebutan
Bapa itu tersirat pula martabat Allah yang tinggi, bahwa Allah itu perkasa dan kuat kuasa.Dan
dengan menyebut Allah dengan Bapa yang ada di surgasemakin jelaslah trasendensi Allah,
semakin jelaslah keagungan Allah bahwa Ia berada di surgadan mengatasi segala ciptaan-Nya.
Namun, walaupun Ia agung, Ia dekat pula dengan manusia. BAPA: Inilah keistimewaan sebutan bagi
Allah dari orang-orang Kristen. Allah itu sekaligus transenden dan imanen, agung sekaligus dekat dan
memperhatikan manusia.14.Apa konsekuensinya kalau kitamenyebut Allah sebagai “Bapa”?Kita
menyebut Allah sebagai Bapa hanya karena iman akan Yesus Kristus. Kalau Yesus sendiri adalah Anak
Allah, maka semua orang yang dibaptis atas nama-Nya, adalah juga anak-anak Allah (bdk.Yoh 1:12;
1Yoh 3:1;Gal 3:26). Dengan demikian, semua orang Kristen adalah saudara dalam Yesus
Kristus. Tetapi karena Allah itu adalah Allah bagi semua orang, maka kita tidak hanya
bersaudara dengan sesama orang Kristen, tetapi juga bersaudara dengan orang-orang yang ada
di dunia ini, kapandan di mana pun ia berada. Inilah konsekuensinya bila kita menyebut Allah
sebagai Bapa, bahwa semua orang adalah anak yang dikasihi oleh Bapa. Kalau begitu hidup
dalam permusuhan, pengucilan, pembunuhan, bukanlah cara hidup sebagai anak Allah.
Minggu, 8 September 2013.15.Dalam syahadat iman, diucapkan “aku percaya akan Allah, Bapa yang
Maha Kuasa, pencipta langit dan bumi”. Apakah hanya ini gelar Allah yang diakui?Ada banyak gelar
lain yang diberikan bagi Allah.Selain sebagai Bapa, Yang Mahakuasa dan Pencipta, Kitab Suci
menyebutkan Allah itu antara lain: Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Hidup, Yang Setia; Allah
itu Maha Kuat, Mahamulia, Mahatinggi, Mahabesar, Allah itu adalah Raja, Hakim, Juru
Selamat, dan lain sebagainya.16.Kalau ada banyak gelar yang diberikan kepada Allah, mengapa
hanya tiga gelar saja yang diucapkan?Hanya disebutkan gelar Allah sebagai Bapa, Yang
Mahakuasadan Pencipta,sebab ketiga gelar itu senada, yaitu menyatakan kekuasaan Allah.a.Gelar
“Bapa”:Masyarakat Yahudi menganut paham patrilinial (garis keturunan menurut ayah).
Dalam masyarakat yang menganut patrilinial, peranan Bapamenjadi penting, bapamemegang
kekuasaan baik yang menyangkut rumah tangga, keturunan, maupun harta warisan. Maka gelar
Bapabagi Allah menunjukkan kekuasaan Allah.b.Gelar “Yang Mahakuasa”:Dalam gelar ini dengan
sangat eksplisit disebutkan kekuasaan Allah melebihi segala kekuasaan apa saja yang ada di
bumi, sebab Ia mahakuasa. Kekuasaan Allah itu menyangkut segala bangsa, tempat dan
zaman.c.Gelar “Pencipta”:Seorang yang menciptakan karya seni, misalnya arca, ia berkuasa atas arca
itu. Ia berhak untuk memilikinya sendiri, atau menghadiahkan kepada sahabatnya atau
menjualnya dengan harga murah atau dengan harga yanmg sangat mahal. Demikian pula
dengan Allah. Allah Pencipta berkuasa atas segala ciptaan-Nya, segala yang ada di langit dan
bumi. Segala yang ada berasal dan bergantung dari pada-Nya.17.Apakah Allah itu mencipta satu
kali saja, pada waktu awal dunia?Allah tidak mencipta hanya satu kali saja, lalu duduk
termenung (Deus Otiosus). Allah terus-menerus mencipta. Allah tidak terikat dengan ruang
dan waktu. Allah itu abadi, karena itu setiap saat Allah tetap berkarya dan memelihara ciptaanNya. Inilah yang disebut dengan Peyelenggaraan Ilahi.Yesus sendiri berkata:”Bapa-Ku bekerja sampai
sekarang ...” (Yoh 5:17).18.Benarkah Allah itu menciptakan bumi dalam enam hari?Dalam Kitab Suci
(Kej 1:1-2:4a) diceritakan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dalam waktu enamhari,
dan pada hari ketujuh Allah beristirahat. Walaupun cerita itu terdapat dalam Kitab Suci,
bukanlah maksud pengarang Kitab Suci untuk menceritakan suatu kejadian historis pada awal
penciptaan. Kitab Suci bukanlah buku sejarah, atau ilmu bumi atau biologi. Kitab Suci adalah
buku iman. Adapun maksud dari kisah penciptaan dalam Kitab Suci itu adalah:a.Tuhanlah yang
menciptakan dunia serta isinya.b.Segala yang diciptakan Tuhan baik adanya (maka yang jahat tidak
berasal dari Allah, tetapi dari kebebasan manusia yang disalahgunakan).c.Manusia diciptakan Allah
menurut citra-Nya.d.Manusia tidak harus terus-menerus bekerja, perlu ada waktu untuk istirahat
dan berdoa.
Download