MENGAMATI PERILAKU SELF HARM DAN SELF INJURY PADA REMAJA USIA MADYA MAKALAH Diajukan untuk memenuhi tugas Psikologi PESANTREN PERSATUAN ISLAM 99 RANCABANGO Garut 2019 – 2020 Penyusun : Bia Rahmawati Kata pengantar Segala puji serta rasa syukur tak henti hentinya saya panjatkan ke hadirat illahi rabbi, yang mana atas rahmat dan karunianya saya bisa menyelesaikan makalah psikologi mengenai mengamati perilaku self harm dan injury pada remaja usia madya. Sholawat serta salam tak lupa saya curah limpahkan kepada junjungan terbesar, yakni nabi Muhammad SAW. Ucapan terimakasih juga tak lupa saya ucapkan kepada orang-orang yang telah memberikan saya semangat, motivasi, doa, serta dukungan hingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini, dan mereka adalah : 1. Mama dan Papa, mereka yang selalu mendorong saya untuk semangat dalam melakukan apapun yang bernilai positif, tak lupa kekuatan doa yang selalu menyertai saya, terimakasih yang sebesar-besarnya. 2. Al-ustadzah Yanti, selaku guru pengajar sekaligus orang yang memotivasi saya untuk menjadi seorang psikolog seperti beliau. 3. Al-ustadz Tio Andito, wali kelas yang selalu memberi motivasi agar tidak menyerah begitu saja akan segala tugas yang diberikan dan selalu mencoba untuk memberi kami semangat dalam belajar. 4. Rekan satu kelas, kak olaf, kak anna, dan kak rass. Mereka adalah alasan mengapa saya sangat ingin memilih judul ini. Saya berharap, makalah ini bisa bermanfaat, khususnya bagi saya, dan umumnya bagi pembaca. Untuk itu, saya memohon maaf jikalau ada kekurangan dan kesalahan dalam setiap penulisan bahasa, kata, serta tanda baca. Tertanda Penyusun BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Di era yang terbilang sudah modern ini, banyak sekali tindakan yang dilakukan para remaja untuk meluapkan segala emosinya. Bahkan tak sedikit dari mereka melakukan hal yang bisa melukai diri mereka sendiri, dengan alasan tidak tahu bagaimana mereka harus meluapkan segala kesedihan dan emosi negatif lainnya. Untuk itu, dengan bermodal inspirasi dari beberapa curhatan sahabat pena dan cerita cerita yang saya baca, saya menjadi sangat penasaran, hingga akhirnya saya memilih untuk membahas kasus ini. B. Rumusan masalah Apa itu self harm dan injury? Apa Penyebab terjadinya selfharm? Apa penyebab utama terjadinya self injury? Apa perbedaan dari self injury dan self harm? Ciri-ciri orang yang menderita self injury dan self harm Pandangan islam terhadap self injury dan self harm Cara mengatasinya C. Tujuan penulisan Mengetahui apa yang dimaksud dengan self harm dan self injury Bisa membedakan apa itu self harm dan self injury Mengetahui penyebab pasti terjadinya perilaku tersebut. Mengetahui bagaimana pandangan islam terhadap perilaku tersebut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. Pengertian self injury dan self harm Self injury adalah suatu perilaku yang dimana kebanyakan dari mereka melakukan hal yang bisa melukai tubuh mereka guna mengalihkan segala rasa sakit hati dan kepedihan yang mereka alami. Tak sedikit pula dari mereka yang berpikir jika mereka lebih baik merasakan sakit pada tubuh daripada pada hati mereka. Penderita self injury ini bisa dibilang sangat nekad, apalagi jika mereka sudah tidak bisa mengontrol emosi dengan stabil, mereka akan melakukan hal-hal yang sangat berbahaya, seperti : meminum racun, menjambak rambut sampai rontok, menyayat atau membakar kulit, membenturkan kepala ke tembok, mencakar apapun yang menyebabkan luka, dan menonjok tembok guna mengalihkan rasa sakit. Sedangkan self harm sendiri ialah pengungkapan suatu rasa atau emosi yang memang pada dasarnya tidak bisa di ungkapkan. Biasanya mereka akan melakukan hal yang sama seperti penderita self injury namun mereka tidak berniat untuk bunuh diri, mereka hanya ingin memberitahu orang-orang akan kondisi mereka. b. Penyebab terjadinya Self Harm Pengaruh masa kecil Biasanya disebabkan dari didikan orang terdekat yang melarang untuk mengekspresikan emosi negatif, seperti : menangis, marah, sedih, dan emosi lainnya. Maka dari itu mereka yang memiliki perilaku ini lebih memilih untuk menyakiti diri mereka untuk memberiahu orang lain. Sulitnya mengekspresikan emosi Tidak semua orang bisa mengatakan apa saja yang mereka rasakan, kadang mereka merasa sangat berat dan sulit untuk mengatakan apa yang mereka rasakan, maka dari itu mereka melakukan hal hal seperti melukai diri mereka untuk memberitahu kepada orang-orang sekitar akan kondisi dan perasaan mereka. Mungkin sebagian orang berpikir jika itu lebay atau hanya pansos semata, tapi sebenarnya tujuan mereka hanya ingin memberitahu kepada dunia jika mereka sedang tidak baik-baik saja. Lebih baik merasa sakit Bagi mereka yang memiliki masalah seperti broken home, pembullyan dan lainnya . Hingga membuat mereka merasa kesepian, terkucilkan, tidak dicintai, ketakutan hingga merasa mati rasa. Mereka memilih untuk menyakiti diri mereka karena mereka berpikir; lebih baik merasa sakit dari pada merasa kosong. Pengaruh pandangan terhadap diri Mereka yang sering merendahkan diri atau membenci diri mereka sendiri, akan merasa jijik, benci, marah, hingga kecewa pada dirinya sendiri disebabkan akan sebuah kesalahan dimasa lalu akan memilih untuk meluapkan emosinya pada diri mereka sendiri dengan cara self harm. Bagi mereka, perasaan lega akan muncul setelah melakukan hal itu. Membantu agar kembali fokus Bagi mereka yang memiliki trauma yang berat dimasa lalu atau penderita PTSD (post traumatic stress disorder) bisa kembali teringat pada masa menyakitkkan itu. Ingatan yang memang bisa muncul kapan saja itu bisa membuat seseorang kehilangan kesadaran dan menjadi terlarut pada ingatan itu, karenanya banyak orang yang melakukan self harm untuk membuat mereka sadar dan kembali fokus pada masa sekarang. Pain Offset Relief Sebuah penelitian menemukan, orang-orang mengalami perubahan emosi secara positif setelah menerima respons yang mengejutkan fisiknya. Hal ini sesuai dengan penemuan para psikolog sebelumnya 70 tahun yang lalu, mengenai pain offset relief. Pain offset relief menjelaskan, pada umunya setiap orang memberikan respons yang tidak menyenangkan terhadap rangsang yang menyakitkan. Namun ternyata, setelah menerima rangsang yang menyakitkan tersebut, dapat membuat seseorang merasa senang/bahagia dalam waktu singkat. Peneliti pun berpendapat, orang yang melukai dirinya sendiri seperti memasuki mekanisme pain offset relief ini. Ketika menyakiti diri pertama kali, seseorang akan merasakan sakit yang tidak menyenangkan. Akan tetapi, ketika terus menyakit diri dan merasa lega setelahnya, dirinya akan melihat adanya hubungan antara “menyakiti diri” dengan “kelegaan” atas sakit yang dirasakan. Akhirnya, seseorang akan kembali menyakiti dirinya sendiri. Pantas untuk di hukum Kembali kepada trauma masa lalu, penderita self harm memiliki pemikiran jika mereka memiliki sebuah kesalahan yang memantaskan mereka untuk dihukum, mereka bahkan berpikir jika mereka harus dirundung, harus menderita dan harus merasakan kesakitan. Mengalami Gangguan Mental Beberapa orang yang melakukan self-harm, didiagnosa mengalami gangguan mental dalam dirinya. Gangguan mental seperti, depresi, kecemasan, skizofrenia, atau gangguan kepribadian lainnya. Sebuah survey yang dilakukan di inggris menemukan, orang yang memiliki gejala gangguan mental cenderung lebih banyak yang menyakiti dirinya di masa lalu. c. Penyebab utama perjadinya self injury Masalah sosial Perilaku self injury ini rentan terjadi kepada mereka yang memiliki kesulitan hidup atau masalah dilingkungan sosialnya, bisa saja karena menjadi korban bully di sekolah atau tuntutan kelurga. Tak hanya itu, mereka bisa saja memiliki konflik dengan keluarga, teman, saudara atau mengalami krisis odentitas yang manyangkut orientasi seksual. Trauma psikologis Sebuah luka yang disebabkan oleh kehilangan orang yang dicintai, korban kekerasan fisik, emosional, seksual dan dikucilkan. Sering menganggap jika mereka itu sendiri, hidupnya snagat hampa, mereka menganggap orang-orang tidak ada yang mencintainya sampai-sampai mereka merasa rendah diri. Menyakiti diri bisa mereka anggap untuk meyakinijika mereka masih hidup. Mengalami Gangguan Mental Beberapa orang yang melakukan self-harm, didiagnosa mengalami gangguan mental dalam dirinya. Gangguan mental seperti, depresi, kecemasan, skizofrenia, atau gangguan kepribadian lainnya. Sebuah survey yang dilakukan di inggris menemukan, orang yang memiliki gejala gangguan mental cenderung lebih banyak yang menyakiti dirinya di masa lalu. d. Perbedaan antara self harm dan self injury Self injury lebih menjerumus ke sikap ingin membunuh diri, beranggapan jika mereka tidak layak untuk hidup, trauma masa lalu yang cenderung sangat kuat dan pedih hingga membuat mereka terkena berbagai gangguan kejiwaan, salah satunya deprsi dan PTSD. Sedangkan self harm sendiri tidak menjerumus ke dalam sikap ingin bunuh diri, mereka hanya orang-orang yang sebagian besar memerlukan cara untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Kecenderungan mereka yang tidak bisa mencurahkan apa yang mereka rasakan bisa menjadi penyebab utama. Jika penderita self injury cenderung lebih tertutup dan tidak ingin sampai ketahuan. Maka, lain halnya dengan penderita self harm yang memang notabene nya tidak bisa mengekspresikan kesedihan mereka dan berakhir dengan melukai diri mereka guna memberitahu orang-orang pasal keadaan mereka.