Uploaded by austinnanda24

Analisa jabatan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kualitas organisasi atau lembaga biasanya dilihat dari kuantitas dan kulitas
produk yang
berupa barang atau jasa. Untuk mendapatkan produk dengan
kuantitas yang banyak dan kualitas yang baik, kinerja pimpinan dan anak buahnya
sangat menentukan. Manusia yang ada di dalamnya sangat besar pengaruhnya
sekalipun suatu perusahaan menggunakan alat modern dan canggih faktor. Hal ini
seperti apa yang dikatakan Robert L. Mathis dan John H Jackson (2001; 4)
“Sumber Daya Manusia dipandang semakin besar peranannya bagi kesuksesan
organisasi, maka banyak organisasi kini menayadari bahwa unsur manusia dalam
organisasi dapat memberikan keunggulan bersaing.
Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) bukanlah sesuatu yang baru
dilingkungan suatu organisasi, khususnya dibidang bisnis yang disebut
perusahaan. Bersamaan dengan kecenderungan manusia untuk bekerjasama di
dalam organisasi itu, telah berlangsung juga perilaku manusia untuk
memanfaatkan atau mendayagunakan manusia dalam rangka mencapai suatu
tujuan. Usaha itulah dalam abad modern sekarang ini yang disebut manajemen.
Sebagaimana diketahui bahwa suatu organisasi terdiri dari orang-orang
yang memiliki keinginan dan tujuan. Suatu organisasi juga terdiri dari departemen
yang dipimpin oleh seseorang dan dibantu oleh beberapa staf. Oleh karena itu agar
setiap orang didalam organisasi dapat memahami tugas dan kewajibannya maka
perlu dibuat suatu haluan pekerjaan. Haluan pekerjaan tersebut sering disebut
dengan Job Analysis (Analisis Jabatan).
Analisis jabatan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi
yang berkaitan dengan bentuk pekerjaan dan orang yang dibutuhkan pada
pekerjaan tersebut. Dessler (2003;116) beberapa informasi yang didapat dari
analisis jabatan adalah sebagai berikut: aktifitas pekerjaan, perilaku manusia,
1
mesin perangkat, peralatan dan bantuan pekerjaan, standar prestasi, konteks
pekerjaan, serta persyaratan manusia. Dengan demikian analisis jabatan adalah
merupakan suatu kegiatan untuk menentukan pekerjaan dan orang yang pantas
untuk melakukan pekerjaan tersebut. Analisis jabatan merupakan acuan bagi suatu
organisasi untuk menentukan pekerjaan dan orang yang dibutuhkan. Harapannya
adalah dengan adanya analisis jabatan maka setiap anggota organisasi dapat
memahami apa hak dan kewajiban mereka.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah Definisi Analisi Jabatan ?
2. Apakah Informasi yang diperoleh dari job analysis ?
3. Apakah Tujuan Analisis Jabatan Deskripsi dan Spesifikasi Jabatan ?
4. Apakah Metode dan Proses Pengumpulan Informasi Analis Jabatan ?
5. Apakah Teknik Melakukan Analisis Jabatan ?
6. Bagaimanakah Proses Analisis Pekerjaan ?
7. Apakah Deskripsi dan Spesifikasi Jabatan ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui secara umum konsep analisis jabatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Analisi Jabatan
Analisis Jabatan merupakan kegiatan untuk menciptakan landasan atau
pedoman bagi penerimaan dan penempatan karyawan. Dengan demikian kagiatan
perencanaan SDM tidak terlepas dari analisis jabatan. Analisis jabatan adalah
kegiatan untuk memberikan analisis pada setiap jabatan/pekerjaan, sehingga
dengan demikian akan memberikan pula gambaran tentang spesifikasi jabatan
tertentu. Menurut Dessler (2003;116) “analisis jabatan adalah prosedur yang di
lalui untuk menentukan tanggung jawab posisi-posisi tersebut dan karakteristik
orang-orang yang bekerja untuk posisi-posisi tersebut”.
Analisis
mengumpulkan,
jabatan
secara
mengevaluasi
sistematik
dan
meliputi
kegiatan-kegiatan
mengorganisasikan
pekerjaan/jabatan.
Informasi yang dikumpulkan melalui analisis jabatan berperan penting dalam
perencanaan SDM kerena menyediakan data tentang kondisi kepegawaian dan
lingkungan kerja.
Analisis jabatan adalah sebuah kegiatan atau proses manajemen yang
paling sering dipahami secara keliru, dianggap rendah, dan seringkali
dilaksanakan dengan asal-asalan. Richard L. Henderson, Profesor si Amerika
Serikat pun, di mana teknik-teknik manajemen modern banyak dikembangkan,
kegiatan analisis jabatan ini baru dapat diperhatikan yang cukup besar dari
manajemen, mahasiswa dan praktisi manajemen sumber daya manusia setelah
diberlakukan Equal Employment Opporttunity Act (Undang-undang Anti
Diskriminasi dalam Hubungan Kerja) yang cukup keras itu. Perusahaan yang
menjadi khawatir rasa perlu sangan berhati-hati dalam menerapkan segala teknik
dan metode dalam manajemen SDM. Terutama dalam proses seleksi untuk
rekrutmen dan promosi, mereka merasa perlu mengundang semua keputusan
mereka dengan data dan fakta yang pasti. Data dan fakta tentang sebuah pekerjaan
3
termasuk persyaratannya harus dihasilkan melalui sebuah yang disebut Analisis
Jabatan.
Jenis analisis jabatan menurut Gomes (2003;95-101) membagi dua jenis
analisis jabatan, yaitu analisis jabatan tradisional (traditional job description) dan
analisis jabatan yang berorientasikan hasil (result-oriented job description).
1.
Traditional Job analysis
Analisis jabatan secara tradisonal yaitu dengan mencari informasi melalui
tiga aspek, yaitu: (1) tanggung jawab (responsibilities), (2) merinci unit
organisasi agar pekerja bertanggung jawab, tunduk kepada pengarah dan
bagian
pengendali
pelaksana;
kewajiban-kewajiban
(duties)
umum
seseorang yang sedang memegang suatu kedudukan; dan (3) kualifikasikualifikasi (qualifications) minimal yang diterima sebagai kelayakan.
Kelemahan dari analisis jabatan tradisional adalah perhatian perusahaan
tidak ditujukan pada sifat-sifat pekerjaan secara spesifik, tidak ada syaratsyarat bagi pelaksanaan suatu pekerjaan, tidak ada standar-standar
performansi minimal yang dapat diterima bagi seorang pekerja, tidak
merinci kualitas dan kuantitas serta ketepatan waktu dari suatu pelayanan
yang diinginkan, tidak memikirkan output analysis sehingga tidak
bermanfaat bagi perencana SDM yang memerlukannya.
2. Result-Oriented Job Description (RODs)
Analisis yang berorientasi hasil ini juga dinamakan output-oriented job
description, dan ini merupakan suatu kehidupan kecil dalam programoriented
budgets.
Uraian
pekerjaan
yang
berorientasikan
hasil
menguraikan harapan-harapan organisasi yang jelas kepada para pekerja
dan sekaligus mendorong para supervisor dan pekerja untuk mengetahui
bahwa baik standar maupun imbalan tergantunng pada persyaratan
tertentu. Analisis jabatan jenis ini memuat pertanyaan-pertanyaan tentang
tasks, conditions, standards, SKAs, qualification.
4
Kelebihan dari model Result-Oriented Job Description (RODs) adalah
bahwa model ini menyediakan sarana untuk menghubungkan input
personil dan output organisasi bagi para perencana program, menyediakan
sarana untuk memperkenalkan pada para pekerja baru atas harapan dan
tujuan yang ditetapkan untuk evaluasi terhadap performansi pekerja bagi
para manajer, memberikan gambaran yang jelas mengenai harapan
performansi, kualifikasi minimal yang dibutuhkan untuk promosi dan
penempatan para pegawai, dan meningkatkan dampak bagi para manajer
kepegawaian terhadap produktifitas organisasi. Selain kelebihan yang
telah dipaparkan, model analisis hasil juga mempunyai beberapa
kelemahan yaitu perubahan dalam syarat dan standar harus dilakukan
peninjauan kembali atas RODs, setiap kedudukan memerlukan RODs
tersendiri, dan beberapa kedudukan tidak mempunyai standar performansi
yang tidak dapat diukur.
2.2 Informasi yang diperoleh dari job analysis
Informasi yang diperoleh dari job analysis adalah perencanaan tenaga
kerja (manpower planning), perekrutan dan penempatan (recruitment and
placement), pengembangan organisasi (organisation development), pelatihan dan
pengembangan (training and development), penggajian dan imbal jasa
(compensation and benefit), hubungan industrial (industrial relation), dan juga
sistem informasi SDM (human resources information sistem).
Analisis
pekerjaan
selain
menghasilkan
job
description,
job
specification, dan job evaluation juga berguna untuk hal-hal berikut.
1. Perekrutan dan Seleksi (Recruitment and Selection)
Analisis pekerjaan memberikan informasi tentang uraian pekerjaan
dan syarat-syarat karyawan yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan. Isi spesifikasi dipergunakan menjadi dasar seleksi untuk
memutuskan jenis orang yang perlu direkrut dan diangkat.
2. Kompensasi (Compensation)
Informasi analisis pekerjaan memberikan pemahaman yang jelas
tentang latar belakang (pendidikan, usia, pengalaman, dan lain-lain)
5
orang yang akan menduduki jabatan itu, sehingga perusahaan dapat
menentukan gajinya.
3. Evaluasi Jabatan
Informasi analisis pekerjaan memberikan pemahaman yang jelas
mengenai berat/ringannya pekerjaan, besar/kecilnya risiko yang
dihadapi pekerja, sulit/mudahnya mendapatkan personil. Dengan
demikian, perusahaan dapat menetapkan oaji pada posisi jabatan
tersebut.
4. Penilaian Prestasi Kerja (Performance Appraisal)
Penilaian ptestasi kerja merupakan upaya membandingkan prestasi
aktual pegawai dengan prestasi kerja yang diharapkan darinya.
Untuk menentukan apakah suatu pekerjaan bisa dikerjakan atau
diselesaikan dengan baik maka uraian pekerjaan akan sangat
membantu dalam penentuan sasaran pekerjaannya.
5. Latihan (Training)
Informasi analisis pekerjaan digunakan untuk merangsang program
latihan pengembangan. Uraian pekerjaan, perlengkapan, dan jenis
keterampilan
pekerja
digunakan
bahan
pembantu
dalam
pengembangan program-program latihan.
6. Promosi dan Pemindahan
Informasi analisis pekerjaan akan digunakan untuk membantu
menentukan promosi ataupun pemindahan karyawan.
7. Organisasi
Informasi jabatan yang diperoleh dari analisis pekerjaan seringkali
memberikan petunjuk bahwa organisasi yang ada perlu diperbaiki.
8. Pemerkayaan Pekerjaan (Job Enrichment)
Informasi analisis pekerjaan dapat dipergunakan untuk memperkaya
pekerjaan pada suatu jabatan tertentu.
9. Penyederhanaan Pekerjaan (Work Simplification)
Informasi analisis pekerjaan digunakan juga untuk penyederhanaan
atau spesialisasi pekerjaan. Dengan perkembangan perusahaan dan
6
spesifikasi yang mendalam mengakibatkan pekerjaan-pekerjaan yang
harus dilakukan dalam suatu jabatan semakin terspesialisasi.
10. Penempatan (Placement)
Informasi analisis pekerjaan digunakan untuk menempatkan para
karyawan
pada
pekerjaan-pekerjaan
yang
sesuai
dengan
keterampilannya agar mereka bekerja secara efektif.
11. Peramalan dan Perekrutan
Informasi analisis pekerjaan digunakan untuk peramalan dan
perekrutan tenaga kerja yang akan dibutuhkan perusahaan.
12. Orientasi dan Induksi
Informasi analisis pekerjaan digunakan untuk orientasi dan induksi
bagi karyawan baru mengenai sejarah perusahaan, hak dan
kewajibannya, menginduksi, dan lainnya.
2.3 Tujuan Analisis Jabatan
Tujuan Analisis Jabatan menurut Gomes (2003;92) Ada 12 tujuan analisis
pekerjaan yang digunakan oleh sektor publik maupun sektor swasta, yaitu:
1. Job description, yaitu untuk mengidentifikasikan pekerjaan, riwayat
pekerjaan, kewajiban-kewajiban pekerjaan, dan pertanggung jawaban,
serta untuk mengetahui spesifikasi pekerjaan atau informasi mengenai
standar pekerjaan.
2. Job classification, yaitu penyusunan pekerjaan-pekerjaan kedalam kelaskelas,
kelompok-kelompok,
atau
jenis-jenis
berdasarkan
rencana
sistematika tertentu
3. Job evaluation, yaitu suatu prosedur pengklasifikasian pekerjaan
berdasarkan kegunaan masing-masing di dalam organisasi dan dalam pasar
tenaga kerja luar yang terikat
4. Job
desinng
restructuring,
yaitu
meliputi
usaha-usaha
untuk
mengalokasikan dan merestrukturisasi kegiatan pekerjaan kedalam
berbagai kelompok
5. Personel requirement, yaitu berupa persyaratan atau spesifikasi tertentu
bagi suatu pekerjaan
7
6. Performance appraisal, yaitu merupakan penilaian sistematis yang
dilakukan oleh supervisor terhadap performansi pekerjaan dari para
pekerja
7. Worker training, yaitu pelatihan yang ditujukan kapada para pekerja
8. Worker mobility, yaitu dinamika keluar-masuknya seseorang dalam posisi,
perkerjaan-pekerjaan, dan okupasi-okupasi tertentu
9. Efficiency, ini mencangkup penggabungan proses kerja yang optimal dan
rancangan keamanan dari peralatan dan fasilitas, serta prosedur kerja,
susunan kerja dan standar kerja
10. Safety, berfokus pada identifikasi dan peniadaan perilaku kerja yang tidak
aman, kondisi fisik dan kondisi lingkungan
11. Human resource planning, kegiatan antisipasi dan reaktif melalui suatu
organisasi
12. Legal, aturan dan ketentuan lain yang berkaitan dengan organisasi.
2.4 Metode dan Proses Pengumpulan Informasi Analis Jabatan
Joseph E. Morsh dalam As’ad (2004) memperbincangkan beberapa
motode dalam analisis jabatan. Metode-metode tersebut adalah metode dengan
Questionaire (angket), metode dengan “Check-List”, dengan wawancara
individual, pengamatan, wawancara kelompok, technical conference, catatan
harian, metode dengan ikut bersama-sama kerja dan yang terakhir adalah metode
teknik critical incident
1. Wawancara
Wawancara harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Pro dan Kontra.
Wawancara kiranya metode yang paling banyak digunakan untuk tugas
dan tanggung jawab
jabatan, dan penggunaannya
yang luas
mencerminkan keunggulan.
b. Pertanyaan – pertanyaan yang Khas.
Meskipun ada kekurangan-kekurangannya, wawancara itu digunakan
secara luas.
c. Pedoman Wawancara
8
2. Kuesioner
Meminta karyawan mengisi kuesioner untuk menggambarkan tugas-tugas
yang berkaitan dengan jabatan dan tanggung jawab mereka adalah satu cara
lain untuk memperoleh informasi analisis jabatan.
3. Observasi
Observasi langsung khususnya bermanfaat nila jabatan-jabatan terutama
terdiri dari kegiatan yang dapat diobservasi secara fisik.
4. Buku Harian (diary/log)
Pendekatan yang lain adalah meminta karyawan membuat buku harian
(diary/log) atau daftar dari apa yang mereka lakukan sepanjang hari. Untuk
setiap kegiatan yang terlibat di dalamnya. Kegiatan tersebut (bersama
dengan waktunya) dicatat oleh karyawan itu dalam sebuah buku harian.
Analisis jabatan akan dimulai dengan proses pengumpulan data-data dari
internal organisasi. Data-data yang biasanya digunakan adalah dokumen visi misi
perusahaan, dokumen peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama,
dokumen prosedur operasi yang sudah distandardisasikan, dan dokumen lain yang
dapat memberikan histori jabatan yang akan dianalisa.
Selanjutnya analis jabatan (sebutan untuk orang yang melakukan analisa
jabatan) akan mempelajari dokumen tersebut dan menggali informasi mengenai
suatu jabatan.Setelah mendapatkan informasi dari data yang sudah ada, analis
jabatan akan terjun ke lapangan mengadakan 1) Penyebaran questioner, 2)
Wawancara dengan pemangku jabatan/incumbent, atasan/superior, rekan/peer, dan
bawahan/subordinate, 3) Observasi. Proses terjun di lapangan ini dilakukan untuk
organisasi yang proses bisnisnya sudah berjalan. Artinya sudah ada kegiatan yang
dilakukan. Di lapangan ini, analis
jabatan akan menggali
mengenai:
tanggungjawab dan wewenang jabatan, tugastugas yang dijalankan, prosedur
standar dalam operasionalisasi, kendala dan hambatan, pihak yang biasa terlibat
dalam penanganan pekerjaan (stake holders).
Analis
jabatan
sebelum
mengadakan
wawancara,
biasanya
akan
menyebarkan questioner yang berisi pertanyaan seputar hal tersebut di atas.
Ketika pulang dari lapangan, analis jabatan akan menggenggam informasi yang
9
akan diramu menjadi uraian jabatan dan persyaratan jabatan. Dia akan membuat
draf atas informasi tersebut. Draf uraian jabatan dan persyaratan jabatan tersebut
selanjutnya akan dikonsultasikan kembali dengan atasan dan pemangku jabatan,
sebelum disetujui oleh atasan dan pemangku jabatan.
2.5 Teknik Melakukan Analisis Jabatan
Analisa jabatan adalah sebuah proses untuk memahami suatu jabatan dan
kemudian menyadurnya ke dalam format yang memungkinkan orang lain untuk
mengerti tentang jabatan tersebut.
Ada 3 tahap penting dalam proses analisis jabatan, yaitu (1) mengumpulkan
informasi, (2) menganalisis dan mengelola informasi jabatan, dan (3) menyusun
informasi jabatan dalam suatu format yang baku.
Analisis jabatan yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan uraian
jabatan yang baik pula, dan kemudian dapat dijadikan bahan baku yang baik untuk
proses pengelolaan SDM yang lain (evaluasi jabatan, rekrutmen dan seleksi,
manajemen kinerja, penyusunan kompetensi, pelatihan).
Ada sejumlah prinsip penting yang harus dipegang dalam melakukan proses
analisis jabatan, yaitu:
1. Proses analisis dilakukan untuk memahami apa tanggung jawab setiap
jabatan dan kontribusi hasil jabatan tersebut terhadap pencapaian hasil atau
tujuan organisasi. Hal ini, nantinya uraian jabatan akan menjadi daftar
tanggung jawab, bukan daftar tugas atau aktivitas.
2. Proses analisis jabatan, bukan pemegang jabatan yang saat ini kebetulan
sedang memangku jabatan tersebut. Ini penting untuk menghindari bias
dalam menganalisis jabatan berdasarkan kemampuan, kinerja, gaya atau
metoda kerja dari pemegang jabatan saat ini. Yang perlu kita analisis
adalah standar desain jabatan tersebut berdasarkan struktur organisasi yang
ada saat ini.
3. Kondisi jabatan yang dianalisis dan akan dituangkan dalam uraian jabatan
adalah kondisi jabatan saat ini berdasarkan fakta yang ada sesuai
rancangan strategi dan struktur organisasi.
10
Prinsip-prinsip ini penting untuk dipahami karena sering terjadi di banyak
organisasi, uraian jabatan dibuat berdasarkan “selera” masing-masing atasan, atau
bahkan diserahkan untuk dibuat oleh pemegang jabatan. Ini membuat tidak
adanya standar batasan jabatan yang sebenarnya diinginkan oleh organisasi. Jika
hal ini terjadi, maka akan mudah untuk diperkirakan munculnya banyak masalah
mengenai tumpang-tindih tanggung jawab antarjabatan, atau rangkap-merangkap
tanggung jawab oleh karena ada beberapa tanggung jawab yang ternyata tidak
tercakup di jabatan apapun, juga akan dapat terjadi adanya jabatan yang beban
tanggung jawabnya sangat besar/luas, sementara jabatan lain terlihat sangat
sempit dan ringan, sehingga tidak ada perimbangan cakupan pekerjaan, yang
dapat menimbulkan banyak masalah seperti kecemburuan dan demotivasi.
Format isi uraian jabatan memang bisa sangat bervariasi dari satu
organisasi ke organisasi yang lain. Namun, dengan kerangka berpikir bahwa
uraian jabatan ini diperlukan sebagai bahan dasar informasi untuk proses
pengelolaan SDM yang lainnya, maka dalam format uraian jabatan tersebut
sebaiknya tersedia informasi minimum sebagai berikut: identitas jabatan, tujuan
jabatan, tanggung jawab utama, indikator kinerja, dimensi/ukuran jabatan, dan
spesifikasi jabatan. Di luar itu, organisasi dapat memasukkan juga informasi
tambahan lainnya, misalnya kewenangan, tantangan, hubungan kerja, dan struktur
organisasi
2.6 Proses Analisis Pekerjaan
Dalam prosesnya, analisis jabatan pekerjaan harus dilaksanakan secara
terencana, dan berdasar pada tujuan yang dimiliki oleh setiap organisasi. Oleh
karena itu diperlukan suatu prosedur yang benar dalam pelaksanaannya. Adapun
proses analisis pekerjaan tersebut, yaitu:
1. Tahap Persiapan, meliputi :
a. Mempelajari Visi, misi, tujuan, dan sasaran perusahaan;
b. Mempelajari struktur organisasi perusahaan, kebijakan, peraturan, dan
berbagai pedoman;
c. Menentukan program yang memerlukan analisis pekerjaan di bidang
kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian;
11
d. Mengadakan diskusi untuk kesediaan kerjasama semua pihak yang terlibat
dalam kegiatan analisis pekerjaan tentang tujuan diadakannya analisis
pekerjaan;
e. Menjelaskan metode yang akan diterapkan dalam analisis pekerjaan serta
menyusun rencana penyelenggaraannya termasuk jadwal kerja;
f. Menyusun formulir analisis pekerjaan dan petunjuk cara penyajiannya;
g. Menyiapkan tenaga analisis pekerjaan.
2. Tahap Pengumpulan Data
Dalam proses ini, metode yang digunakan untuk menjaring informasi
pekerjaan ada berbagai macam, antara lain :
a. Wawancara;
b. Daftar pertanyaan;
c. Pengamatan (observasi);
d. Buku catatan harian.
Adapun pendekatan dalam upaya pengumpulan data menurut
Gibson,
Ivancevich dan Donnelly (1993:39), antara lain:
1. Analisis Pekerjaan Fungsional (APF), adalah proses klasifikasi kerja
berdasarkan faktor tugas dan teknologi. Analisis ini difokuskan pada apa
yang dikerjakan karyawan metode dan sarana yang dipakai karyawaan,
dan apa yang dihasilkan karyawan.
2. Kuesioner Analisis Jabatan (KAJ), adalah proses klasifikasi pekerjaan
menurut faktor manusia, tugas, dan teknologi. Analisis ini berfokus pada
persyaratan informasional dan antarpribadi serta persyaratan fisik dan
kondisi kerja. Agar dapat memperoleh hasil analisis pekerjaan yang baik,
metode yang paling efektif digunakan yaitu dengan mengkombinasikan
semua metode pengumpulan data yang ada dan kemudian mengadakan
diskusi yang diperlukan. Karena masing-masing metode memiliki
kekurangan dan kelebihan sehingga dapat saling melengkapi informasi
yang dibutuhkan.
12
3. Tahap Pengolahan Data
Pada tahap ini, data yang telah terkumpul diolah dan dibuat draft awalnya
tentang deskripsi pekerjaan. Proses pengolahan data mengacu pada struktur
organisasi dan deskripsi tugas organisasi yang dilengkapi dengan studi
kepustakaan dan konsultasi dengan tenaga ahli.
4. Tahap Diskusi Hasil Pengolahan Data
Penyusunan draft tentang deskripsi pekerjaan tersebut dikonsultasikan oleh
para penganalisis dengan para penyelia dan pengarah dari masing-masing unit
kerja dalam suatu forum diskusi sehingga output dari analisis kerja tersebut dapat
digunakan dalam proses desain pekerjaan serta berupa deskripsi pekerjaan (Job
Description) dan spesifikasi pekerjaan (Job Specification)
2.7 Deskripsi dan Spesifikasi Jabatan
1. Deskripsi Jabatan (Job Descriptions)
Job description (uraian jabatan) merupakan dokumen formal organisasi
yang berisi ringkasan informasi penting mengenai suatu jabatan untuk
memudahkan dalam membedakan jabatan yang satu dengan yang lain dalam suatu
organisasi. Uraian jabatan tersebut disusun dalam suatu format yang terstruktur
sehingga informasi mudah dipahami oleh setiap pihak yang berkaitan di dalam
organisasi. Pada hakikatnya, uraian jabatan merupakan bahan baku dasar dalam
pengelolaan SDM di organisasi, dimana suatu jabatan dijelaskan dan diberikan
batasan.Uraian pekerjaan (job descriptions) dan uraian jabatan diketahui serta
disusun berdasarkan informasi yang telah dihasilkan oleh analisis pekerjaan.
Uraian pekerjaan biasanya digunakan untuk tenaga kerja operasional,
sedangkan uraian jabatan digunakan untuk tenaga kerja manajerial. Uraian
pekerjaan atau jabatan harus ditetapkan secara jelas untuk setiap jabatan,
supaya pejabat tersebut mengetahui tugas dan tanggung jawab yang harus
dilakukannya. Uraian pekerjaan akan memberikan ketegasan dan standar tugas
yang harus dicapai oleh seorang pejabat yang memegang jabatan tersebut.
Uraian pekerjaan ini menjadi dasar untuk menetapkan spesifikasi pekerjaan
13
dan evaluasi pekerjaan bagi pejabat yang memegang jabatan itu. Uraian
pekerjaan yang kurang jelas akan mengakibatkan seorang pejabat kurang
mengetahui tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini mengakibatkan pekerjaan
tidak beres, bahkan pejabat bersangkutan menjadi overacting.
Uraian pekerjaan adalah informasi tertulis yang menguraikan tugas dan
tanggung jawab, kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan, dan aspek-aspek
pekerjaan pada suatu jabatan tertentu dalam organisasi.
Uraian pekerjaan harus jelas dan persepsinya mudah dipahami, serta
menguraikan hal-hal berikut.
1. Identifikasi pekerjaan atau jabatan, yakni memberikan nama jabatan,
seperti rektor, dekan, dosen, dan kabag administrasi.
2. Hubungan tugas dan tanggung jawab, yakni perincian tugas dan tanggung
jawab secara nyata diuraikan secara terpisah agar jelas diketahui. Rumusan
hubungan hendaknya menunjukkan hubungan antara pejabat dengan orang
lain di dalam maupun di luar organisasi.
3. Standar wewenang dan pekerjaan, yakni kewenangan dan prestasi yang
harus dicapai oleh setiap pejabat harus jelas.
4. Syarat kerja harus diuraikan dengan jelas, seperti alat-alat, mesin-mesin,
dan bahan baku yang akan dipergunakan untuk melakukan pekerjaan
tersebut.
5. Ringkasan pekerjaan atau jabatan, hendaknya menguraikan bentuk umum
pekerjaan dengan hanya mencantumkan fungsi-fungsi dan aktivitas
utamanya.
6. Penjelasan tentang jabatan di bawah dan di atasnya, yaitu harus dijelaskan
jabatan dari mana si petugas dipromosikan dan ke jabatan mana si petugas
akan dipromosikan.
Uraian pekerjaan harus diuraikan secara jelas agar pejabat yang akan
menduduki jabatan tersebut mengetahui tugas, tanggung jawab, dan standar
prestasi yang dicapinya. Urian pekerjaan harus menjadi dasar untuk
menetapkan spesifikasi pekerjaan, supaya pengisian jabatan didasarkan apa,
baru siapa sehingga mis manajemen dapat dihindari.
14
Langkah-langkah Pelaksanaan Job Description
Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam analisis jabatan.:
1. Tentukan lebih dulu tugas-tugas pokok yang harus ada dalam jabatan itu,
termasuk didalamnya perilaku dan aktivitas yang melekat pada jabatan itu.
2. Mengidentifikasi knowledge, abilities, skills, dan other characteristics
(KASOCs) yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas itu.
3. Knowledge berarti seperangkat informasi yang ada di dalam prosedur yang
harus diterapkan dalam pekerjaan itu.
4. Abilities berarti kompetensi untuk menghasilkan hasil yang bisa diamati.
Misalnya: kemampuan seorang pengetik yang baik adalah menghasilkan
ketikan yang rapi dan tidak banyak salahnya.
5. Skill berarti kompetensi untuk melakukan tindakan yang bisa dipelajari,
baik yang sifatnya motorik, verbal, manual, atau melakukan pengolahan
mental yang menyangkut data, orang atau barang.
6. Other characteristics meliputi faktor kepribadian, sikap, atau watak yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Laporan analisa jabatan untuk
seorang perwira patroli jalan raya mungkin berupa pengetahuan hukum,
komunikasi lisan yang baik, kemampuan menyopir yang trampil, dan
keterandalan untuk melaksanakan tugasnya dengan cukup baik.
Kualifikasi dalam Deskripsi Pekerjaan
Deskripsi ataupun uraian
pekerjaan merupakan dokumen penting untuk
memandu proses seleksi yang mana digunakan untuk memberikan perkerjaan
tersebut kepada calon pegawai yang berpotensi. Oleh karena itu, uraian pekerjaan
hendaknya dapat mendeskripsikan dengan tepat isi pekerjaan, lingkungan, dan
kondisi pekerjaan. Menurut Ardana, Mujiati dan Utama (2012:37), terdapat enam
kualifikasi yang harus diperhatikan dalam pembuatan uraian jabatan, antara lain :
1. Sistematis, artinya deskripsi pekerjaan terdiri dari komponen-komponen
tertentu yang mempunyai fungsi dan tersusun dalam tata hubungan yang
membentuk suatu sistem sehingga mudah dipahami.
2. Jelas, artinya deskripsi pekerjaan dapat memberikan pembacanya isi dan
maksud yang jelas, terang, gemilang, dan tidak meragukan.
15
3. Ringkas, artinya deskripsi pekerjaan perlu menggunakan kata-kata dan
kalimat yang singkat, pendek sehingga pembaca tidak memerlukan waktu
yang lama untuk membaca dan memahaminya.
4. Tepat, artinya deskripsi pekerjaan dapat menyajikan uraian yang
memberikan pengertian yang cocok, sesuai dan tepat seperti apa yang
dimaksud oleh isi pekerjaan sehingga pembacanya dapat memperoleh
gambaran yang sama dengan isi yang sebenarnya.
5. Taat azas, artinya deskripsi pekerjaan berisi kata dan kalimat yang isinya
menunjukkan arah dan maksud yang sama atau selaras dan tidak
bertentangan satu sama lain.
6. Akurat, artinya deskripsi pekerjaan disusun secara teliti, dengan
memaparkan keadaan yang lengkap, tidak kurang dan tidak lebih.
Unsur / Elemen dalam Deskripsi Pekerjaan
Pada sebuah deskripsi pekerjaan, umumnya dicantumkan informasi
mengenai
pekerjaan yang ditetapkan oleh seorang pegawai. Menurut Garry
Dessler dalam Ardana, Mujiati, dan Utama (2012:39), bahwa tidak ada format
standar dalam menulis suatu deskripsi pekerjaan. Namun kebanyakan uraian
pekerjaan memuat bagian-bagian tentang identifikasi jabatan, ikhtisar/ringkasan
jabatan, hubungan,
tanggung jawab, dan kewajiban, wewenang pemegang
jabatan, standar kerja tugas tugas yang dilaksanakan, kondisi kerja, dan spesifikasi
jabatan. Selain itu, menurut Edwin Flippo dalam Ardana, Mujiati dan Utama
(2012:39),
menjelaskan pula bahwa deskripsi pekerjaan meliputi indentitas
pekerjaan; uraian singkat tentang pekerjaan; tugas-tugas yaang dilaksanakan;
pengawasan yang
diberikan atau diterima; hubungan dengan pekerjaan lain;
mesin, alat dan bahan; kondisi kerja; definisi dan istilah yang tidak biasa; dan
penjelasan yang menambah dan memperjelas hal-hal di tersebut atas.
Beberapa elemen menurut Mr. Sahala P. Sinurat dan Twela Gunawan
berdasar pada hasil penelitiannya dengan judul “Training of trainers”, antara lain :
16
1. Informasi Pekerjaan (Job Information)
Job Information atau informasi tentang jabatan berisi :
- Judul Jabatan
- Indentitas Jabatan
2. Aturan Utama Jabatan (Primary Job Role)
Dalam aturan utama pekerjaan menjelaskan mengapa posisi diadakan dan
bagaimana posisi ini berhubungan dengan posisi lainnya.
3. Dimensi (Dimentions)
Dimensi-dimensi pekerjaan menjelaskan tentang ukuran dan skala pekerjaan
yang berada di bawah pengawasannya.
4. Elemen Akuntabilitas (Key Accountability)
5. Pengukuran Performa (Performance Measurement)
Elemen ini berisi hasil kuantitatif dari tanggung jawab utama
6. Hubungan Kerjasama (Relationship)
Elemen ini menunjukkan hubungan internal dan eksternal yang perlu
dikelola
oleh seorang pemegang jabatan demi kelancaran tugas yang
dikerjakannya.
7. Bentuk Hubungan (Reporting Relationship)
Elemen ini mencakup bagan yang menunjukkan struktur departemen dan
hubungan secara internal.
8. Pengetahuan dan Keterampilan (Knowledge and Skill)
Hal ini berkaitan dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja
professional yang diperlukan jabatan tersebut.
9. Pembuatan Keputusan (Decision Making)
Hal ini merupakan wewenang untuk menentukan suatu keputusan tanpa
bantuan atasan.
Bagaimana seorang pegawai memiliki keluwesannya dalam
menentukan alternatif pemecahan masalah yang terjadi serta mengahadapi
konsekwensi dari alternatif tersebut.
Sesuai dengan penjelasan tersebut, maka
pemerintah berupaya
membentuk sebuah konsep mengenai deskripsi pekerjaan secara jelas yang
17
termuat dalam
Pedoman Analisis Jabatan berdasarkan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Apartur Negara (KEP/29/M.PAN/6/2004) yaitu berisi :
1. Nama Jabatan, yaitu tugas-tugas yang telah dikelompokkan diberi nama
yang mana harus mencerminkan isi dari tugasnya.
2. Ringkasan tugas, yaitu ikhtisar dari keseluruhan tugas yang ada dalam
suatu jabatan dan disusun dalam satu kalimat.
3. Hasil kerja, yaitu produk atau luaran (output) pekerjaan yang dapat berupa
benda atau sesuatu yang bersifat fisik; data, informasi, layanan atau
sesuatu yang bersifat non-fisik.
4. Bahan kerja, yaitu sesuatu yang diolah atau diproses dalam pelaksanaan
tugas-tugas jabatan untuk memperoleh hasil kerja.
5. Peralatan kerja, yaitu alat yang digunakan dalam melaksanakan tugas.
6. Rincian tugas, yaitu tugas-tugas yang ada dalam suatu jabatan yang berisi
antara 5 (lima) sampai 12 (dua belas) tugas. Dalam rincian tugas juga
dijelaskan mengenai gambaran tentang apa yang dikerjakan, mengapa
harus dikerjakan, dan bagaimana cara mengerjakannya. 29
7. Kondisi tempat kerja, yaitu gambaran tentang kondisi tempat beserta
lingkungan di sekitar tempat kerja yang mempengaruhi pegawai.
8. Upaya Fisik, yaitu gambaran penggunaan anggota tubuh dalam
melaksanakan tugas jabatan. Upaya fisik yang esensi diuraikan adalah
upaya fisik yang dalam pelaksanaan tugas menyerap tenaga berlebihan
atau berdampak negatif bagi pegawai.
9. Resiko bahaya, Resiko baik fisik maupun mental yang mungkin timbul
dan menimpa pegawai sewaktu melakukan tugas jabatannya.
10. Syarat jabatan, yaitu rumusan tentang kemampuan kerja yang dituntut
untuk dapat melaksanakan jabatan. Syarat tersebut berupa keahlian,
keterampilan, pengetahuan kerja serta kondisi fisik atau kemampuan
jasmani dan kemampuan mental.
18
Manfaat Deskripsi Pekerjaan
Sesuai dengan pengertiannya bahwa deskripsi pekerjaan adalah kumpulan
informasi tertulis tentang suatu jabatan, maka menurut Ardana, Mujiati dan Utama
(2012:39),
deskripsi pekerjaan tersebut memberikan beberapa manfaat, antara
lain :
1. Deskripsi pekerjaan membantu menghindari adanya kebingungan dan
memberikan pemahaman dalam melaksanakan pekerjaan;
2. Dapat menghindari tumpang tindih tanggung jawab dalam melaksanakan
tugas;
3. Memudahkan prosedur rekrutment, seleksi, pelatihan dan berbagai aktivitas
SDM
4.Membantu pegawai dalam merencanakan karier, mengurangi praktik
deskriminasi dalam promosi dan pemindahan serta memudahkan evaluasi
pekerjaan
untuk
memastikan
adanya
keadilan
dalam
pemberian
kompensasi;
5. Bermanfaat dalam program keselamatan kerja, dapat menunjukkan
tindakan yang berbahaya dan mengadakan perubahan dalam pelaksanaan;
6. Deskripsi pekerjaan penting dalam perencanaan perubahan organisasi dan
reorganisasi sesuai perkembangan keadaan;
7. Memberi arahan tentang pengalaman yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan;
8. Untuk memperbaiki administrasi dan pengendalian pekerjaan.
Uraian pekerjaan akan memberikan ketegasan dan standar tugas yang
harus dicapai oleh seorang pegawai yang memegang jabatan tersebut. Pembagian
pekerjaan menjadi dasar untuk menetapkan spesifikasi pekerjaan dan evaluasi
pekerjaan untuk pegawai yang memegang jabatan tersebut. Penguraian kerja yang
kurang jelas akan mengakibatkan seorang pegawai kurang mengetahui tugas dan
tanggung jawabnya. Hal ini mengakibatkan pekerjaan menjadi tidak beres.
Disinilah letak pentingnya peranan uraian pekerjaan dalam setiap perusahaan atau
organisasi (Hasibuan, 2007)
19
2. Spesifiksi Pekerjaan (Job spesification)
Spesifikasi pekerjaan (job specification) disusun berdasarkan uraian
pekerjaan dengan menjawab pertanyaan tentang ciri, karakteristik, pendidikan,
pengalaman dan yang lainnya dari orang yang akan melaksanakan pekerjaan
tersebut dengan baik. Spesifikasi pekerjaan menunjukkan persyaratan orang
yang akan direkrut dan menjadi dasar untuk melaksanakan seleksi.
Spesifikasi pekerjaan adalah uraian persyaratan kualitas minimum
orang yang bisa diterima agar dapat menjalankan satu jabatan dengan baik dan
kompeten
Pada umumnya spesifikasi pekerjaan memuat ringkasan pekerjaan yang
jelas dan kualitas definitif yang dibutuhkan dari pemangku jabatan itu.
Spesifikasi pekerjaan memberikan uraian informasi mengenai hal-hal berikut:
1. Tingkat pendidikan pekerja.
2. Jenis kelamin pekerja.
3. Keadaan fisik pekerja.
4. Pengetahuan dan kecakapan pekerja.
5. Batas umur pekerja.
6. Nikah atau belum.
7. Minat pekerja.
8. Emosi dan temperamen pekerja.
9. Pengalaman pekerja
3. Kaitan antara Job Analysis, Job Description dan Job Spesification
Kaitan antara Job Analysis, Job Description dan Job Spesification adalah
job analsis merupakan proses mencari informasi sampai denngan analisis untuk
penyususunan uraian pekerjaan (job description) dan spesifikasi pekerjaan atau
persyaratan apa/siapa dari masing-masing jenis pekerjaan harus dikerjakan.
Uraian yang diperoleh dari analisis pekerjaan diharapkan benar-benar
diperoleh sesuai dengan kebutuhan oraganisasi atau lembaga sehingga ada
efektitifias dan efisiensi SDM.
20
Analisis pekerjaan juga dibutuhkan untuk job specification (spesifikasi
pekerjaan sehingga pekerjaan yang ada benar-benar dapat dikerjaan oleh orang
yang profesional. Jika pekerjaan dikerjaan orang yang profesional maka
diharapkan akan menghasil produk yang dapat bersaing dengan organisasi atau
lembaga lain.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis jabatan adalah prosedur yang di lalui untuk menentukan tanggung
jawab posisi-posisi tersebut dan karakteristik orang-orang yang bekerja untuk
posisi-posisi tersebut. Analisis jabatan akan dimulai dengan proses pengumpulan
data-data dari internal organisasi. Data-data yang biasanya digunakan adalah
dokumen visi misi perusahaan, dokumen peraturan perusahaan atau perjanjian
kerja bersama, dokumen prosedur operasi yang sudah distandardisasikan, dan
dokumen lain yang dapat memberikan histori jabatan yang akan dianalisa.
Job description (uraian jabatan) merupakan dokumen formal organisasi
yang berisi ringkasan informasi penting mengenai suatu jabatan untuk
memudahkan dalam membedakan jabatan yang satu dengan yang lain dalam suatu
organisasi. Spesifikasi pekerjaan adalah uraian persyaratan kualitas minimum
orang yang bisa diterima agar dapat menjalankan satu jabatan dengan baik dan
kompeten.
Kaitan antara Job Analysis, Job Description dan Job Spesification adalah
job analsis merupakan proses mencari informasi sampai denngan analisis untuk
penyususunan uraian pekerjaan (job description) dan spesifikasi pekerjaan atau
persyaratan apa/siapa dari masing-masing jenis pekerjaan harus dikerjakan.
3.2. Saran
Dengan telah mengetahui tentang manajemen analisis jabatan, deskripsi
dan spesifikasi jabatan maka hendaknya kita bisa membangun kesepahaman
bersama terhadap analisi jabatan yang akan digunakan dalam manajemen sumber
daya manusia di instansi kesehatan.
22
Download