Uploaded by mulia

BAB I-acinetobacter

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Acinetobacter sp merupakan kelompok bakteri yang dapat ditemukan di
tanah dan air. Bakteri ini memiliki beberapa jenis atau spesies yang semuanya
dapat menyebabkan penyakit. Infeksi Acinetobacter sp biasanya terjadi pada
pasien dengan penyakit kritis dan dirawat secara intensif di rumah sakit
(Acinetobacter in Healthcare Setting, 2010).
Kelompok bakteri ini merupakan organism gram negatif coccobasil, dan
memiliki kemampuan mengembangkan resistensi melalui beberapa mekanisme
yang beragam, sehingga menyebabkan munculnya strain yang resisten terhadap
semua antibiotik yang tersedia secara komersial (A Kanafani & S Kanj, 2018).
Acinetobacter sp memiliki kemampuan memproduksi biofilm yang baik dan
ketahanan intrinsik terhadap berbagai antibiotik yang memfasilitasi kelangsungan
hidup di lingkungan rumah sakit. Bakteri ini sering ditemukan pada kulit, saluran
pernapasan dan saluran kencing pada pasien yang dirawat di rumahsakit (Jin Kim,
Kyung Kim, Hwan An, Kyung Cho, Hwa Park, & Chang Jang, 2014)
Acinerobacter sp mampu bertahan pada waktu yang lama pada permukaan
benda mati. Pada lingkungan kesehatan bakteri ini memiliki resistensi multidrug,
dapat berkolonisasu, dan transmisi melalui kontak dengan tangan, instrument atau
peralatan (Rosenbaum RNC, Aureden MS, Cloughessy MS, Goss MSN, Kassai
RN, & A Streed RN, 2010).
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana ciri dan klasifikasi bakteri Acinetobacter sp ?
2. Bagaimana cara diagnosa, pencegahan dan pengobatan dari bakteri
Acinetobacter sp?
1.3
Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui ciri-ciri, jenis, bentuk dari bakteri
Acinetobacter sp.
2. Untuk mengetahui cara diagnosa, cara pencegahan dan cara
pengobatan dari bakteri Acinetobacter sp.
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Sejarah Awal
Mikrobiologi asal Negara Belanda Beijerinck pertama kali mengisolasi
organisme pada tahun 1911 dari tanah menggunakan media minimal yang
diperkaya kalsium asetat. Awalnya digambarkan sebagai micrococcus caleoaceticus, genus Acinetobacter (berasal dari yunani “akinetos” artinya non-motil)
lalu di usulkan kembali setelah 43 tahun kemudian oleh Brisou dan Prevot untuk
dibedakan dari organism motil dalam genus Achromobacter. Genus Acinetobacter
dapat diterima secara luas tahun 1968 setelah Baumann menerbitkan sebuah studi
komprehensif
organism
seperti
Micrococcus
calco-aceticus,
Aleagenes
hemolysans, Mima polymorpha, Moraxella Iwoffi, Herellea vaginicola dan
Bacterium anitratum, yang mana disimpulkan bahwa baktei tersebut berasal dari
satu genus dan tidak jauh sub classnya kedalam spesies yang berbeda berdasarkan
karakteristik phenotypical. Pada tahun 1971 sub-komite dari Taksonomi
Moraxella dan perkumpulan bakteri akhirnya mengakui genus Acinetobacter
berdasarkan hasil dari publikasi Baumann.
Genus Acinetobacter, sampai saat ini didefinisikan sebagai gram negative,
aerob, non-fermentasi, non-fastidious, non-motil, katalase positif, oxidase negatif
dengan DNA G + C sekitar 39-47%. Pada tahun 1986 studi hibridisasi DNA-DNA
dilakukan oleh Bouvet dan Grimnot, bahwa genus Acinetobacter sekarang terdiri
dari 26 nama spesies dan 9 spesies genomic. Empat spesies Acinetobacters (A.
caleoaceticus, A. baumannii, A. genomic spesies 3 dan A. genomic spesies 13 TU)
meiliki kesamaan fenotip yang suit dibedakan, dan sering disebut sebagai A.
caleoaceticus-complex. Spesies A. calcoaceticus belum terlibat dalam penyakit
klinis, sementara ketiga spesies lainnya mungkin yang paling signifikan secara
klinis dan terlibat dalam infeksi nosokomial (Howard, O'Donoghue, Feeney, &
Sleator, 2012).
2.2
Taksonomi
Genus Acinetobacter berasal dari subkelas ᵞ-Proteobacteria, family
Moraxellaceae, dan terdiri dari kelompok heterogen aerobik non-hemolitik gram
negatif coccobacilli, yang biasanya ditemukan dalam formasi diploid atau rantai
2
3
panjang. Acinetobacter sp mempunyai ciri oksidasi negatif, katalase positif, indol
negative, dan nitrat negatif. Namun untuk mengidentifikasi setiap spesies
diperlukan uji lebih lanjut tingkat molekul, sehingga diperoleh genus
Acinetobacter memiliki 34 nama spesies.
Tabel 2.2 Daftar nama spesies Acinetobacter yang telah divalidasi
Umumnya ditemukan pathogen pada manusia
A. baumannii (genospesies 2)
A. nosocomialis (genospesies 13 TU)
A. pittii (genospesies 3)
A. calcoaceticus (genospesies 1)
Organisme yang jarang ditemukan di infekai klinis
.
a
A.baylyi
A.guillouiae
A.Iwofii
A.soli
A.beijerinckii
A.gyllenbergii
A.nectaris
A.tandoii
A.bereziniae
A.haemolyticus
A.parvus
A.tjernbergiae
A.boissieri
A.harbinensis
A.puyangensis
A.towneri
A.bouvetii
A.indicus
A.qingfengensis
A.ursingii
A.brisouii
A.johnsonii
A.radioresistents
A.venetianus
A.gerneri
A.junii
A.rudis
A.grimontiia
A.kookii
A.schindleri
Synonym of A.junii
Diantara spesies diatas, A.baumannii, A.nosocomialis dan A.pittii bersamasama membentuk A.baumannii complex, karena ketiganya dianggap pathogen
nosocomial dan yang paling signifikan secara klinis. Acinetobacter calcoaceticus
dikelompokkan dibawah istilah tadi menjadi Acinetobacter calcoaceticusA.baumannii complex atau ACB complex yang mana spesies tersebut juga dapat
ditemukan di lingkungan alam (Jin Kim, Kyung Kim, Hwan An, Kyung Cho,
Hwa Park, & Chang Jang, 2014).
2.3
Identifikasi Klinis
Bakteri dalam genus Acinetobacter bersifat aerob, gram negatif. Pada
pewarnaan gram, terlihat sebagai coccobacillary yaitu memiliki bentuk peralihan
antara batang atau bacillus dan sebuah bola atau coccus.
3
4
Figure 2 . (A) Complex streak of Acinetobacter baumannii following overnight growth on LuriaBertani Broth at 37°C. (B) Gram-stain of log phase A. baumannii cells grown in Luria-Bertani broth.
Arrow indicates an individual A. baumannii cell.
Acinetobacter biasanya lebih sering terlihat lebih bacillus selama fase
pertumbuhan, dan lebih terlihat berpasangan. Bakteri ini mudah tumbuh bila
dikultur dalam media standart mikrobiologi pada suhu 20-300C. bakteri ini
memiliki ciri sebagai bakteri non-motil, oksidase negatif, biasanya nitrat negatif,
dan fermentasi non laktosa, meskipun sebagian bisa memfermentasi lakstosa bila
ditanam pada media MacConkey (Rosenbaum RNC, Aureden MS, Cloughessy
MS, Goss MSN, Kassai RN, & A Streed RN, 2010).
4
5
2.4
Habitat dan Epidemiologi
Organisme yang berasal dari genus Acinetobacter dapat ditemukan di
lingkungan alam, namun untuk spesies pathogen A.baumanni belum dilakukan
pengujian bahwa dapat ditemukan di lingkungan alam. Sebagai bakteri phatogen
A.baumannii biasanya ditargetkan berada pada jaringan lembab seperti selaput
lendir, atau daerah kulit yang terkena luka. Kulit dan jaringan lunak yang
terinfeksi A.baumannii terlihat seperti kulit jeruk, bila tidak segera diobati maka
infeksi ini dapat menyebabkan septikemia dan kematian.
Menurut suatu studi di tahun 2003, sebuah kelompok yang paling beresiko
terkena infeksi A.baumannii yaitu anggota pasukan bersenjata yang dikerahkan
untuk zona konflik khususnya di Irak. Tanah yang kering dan berpasir merupakan
tempat yang ideal untuk A.baumanni dan menjadikan sumber utama infeksi di
antara tentara yang terluka (Howard, O'Donoghue, Feeney, & Sleator, 2012).
A.baumannii dapat bertahan hidup dalam kondisi lingkungan yang kering
selama beberapa minggu untuk satu bulan atau lebih. Kontaminasi Acinetobacter
sp di lingkungan kesehatan banyak ditemukan pada permukaan peralatan
penyedotan, wastafel, kereta tempat tidur, meja samping tempat tidur, ventilasi,
bantal, kasur, perban higroskopis dan troli. Tangan pekerja kesehatan sering
menyentuh benda-benda dilingkungan pasien, sehingga menyebabkan tangan
menjadi vektor penularan.
2.5
Patogenitas
Acinetobacter sp. dapat berkoloni hampir disemua bagian tubuh baik
secara sementara atau sebagai flora normal. A.baumannii merupakan pathogen
oportunistik yang muncul dalam pengaturan kesehatan. Acinetobacter sp. dapat
menyebabkan infeksi sapuratif di organ atau jaringan, dan di paru-paru, dan telah
dikaitkan dengan infeksi multiobar, kavitasi dan efusi pleura.
Acinetobacter memiliki kemampuan untuk lepas dari fagositosis, dan
dapat memproduksi suatu eksopolisakarida yang dapat melindungi dirinya dari
mekanisme imunitas bawaan dari host. Infeksi A.baumannii lebih sulit untuk
dikendalikan ketika strain yang menginfeksi menunjukkan resistensi obat yang
berlebih atau multidrug-resistant. Resistensi carbapenem telah menjadi salah satu
yang dapat mengatasi infeksi acinetobacter.
5
6
2.6
C
6
Download