Uploaded by User35997

350673808-Laporan-Penerangan-3-Fasa

advertisement
BENGKEL LISTRIK SEMESTER III
INSTALASI PENERANGAN 3 FASA
Disusun oleh kelompok 3 (kabin 17) :
Moch Yanuar Rachman
(1431120009)
Moch Imam Suhadak
(1431120100 )
Muhammad Nur Azis
( 1431120031 )
Rahmadani N.I Falaqi
( 1431120024 )
Rumita Fayakun T
( 1431120107)
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan pertolongan-Nya laporan ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bengkel Teknik
Listrik Semester 3 mengenai Instalasi Penerangan 3 fasa. Penulis menyadari bahwa laporan
ini belum sempurna. Untuk itu,saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan. Atas saran
dan kritiknya, penulis ucapkan terima kasih.
Semoga laporan yang telah disusun ini, dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca. Terima kasih.
Malang,21 Januari 2016
Instalasi Penerangan 3 Fasa
Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Latar belakang pembuatan laporan ini adalah sebagai hasil akhir dari praktik
pemasangan instalasi penerangan tiga fasa in plaster yang telah dilaksanakan di
Bengkel Listrik Politeknik Negeri Malang.
Agar terselenggaranya segala bentuk instalasi yang baik dari berbagai seluk beluk
yang menyangkut keamanan instalasi, penempatan instalasi dan juga perlengkapan serta
bahaya – bahaya yang mungkin terjadi, maka sangat penting suatu acuan guna mendapat
apa yang diinginkan dimana acuan tersebut dapat berupa:
a). Gambar – gambar simbol instalasi listrik.
b). Cara penyambungan penghantar ke dalam suatu komponen instalasi listrik.
c). Pengenalan kode, tanda uji, warna dan segala bentuk penandaan suatu komponen
listrik.
d). Mengerti fungsi masing- masing komponen alat ukur yang digunakan.
e). Mengerti mengenai perbedaan perhitungan dengan pengukuran.
Hal tersebut diatas tidak terlepas dari tujuan, standarisasi instalasi listrik yang
berfungsi untuk keseragaman dalam bentuk atau ukuran, menggambar, cara kerja dan
juga mutu bahan. Bahkan dalam peraturan instalasi listrik yang baik dan benar mengenai
peralatan, kesalahan manusia dan gedung di aplikasikan pada tempat yang sebenarnya,
disana juga dituntut bahwa instalasi penerangan harus memenuhi prinsip – prinsip dasar,
yaitu :
a). Keandalan.
b). Ketertiban.
c). Ketersediaan.
d). Keindahan.
e). Keamanan.
f). Ekonomis.
Instalasi Penerangan 3 Fasa
Page 3
Hal tersebut diatas telah terpenuhi dengan baik sesuai dengan praktek instalasi
(Instalasi In Plaster) yang telah selesai dilakukan.
Instalasi Penerangan 3 Fasa
Page 4
1.2 Ruang Lingkup Praktek
Ruang lingkup praktek dilaksanakan di bengkel listrik POLITEKNIK NEGERI
MALANG yaitu mengenai “ Pemasangan Instalasi Penerangan 3 Fasa In Plaster”
dan ruang peminjaman alat. Yaitu menyangkut instalasi penerangan yang dipasang di
dalam tembok yang dilengkapi dengan panel hubung bagi (PHB).
1.3
Tujuan dan Manfaat.
a. Mengidentifikasi peralatan yang digunakan dalam praktek dan mengetahui cara
penggunaannya.
b. Menjelaskan spesifikasi alat dan bahan yang digunakan dalam praktek dan prinsip
kerjanya.
c. Mengetahui dan memahami cara memasang suatu instalasi listrik mulai dari
pemasangan APP sampai sirkit akhir (beban).
d. Mengerjakan dan memahami Alat Pengukur dan Pembatas (APP).
e. Mampu memeriksa dan menghitung kesalahan ukur kWh meter.
f. Melaksanakan praktek sesuai prosedur yang telah diberikan oleh dosen pembina.
1.4
Batasan Masalah
Batasan masalah dari laporan ini hanya membahas tentang pemasangan instalasi
penerangan 3 fasa di dalam tembok (in plaster). Melingkupi cara-cara pemasangan, cara
pemeriksaan instalasi, dll.
Instalasi Penerangan 3 Fasa
Page 5
BAB II
DASAR TEORI
2.1
Syarat-Syarat Instalasi Listrik
 Syarat ekonomis
Instalsi listrik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan dari
instalasi itu, ongkos pemasangan dan ongkos pemeliharaannya semurah
mungkin.
 Syarat keamanan
Instalsi listrik harus dibuat sedemikian rupa sehingga kemungkinan timbul
kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan jiwa
manusia dan terjaminnya peralatan dan benda-benda di sekitarnya dari kerusakan
akibat adanya gangguan seperti hubung pendek, beban lebih, tegangan lebih dan
sebagainya.
 Syarat keandalan
Kelangsungan pemberian / pengaliran arus listrik kepada konsumen harus
terjamin secara baik.
2.2
Menentukan KHA Penghantar
Kemampuan hantar arus dipengaruhi oleh suhu penghantar yang diijinkan dan
sejumlah panas yang dipindahkan. Kemampuan hantar arus dari suatu penghantar
yang berbeda-beda tergantung dari spesifikasi penghantar yang ada.
Penghantar sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai
KHA kurang dari 125 % arus pengenal beban penuh. Disamping itu, untuk jarak jauh
perlu digunakan penghantar yang cukup ukurannya
Instalasi Penerangan 3 Fasa
Page 6
2.3 Menentukan Penampang Penghantar
Luas penampang dan jenis penghantar yang dipasang dalam suatu instalasi
ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut:
1. Kemampuan hantar arus
2. Kondisi suhu
3. Susut tegangan
4. Sifat lingkungan
5. Kemungkinan perluasan
Semua penghantar harus mempunyai KHA sekurang-kurangnya sama dengan
arus yang mengalir melaluinya, yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhannya.
Untuk penghantar netral mempunayi KHA sebagai berikut:
a.
Penghantar netral saluran dua kawat harus mempunyai KHA sama dengan
penghantar fasa (PUIL 2000 ayat 3.16.2.2 hal 77).
b.
Penghantar netral saluran banyak harus mempunyai KHA sesuai dengan arus
maksimum yang mungkin timbul dalam keadaan tidak seimbang yang normal
(PUIL 2000 ayat 4.2.2.2.3 hal 109).
Bila saluran fasa banyak melayani sebagian besar dari beban diantara
penghantar fasa dan netral, maka penampang dari penghantar netral harus tidak
kurang dari ½ penampang fasa bbila penghantar fasa mempunyai penampang sama
atau lebih dari 25 mm2
Instalasi Penerangan 3 Fasa
Page 7
2.4 Pembumian
Tujuan Pembumian
Tujuan dari Pembumian adalah sebagai pengaman dari kejut listrik dan kerusakan alat
yang disebabkan karena rusaknya isolasi.
Penghantar Pembumian
Penghantar Pembumian harus sesuai dengan PUIL terutama berkenaan dengan:

bahan dan tipe konduktor, dan

ukuran konduktor
Sebagai tambahan, penghantar Pembumian adalah tembaga dan alumunium.
Pemasangan penghantar juga dapat dilihat pada PUIL.
Elektrode Bumi
Elektrode Bumi dielaskan pada PUIL. Pemasangannya harus dapat dilihat untuk
pengujian penglihatan dan harus sesuai PUIL juga dalam hal metode pemasangan dan
pengamanannya.
Resistansi Penghantar Pembumian
Untuk menjainin bekerjanya peralatan pengaman dengan baik maka resistans
Pembumiannya harus kurang dari 2 .
2 Ohm
1 2
1 2
PHB
2 Ohm
Gambar 2.5.1 RESISTANS PENGHANTAR PEMBUMIAN
Instalasi Penerangan 3 Fasa
Page 8
2.5 Sistem pengaman (Fuse)
Fuse adalah jenis pengaman alat – alat pemakai listrik terhadap arus yang melebihi
kapasitas bats, yaitu arus yang masuk melebihi arus nominal yang dapat menyebabkan
kerusakkan terhadap peralatan listrik, bagian dari fuse ialah :
a. Rumah fuse.
b. Pengepas patron dengan kawat lebur didalamnya.
c. Tutupan fuse.
d. Dudukan fuse.
Untuk instalasi – instalasi penerangan umumnya menggunakan fuse ini, yang bagian
penghubung arusnya dinamakan patron dimana didalamnya berisi kawat lebur, apabila dialiri
listrik yang lebih besar dari pada yang telah ditentukan maka akan terjadi lebur, dan
hubungan listrik terputus.
Fuse selalu dihubungkan dengan penghantar fasa secara seri karena fungsi dari fuse
ialah mengamankan alat pemakai dari arus yang lebih yang mungkin mengalir masuk, dengan
menghubungkan fuse ke penghantar fasa kerusakan terhadap peralatan listrik dapat
dihindarkan karena sebelum arus lebih masuk kedalam peralatan maka kawat lebur dari fuse
akan terputus labih dahulu.
Jika kawat lebur putus harus diganti dengan ukuran dan kemampuan sama seperti
yang semula sehingga tidak menghilangkan fungsi fuse, untuk melakukan pencabangan
penghantar fasa jaringan harus melalui fuse, dari percabangan sampai ke instalasi
dipergunakan tiga buah fuse, yaitu :
a. Fuse tiang (pal fuse).
b. Fuse utama.
c. Fuse kelompok instalasi.
Instalasi Penerangan 3 Fasa
Page 9
Ketiga buah fuse tersebut diatas masing – masing mempunyai daya tahan arus yang
berlainan, pabrik – pabrik yang membuat fuse telah menggunakan tanda warne yang telah
dinormalisasikan untuk menyatakan kekuatan daya tahan arus dari kawat lebur sebagi berikut
a) Merah muda
:2A
b) Coklat
:4A
c) Hijau
:6A
d) Merah
: 10 A
e) Abu – abu
: 16 A
f) Biru
: 20 A
g) Kuning
: 25 A
h) Hitam
: 35 A
i) Putih
: 50 A
j) Merah tembaga
: 65
Instalasi Penerangan 3 Fasa
Page 10
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Gambar wiring diagram
R
1
S
T
3
N
4
Pe
6
7
9
10
11
L1
L2
L3
N
KETERANGAN
WIRING INSTALASI PENERANGAN 3 FASA
Politeknik Negeri Malang
Instalasi Penerangan 3 Fasa
Kabin 17
Diperk :
Tanggal : 15 - 01 - 16
Tanggal :
A4
NOGBR : 005
Kelas D3-TL / 2D
Page 11
3.1 Komponen :
1. 1 set PHB
2. Saklar seri
digunakan untuk megoperasikan 2 buah lampu sekaligus
ataupun salah satu saja. Saklar ini terbuat dari bahan
keramik. Memiliki 4 terminal , 2 untuk phasa lampu dan 2
untuk netral.
3. K. Kontak 1 fasa
Kotak kontak ini terbuat dari bahan keramik. Memiliki 3
buah terminal ( phasa, netral, PE) . Letak dari terminal
phasa pada posisi kiri dan netral pada sebelah kanan, PE
pada atas atau bawah.
Instalasi Penerangan 3 Fasa
Page 12
4. Saklar tukar
Fungsi dari saklar tukar adalah masing-masing saklar bisa meng
ON/OFF kan saklar lainnya. Sebagai contoh apabila rumah kita
tingkat dimana di tengah-tengah tangga ada lampu, maka lampu
tersebut bisa dinyalakan pada saat kita akan naik dan setelah
berada di atas, kita juga bisa mematikan lampu tersebut,
sehingga lebih efisien. Bisa juga difungsikan untuk motor air
yang tidak menggunakan Torn, sehingga saklar bisa dipasang di
luar dan di dalam kamar mandi
5. Fitting duduk (tender)
terbuat dari bahan keramik. Memiliki 2 terminal, satu
terminal untuk kabel phasa dan satu lagi untuk kabel
netral. Fitting jenis ini memiliki keunggulan yaitu dapat
digunakan untuk penerangan di luar ruangan dan tidak
memerlukan roset sebagai dudukannya, dan secara fisiknya
jauh lebih kuat dari fitting local.
6. Kabel NYA
Kabel NYA berinti tunggal, berlapis bahan
isolasi PVC, untuk instalasi luar/kabel udara.
Kode warna isolasi ada warna merah, kuning,
biru dan hitam. Kabel tipe ini umum
dipergunakan di perumahan karena harganya
yang relatif murah. Lapisan isolasinya hanya
1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air
(NYA adalah tipe kabel udara) dan mudah digigit tikus. Agar aman memakai kabel tipe
ini, kabel harus dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga
tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak
tersentuh langsung oleh orang.
Instalasi Penerangan 3 Fasa
Page 13
7. Tang Ampere
Alat yang dapat digunakan untuk mengukur tegangan,arus
serta hambatan selain menggunakan avometer juga dapat
menggunakan Tang Ampere. Tang Ampere digunakan untuk
mengukur arus, tegangan dan hambatan.
Pastikan kabel yang diukur adalah penghantar aktif atau fasa
yang mengalirkan arus listrik Arus listrik akan terukur
apabila daya yang terpasang dipakai. Apabila semua beban pada kondisi off maka tidak
ada arus yang mengalir sama sekali.
8. Obeng
obeng yang digunakan pada saat melakukan praktik
penerangan. Jenis obeng yang di gunakan ada 2 yaitu ;
obeng plus + dan obeng min -
9. Tang
jenis – jenis tang yang digunakan pada saat prkatek yaitu :
1. tang cucut
2. tang pengupas
3. tang potong
4. tang kombinasi
Instalasi Penerangan 3 Fasa
Page 14
10. AVO meter
Avo meter merupakan alat yang digunakan untuk
digunakan untuk mengukur besar hambatan, tegangan,
arus pada suatu rangkaian. Kelas akurasi yang digunakan
pada alat ukur tersebut sesuai dengan merk avo meter
tersebut.
11. Insulation Tester
Alat yang digunakan untuk mengukur besarnya tahanan isolasi
pada antar fasa maupun dengan pembumian / badan panel.
Peralatan ini difungsikan agar tidak terjadinya kebocoran /
short circuit pada penghantar .
12. Sequence meter
Alat yang digunakan untuk menentukan urutan fasa
dengan benar yaitu dengan menunjukkan dengan
indikasi lampu.
Instalasi Penerangan 3 Fasa
Page 15
Arus yang terukur diukur melalui perhitungan:
arus terukur
angka yg ditunjuk jarum X sakelar pilih
=
skala terbesar
0,2 A
10 X 6
=
300
jika arus listrik yang terukur seperti di bawah:
I = 5 A, maka daya sirkit adalah (VA) = V x I = 220 x 5 = 1100 VA
I = 9 A, maka daya sirkit adalah (VA) = V x I = 220 x 9 = 1980 VA.
12
MCB lampu
MCB KK
MCB utama
PHB
12
Tang Amper
Instalasi Penerangan 3 Fasa
Page 16
3.2 Isi PHB :
1. Fuse
: 3 buah
2. MCB 1 fasa
: 1 buah
3. MCB 3 fasa
: 1 buah
Mcb 3 fasa sangat jelas dan mampu untuk melakukan pengamanan dalam rangkaian dan
sekaligus dapat untuk mengamankan semua rangkaian pada kelistrikan ,oleh karena itu
Mcb ini sangat baik dalam listrik dan mampu untuk melengkapi semua peralatan listrik
sehingga kegunaannya sangat jelas dan dapat berguna . Disamping itu Mcb ini relefan
dan pemicu untuk menalarkan komponen-komponen listrik sehingga keamanan dan
kenyamanan terjaga dan mampu untuk efektifitas kerja .
Kegunaan Mcb 3 fasa :
a. Sebagai pengaman arus beban lebih
b. Sebagai npembatas arus listrik jika terjadi kebocoran arus
c. Sebagai komponen listrik yang padu untuk pengamanan kelistrikan
d. Komponen yang menjadi isyarat adanya atou tidak adanya kegagalan arus yang
dikenal overload
MCB 3 fasa mampu dalam proyeksi listrik dan membuat dunia industri mampu
berkomunikasi secara transparan dengan rangkaian listrik dan dapat berorientasi dalam
listrik untuk itu operasi mampu ke bidan kelistrikannya dan dapat mengenali keadaan
dari rangkaian Mcb
Mcb 3 fasa biasa digunakan pada:
a. Rangkaian Daya (Tenaga)
b. Rangkaian SUTM (saluran udara tegangan menengah)
c. Rangkaian SUTT (saluran udara tegangan tinggi)
d. Rangkaian JTR (Jaringan tegangan rendah)
e. Rangkaian SUTET (Jaringan tegangan ekstra tinggi)
4. Terminal
: 1 set
Instalasi Penerangan 3 Fasa
Page 17
3.3 Panjang Kabel yang dibutuhkan :

Fasa :
1. Lampu A  Saklar seri (a)
: 1,2 m
2. Lampu B  Saklar seri (a)
: 1,2 m
3. Lampu C  Saklar tukar (1)
: 1,6 m
4. Lampu C  Saklar tukar (2)
: 1,6 m
5. K.kontak 1 fasa  Sub Panel
: 1,3 m
6. Saklar seri (a)  Sub Panel
: 1.3 m
7. Saklar tukar (b)  Sub Panel
: 1,1 m

Netral ;
1. K.kontak 1 fasa  Sub Panel
: 2,5 m
2. Lampu A,B,C  Sub Panel
: 1,4 m

PE :
1. K.kontak 1 fasa  Sub Panel
Instalasi Penerangan 3 Fasa
:2m
Page 18
BAB IV
STANDART OPERATIONAL PROCEDURE
INSTALASI PENERANGAN
4.1 Cara Kerja
1. Buat deskripsi rangkaian instalasi penerangan.
2. Buat gambar layout
3. Buat gambar single line diagram
4. Buat rekapitulasi daya
5. Siapkan komponen-komponen yang dibutuhkan.
6. Periksa kondisi alat dan bahan.
7. Rangkai sesuai gambar.
8. Uji rangkaian.
9. Tes tahanan isolasi rangkaian dengan insulation tester.
10. Deteksi urutan fasa dengan fasa detector (Phase Squence Indicator).
11. Cek tegangan sumber.
12. Mintalah persetujuan dari pengawas pekerjaan.
13. Hubungkan rangkaian dengan beban lampu penerangan.
Instalasi Penerangan 3 Fasa
Page 19
4.2 Schedule Kerja
Waktu
Nopember 2015
Kegiatan
Pendahuluan
Membuat deskripsi
Desain layout
Membuat single line diagram
Rekapitulasi daya
Pembagian kelompok beban
Rekapitulasi bahan
Mengukur panjang kabel yang dibutuhkan
Nopember 2015
Pemasangan kabel
Pemasangan saklar, k.kontak, fitting
Pengerjaan Panel
Nopember 2015
Comisioning :
Mengukur tahanan isolasi
Continuitas ( multimeter )
Bertegangan tanpa beban
Nopember 2015
Comisioning :
Bertegangan berbeban
Arus pada masing-masing fasa
Nopember 2015
Finishing
Evaluasi
Instalasi Penerangan 3 Fasa
Page 20
1. Pemeriksaan
Pemeriksaan instalasi listrik yang telah dilaksanakan bertujuan bahwa instalasi terpasang
sudah dilakukan dengan benar dan sudah sesuai dengan material yang disetujui (approval
material) pemeriksaan yanng dilakukan dengan visual meliputi antara lain:
a. Jalur pipa konduit dan kabel tekukan kabel tidak boleh patah
b. Sambungan kabel pada kotak (tee dooz) dilengkapi dengan isolator las dop
c. Jalur kabel diatas rak kabel rapi dan diusahakan posisi rak kabel diatas instalasi pipa
atau DAC untuk menghindari adanya tetesan air
2. Pengujian
Sistem listrik tang sudah dipasang harus diuji dengan seksama sebelum siap untuk
digunakan. Pesawat yang dipakai untuk pengujian sebelum digunakan harus dikalibrasi
terlebih dahulu. Pengujian dilakukan bersama dengan pihak yang berwenang . hasil
pengujian direkam pada format daftar simak dan didokumentasikan.
Pengujian instalasi penerangan meliputi:
1. Pengukuran tahanan isolasi kabel instalasi:
Isaolaasi yang lemah mempunyai tahanan yang relatif rendah. Sedangkan isolasi yang
memenuhi syarat nilainya tinggi. Minimum suatu instalasi listrik adalah sbb:
Besarnya tahanan isolasi
a. Berdasarkan PUIL 2000 ayat 322 A.I yaitu sekurang-kurangnya 1000 ohm per
volt tegangan nominal, dengan pengertian bahwa arus bocor dari tiap bagian
instalasi pada tegangan nominalnya tidak diperkenanankan melebihi 1 mA per
100 meter panjang instalasi. Pengukuran dilakukan dengan pesawat ujii megger.
b. Berdasarkan peraturan IEE nilai minimum yang diperbolehkan yaitu 1 M Ohm
2. Pembagian (grouping) beban sakelar dan pemutus hubung (circuit breaker)
3. Pengukuran beban listrik dengan multitester yaitu:
-
Tegangan pasa ke pasa (VL-L)
-
Teganan fasa ke netral (VL-N)
-
Tegangan fasa ke tanah (VL-G)
Instalasi Penerangan 3 Fasa
Page 21
4. Pengukuran arus beban dengan tang ampere untuk fasa R S T
5. Pengujian nyala lampu dan battery Ni-card lampu emergency
6. Fungsi komponen komponen panel antara lain:
-
Volt meter
-
Ampere meter
-
Frekuensi meter
-
Lampu indikator
-
Sakelar pilih
7. Tes pada lampu lampu yang sudah di pasang
3. Pemeriksaan panel penerangan
Hal-hal yang perlu diperiksa adalah
-
Memeriksa visual meter
-
Memeriksa resistan isolasi
-
Memeriksa urutan fase
-
Memeriksa sirkit arus
-
Memeriksa relay tarip ganda dan sakelar waktu
-
Memeriksa putaran piringan
4. Pemeriksaan ukuran fase
Pemeriksaan menggunakan phase squence indicator sebagai berikut:
-
Periksa urutan fase sumber:
-
Sambung panel dengan sumber:
-
Periksa urutan fase pada sisi beban:
-
Bila urutan fasa pada sumber dan sisi beban sudah sama maka pemasangan sudah
betul.
Instalasi Penerangan 3 Fasa
Page 22
4.3 Hasil Pengukuran
a. Tahanan Isolasi
No.
Uraian
Hasil pengukuran
Keterangan
(kΩ)
Range 500V
1
Fasa R  Fasa S
Tak hingga
Baik
2
Fasa R  Fasa T
Tak hingga
Baik
3
Fasa S  Fasa T
Tak hingga
Baik
4
Fasa R  N
Tak hingga
Baik
5
Fasa S  N
Tak hingga
Baik
6
Fasa T  N
Tak hingga
Baik
7
Fasa R  PE
Tak hingga
Baik
8
Fasa S  PE
Tak hingga
Baik
9
Fasa T  PE
Tak hingga
Baik
Instalasi Penerangan 3 Fasa
Page 23
b. Continuitas ( multimeter )
No.
Uraian
Kondisi
Baik
Keterangan
Buruk
1
Fasa R – input saklar tukar A
*
Terhubung
2
Output 1 saklar tukar A – input 2 saklar tukar B
*
Terhubung
3
Output 2 saklar tukar A – input 1 saklar tukar B
*
Terhubung
4
Output saklar tukar B – Line Lampu A
*
Terhubung
5
Fasa S – input saklat seri
*
Terhubung
6
Output saklar seri 1 – line lampu B
*
Terhubung
7
Output saklar seri 2 – line lampu C
*
Terhubung
8
Fasa T – line stopkontak
*
Terhubung
9
Netral – netral lampu A
*
Terhubung
10
Netral – netral lampu B
*
Terhubung
11
Netral – netral lampu C
*
Terhubung
12
Netral – stopkontak
*
Terhubung
13
PE – PE stopkontak
*
Terhubung
c. Bertegangan tanpa beban
No.
Hubungan kabel
Tegangan (V)
1
R–S
410
2
R–T
400
3
S–T
410
4
R–N
240
5
S–N
240
6
T–N
240
7
R – PE
240
8
S – PE
240
9
T – PE
240
Instalasi Penerangan 3 Fasa
Page 24
d. Bertegangan berbeban
No.
Hubungan
Tegangan (V)
kabel
1
R–S
380
2
R–T
380
3
S–T
380
4
R–N
210
5
S–N
210
6
T–N
210
7
R – PE
210
8
S – PE
210
9
T – PE
210
e. Arus pada masing-masing fasa
No.
Uraian
Arus ( A )
1
Fasa R
0,2
2
Fasa S
0,1
3
Fasa T
0,5
Instalasi Penerangan 3 Fasa
Page 25
DOKUMENTASI KEGIATAN PEAKTEK
Instalasi Penerangan 3 Fasa
Page 26
Download