BENGKEL LISTRIK SEMESTER III INSTALASI PENERANGAN 3 FASA Disusun oleh kelompok 3 (kabin 17) : Moch Yanuar Rachman (1431120009) Moch Imam Suhadak (1431120100 ) Muhammad Nur Azis ( 1431120031 ) Rahmadani N.I Falaqi ( 1431120024 ) Rumita Fayakun T ( 1431120107) PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan pertolongan-Nya laporan ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bengkel Teknik Listrik Semester 3 mengenai Instalasi Penerangan 3 fasa. Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna. Untuk itu,saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan. Atas saran dan kritiknya, penulis ucapkan terima kasih. Semoga laporan yang telah disusun ini, dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Terima kasih. Malang,21 Januari 2016 Instalasi Penerangan 3 Fasa Page 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar belakang pembuatan laporan ini adalah sebagai hasil akhir dari praktik pemasangan instalasi penerangan tiga fasa in plaster yang telah dilaksanakan di Bengkel Listrik Politeknik Negeri Malang. Agar terselenggaranya segala bentuk instalasi yang baik dari berbagai seluk beluk yang menyangkut keamanan instalasi, penempatan instalasi dan juga perlengkapan serta bahaya – bahaya yang mungkin terjadi, maka sangat penting suatu acuan guna mendapat apa yang diinginkan dimana acuan tersebut dapat berupa: a). Gambar – gambar simbol instalasi listrik. b). Cara penyambungan penghantar ke dalam suatu komponen instalasi listrik. c). Pengenalan kode, tanda uji, warna dan segala bentuk penandaan suatu komponen listrik. d). Mengerti fungsi masing- masing komponen alat ukur yang digunakan. e). Mengerti mengenai perbedaan perhitungan dengan pengukuran. Hal tersebut diatas tidak terlepas dari tujuan, standarisasi instalasi listrik yang berfungsi untuk keseragaman dalam bentuk atau ukuran, menggambar, cara kerja dan juga mutu bahan. Bahkan dalam peraturan instalasi listrik yang baik dan benar mengenai peralatan, kesalahan manusia dan gedung di aplikasikan pada tempat yang sebenarnya, disana juga dituntut bahwa instalasi penerangan harus memenuhi prinsip – prinsip dasar, yaitu : a). Keandalan. b). Ketertiban. c). Ketersediaan. d). Keindahan. e). Keamanan. f). Ekonomis. Instalasi Penerangan 3 Fasa Page 3 Hal tersebut diatas telah terpenuhi dengan baik sesuai dengan praktek instalasi (Instalasi In Plaster) yang telah selesai dilakukan. Instalasi Penerangan 3 Fasa Page 4 1.2 Ruang Lingkup Praktek Ruang lingkup praktek dilaksanakan di bengkel listrik POLITEKNIK NEGERI MALANG yaitu mengenai “ Pemasangan Instalasi Penerangan 3 Fasa In Plaster” dan ruang peminjaman alat. Yaitu menyangkut instalasi penerangan yang dipasang di dalam tembok yang dilengkapi dengan panel hubung bagi (PHB). 1.3 Tujuan dan Manfaat. a. Mengidentifikasi peralatan yang digunakan dalam praktek dan mengetahui cara penggunaannya. b. Menjelaskan spesifikasi alat dan bahan yang digunakan dalam praktek dan prinsip kerjanya. c. Mengetahui dan memahami cara memasang suatu instalasi listrik mulai dari pemasangan APP sampai sirkit akhir (beban). d. Mengerjakan dan memahami Alat Pengukur dan Pembatas (APP). e. Mampu memeriksa dan menghitung kesalahan ukur kWh meter. f. Melaksanakan praktek sesuai prosedur yang telah diberikan oleh dosen pembina. 1.4 Batasan Masalah Batasan masalah dari laporan ini hanya membahas tentang pemasangan instalasi penerangan 3 fasa di dalam tembok (in plaster). Melingkupi cara-cara pemasangan, cara pemeriksaan instalasi, dll. Instalasi Penerangan 3 Fasa Page 5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Syarat-Syarat Instalasi Listrik Syarat ekonomis Instalsi listrik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan dari instalasi itu, ongkos pemasangan dan ongkos pemeliharaannya semurah mungkin. Syarat keamanan Instalsi listrik harus dibuat sedemikian rupa sehingga kemungkinan timbul kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan jiwa manusia dan terjaminnya peralatan dan benda-benda di sekitarnya dari kerusakan akibat adanya gangguan seperti hubung pendek, beban lebih, tegangan lebih dan sebagainya. Syarat keandalan Kelangsungan pemberian / pengaliran arus listrik kepada konsumen harus terjamin secara baik. 2.2 Menentukan KHA Penghantar Kemampuan hantar arus dipengaruhi oleh suhu penghantar yang diijinkan dan sejumlah panas yang dipindahkan. Kemampuan hantar arus dari suatu penghantar yang berbeda-beda tergantung dari spesifikasi penghantar yang ada. Penghantar sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari 125 % arus pengenal beban penuh. Disamping itu, untuk jarak jauh perlu digunakan penghantar yang cukup ukurannya Instalasi Penerangan 3 Fasa Page 6 2.3 Menentukan Penampang Penghantar Luas penampang dan jenis penghantar yang dipasang dalam suatu instalasi ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut: 1. Kemampuan hantar arus 2. Kondisi suhu 3. Susut tegangan 4. Sifat lingkungan 5. Kemungkinan perluasan Semua penghantar harus mempunyai KHA sekurang-kurangnya sama dengan arus yang mengalir melaluinya, yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhannya. Untuk penghantar netral mempunayi KHA sebagai berikut: a. Penghantar netral saluran dua kawat harus mempunyai KHA sama dengan penghantar fasa (PUIL 2000 ayat 3.16.2.2 hal 77). b. Penghantar netral saluran banyak harus mempunyai KHA sesuai dengan arus maksimum yang mungkin timbul dalam keadaan tidak seimbang yang normal (PUIL 2000 ayat 4.2.2.2.3 hal 109). Bila saluran fasa banyak melayani sebagian besar dari beban diantara penghantar fasa dan netral, maka penampang dari penghantar netral harus tidak kurang dari ½ penampang fasa bbila penghantar fasa mempunyai penampang sama atau lebih dari 25 mm2 Instalasi Penerangan 3 Fasa Page 7 2.4 Pembumian Tujuan Pembumian Tujuan dari Pembumian adalah sebagai pengaman dari kejut listrik dan kerusakan alat yang disebabkan karena rusaknya isolasi. Penghantar Pembumian Penghantar Pembumian harus sesuai dengan PUIL terutama berkenaan dengan: bahan dan tipe konduktor, dan ukuran konduktor Sebagai tambahan, penghantar Pembumian adalah tembaga dan alumunium. Pemasangan penghantar juga dapat dilihat pada PUIL. Elektrode Bumi Elektrode Bumi dielaskan pada PUIL. Pemasangannya harus dapat dilihat untuk pengujian penglihatan dan harus sesuai PUIL juga dalam hal metode pemasangan dan pengamanannya. Resistansi Penghantar Pembumian Untuk menjainin bekerjanya peralatan pengaman dengan baik maka resistans Pembumiannya harus kurang dari 2 . 2 Ohm 1 2 1 2 PHB 2 Ohm Gambar 2.5.1 RESISTANS PENGHANTAR PEMBUMIAN Instalasi Penerangan 3 Fasa Page 8 2.5 Sistem pengaman (Fuse) Fuse adalah jenis pengaman alat – alat pemakai listrik terhadap arus yang melebihi kapasitas bats, yaitu arus yang masuk melebihi arus nominal yang dapat menyebabkan kerusakkan terhadap peralatan listrik, bagian dari fuse ialah : a. Rumah fuse. b. Pengepas patron dengan kawat lebur didalamnya. c. Tutupan fuse. d. Dudukan fuse. Untuk instalasi – instalasi penerangan umumnya menggunakan fuse ini, yang bagian penghubung arusnya dinamakan patron dimana didalamnya berisi kawat lebur, apabila dialiri listrik yang lebih besar dari pada yang telah ditentukan maka akan terjadi lebur, dan hubungan listrik terputus. Fuse selalu dihubungkan dengan penghantar fasa secara seri karena fungsi dari fuse ialah mengamankan alat pemakai dari arus yang lebih yang mungkin mengalir masuk, dengan menghubungkan fuse ke penghantar fasa kerusakan terhadap peralatan listrik dapat dihindarkan karena sebelum arus lebih masuk kedalam peralatan maka kawat lebur dari fuse akan terputus labih dahulu. Jika kawat lebur putus harus diganti dengan ukuran dan kemampuan sama seperti yang semula sehingga tidak menghilangkan fungsi fuse, untuk melakukan pencabangan penghantar fasa jaringan harus melalui fuse, dari percabangan sampai ke instalasi dipergunakan tiga buah fuse, yaitu : a. Fuse tiang (pal fuse). b. Fuse utama. c. Fuse kelompok instalasi. Instalasi Penerangan 3 Fasa Page 9 Ketiga buah fuse tersebut diatas masing – masing mempunyai daya tahan arus yang berlainan, pabrik – pabrik yang membuat fuse telah menggunakan tanda warne yang telah dinormalisasikan untuk menyatakan kekuatan daya tahan arus dari kawat lebur sebagi berikut a) Merah muda :2A b) Coklat :4A c) Hijau :6A d) Merah : 10 A e) Abu – abu : 16 A f) Biru : 20 A g) Kuning : 25 A h) Hitam : 35 A i) Putih : 50 A j) Merah tembaga : 65 Instalasi Penerangan 3 Fasa Page 10 BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM Gambar wiring diagram R 1 S T 3 N 4 Pe 6 7 9 10 11 L1 L2 L3 N KETERANGAN WIRING INSTALASI PENERANGAN 3 FASA Politeknik Negeri Malang Instalasi Penerangan 3 Fasa Kabin 17 Diperk : Tanggal : 15 - 01 - 16 Tanggal : A4 NOGBR : 005 Kelas D3-TL / 2D Page 11 3.1 Komponen : 1. 1 set PHB 2. Saklar seri digunakan untuk megoperasikan 2 buah lampu sekaligus ataupun salah satu saja. Saklar ini terbuat dari bahan keramik. Memiliki 4 terminal , 2 untuk phasa lampu dan 2 untuk netral. 3. K. Kontak 1 fasa Kotak kontak ini terbuat dari bahan keramik. Memiliki 3 buah terminal ( phasa, netral, PE) . Letak dari terminal phasa pada posisi kiri dan netral pada sebelah kanan, PE pada atas atau bawah. Instalasi Penerangan 3 Fasa Page 12 4. Saklar tukar Fungsi dari saklar tukar adalah masing-masing saklar bisa meng ON/OFF kan saklar lainnya. Sebagai contoh apabila rumah kita tingkat dimana di tengah-tengah tangga ada lampu, maka lampu tersebut bisa dinyalakan pada saat kita akan naik dan setelah berada di atas, kita juga bisa mematikan lampu tersebut, sehingga lebih efisien. Bisa juga difungsikan untuk motor air yang tidak menggunakan Torn, sehingga saklar bisa dipasang di luar dan di dalam kamar mandi 5. Fitting duduk (tender) terbuat dari bahan keramik. Memiliki 2 terminal, satu terminal untuk kabel phasa dan satu lagi untuk kabel netral. Fitting jenis ini memiliki keunggulan yaitu dapat digunakan untuk penerangan di luar ruangan dan tidak memerlukan roset sebagai dudukannya, dan secara fisiknya jauh lebih kuat dari fitting local. 6. Kabel NYA Kabel NYA berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi luar/kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam. Kabel tipe ini umum dipergunakan di perumahan karena harganya yang relatif murah. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air (NYA adalah tipe kabel udara) dan mudah digigit tikus. Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel harus dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak tersentuh langsung oleh orang. Instalasi Penerangan 3 Fasa Page 13 7. Tang Ampere Alat yang dapat digunakan untuk mengukur tegangan,arus serta hambatan selain menggunakan avometer juga dapat menggunakan Tang Ampere. Tang Ampere digunakan untuk mengukur arus, tegangan dan hambatan. Pastikan kabel yang diukur adalah penghantar aktif atau fasa yang mengalirkan arus listrik Arus listrik akan terukur apabila daya yang terpasang dipakai. Apabila semua beban pada kondisi off maka tidak ada arus yang mengalir sama sekali. 8. Obeng obeng yang digunakan pada saat melakukan praktik penerangan. Jenis obeng yang di gunakan ada 2 yaitu ; obeng plus + dan obeng min - 9. Tang jenis – jenis tang yang digunakan pada saat prkatek yaitu : 1. tang cucut 2. tang pengupas 3. tang potong 4. tang kombinasi Instalasi Penerangan 3 Fasa Page 14 10. AVO meter Avo meter merupakan alat yang digunakan untuk digunakan untuk mengukur besar hambatan, tegangan, arus pada suatu rangkaian. Kelas akurasi yang digunakan pada alat ukur tersebut sesuai dengan merk avo meter tersebut. 11. Insulation Tester Alat yang digunakan untuk mengukur besarnya tahanan isolasi pada antar fasa maupun dengan pembumian / badan panel. Peralatan ini difungsikan agar tidak terjadinya kebocoran / short circuit pada penghantar . 12. Sequence meter Alat yang digunakan untuk menentukan urutan fasa dengan benar yaitu dengan menunjukkan dengan indikasi lampu. Instalasi Penerangan 3 Fasa Page 15 Arus yang terukur diukur melalui perhitungan: arus terukur angka yg ditunjuk jarum X sakelar pilih = skala terbesar 0,2 A 10 X 6 = 300 jika arus listrik yang terukur seperti di bawah: I = 5 A, maka daya sirkit adalah (VA) = V x I = 220 x 5 = 1100 VA I = 9 A, maka daya sirkit adalah (VA) = V x I = 220 x 9 = 1980 VA. 12 MCB lampu MCB KK MCB utama PHB 12 Tang Amper Instalasi Penerangan 3 Fasa Page 16 3.2 Isi PHB : 1. Fuse : 3 buah 2. MCB 1 fasa : 1 buah 3. MCB 3 fasa : 1 buah Mcb 3 fasa sangat jelas dan mampu untuk melakukan pengamanan dalam rangkaian dan sekaligus dapat untuk mengamankan semua rangkaian pada kelistrikan ,oleh karena itu Mcb ini sangat baik dalam listrik dan mampu untuk melengkapi semua peralatan listrik sehingga kegunaannya sangat jelas dan dapat berguna . Disamping itu Mcb ini relefan dan pemicu untuk menalarkan komponen-komponen listrik sehingga keamanan dan kenyamanan terjaga dan mampu untuk efektifitas kerja . Kegunaan Mcb 3 fasa : a. Sebagai pengaman arus beban lebih b. Sebagai npembatas arus listrik jika terjadi kebocoran arus c. Sebagai komponen listrik yang padu untuk pengamanan kelistrikan d. Komponen yang menjadi isyarat adanya atou tidak adanya kegagalan arus yang dikenal overload MCB 3 fasa mampu dalam proyeksi listrik dan membuat dunia industri mampu berkomunikasi secara transparan dengan rangkaian listrik dan dapat berorientasi dalam listrik untuk itu operasi mampu ke bidan kelistrikannya dan dapat mengenali keadaan dari rangkaian Mcb Mcb 3 fasa biasa digunakan pada: a. Rangkaian Daya (Tenaga) b. Rangkaian SUTM (saluran udara tegangan menengah) c. Rangkaian SUTT (saluran udara tegangan tinggi) d. Rangkaian JTR (Jaringan tegangan rendah) e. Rangkaian SUTET (Jaringan tegangan ekstra tinggi) 4. Terminal : 1 set Instalasi Penerangan 3 Fasa Page 17 3.3 Panjang Kabel yang dibutuhkan : Fasa : 1. Lampu A Saklar seri (a) : 1,2 m 2. Lampu B Saklar seri (a) : 1,2 m 3. Lampu C Saklar tukar (1) : 1,6 m 4. Lampu C Saklar tukar (2) : 1,6 m 5. K.kontak 1 fasa Sub Panel : 1,3 m 6. Saklar seri (a) Sub Panel : 1.3 m 7. Saklar tukar (b) Sub Panel : 1,1 m Netral ; 1. K.kontak 1 fasa Sub Panel : 2,5 m 2. Lampu A,B,C Sub Panel : 1,4 m PE : 1. K.kontak 1 fasa Sub Panel Instalasi Penerangan 3 Fasa :2m Page 18 BAB IV STANDART OPERATIONAL PROCEDURE INSTALASI PENERANGAN 4.1 Cara Kerja 1. Buat deskripsi rangkaian instalasi penerangan. 2. Buat gambar layout 3. Buat gambar single line diagram 4. Buat rekapitulasi daya 5. Siapkan komponen-komponen yang dibutuhkan. 6. Periksa kondisi alat dan bahan. 7. Rangkai sesuai gambar. 8. Uji rangkaian. 9. Tes tahanan isolasi rangkaian dengan insulation tester. 10. Deteksi urutan fasa dengan fasa detector (Phase Squence Indicator). 11. Cek tegangan sumber. 12. Mintalah persetujuan dari pengawas pekerjaan. 13. Hubungkan rangkaian dengan beban lampu penerangan. Instalasi Penerangan 3 Fasa Page 19 4.2 Schedule Kerja Waktu Nopember 2015 Kegiatan Pendahuluan Membuat deskripsi Desain layout Membuat single line diagram Rekapitulasi daya Pembagian kelompok beban Rekapitulasi bahan Mengukur panjang kabel yang dibutuhkan Nopember 2015 Pemasangan kabel Pemasangan saklar, k.kontak, fitting Pengerjaan Panel Nopember 2015 Comisioning : Mengukur tahanan isolasi Continuitas ( multimeter ) Bertegangan tanpa beban Nopember 2015 Comisioning : Bertegangan berbeban Arus pada masing-masing fasa Nopember 2015 Finishing Evaluasi Instalasi Penerangan 3 Fasa Page 20 1. Pemeriksaan Pemeriksaan instalasi listrik yang telah dilaksanakan bertujuan bahwa instalasi terpasang sudah dilakukan dengan benar dan sudah sesuai dengan material yang disetujui (approval material) pemeriksaan yanng dilakukan dengan visual meliputi antara lain: a. Jalur pipa konduit dan kabel tekukan kabel tidak boleh patah b. Sambungan kabel pada kotak (tee dooz) dilengkapi dengan isolator las dop c. Jalur kabel diatas rak kabel rapi dan diusahakan posisi rak kabel diatas instalasi pipa atau DAC untuk menghindari adanya tetesan air 2. Pengujian Sistem listrik tang sudah dipasang harus diuji dengan seksama sebelum siap untuk digunakan. Pesawat yang dipakai untuk pengujian sebelum digunakan harus dikalibrasi terlebih dahulu. Pengujian dilakukan bersama dengan pihak yang berwenang . hasil pengujian direkam pada format daftar simak dan didokumentasikan. Pengujian instalasi penerangan meliputi: 1. Pengukuran tahanan isolasi kabel instalasi: Isaolaasi yang lemah mempunyai tahanan yang relatif rendah. Sedangkan isolasi yang memenuhi syarat nilainya tinggi. Minimum suatu instalasi listrik adalah sbb: Besarnya tahanan isolasi a. Berdasarkan PUIL 2000 ayat 322 A.I yaitu sekurang-kurangnya 1000 ohm per volt tegangan nominal, dengan pengertian bahwa arus bocor dari tiap bagian instalasi pada tegangan nominalnya tidak diperkenanankan melebihi 1 mA per 100 meter panjang instalasi. Pengukuran dilakukan dengan pesawat ujii megger. b. Berdasarkan peraturan IEE nilai minimum yang diperbolehkan yaitu 1 M Ohm 2. Pembagian (grouping) beban sakelar dan pemutus hubung (circuit breaker) 3. Pengukuran beban listrik dengan multitester yaitu: - Tegangan pasa ke pasa (VL-L) - Teganan fasa ke netral (VL-N) - Tegangan fasa ke tanah (VL-G) Instalasi Penerangan 3 Fasa Page 21 4. Pengukuran arus beban dengan tang ampere untuk fasa R S T 5. Pengujian nyala lampu dan battery Ni-card lampu emergency 6. Fungsi komponen komponen panel antara lain: - Volt meter - Ampere meter - Frekuensi meter - Lampu indikator - Sakelar pilih 7. Tes pada lampu lampu yang sudah di pasang 3. Pemeriksaan panel penerangan Hal-hal yang perlu diperiksa adalah - Memeriksa visual meter - Memeriksa resistan isolasi - Memeriksa urutan fase - Memeriksa sirkit arus - Memeriksa relay tarip ganda dan sakelar waktu - Memeriksa putaran piringan 4. Pemeriksaan ukuran fase Pemeriksaan menggunakan phase squence indicator sebagai berikut: - Periksa urutan fase sumber: - Sambung panel dengan sumber: - Periksa urutan fase pada sisi beban: - Bila urutan fasa pada sumber dan sisi beban sudah sama maka pemasangan sudah betul. Instalasi Penerangan 3 Fasa Page 22 4.3 Hasil Pengukuran a. Tahanan Isolasi No. Uraian Hasil pengukuran Keterangan (kΩ) Range 500V 1 Fasa R Fasa S Tak hingga Baik 2 Fasa R Fasa T Tak hingga Baik 3 Fasa S Fasa T Tak hingga Baik 4 Fasa R N Tak hingga Baik 5 Fasa S N Tak hingga Baik 6 Fasa T N Tak hingga Baik 7 Fasa R PE Tak hingga Baik 8 Fasa S PE Tak hingga Baik 9 Fasa T PE Tak hingga Baik Instalasi Penerangan 3 Fasa Page 23 b. Continuitas ( multimeter ) No. Uraian Kondisi Baik Keterangan Buruk 1 Fasa R – input saklar tukar A * Terhubung 2 Output 1 saklar tukar A – input 2 saklar tukar B * Terhubung 3 Output 2 saklar tukar A – input 1 saklar tukar B * Terhubung 4 Output saklar tukar B – Line Lampu A * Terhubung 5 Fasa S – input saklat seri * Terhubung 6 Output saklar seri 1 – line lampu B * Terhubung 7 Output saklar seri 2 – line lampu C * Terhubung 8 Fasa T – line stopkontak * Terhubung 9 Netral – netral lampu A * Terhubung 10 Netral – netral lampu B * Terhubung 11 Netral – netral lampu C * Terhubung 12 Netral – stopkontak * Terhubung 13 PE – PE stopkontak * Terhubung c. Bertegangan tanpa beban No. Hubungan kabel Tegangan (V) 1 R–S 410 2 R–T 400 3 S–T 410 4 R–N 240 5 S–N 240 6 T–N 240 7 R – PE 240 8 S – PE 240 9 T – PE 240 Instalasi Penerangan 3 Fasa Page 24 d. Bertegangan berbeban No. Hubungan Tegangan (V) kabel 1 R–S 380 2 R–T 380 3 S–T 380 4 R–N 210 5 S–N 210 6 T–N 210 7 R – PE 210 8 S – PE 210 9 T – PE 210 e. Arus pada masing-masing fasa No. Uraian Arus ( A ) 1 Fasa R 0,2 2 Fasa S 0,1 3 Fasa T 0,5 Instalasi Penerangan 3 Fasa Page 25 DOKUMENTASI KEGIATAN PEAKTEK Instalasi Penerangan 3 Fasa Page 26