Uploaded by zuspitay

KELOMPOK 5

advertisement
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIA
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
LAPORAN LENGKAP
BOTANI FARMASI
PERCOBAAN III : MORFOLOGI BATANG, AKAR DAN BAGIAN LAIN
TUBUH TUMBUHAN, METAMORFOSIS AKAR, BATANG DAN DAUN
GOLONGAN 1C
ANGKATAN 2018
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari struktur
organ baik mengenal akar, daun, batang, bunga, buah maupun bijinya.
Pada dasarnya tumbuhan terdiri atas tiga organ pokok yaitu akar (Radix),
batang (Caulis), dan daun (Folium) sedangkan bagian-bagian lain pada
tumbuhan hanyalah penjelmaaan salah satu diantara ketiga bagian pokok
atau mungkin kombinasi bagian-bagian pokok tersebut. Boleh jadi bagian
tumbuhan yang kita beri nama tersendiri tersebut adalah bakal bagian
pokok tersebut (Tjirosoepomo, 2009).
Akar
merupakan bagian bawah dari sumbu tanaman dan
biasanya berkembang dibawah permukaan tanah, meskipun ada pula
akar yang tumbuh diluar tanah. Tujuan utama akar adalah menyerap air
dan mineral dari tanah. Batang merupakan bagian tumbuhan yang
memiliki peran penting dalam pertumbuhan tanaman, batang disebut juga
sumbu tubuh-tumbuhan. Sedangkan daun merupakan organ tumbuhan
yang
penting
dipancarkan
sebab
oleh
didaun
sinar
tempat
matahari
terjadinya
untuk
fotosintesis
menghasilkan
yang
energi.
Mengidentifikasi suatu tumbuhan kita perlu mengetahui morfologi akar,
batang, daun serta mengetahui bentuk modifikasinya agar kita tidak salah
mengidentifikasinya.
Adapun
maksud
percobaan
ini
yaitu,
mengamati
dan
mendeskripsikan morfologi batang, akar, dan bagian lain tubuh tumbuhan,
metamorfosis akar, batang, dan daun.
Adapun tujuannya percobaan ini yaitu, untuk mengetahui dan
mengamati morfologi batang, akar, dan bagian lain tubuh tumbuhan,
metamorfosis akar, batang, dan daun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Morfologi
tumbuhan
adalah
cabang
ilmu
biologi
yang
mempelajari organ tubuh tumbuhan, baik-bagiannya, bentuk ataupun
fungsinya. Secara umum, tumbuhan memiliki tiga organ dasar yaitu akar,
batang dan daun (Setiaji, 2009).
1. Akar
Akar adalah salah satu organ fital yang dimiliki tumbuhan. Akar
berfungsi memperkuat tubuh tumbuhan, menyerap air dan unsur hara
yang terkandung di dalam tanah, mengangkut air dan zat-zat makanan
yang sudah diserap dan dibawa ketempat-tempat pada tubuh tumbuhan
yang memerlukan dan kadang-kadang sebagai tempat untuk penimbunan
atau tempat penyimpanan cadangan makanan (Rosanti, 2013).
a. Sifat-sifat akar (Tjitrosoepomo, 2009)
1). Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam
tanah, dengan arah tumbuh ke pusat bumi (Geotrop) atau menuju
ke air (Hidrotop), meninggalkan udara dan cahaya.
2). Tidak berbuku-buku jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung
daun-daun atau sisik-sisik maupun bagia-bagian lainnya.
3). Warna tidak hijau, biasanya keputih-putian atau kekuning-kuningan.
4). Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya
masih kalah jika di banding dengan batang.
5). Bentuknya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk
menembus tanah.
b. Bagian-bagian akar (Tjitrosoepomo, 2009)
1). Leher akar atau pangkal akar (Collum), yaitu bagian akar yang
bersambungan dengan pangkal batang.
2). Ujung akar (Apex radicis), yaitu bagian akar yang paling mudah,
terdiri atas jaringan-jaringan yang masih dapat mengadakan
pertumbuhan.
3). Batang akar (Corpus radicis), bagian akar yang terdapat antara
leher akar dan ujungnya.
4). Cabang-cabang akar (Radix lateralis), yaitu bagian-bagian akar
yang tak langsung bersambungan dengan pangkal batang, tetapi
keluar dari akar pokok dan masing-masing dapat mengadakan
percabangan lagi.
5). Serabut akar (Fibrilla radicalis), cabang-cabang akar yang halushalus dan berbentuk serabut.
6). Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (Pilus radicalis), yaitu
bagian akar yang sesungguhnya hanyalah merupakan penonjolan
sel-sel kulit luar akar yang panjang. Bentuknya seperti bulu atau
rambut, oleh sebab itu dinamakan rambut akar atau bulu akar,
dengan adanya rambut-rambut akar ini bidang penyerapan akar
menjadi amat diperluas, sehingga lebih banyak air dan zat-zat
makanan yang dapat dihisap.
7). Tudung akar (Calyptra), yaitu bagian akar yang letaknya paling
ujung, terdiri atas jaringan yang berguna untuk melindungi ujung
akar yang masih mudah dan lemah.
c. Sistem perakaran (Tjitrosoepomo, 2009)
1). Sistem akar tunggang, jika akar lembaga tumbuh terus menjadi
akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih
kecil. Akar pokok yang berasal dari akar lembaga disebut akar
tunggang (Radix primaria). Susunan akar yang demikian ini biasa
terdapat pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae) dan tumbuhan
biji telanjang (Gymnospermea).
a). Akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang,
dan jika ada cabang-cabangnya, biasanya cabang-cabang ini
terdiri atas akar-akar yang halus berbentuk serabut. Akar
tunggang yang bersifat demikian seringkali berhubungan
dengan fungsinya sebagai tempat penimbunan zat makanan
cadangan lalu mempunyai bentuk yang istimewa, misalnya :
berbentuk tombak (Fusiformis) yaitu
pangkalnya besar
meruncing ke ujung dengan serabut-serabut akar sebagai
percabangan, biasanya menjadi tempat penimbunan makanan,
berbentuk gasing (Napiformis) yaitu pangkal akar besar
membulat, akar-akar serabut sebagai cabang hanya pada ujung
yang sempit meruncing dan berbentuk benang (Filiformis), jika
akar tunggang kecil panjang seperti akar serabut saja dan juga
sedikit sekali bercabang.
b). Akar tunggang yang bercabang (Ramosus). Akar tunggang ini
berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabangcabang
banyak
dan
cabang-cabangnya
bercabang
lagi,
sehingga dapat memberi kekuatan yang lebih besar kepada
batang dan juga daerah perakaran menjadi amat luas, hingga
dapat diserap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak.
Susunan akar yang demikian terdapat pada pohon-pohon yang
ditanam dari biji.
2). Sistem akar serabut, yaitu jika akar lembaga dalam perkembangan
selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akar yang
kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal
batang.
2. Batang
Batang merupakan salah satu bagian dari tumbuan yang amat
penting, Batang berfungsi sebagai penerus penyaluran air dan unsur hara
dari akar kedaun atau bagian tubuh tumbuhan yang membutuhkan.
Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula
mempunyai bantuk lain, terdiri atas ruang-ruang yang masing-masing
dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku itulah terdapat daun.
Biasanya tumbuh keatas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop
atau heliotrop), selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu
sering dikatakan bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang lebih
terbatas. Mengandung percabangan dan selama hidupnya tumbuhan,
tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umumnya
pendek,
misalnya
rumput
dan
waktu
batang
masih
muda
(Rukmana, 2008).
a. Jenis-jenis batang (Tjitrosoepomo, 2009)
1). Tumbuhan yang tidak berbatang (Planta acaulis)
Tumbuh-tumbuhan yang tidak berbatang sebenarnya
tidak ada. Hanya tampaknya saja tidak ada. Hal ini di sebabkan
karena batang amat pendek, sehingga semua daunnya seakanakan keluar dari
bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu
sama lain. Contohnya sawi (Brassica juncea L).
2). Tumbuhan yang jelas berbatang
Tumbuhan berbatang dapat di bedakan sebagai berikut :
a). batang basah (Herbaceous), yaitu batang yang lunak dan berair,
contohnya bayam (Amaranthus spinosus L.).
b). batang berkayu (Lignosus), yaitu batang yang biasa keras dan
kuat, karena sebagian besar terdiri dari kayu, contohnya jati
(Tectona grandis).
c). Batang rumput (Calmus), yaitu batang yang tidak keras,
mempunyai ruas-ruas yang nyata dan sering kali berongga,
contohnya padi (Oryza sativa L.).
d). Batang mendong (Calamus), seperti batang rumput,tetapi
mempunyai ruas-ruas yang lebih Panjang, contohnya tumbuhan
sebangsa teki (Cyperaceae).
b. Arah tumbuh batang (Rosanti, 2013)
1). Tegak lurus (Erectus)
Jika arahnya lurus ke atas, batang tegak lurus biasanya
tidak bercabang, misalnya pepaya (Carica papaya L.), kelapa
(Cocos mucifera) dan beberapa jenis cemara.
2). Menggantung (Dependens, Pendulus)
Batang seperti ini hanya dimiliki oleh tumbuh-tumbuhan
yang tumbuhnya di lereng-lereng atau tepi jurang, misalnya Zebrina
pendula atau tumbuh-tumbuhan yang hidup di atas pohon sebagai
epifit misalnya jenis anggrek (Orchidaceae) tertentu.
3). Berbaring (Humifusus)
Batang ini terletak pada permukaan tanah, hanya
ujungnya saja yang sedikit membengkok ke atas misalnya pada
semangka (Citrillus vulgaris). Kadang-kadang batang berbaring
diberikan penunjang dari kayu, kawat, atau besi agar bisa tumbuh
ke atas.
4). Menjalar atau merayap (Repens)
Batang menjalar hampir sama dengan batang berbaring,
yang membedakan terletak dari buku-bukunya yang mengeluarkan
akar, sehingga dapat tumbuh menjadi tunas. Batang menjalar
dapat ditemukan pada kangkung (Ipomoea crassicaulis), ubi jalar
(Ipomoea batatas) dan sebagainya.
5). Serong ke atas atau condong (Ascendens)
Pangkal batang seperti hendak berbaring, tetapi bagian
lainnya lalu membelok ke atas, misalnya pada kacang tanah
(Arachis hypogaea).
6). Mengangguk (Nutans)
Batang ini tumbuh tegak lurus ke atas, tetapi ujungnya
lalu membengkok kembali ke bawah seperti mengangguk. Contoh
batang
mengangguk
dapat
dilihat
pada
bunga
matahari
(Helianthus annuus).
7). Memanjat (scandens).
Batang
tumbuh
ke
atas
dengan
menggunakan
penunjang. Penunjang dapat berupa benda mati ataupun tumbuhan
lain, dan pada waktu naik ke atas batang menggunakan alat-alat
khusus untuk berpegangan pada penunjangnya ini, misalnya
dengan akar pelekat, contohnya pada sirih (Piper bettle) dan
arisema (Arisaema Sp.).
8). Membelit (volubilis)
Berbeda dengan batang memanjat yang menggunakan
alat bantu untuk naik ke atas, batang membelit tidak menggunakan
alat bantu, tetapi batang tumbuhan itulah yang membelit. Dengan
kata lain batangnya sendiri naik dengan melilit penunjangnya. Arah
melilit terbagi dua, yaitu ke kiri dan ke kanan. Membelit ke kiri, jika
dilihat dari atas arah belitan berlawanan dengan arah putaran jarum
jam. Dengan kata lain jika kita mengikuti jalanya batang yang
membelit itu, penunjang akan selalu di sebelah kiri yang melihat.
c. Bentuk batang (Tjitrosoepomo, 2009)
1). Bulat
(Teres),
misalnya
bambu
(Bambusa
Sp),
kelapa
(Cocos mucifera L.)
2). Bersegi (angularis), dalam hal ini ada kemungkinan :
a). Bangun
segi
tiga
(triangularis),
misalnya
batang
teki
(Cyperus rotundus).
b). Segi
empat
(quadrangularis),
misalnya
batang
markisah
(Passiflora quadrangularis L.), iler (Coleus scutellarioides
Benth.)
c). Pipih, dan biasanya lalu melebar menyerupai daun dan
mengambil alih tugas daun pula. Batang yang bersifat demikian
dinamakan :
(1). Filoklodia (phyllocladium), jika amat pipih dan mempunyai
pertumbuhan
yang
terbatas,
misalnya
pada
jakang
(Muehlenbeckia platyclada Meissn.)
(2). Kladodia (cladodium), jika masih tumbuh terus dan
mengadakan percabangan, misalnya sebangsa kaktus
(Opuntia vulgaris Mill.)
d. Permukaan batang (Tjitrosoepomo, 2009)
1). licin (laevis), misalnya batang bayam (Amaranthus).
2). berusuk (costatus), jika pada permukaannya terdapat rigi-rigi yang
berbujur, misalnya iler (Coleus scutellarioides Benth).
3). Beralur (sulcatus), jika membujur batang terdapat alur-alur yang
jelas, misalnya pada kaktus (Cactaceae).
4). Bersayap (alatus), biasanya pada batang yang bersegi, tetapi pada
sudut-sudutnya terdapat pelebaran yang tipis, misalnya pada ubi
(Dioscorea alata L.)
e. Percabangan batang (Rosanti, 2013)
1). Cara percabangan monopodial, yaitu jika batang pokok selalu
tampak jelas. Karena lebih besar dan lebih Panjang (lebih cepat
pertumbuhannya) dari pada cabang-cabangnya, misalnya cemara
(Casuarina equisetifolia L.)
2). Percabangan simpodial, batang pokoksukar ditentukan, karena
dalam perkembangan selanjutnya mungkin lalu menghentikan
pertumbuhannya
atau
kalah
besar
dan
kalah
cepat
pertumbuhannya dibandingkan dengan cabangnya, misalnya pada
sawo manila (Achars zapota L.)
3). Percabangan menggarpu atau dikotom, yaitu cara percabangan
yang batang setiap kali menjadi dua cabang yang sama besarnya,
misalnya paku andam (Gleichenia linearis clarke)
Metemorfosis adalah perubahan bentuk atau susunan. Bagian
tumbuhan yang pokok hanyalah tiga saja yaitu akar, batang dan daun
sedangkan bagian-bagian lain pada tumbuhan hanyalah penjelmaan salah
satu diantara ketiga bagian pokok tersebut. Boleh jadi bagian tumbuhan
yang kita beri nama tersendiri sesungguhnya hanyalah calon atau bakal
bagian pokok tersebut atau dengan perkataan lain merupakan bagian
tumbuhan “in statu nascendi” (Tjitrosoepomo, 2009).
Diantara berbagai macam bagian tumbuhan yang sering kita
jumpai, yang tidak jelas berupa akar, batang, atau daun, ialah :
1. Kuncup (Gemma)
Kuncup merupakan bagian tumbuhan yang sesungguhnya
adalah calon tunas, jadi terdiri atas calon batang beserta calon daundaunnya (Tjitrosoepomo, 2009).
a. Tempat kuncup (Tjitrosoepomo, 2009).
1). Kuncup ujung (Gemma terminalis), yaitu kuncup yang terdapat
pada ujung-ujung batang, cabang-cabang dan ranting-ranting.
2). Kuncup ketiak (Gemma axsillaris atau Gemma lateralis),
yaitu
kuncup yang terdapat didalam ketiak daun, jadi di bagian belakang
batang. Kuncup inilah yang kalau berkembang lazimnya akan
menghasilkan cabang batu. Perkembangan menjadi cabang dapat
terjadi setelah daun yang dibawahnya gugur, baru kemudian
berkembang atau menjadi kuncup tidur. Hal ini dapat diengerti
karena jika tidak ada kuncup yang tidur akan terbantuk terlalu
banyak cabang-cabang, mengingat biasanya setiap ketiak daun
sekurang-kurangnya mempunyai satu kuncup ketiak, malahan ada
kalanya lebih dari satu.
3). Kuncup Liar (Gemma adventicius), yaitu kuncup-kuncup yang tidak
terdapat pada ujung atau ketiak daun. Menurut tempatnya, kuncup
liar dapat dibedakan seperti berikut :
a). Di sembarang tempat pada batang, jika tumbuh biasanya akan
menghasilkan wiwilan atau tunas air, misalnya pada tanaman
coklat (Theobroma cacaoi L.)
b). Pada tepi daun, jika tumbuh bahkan dapat menghasilkan
tumbuhan baru, misalnya pada tumbuhan cocor bebek
(Kalanchoe pinnata Pers.)
c). Pada akar, biasanya juga dapat menjadi tumbuhan baru,
misalnya pada sukun (Artocarpus communis Forst.)
b. Calon tunas (Tjitrosoepomo, 2009)
1). Kuncup daun (gemma folifera), nama kuncup daun sesungguhnya
kurang tepat, karena kuncup tidak berkembang menjadi daun,
melainkan menjadi tunas yang mendukung daun-daun
2). Kuncup bunga (gemma folifera atau alabastrum), yaitu kuncup yang
tidak berkembang menjadi tunas, melainkan menjadi bunga
(mengalami metamorfosis). Kuncup bunga dapat ditemukan pada
ujung batang maupun ketiak daun
3). Kuncup campuran (gemma mixta), yaitu kuncup yang jika
berkembang akan menghasilkan tunas dengan daun-daun biasa
dan bunga.
2. Rimpang (Rizoma)
Rimpang merupakan modifikasi dari batang. Rimpang biasanya
dimiliki oleh tumbuh-tumbuhan dari kelas Dicotyledoneae. Rimpang
sesungguhnya adalah batang sejati yang merambat di dalam tanah,
karena merupakan modifikasi dari batang, sifat-sifat batang juga nampak
pada rimpang, seperti berbentuk bulat, mendukung daun-daun, dan
tumbuh menjauhi pusat bumi (Rosanti, 2013).
Rhizoma atau rimpang kita dapati pada keluarga Zingiberaceae.
Disini batangnya sendiri tidak muncul diatas tanah, tetapi tumbuh
horizontal di bawah tanah dengan nodus yang pendek-pendek, dan daun
yang berwujud sisik-sisik. Baru kemudian memunculkan daun-daun biasa
untuk fotosintesis di atas tanah (Tjitrosoepomo, 2009).
Fungsi rimpang antara lain adalah sebagai tempat penimbunan
makanan. Selain itu rimpang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan
secara vegetatif (Rosanti, 2013).
3. Umbi (Tuber)
a. Umbi (tuber) biasanya merupakan suatu badan yang membengkak,
bangun bulat, seperti kerucut atau tidak beraturan, merupakan
tempat
penimbunan
makanan
pula
seperti
rimpang,
dapat
merupakan penjelmaan akar. Oleh sebab itu umbi dibedakan
dalam :
1). Umbi batang (tuber caulogenum), kalau umbi itu merupakan
penjelmaan batang.
2). Umbi akar (tuber rhizogenum), kalau merupakan metamorfosis
akar.
b. Umbi lapis (bulbus) juga umbi lapis ini jika ditinjau asalnya adalah
penjelmaan batang beserta daunnya. Umbi ini dinamakan umbi
lapis, karena memperlihatkan susunan yang berlapis-lapis, yaitu
yang terdiri atas daun-daun yang telah menjadi tebal, lunak dan
berdaging, merupakan bagian umbi yang menyimpan zat makanan
cadangan, sedangkan batangnya sendiri hanya merupakan bagian
yang kecil pada bagian bawah umbi lapis itu. Pada umbi lapis dapat
dibedakan bagian-bagian berikut :
1). Subang atau cakram (discus), Bagian inilah yang merupakan
batang yang sesungguhnya, tetapi hanya kecil dengan ruasruas yang amat pendek, mempunyai bentuk seperti cakram,
padanya terdapat pula kuncup-kuncup.
2). Sisik-sisik (tunica atau squima), yaitu bagian yang merupakan
penjelmaan daun-daunnya yang menjadi tebal, lunak dan
berdaging, yang seperti telah disebutkan merupakan bagian
tempat untuk menyimpan zat cadangan makanan.
3). Kuncup-kuncupnya (gemmae), yang dapat dibedakan lagi
dalam :
a). Kuncup pokok (gemma bulbi), yang sesungguhnya adalah
kuncup ujung, terdapat pada bagian atas cakram yang
tumbuh keatas mendukung daun-daun biasa serta bunga.
b). Kuncup samping, yang biasanya tumbuh merupakan umbi
lapis kecil-kecil berkelompok di sekitar umbi induknya.
4. Alat pembelit atau sulur (Cirrhus), yang di namakan alat-alat pembelit
adalah bagian-bagian tumbuhan yang biasanya menyerupai spiral dan
berguna untuk membelit benda-benda yang di sentuhannya, yaitu
untuk berpegangan pada waktu tumbuhan ini berusaha mendapatkan
penunjang untuk dapat naik ke atas.
5. Piala (ascidium) dan gelembung (utriculus), beberapa jenis tumbuhan
memperlihatkan alat-alat yang bentuknya dapat menyerupai piala atau
gelembun alat-alat tersebut merupakan metamorfosis daun atau
sebagian daun.
6. Duri (spina), duri yang merupakan metamorfosis salah satu bagian
pokok tumbuhan, oleh karena itu biasanya sukar di tinggalkan dari
batang dan jika dapat di tinggalkan akan menimbulkan berkas yang
berupa luka.
B. Klasifikasi Tanaman
1. Klasifikasi Ubi Kayu
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Euphorbiales
Familia
: Euphorbiaceae
Genus
: Manihot
Spesies
: Manihot utillisima (Kurniani, 2009)
2. Klasifikasi Beringin
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Uriticales
Familia
: Moraceae
Genus
: Ficus
Spesies
: Ficus beyamina L. (Heyne, 1987)
3. Klasifikasi Sirih
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Piperales
Familia
: Piperaceae
Genus
: Piper
Spesies
: Piper bettle L. (Hidayat, 1991)
4. Klasifikasi Kacang Tanah
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Leguminales
Familia
: Papilionaceae
Genus
: Arachis
Spesies
: Arachis hypogeal (Tjirosoepomo, 1996)
5. Klasifikasi Jagung
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Class
: Monocotyledonnae
Ordo
: Gluminales
Familia
: Gluminaceae
Genus
: Zea
Spesies
: Zea mays L. (Tjirosoepomo, 1983)
6. Klasifikasi Wortel
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Umbelliferales
Familia
: Umbelliferaceae
Genus
: Daucus
Spesies
: Daucus carota (Rukmana, 1995)
7. Klasifikasi Bengkoang
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Fabales
Familia
: Fabaceae
Genus
: Pachyrizus
Spesies
: Pachyrizus erosus (Hilman, 2012)
8. Klasifikasi Pandan
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Pandanales
Familia
: Pandanaceae
Genus
: Pandanus
Spesies
: Pandanus amaryllifolius (Steenis, 2008)
9. Klasifikasi Brotowali
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Ranunculales
Familia
: Manispermaceae
Genus
: Tinuspora
Spesies
: Tinuspora crispa L. (Jhony, 1991)
10. Klasifikasi Kaktus
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Caktales
Familia
: Cakteceae
Genus
: Opuntia
Spesies
: Opuntia vulgaris Mills. (Simpson, 2006)
11. Klasifikasi Iler
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Solanales
Familia
: Laminaceae
Genus
: Coleus
Spesies
: Coleus atropus pureus L. (Hidayat, 1991)
12. Klasifikasi Bayam
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Amaranthales
Familia
: Amarranthaceae
Genus
: Amaranthus
Spesies
: Amaranthus spinosus L. (Barus, 2003)
13. Klasifikasi Sidaguri
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Malvales
Familia
: Malvaceae
Genus
: Sida
Speises
: Sida rhombifolia L. (Tjirosoepomo, 1991)
14. Klasifikasi Bawang Merah
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Liliales
Familia
: Liliaceae
Genus
: Alium
Spesies
: Alium ascalonicum L. (Suriani, 2011)
15. Klasifikasi Kunyit
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Zingiberales
Familia
: Zingiberaceae
Genus
: Curcuma
Spesies
: Curcuma domestica L. (Winarto, 2004)
16. Klasifikasi Rumput Teki
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Class
: Monocotyledonnae
Ordo
: Cyperales
Familia
: Cyperaceae
Genus
: Cyperus
Spesies
: Cyperus rotundus L. (Hidayat, 1991)
17. Klasifikasi Cocor Bebek
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Saxifoogales
Familia
: Crassulaceae
Genus
: Kalanchoe
Spesies
: Kalanchoe pinnata Pers. (Steenis, 1997)
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan Yang Digunakan
Alat-alat yang digunakan adalah kamera, ballpoint, penggaris,
pensil dan pensil berwarna.
Bahan-bahan yang digunakan adalah akar beringin, akar
jagung, akar kacang tanah, akar pandan, akar sirih, akar ubi kayu, batang
bayam, batang brotowali, batang iler, batang
jagung, batang kaktus,
batang rumput teki, batang sidaguri, batang ubi kayu, bengkoang, cocor
bebek serta kuncupnya, rimpang kunyit, umbi lapis bawang merah, umbi
ubi kayu dan wortel.
B. Cara kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Difoto/digambar sampelnya
3. Dideskripsikan masing – masing sampel
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel pengamatan
No.
1.
Deskripsi
Gambar
Akar Ubi Kayu (Manihot utillisima)
a
Sistem perakaran yaitu : Akar
tunggang (Radix primoria), sifat akar yaitu :
Akar
tunggang
(Ramosus).
Tumbuh
bercabang
banyak
memberi
kekuatan
yang
bercabang
lurus
ke
bawah,
b
sehingga dapat
lebih
besar
pada
Sumber : (Restiani, 2014)
batang. Dalam akar ubi kayu menyimpan a. Pangkal akar
cadangan
tersebut
Makanan
sehingga
akar b. Cabang akar
mem besar hingga membentuk
umbi pada tumbuhan ubi kayu.
2.
Akar Pandan (Pandanus amaryllifolius)
Sistem perakaran yaitu : Akar
a
tunggang (Radix primoria ), Sifat akar yaitu
: Akar tunggang akar yang hidup dibawah
b
batang (Caulis) menjalar kesegala arah
yang seakan akan memanjang batangnya
sampai tebal, bentuk akar pokok tunggang
batangnya juga berguna untuk mengambil
oksigen dari udara yaitu bagian akar (radix)
berada
diatas
bercabang.
tanah
bentuk
Sumber : (Chalid, 2009)
a. Pangkal akar
akarnya b. Cabang akar
3.
Akar Kacang Tanah (Aracnis hypogeal )
Sistem perakaran yaitu : Akar
tunggang (Radix primoria), Sifat akar yaitu
: Akar – akar yang berwarna kuningkekuningan terdiri dari batang, akar, dan
cabang-cabang
akar.
Sifat
akar
pada
umumnya mempunyai akar-akar cabang
a
lurus bersifat sementara dan berfungsi
b
sebagai alat penghisap .akar cabang ini
Sumber : (Tamrin, 2012)
akan mempunyai akar sementara dan a. Buah
b. Akar
dapat mati atau menjadi akar.
4.
Akar sirih (Piper bettle L. )
Sistem perakaran yaitu : Akar
a
tunggang (Radix primoria ), Sifat Akar yaitu
:
Akar pelekat (Radix adilngens), akar
memanjang dan berguna untuk menempel
b
pada penunjangnya saja. Biasanya akar
tunggang
yang
berbentuk
bulat
berwarna coklat kekuningan.
5.
Sumber : (Salim, 2009)
dan a. Cabang akar
b. Batang
Akar Bengkoang (Pachyrizus erosus)
Sistem perakaran yaitu :
Akar
a
tunggang Radix primoria), Sifat akar yaitu :
Akar
berbentuk
gasing
(Napizarmis)
b
pangkal akar besar membulat, akar-akar
serabut sebagai cabang akar, dan terdapat
pada ujung akar yang sempit meruncing.
Sumber : (Setyo, 2014)
a. Umbi
b. Akar
6.
Akar Wortel (Daucus carota)
Sistem perakaran yaitu : Akar
tunggang (Radix primoria), Sifat akar yaitu :
Akar
berbentuk
bulat
memanjang
merupakan akar tunggang yang bercabang,
tempat penimbunan makanan, pangkalnya
a
b
a
Sumber
: (Malasari, 2005)
besar meruncing keujung dengan seabut- a. Umbi
serabut
akar
biasanya
menjadi
percabangan b. Akar
sebagai
tempat
penimbunan
makanan.
7.
Akar jagung (Zea mays L. )
Sistem perakaran yaitu :
Akar
serabut (Radix advoncitus ), Sifat akar yaitu
a
a
: Akar penggerak atau penghisap untuk
b
menghisap zat-zat makanan ada dalam
tanah, akar yang menyusun akar serabut
kecil-kecil berbentuk batang akan muncul
Sumber : (Saleh, 2014)
akar dan bulu - bulu batang bagian bawah a. Batang
yang
akan
membantu
menyangga b. Akar
tegaknya tanaman jagung.
8.
Akar Beringin ( Feicus beyamina L.)
Sistem perakaran yaitu : Akar
tunggang (Radix primoria), sifat akar yaitu
: Akar gantung atau akar udara karena
akarnya
berada
diatas
pohon
bukan
dibawah tanah, akar udara tumbuh terus
kebawah
ketika
sampai
ditanah
ia
menyerap unsur – unsur hara untuk
memenuhi gizinya.
a
a
Sumber : (Desyanti, 2012)
a. Akar
9.
Batang Brotowoli (Tinuspora crispa L.)
Jenis
batangnya yaitu : batang
basah (Herbaceus), arah tumbuh batang
memanjat
(Scandens)
bentuk
a
batang
berusuk (Costatus) cara percabangan
batang
pokoknya
jelas
permukaan batang
b
d
(Monopodial),
berusuk (Costatus),
Sumber : (Ramdhani, 2017)
warna batang coklat (Bronies) dan warna
a. Permukaan batang
getahnya bening (Ligwet).
b. Batang
10. Batang Bayam (Amaranthus spinosus L.)
Jenis batangnya yaitu : batang
a
basah (Herbaceus), arah tumbuh batang
tegak lurus (Crectus), memiliki bentuk
batang
yang
bulat
(Teres)
cara
percabangannya yaitu batang pokoknya
jelas (Monopodial) permukaan batang licin
b
d
Sumber : (Rukmana, 2015)
a. Batang
b. Percabangan batang
(Leavis), warna batang hijau (Crotos) dan
warna getahnya bening (Ligwet).
11. Batang Iler (Coleus atropus pureus L.)
Jenis
batangnya yaitu : batang
basah (Herbaceus), arah tumbuh batang
serong
keatas
(Ascendens),
a
memiliki
b
d
bentuk batang segi empat (Quadrangularis)
dan cara percabangan batang pokoknya
Sumber : (Asprilia, 2015)
jelas (Monopodial), memiliki permukaan a. Batang
batang yang berusuk (costatus) warna b. Percabangan batang
batang hijau (Cloto) dan warna getahnya
bening (Ligwet).
12. Batang Rumput Teki (Cyperus rotundus L)
Jenis batangnya yaitu : batang
basah
tegak
(Herbaceus), arah tumbuh batang
lurus
(Crectus),
bentuk
a
batang
segitiga (Triangularis), cara percabangan
batang
pokoknya
jelas
(Monopodial),
permukaan batang licin (Leavis), warna
Sumber : (Arta, 2016)
batang hijau (Crotos) dan warna getahnya a. Batang
bening (Ligwet).
13. Batang Jagung (Zea mays L)
Jenis Batangnya yaitu :
batang
kayu (Lignorus), Arah tumbuh batang tegak
a
lurus (Crectus), memiliki bentuk batang
yang bulat (Teres) dan cara percabangan
yaitu batang pokoknya jelas (Monopodial),
Sumber : (Syafruddin,
permukaan batang berair/licin (Leavis),
2004)
warna batang hijau (Crotos) dan tidak a. Batang
memiliki getah.
14. Batang Ubi Kayu (Manihot utillisima)
Jenis batangnya yaitu : batang
kayu
(Lignosus), arah tumbuh batang
tegak lurus (Crectus), memiliki bentuk
batang
bulat
(Teres)
dan
a
cara
b
percabangannya yaitu batang pokoknya
jelas (Monopodial), permukaan batangnya
Sumber : (Restiani, 2014)
yaitu memperlihatkan berkas daun, warna a. Batang
batang
coklat
(Bronies)
getahnya putih (Alba).
dan
warna b. Berkas daun
15. Batang Sidaguri (Sida rhombifolia L.)
Jenis batangnya yaitu : batang
a
kayu (Lignosus), arah tumbuh batang tegak
lurus (Crectus), memiliki bentuk batang
yang
bulat (Teres), cara percabanganya
yaitu batang pokoknya jelas (Monopodial),
memiliki
permukaan
(Hispidus),
batang
berbuku
Sumber : (Amalia, 2014)
warna batang hijau (Crotos) a. Batang
dan tidak memiliki getah.
16. Umbi Ubi Kayu (Manihot utillisima)
Deskripsi
umbi
kayu
yaitu
berbentuk bulat memanjang dan berwarna
coklat, metamorfosis organnya dari akar
a
karena pertumbuhan zat-zat makanan. oleh
karena itu ubi kayu termasuk umbi akar,
umbi akar adalah hasil metamorfosis akar.
17. Umbi
Lapis
Bawang
Sumber : (Nugroho, 2016)
a. Umbi
merah
(Allium ascalonicum L.)
Deskripsi
umbi
lapis
bawang
merah yaitu berbentuk bulat dan berlapis –
lapis, metamorfosis organnya dari batang
a
dan daun, merupakan umbi lapis yang
memperlihatkan
susunan
berlapis-
lapis.akar lembaga dalam perkembangan
umbi lapis merupakan hasil metamorphosis
dari batang beserta daunnya.
Sumber : (Wahyuni, 2015)
a. Umbi
18. Rimpang Kunyit (Curcuma Domesticae L)
Deskripsi kunyit
yaitu berbuku –
buku, beruas-ruas dan berwarna orange,
metamorfosis organnya berasal dari batang
a
beserta daun yang terdapat didalam tanah,
Sumber : (2012)
tumbunya tidak kepusat bumi atau tegak
a. Rimpang
lurus keatas menjauhi bumi.
19. Umbi Wortel (Daucus carota )
Deskripsi
umbi
wortel
yaitu
berbentuk bulat memanjang dan berwarna
orange, metamorfosis organnya dari akar
a
tunggang yang berfungsi sebagai tempat
b
penimbunan makanan, bentuk umbi wortel
seperti tombak, umbi wortel termasuk umbi
telanjang yaitu akar yang tidak memiliki
Sumber : (Rahma, 2017)
a. Umbi
b. Akar
ekor
20. Umbi Bengkoang (Pacnyrizus erosus)
a
Deskripsi umbi bengkoang yaitu
berbentuk bulat dan
kulit umbinya tipis
berwarna coklat dan bagian dalamnya
berwarna putih, metamorfosis organnya
dari akar tunggang yang berfungsi sebagai
tempat penimbunan makanan.
Sumber : (Zailani, 2016)
a. Umbi
21. Kuncup Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata)
Deskripsinya yaitu kuncup terletak
dipinggir
terletak
daun,jenis
kuncupnya
pada ujung daun
a
tidak
atau kuncup
ketiak daun. metamorfosis daun (Gamma
folifera) tetapi pada tepi daun bahkan dapat
Sumber : (Ariesandi, 2017)
menghasilkan tumbuhan baru. tanaman a. Kuncup
cocor bebek metode reproduksinya melalui
tunas daun.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum yang telah
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Morfologi tumbuhan
Setiap tumbuhan memiliki morfologi akar, batang, daun, serta
bentuk modifikasi yang berbeda-beda antara satu tumbuhan dengan
tumbuhan yang lain. Perbedaan morfologi tersebut mungkin disebabkan
oleh jenis tumbuhan itu. Jenis tumbuhan ada terbagi dua yaitu monokotil
dan dikotil. Tumbuhan mnokotil pada umumnya mempunyai batang yang
dari pangkal sampai keujung tidak ada perbedaan besarnya dan memiliki
sistem perakaran yaitu akar serabut, Sedangkan tumbuhan dikotil pada
umumnya mempunyai batang yang dibagian bawahnya lebih besar dan
keujung semakin mengecil dan memiliki sistem perakaran yaitu akar
tunggang.
2. Akar
Akar merupakan organ tumbuhan yang berfungsi menyerap air
dan unsur-unsur hara serta untuk menopang tegaknya tumbuhan. Bentuk
metamorfosis dari akar, batang, daun, akar ringan, stolon, kuncup, duri,
umbi, umbi lapis, sulur dan piala.
3. Batang
Batang merupakan sumbu dengan daun yang melekat padanya.
Daun merupakan bagian vegetative dari tumbuhan, dimana proses
fotosintesis dapat berlangsung.
B. Saran
Sebagai praktikan kami sangat berharap agar di laboratorium ini
dapat disediakan wastafel untuk mencuci alat yang telah digunakan dan
sebaiknya alat-alat yang ada dilaboratorium ini juga dijaga dengan baik
agar tidak ada yang rusak yang dapat menghambat proses praktikum
yang akan kita laksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Muhlisah, Ir. Fauziah., 2007. Macam-Macam Akar. Erlangga. Jakarta.
Rukmana, Rahmat., 2008. Definisi batang. Bina Akasara. Jakarta.
Setiaji, A., 2009. Struktur Anatomi Tumbuhan. Bina Akasara. Jakarta.
Mulyani, Sri., 2006. Anatomi Tumbuhan. Kanisus. Yogyakarta.
Rosanti, Dewi., 2013. Morfologi tumbuhan. Erlangga. Jakarta.
Rukmana, Rahmat., 1995. Bertanam Wortel. Kanisius. Yogyakarta
Tjirosoepomo, S.S., 1983. Botani Umum I. Angkasa Raya. Bandung.
Rocmatul, Maulida., 2006.Struktur Anatomi Tumbuhan. Pustaka Belajar.
Yogyakrta.
Gembong, Tjirosoepomo,, 2009. Morfologi Tumbuhan. Universitas Gajah
Mada. Yogyakarta
Kurniani.
2011.
Efikasi
Herbisida
Pertumbuh
Pendimethalin
dan
Kombinasinya dengan Diuron dan Metribuzin terhadap Gulma
pada Budidaya Ubi Kayu. Skripsi. Universitas Lampung.
Lampung
Heyne, K., 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Volume II. Yayasan
Sarana Wana. Jakarta
Syamsuhidayat., dan Hutapea, J.R., 1991. Inventaris Tanaman Obat
Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
Gembong, Tjirosoepomo., 1996. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta).
Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Hilman, A., 2012. Karakterisitik Polisakarida Air Umbi Bengkoang dari
Berbagai Metode Ekstraksi . Skripsi. Universitas Sumatra Utara.
Medan.
Steenis, Van., 2008. Flora, Cetakan ke-12. PT. Pradnya Paramita.
Jakarta.
Simpson, M. G., 2006. Plant Systematics. Elsevier Academic Press
Publivation. London.
Barus,
E.,
2003.
Pengendalian
Gulma
di
Perkebunan.
Kanisus.
Yogyakarta.
Suriani, N., 2011. Bawang Bawa Untung, Budidaya Bawang Merah.
Cahaya Atma Pustaka. Yogyakarta.
Winarto, I.W., 2004. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Steenis, Van., 1997. Flora Untuk Sekolah Indonesia. Pradnya Paramita.
Jakarta.
Download