Pola Pewarisan Sifat Pengendali Protein Ubi Jalar Dikirim oleh prasetya1 pada 07 September 2006 | Komentar : 0 | Dilihat : 2847 Kandungan protein umbi pada tanaman ubi jalar umumnya masih rendah, rata-rata kurang dari 2,5% bobot kering. Ubijalar menjadi bahan pangan yang kurang layak sebagai sumber protein, sehingga nilai ekonomisnya rendah. Kandungan protein yang rendah disebabkan sifat genetik varietas yang dibudidayakan. Ada beberapa kesulitan untuk meningkatkan kandungan protein. Pertama, karena karakter kuantitatif, pewarisan sifat dikendalikan oleh banyaknya gen (poligenik). Kedua, adanya kendala untuk mendapatkan materi genetik dalam jumlah yang memadai bagi keperluan studi pewarisan sifat pengendali kandungan protein. Ketiga, ketersediaan informasi genetik untuk sifat kandungan protein umbi masih terbatas. Keempat sifat inkompabilitas sehingga kandungan proteinnya masih sangat rendah. Demikian Ir Sri Umi Lestari MP dalam ujian disertasi yang digelar Program Pascasarjana Universitas Brawijaya, Kamis 7/9. Ujian disertasi ini dipromotori oleh Dr Ir Nur Basuki serat kopromotor Prof Ir SM Sitompul PhD, Prof Ir Eko Handayanto MSc PhD, dan Prof Dr Ir Harijono MAppSc. Sedangkan dosen penguji terdiri dari Prof Dr Ir Bambang Guritno, Prof Dr Ir Syekhfani MS, Dr Ir Lita Sutopo, dan penguji luar Prof (R) Dr Ir Astanto Kasno dari Balitkabi Malang. Pewarisan Sifat Pengendali Kandungan Protein Umbi pada Tanaman Ubijalar” ini, Sri meneliti masalah pola pewarisan sifat pengendali kandungan protein umbi, dan merinci karakteristik kemampuan reproduksi tanaman ubijalar berhubungan dengan pembentukan buah dan biji. Penelitian tersebut melalui empat rangkaian percobaan di lapangan dan laboratorium. Percobaan pertama mengidentifikasi kandungan protein pada umbi. Kedua, persilangan antar klon kandungan protein x hasil umbi tinggi. Ketiga, evaluasi perbedaan penampilan kandungan protein antar populasi F1 dan F1-resiprok. Dan keempat, pengaruh musim dan pendugaan peran gen terhadap penampilan hasil dan kandungan protein umbi. Penelitian Sri, selain menyumbangkan informasi dasar berupa pola pewarisan sifat pengendali kandungan protein umbi pada tanaman ubijakar yang sangat penting bagi program perbaikan kandungan protein umbi, juga menghasilkan sejumlah klon baru (168 genotipe di antara 1157 genotipe total hasil persilangan, mencapai 14,5% dari total populasi). Genotipe-genotipe tersebut mempunyai sifat potensi hasil tinggi (berkisar dari 0,5-1 kg per tanaman), kandungan protein tinggi (berkisar 3-9% bobot kering). Bahkan ada 36 di antara 168 genotipe tersebut yang mempunyai hasil umbi lebih dari 0,5 kg, dan kandungan proteinnya lebih dari 6%, serta 7 genotipe yang mempunyai kandungan protein lebih dari 9% bobot kering umbi. Sri menyarankan, perlu dilakukan seleksi untuk sejumlah genotipe dari populasi keturunan hasil persilangan. Selain itu, protein cadangan yang terkandung kemungkinan mempunyai sifat fisiologis sebagai trypsin inhibitor. Maka perlu diteliti lebih lanjut apakah klon dengan kandungan protein tinggi mempunyai korelasi terhadap hama atau penyakit. Hasil ujian, Sri Umi Lestari dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan (IPK 3,79 dan masa studi 5 tahun), dan layak menyandang gelar doktor dalam bidang ilmu pertanian (kekhususan pemuliaan tanaman). Dr Ir Sri Umi Lestari, perempuan kelahiran Sukoharjo 48 tahun silam, sarjana pertanian (S1) lulusan Institut Pertanian Bogor (1982), dan magister pertanian dari Universitas Gadjah Mada (1994), adalah tenaga pengajar pada Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian "Farming", Semarang. [vty]