1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Protista adalah kelompok organisme yang memiliki ukuran tubuh mikro. Kingdom protista terdiri atas kelompok makhluk hidup yang mempunyai karakteristik peralihan antara hewan dan tumbuhan. Protista merupakan kelompok organisme yang memikili ukuran tubuh mikro, sehingga untuk mengamati struktur morfologi tubuhnya harus menggunakan mikroskop. Alga adalah organisme berklorofil, tubuhnya merupakan thalus, alat reproduksi pada umumnya berupa sel tunggal, meskipun ada juga alga yang alat reproduksinya berupa banyak sel (Sulisetjono, 2009). Alga merupakan kelompok tumbuhan berklorofil terdiri dari satu atau banyak sel dan berbentuk koloni. Alga mengandung bahan organik seperti polisakarida, hormon, vitamin, mineral, dan juga senyawa bioaktif. Alga hijau berperan penting dalam ekosistem, berbagai jenis algae yang hidup bebas di air terutama tubuhnya yang bersel satu dan dapat berperan aktif merupakan penyusun fitoplankton. sebagaian besar fitoplankton adalah anggota algae hijau, pigmen klorofil yang dimilikinya efektif melakukan fotosintesis sehingga algae hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan. Alga hijau berbeda dengan devisi lainnya karena memiliki warna hijau yang jelas seperti tumbuhan tingkat tnggi karena mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b lebih dominan dibandingkan karoten dan xantofit. Alga ini merupakan kelompok alga terbesar dan yang paling beragam karena ada yang bersel tunggal, koloni dan bersel banyak. warna hijau dari klorofil a dan b yang sama dalam proporsi sebagai 'tinggi' tanaman serta c klorofil tetapi dilaporkan terdapat di beberapa prasinophyceae, U-karoten, dan berbagai karakteristik xanthophylls. Hasil asimilasi berupa amilum yang tersusun dalam kloroplas, kloroplasnya beraneka bentuk dan ukurannya, ada yang seperti mangkok, seperti busa, seperti jala, dan seperti bintang, penyusunnya sama seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu amilase dan amilopektin. Divisi Chlorophyta terdiri dari kelompok Chlorophyceae bersama 1 2 dengan charophyceae. Di Chlorophyta atau sering disebut dengan Alga Hijau merupakan kelompok terbesar dari vegetasi alga, baik bersifat mikroalga maupun makroalga. Kelompok Chlorophyceae adalah ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Kelompok ini memiliki banyak peran penting dalam ekosistem. Oleh sebab itu, penulis akan mendeskripsikan tentang “Ciri, Stuktur, Perkembangbiakan, Klasifikasi, Habitat, dan Peranan Chlorophyceae”, dengan harapan lebih memahami dan mengenal lebih dekat dengan protista mirip tumbuhan khususnya kelompok Chlorophyceae. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah ciri dan struktur tubuh kelompok Chlorophyceae? 2. Bagaimanakah sistem reproduksi dan klasifikasi kelompok Chlorophyceae? 3. Bagaimanakah habitat dan peranan kelompok Chlorophyceae? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui ciri dan struktur tubuh kelompok Chlorophyceae. 2. Untuk mengetahui sistem reproduksi dan klasifikasi kelompok Chlorophyceae. 3. Untuk mengetahui habitat dan peranan kelompok Chlorophyceae. 1.4 Manfaat Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui ciri dan struktur tubuh kelompok Chlorophyceae. 2. Mengetahui sistem reproduksi dan klasifikasi kelompok Chlorophyceae. 3. Mengetahui habitat dan peranan kelompok Chlorophyceae. 3 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Ciri dan Struktur Tubuh Kelompok Chlorophyceae 2.1.1 Ciri-ciri kelompok Chloropyceae Ciri Umum Berwarna hijau terang, kosmopolitan (air tawar, payau, asin. dari oligotrof sampai eutrof, memiliki anggota terbanyak, eukariot (umumnya uninucleate), ada yang unisel, koloni dan filament, pigmen yang dimiliki: klorofil a,b, karoten (α, β, γ) dan beberapa xantofil, dinding sel terbuat dari selulosa atau polimer xylosa atau mannosa atau hemiselulosa. Ciri-ciri khusus Dapat bergerak sedikit, Sebagian anggota memiliki flagel, Bentuk flagel isokontae jumlah dan letak sangat bervariasi (apikal, subapikal, lateral), Sebagian anggota memiliki flagel (dapat bergerak sedikit, memiliki jumlah enam ribu anggota, alkena dengan “green algae”, memiliki klorofil a dan b, termasuk organisme yang paling tua (lebuh dari dua miliar tahun yang lalu). 2.1.2 Struktur Tubuh Kelompok Chloropyceae Alga hijau mempunyai susunan tubuh yang bervariasi baik dalam ukuran ataupun dalam bentuk dan susunanya. Ada Chlorophyta yang terdiri dari sel-sel kecil yang merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang atau tidak, ada pula yang membentuk koloni yang menyerupai kormus tumbuhan tingkat tinggi. Dari banyaknya variasi tersebut alga hijau dikelompokan sebagai berikut: 1) sel tunggal (uniseluler) dan motil (contoh:chlamydomonas), 2) sel tunggal uniseluler dan non motil (contoh:chlorella), 3) sel senobium (koloni yang mempunyai jumlah sel tertentu sehingga mempunyai bentuk yang relatif tetap), 4) koloni tak baraturan (contoh:tetraspora), 3 4 5) filamen (ada yang bercabang dan tidak bercabang) filamen tidak bercabang, contoh: ulothrix, oedogonium filamen bercabang, contoh: chladhopora, pithopora 6) heterotrikus (filamen barcabang bentuknya terbagi menjadi prostate dan erect), 7) foliaceus atau parenkimatis (filamen yang pembelahan sel vegetatif terjadi lebih dari satu bidang, dan 8) tubular (talus yang memiliki banyak inti tanpa sekat melintang). Susunan Sel a. Dinding sel Dinding sel tersusun atas 2 lapisan, lapisan dalam yang tersusun atas selulosa dan lapisan luar tersusun atas pektin tetapi beberapa bangsa Volvocales dindingnya tidak mengandung selulosa, melainkan tersusun oleh glikoprotein. Dinding sel caulerpales mengandung xylan atau mannan. Banyak jenis chlorophyceae mempunyai tipe ornamentasi dinding yang berguna dalam klasifikasi. b. Kloroplas Kloroplas terbungkus oleh sistem membran rangkap. Pigmen yang terdapat dalam kloroplas yaitu klorofil a dan klorofil b, beta karoten serta berbagai macam xantofil (lutein, violaxanthin, zeaxanthin) kloroplas dalam sel letaknya mengikuti bentuk dinding sel ( parietal, contoh: ulotrix atau ditengah lumen sel dan axial, contoh: muogotia). Pada umumnya satu kloroplas setiap sel tetapi pada siponoles zygnemales terdapat lebih dari satu kloroplas setiap sel. Bentuk kloroplas sangat bervariasi. Variasi bentuk kloroplas adalah sebagai berikut: 1. Bentuk mangkuk, contoh : Chlamydomonas 2. Bentuk sabuk (girdle), contoh : Ulothrix 3. Bentuk cakram, contoh : Chara 4. Bentuk anyaman, contoh: Oedogonium 5. Bentuk spiral, contoh : Spirogyra 6. Bentuk bintang, contoh : Zygnema 5 c. Inti (nukleus) Chlorophyceae mempunyai inti seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu diselubungi oleh membrane inti dan terdapat nukleus serta kromstin. Inti umumya tunggal, tetapi jenis anggota yang tergolong dalam bangsa shiponales memiliki inti lebih dari satu. d. Cadangan Makanan Cadangan makanan pada Chlorophyta seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu berupa amilum, tersusun oleh amilosa (rantai glukosa tidak bercabang) dan amilopektin (rantai glukosa yang bercabang). Sering sekali amilum ditemukan dalam granula bersama dengan protein dalam plastida disebut pirenoid. Tetapi beberapa jenis tidak memiliki pirenoid yaitu pada golongan chlorophyceae yang telah tinggi tingkatannya, tirenoid dapat digunakan sebagai bukti taksonomi. Gambar: Struktur tubuh Chlorophyceae e. Fototaksis dan bentuk mata Pada Chlorophyta terdapat dua tipe pergerakan fototaksis, yaitu: 1. Pergerakan dengan flagella Pada umunya sel alga hijau baik sel vegetatif maupun sel generatif ditemukan adanya alat gerak. Flagella pada kelas chlorophyceae selalu bertipe whiplash (akronomatik) dan sama panjang (isokon) kecuali pada bangsa oedogoniales memiliki tipe stefanokon. Flagella dihubungkan dengan struktur yang sangat halus disebut aparatus neuromotor, merupakan granula pada pangkal dari tiap flagella disebut blepharoplas. Tiap flagella terdiri dari axonema yang tersusun oleh 9 dupklet 6 mikrotubula mengelilingi bagian tengah terdapat dua singlet mikrotubula. Struktur semacam ini dikenal sebagai susunan 9+2. Flagella tersebut dikelilingi oleh selubung plasma. 2. Pergerakan dengan sekresi lender Dalam monografi tentang desmid, ditunjukkan terjadi pergerakan pada desmid di permukaan lumpur dalam laboratorium. Pergerakan tersebut disebabkan oleh adanya stimulus cahaya yang diduga oleh adanya sekresi lendir melalui porus dinding sel pada bagian apikal dari sel. Selama pergerakan kedepan bagian kutub berayun dari satu sisi ke sisi lain sehingga lendir bagian belakang seperti berkelok-kelok. 2.2 Sistem Reproduksi dan Klasifikasi Kelompok Chlorophyceae 2.2.1 Sistem Reproduksi Kelompok Chloropyceae Perkembangbiakan secara seksual banyak dijumpai yaitu, isogami, anisogami, dan oogami. Meiosis dapat terjadi pada zigot yag berkecambah atau pada waktu pembentukan spora dan gamet. Daur hidup yang umum dijumpai adalah tipe haplontik, meskipun beberapa jenis termasuk tipe diplohaplotik. Isogami merupakan perkembangbiakan secara seksual yang paling sederhana dan menunjukkan ke arah anisogami, pada tipe anisogami masing-masing jenis merupakan sel bebas dengan ukuran tidak sama, sedangkan yang lebih maju lagi yaitu tipe oogami. Pada tipe oogami masing-masing jenis telah menunjukkan perbedaan baik jenis maupun ukurannya. Perkembangbiakan secara aseksual dengan cara membentuk sel khusus yang mampu berkembang menjadi individu baru tanpa terjadinya peleburan sel kelamin. Pada umumnya terjadi dengan peleburan spora, oleh karena itu disebut perkembangbiakan secara sporik. Zoospora dibentuk oleh sel vegetatif, tetapi beberapa tumbuhan terbentuk dalam sel khusus yang disebut sporangia. Zoospora setelah periode berenang beberapa waktu berhenti pada substrat yang sesuai, umumnya dengan ujung anterior, flagella dilepaskan dan terbentuk dinding. Selama proses ini alga mensekresikan lendir yang berfungsi untuk mempertahankan diri. 7 Macam-macam perkembangbiakan pada alga hijau, yaitu: 1. Secara Vegetatif Secara vegetatif perkembangbiakan dilakukan dengan cara fragmentasi tubuhnya dan pembelahan sel, serta pembentukan sporik yaitu dengan membentuk: Aplanospora, yaitu spora yang tidak dapat bergerak, contoh: chlamydomonas Planospora, yaitu spora yang dapat bergerak Autospora yang berasal dari aplanospora, contoh: chlorella, chlamydomonas. Autokoloni yang berasal dari aplanospora, contoh: scenedesmus, pediastrum, dan crucigenia. 2. Secara aseksual Secara aseksual yaitu dengan pembentukan zoospora, aplanospora, hipnospora, autospora, dan konjugasi. Konjugasi, yaitu sel protoplas tumbuhan I ke tumbuhan II Contoh: spyrogira. Prosesnya, filament saling mendekat kemudian sama-sama membentuk tonjolan kecil, selanjutnya membentuk papilla, kemudian ke dua dinding papilla melebur hingga membentuk saluran, dilanjutkan dengan gamet jantan masuk ke sel betina melalui saluran itu. Konjugasi ada 3, yaitu: Konjugasi bentuk tangga (skalariform), yaitu pertemuan 2 protoplas di saluran konjugasi. Contoh: spyrogira. Konjugasi bentuk lateral, yaitu perkawinan antara 2 protoplas yang saling berlekatan yang berasal dari satu filament. Contoh: zygnema. Konjugasi silang yaitu perkawinan antara 2 protoplas yang tanpa saluran konjugasi. Contoh: mougeotia dan zygnema. 3. Secara seksual Secara seksual, yaitu Isogami, Anisogami, Oogami dan Aplanogami. Isogami yaitu: gamet yang bentuk dan ukurannya sama (belum dapat dibedakan mana jantan dan betina), contoh: gonium, ulva. Anisogami : gamet yang bentuk dan ukurannya tidak sama (gamet yang bentuk dan ukurannya tidak sama), contoh: codium, bryopsis. 8 Oogami yaitu jenis anisogami dengan gamet jantan yang aktif (gametangium oogonium, dan gametangium spermatid), contoh: volvox dan oedogonium. Berdasarkan sel gamet, perkembangbiakan dibedakan menjadi: Heterotalik, yaitu perkembangbiakan yang berasal dari dua talus yang berbeda. Contoh: spyrogira. Homotalik, yaitu perkembangbiakan yang berasal dari satu talus. Contoh: zygnema. Gambar: reproduksi Seksual pada Chlorophyceae 9 2.2.2 Klasifikasi Kelompok Chlorophyceae Chlorophyta (Alga Hijau) Kingdom : Plantae Divisio : Chlorophyta Class : Chlorophyceae dan Charophyceae Ordo : Halimedales Genus : Caulerpa Species : Caulepra racesmosa Chlorophyta dibagi menjadi 2 kelas, yaitu Chloropyceae dan Charophyceae Menurut Smith (1955) Chlorophyceae dibagi menjadi 10 bangsa, yaitu: Volovocales, Tetrasporales, Ulothrichales, Ulvales, Schizogoniales (Prasiolales), Oedogoniales, Zygnematales, Chlorococcales, Siphonales, dan Siphonocladales. Oleh beberapa penulis, Tetrasporales dan Volovocales sering disatukan menjadi satu bangsa, yaitu Volvocales dan Tetrasporales dianggap sebagai anak bangsa dan Volvocales. Dalam hal ini, mereka berpendapat bahwa kedua bangsa tersebut hanya mempunyai perbedaan kecil. 1. Ordo Volvocales Pada umumnya memiliki unicleate-sel sempurna (punya mitokondria, badan golgi, reticulum endoplasma, dan organel. Bentuk tubuhnya ada yang unicel, koloni, dan filament. Ordo ini ada yang memiliki flagel dan ada juga yang tidak memiliki flagel. Pada umumnya fototaksis positif (bila ada cahaya maka akan mendekati cahaya tersebut). Ordo ini memiliki lima family, yaitu: a) Polyblepharidaceae Memiliki banyak genus, ada di air tawar, payau dan laut , unisel, memiliki dinding sel tebal atau tidak mempunyai dinding sel, umumnya memiliki flagel. Contoh genus: Polybleparides (flagel 8), Pyramimonas (flagel 4), Dunaliella (flagel 2), dan Pedinomonas (flagel 1) b) Chlamydomonadaceae Umumnya unisel, berdinding tebal, hidup di air tawar dan di laut, memiliki 10 flagel (2 atau 4). Contoh genus: Chlamydomonas (flagel 2), Polytoma (flagel 2), Tetraselmis (flagel 4), Carteria (flagel 4). c) Phacotaceae Memiliki dinding sel sel tebal yang disebut lorika atau membran yang mengandung mangan atau besi, unisel, flagel umumnya 2. Contoh genus Phacotus dan Pteromonas (lorika tidak berpori), Dysmorphococcus (lorika berpori). d) Volvocaceae Umumnya koloni, diselaputi oleh gelatin yang masih, dinding sel mengandung selulosa, jumlah flagel 2, bentuk koloni bulat, speris atau ellipsoid, sel dalam koloni ada yang seragam ada yang berbedaMemiliki banyak anggota. Contoh genus Pandorina, Platidorina, Gonium (ukuran sel bervariasi), Pleudorina (ukuran sel seragam), Eudorina, Volvulina, Volvox (ukuran sel bervariasi) e) Spondylomoraceae Koloni, tidak diselaputi gelatin, hanya memiliki sedikit anggota, flagel berjumlah 2. Contoh genus: Spondylomorum dan Pyrobotrys. 2. Ordo Tetrasporales Bentuk selnya ada yang Unisel ada yang koloni, tidak memiliki flagel.Ordo ini memiliki 2 famili, yaitu: a) Palmelaceae Sangat mirip dengan Chlamydomonadaceae tapi tidak berflagel. Contoh genus Palmella, Gloeococcus dan Gloeocystis. b) Tetrasporaceae Bentuk koloni, memiliki pseudoflagel (tidak dapat bergerak) pada kutub anterior. Contoh genus Tetraspora, Apiocystis 3. Ordo Ulotrichales Sel-selnya selalu mempunyai satu inti dan satu kloroplas yang masih sederhana membentuk koloni berupa benang yang bercabang atau tidak. Benangbenang itu selalu bertambah panjang karena sel-selnya membelah melintang. 11 Yang lebih tinggi tingkatannya mempunyai talus yang lebar dan melekat pada suatu substrat / alas. Dan talus ini sudah mempunyai susunan seperti jaringan parenkim. Ada pula yang talusnya berbentuk pipa atau pita. Dalam kelompok ini termasuk antara lain: Suku Ulotrichaceae, contoh : Ulothrix zonata, Sel selnya membentuk koloni yang berupa benang dan tumbuh interkalar. Sel-selnya pendek, kloroplas bentuk pipa. Pangkal melekat pada substrat. 4. Ordo Oedegoniales Ganggang ini berbentuk benang, ditemukan di air atawar dan melekat di dasar perairan. reproduksi vegetatif dilakukan oleh setiap sel menghasilkan sebuah zoospora yang flagela banyak. Reproduksi generatif adalah salah satu benang membentuk alat kelamin jantan (antiridium) dan menghasilkan gamet jantan (spermatozoid). Pada benang yang lain membentuk alat kelamin betina yang disebut oogonium. Oogonium akan menghasilkan gamet betina (ovum). Sperma tozoid membuahi ovum dan terbentuk zigot. Zigot akan tumbuh membentuk individu. Beberapa fitur umum di antara genus ini mungkin tidak jelas. Rambut dari Bulbochaete dan sistem heterotrichous Oedocladium mirip dengan Chaetophorales, dengan mana mereka dapat berbagi hubungan yang jauh. Dari genus Oedogonium ada lebih dari 330 spesies, sekitar 70 spesies Bulbochaete, dan 10 spesies Oedocladium. Lebih dari setengah dari spesies ini diketahui di Amerika Utara. Banyak spesies yang digunakan oleh pemilik akuarium. Anggota ordo biasanya menghuni air seperti danau dan kolam, daripada sungai. Oedogoniales termasuk hidup bebas dan anggota epifit pada ganggang atau air tawar angiosperma lainnya. 5. Ordo Ulvales Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan menempel di dasar, bentuk seperti lembaran daun. berkembang bial secara vegetatif dengan menghasilkan spora dan spora tumbuh menjadi Ulva yang haploid (n), Ulva haploid disebut gametofit haploid. Kemudian secara generatif menghasilkan gamet jantan dan 12 gamet betina. pertemuan gamet jantan dan gamet betina akan menghasilkan zigot (2n). Zigot berkembang menjadi Ulva yang diploid disebut sporofit. Selanjutnya sporofit membentuk spora yang haploid setelah mengalami meiosis. Selanjutnya mengalami mitosis dan menghasilkan gametofit haploid. 6. Ordo Schizogonales 7. Ordo Chlorococcales Ordo Chlorococcadales memiliki sel-sel vegetatif tidak mempunyai bulu cambuk sehingga tidak bergerak. Mempunyai satu inti dan satu kloroplas. Mereka merupakan satu koloni yang bentuknya bermacam-macam, dan tidak lagi melakukan pembelahan sel yang vegetatif. Perkembanganbiakan dengan zoospora yang mempunyai dua bulu cambuk, atau dengan spora yang tiddak mempunyai bulu cambuk yang dinamakan aplanospora. Perkembanganbiakan dengan isogami antara lain pada marga Pediastrum. Chlorococcales hidup sebagai plankton dalam air tawar, terkadang pada kulit pohon-pohon dan tembok-tembok yang basah. Ada yang hidup bersimbiosis dengan fungsi sebagai lichenes bahkan ada yang hidup dalam plasma binatang rendah, misalnya Chlorella Vulgaris dam infusoria dan Hydra. Oleh seorang ahli Biologi bangsa Jepang, Chlorella telah dicoba untuk diolah menjadi berbagai macam makanan. Dengan demikian terbuka prospek baru mengenai produksi bahan pangan, bahkan menurut ahli tersebut hal itu dapat menimbulkan revolusi dalam masalah penyediaan pangan. Dalam bangsa ini termasuk antara lain: Suku Hydrodictyceae, contoh pediastrum bonganum dan Suku Chlorococcaceae, contoh Chlorococcum humicale Memiliki bentuk unisel dan koloni, tidak memiliki flagel. Berbentuk bulat telur. Chlorococcales adalah urutan ganggang hijau di kelas Chlorophyceae. Spesimen individu terkadang ditemukan di dalam tanah, tapi sebagian besar di perairan tawar dan laut. Ordo berisi sekitar 780 spesies. Konvensional, banyak kelompok ganggang hijau coccoid yang disamakan agar Chlorococcales oleh Komarek & Fott (1983), berdasarkan Pascher ini (1918) gagasan mendirikan ordo sesuai dengan bentuk kehidupan. Namun, ganggang hijau coccoid yang saat ini 13 ditempatkan di beberapa ordo dari Chlorophyta, Trebouxiophyceae, Ulvophyceae (misalnya, Chlorocystis) dan Prasinophyceae dalam divisi Chlorophyta, atau di divisi Charophyta (misalnya, Chlorokybales, Desmid). Ordo ini memiliki 4 famili, yaitu: a) Chlorococcaceae Umumnya berbentuk kokus dan dalam koloni berbentuk speris. Contoh genus : Chlorococcum dan neochloris b) Oocystaceae Memiliki penyebaran yang luas, umumnya unisel, tidak bergerak, tidak menghasilkan zoospore Contoh genus Chlorella, Ankistrodesmus, Oocystis dan Golenkinia c) Hydrodictiaceae Umumnya koloni, dapat hidup di air tenang, maupun sedikit mengalir, seluruhnya hidup di air tawar, contoh genus : Hydrodiction, Pediastrum, Sorastrum. d) Scenedesmaceae Umumnya koloni, hidup di air tawar. Contoh genus: Scenedesmus (jumlah sel dlm koloni 4, 8 atau 16 sel), Coelastrum (jumlah sel dalam koloni 4-128 sel) 8. Ordo Siphonales Habitat di laut dan air tawar ganggang hijau (kelas Chlorophyta) yang memiliki filamen pada dasarnya terdiri dari sel multinukleat besar dengan dinding yang memalang langka dan biasanya hanya berdekatan dengan organ reproduksi. Contoh: Codium, Siphonocladales. Bentuknya bermacam-macam, kebanyakan hidup dalam air laut, talusnya tidak mempunyai dinding pemisah yang melintang. Sehingga dinding selnya menyelubungi masa plasma yang mengandung banyak inti dan kloroplas. Hanya alat-alat berkembang biak saja yang terpisah oleh suatu dinding (sekat). siphonales terdiri beberapa jenis , antara lain: a) Protosiphon botryoides (suku protosiphonaceae) Ganggang ini masih sangat sederhana, hidup diatas tanah yang basah talus hanya teridiri atas suatu sel. Bagian yang diatas tanah bentuknya seperti 14 gelembung, berwarna hijau dan mengandung banyak inti. Melekat pada tanah dengan rizoid yang panjang, tidak bercabang dan tidak berwarna. b) Halicystis ovalis (suku Uhalicystidaceae) Ganggang ini menyerupai profosiphora, tetapi hidup dalam laut c) Caulerpa prolifera (suku caulerpaceae) Ganggang hijau yang hidup di laut tengah. Talus bagian atas menyerupai daun dan besarnya sampai beberapa desimeter, berguna untuk asimilasi dan dinamakan asimilator. Bagian bawah terdiri atas suatu sumbu yang menyerap, tidak berwarna dan tidak mengandung leukoamitoplas dan rizoid pada perkembangbiakanseksual yaitu anisogami, seluruh tumbuh-tumbuhan baik jantan maupun betina masing-masing mengeluarkan gamet yang berwarna hijau dalam jumlah yang amat besar dan setelah mengeluarkan gamet itu lalu mati. d) Vaucheria sessilis (suku vaucheriaceae) Talus berbentuk benang dan bercabang-cabang tidak beraturan, melekat pada substrat dengan rizoid-rizoid yang merupakan suatu berkas. Karena talus tidak mempunyai dinding pemisah melintang, maka talus kelihatan seperti pipa bercabang-cabang. Perkembangbiakan aseksual dengan zoospora. Sedangkan perkembangbiakan generatif (seksual) dengan oogami. Tempat vaucheria dalam sistematik masih belum terang. Alat-alat perkembangbiakan seksual dan aseksual ditemukan pada suatu individu. Pembelahan reduksi terjadi pada perkecambahan zigot. Mengingat letak bulu cambuk serta susunan bulu cambuk pada soermatozoidnya, demikian pula zat-zat warna dalam plastidanya (tanpa klorfil b, tetapi banyak xantofil) dan zat-zat cadangan yang terdiri atas minyak dan tepung maka vauheria oleh para ahli dimasukkan ke dalam heterocontae. Tetapi jika dilihat dari bulu cambuk pada zoosporanya yang sama panjang dan tanpa rambut-rambut mengkilat maka vaucheria hanya digolongkan pada chlorophyceae e) Acentabularia wettsternii (suku dasylandaceae) 15 Talusnya menyerupai jamur payung pada pangkal tangkainya terdapat suatu inti yang besar. Ganggang ini ditemukan di laut tengah dan talusnya diperkuat dengan kapur. Perkembangbiakan seksual dengan anisogami. 9. Ordo Zygnemetales Pada Umumnya unisel, koloni, filamen atau desmid, tidak memiliki flagel. Biasanya hidup di air tawar atau payau. Yang berbentuk koloni ada yang menghasilkan lendir yang mengapung dan menimbulkan bau busuk. Ordo ini memiliki 3 famili, yaitu: a) Zygnemataceae Memiliki banyak anggota, dinding sel diliputi oleh lender, berbentuk benang, umumnya filament, hidup di air tawar. Contoh genus Zygnema, Sirogonium, Mougeotia dan Spyrogyra (filamen dengan jumlahs pesies terbanyak. b) Desmidiaceae Unisel, koloni atau filament, umumnya placoderm desmid, Sel tersusun atas 2 semisel yang sama persis, dinding sel terdiri dua lapis diliputi lendir, hidup di perairan sedikit asam (pH 5-6), Contoh Genus Closterium, Desmidium, Cosmarium, Micrasterias Staurastrum, Hyalotheca c) Mesotaeniaceae Jumlah anggota tidak terlalu banyak, umumnya Saccoderm Desmid. Contoh genus Mesotanium, Spirotaenia, Netrium dan Cylindrocystis. 10. Ordo Siphonacladdales Urutan ganggang hijau (kelas Chlorophyta) awalnya termasuk semua anggota multinukleat kelas mampu divisi vegetatif tapi sekarang biasanya terbatas pada mereka yang ternyata berasal dari Siphonales dan nonseptate ketika muda (seperti dalam keluarga Valoniaceae dan Dasycladaceae) 16 2.3 Habitat dan Peranan Kelompok Chlorophyceae 2.3.1 Habitat Kelompok Chlorophyceae Makro alga Chlorophyceae biasanya hidup di air tawar, air laut, air payau tanah – tanah yang basah , ada pula yang hidup di tempat – tempat kering. Pada umumnya melekat pada batuan, dan seringkali muncul kepermukaan apabila air surut merupakan suatu penyusun plankton atau sebagai bentos. Yang bersel besar ada yang hidup di air laut, terutama dekat pantai. Ada jenis chlorophyceae yang hidup pada tanah-tanah yang basah. Bahkan diantaranya ada yang tahan akan kekeringan. Sebagian lainnya hidup bersimbiosis dengan lichenes, dan ada yang intraseluler pada binatang rendah. Sebagian yang hidup di laut merupakan makroalga seperti Ulvales dan siphonales. Makro alga Chlorophyceae yang hidup di air tawar memiliki sifat kosmopolit, terutama yang hidup di tempat yang terkena cahaya matahari langsung seperti kolam, danau dan genangan air hujan, sungai atau selokan. Alga hijau juga ditemukan dilingkungan semi akuatik yaitu pada batu-batuan dan kulit batang pohon yang lembab (protococcus dan trentepotia. Beberapa anggotanya hidup di air yang mengapung atau melayang. Beberapa jenis ada yang hidup melekat pada tumbuhan atau hewan. 2.3.2 Peranan Kelompok Chlorophyceae Cholophyta mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: a) Peran menguntungkan: Biofuels alga, salah satu manfaat utama yang dapat berasal dari alga adalah biofuel alga. Sumber daya energi seperti minyak, gas dan bensin telah mulai gagal untuk memenuhi kebutuhan dunia. Untuk mengatasi hal ini, para ilmuwan telah datang dengan cara membuat bahan bakar dari bahan tanaman. Kandungan minyak dalam beberapa alga hingga 40 persen yang dapat diolah menghasilkan biodiesel. Alga dengan konsentrasi tinggi karbohidrat dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan etanol. Ganggang juga merupakan pelopor dalam perlombaan untuk menciptakan pembakaran yang bersih, bahan bakar terbarukan berikutnya. 17 Biofuels dianggap sejauh ini sebagian besar telah berasal dari jagung, yang ternyata belum dapat diandalkan. Namun, strain tertentu dari minyak mensekresi alga yang dapat disempurnakan menjadi biofuel, yang dapat tumbuh di tangki bukan bidang dan tumbuh lebih cepat dibanding tanaman lain, sehingga calon ideal untuk pengganti biofuel untuk bahan bakar fosil populer. Sumber Pangan, Alga kaya protein, mineral dan nutrisi dan dapat digunakan sebagai pupuk untuk tanaman yang lebih baik. Berbagai jenis alga yang digunakan dalam berbagai obat-obatan, kosmetik, pakan ternak dan pengendalian polusi. Hewan air juga sebagian besar manfaat dari alga karena mereka menyediakan makanan bagi mikroorganisme yang dapat memberi makan ikan. Ini juga menyediakan naungan ke hewan air yang hidup di kolam dan juga memperkaya air dengan oksigen melalui proses fotosintesis, yang lagi-lagi menguntungkan hewan air. Fotosintesis, Tanpa ganggang, makhluk hidup yang membutuhkan oksigen untuk hidup, seperti manusia, tidak akan berada di sini. Bahkan, ganggang bertanggung jawab untuk menciptakan diperkirakan 70 hingga 80 persen dari oksigen di atmosfer dunia melalui proses fotosintesis, dilakukan dengan cara yang sama seperti dengan vegetasi yang ditemukan di darat. Derivatif Pangan, Rumput Laut, jenis ganggang, digunakan dalam banyak produk makanan di seluruh dunia. Di Asia, itu adalah camilan umum, kaya vitamin dan yodium. Di Amerika Serikat, itu lebih umum untuk makanan untuk memiliki turunan rumput laut, seperti alginat, karagenan dan beta karoten. Ini bertindak sebagai stabilisator, pengental dan pewarna dalam makanan seperti es krim, puding dan selai kacang. b) Peran merugikan: Reproduksi yang cepat, alga kadang menghalangi sinar matahari dari mencapai tanaman air, yang menghasilkan kematian mereka. alga rambut yang tumbuh di air dapat menyebabkan kematian hewan air akibat cekikan. 18 Proses berasal biofuel dari alga adalah mahal dan membutuhkan suhu konstan karena itu, tidak dapat sepenuhnya dimanfaatkan. Selain menjadi berbahaya bagi hewan air, alga juga membunuh keindahan lingkungan sebagai kolam ditutupi dengan alga terlihat kotor dan jelek. 19 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Protista adalah kelompok organisme yang memiliki ukuran tubuh mikro. Kingdom protista terdiri atas kelompok makhluk hidup yang mempunyai karakteristik peralihan antara hewan dan tumbuhan. Protista terdiri atas protista mirip hewan, tumbuhan dan jamur. Ciri umum kelompok Chlorophyceae berwarna hijau terang, cosmopolitan, memiliki anggota terbanyak, eukariot, ada yang unisel, koloni dan filament, pigmen yang dimiliki: klorofil a,b, karoten (α, β, γ) dan beberapa xantofil, dinding sel terbuat dari selulosa atau polimer xylosa atau mannosa atau hemiselulosa. Struktur Chloropyceae terdiri atas: dinding sel, kloroplas, inti (nukleus), penyimpan cadangan makanan, fototaksis dan memiliki bentuk mata. Perkembangbiakan Chloropyceae dapat melalui cara vegetatif, aseksual, dan seksual yang terdiri atas: anisogami, isogami, dan oogami. Menurut Smith (1955) Chlorophyceae dibagi menjadi 10 bangsa, yaitu: Volovocales, Tetrasporales, Ulothrichales, Ulvales, Schizogoniales (Prasiolales), Oedogoniales, Zygnematales, Chlorococcales, Siphonales, dan Siphonocladales. Chlorophyceae hidup di air tawar, air laut, air payau tanah – tanah yang basah, ada pula yang hidup di tempat – tempat kering. Serta meiliki peran yang menguntugkan dan merugikan. 3.2 Saran Perlu dilakukan penelitian dan studi lebih lanjut tentang kelompok Chlorophyceae, memanfaatkan Chlorophyceae dengan bijaksana. 18 20 DAFTAR RUJUKAN Abdurahman, Deden. 2008. Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan. Jakarta: Grafindo. Manalu, Wasmen. 2005. Campbell Reece Edisi Kelima-jilid 2. Jakarta: Erlangga. Setiowati, Tetty. 2007. Biologi Interaktif. Jakarta: Azka Press. Sudjadi, Bagod dan Laila, Siti. 2006. Biologi Sains dalam Kehidupan. Jakarta: Yudhistira. Susilowarno, Gunawan. 2008. Biologi. Jakarta: Grasindo. 19