Laporan Praktikum Mikrobiologi Determinasi Bakteri Oleh : Nama : Ian Fadilah Nur NIM : 1304617020 Kelompok : 02 Tanggal Praktikum : 14 Oktober 2019 Dosen : Dr. Tri Handayani K, M. Si Pendidikan Biologi A 2017 Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta 2019 BAB I PENDAHULUAN A. Tujuan Praktikum 1. Mengenal bentuk-bentuk koloni bakteri dalam berbagai medium (medium nutrient-agar tegak, medium-nutrient miring, medium nutrient-agar cair dan medium nutrient-agar lempeng). 2. Mengetahui macam media yang dipakai untuk pertumbuhan koloni bakteri. 3. Mengetahui perbedaan morfologi macam-macam koloni bakteri. 4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan koloni bakteri. 5. Mengetahui macam-macam indikator yang dilihat pada pengamatan morfologi koloni bakteri. B. Tinjauan Pustaka Koloni bakteri adalah kumpulan dari bakteri yang membentuk suatu kelompok. Bentuk koloni berbeda-beda tiap spesies dan merupakan ciri khas bagi suatu spesies tertentu. Sifatsifat yang diperlukan dalam menentukan identifikasi suatu spesies misalnya seperti besar kecilnya koloni, mengkilat tidaknya, halus kasarnya permukaan, dan warna koloni. Kebanyakan bakteri mempunyai warna yang keputih-putihan, kelabu, kekuning-kuningan, atau hampir bening, tetapi ada juga spesies yang mempunyai pigmen warna yang lebih tegas. Keberadaan warna dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti temperatur, pH, dan oksigen bebas. Ada beberapa spesies yang memerlukan fosfat, ada juga yang memerlukan sulfat untuk menimbulkan pigmentasi. Berikut ini merupakan sifat-sifat khas koloni dalam beberapa jenis medium, yaitu: -Medium agar lempengan (streak plate dan pour plate) Bentuk koloni akan tampak sebagai titik-titik, bulat, benang, serupa akar, dan kumparan. Permukaan koloni dasar, timbul mendatar, timbul melengkung, mencembung, membukit, dan berkawah. Tepi koloni ada yang utuh, berombak, berbelah-belah, bergerigi, berbenang, dan keriting. -Medium agar miring Sifat-sifatnya berkisar pada bentuk dan tepi koloni, dan dinyatakan dengan kata-kata seperti serupa batang dan serupa akar. -Medium agar padat (tusukan dalam gelatin/agar) Ada bakteri yang dapat mengencerkan gelatin, ada juga bakteri yang tidak mampu mengencerkan gelatin. Bentuk koloni serupa pedang, tasbih, bertonjol-tonjol, berjonjot, serupa batang, serupa kawah, mangkuk, corong, dan pundit-pundi. Gambar 1. Jenis Medium Ciri-ciri koloni mikrobia dapat dijelaskan sebagai berikut: -Ukuran Ukuran koloni bervariasi, mulai dari sebesar ujung jarum, yaitu kira-kira pecahan mm (diameternya) sampai 5-10 mm. Walaupun koloni suatu mikrobia mempunyai ciri-ciri diameter, kiranya perlu diingat, bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya diameter tersebut. Misalnya hanya koloni-koloni yang menyebar saja yang dapat diukur, karena koloni-koloni ini cenderung memilki diameter yang lebih besar daripada koloni yang bertumpuk-tumpuk. Hal ini disebabkan karena persaingan pada koloni yang menyebar lebih kecil dari persaingan yang terjadi pada koloni yang bertumpuk-tumpuk dan kurang mendapat hambatan dari zat-zat hasil sampingan. -Margin Bagian tepi koloni bakteri bervariasi, tergantung kepada spesiesnya. Bentuknya dapat melingkar rata seperti tepi (pinggir) suatu tetesan, atau tidak baraturan seperti tonjolan yang melengkung, seperti benang atau seperti akar. -Tekstur Permukaan Permukaan koloni juga bervariasi, tergantung kepada spesiesnya dan tekstur permukaan ini ada yang licin (smooth), kasar (rough), granuler, atau mukoid (berlendir). Koloni spesies tertentu ada permukaanya yang keriput (wrinkled). Semua koloni-koloni kultur murni pada piring petri, mempunyai persamaan jenis permukaan, akan tetapi kita harus mengingat bahwa beberapa kultur murni dapat menunjukkan variasi permukaan. Pada umumnya prmukaan koloni memiliki 3 macam bentuk yaitu: S (smooth), licin, bundar, konveks; R (rough), kasar, datar, bergerigi; dan M (Mucoid), berlendir, basah, kadang-kadang bersatu, lembut, dan tebal. -Elevasi (elevation) Elevasi koloni juga bervariasi, tergantung pada spesiesnya, bisa tipis sampai tebal. Permukaannya dapat merata atau bisa menunjukkan adanya variasi kesinambungan. -Konsistensi Konsistensi koloni dapat diketahui dengan menyentuhkan jarum ose ke permukaan koloni. Beberapa spesies bakteri dapat membentuk koloni yang bersifat viscous, ada juga spesies bakteri yang membentuk koloni yang kering, atau berbetuk seperti tepung yang akan terpecah bila tersentuh jarum. -Pigmentasi Beberapa spesies bakteri dapat menghasilkan zat warna di dalam sel yang tidak larut dalam air, sehingga menyebabkan koloninya berwarna, contoh : Flectobacillus major berwarna merah muda. Gambar 1. Ukuran, Bentuk, Elevasi, dan Margin Koloni Bakteri pada Petri Ciri-ciri pertumbuhan koloni bakteri pada agar miring diperoleh dengan menggoreskan jarum inokulum tegak dan lurus. Ciri koloni berdasarkan bentuk: Gambar 2. Bentuk Koloni Bakteri pada Medium Agar Miring Cara penanaman koloni bakteri pada agar tegak adalah dengan menusukkan jarum inokulum needle ke dalam media agar tegak. Ciri-ciri koloni berdasarkan bentuk: Gambar 3. Bentuk Koloni Bakteri pada Medium Agar Tegak Ciri koloni berdasarkan kebutuhan oksigen: Gambar 4. Koloni Bakteri Medium Agar Tegak Berdasarkan Kebutuhan Oksigen Pola pertumbuhan koloni bakteri pada medium cair berdasarkan kebutuhan oksigen: Gambar 5. Koloni Bakteri Medium Cair Berdasarkan Kebutuhan Oksigen Berikut ini merupakan klasifikasi mikroorganisme berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen, yaitu: -Golongan aerobik : Dapat menggunakan oksigen bebas sebagai aseptor tunggal hidrogen terakhir dalam proses respirasi. -Golongan anaerobik : Tidak dapat menggunakan oksigen bebas sebagai aseptor hidrogen terakhir dalam proses respirasi. -Golongan mikroaerofilik : Membutuhkan oksigen dalam jumlah yang sangat sedikit. -Golongan fakultatif anaerobik dan fakultatif aerobik : Hidup secara terbatas dalam keadaan aerobik atau anaerobik. -Golongan kaprofilik : Memerlukan oksigen dengan kadar yang rendah, tetapi kadar CO2-nya tinggi. BAB II METODE PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan Alat: Peralatan Umum lampu spiritus dan korek gas Jarum ose Rak tabung reaksi Baki, plastik, spidol, kertas label, Mikroskop Kertas pembungkus Penjepit kayu kain lap/serbet Alat: Peralatan Gelas Cawan petri Pipet ukur dan pipet plastik Kaca benda dan kaca penutup Bahan: Alkohol 70% Medium nutrient-agar regak Medium nutrient-agar miring Medium nutrient-cair Medium nutrient-lempeng Biakan murni agar miring umur 24 jam yang terdiri dari : a) Lactobacillus sp. b) Escherichia coli c) Bacillus cereus d) Salmonella typhimurium e) Bacillus pumilus B. Cara Kerja Langkah pertama dilakukan sterilisasi meja kerja dengan menggunakan alkohol 70% sehingga lingkungan kerja tetap steril dan bebas mikroorganisme yang bisa mengkontaminasi alat dan bahan, selain itu juga tangan praktikan disemprotkan dengan alkohol 70% agar tetap steril. Langkah selanjutnya yaitu disiapkan biakan bakteri pada medium nutrient-agar miring, biakan tersebut berupa biakan B.cereus, B.pumilus, E.coli, Salmonella typhimurium, dan Lactobacillus sp. biakan tersebut kemudian diinokulasi secara aseptis dengan cara ditusukkan sampai dalam tabung dengan menggunakan jarum ose dan dilakukan di dekat api spirtus yang menyala. Kemudian jarum ose tersebut yang telah berisi biakan bakteri selanjutnya ditusukan hingga ke dalam tabung media nutrient-agar tegak. Setelah berhasil melakukan inokulasi pada medium nutrient-agar tegak, maka langkah selanjutnya diinokulasikan biakan bakteri ke dalam media nutrient-agar miring dengan cara diambil biakan bakteri pada media biakan dengan cara digores menggunakan jarum ose ujung tumpul dan dilakukan di dekat api spirtus yang menyala. Kemudian jarum ose yang sudah berisi biakan tersebut digoreskan ke dalam medium nutrien-agar miring secara aseptis pula dengan cara goresan lurus. Langkah selanjutnya yaitu dilakukan inokulasi pada medium nutrient-cair dengan cara diambil biakan bakteri pada media biakan dengan cara digores menggunakan jarum ose ujung tumpul dan dilakukan di dekat api spirtus yang menyala. Kemudian jarum ose yang sudah berisi biakan tersebut dimasukan kedalam media nutrient-cair dan dilakukan pengadukan agar bakteri dapat tersebar dalam media nutrient-cair tersebut. Langkah selanjutnya yaitu dilakukan inokulasi pada media nutrient-lempeng dengan cara pertama-tama dibuat terlebih dahulu media nutrient-lempeng dengan menuangkan media nutrient-cair pada cawan petri steril dan ditunggu hingga media tersebut padat. Setelah media padat, dilakukan inokulasi pada medium nutrient-lempeng dengan cara diambil biakan bakteri pada media biakan dengan cara digores menggunakan jarum ose ujung tumpul dan dilakukan di dekat api spirtus yang menyala. Kemudian jarum ose yang sudah berisi biakan tersebut digoreskan dipermukaan medium nutrient-lempeng. Setelah dilakukan inokulasi pada berbagai medium tersebut, medium-medium tersebut disimpan dan diinkubasi selama 48 jam dengan suhu kamar. Setelah 48 jam, hasil koloni bakteri yang terbentuk di berbagai media tersebut diamati perbedaannya. BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan No . Keterangan Jenis Mediu Jenis m Bakteri Mediu m Lactobacillu Nutrient s sp. 1. -agar tegak Mediu Escherichia m coli Nutrient 2. -agar tegak Sebelum inkubasi Sesudah inkubasi Mediu 3. m Nutrient -agar Bacillus cereus tegak Mediu m 4. Salmonella Nutrient thyphimuriu m -agar tegak Mediu m Nutrient 5. -agar tegak Bacillus pumilus 6. Mediu Lactobacillu m s sp. Nutrient -agar miring 7. Mediu Escherichia m coli Nutrient -agar miring Mediu m 8. Bacillus cereus Nutrient -agar miring Mediu m 9. Nutrient -agar Salmonella thyphimuriu m miring 10. Mediu Bacillus m pumilus Nutrient -agar miring Lactobacillu s sp. Mediu 11. m Nutrient -cair Escherichia coli Mediu 12. m Nutrient -cair Bacillus cereus Mediu 13. m Nutrient -cair Salmonella thyphimuriu Mediu 14. m m Nutrient -cair Bacillus pumilus Mediu 15. m Nutrient -cair Lactobacillu s sp. Mediu m 16. Nutrient lempen g Escherichia Mediu coli m 17. Nutrient lempen g 18. Mediu Bacillus m cereus Nutrient lempen g Salmonella 19. Mediu thyphimuriu m m Nutrient lempen g Bacillus Mediu pumilus m 20. Nutrient lempen g Hasil pengamatan koloni bakteri setelah diinkubasi selama 48 jam : 1. Lactobacillus sp. Medium Nutrient-agar tegak Warna medium : tidak terjadi perubahan Pertumbuhan : padat merata warna Bentuk permukaan pada bekas tusukan : filiform Medium Nutrient-cair Pertumbuhan : tidak membentuk selaput Medium Nutrient-agar miring Kekeruhan : sedikit Pertumbuhan : tipis Endapan : kompak, sedikit Bentuk permukaan pada bekas goresan : spreading Medium Nutrient-lempeng Elevasi : flat Pertumbuhan : pada permukaan Kilat : tidak mengkilat Banyak koloni : punctiform Topografi : licin Permukaan : licin Warna : putih Elevasi : flat Ciri-ciri optic : opalescent Bentuk tepi : curlet Konsistensi : butyrous Bentuk struktur dalam : butir-butir halus 2. Escherichia coli Medium Nutrient-agar tegak warna : putih keruh Medium Nutrient-cair bentuk : villous warna : kuning pucat pertumbuhan : diatas permukaan bentuk : menyebar di media cair terdapat endapan kekeruhan : keruh Medium Nutrient-agar miring warna : putih keruh bentuk : spreading Medium Nutrient-lempeng tepian : undulate warna : putih keruh elevasi : convex bentuk : konsentris jumlah : banyak tepian : licin, entire permukaan kasar, mengkilat, lunak elevasi : cembung seperti lendir diameter : 0,7 cm struktur dalam : translucent jumlah : banyak, 68 koloni 3. Bacillus cereus Medium Nutrient-agar tegak Konsistensi : butyrous Petumbuhan : sedikit sekali Warna medium : tidak ada perubahan Bentuk permukaan pada bekas tusukan : warna filiform Medium Nutrient-cair Pertumbuhan : sedang Medium Nutrient-agar miring Kekeruhan : tidak keruh Pertumbuhan : lebat banyak Endapan : ada Bentuk permukaan pada bekas goresan : spreading Medium Nutrient-lempeng Elevasi : datar Bentuk : bundar tepian karang Kilat : tidak mengkilat Permukaan : cembung Topografi : licin Elevasi : datar Warna : keruh Tepian : berlekuk Ciri-ciri optik : translucent Warna : putih Ukuran : panjang 1 cm, lebar 0,8 cm Pertumbuhan : lebat 4. Salmonella thyphimurium Medium Nutrient-agar tegak Pertumbuhan: merata Medium Nutrient-cair Bentuk: vilous Pertumbuhan dan permukaan: tidak membentuk selaput Medium Nutrient-agar miring Kekeruhan: sedang Pertumbuhan: sedang Endapan: kental Bentuk: spreading Elevasi: raised Medium Nutrient-lempeng Kilat: tidak mengkilat Pertumbuhan: permukaan atas Topografi: bergelombang Bentuk: curled Warna: putih Permukaan: Ciri2 optik: transluscent menyebar Bau: berbau seperti nasi basi Elevasi: timbul Konsistensi: butyrous Tepi: seperti ikal rambut Warna medium: tidak terjadi perubahan Struktur dalam: curled bundar dengan tepian warna 5. Bacillus pumilus Medium Nutrient-agar tegak Kilat : tidak mengkilat Pertumbuhan : tidak merata, hanya Topografi : licin terdapat dibagian atas Warna : kuning Bentuk permukaan : Filiform Ciri-ciri optik : transluscent Konsistensi : butyrous Medium Nutrient-agar miring Warna medium : tidak terjadi perubahan Pertumbuhan : tipis warna Bentuk permukaan : echinulate Elevasi : flat Medium Nutrient-cair Pertumbuhan : pellicle Bentuk koloni : circular Kekeruhan : sedikit Permukaan : licin Ebdapan : glanuler, kental dan sedikit Elevasi : convex Bentuk tepi : entired Medium Nutrient-lempeng Bentuk struktur dalam : tidak tembus Pertumbuhan : di permukaan cahaya (opaque) B. Pembahasan Pada praktikum determinasi bakteri tujuan utama yang ingin dilakukan adalah mengamati dan mengidentifikasi sifat-sifat koloni bakteri serta perbedaan morfologi dari macam-macam koloni bakteri. Pada praktikum ini diawali dengan pemberian desinfektan berupa alkohol 70% yang disemportkan di meja kerja serta tangan praktikan agar tidak terjadi kontaminasi dengan mikroorganisme lain. Selain itu, setiap langkah pengerjaan dilakukan secara aseptis dengan dilakukan di dekat api spirtus yang menyala guna menghindari kontaminasi. Pada praktikum ini digunakan biakan bakteri yang akan diamati koloninya, biakan bakteri tersebut antara lain Bacillus cereus, Bacillus pumilus, E.coli, Salmonella typhimurium, dan Lactobacillus sp. Bakteri-bakteri tersebut kemudian akan dibiakkan didalam beberapa media pembiakan. Dan kemudian diinkubasi selama 48 jam sehingga koloni akan terbentuk dan dapat diamati. Berikut adalah pembahasan mengenai koloni-koloni bakteri yang terbentuk di berbagai media yang digunakan, yaitu : Medium Nutrient-agar tegak Medium ini merupakan medium berisi nutrient yang dimasukan di dalam tabung reaksi serta diletakkan dengan posisi tegak dan dibiarkan agar menjadi padat dengan posisi tegak. Penggunaan medium ini bertujuan untuk melihat motilitas (pergerakan) dari bakteri yang diinokulasi dengan melihat pertumbuhannya pada bekas tusukan serta untuk mengetahui kebutuhan bakteri akan oksigen. Penggunaan medium ini dilakukan dengan cara menusukkan jarum ose berujung tajam yang telah berisi bakteri. Jarum ose dimasukkan hingga hingga ¾ bagian medium tabung reaksi. Setelah itu tabung reaksi ditutup menggunakan kapas, lalu diinkubasi selama 48 jam dan diamati koloni bakteri yang terbentuk. o Lactobacillus sp Koloni bakteri Lactobacillus sp. yang terbentuk pada medium ini tersebar secara tidak merata dan hanya terdapat pada bagian dasar tuskkan. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa bakteri ini bersifat anaerobik atau dapat hidup tanpa adanya oksigen, serta dapat diketahui bahwa bentuk koloni yang terbentuk pada bekas tusukan berbentuk filiform. o E.coli Koloni bakteri E.coli yang terbentuk pada medium ini tersebar di permukaan medium, hal ini menunjukan bahwa bakteri ini membutuhkan oksigen untuk hidup. Namun berdasarkan literatur, diketahui bahwa bakteri E.coli bersifat anaerob fakultatif yaitu cenderung hidup dalam keadaan yang tidak terdapat oksigen namun dapat juga hidup di lingkungan yang memiliki oksigen. Sehingga hasil pengamatan dapat dibenarkan. Selain itu koloni yang terbentuk pada medium ini berbentuk villous. o Bacillus cereus Koloni bakteri Bacillus cereus yang terbentuk pada medium ini tersebar di tengah area tusukan namun sangat sedikit. Berkembangnya koloni bakteri di tengah area tusukan mengindikasikan bahwa bakteri ini bersifat aerob, anaerob fakultatif yang artinya dapat hidup di lingkungan yang memiliki oksigen maupun lingkungan yang tidak memiliki oksigen. Pada koloni yang terbentuk berbentuk filiform. o Salmonella typhimurium Koloni bakteri Salmonella typhimurium yang terbentuk pada medium ini tersebar merata yang mengindikasikan bahwa bakteri ini dapat hidup di lingkungan yang memiliki oksigen maupun lingkungan yang tidak memiliki oksigen sehingga diketahui bakteri ini bersifat aerob fakultatif. Bakteri ini juga bersifat motil sehingga koloninya dapat tersebar merata di area dekat tusukan. Selain itu diketahui bahwa bentuk koloni yang terbentuk adalah vilous. o Bacillus pumilus Koloni bakteri Bacillus pumilus yang terbentuk pada medium ini tidak merata, terdapat pada bagian atas media sehingga diketahui bahwa bakteri ini bersifat aerob. Selain itu diketahui pula bahwa bentuk koloni yang terbentuk adalah filiform. Medium Nutrient-agar miring Medium ini memiliki komposisi yang sama seperti pada medium nutrient-agar tegak. Yang membedakan adalah posisinya, pada nutrient-agar miring ketika proses pemadatan nutrient dilakukan dalam posisi miring sehingga medium yang terbentuk dalam posisi miring. Fungsi dari medium ini adalah untuk melihat kebutuhan bakteri akan oksigen. Pada medium ini, digunakan metode goresan menggunakan ose yang berujung bulat. Ose digoreskan pada permukaan medium. Setelah itu, tabung reaksi segera ditutup dengan kapas dan diinkubasi selama 48 jam. Setelah diinkubasi, dilakukan pengamatan pada koloni bakteri yang terbentuk. o Lactobacillus sp. Koloni yang terbentuk pada bakteri Lactobacillus sp. di medium ini pertumbuhannya tipis, bentuk permukaan pada bekas goresannya bersifat spreading, elevasinya flat, tidak mengkilat, licin, berwarna putih, opalescent, butyrous, serta tidak terjadi perubahan warna. Pada koloni yang terbentuk pertumbuhanya tipis dan tidak lebat karena bakteri ini bersifat anaerob sehingga tidak cocok dengan medium ini yang permukaan mediumnya lebih luas terpapar oksigen. o E.coli Koloni yang terbentuk pada bakteri E.coli di medium ini berwarna putih keruh, spreading, tepiannya undulate, elevasinya convex, permukaannya kasar, mengkilat, lunak seperti lendir, dan pertumbuhannya sedang. Dari sifat pertumbuhan tersebut dapat diketahui bakteri ini bersifat anaerob fakultatif. o Bacillus cereus Koloni yang terbentuk pada bakteri B.cereus di medium ini pertumbuhannya lebat banyak, bentuk permukaan pada bekas goresannya spreading, elevasinya data, tidak mengkilat, licin, warnanya keruh, translucent, konsistensinya butyrous, serta tidak ada perubahan warna. Dari pertumbuhannya yang lebat dan banyak dapat diketahui bahwa bakteri ini bersifat aerob yang mana suka dengan lingkungan beroksigen, namun diketahui pula bahwa bakteri ini bersifat fakultatif. o Salmonella typhimurium Koloni bakteri Salmonella typhimurium yang terbentuk pada medium ini pertumbuhannya sedang, spreading, elevasinya raised, tidak mengkilat, bergelombang, berwarna putih, transluscent, berbau seperti nasi basi, konsistensinya butyrous, dan tidak terjadi perubahan warna. Dari pertumbuhannya yang bersifat sedang dapat diketahui bahwa bakteri ini termasuk bakteri aerob fakultatif. o Bacillus pumilus Koloni bakteri Bacillus pumilus yang terbentuk pada medium ini pertumbuhannya tipis, bentuk permukaannya echinulate, elevasinya flat, tidak mengkilat, licin, berwarna kuning, transluscent, konsistensinya butyrous, dan tidak terjadi perubahan warna. Berdasarkan pertumbuhannya bakteri ini bersifat anaerob karena hanya tipis, bisa dikatakan bahwa bakteri ini termasuk kedalam bakteri yang bersifat fakultatif. Medium Nutrient-cair Medium nutrien cair merupakan medium yang tidak ditambah dengan agar sehingga bersifat cair. Medium nutrien cair merupakan medium yang terbuat dari campuran nutrien dengan aquadest. Fungsi dari medium ini adalah untuk melihat proses metabolik, pertumbuhan mikrobia, dan mengetahui kebutuhan bakteri akan oksigen. Pada medium ini, digunakan metode adukan dengan menggunakan jarum ose yang berujung bulat. Ose yang telah mengandung bakteri dimasukkan ke dalam medium kemudian diaduk-aduk sehingga tercampur merata ke dalam medium. Setelah itu, tabung reaksi segera ditutup dengan kapas dan diinkubasi selama 48 jam. Setelah diinkubasi, dilakukan pengamatan pada koloni yang terbentuk. o Lactobacillus sp Koloni bakteri Lactobacillus sp yang terbentuk pada medium ini memiliki kekeruhan sedikit, dan endapan yang juga sedikit. Tingkat kekeruhan yang sedikit menunjukan bahwa pertumbuhan bakteri juga sedikit karena semakin keruh medium maka pertumbuhan bakteri semakin banyak. Selain itu endapan yang sedikit menunjukan bahwa massa bakteri yang sudah mati juga sedikit, karena endapan yang terbentuk merupakan massa bakteri yang sudah mati. Dua indikator tersebut saling berkorelasi. o E.coli Koloni bakteri E.coli yang terbentuk pada medium ini memiliki warna yang keruh serta endapan yang cukup banyak. Kedua indikator tersebut berkorelasi karena warna keruh berarti pertumbuhan bakteri banyak dan endapan cukup banyak berarti massa bakteri yang mati juga cukup banyak. Jadi diketahui bahwa semakin cepat pertumbuhan bakteri, maka semakin tinggi fase kematian yang akan dicapai karena nutrien yang tersedia makin lama akan semakin menipis karena digunakan untuk aktivitas kehidupan bakteri tersebut. o Bacillus cereus Koloni bakteri Bacillus cereus yang terbentuk pada medium ini memiliki dapat dilihat dari indikator warna yang tidak terlalu keruh menunjukan bahwa koloni yang tumbuh hanya sedikit. Sedangkan diketahui bahwa endapan terdapat banyak sehingga terdapat banyak pula massa bakteri yang mati. Banyaknya massa bakteri yang mati mungkin dapat terjadi akibat sifat bakteri yang aerob yaitu membutuhkan oksigen sehingga tidak tahan dengan medium cair yang tidak ada oksigen. o Salmonella typhimurium Koloni bakteri Salmonella typhimurium yang terbentuk pada medium ini dapat dilihat dari indikator kekeruhan medium yang keruh dan endapan yang cukup banyak maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan bakteri ini cukup cepat dan banyak. o Bacillus pumilus Koloni bakteri Bacillus pumilus yang terbentuk pada medium ini dapat dilihat dari indikator tingkat kekeruhan yang sedikit dan endapan juga sedikit maka dapat disimpulkan pertumbuhan bakteri ini tidak terlalu banyak. Medium Nutrient-lempeng (Streak plate) Medium ini merupakan medium nutrien cair yang ditambah dengan agar sehingga dapat memadat di dalam cawan petri. Fungsi dari penggunaan medium ini adalah untuk melihat morfologi pertumbuhan koloni bakteri serta melihat kebutuhan bakteri akan oksigen. Metode yang digunakan dalam medium ini adalah sterak plate dengan menggunakan biakan bakteri. Streak plate method ini sangat efektif untuk mengetahui sifat bakteri yang ditanam, bakteri yang tumbuh secara merata sesuai bentuk goresan-goresan ini menyebabkan bakteri-bakteri tersebut memperoleh cukup nutrisi, sehingga tidak akan ada persaingan memperebutkan makanan. Kekurangan metode ini ialah tidak dapat digunakan untuk menumbuhkan bakteri anaerob. Percobaan dengan metode ini dilakukan dengan cara menggoreskan suspensi bakteri di atas permukaan medium agar padat dengan jarum ose ujung bulat. Setelah itu, cawan petri segera dibungkus dengan yellow pages dan diinkubasi selama 48 jam. Setelah diinkubasi, dilakukan pengamatan pada koloni bakteri yang terbentuk. o Lactobacillus sp Koloni bakteri Lactobacillus sp. yang terbentuk dapat dilihat dengan indikator pertumbuhannya yang terdapat pada permukaan, banyak koloninya koloni punctiform, permukaan licin, elevasinya flat, bentuk tepinya curlet, serta bentuk struktur dalamnya butir-butir halus. Pada medium ini koloni yang terbentuk tidak terlalu lebat hal itu terjadi karena bakteri ini bersifat anaerob fakultatif. o E.coli Koloni bakteri E.coli yang terbentuk dapat dilihat dengan indikator warnanya putih keruh, bentuk konsentris, tepian licin dan entire, elevasi cembung, diameter : 0,7 cm, serta jumlahnya banyak, 68 koloni. Hal ini menunjukan bahwa bakteri ini hidup dengan baik di media ini karena banyak koloni yang terbentuk. o Bacillus cereus Koloni bakteri Bacillus cereus yang terbentuk dapat dilihat dengan indikator bentuk bundar tepian karang, permukaan cembung, elevasi datar, tepian berlekuk, berwarna putih, ukuran panjang 1 cm, lebar 0,8 cm, dan pertumbuhan lebat. Bakteri ini bersifat aerob sehingga tumbuh baik pada medium ini terbukti dengan koloni yang tumbuh lebat. Selain itu, pada koloni ini pertumbuhan koloni tersebar karena saat diinokulasi media masih basah sehingga menyebabkan bakteri tersebar ke seluruh permukaan media. Selain itu saat penggoresan terlalu rapat. o Salmonella typhimurium Koloni bakteri Salmonella typhimurium yang terbentuk pada medium ini dapat dilihat dari indikator pertumbuhannya berada di permukaan atas, bentuk curled, permukaan bundar dengan tepian menyebar, elevasi timbul, tepi seperti ikal rambut, dan struktur dalam curled. Dari hasil pengamatan dapat diketahui bakteri ini dapat tumbuh baik pada medium ini karena bersifat aerob. o Bacillus pumilus Koloni bakteri Bacillus pumilus yang terbentuk pada medium ini dapat dilihat dari indikator pertumbuhan di permukaan, bentuk koloni circular, permukaan licin, elevasi convex, bentuk tepi entireddan bentuk struktur dalam tidak tembus cahaya (opaque). Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa bakteri ini bersifat aerob/anaerob fakultatif karena dapat tumbuh pada medium ini namun tidak banyak. BAB IV KESIMPULAN A. Kesimpulan -Pada praktikum determinasi bakteri ini dapat disimpulkan beberapa hal yaitu setiap koloni bakteri memiliki bentuk yang beragam. Bakteri B.cereus bentuk bundar dengan tepian karang, B.pumilus memiliki bentuk circular, E.coli memiliki bentuk konsentris, Salmonella typhimurium memiliki bentuk curled, dan Lactobacillus sp. berbentuk punctiform. -Dalam praktikum ini duganakan medium NA tegak, NA miring, Nutrient-cair, dan Nutrientlempeng. -Hasil pengamatan menunjukan bahwa sifat-sifat bakteri memiliki perbedaan yang sangat beragam tidak hanya terbatas dari bentuk koloninya saja, melainkan dilihat dari sifat pertumbuhannya, ke-suka dan ke-tidak sukaannya pada oksigen dan sifat lainnya yang memiliki perbedaan. -Dari hasil pengamatan juga diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri antara lain media yang dipakai, kadar oksigen pada medium tersebut, serta kandungan nutrisi yang terkandung dalam medium tumbuh dan lain-lain. -Indikator yang dilihat dalam praktikum ini antara lain, pertumbuhan, bentuk, elevasi, warna, bau, tepian, ukuran, jumlah, endapan, dan lain-lain. B. Saran Saran yang dapat saya berikan untuk determinasi bakteri ini adalah diharapkan para praktikan sebelum memulai praktikum sudah membaca modul atau buku panduan praktikum dengan baik dan benar agar dapat mengerjakan praktikum dengan lancar dan meminimalisir kesalahan, selain itu praktikan juga perlu memakai alat-alat keselamatan seperti jaslab dan tidak lupa mensterilisasikan tangan serta meja kerja dengan menggunakan alkohol. Selain itu, praktikan diharapkan selalu mengikuti arahan dosen maupun asisten laboratorium agar tidak ada kesalahan yang dapat mengganggu jalannya praktikum. Dalam praktikum determinasi bakteri ini juga diperlukan ketelitian dan selalu mengerjakan sesuatunya secara aseptis agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. DAFAR PUSTAKA Dwidjoseputro. (1998). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Djambatan. Gozali, A. (2009). Pewarnaan Gram. Jakarta: PT Raja Grafindo. Hadioetomo, R. S. (1993). Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Pelczar. 1996. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia. Singleton, Paul dan Sainsbury, Diana. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology 3rdEdition. England: John Wiley and Sons. Sussex. Volk, Wesley A. dan Wheeler, Margaret F. 1993. Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Erlangga. Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.