Uploaded by Sri Yanto

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI GOLONGAN DARAH

advertisement
Laporan Praktikum
Biologi Dasar
“Golongan Darah Pada Manusia”
Oleh:
Putri Dwi Suryanti
130210101036
Program Studi Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember
2013
1. JUDUL
:
2. TUJUAN
:
Golongan Darah Pada Manusia
Mahasiswa mampu menjelaskan penggolongan darah pada manusia
3. DASAR TEORI:
Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi ataupun
manusia yang berfungsi sebagai alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil
metabolisme tubuh, pertahanan tubuh dari serangan kuman, dan lain sebagainya.
Beda halnya dengan tumbuhan, manusia dan hewan level tinggi punya sistem
transportasi dengan darah.Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi
manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak
kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup
seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan
kematian. Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan
darah) dan 45% sel-sel darah (darah padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh
kita yaitu sekitar sepertigabelas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5
liter (Mustahib, 2012).
Darah mempunyai fungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh
tubuh, mengangkut karbondioksioda dari jaringan tubuh ke paru-paru,
mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa makanan
dari seluruh jaringan tubuh ke alat-alat ekskresi, mengangkut hormon dari
kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu, mengangkut air untuk diedarkan ke
seluruh tubuh, menjaga stabilitas suhu tubuh dengan memindahkan panas yang
dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif,
menjaga tubuh dari infeksi kuman dengan membentuk antibodi
(Winotasara,1993).
Bagian plasma darah yang mempunyai fungsi penting adalah serum. Serum
merupakan plasma darah yang dikeluarkan atau dipisahkan fibrinogennya dengan
cara memutar darah dalam sentrifuge. Serum tampak sangat jernih dan
mengandung zat antibodi. Antibodi ini berfungsi untuk membinasakan protein
asing yang masuk ke dalam tubuh. Protein asing yang masuk ke dalam tubuh
disebut antigen.
Berdasarkan cara kerjanya, antibodi dalam plasma darah dapat dibedakan sebagai
berikut.
1) Aglutinin : menggumpalkan antigen.
2) Presipitin : mengendapkan antigen.
3) Antitoksin : menetralkan racun.
4) Lisin : menguraikan antigen.
Antigen yang terdapat dalam sel darah dikenal dengan nama aglutinogen,
sedangkan antibodi terdapat di dalam plasma darah dinamakan aglutinin.
Aglutinogen membuat sel-sel darah peka terhadap aglutinasi (penggumpalan).
Adanya aglutinogen dan aglutinin di dalam darah ini pertama kali ditemukan oleh
Karl Landsteiner (1868–1943) dan Donath.
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel
ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti yang penting dalam
kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam sistem ABO. Pada
tahun 1900 dan 1901 Landstainer menemukan bahwa penggumpalan darah
(Aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan
serum darah orang lain. Pada orang lain lagi, campuran tersebut tidak
mengakibatkan penggumpalan darah. Berdasarkan hal tersebut Landstainer
membagi golongan darah manusia menjadi 4 golongan, yaitu: A, B, AB, dan O.
Dalam hal ini di dalam eritrosit terdapat antigen dan aglutinogen, sedangkan
dalam serumnya terkandung zat anti yang disebut sebagai antibodi atau aglutinin.
Dikenal 2 macam antigen yaitu α dan β, sedangkan zat antinya dibedakan sebagai
anti A dan anti B. Antigen dan antibodi yang dikandung oleh darah seseorang
dengan golongan darah tertentu adalah sebagai berikut,
Golongan
Antigen
Zat anti
A
Α
B
B
Β
A
AB
-
A+B
O
A+B
-
Bila antigen α bertemu dengan anti A dalam darah seseorang maka akan
terjadi penggumpalan darah dan dapat menyebabkan kematian. Berdasarkan hal
ini golongan darah penting sekali untuk diperhatikan, terutama dalam transfusi
darah. Untuk menghindari jangan sampai terjadi penggumpalan, maka sebelum
dilakukan transfusi darah, baik darah si pemberi (donor) maupun si penerima
(resipien) harus diperiksa atau diketahui terlebih dahulu golongan darahnya
(Kimball, 1990).
Di dalam sumsum tulang terdapat banyak sel pluripoten hemopoietik stem
yang dapat membentuk berbagai jenis sel darah. Sel-sel ini akan terus-menerus
direproduksikan selama hidup manusia, walaupun jumlahnya akan semakin
berkurang sesuai dengan bertambahnya usia. Sesungguhnya masih ada stem sel
yang lain yang bersifat unipoten yang hanya mampu membentuk satu jenis sel
misalnya sel darah merah atau sel-sel darah putih. Tetapi, sel-sel stem unipoten ini
ciri-cirinya tidak mudah dikenali dari bentuknya (Guyton, 1995 : 53-54).
Macam-macam darah dalam tubuh manusia :
Eritrosit (sel darah merah)
a. Bentuknya cakram bikonkaf (bulat pipih dan cekung di tengahnya)
b. Tidak berinti
c. Setiap 1mm3 darah, mengandung 4 juta – 6 juta eritosit.
d. Berwarna merah karena mengandung haemoglobin (Hb) yang berfungsi mengikat
oksigen.
Leukosit (sel darah putih)
a. Memiliki bentuk tidak tetap dandapat bergerak bebas
b. Selnya tidak mempunyai pigmen, tetapi berinti.
c. Setiap 1mm3 darah, mengandung 6.000 – 9.000 leukosit.
d. Berfungsi melawan kuman yang masuk ke dalam tubuh dengan cara fagositosis
dan membentuk antibodi.
Trombosit (keping darah)
a. Sel-selnya kecil, bentuk tak beraturan dan mudah pecah
b. Tiap 1 mm3 darah mengandung, 200.000 - 300.000 trombosit.
c. Berfungsi dalam proses pembekuan darah.
Trombosit berumur kurang lebih 2-3 hari (Nomi,2009:67).
Sistem penggolongan darah pada manusia ada 3 macam yaitu MN, sistem
ABO dan sistem rhesus (Rh). Ketiga golongan darah tersebut didasarkan atas
adanya antigen (aglutinogen) tertentu dalam sel darah merahnya dan suatu zat anti
yang dikenal sebagai aglutinin. Hanya saja paling penting dari dua jenis
penggolongan darah ada dua jenis yaitu penggolongan ABO dan rhesus (Kimball,
1994: 515).
a.
Sistem A – B – O
Pada tahun 1901, Dr. Karl Landsteiner dan Donath menemukan penyebab
plasma darah seseorang mampu menggumpalkan eritrosit orang lain. Landsteiner
menemukan senyawa dalam eritrosit dan memberi nama aglutinogen A dan B.
Eritrosit seseorang ada yang mengandung aglutinogen A, ada yang mengandung
aglutinogen B, atau mengandung keduanya, bahkan ada yang tidak memiliki
kedua aglutinogen tersebut.
Kekeliruan pada tranfusi darah menimbulkan akibat fatal karena di dalam
plasmadarah resipien yaitu orang yang menerima transfusi darah, terbentuk
aglutinin. Aglutinin adalah zat antibodi yang akan menggumpalkan antimorgen
donor (pemberi), dan pada akhirnya gumpalan itu akan menyumbat pembuluh
darah yang berakibat fatal. Atas dasar ini, Landsteiner membagi darah manusia
menjadi empat golongan, yaitu:
1) Golongan A memiliki aglutinogen A dan aglutinin β.
2) Golongan B memiliki aglutinogen B dan aglutinin α.
3) Golongan AB memiliki aglutinogen AB, tidak memiliki agglutininα dan β.
4)
Golongan O tidak memiliki aglutinogen, memiliki aglutinin α dan
β(http://www.hikmat.web.id).
b. Sistem MN
Sistem golongan darah MN. Pada tahun 1972, K. Landsteiner dan P.
Levine telah menemukan golongan darah MN karena pada sel darah merah
(eritrosit) manusia ditemukan atigen M dan antigen N. Sistem golongan darah ini
terdiri dari 3 jenis yaitu:
a. Golongan M, mengandung antigen M
b. Golongan N, mengandung antigen N
c. Golongan MN, mengandung antigen M dan antigen N (Waluyo, 2006: 180).
c. Sistem Rhesus
Sistem penggolongan darah yang lain adalah berdasarkan faktor Rhesus.
Sistem rhesus ditemukan oleh Lionel dan Weiner pada tahun 1940 dengan
menyuntikkan darah kera Macacus rhesus ke tubuh kelinci, ternyata darah kera
tersebut digumpalkan oleh aglutinin yang dihasilkan plasma darah kelinci.
Aglutinin yang berasal dari kelinci itu juga menggumpalkan darah manusia
walaupun tidak pada semua orang.
Orang yang darahnya dapat digumpalkan oleh aglutinin dari kelinci
dikelompokkan sebagai golongan Rhesus positif (Rh+), sedangkan yang darahnya
tidak dapat digumpalkan oleh aglutinin kelinci tadi dikelompokkan ke dalam
Rhesus negatif (Rh–). Secara singkat dapat diterangkan:

Golongan darah Rh+, dalam eritrositnya mengandung antigen Rhesus, pada
plasmanya tidak dibentuk antibodi terhadap antigen Rhesus.

Golongan darah Rh– , dalam eritrositnya tidak ada antigen Rhesus, pada
plasmanya dapat dibentuk antibodi terhadap antigen Rhesus.
Golongan darah Rhesus negatif banyak dimiliki oleh orang Eropa ± 85% dari
jumlah penduduk, sedangkan orang Asia terutama Indonesia golongan Rhesus
negatif hanya ± 0,013% (http://www.hikmat.web.id)
Di dalam darah manusia ditemukan adanya aglutinogen (antigen) yang
terdapat di dalam eritrosit dan aglutinin (antibodi) yang berada dalam plasma
darah. Penemuan golongan darah itu bermula dengan terjadinya aglutinasi
(penggumpalan darah) ketika eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah
orang lain. Akan tetapi pada orang lain, campuran iu tidak menyebabkan
penggumpalan darah. Antigen (aglutinogen) yang dibawa oleh eritrosit oran
tertentu dapat bereaksi dengan zat antibodi atau aglutinin yang dibawa serum
darah. Oleh karena itu dikenal 2 macam antigen yaitu aglutinogen (antigen) A dan
aglutinogen (antigen) B sedangkan zat aglutininnya dibedakan menjadi zat
aglutinin α dan aglutinin β. Ada orang yang hanya memiliki antigen A atau B saja,
tetapi ada yang memiliki antigen A dan B atau tidak memiliki antigen A dan B.
Berikut ini adalah klasifikasi penggolongan darah berdasarkan aglutinin dan
aglutinogen yang dimiliki.
a. Orang memiliki antigen A tidak memiliki anti α melainkan anti β dalam serum
plasma, dengan orang tersebut mempunyai golongan darah A demikian
bergolongan darah A.
b. Orang yang memiliki antigen B tidak memiliki anti dimasukkan orang tetapi
memiliki anti α maka orang demikian mempunyai golongan darah
c. Orang yang memiliki antigen A dan B tetapi tidak memiliki anti α dan β maka
mereka bergolongan darah AB
Orang yang tidak memiliki antigen tetapi memiliki anti α dan β maka orang itu
digolongkan O (Susilowarno, 2007: 125).
4. Alat dan Bahan
4.1 Alat
a. Lanset atau jarum steril
b. Jarum pentul
c. Spidol
d. Gelas obyek
e. Kertas putih
4.2 Bahan
a. Serum A dan B
b. Alkohol 70%
c. Kapas
d. Darah segar manusia
5. Langkah Kerja
Menarik garis tengah lurus pada sisi panjang yang membagi sisi gelas
obyek menjadi dua bagian yang sama dengan menggunakan spidol.
Mencuci tangan sampai bersih dan mengambil segumpal kapas dengan
pinset. Mencelupkan ke dalam alkohol dan menggosokkan pada ujung
jari manis
Membiarkan alkohol mengering lalu menusukkan bagian ujung jari
manis tersebut dengan menggunakan lanset yang telah disterilkan.
Menempatkan setetes darah tersebut pada bagian A dan B pada gelas
obyek
Menutup bekas tusukan dengan kapas yang telah dicelupkan ke dalam
alkohol
Meneteskan serum anti A pada bagian A pada gelas obyek dan mengaduk
sampai rata dengan jarum pentul
Meletakkan setetes anti B pada darah di bagian B pada gelas obyek dan
mengaduk sampai rata dengan tusuk gigi
Membandingkan golongan darah pada kedua bagian A dan B pada gelas
obyek
6. Hasil Pengamatan
Cairan warna biru
Cairan warna kuning
:
anti A
:
anti B
a) Wulan
A
Golongan darah asli : A
Golongan darah tes : A
B
b) Siska
A
B
Golongan darah asli : B
Golongan darah tes : B
c) Anggun
A
B
Golongan darah asli : AB
Golongan darah tes : AB
d) Aiyunin
A
Golongan darah asli : O
Golongan darah tes : O
B
e) Rialita
A
B
Golongan darah asli : X
Golongan darah tes : B
f) Rizky
A
B
Golongan darah asli : X
Golongan darah tes : O
g) Via
A
Golongan darah asli : X
Golongan darah tes : AB
B
7. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini kita mempelajari tentang golongan darah
pada manusia. Praktikum kali ini kita menggunakan darah segar manusia
yang diambil dari sukarelawan kelas, sampel yang telah diambil kemudian
diuji dengan serum A dan serum B yang telah disiapkan sebelumnya.
Dalam pengujian ini digunakan 7 sampel darah dan diperoleh hasil sebagai
berikut,
Sempel darah milik Wulan yang telah diketahui bergolongan darah
A diuji kembali menggunakan serum A dan B, hasilnya ternyata pada
darah yang diberi serum A mengalami penggumpalan sementara pada
yang diberi serum B tidak(larut). Hal ini diakibatkan karena golongan
darah A di dalam sel darah merahnya mengandung aglutinogen A dan
pada plasmanya mengandung aglutinin anti B.
Sempel darah milik Siska yang telah diketahui bergolongan darah
B diuji kembali menggunakan serum A dan B, hasilnya berkebalikan dari
darah milik Wulan(golongan darah A). Pada darah yang ditetesi dengan
serum A tidak mengalami penggumpalan,sementara pada darah yang
diberi serum B menggumpal. Hal ini juga terjadi pada sempel darah milik
Realita yang tidak diketahui golongan darahnya sebelum melakukan
percobaan ini. Dengan kata lain , darah mereka mempunyai aglutinogen B
yang bereaksi dengan serum B, sehingga dapat disimpulkan bahwa mereka
bergolongan darah B.
Sampel darah milik Anggun yang telah diketahui bergolongan
darah AB diuji kembali dengan metode yang sama dengan sebelumnya.
Hasilnya menunjukan bahwa baik darah yang ditetesi dengan serum A
maupun
yang
ditetesi
dengan
serum
B
semuanya
mengalami
penggumpalan. Penggumpalan itu terjadi karena darah mempunyai
aglutinogen A dan aglutinogen B yang bereaksi dengan antibodi
(aglutinin) yang dikenal dengan anti A dan anti B tersebut. Hal tersebut
juga terjadi pada darah milik Via yang tidak diketahui golongan darah
sebelumnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa golongan darah Via
adalah golongan darah AB.
Sampel darah milik Aiyunin yang telah diketahui memiliki
golongan darah O juga diuji dengan metode yang sama. Dan hasil yang
diperoleh yaitu baik yang ditetesi serum A maupun serum B tidak
mengalami penggumpalan (larut). Hal itu juga terjadi pada sampel milik
Rizky yang tidak diketahui golongan darah sebelumnya. Tidak terjadinya
penggumpalan itu disebabkan pada darah probandus pertama tidak
mempunyai aglutinogen A dan aglutinogen B. Sehingga dapat dipastikan
bahwa mereka bergolongan darah O.
Dari data – data percobaan yang telah didapat dari praktikum ini
kita dapat mengetahui darah mana saja yang dapat menjadi pendonor atau
penerima bila melakukan tranfusi. Golongan darah A tidak bisa menerima
golongan darah B karena memiliki aglutinin anti B. Jika dipaksakan
melakukan
tranfusi
akan
terjadi
aglutinasi
(penggumpalan)
dan
menyumbat pembuluh darah di seluruh sistem sirkulasi. Tapi golongan
darah A dapat menerima donor dari golongan darah A dan O karena sama
– sama tidak memiliki aglutinin B.
Golongan darah B hanya dapat menerima donor dari golongan
darah B dan golongan darah O karena dua – duanya tidak memiliki
aglutinin A sehingga tidak terjadi penggumpalan. Sementara golongan
darah AB dapat menerima donor dari semua golongan darah karena
golongan darah AB tidak memiliki aglutinin. Sebaliknya, golongan darah
O hanya bisa menerima donor dari yang sama – sama O karena darah O
memiliki aglutinin A dan B.
Selain penggolongan darah berdasarkan sistem ABO, ada pula
sistem penggolongan darah Rhesus. Sistem penggolongan darah ini
ditentukan oleh faktor Rhesus. Yaitu antigen Rhesus yang telah dilakukan
percobaannya oleh Lionel dan Weiner dengan menggunakan darah kera
Macacus rhesus dan darah kelinci. Orang yang darahnya dapat
digumpalkan oleh aglutinin dari kelinci dikelompokkan sebagai golongan
Rhesus positif (Rh+), sedangkan yang darahnya tidak dapat digumpalkan
oleh aglutinin kelinci tadi dikelompokkan ke dalam Rhesus negatif (Rh–).
Secara singkat dapat diterangkan:
a. Golongan darah Rh+, dalam eritrositnya mengandung antigen
Rhesus, pada plasmanya tidak dibentuk antibodi terhadap antigen
Rhesus.
b. Golongan darah Rh– , dalam eritrositnya tidak ada antigen Rhesus,
pada plasmanya dapat dibentuk antibodi terhadap antigen Rhesus.
Seperti kita tahu bagian darah itun sendiri terdiri atas
plasma darah yaitu cairan yang berwarna kekuning-kuningan, tersusun
atas air, dan bahan terlarut yaitu protein, lemak, asam lemak, asam amino,
glukosa, hormon, enzim, antibodi, garam mineral. Sel darah yang terdiri
atas Sel darah merah (Eritrosit) dan Sel darah putih(Leukosit). Serta
kepik darah atau trombosit.
8. Penutup
1. Kesimpulan
 Induvidu yang golongan darahnya A, didalam sel darah
merahnya memiliki antigen A dan aglutinin B pada plasmanya.
Individu yang bergolongan darah B. Di dalam sel darah
merahnya
memiliki
antigen
B
dan
pada
plasmanya
mengandung aglutinin A. Individu yang bergolongan darah
AB, sel darah merahnya memiliki antigen A dan B, tetapi
dalam plasma darahnya tidak memiliki aglutinin α dan
Aglutinin β. Individu bergolongan darah O, sel darah merahnya
tidak memiliki antigen A dan B, hanya dalam plasma darahnya
memiliki aglutinin α dan aglutinin β.
 Sistem penggolongan darah dapat didasarkan pada sistem
ABO,MN dan Rhesus(Rh). Dalam sistem Rhesus diketahui
bahwa Golongan darah Rh+, dalam eritrositnya mengandung
antigen Rhesus, pada plasmanya tidak dibentuk antibodi
terhadap antigen Rhesus. Golongan darah Rh– , dalam
eritrositnya tidak ada antigen Rhesus, pada plasmanya dapat
dibentuk antibodi terhadap antigen Rhesus.
 Tranfusi darah dapat dilakukan pada darah yang sama – sama
memiliki aglutinin anti yang menggumpalkannya. Golongan
darah A dapat menerima donor dari golongan darah A dan
O.Golongan darah B hanya dapat menerima donor dari
golongan darah B dan golongan darah O. Sementara golongan
darah AB dapat menerima donor dari semua golongan darah.
Sebaliknya, golongan darah O hanya bisa menerima donor dari
yang sama – sama O.
2. Saran
Mahasiswa sebaiknya tidak merasa takut ketika akan di tusuk
menggunakan lanset, selain itu mahasiswa juga harus member alcohol
pada bagian yang telah ditusuk agar tidak infeksi. Dan untuk asisten
diharapkan benar-benar mengganti jarum pada lanset yang telah
digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.
Hikmat.2013.http://www.hikmat.web.id/macam-macam-golongan-darah/
(diakses tanggal 2 April 2014)
Kimball, Jhon W. 1990. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Kimball, J. W. 1994. Biologi Jilid 2. Bogor : Erlangga.
Mustahib.Penentuan Golongan Darah pada Manusia
(http://biologi.blogsome.com/2012/08/penentuan-golongan-darah-padamanusia) [diakses tanggal 2 April 2014]
Nomi, Toshitaka. 2009. Membaca Karaktek Melalui Golongan Darah. Gramedia:
Jakarta.
Susilowarno, Gunawan. 2007. Biologi Umum. Jakarta: PT Grasindo.
Waluyo, Joko. 2006. Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember.
Winotasara,dkk.1993.Biololgi umum. Jakarta:depdikbud
LAMPIRAN
Golongan Darah A( Wulan )
Golongan Darah AB ( Via )
Golongan Darah B ( Siska )
Golongan Darah O ( Aiyunin)
Sifat berdasarkan golongan darah
Mbah Mijan June 9, 2013 Artikel Seputar Supranatural
KARAKTER SESEORANG ATAU SIFAT BERDASARKAN GOLONGAN
DARAH NYA
Sifat,kebiasaan yang di miliki manusia dari berbagai faktor semisal dari Gen /
Keturunan,dari Kebiasaan,Zodiak,dari Hari Kelahiran,Tanggal Lahir,Garis
Tangan,Nama Lengkap serta daerah asal / tanah kelahiran juga bisa memunculkan
karakter yang berbeda dan sebagainya,banyak sekali tafsiran tentang karakter
manusia yang kesemuanya di ambil dari pengalaman,pengamatan dan
survei.Pembaca yang budiman,yang akan kita bahas kali ini adalah sifat
berdasarkan GOLONGAN DARAH NYA
Golongan darah yang kita ketahui terbagi menjadi empat jenis yaitu A,B,AB dan
O.Menurut tafsiran,ternyata golongan darah memiliki karakter yang khas dan
berbeda – beda sesuai dengan jenis golongan darah yang di milikinya.Timbulnya
kajian bahwa golongan darah memiliki karakter unik berdasar dari pengalaman
dan pengamatan dari golongan darah satu ke yang lainnya.Seperti yang kita
ketahui,dari empat jenis golongan darah ada satu yang sangat sulit di
temukan,yaitu orang yang bergolongan darah AB.Kebanyakan orang memiliki
golongan darah O.Untuk lebih mendalami teori karakter diatas mari kita simak
penjelasan tentang sifat berdasarkan golongan darah di bawah ini.
Makna yang terkandung dari masing – masing golongan darah antara lain :
GOLONGAN DARAH A
Orang yang memiliki golongan darah A berkarakter pendiam tetapi tempramental
(emosional tinggi),tegas,bisa dipercaya tetapi keras kepala,teliti sebelum membeli
tetapi terlalu lamban dalam menentukan sikap,gemar menyendiri karena sering
gugup atau grogi di depan orang banyak
GOLONGAN DARAH B
Orang yang memiliki golongan darah B berkarakter cerdas tetapi senang menunda
pekerjaan,pintar menyembunyikan rahasianya tetapi pandai berbohong,memiliki
rasa penasaran yang tinggi tetapi tidak terlalu menyukai pergaulan dengan banyak
orang,tidak mudah percaya dengan orang lain tetapi lemah dengan masalah
percintaan
GOLONGAN DARAH AB
Orang yang memiliki golongan darah AB berkarakter pintar bergaul tetapi
memiliki kepribadian ganda,mudah trenyuh,perasa,sensitif dan emosional tinggi
teteapi pintar menangkap peluang,memiliki banyak keahlian atau kebisaan tetapi
lebih memilih bekerja dengan orang lain ( percaya dirinya tidak tinggi )
GOLONGAN DARAH O
Orang yang memiliki golongan darah O berkarakter pemimpin,suka menjadi pusat
perhatian,senang di puji,banyak kawan,pintar berbicara padahal tidak terlalu
cerdas,suka mengatur tetapi tidak royal (tidak perhitungan),mudah mempengaruhi
orang lain tetapi mudah juga di pengaruhi orang lain.Demikian tema kita pada
kesempatan ini,semoga bermanfaat dan menambah pengalaman anda.Trimakasih
kepada seluruh pembaca setia artikel – artikel bermanfaat di website resmi Mbah
Mijan
http://www.mbahmijan.com/sifat-berdasarkan-golongan-darah/
Download