Laporan Praktikum Biologi Dasar “Golongan Darah Pada Manusia” Oleh: Putri Dwi Suryanti 130210101036 Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember 2013 1. JUDUL : 2. TUJUAN : Golongan Darah Pada Manusia Mahasiswa mampu menjelaskan penggolongan darah pada manusia 3. DASAR TEORI: Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi ataupun manusia yang berfungsi sebagai alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh, pertahanan tubuh dari serangan kuman, dan lain sebagainya. Beda halnya dengan tumbuhan, manusia dan hewan level tinggi punya sistem transportasi dengan darah.Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% sel-sel darah (darah padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar sepertigabelas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter (Mustahib, 2012). Darah mempunyai fungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, mengangkut karbondioksioda dari jaringan tubuh ke paru-paru, mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa makanan dari seluruh jaringan tubuh ke alat-alat ekskresi, mengangkut hormon dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu, mengangkut air untuk diedarkan ke seluruh tubuh, menjaga stabilitas suhu tubuh dengan memindahkan panas yang dihasilkan oleh alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif, menjaga tubuh dari infeksi kuman dengan membentuk antibodi (Winotasara,1993). Bagian plasma darah yang mempunyai fungsi penting adalah serum. Serum merupakan plasma darah yang dikeluarkan atau dipisahkan fibrinogennya dengan cara memutar darah dalam sentrifuge. Serum tampak sangat jernih dan mengandung zat antibodi. Antibodi ini berfungsi untuk membinasakan protein asing yang masuk ke dalam tubuh. Protein asing yang masuk ke dalam tubuh disebut antigen. Berdasarkan cara kerjanya, antibodi dalam plasma darah dapat dibedakan sebagai berikut. 1) Aglutinin : menggumpalkan antigen. 2) Presipitin : mengendapkan antigen. 3) Antitoksin : menetralkan racun. 4) Lisin : menguraikan antigen. Antigen yang terdapat dalam sel darah dikenal dengan nama aglutinogen, sedangkan antibodi terdapat di dalam plasma darah dinamakan aglutinin. Aglutinogen membuat sel-sel darah peka terhadap aglutinasi (penggumpalan). Adanya aglutinogen dan aglutinin di dalam darah ini pertama kali ditemukan oleh Karl Landsteiner (1868–1943) dan Donath. Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam sistem ABO. Pada tahun 1900 dan 1901 Landstainer menemukan bahwa penggumpalan darah (Aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Pada orang lain lagi, campuran tersebut tidak mengakibatkan penggumpalan darah. Berdasarkan hal tersebut Landstainer membagi golongan darah manusia menjadi 4 golongan, yaitu: A, B, AB, dan O. Dalam hal ini di dalam eritrosit terdapat antigen dan aglutinogen, sedangkan dalam serumnya terkandung zat anti yang disebut sebagai antibodi atau aglutinin. Dikenal 2 macam antigen yaitu α dan β, sedangkan zat antinya dibedakan sebagai anti A dan anti B. Antigen dan antibodi yang dikandung oleh darah seseorang dengan golongan darah tertentu adalah sebagai berikut, Golongan Antigen Zat anti A Α B B Β A AB - A+B O A+B - Bila antigen α bertemu dengan anti A dalam darah seseorang maka akan terjadi penggumpalan darah dan dapat menyebabkan kematian. Berdasarkan hal ini golongan darah penting sekali untuk diperhatikan, terutama dalam transfusi darah. Untuk menghindari jangan sampai terjadi penggumpalan, maka sebelum dilakukan transfusi darah, baik darah si pemberi (donor) maupun si penerima (resipien) harus diperiksa atau diketahui terlebih dahulu golongan darahnya (Kimball, 1990). Di dalam sumsum tulang terdapat banyak sel pluripoten hemopoietik stem yang dapat membentuk berbagai jenis sel darah. Sel-sel ini akan terus-menerus direproduksikan selama hidup manusia, walaupun jumlahnya akan semakin berkurang sesuai dengan bertambahnya usia. Sesungguhnya masih ada stem sel yang lain yang bersifat unipoten yang hanya mampu membentuk satu jenis sel misalnya sel darah merah atau sel-sel darah putih. Tetapi, sel-sel stem unipoten ini ciri-cirinya tidak mudah dikenali dari bentuknya (Guyton, 1995 : 53-54). Macam-macam darah dalam tubuh manusia : Eritrosit (sel darah merah) a. Bentuknya cakram bikonkaf (bulat pipih dan cekung di tengahnya) b. Tidak berinti c. Setiap 1mm3 darah, mengandung 4 juta – 6 juta eritosit. d. Berwarna merah karena mengandung haemoglobin (Hb) yang berfungsi mengikat oksigen. Leukosit (sel darah putih) a. Memiliki bentuk tidak tetap dandapat bergerak bebas b. Selnya tidak mempunyai pigmen, tetapi berinti. c. Setiap 1mm3 darah, mengandung 6.000 – 9.000 leukosit. d. Berfungsi melawan kuman yang masuk ke dalam tubuh dengan cara fagositosis dan membentuk antibodi. Trombosit (keping darah) a. Sel-selnya kecil, bentuk tak beraturan dan mudah pecah b. Tiap 1 mm3 darah mengandung, 200.000 - 300.000 trombosit. c. Berfungsi dalam proses pembekuan darah. Trombosit berumur kurang lebih 2-3 hari (Nomi,2009:67). Sistem penggolongan darah pada manusia ada 3 macam yaitu MN, sistem ABO dan sistem rhesus (Rh). Ketiga golongan darah tersebut didasarkan atas adanya antigen (aglutinogen) tertentu dalam sel darah merahnya dan suatu zat anti yang dikenal sebagai aglutinin. Hanya saja paling penting dari dua jenis penggolongan darah ada dua jenis yaitu penggolongan ABO dan rhesus (Kimball, 1994: 515). a. Sistem A – B – O Pada tahun 1901, Dr. Karl Landsteiner dan Donath menemukan penyebab plasma darah seseorang mampu menggumpalkan eritrosit orang lain. Landsteiner menemukan senyawa dalam eritrosit dan memberi nama aglutinogen A dan B. Eritrosit seseorang ada yang mengandung aglutinogen A, ada yang mengandung aglutinogen B, atau mengandung keduanya, bahkan ada yang tidak memiliki kedua aglutinogen tersebut. Kekeliruan pada tranfusi darah menimbulkan akibat fatal karena di dalam plasmadarah resipien yaitu orang yang menerima transfusi darah, terbentuk aglutinin. Aglutinin adalah zat antibodi yang akan menggumpalkan antimorgen donor (pemberi), dan pada akhirnya gumpalan itu akan menyumbat pembuluh darah yang berakibat fatal. Atas dasar ini, Landsteiner membagi darah manusia menjadi empat golongan, yaitu: 1) Golongan A memiliki aglutinogen A dan aglutinin β. 2) Golongan B memiliki aglutinogen B dan aglutinin α. 3) Golongan AB memiliki aglutinogen AB, tidak memiliki agglutininα dan β. 4) Golongan O tidak memiliki aglutinogen, memiliki aglutinin α dan β(http://www.hikmat.web.id). b. Sistem MN Sistem golongan darah MN. Pada tahun 1972, K. Landsteiner dan P. Levine telah menemukan golongan darah MN karena pada sel darah merah (eritrosit) manusia ditemukan atigen M dan antigen N. Sistem golongan darah ini terdiri dari 3 jenis yaitu: a. Golongan M, mengandung antigen M b. Golongan N, mengandung antigen N c. Golongan MN, mengandung antigen M dan antigen N (Waluyo, 2006: 180). c. Sistem Rhesus Sistem penggolongan darah yang lain adalah berdasarkan faktor Rhesus. Sistem rhesus ditemukan oleh Lionel dan Weiner pada tahun 1940 dengan menyuntikkan darah kera Macacus rhesus ke tubuh kelinci, ternyata darah kera tersebut digumpalkan oleh aglutinin yang dihasilkan plasma darah kelinci. Aglutinin yang berasal dari kelinci itu juga menggumpalkan darah manusia walaupun tidak pada semua orang. Orang yang darahnya dapat digumpalkan oleh aglutinin dari kelinci dikelompokkan sebagai golongan Rhesus positif (Rh+), sedangkan yang darahnya tidak dapat digumpalkan oleh aglutinin kelinci tadi dikelompokkan ke dalam Rhesus negatif (Rh–). Secara singkat dapat diterangkan: Golongan darah Rh+, dalam eritrositnya mengandung antigen Rhesus, pada plasmanya tidak dibentuk antibodi terhadap antigen Rhesus. Golongan darah Rh– , dalam eritrositnya tidak ada antigen Rhesus, pada plasmanya dapat dibentuk antibodi terhadap antigen Rhesus. Golongan darah Rhesus negatif banyak dimiliki oleh orang Eropa ± 85% dari jumlah penduduk, sedangkan orang Asia terutama Indonesia golongan Rhesus negatif hanya ± 0,013% (http://www.hikmat.web.id) Di dalam darah manusia ditemukan adanya aglutinogen (antigen) yang terdapat di dalam eritrosit dan aglutinin (antibodi) yang berada dalam plasma darah. Penemuan golongan darah itu bermula dengan terjadinya aglutinasi (penggumpalan darah) ketika eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Akan tetapi pada orang lain, campuran iu tidak menyebabkan penggumpalan darah. Antigen (aglutinogen) yang dibawa oleh eritrosit oran tertentu dapat bereaksi dengan zat antibodi atau aglutinin yang dibawa serum darah. Oleh karena itu dikenal 2 macam antigen yaitu aglutinogen (antigen) A dan aglutinogen (antigen) B sedangkan zat aglutininnya dibedakan menjadi zat aglutinin α dan aglutinin β. Ada orang yang hanya memiliki antigen A atau B saja, tetapi ada yang memiliki antigen A dan B atau tidak memiliki antigen A dan B. Berikut ini adalah klasifikasi penggolongan darah berdasarkan aglutinin dan aglutinogen yang dimiliki. a. Orang memiliki antigen A tidak memiliki anti α melainkan anti β dalam serum plasma, dengan orang tersebut mempunyai golongan darah A demikian bergolongan darah A. b. Orang yang memiliki antigen B tidak memiliki anti dimasukkan orang tetapi memiliki anti α maka orang demikian mempunyai golongan darah c. Orang yang memiliki antigen A dan B tetapi tidak memiliki anti α dan β maka mereka bergolongan darah AB Orang yang tidak memiliki antigen tetapi memiliki anti α dan β maka orang itu digolongkan O (Susilowarno, 2007: 125). 4. Alat dan Bahan 4.1 Alat a. Lanset atau jarum steril b. Jarum pentul c. Spidol d. Gelas obyek e. Kertas putih 4.2 Bahan a. Serum A dan B b. Alkohol 70% c. Kapas d. Darah segar manusia 5. Langkah Kerja Menarik garis tengah lurus pada sisi panjang yang membagi sisi gelas obyek menjadi dua bagian yang sama dengan menggunakan spidol. Mencuci tangan sampai bersih dan mengambil segumpal kapas dengan pinset. Mencelupkan ke dalam alkohol dan menggosokkan pada ujung jari manis Membiarkan alkohol mengering lalu menusukkan bagian ujung jari manis tersebut dengan menggunakan lanset yang telah disterilkan. Menempatkan setetes darah tersebut pada bagian A dan B pada gelas obyek Menutup bekas tusukan dengan kapas yang telah dicelupkan ke dalam alkohol Meneteskan serum anti A pada bagian A pada gelas obyek dan mengaduk sampai rata dengan jarum pentul Meletakkan setetes anti B pada darah di bagian B pada gelas obyek dan mengaduk sampai rata dengan tusuk gigi Membandingkan golongan darah pada kedua bagian A dan B pada gelas obyek 6. Hasil Pengamatan Cairan warna biru Cairan warna kuning : anti A : anti B a) Wulan A Golongan darah asli : A Golongan darah tes : A B b) Siska A B Golongan darah asli : B Golongan darah tes : B c) Anggun A B Golongan darah asli : AB Golongan darah tes : AB d) Aiyunin A Golongan darah asli : O Golongan darah tes : O B e) Rialita A B Golongan darah asli : X Golongan darah tes : B f) Rizky A B Golongan darah asli : X Golongan darah tes : O g) Via A Golongan darah asli : X Golongan darah tes : AB B 7. Pembahasan Dalam praktikum kali ini kita mempelajari tentang golongan darah pada manusia. Praktikum kali ini kita menggunakan darah segar manusia yang diambil dari sukarelawan kelas, sampel yang telah diambil kemudian diuji dengan serum A dan serum B yang telah disiapkan sebelumnya. Dalam pengujian ini digunakan 7 sampel darah dan diperoleh hasil sebagai berikut, Sempel darah milik Wulan yang telah diketahui bergolongan darah A diuji kembali menggunakan serum A dan B, hasilnya ternyata pada darah yang diberi serum A mengalami penggumpalan sementara pada yang diberi serum B tidak(larut). Hal ini diakibatkan karena golongan darah A di dalam sel darah merahnya mengandung aglutinogen A dan pada plasmanya mengandung aglutinin anti B. Sempel darah milik Siska yang telah diketahui bergolongan darah B diuji kembali menggunakan serum A dan B, hasilnya berkebalikan dari darah milik Wulan(golongan darah A). Pada darah yang ditetesi dengan serum A tidak mengalami penggumpalan,sementara pada darah yang diberi serum B menggumpal. Hal ini juga terjadi pada sempel darah milik Realita yang tidak diketahui golongan darahnya sebelum melakukan percobaan ini. Dengan kata lain , darah mereka mempunyai aglutinogen B yang bereaksi dengan serum B, sehingga dapat disimpulkan bahwa mereka bergolongan darah B. Sampel darah milik Anggun yang telah diketahui bergolongan darah AB diuji kembali dengan metode yang sama dengan sebelumnya. Hasilnya menunjukan bahwa baik darah yang ditetesi dengan serum A maupun yang ditetesi dengan serum B semuanya mengalami penggumpalan. Penggumpalan itu terjadi karena darah mempunyai aglutinogen A dan aglutinogen B yang bereaksi dengan antibodi (aglutinin) yang dikenal dengan anti A dan anti B tersebut. Hal tersebut juga terjadi pada darah milik Via yang tidak diketahui golongan darah sebelumnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa golongan darah Via adalah golongan darah AB. Sampel darah milik Aiyunin yang telah diketahui memiliki golongan darah O juga diuji dengan metode yang sama. Dan hasil yang diperoleh yaitu baik yang ditetesi serum A maupun serum B tidak mengalami penggumpalan (larut). Hal itu juga terjadi pada sampel milik Rizky yang tidak diketahui golongan darah sebelumnya. Tidak terjadinya penggumpalan itu disebabkan pada darah probandus pertama tidak mempunyai aglutinogen A dan aglutinogen B. Sehingga dapat dipastikan bahwa mereka bergolongan darah O. Dari data – data percobaan yang telah didapat dari praktikum ini kita dapat mengetahui darah mana saja yang dapat menjadi pendonor atau penerima bila melakukan tranfusi. Golongan darah A tidak bisa menerima golongan darah B karena memiliki aglutinin anti B. Jika dipaksakan melakukan tranfusi akan terjadi aglutinasi (penggumpalan) dan menyumbat pembuluh darah di seluruh sistem sirkulasi. Tapi golongan darah A dapat menerima donor dari golongan darah A dan O karena sama – sama tidak memiliki aglutinin B. Golongan darah B hanya dapat menerima donor dari golongan darah B dan golongan darah O karena dua – duanya tidak memiliki aglutinin A sehingga tidak terjadi penggumpalan. Sementara golongan darah AB dapat menerima donor dari semua golongan darah karena golongan darah AB tidak memiliki aglutinin. Sebaliknya, golongan darah O hanya bisa menerima donor dari yang sama – sama O karena darah O memiliki aglutinin A dan B. Selain penggolongan darah berdasarkan sistem ABO, ada pula sistem penggolongan darah Rhesus. Sistem penggolongan darah ini ditentukan oleh faktor Rhesus. Yaitu antigen Rhesus yang telah dilakukan percobaannya oleh Lionel dan Weiner dengan menggunakan darah kera Macacus rhesus dan darah kelinci. Orang yang darahnya dapat digumpalkan oleh aglutinin dari kelinci dikelompokkan sebagai golongan Rhesus positif (Rh+), sedangkan yang darahnya tidak dapat digumpalkan oleh aglutinin kelinci tadi dikelompokkan ke dalam Rhesus negatif (Rh–). Secara singkat dapat diterangkan: a. Golongan darah Rh+, dalam eritrositnya mengandung antigen Rhesus, pada plasmanya tidak dibentuk antibodi terhadap antigen Rhesus. b. Golongan darah Rh– , dalam eritrositnya tidak ada antigen Rhesus, pada plasmanya dapat dibentuk antibodi terhadap antigen Rhesus. Seperti kita tahu bagian darah itun sendiri terdiri atas plasma darah yaitu cairan yang berwarna kekuning-kuningan, tersusun atas air, dan bahan terlarut yaitu protein, lemak, asam lemak, asam amino, glukosa, hormon, enzim, antibodi, garam mineral. Sel darah yang terdiri atas Sel darah merah (Eritrosit) dan Sel darah putih(Leukosit). Serta kepik darah atau trombosit. 8. Penutup 1. Kesimpulan Induvidu yang golongan darahnya A, didalam sel darah merahnya memiliki antigen A dan aglutinin B pada plasmanya. Individu yang bergolongan darah B. Di dalam sel darah merahnya memiliki antigen B dan pada plasmanya mengandung aglutinin A. Individu yang bergolongan darah AB, sel darah merahnya memiliki antigen A dan B, tetapi dalam plasma darahnya tidak memiliki aglutinin α dan Aglutinin β. Individu bergolongan darah O, sel darah merahnya tidak memiliki antigen A dan B, hanya dalam plasma darahnya memiliki aglutinin α dan aglutinin β. Sistem penggolongan darah dapat didasarkan pada sistem ABO,MN dan Rhesus(Rh). Dalam sistem Rhesus diketahui bahwa Golongan darah Rh+, dalam eritrositnya mengandung antigen Rhesus, pada plasmanya tidak dibentuk antibodi terhadap antigen Rhesus. Golongan darah Rh– , dalam eritrositnya tidak ada antigen Rhesus, pada plasmanya dapat dibentuk antibodi terhadap antigen Rhesus. Tranfusi darah dapat dilakukan pada darah yang sama – sama memiliki aglutinin anti yang menggumpalkannya. Golongan darah A dapat menerima donor dari golongan darah A dan O.Golongan darah B hanya dapat menerima donor dari golongan darah B dan golongan darah O. Sementara golongan darah AB dapat menerima donor dari semua golongan darah. Sebaliknya, golongan darah O hanya bisa menerima donor dari yang sama – sama O. 2. Saran Mahasiswa sebaiknya tidak merasa takut ketika akan di tusuk menggunakan lanset, selain itu mahasiswa juga harus member alcohol pada bagian yang telah ditusuk agar tidak infeksi. Dan untuk asisten diharapkan benar-benar mengganti jarum pada lanset yang telah digunakan. DAFTAR PUSTAKA Guyton, Arthur C. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC. Hikmat.2013.http://www.hikmat.web.id/macam-macam-golongan-darah/ (diakses tanggal 2 April 2014) Kimball, Jhon W. 1990. Biologi. Jakarta: Erlangga. Kimball, J. W. 1994. Biologi Jilid 2. Bogor : Erlangga. Mustahib.Penentuan Golongan Darah pada Manusia (http://biologi.blogsome.com/2012/08/penentuan-golongan-darah-padamanusia) [diakses tanggal 2 April 2014] Nomi, Toshitaka. 2009. Membaca Karaktek Melalui Golongan Darah. Gramedia: Jakarta. Susilowarno, Gunawan. 2007. Biologi Umum. Jakarta: PT Grasindo. Waluyo, Joko. 2006. Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember. Winotasara,dkk.1993.Biololgi umum. Jakarta:depdikbud LAMPIRAN Golongan Darah A( Wulan ) Golongan Darah AB ( Via ) Golongan Darah B ( Siska ) Golongan Darah O ( Aiyunin) Sifat berdasarkan golongan darah Mbah Mijan June 9, 2013 Artikel Seputar Supranatural KARAKTER SESEORANG ATAU SIFAT BERDASARKAN GOLONGAN DARAH NYA Sifat,kebiasaan yang di miliki manusia dari berbagai faktor semisal dari Gen / Keturunan,dari Kebiasaan,Zodiak,dari Hari Kelahiran,Tanggal Lahir,Garis Tangan,Nama Lengkap serta daerah asal / tanah kelahiran juga bisa memunculkan karakter yang berbeda dan sebagainya,banyak sekali tafsiran tentang karakter manusia yang kesemuanya di ambil dari pengalaman,pengamatan dan survei.Pembaca yang budiman,yang akan kita bahas kali ini adalah sifat berdasarkan GOLONGAN DARAH NYA Golongan darah yang kita ketahui terbagi menjadi empat jenis yaitu A,B,AB dan O.Menurut tafsiran,ternyata golongan darah memiliki karakter yang khas dan berbeda – beda sesuai dengan jenis golongan darah yang di milikinya.Timbulnya kajian bahwa golongan darah memiliki karakter unik berdasar dari pengalaman dan pengamatan dari golongan darah satu ke yang lainnya.Seperti yang kita ketahui,dari empat jenis golongan darah ada satu yang sangat sulit di temukan,yaitu orang yang bergolongan darah AB.Kebanyakan orang memiliki golongan darah O.Untuk lebih mendalami teori karakter diatas mari kita simak penjelasan tentang sifat berdasarkan golongan darah di bawah ini. Makna yang terkandung dari masing – masing golongan darah antara lain : GOLONGAN DARAH A Orang yang memiliki golongan darah A berkarakter pendiam tetapi tempramental (emosional tinggi),tegas,bisa dipercaya tetapi keras kepala,teliti sebelum membeli tetapi terlalu lamban dalam menentukan sikap,gemar menyendiri karena sering gugup atau grogi di depan orang banyak GOLONGAN DARAH B Orang yang memiliki golongan darah B berkarakter cerdas tetapi senang menunda pekerjaan,pintar menyembunyikan rahasianya tetapi pandai berbohong,memiliki rasa penasaran yang tinggi tetapi tidak terlalu menyukai pergaulan dengan banyak orang,tidak mudah percaya dengan orang lain tetapi lemah dengan masalah percintaan GOLONGAN DARAH AB Orang yang memiliki golongan darah AB berkarakter pintar bergaul tetapi memiliki kepribadian ganda,mudah trenyuh,perasa,sensitif dan emosional tinggi teteapi pintar menangkap peluang,memiliki banyak keahlian atau kebisaan tetapi lebih memilih bekerja dengan orang lain ( percaya dirinya tidak tinggi ) GOLONGAN DARAH O Orang yang memiliki golongan darah O berkarakter pemimpin,suka menjadi pusat perhatian,senang di puji,banyak kawan,pintar berbicara padahal tidak terlalu cerdas,suka mengatur tetapi tidak royal (tidak perhitungan),mudah mempengaruhi orang lain tetapi mudah juga di pengaruhi orang lain.Demikian tema kita pada kesempatan ini,semoga bermanfaat dan menambah pengalaman anda.Trimakasih kepada seluruh pembaca setia artikel – artikel bermanfaat di website resmi Mbah Mijan http://www.mbahmijan.com/sifat-berdasarkan-golongan-darah/