Efektivitas Program Keluarga Harapan (PKH) dalam Rangka Penanggulangan Kemiskinan (Suatu Studi di Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo). Claudio Usman ABSTRACT: Effectiveness of Program Keluarga Harapan ( PKH ) in term of the Destitution Tackling (Study in Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo) beneath the guidance by Drs. Jantje Mandey M.Si and Drs. Joorie M. Ruru M.Si The large development of the citizen in Indonesia nowadays, can not be balanced with the government ability to manage and to control the people of the society maximally. It causes by a few factors, and with no coordination of each factors become one of them, the less of human resources , and the big amount of the citizen , etc. Furthermore, should not be very surprised if people of Indonesia are still live beneath of line of the destitution. There is many efforts that government did to cope this problem, such as the direct funds given by government to the people of the society, and one of them is Program Keluarga Harapan (PKH). The aim of this research is to analyze the effectiveness Program Keluarga Harapan (PKH) that can obviously resolve the destitution. This research is placed in Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo. The research method that used is quantitative research method with the sample are 90 respondents. The result of the research shown that the respondents opinions in Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo about the effectiveness Program Keluarga Harapan (PKH) averagely in the middle or moderate category, that is 46.7 % of 90 respondents, while in the low category is 23.3 % from respondents, and in the high category just around 19.1 %, whereas for the destitution tackling average being in the middle category is 48.9, while in the low category that is 14.4 % of 13 respondents and the high category around 36.7 %. Key words : Effectiveness, Program Keluarga Harapan, Destitution menjadi 403 kabupaten dan 98 kota. Ada PENDAHULUAN sekitar 300 kelompok yang berbeda etnis A. Latar Belakang Masalah pribumi di Indonesia, dan 742 bahasa dan Indonesia sebagai salah satu dialek yang berbeda (BPS, 2010). negara yang memiliki penduduk terbesar Dengan ke empat di dunia, yang memiliki jumlah populasi penduduk penduduk sekitar 260 juta jiwa. Indonesia sebesar ini membuat Indonesia memiliki saat ini terdiri dari 17.508 pulau, sekitar banyak sekali persoalan-persoalan rumit 6.000 diantaranya dihuni, terbagi menjadi yang 34 provinsi, lima di antaranya memiliki kemacetan, kemiskinan, dan lain-lain. status yang berbeda. Provinsi dibagi Masalah seperti ini sering terjadi di 1 terjadi di masyarakat seperti sebuah negara yang memiliki jumlah amat umum, beberapa diantara mereka penduduk yang besar. menuliskan juga definisi kemiskinan itu. Pemerintah sebagai kekuasaan tertinggi mengatur dan pemegang berhak mengurus Menurut Suparlan (1993) dalam untuk (Mubyarto, 2010), kemiskinan dapat rumah didefinisikan sebagai suatu standar tangganya sendiri. Sebagaimana yang tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya tercantum dalam Undang-Undang Dasar suatu tingkat kekurangan materi pada Republik Indonesia Tahun 1945 yang sejumlah mengamanatkan negara dibandingkan dengan standar kehidupan berkewajiban untuk melindungi segenap umum yang berlaku dalam masyarakat bangsa bersangkutan. Para ahli ilmu sosial bahwa Indonesia kesejahteraan dan sosial memajukan dalam rangka atau sependapat segolongan bahwa orang penyebab utama mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh kemiskinan adalah sistem ekonomi yang rakyat Indonesia. berlaku Undang-Undang yang dibuat oleh pemerintah memang sudah yang masyarakat sangat baik dibutuhkan Indonesia, namun dalam masyarakat yang bersangkutan. Namun, banyak ahli yang dan juga percaya bahwa kemiskinan bukanlah oleh suatu gejala yang terwujud semata-mata pada hanya karena sistem ekonomi. kenyataannya yang terjadi dilapangan Kemiskinan merupakan perwujudan dari saat ini belum sesuai dengan apa yang hasil interaksi yang melibatkan hampir tercantum semua aspek yang dimiliki manusia dalam Undang-Undang. Banyak sekali penduduk Indonesia saat dalam kehidupannya. ini yang masih hidup dalam keadaan Kemiskinan umumnya diukur miskin dan bahkan sangat miskin, yang dengan tingkat pendapatan, dan pada membuat mereka tidak mampu dalam dasarnya memenuhi kebutuhan mereka sehari- kemiskinan harinya. merupakan relatif. Seseorang dikatakan miskin sebuah konsep yang amat relatif sehingga secara absolut, apabila tingkat amat sulit didefinisikan. Itulah sebabnya pendapatannya dibawah garis kebanyakan dari mereka tidak berani kemiskinan, menuliskan definisi kemiskinan itu secara pendapatannya eksplisit. Meskipun demikian, sekalipun memenuhi kebutuhan hidup minimum. Kemiskinan itu dapat dibedakan absolut dan kemiskinan atau tidak dalam sejumlah cukup untuk Kebutuhan hidup minimum ini antara lain 2 diukur dengan kebutuhan pangan, masyarakat guna melindungi dari sandang, kesehatan, perumahan, dan kemungkinan terjadinya risiko sosial dan pendidikan, yang diperlukan untuk bisa untuk hidup masyarakat. dan kemiskinan bekerja. relatif perbandingan Sedangkan adalah antara keadaan meningkatkan secara kelompok Bansos langsung dan/atau kesejahteraan dapat kepada lembaga diberikan masyarakat kemasyarakatan, masyarakat dengan tingkat pendapatan sifatnya tidak terus menerus dan selektif. sudah diatas garis kemiskinan. Sehingga, Bansos difokuskan untuk meningkatkan sebenarnya tidak termasuk miskin, tetapi derajat hidup masyarakat agar terlepas masih lebih miskin dibandingkan dengan dari permasalahan rantai kemiskinan kelompok masyarakat lain. yang berkepanjangan, mendorong dan Menurut data Badan Pusat mempercepat pertumbuhan masyarakat Statistik (BPS, 2010) Nasional, pada miskin menjadi masyarakat produktif, tahun 2007 jumlah penduduk miskin di mandiri Indonesia sebesar 37,7 juta atau 16,58 % memperbaiki dari total penduduk Indonesia yang kebijakan yang sudah ada. tersebar diberbagai provinsi yang ada di Indonesia. Walaupun dan sejahtera, dan Kondisi dengan menyempurnakan sosial ekonomi berganti-ganti masyarakat yang ada di Kota Utara ini sosok pemimpin di Indonesia, tidak kebanyakan masih hidup dibawah garis banyak hal berarti yang dapat mereka kemiskinan. Ini disebabkan oleh banyak lakukan masalah hal yaitu karena kualitas SDM yang kemiskinan yang terjadi saat ini. Salah masih sangat rendah, banyaknya anak satu cara pemerintah untuk mengatasi usia sekolah yang sudah tidak lagi kemiskinan adalah dengan memberikan bersekolah/putus bantuan kepada masyarakat yang kurang kesadaran mampu/miskin, yang disebut sebagai menyekolahkan Bansos. Bansos ini dalam bentuk bantuan mereka cenderung memiliki anak lebih tunai maupun bantuan material, seperti dari dua sehingga begitu banyak beban dana BOS, Jamkesmas, PNPM-Mandiri, yang harus mereka tanggung, belum lagi Raskin, Program Keluarga Harapan, dan lapangan kerja yang terbatas, serta upah lain-lain. minimum pekerja yang masih rendah. dalam mengatasi sekolah, orang kurangnya tua untuk anak-anak mereka, Bansos adalah merupakan transfer Rata-rata sebagian besar masyarakat uang atau barang yang diberikan kepada bekerja sebagai petani, pembawa bentor, 3 dan penjual kecil-kecilan, sehingga B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional penghasilan mereka kebanyakan tidak cukup untuk memenuhi Variabel kebutuhan yang terlibat hutang independent untuk (variabel terikat) yang disimbolkan dengan (Y) mahal sehingga kebanyakan dari mereka yakni tidak mampu untuk menjangkaunya. variabel Dalam rangka penelitian ini, maka obatan tradisional dan ke puskesmas yang kedua fasilitasnya masih kurang lengkap dan variabel penelitian tersebut didefinisikan secara operasional, sebagai kurang memadai. Belum lagi cara hidup berikut : masyarakat yang kurang mementingkan hidup bersih, sehingga mudah sekali terserang penyakit-penyakit. 1. Efektivitas Program Harapan didefinisikan pengukuran METODOLOGI PENELITIAN terhadap keberhasilan A. Metode Penelitian Keluarga sebagai sejauhmana pelaksanaan PKH dalam memberikan kontribusi untuk Sesuai dengan tujuan penelitian pada membantu bab Indikator- sebagai berikut : yang digunakan dalam penelitian ini a. Tepat adalah metode penelitian asosiatif yakni sasaran, PKH hanya diberikan kepada rumah tangga penelitian yang mencari hubungan antara sangat satu variabel dengan variabel lain. ini RTSM. indikator variabel ini dapat diukur pendahuluan, maka metode penelitian penelitian penanggulangan kemiskinan. Masyarakat cenderung lari ke obat- Dalam yang dan satu variabel dependent (variabel berobat ke rumah sakit yang terbilang dikemukakan bebas) Efektivitas Program Keluarga Harapan Ditambah lagi dengan akses untuk telah dalam disimbolkan dengan (X), yakni variabel mencukupi kebutuhan hidupnya. yang diteliti penelitian ini terdiri dari satu variabel sehari-hari. Pada akhirnya banyak dari mereka yang datanya penulis miskin (RTSM) bersumber yang dari desa/kelurahan tersebut. menggunakan penelitian yang bersifat b. Cara kerja yang baik dan benar, kuantitatif yaitu memberikan keterangan proses administrasi yang benar dengan angka-angka statistik terhadap dan dapat dipercaya. faktor efektivitas dalam menanggulangi kemiskinan di Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo. 4 c. Produktif dalam pelayanan, maupun swasta merupakan salah pemberian materi maupun jasa satu faktor agar tidak terjadinya yang tepat dan baik. pengangguran. d. Prestasi kerja, penilaian yang baik d. Bansos, memperluas bantuan bagi dari masyarakat atas kinerja dari calon penerima yang benar-benar aparat pemerintah. berhak e. Pemanfaatan tenaga, biaya dan peralatan dengan mestinya, penyelewengan, C. Populasi dan Sampel ada dan Populasi sesuai memberantas karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk kemiskinan oleh yang di ukur dari (Sugiyono, beberapa untuk dianalisis ditarik 1998). dan kesimpulannya Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di indikator-indikator variabel sebagai Kecamatan Kota Utara, terbagi dalam 6 berikut : a. Pendapatan, Pemerintah mengatur minimum batas bagi Kelurahan harus setiap akses Wongkaditi 146 KK, dan Wongkaditi Barat sebanyak 26 KK. terhadap Sampel populasi. air bersih dan sanitasi, serta dari Adapun dalam pengambilan di tiga Kelurahan yaitu Kelurahan Dembe mengurangi biaya yang harus II, Dembe Jaya, dan Wongkaditi Barat. kelompok Jumlah sampel yang diambil adalah masyarakat miskin. sebanyak 90 KK. c. Pekerjaan, Penyediaan lapangan dari sebagian sampel, penulis membatasi sampel hanya pangan dan gizi akan membantu baik adalah populasi yang dapat mewakili seluruh pelayanan pendidikan, kesehatan, oleh Dulomo KK, Dembe Jaya sebanyak 35 KK, pelayanan dasar, Akses terhadap dikeluarkan Kelurahan sebanyak 48 KK, Dembe II sebanyak 29 warga kebutuhan mereka sehari-hari. b. Meningkatkan yaitu Utara sebanyak 44 KK, Dulomo Selatan pendapatan negara agar dapat mencukupi kerja peneliti kemudian terjadi di masyarakat. Dalam hal ini dapat wilayah subjek yang mempunyai jumlah dan 2. Penanggulangan Kemiskinan sebagai pemerintah yaitu generalisasi yang terdiri atas objek dan dengan ketentuan yang berlaku. langkah sesuai dengan peraturan yang berlaku. sebagaimana tidak menerimanya pemerintah 5 D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data Instrumen penelitian/alat yang digunakan untuk memperoleh data primer 2. dalam penelitian ini adalah seperangkat kuesioner (daftar pertanyaan) yang disusun dalam bentuk angket isian dan untuk akuratnya data yang diperoleh maka dibantu dengan teknik interview quide atau wawancara langsung dengan responden. Sedangkan untuk memperoleh data sekunder sebagai pendukung dalam penelitian ini, maka digunakan teknik penelitian dokumentasi yaitu melakukan penelaan terhadap data yang telah ada di kantor Dinas Sosial dan kantor kecamatan. E. Teknik Analisa Data Penelitian teknik analisis ini data menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan rumusrumus statistik deskriptif dan statistik inferensial, yaitu sebagai berikut : 1. Analisis statistik deskriptif yang digunakan ialah analisis tabel frekuensi dan persentase. Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang variabel efektivitas program keluarga harapan dan variabel penanggulangan kemiskinan. Rumus persentase adalah sebagai berikut : 𝑓𝑖 𝜌= 𝑥 100 % 𝑛 Di mana : p = nilai persentase yang dicari; f = frekuensi, yaitu banyaknya data pada setiap kategori; n = total data sampel. Analisis statistik inferensial yang digunakan ialah analisis regresi linier sederhana dan korelasi sederhana : a. Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui pola hubungan dampak dari variabel efektivitas program keluarga harapan (variabel X) terhadap variabel penanggulangan kemiskinan (variabel Y). Pola hubungan pengaruh dinyatakan dengan persamaan regresi linier sebagai berikut : Ŷ = a + bX..... (Sudjana, 1988) Di mana : a = nilai konstan variabel terikat (Y) apabila variabel (X) tidak berubah/ tetap. Koefisien (a) dihitung dengan rumus : ∑Y ∑X 2 − (∑X)(∑XY) 𝑎= n ∑X 2 − (∑X)² b = Koefisien arah regresi variabel Y atas variabel X, yaitu besar perubahan pada nilai variabel Y yang disebabkan atau diakibatkan oleh perubahan pada variabel X. Koefisien (b) dihitung dengan rumus : 𝑏= 6 n ∑XY − (∑X)(∑Y) n ∑X 2 − (∑X)² Untuk mengetahui tingkat linieritas regresi dan keberartian regresi diuji dengan statistik-F (Sudjana, 1988). b. Analisis korelasi sederhana digunakan untuk mengetahui derajat korelasi dan besar pengaruh determinasi dari variabel efektivitas program keluarga harapan (X) terhadap variabel penanggulangan kemiskinan (Y). Analisis korelasi yang digunakan ialah analisis korelasi product moment atau korelasi r- pearson, dengan rumus sebagai berikut : 𝑟= alternatif pilihan (opsi) jawaban untuk dipilih responden, dengan diberi nilai skor : 5 untuk opsi (a), 4 untuk opsi (b), 3 untuk opsi (c), 2 untuk opsi (d), dan 1 untuk opsi (e). Atas dasar nilai skor tersebut kemudian dilakukan tabulasi data dan dimasukkan dalam tabel raw score sebagaimana dapat dilihat pada lampiran skripsi ini. Untuk keperluan penyusunan distribusi frekuensi, maka data variabel ini dikelompokkan menjadi tiga kelas n ∑XY − (∑X)(∑Y) interval dan tiga kategori, yaitu kategori {n ∑X 2 − (∑X)²}{n∑Y 2 − (∑Y)²} c. Untuk mengetahui derajad determinasi (daya penentu) atau besarnya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat (variabel tak bebas), diperoleh dengan cara mengkwadratkan harga/nilai koefisien korelasi, yaitu (r²). d. Untuk uji signifikasi hubungan antara variabel, maka nilai rhitung langsung dikonsultasikan dengan nilai r-tabel pada taraf uji 5 % dengan dk = n - 2. “rendah”, “sedang”, dan “tinggi”, dengan mengikuti prosedur pengkategorian (Sudjana, 1983). Berdasarkan hasil penelitian terhadap 90 responden (lihat lampiran), diperoleh gambaran tentang distribusi frekuensi untuk variabel Efefktivitas Program Keluarga Harapan (X) memperlihatkan kecenderungan bahwa pendapat responden Kota masyarakat Utara di HASIL DAN PEMBAHASAN Kecamatan tentang A. Hasil Penelitian Efektivitas Program Keluarga Harapan indikator-indikator (X) rata-rata masih berada pada kategori variabel Efektivitas Program Keluarga “Sedang” atau moderat, yakni sebesar Harapan (X), selanjutnya 46.7 % dari 90 responden yang ada, Berdasarkan dijabarkan kedalam daftar pertanyaan (kuesioner) sementara sebanyak dan penilaiannya sebanyak sebesar 23.3 %, didistribusikan kepada 90 responden dan yang terkategori “tinggi” hanya masyarakat di Kecamatan Kota Utara. sekitar 30 %. Hasil ini menunjukkan Setiap butir pertanyaan disediakan 5 bahwa Efektivitas Program Keluarga 15 butir pertanyaan 7 yang terkategori rendah Harapan di Kecamatan Kota Utara dalam selanjutnya dijabarkan kedalam daftar memberikan kontribusi untuk membantu pertanyaan sebanyak 15 (sepuluh) butir RTSM belum secara optimal terpenuhi. pertanyaan, 1. Penanggulangan Kemiskinan Penanggulangan sebagai langkah kepada Kemiskinan 90 didistribusikan responden masyarakat Kecamatan Kota Utara untuk diisi. Daftar untuk pertanyaan didesain berdasarkan skala memberantas kemiskinan yang terjadi di Likert dan disiapkan 5 (lima) alternatif masyarakat. Dalam hal ini dapat di ukur pilihan (opsi) jawaban untuk dipilih dari beberapa indikator-indikator variabel responden sebagai berikut : pengetahuan dan pengalaman mereka a. Pendapatan, pemerintah kemudian Pemerintah harus berdasarkan fakta, tentang variabel yang ditanyakan. mengatur batas pendapatan minimum Ketentuan untuk memberi skor bagi setiap warga negara agar dapat data dari hasil pengumpulan data melalui mencukupi kebutuhan mereka sehari- daftar hari. ketentuan skala Likert desain 5 (lima) b. Meningkatkan akses pertanyaan adalah mengikuti terhadap opsi, yaitu : skor 5 untuk opsi (a), skor 4 pelayanan dasar, Akses terhadap untuk opsi (b), skor 3 untuk opsi (c), skor pelayanan pendidikan, kesehatan, air 2 untuk opsi (d), dan skor 1 untuk opsi bersih dan sanitasi, serta pangan dan (e). gizi akan membantu mengurangi Berdasarkan hasil penelitian biaya yang harus dikeluarkan oleh terhadap 90 responden (lihat lampiran), kelompok masyarakat miskin. diperoleh gambaran tentang distribusi c. Pekerjaan, Penyediaan lapangan frekuensi untuk variabel Penanggulangan kerja baik dari pemerintah maupun Kemiskinan swasta merupakan salah satu faktor kecenderungan agar tidak terjadinya pengangguran. responden masyarakat di Kecamatan d. Bansos, memperluas bantuan bagi Kota Utara (Y) memperlihatkan bahwa tentang pendapat Penanggulangan calon penerima yang benar-benar Kemiskinan (Y) rata-rata masih berada berhak menerimanya sesuai dengan pada kategori “sedang” yakni sebesar peraturan yang berlaku. 48.9 % dari 90 responden masyarakat, Mengacu indikator kemiskinan variabel (Y), pada indikator- sementara penanggulangan maka yang terkategori rendah penilaiannya sebanyak sebesar 14.4 %, dan yang terkategori “tinggi” sekitar 36.7 langkah 8 %. Hasil ini penanggulangan menunjukkan kemiskinan Mengingat hasil uji signifikasi di hubungan (korelasi) antara Variabel Kecamatan Kota Utara belum secara Efektivitas Program Keluarga Harapan optimal dicapai, namun telah memadai. (X) dan Penanggulangan Kemiskinan (Y) B. Hasil Analisis Statistik dapat diterima, maka akan dilanjutkan 1. dengan analisis regresi sederhana pada Korelasi Product Moment product Teknik analisis moment digunakan bagian berikut. korelasi 2. untuk Regresi Sederhana Teknik analisis ini digunakan menguji kuatnya keterkaitan atau derajat korelasi antara Variabel Program Keluarga Penanggulangan untuk menguji pola hubungan fungsional Efektivitas Harapan antara variabel X terhadap variabel Y. dengan kemiskinan Hasil di analisis statistik diperoleh Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo. persamaan regresi Ŷ = 28,342 + 0,604 X. Berdasarkan dengan Setelah dilakukan uji signifikasi model menggunakan program SPSS versi 20 for regresi dengan menggunakan statistik F windows diperoleh koefisien korelasi (ryx) (uji anova) dan uji signifikasi koefisien sebesar kontigensi regresi dengan menggunakan hasil 0,608 analisis dengan koefisien statistik-t, diperoleh hasil sebagai berikut: determinasi (ryx)² sebesar 0,362. Hasil uji signifikasi a. dengan keragaman, menerapkan uji-t, diperoleh thitung = 51,598. 7,183, ternyata berada jauh diluar daerah 1,987. harga Ftabel sebesar 1,427. Ini berarti bahwa Fhitung jauh lebih besar dari (hipotesis alternatif) yang menyatakan Ftabel (51,598 ˃ 1,427). Dengan bahwa “Efektivitas Program Keluarga berpengaruh penanggulangan positif kemiskinan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam antara Variabel Efektivitas Program di Keluarga Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo” dapat diterima dengan dikonsultasikan dan dk penyebut 88, diperoleh Dengan demikian Ho ditolak dan menerima Ha Harapan Setelah Fhitung = % (ɑ : 0,05) dengan dk pembilang 1 ttabel pada taraf uji 0,05 % dengan dk = 88 sebesar diperoleh dengan harga Ftabel pada taraf uji 5 penerimaan hipotesis nol (Ho), dimana diperoleh Uji model regresi atau uji denganVariabel sangat Harapan (X) Penanggulangan Kemiskinan (Y) mempunyai pola meyakinkan. 9 hubungan fungsional yang bersifat berarti positif dan berpola linier efektivitas PKH maka akan semakin Distribusi data pengamatan pada b. variabel Y tinggi semakin pula tinggi tingkat penanggulangan Gambar 5.1, kemiskinan. Taraf kesalahan dipilih cenderung mengikuti atau berada 5% (taraf kepercayaan 95%) dan N = disekitar garis regresi atau Y 90, maka 𝑅𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,207. Ternyata prediksi dengan persamaan Ŷ = harga 𝑅𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari harga 28,342 + 0,604 X. 𝑅𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , sehingga 𝐻𝑜 ditolak dan Uji signifikasi koefisien regresi, 𝐻𝑎 diterima. Jadi, kesimpulannya ada thitung sebesar 6,354, hubungan positif dan nilai koefisien sementara ttabel pada taraf uji 5 % (ɑ korelasi antara efektivitas PKH dan : 0,05) dengan dk = n - 2 (90 -2 = penanggulangan kemiskinan sebesar 88), diperoleh sebesar 1,987. Ini 0,608. Kemudian dilanjutkan dengan berarti X menguji 𝑇𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 , yang hasilnya terhadap adalah 7,183. Harga 𝑇𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 tersebut diperoleh bahwa variabel berpengaruh signifikan selanjutnya variabel Y. dengan harga 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Untuk kesalahan 5 % C. Pembahasan Faktor dibandingkan Efektivitas uji dua pihak dan dk = n – 2 = 88, Program Keluarga Harapan ternyata berpengaruh maka diperoleh 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 secara nyata atau signifikan terhadap Ternyata harga 𝑇𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 7,183 lebih penanggulangan kemiskinan, khususnya besar dari 𝑇𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , sehingga 𝐻𝑜 pada Kota ditolak. Hal ini berarti terdapat Gorontalo. Hal ini tergambar, baik dari hubungan yang positif dan nilai hasil persamaan regresi parsial (regresi koefisien korelasi antara efektivitas sederhana) Ŷ = 28,342 + 0,604 X, PKH maupun harga koefisien korelasi melalui kemiskinan sebesar 0,608. analisis korelasi product moment. Hasil- Selanjutnya dalam analisis korelasi hasil ini dapat diinterpretasikan sebagai terdapat suatu angka yang disebut berikut : dengan Koefisien Determinasi, yang Kecamatan Kota Utara 1. Jadi ada korelasi positif sebesar besarnya dan adalah = 1,987. penanggulangan kuadrad dari 0,608 antara Efektivitas program koefisien korelasi (r²). Koefisien ini keluarga disebut koefisien penentu, karena harapan dan penanggulangan kemiskinan. Hal ini 10 varians yang terjadi pada variabel oleh variasi perubahan pada faktor independen. maka efektivitas PKH itu sendiri sebesar ± koefisien determinasinya = r² = 60,8 %, dan sisanya sebesar ± 39,2 0,608² = 0,37. Hal ini berarti varians % turut ditentukan atau dipengaruhi yang oleh faktor lain. r = terjadi 0,608, pada penanggulangan variabel kemiskinan Beranjak dari hasil-hasil penelitian 37% dapat dijelaskan melalui varians tersebut yang terjadi pada variabel efektivitas dikatakan bahwa faktor efektivitas PKH, PKH punya arti penting dalam hal atau penanggulangan diatas, maka dapat kemiskinan 37% ditentukan oleh pencapaian besarnya efektivitas PKH, dan 63% kemiskinan. oleh faktor lain, misalnya karena setidaknya sesuai dengan teori-teori faktor KKN, penyalahgunaan dana yang telah dikonsepsikan pada bab oleh masyarakat, dan tidak adanya kerangka teori. pengawasan dari sehingga pemerintah, penanggulangan Mengacu menarik efektivitas sebagai berikut : diperoleh dengan kemiskinan sebesar Selanjutnya, beberapa kesimpulan, yaitu 1. Bahwa apabila program keluarga 60,8%. nilai hasil-hasil bab sebelumnya, maka penulis dapat hubungan (derajat korelasi) antara penanggulangan pada penelitian yang telah diuraikan pada bab- keeratan PKH ini A. Kesimpulan 2. Nilai koefisien korelasi (r) sebesar menunjukkan Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN kemiskinan itu tidak dapat diduga. 0,608 penanggulangan harapan koefisien dapat berjalan dengan efektif maka dapat sangat membantu determinasi sebesar 0,37 bermakna dalam menanggulangi bahwa pengaruh/kontribusi faktor yang ada. Ini merupakan salah satu efektivitas terhadap faktor penting yang juga dapat kemiskinan, mempengaruhi tingkat kemiskinan diperoleh sebesar 60,8%. Hasil ini yang ada saat ini. Belum optimalnya menunjukkan variasi penanggulangan kemiskinan, akibat penanggulangan dari program yang masih belum tepat PKH penanggulangan bahwa perubahan kemiskinan di Kecamatan Kota kemiskinan sasaran kepada masyarakat yang Utara Kota Gorontalo ditentukan benar-benar 11 membutuhkan, dan masih belum berjalan sebagaimana 2. Selain itu, untuk menanggulangi mestinya program ini. kemiskinan perlu adanya tekad yang 2. Efektivitas program harapan berpengaruh signifikan dalam kemiskinan, keluarga kuat dari semua pihak-pihak yang secara terlibat, kerjasama, konsisten, dan menanggulangi berdasarkan komitmen hasil demikian, DAFTAR PUSTAKA hasil Badan Pusat Statistik. 2010. Statistik penelitian ini berhasil menguji hipotesis yaitu “efektivitas harapan program berpengaruh signifikan dalam Pendidikan 2009 Survei Sosial keluarga positif Ekonomi Nasional. dan Badrudin, menanggulangi Gibson, B. Saran - saran perlu untuk beberapa saran/rekomendasi Keban, diperlukan kompeten maka orang-orang yang dan mengerti dan 2004. Strategis Enam Administrasi Umum PKH. Jakarta: UPPKH pada Pusat. Kementerian Sosial RI, 2007. Modul menjalankan berjalan T. Kementerian Sosial RI, 2007. Pedoman Diklat TOT PKH. Jakarta: Pusdiklat Kesos. ada sehingga terciptanya program bisa Manajemen, Jakarta: Gava Media. program ini berdasarkan acuan yang yang 1987. Publik: Konsep, Teori, dan Isu. bidangnya masing-masing, berjiwa profesional dkk. dan Yeremias Dimensi program efektif Jr, II). Jakarta: Erlangga. lain : yang Donelly, Perilaku, Struktur, Proses (Jilid kepada terkait untuk dapat ditindak lanjuti, antara keluarga Yogyakarta: Gibson, James L. 1990. Organisasi: memberikan menciptakan Daerah. Jakarta: Erlangga. Dinas Sosial dan aparat pemerintah 1. Untuk Ekonomika Organisasi hasil temuan dalam penelitian ini, maka dipandang 2012. UPP STIM YKPN. Kota Gorontalo. keseluruhan Rudy. Otonomi kemiskinan di Kecamatan Kota Utara Berdasarkan memberantas kemiskinan. penelitian yang diteliti dilapangan. Dengan dalam Kementerian Sosial RI. 2011. Pedoman dengan Operasional sebagaimana mestinya. 12 Sistem Informasi Manajemen (SIM Sudjana, PKH) Kabupaten/Kota. Koontz, Harold; N. 1988. Penyusunan Tuntunan Karya Ilmiah, O’Donnel, Cyril; Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi. Weihrich, Heinz. 1993. Sinar Baru: Bandung. Manajemen, jilid 2. Jakarta: Sugiyono, Erlangga. ------------, ke Depan).Bandung: Fokusmedia. Sebagai Ekonomi. Yogyakarta: BPPE. Gajah Mada Pembangunan Reinventing (Menata 1. global). 2. 2012. Metode 3. Rosyidi, Suherman. 2011. Pengantar PT. 4. Raja S. Undang-Undang RI Nomor 11 Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun Grafindo. Siagian, Percepatan Sosial. (Pendekatan Jakarta: Perpres RI Nomor 15 Tahun 2010 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro). Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan. Bandung: Alfabeta. Ekonomi Perpres RI Nomor 13 Tahun 2009 Tentang Penelitian Administrasi Publik. Teori Pustaka Penanggulangan Kemiskinan. Jakarta: PT. Elex Media. Harbani. Perekonomian Yogyakarta: Tentang baru keunggulan 2011. Sumber lain-lain : ulang Indonesia Publik. Pelajar. paradigma pembangunan untuk membangun 2004 Tentang Jaminan Sosial Nasional. P. Kepemimpinan Administrasi. 1986. Untuk Gunawan. Membangun Rakyat. 2003. Kebijakan Sumodiningrat, University Press. Riant. Statistika Bandung: Alfabeta. Nawawi, H. 1994. Penelitian Terapan. Yogyakarta: 2008. Suharto, Edi. 2011. Kebijakan Sosial Mubyarto. 2010. Membangun Sistem Pasolong, Penelitian Penelitian. Alfabeta: Bandung Sosial di Indonesia (Sekarang dan dengan Metode Administrasi. Alfabeta: Bandung. Lestari, Sri Rahayu. 2012. Bantuan Nugroho, 1998. Organisasi dan Perilaku Jakarta: Gunung Agung. 13 Sistem