UNDERWRITING, POLIS, PREMI, DAN KLAIM MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuransi dan Resuransi Syariah Dosen Pengampu : Retno Dewi Zulaikah, S.H.I., M.E.I Disusun oleh Kelompok 6: 1. Diana Safira S. 12406173004 2. Prestanti Dwi A. 12406173009 3. Cahya Wentika 12406173021 4. Muh. Abd. Rohman MZ 12406173033 5. Kholifatur Rosidah 12406173040 6. Ikfina Rahma S. 12406173049 7. Dannty Putri H. 12406173056 JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH 5A FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG SEPTEMBER 2019 KATA PENGANTAR Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya. Makalah ini membahas mengenai “ Underwriting, Polis, Premi, dan Klaim”. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “Asuransi dan Resuransi Syariah ”. Kami juga berharap semoga pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Dalam pembuatan makalah ini yang tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.Untuk itu kami ucapakan terimakasih kepada Bu Retno Dewi Zulaikah, S.H.I., M.E.I., Selaku dosen pengampu. Serta pihak-pihak lain yang turut membantu memberikan referensi buku. Tiada gading yang tak retak, itu kata pepatah tiada satupun manusia yang luput dari kesalahan, oleh karena itu kami berharap pemberian maaf yang sebesarnya-besarnya.Atas kekurangan dan kesalahan, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.Saran dan kritik sangat kami harapkan agar kami dapat memperbaiki makalah-makalah selanjutnya. Tulungagung, 18 September 2019 Penyusun, i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ………………………………………………… i DAFTAR ISI …………………………………………………..……... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………………………………………………….. 1 B. Rumusan Masalah ………………………..…………..…………. 1 C. Tujuan Pembahasan ………….………………………………… 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Underwriting ……………………………….….… 3 B. Kewajiban Underwriting .…..…………………………….….. 4 C. Jenis-Jenis Resiko yang Mempengaruhi Underwriting .…...... 4 D. Polis (Pengertian dan Unsurnya) .………………………..….. 5 E. Premi (Pengertian, Perbedaan antara Syariah dan Konvensional, Jenis, Cuti, dan Titipan Premi serta Mekanisme Pembayaran) .. 5 F. Klaim (Jenis Kerugian, Penggantian Kerugian, Prosedur Klaim, Recoveri Klaim, Klaim pada Asuransi Syariah dan Klaim pada Asuransi Konvensional) .…..……………… ….. 9 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………… 14 B. Saran …………………………………………………………….. 15 DAFTAR PUSTAKA …………….……………………………………. ii 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita sebagai manusia tak seorangpun mengetahui tentang apa yang akan terjadi di masa datang secara sempurna walaupun menggunakan berbagai alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan ketidakpastian. Jadi wajar jika terjadinya sesuatu di masa datang hanya dapat direkayasa semata. Resiko di masa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya kematian, sakit atau dipecat dari pekerjaan. Dalam bisnis yang dihadapi dapat berupa resiko kebakaran, kerusakan atau kehilangan. Setiap resiko yang akan dihadapi harus ditanggulangi, sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi. Maka diperlukan perusahaan yang mau menanggung resiko tersebut yaitu perusahaan asuransi. Di bidang bisnis inilah asuransi semakin berkembang, terutama dalam hal perlindungan terhadap barang-barang perdagangannya. Setelah mengetahui berbagai resiko dalam kehidupan manusia bisa dilimpahkan kepada pihak lain atau lembaga lain dan disini yang dimaksud adalah asuransi, menumbuhkan kesadaran manusia untuk turut serta berasuransi. Tetapi sebelum benar-benar mengikuti asuransi alangkah lebih baik mengetahui prinsip-prinsip dasar dalam asuransi dan mengetahui istilah-istilah yang biasa digunakan dalam asuransi yaitu polis dan premi supaya langkah kita dalam berasuransi itu tidak salah dan kita tidak bingung dikemudian hari. B. Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Underwriting? 2. Bagaimana Kewajiban Underwriting? 1 3. Apa Sajakah Jenis-Jenis Resiko yang Mempengaruhi Underwriting? 4. Apa yang dimaksud dengan Polis (Pengertian dan Unsurnya)? 5. Bagaimana Penjelasan Tentang Premi (Pengertian, Perbedaan antara Syariah dan Konvensional, Jenis, Cuti, dan Titipan Premi serta Mekanisme Pembayaran)? 6. Bagaimana Penjelasan Tentang Klaim (Jenis Kerugian, Penggantian Kerugian, Prosedur Klaim, Recoveri Klaim, Klaim pada Asuransi Syariah dan Klaim pada Asuransi Konvensional)? C. Tujuan Pembahasan 1. Mengetahui Pengertian Underwriting 2. Mengetahui Kewajiban Underwriting 3. Mengetahui Jenis-Jenis Resiko yang Mempengaruhi Underwriting 4. Mengetahui dan Memahami Polis (Pengertian dan Unsurnya) 5. Mengetahui dan Memahami Premi (Pengertian, Perbedaan antara Syariah dan Konvensional, Jenis, Cuti, dan Titipan Premi serta Mekanisme Pembayaran) 6. Mengetahui dan Memahami Klaim (Jenis Kerugian, Pengertian Kerugian, Prosedur Klaim, Recoveri Klaim, Klaim pada Asuransi Syariah dan Klaim pada Asuransi Konvensional) 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Underwriting Underwriting adalah proses penafsiran jangka hidup seorang calon peserta yang dikaitkan dengan besarnya risiko untuk menentukan besarnya premi. Underwriting Asuransi Syariah bertujuan memberikan skema pembagian risiko yang proporsional dan adil diantara para peserta yang secara relatif homogeny.1 Underwriting menurut asuransi jiwa adalah proses penaksiran mortalitas (tingkat kematian) atau mordibitas (tingkat kesehatan) calon tertanggung untuk menetapkan apakah akan menerima atau menolak calon peserta dan menetapkan klasifikasi peserta.2 Underwriting adalah proses Penilaian dan penggolongan tingkat risiko yang dimiliki oleh seorang calon tertanggung atau sekumpulan calon tertanggung, atau pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak risiko tersebut.3 Underwriting disebut juga seleksi risiko, adalah proses penaksiran dan penggolongan tingkat risiko yang terdapat pada seorang calon tertanggung.4 Jadi, dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa underwriting adalah proses penilaian dan pengklasifikasian risiko seseorang atau sekelompok calon tertanggung, yang bertujuan untuk melindungi perusahaan asuransi dari kerugian. Seorang underwriter adalah bagian penting dari perusahaan asuransi. Untuk itu tugas dan fungsi underwriter harus dijalankan dengan prinsip keadilan, baik untuk peserta atau perusahaan asuransi. 1 AM.Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam.. cet I, Jakarta: Prenada Media, 2004, hlm. 57. 2 Abdullah Amrin, Asuransi: Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah Asuransi Konvensional, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006, hlm. 103. 3 Bramantyo Djohanputro, Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi, cet. II, Jakarta: Penerbit PPM, 2006, hlm. 22. 4 AM Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, hlm. 89. 3 B. Kewajiban Underwriting 1. Mematuhi semua ketentuan dalam kontrak penjaminan emisi 2. Mengungkapkan dalam prospektus adanya hubungan afiliasi atau adanya hubungan lain yang bersifat material antara perusahaan efek dengan emiten5 3. Menilai dan memilih pemohon asuransi 4. Memutuskan apakah sebuah permohonan asuransi bisa disetujui atau tidak 5. Memelihara dan menjaga komunikasi yang baik dengan tenaga lapangan, khususnya agen sehingga pelayanan yang diberikan perusahaan asuransi kepada nasabah bisa maksimal6 C. Jenis-Jenis Resiko yang Mempengaruhi Underwriting Sebelum menetapkan suatu kondisi underwriting terhadap calon tertanggung, underrwriter harus mempertimbangkan dari segi pengaruh risiko dan jenis polis yang diinginkan oleh calon tertanggung. Jenis-jenis risiko yang mempengaruhi penetapan underwriting adalah sebagi berikut:7 a. Increasing risk (risiko menarik) Ada beberapa penyakit tertentu, misalnya besarnya risiko akan bertambah berat sesuai dengan kenaikan umur calon tertanggung b. Risiko yang tinggi dialami pada tahun-tahun pertama polis. Makin lama polis berjalan, risiko semakin menurun c. Constant extra risk (risiko ekstra yang menetap), pada jenis ini, risiko tambahan berada pada tingkat yang tetap selama masa pertanggungan. 5 http://www.poems.co.id/htm/Freeducation/LPNewsletter/v51/news03_vol51_pelaku.html , diakses pada tanggal 25 Agustus, pukul 19 : 02. 6 https://www.futuready.com/artikel/asuransi/peran-penting-underwriter-dalam-tanggunganasuransi-kesehatan/#_ftn1, diakses pada tanggal 25 Agustus, pukul 19 : 15. 7 Abdullah Amrin, Asuransi syariah keberadaan dan kelebihan ditengan asuransi konvensional, 105. 4 D. Polis (Pengertian dan Unsurnya) Polis asuransi adalah surat perjanjian antara pihak yang menjadi peserta asuransi dengan perusahaan asuransi. Polis asuransi merupakan buku auntetik berupa akta mengenai adanya perjanjian asuransi.8 Berikut ini merupakan unsur-unsur polis, yakni : 1. Deklarasi (Declaration) Unsur ini memuat data yang berkaitan dengan pertanggungan seperti nama dan alamat tertanggung, jenis dan lokasi obyek pertanggungan, tanggal dan jangka waktu penutupan, perhitungan dan besarnya premi serta informasi lain yang diperlukan. 2. Perjanjian Asuransi (Insuring Agreements) Unsur ini memuat pernyataan penanggung, di mana dengan menunjuk atau berdasar data yang tecantum dalam deklarasi menyatakan kesanggupannya mengganti kerugian atas obyek pertanggungan apabila terjadi kerusakan bahaya yang ditanggung. Pencantuman bahaya yang ditanggung dan dikecualkan, terdapat dua cara, yaitu: dengan mencantumkan daftar atau deretan bahaya yang ditanggung kemudian disusul daftar bahaya yang tidak ditanggung. 3. Persyaratan Polis Kondisi obyek pertanggungan, tidak diungkapkannya kondisi obyek pertanggungan dengan benar yaitu yang menyangkut keadaan yang dapat meningkatkan risiko, dapat menyebabkan batalnya polis. 4. Pengecualian (Exclusion) Pada bagian ini harus disebutkan dengan jelas bahwa bentuk peril apa saja yang tidak ditutup atau diluar penutupan pertanggungan.9 E. Premi (Pengertian, Perbedaan antara Syariah dan Konvensional, Jenis, Cuti, dan Titipan Premi serta Mekanisme Pembayaran) a. Pengertian Premi 8 Wirdyaningsih, et al, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia., Cet. II, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006, hlm. 172. 9 https://ibelboyz.wordpress.com/2012/02/11/polis-asuransi/, diakses pada tanggal 26 Agustus 2019, pukul 16 : 49. 5 Seperti yang telah kita ketahui bahwa asuransi dalam bahasa Belanda yaitu berasal dari Assurantie yang terdiri dari kata “assuradeur” yang berarti penanggungan, “geassureerde” yang berarti tertanggung. Kemudian dalam bahasa Prancis disebut “Assurance” yang berarti menganggung sesuatu yang pasti terjadi. Sedangkan dalam bahasa latin disebut “Assecurare” yang berarti menyakinkan orang. Selanjutnya bahasa Inggris kara asuransi disebut ”Insurance” yang berarti menanggung sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin terjadi dan “Assurance” yang berarti menganggung sesuatu yang pasti terjadi. Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko, dengan cara mengalihkan / mentransfer risiko tersebut dari pihak pertama ke pihak lain, dalam hal ini adalah kepada perusahaan asuransi. Pelimpahan tersebut didasari dengan aturan-aturan hukum dan prinsip-prinsip yang berlaku secara universal, yang dianut oleh pihak pertama maupun pihak lain.10 Sedangkan pengertian premi dalam asuransi sendiri yaitu pembayaran dari tertanggung kepada penanggung, sebagai imbalan jasa atas pengalihan risiko kepada penanggung. Dengan demikian premi asuransi merupakan: 1. Imbalan atas jasa jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung untuk mengganti kerugian yang mungkin diderita oleh tertanggung (pada asuransi kerugian). 2. Imbalan jasa atas jaminan perlindungan yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung dengan menyediakan sejumlah uang terhadap risiko hari tua atau kematian (pada asuransi jiwa).11 b. Perbedaan Premi Asuransi Syariah dan Konvensional Perbedaan antara premi asuransi syariah dan asuransu konvensional yaitu : 10 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Depok : Perusahaan Asuransi, 2002, hlm. 261. Soeisno Djojosoedarso, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, Penerbit Jakarta : Salemba Empat, 2003, hlm. 127. 11 6 1. Asuransi Syariah a) Unsur premi pada asuransi syariah terdiri dari unsur tabarru’ dan tabungan (untuk asuransi jiwa), dan unsur tabarru’ saja (untuk asuransi kerugian dan term insurance pada life).Unsur tabarru’ pada jiwa, perhitungannya diambil dari table mortalitas (harapan hidup), yang besarnya tergantung usia dan masa perjanjian. Semakin tinggi usia dan semakin panjang masa perjanjian, maka semakin besar pula nilai tabarru’-nya. b) Premi (kontribusi) pada asuransi syariah disebut net premium karena hanya terdiri dari moralitas (harapan hidup). c) Premi asuransi syariah tidak mengandung unsur loading (komisi agen, biaya adminsitrasi dan lain-lain). d) Tidak terdapat unsur bunga, baik bunga teknik maupun bunga aktuaria. e) Menggunakan akad bagi hasil (mudharabah) 2. Asuransi Konvensional a) Pada asuransi konvensional terdapat tabel mortalita, yaitu daftar tabel kematian yang berguna untuk mengetahui besarnya klaim kemungkinan timbulnya kerugiam yang dikarenakan kematian, serta meramalkan berapa lama batas waktu (umur) rata-rata seorang bisa hidup. b) Adanya penerimaan bunga (interest). c) Terdapat biaya-biaya yang harus dibayar, seperti biaya penutupan asuransi, biaya pemeliharaan dan biaya lainnya.12 c. Cuti Premi Cuti Premi adalah fitur yang memperbolehkan nasabah untuk berhenti membayar premi, sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Fitur cuti premi pasti ditulis dalam dokumen polis asuransi. Jika nasabah asuransi tidak membayar premi asuransi, maka : 12 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General), (Jakarta :Gema Insani, 2004), hlm. 311-313. 7 a) Perlindungan atau proteksi asuransi akan hilang (disebut juga polis lapse). b) Pengajuan klaim akan ditolak. Salah satu keuntungan yang bisa dimanfaatkan nasabah dari unit link adalah adanya sistem cuti premi yang bisa dinikmati nasabah. Missal, membayar premi cukup 10 tahun, penawaran tersebut sebenarnya memanfaatkan cuti premi dengan tujuan menggaet nasabah baru. Sebagaimana namanya, cuti premi merupakan fitur dalam asuransi yang boleh digunakan nasabah apabila ingin berhenti membayar premi untuk sementara waktu. Ada beberapa ketentuan dan persyaratan yang harus diperhatikan kalau berniat mengambil cuti premi. Pertama, polis harus berusia lebih dari 2 tahun. Kedua, selama lebih dari 2 tahun, selalu membayar premi secara teratur dan konsisten. Ketiga, ketersediaan dana dalam polis untuk membayar biaya asuransi dan administrasi. Pada dasarnya, cuti premi tidaklah sama dengan premi gratis. Sebab kedua hal ini jelas sangat berbeda. Selain itu, setiap manfaat asuransi yang didapat nasabah sudah pasti akan berbayar dan dikenakan sejumlah biaya. d. Titipan Premi Premium deposit (Titipan premi) yakni titipan sejumlah uang untuk pembayaran premi yang akan datang untuk periode tertentu. e. Mekanisme Pembayaran Premi 1. Premi asuransi ini merupakan premi tahunan dan atas persetujuan AJB Bumiputera 1912, premi ini dapat dibayar secara angsuran setiap triwulanan, semester, premi tunggal atau premi sekaligus berdasarkan premi tahunan. 2. Premi sekaligus berdasarkan premi tahunan merupakan premi yang dibayarkan sesuai dengan Premi Tahunan yang dipertimbangkan untuk pembayaran Premi Tahunan pada tanggal jatuh tempo. 8 a) Setoran Premi Merupakan bagian dari premi sekaligus berdasarkan premi tahunan yang belum dimasukkan sebagai premi tahunan. b) Pengaruh Pembiayaan Premi Manfaat-manfaat asuransi tidak akan berlaku jika pembayaran premi ditangguhkan atau tunggakan premi belum diselesaikan selama tenggang waktu. 1) Jika pembayaran premi ditangguhkan atau tunggakan premi belum diselesaikan selama jangka waktu tenggang sementara polis telah memiliki saldo tunai, maka polis akan menjadi Polis Bebas Premi dengan jumlah Uang Pertanggungan yang akan ditentukan oleh AJB Bumiputera 1912 dan akan disebut sebagai Uang Pertanggungan Bebas Premi. 2) Uang Pertanggungan Bebas Premi harus dibayar ketika Penerima Manfaat meninggal dunia atau karena berakhirnya masa pertanggungan. 3) Masa Tenggang Masa tenggang pembayaran premi adalah 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal jatuh tempo, atau 1 (satu) bulan kalender. F. Klaim (Jenis Kerugian, Pengertian Kerugian, Prosedur Klaim, Recoveri Klaim, Klaim pada Asuransi Syariah dan Klaim pada Asuransi Konvensional) Klaim asuransi adalah Sebuah permintaan resmi kepada perusahaan asuransi, untuk meminta pembayaran berdasarkan ketentuan perjanjian. Klaim Asuransi yang diajukan akan ditinjau oleh perusahaan untuk validitasnya dan kemudian dibayarkan kepada pihak tertanggung setelah disetujui. 1. Jenis Kerugian Dalam hal terjadi kerugian, Debitur agar melihat terlebih dahulu jenis pertanggungan asuransi sesuai akad perjanjian kredit atau polis asuransi, pertanggungan asuransi comprehensive atau total loss only. 9 Penjelasan Pertanggungan Asuransi sebagai berikut : a) Kerugian Sebagian (Partial Loss) - Pertanggungan Asuransi Comprehensive Kerugian sebagian (Partial ini dapat Loss terjadi Stolen) atau karena kehilangan tabrakan (Partial Loss Accident) atau oleh kejadian yang dijamin dalam polis. b) Kerugian Total (Total Loss) - Pertanggungan Asuransi Total Loss Only (TLO) Kerugian secara keseluruhan atas objek pertanggungan yang diasuransikan, nilai kerugian mencapai minimal 75% harga pertanggungan. Kerugian ini dapat terjadi karena kehilangan (Total Loss Stolen) atau tabrakan (Total Loss Accident) atau kejadian yang dijamin dalam polis 2. Penggantian Kerugian Cara penggantian mengacu pada kondisi dan kesepakatan yang tertulis dalam polis. Yaitu, pemilihan cara penggantian yang ada pada penanggung apakah akan mengganti dengan uang tunai, memperbaiki, atau membangun ulang obyek yang mengalami kerusakan. Seringkali dalam asuransi kendaraan bermotor, penggantian kerusakan dilakukan oleh tertanggung (peserta) tanpa mengajukan persetujuan kepada penanggung. Disamping itu, tertanggung tidak dapat menerimanya, jika kemudian klaim atas semua biaya perbaikan ditolak oleh perusahaan asuransi. Hal itu terjadi karena tertanggung tidak memenuhi kondisi pertanggungan. Oleh karena itu, sebaiknya sebelum melakukan perbaikan atas kerusakan yang terjadi, tertanggung terlebih dahulu meminta persetujuan tertulis dari penanggung, penanggung akan menentukan penyebab kerusakan, apakah dijamin oleh polis. Pada kasus yang tidak komplek, penanggung menentukan bagaimana sifat dan berapa besarnya penggantian yang wajar atas kerusakan yang terjadi. 13 13 Ibid, Hlm. 261 10 3. Prosedur Klaim 1) Prosedur Klaim Reguler a. Nasabah mengajukan klaim dengan cara mengirimkan formulir dan dokumen klaim melalui: a) Kurir POS atau Portal; b) Datang langsung ke kantor pusat atau kantor cabang Cigna b. Cigna menerima dan memeriksa formulir serta dokumen klaim c. Nasabah menerima SMS pemberitahuan formulir dan dokumen klaim telah diterima Cigna d. Nasabah menerima pemberitahuan keputusan klaim melalui: a) Klaim diterima : SMS b) Klaim ditunda : SMS atau E-mail (akan ditelepon jika diperlukan) c) Klaim ditolak : E-mail atau surat e. Jika klaim diterima, nasabah menerima SMS pemberitahuan pembayaran dana klaim f. Pembayaran dana klaim diterima nasabah 2) Prosedur Speedy Klaim Speedy Klaim merupakan proses klaim yang hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk keputusan klaim rawat inap atau 45 menit untuk keputusan klaim meninggal dunia. Prosedurnya yakni : a) Nasabah mengajukan klaim dengan cara datang langsung ke kantor pusat dan kantor cabang Cigna membawa formulir serta dokumen yg dibutuhkan b) Cigna menerima dan memeriksa formulir serta dokumen klaim nasabah dalam waktu 30/45 menit jika memenuhi syarat proses Speedy Klaim c) Nasabah menerima pemberitahuan keputusan klaim dalam waktu 30/45 menit dari Customer Service (CS) Cigna 11 d) Pembayaran dana klaim diterima nasabah 4. Recovery Klaim Asuransi menganut prinsip indemnity, yaitu tertanggung tidak dimungkinkan menerima keuntungan akibat terjadinya suatu peristiwa. Oleh karenanya, sisa barang yang mengalami kerugian, setelah mendapat penggantian dari penanggung, menjadi hak sepenuhnya pihak penanggung. Termasuk pula tuntutan hukum yang dimiliki oleh tertanggung kepada pihak ketiga. Tertanggung harus menyerahkan semua haknya atas barang atau tuntutan kepada pihak ketiga, serta membantu semaksimal mungkin agar penanggung dapat mengambil hak tersebut. Tindakan tersebut disebut sebagai pengalihan hak subrogasi. PENGENALAN PERIKSA PENUTUPAN TIDAK DITUTUP TUNJUK ADJUSTER DITUTUP TOLAK MINTA DOKUMEN PROSES LAPOR TOLAK TAWARKAN VOUCHER PENGAMBIL PEMBAYARAN 12 *Catatan: Gambar diatas sebagai contoh paling sederhana dalam proses klaim. Tiap-tiap perusahaan memiliki cara dan prosedur sendiri untuk mempermudah nasabah (services).14 5. Klaim pada Asuransi Syariah dan Klaim pada Asuransi Konvensional Pembayaran klaim pada asuransi syariah diambil dari dana tabarru’ semua peserta. Perusahaan sebagai mudharib wajib menyelesaikan proses klaim secara cepat, tepat, dan efisien sesuai dengan amanah yang diterimanya, sebagaimana firman Alloh SWT dalam Surat AlAnfaal : 27. Dalam menyelesaikan klaim berupa kerusakan atau kerugian, perusahaan asuransi syariah mengacu pada akad kondisi dan kesepakatan yang tertulis dalam polis, yaitu dengan dua pilihan: pertama, akan mengganti dengan uang tunai dan kedua, memperbaiki atau membangun ulang objek yang mengalami kerusakan. Perbedaan klaim antara asuransi syariah dan asuransi konvensional hanyalah pada sumber pembayaran klaim. Pembayaran klaim pada asuransi konvensional berasal dari dan perusahaan yang diambil dari kumpulan premi atau keuntungan dari hasil kegiatan bisnis perusahaan. Prosedur penyelesaian klaim baik asuransi kerugian syariah maupun konvensional hamper sama, kecuali dalam hal kecepatan dan kejujuran dalam menilai klaim. Prosedurnya adalah: a) Pemberitahuan klaim. b) Bukti klaim kerugian. c) Penyelidikan. d) Penyelesaian klaim.15 14 15 Ibid. hlm. 262-263 Abdullah Amrin, ASURANSI SYARIAH, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006) Hlm. 121-122 13 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan a. Underwriting adalah proses penafsiran jangka hidup seorang calon peserta yang dikaitkan dengan besarnya risiko untuk menentukan besarnya premi. b. Kewajiban Underwriting: mematuhi semua ketentuan dalam kontrak penjaminan emisi, mengungkapkan adanya hubungan afiliasi atau adanya hubungan lain yang bersifat material antara perusahaan efek dengan emiten, menilai dan memilih pemohon asuransi, memutuskan apakah sebuah permohonan asuransi bisa disetujui atau tidak, memelihara dan menjaga komunikasi yang baik dengan tenaga lapangan, khususnya agen sehingga pelayanan yang diberikan perusahaan asuransi kepada nasabah bisa maksimal. c. Jenis-Jenis Resiko yang Mempengaruhi Underwriting: Increasing risk, Risiko yang tinggi dialami pada tahun-tahun pertama polis, Constant extra risk. d. Polis asuransi adalah surat perjanjian antara pihak yang menjadi peserta asuransi dengan perusahaan asuransi. Polis asuransi merupakan buku auntetik berupa akta mengenai adanya perjanjian asuransi. e. Premi dalam asuransi sendiri yaitu pembayaran dari tertanggung kepada penanggung, sebagai imbalan jasa atas pengalihan risiko kepada penanggung. Unsur premi pada asuransi syariah terdiri dari unsur tabarru’ dan tabungan, tidak terdapat unsur bunga, sedangkan pada asuransi konvensional terdapat bunga dan tambahan biaya-biaya administrasi lain. 14 f. Klaim asuransi adalah Sebuah permintaan resmi kepada perusahaan asuransi, untuk meminta pembayaran berdasarkan ketentuan perjanjian. B. Saran Segala saran dan kritik yang membangun sangatlah kami harapkan dari semua pihak, karena kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna. Saran dan kritik tersebut semoga saja dapat menjadi acuan atau pelajaran bagi kami.Atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya. 15 DAFTAR PUSTAKA Ali, AM.Hasan. 2004. Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam.. cet I, Jakarta: Prenada Media. Amrin, Abdullah. 2006. Asuransi: Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah Asuransi Konvensional, Jakarta: Elex Media Komputindo. Djohanputro, Bramantyo. 2006. Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi, cet. II, Jakarta: Penerbit PPM. Djojosoedarso, Soeisno. 2003. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, Penerbit Jakarta : Salemba Empat. https://www.futuready.com/artikel/asuransi/peran-penting-underwriter-dalamtanggungan-asuransi-kesehatan/#_ftn1, diakses pada tanggal 25 Agustus, pukul 19 : 15. https://ibelboyz.wordpress.com/2012/02/11/polis-asuransi/, diakses pada tanggal 26 Agustus 2019, pukul 16 : 49. http://www.poems.co.id/htm/Freeducation/LPNewsletter/v51/news03_vol51_pelaku.html diakses pada tanggal 25 Agustus, pukul 19 : 02. Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Depok : Perusahaan Asuransi. Sula, Muhammad Syakir. 2004. Asuransi Syariah (Life and General), Jakarta: Gema Insani. Wirdyaningsih, et al, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia., Cet. II, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006, hlm. 172. 16