Uploaded by User32629

kelompok 1

advertisement
MAKALAH
ANATOMI TENGKORAK KEPALA
Dosen Pengampu :
R. Pranajaya, S.Kp., M.Kes
Disusun Oleh :
Juwita Mara (1915401119)
Rizky Intan Perdani (1915401120)
Ayu Rahmawati (1915401134)
Geligsta Gika Putri (1915401140)
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN TANJUNG KARANG
2019/2020
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Anatomi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari ana yang artinya
memisah-misahkan atau mengurai. Dan tomos yang artinya memotong-motong,
jadi anatomi berarti mengurai dan memotong. Ilmu bentuk dan susunan tubuh di
peroleh dengan cara mengurai badan melalui potongan bagian-bagian dari badan
dan hubungan alat tubuh satu dengan yang lainnya Mekanisme dan sifat khusus
tubuh manusia hidup di luar pengendalian kita sendiri, misalnya rasa haus dan
lapar yang membuat kita mencari minum dan makan, perasaan dingin membuat
kita mencari kehangatan dan perlindungan.
Tulang Tengkorak bagian kepala mengelilingi dan melindungi organ yang
sangat vital yaitu otak. Ketika kita lahir,bagian-bagian tulang tengkorak bagian
kepala belum menyatu sempurna. Tetapi selama pertumbuhan, tulang-tulang
tersebut menyatu membentuk tempurung kepala.Tulang tengkorak bagian kepala
terdiri atas 10 buah tulang, yaitu 1 tulang tengkorak belakang, 1 tulang dahi, 2
tulangubun-ubun, 2 tulang pelipis, 2 tulang tapis dan 2 tulang baji. Berdasarkan
keterangan diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah anatomi
tengkorak kepala sebagai judul dari makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut
pada bab selanjutnya.
2
1.1
Rumusan Masalah
1.1.1. Apa fungsi tengkorak kepala?
1.1.2. Bagaimana rangka tengkorak kepala?
1.1.3. Bagaimana rangka tengkorak bayi?
1.1.4. Bagaimana rangka tengkorak wajah?
1.1.5. Apa penyakit-penyakit yang menyerang kepala manusia?
1.2
Tujuan Penulisan
1.2.1 Untuk mengetahui fungsi tengkorak kepala
1.2.2 Untuk mengetahui rangka tengkorak kepala
1.2.3 Untuk mengetahui rangka tengkorak bayi
1.2.4 Untuk mengetahui rangka tengkorak wajah
1.2.5
Untuk mengetahui penyakit-penyakit yang menyerang kepala
manusia
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Fungsi Tengkorak Kepala
Fungsi utama dari tulang tengkorak adalah untuk melindungi otak, organ
ensorik dan mendukung struktur wajah. Tulang dalam struktur tengkorak
memiliki peran lain dan yang lebih spesifik. Ada 22 tulang dalam tengkorak atau
tempurung kepala manusia. Tulang tengkorak dibagi menjadi dua kelompok,
yaiatu: tulang kranial, terletak di atas kepala, dan tulang facial (tulang wajah),
terletak di depan tengkorak.
2.2 Rangka tengkorak kepala
A. KARAKTERISTIK TULANG ATAP KEPALA
Tulang atap kepala terdiri atas dua lapisan, yaitu substansi
kompakta tubula eksterna (lapisan luar) dan substansi kompakta tubula
interna (lapisan dalam) diantara kedua lapisan ini terdapat substansi
spongeosa. Lubang bagian dalam diafase terdapat ruang yang disebut
kavum medulla yang berisi sum-sum tulang kuning (medulla osseum
plave) dan pada lubang substansi spongeosa terdapat sum-sum tulang
merah merah (medulla osseum rubra) permukaan dalam substansi
kompakta diliputi oleh selaput tipis yang disebut endosteum.
Substansi kompakta dan spongeosa ini termasuk jaringan
penunjang. Jaringan penunjang pada jaringan antar sel (substansi
interselularis) banyak mengandung kalsium (zat kapur), fosfat, kalsium
4
karbonat, dan memiliki sifat yang keras. Bila dibandingkan zat-zat organis
lebih banyak terdapat dalam tulang anak-anak dari pada lansia sehingga
tulang anak-anak lebih lentur (bingkas). Dalam substansi kompakta
terdapat saluran yang dikelilingi oleh beberapa lapis yang disebut Lamella
Harves (keeping tulang yang membentuk saluran) dan dibawah
periostinum terdapat lapisan tulang.
B. RANGKA TULANG KEPALA
Kranium (tulang tengkorak) dibentuk oleh potongan tulang yang saling
bertautan yang membentuk kerangka kepala. Tulang-tulang yang
membentuk kranium meliputi :
1. KERANGKA OTAK (NEUROKRANIUM)
a. Kubah tengkorak (klavilaria)
Pada permukaan dalam klavaria terdapat sutura (koronalis,
sagitalis, dan lamboidae) sedangkan pada garis tengah terdapat alur
sagital dangkal yang menampung sinus sagitalis superior.
 Os frontale (tulang dahi) 1buah
 Os parietale (tulang ubun-ubun) 2buah
 Os okspitale (tulang belakang) 1buah
 Os temporale (samping tengkorak) 2buah
5
b. DASAR TENGKORAK (BASIS KRANII)
 Os spenoidale (tulang baji) 1buah
 Os ethmoldale (tulang tapis) 1buah
2. TENGKORAK WAJAH (SPONKNO KRANIUM)
a. Bagian hidung
 Os lakrimale (tulang air mata) 2buah
 Os nasela (tulang hidung) 2buah
 Os konka nasale (tulang kerangka hidung) 2buah
 Os septum nasale (sekat rongga hidung) 2buah
b. Bagian rahang
 Os maksilaris (tulang rahang atas) 2buah
 Os zigo matikum (tulang rahang bawah) 2buah
 Os palatum (tulang langit-langit) 2buah
 Os madibularis (tulang rahang bawah) 1buah
 Or hyoid (tulang lidah) 1buah
Perhubungan tulang yang membentuk kranium sangat kuat.
Batas-batas tempat perhubungan ini berupa garis yang berliku-liku
yang disebut sutura (tautan). Sutura merupakan garis yang
berkesinambungan dan saling berpotongan. Terdiri dari :
1. Sutura koronalis : antara os parietalis dan os frontalis
2. Sutura sagitalis : antara os parietalis kiri dan kanan
3. Sutura squamosa : antara os parietalis, os temporalis, dan os
sfenoidalis
6
4. Sutura lamboidea : antara os parietalis dan os oksipitalis
5. Sutura parietalmastoidea : antara os parietalis dan presessus
mastoidea dari os temprolaris
6. Sutura sfenofrontalis : antara os frontalis dan os etmoidalis
7. Sutura stenotemporalis : antara os sfenoidalis dan os
tempordis
8. Sutura sfenomaksilaris : antara os sfenoidalis dan os
maksilaris
9. Sutura zigomatiko temporalis : antara os zigomatikum dan os
temporalis
10. Sutura zigomatiko maksilaris : antara zigomatikum dan os
maksilaris
11. Sutura maksilarkrimalis : antara os maksilaris dan os
lakrimalis
12. Sutura maksilopalatina : antara os maksilaris dan os
lakriminalis
13. Sutura platina transversa : antara os maksilaris dan os
palatum (palatum durum)
14. Sutura platina sagitalis : antara os maksilaris dan os palatum
durum kanan dan kiri
7
NEUROKRANIUM
Neurokranium terdiri atas sejumlah tulang yang menyatu pada sendi tak
brgerak yang disebut sutura. Tulang-tulang tengkorak dapat dibedakan menjadi
tulang cranium dan wajah yang terdiri dari lamina eksterna dan lamina interna
yang dipisahkan oleh lapisan spongeosa.
OS FRONTALE
Melengkung kebawah membentuk margo superior orbita. Pada tulang ini
dapat dilihat adanya arkus supersiliaris dan insisura foramen supra orbita dapat
dibedakan menjadi tiga
bagian :
1. Squama frontalis (bagian atas)

Fasies eksterna menghadap ke luar

Fasies interna frontalis menghadap kedalam
2. Pars nasalis bagian tengah bawah os frontale yang menghubungkan os
nasale di depan dan os etmoidale dibelakang. Taju runcing spina frontalis
dikanan dan kiri spina terdapat lubang hiatus sinus frontalis
3. Pars ortalis bagian lateral os frontalis kiri dan kanan dengan sutura
lamboidea. Celah ini membentuk segitiga dengan alas segitiga pada sutura
lamboidea. Celah ini membentuk segitiga dengan alas segitiga pada sutura
lamboidea.
8
KAFUM KRANI
Bagian belakang tulang tengkorak neuro cranium berbentuk bola terdapat
rongga yang disebut kafum krani terbagi atas tiga bagian :
1. Fose kranium anterior
Bagian depan dibentuk oleh os frontale, os spenoidale, dan os
etmoidale, terdapat dua lubang (foramen)
a. Lamina kribrosa ossis etmoidale : lubang halus yang dilalui oleh
nervus ol faktorius menuju hidung
b. Foramen optikum : terdapat pada suatu sudut depan korpus ossis
spenoidale dilalui oleh nervus optikus menuju mata untuk saraf
penglihatan
2. Fose kranni media (bagian tengah)
Dibentuk oleh os spenoidale temporal, terdapat 6 lubang:
a. Fisura orbita superior : bagian medial atas dilalui oleh beberapa syaraf
dan pembuluh darah.
b. Foramen rotundum : bagian medial bawah dari fisura orbitalis superior,
lubang ini dilalui oleh narfus maksilaris.
c. Foramen ovale : terdapat di bawah foramen rotundum dan dilalui oleh
nervus madibularis.
d. Foramen spinosum : terdapat pada lateral bawah foramen ovale. Lubang
inidilalui oleh arteri meningen media.
9
e. Foramen laseratum: pada sudut bawah korpus spemoidale yang terbatas
dengan os oksipitale dan ujung pars piramidalis, os temporalis. Lubang ini
ditutupi oleh vibro kartilago basalis berupa selaput tipis dari jaringan
tulang rawan.
f. Foramen karotikum internus : terdapat diujung medial pars ossis
piramidalis, merupakan ujung kranial dari kanalis koratikus dan os
oksipitale.
3. Fossa kranii posterior (bagian belakang)
Dibentuk oleh os spenoida, os temporal,danos oksipitale.
a. Pars nasalis : dipisahkan oleh insisura ethmoidalis,tepi medial depan pars
orbitalis lebih tebal dan didalamnya terdapat ruang udara disebut sinus
ethmoidalis yang terletak di bawahnya.
b. Pars orbitalis ossis frontalis, fasies orbitalis permukaaan yang
menghadap ke rongga orbita terdiri atas :
1. Lamina triangularis : terdapat di depan fossa lakrimalis.
2. Fossa trokhlearis : terdapat di depan fossa lakrimalis.
3. Fassies serebralis pars orbitalis ossis frontalis, mempunyai
cekung bekas otak yang disebut serebralis danimpression digitalis,
pars natalis danpars orbitalis ossis frontalis, disebut juga pars
horizontalis.
10
OS PARIETAL
Dibentuk dari tulang pipih segiempat, di atas kraniumterdapat :
1. Fasies eksterna : permukaan luar os parietal yang menonjol tuber parietal,
pada bagian lateral terdapat dua garis lengkung yang berjalan sejajar yaitu
linea temporalis superior dan linea temporalis inferior.
2. Fasies interna : permukaan dalam menghadap keotak terdapat sulkus
yang bentuknya sesuai dengan tonjolan permukaan meningen.
OS OKSIPITALIS
Tulang pipih yang berbentuk trapezium dan terletak di belakang kepala yang
berlubang besar, di bawahnya terdapat foramen magnum yang menghubungkan
rongga otak (cavum krani) dengan kanalis vertebralis dan dilalui pangkal medula
spinalis (sum-sum tulang belakang). Os oksipitalis di bagian atas 3 bagian yaitu :
1. Pars basilaris : bagian depan foramen magnum berbentuk tonjolan
memanjang berhunungan dengan os spenoidalis.
2. Pars lateralis : bagian samping kiri dankanan foramen magnum, fasies
eksterna menghadap ke bawah dan berhubungan dengan tulang leher,
terdapat kondilus oksipitalis bongkolan kiri dan kanan foramen magnum
dan persendian dengan tulang atlas (vertebrata servikalis).
3. Pars squamosa ossis oksipitalis : tulang pipih berbentuk trapesium,
pinggir tulang disebut margo mastoid di sebelah bawah batas antara
keduanya terdapat sulkus tranversus yang terletak pada fasies interna.
11
OSSA TEMPORALIS
Pada ossa temporalis terdapat ruang/saluran yang dijelaskan di bawah ini.
1. Kavum timpani : rongga dalamos temporalis berhubungan keluar melalui
meatus akustikus eksternus. Kavum timpani ke arah oksipital lateral
berhubungan dengan antrum timpani, terdpaat saluran menuju ke depan
(kanalis muskulo tuberalis) ke medial anterior dihubungan oleh
semikanalis tubamuskulo tuberalis. Di dalam kavum timpani terdapat
tulang-tulang maleus, inkus, dan stapes, juga terdapat saluran kecil menuju
ke depan yang disebut apatura superior kanalis timpani.
2. Kanalis karotikus: menghubungkan foramen karotikum eksternum dan
foramen karotikum internum. Pada karotis ini berjalan arteri karotis
interna.
3. Kanalis fasialis : mulai dari pars akustikus internus os temporale
dilanjutkan ke meatus akustikus internus. Pada sebelah belakang terdapat
area vestibularis inferior sebagai saraf keseimbangan.
4. Kanalis nervus fasialis: mulai dari fundus meatus akustikus internus
sebelah atas menuju ke arah lateral di atas alat pendengar sampai batas
kavum timpani membelok kebelakang menuju kebawah dan berakhir pada
foramen stilo mastoideus.
12
2.3 TULANG TENGKORAK BAYI
Pada bayi sampai usia 2 tahun sambungan tulang belum sempurna seperti
orang dewasa, bentuk suturanya menyerupai garis. Pada bayi ditemukan dua buah
celah, yaitu ;
1. Frontale mayor
Celah ini berbentuk belah ketupat pada sudut pertemuan antara
tulang os parietal kiri dan kanan dengan os frontal kiri dan kanan. Pada
bagian depan ujung sutura sagitalis dan pertengahan sutura koronalis
di daerah ubun-ubun puncak kepala, sudut depan lebih besar dan sudut
belakang lebih lancip.
2. Frontale minor
Celah ini terdapat pada pertemuan bagian belakang atas os parietal
dengan os oksipital, yang ujung belakang sutura sagitalis berbatasan
dengan fossa crania posterior, terdapat 4 foramen :
a. Foramen oksipitalis magnum, menghubungkan rongga toraks
dengan kanalis vertebralis. Lubang ini dilalui oleh bagian
permulaan medulla spinalis (sum-sum tulang belakang)
b. Foramen jugularis, batas pars lateralis ossis oksipitalis dengan
bagian belakang piramidalis ossis temporalis terdapat tonjolan
tulang pars venosus belakang, dilalui oleh tiga saraf saraf IX
(nervus glassofangeus) saraf X (nervus vagus) saraf XI (nervus
aksesori IX)
13
c. Kandis hipoglassi, terdapat pada pars lateralis ossis oksipitalis
dibawah kondilus oksipitalis dan dilalui oleh nervus XII (nervus
hipoglosus)
d. Porus akustikus internus, pada permukaan medialis pars
piramidalis ossis temporalis dilalui oleh saraf VII (auditorius)
2.4 SPANKNO KRANII ( TENGKORAK WAJAH )
OSSA MAKSILARIS
Ossa maksilaris merupakan 2 buah tulang menjadi satu yang terdiri atas 5
bagian, yaitu:
1. Korpus maksilaris : berbentuk kubus, terdapat rongga udara yang
disebut sinus maksilaris berhubungan dengan udara luar melalui pintu
yang disebut hiatus maksilaris.
2. Prosesus frontalis : tonjolan pada sudut media anterior korpus
maksilaris berhubungan dengan os frontalis ke atas dan os ke bawah
medial.
3. Prosesus zigomatikus : berhubungan dengan os zigomatikum
membentuk pipi.
4. Prosesus alviolaris : membentuk lengkung dan mempunyai lubang di
ujungnya untuk perlengketan dengan gigi.
14
5. Prosesus palatinum : tonjolan bagian medial bawah korpus maksilaris
membentuk sutura palatina. Pada pinggir atas sutura palatina terdapat
krista nasalis anterior.
OS MANDIBULAR
Os mandibular berbentuk huruf L dan merupakan garis horizontal. Tulang
ini terdiri atas korpus mandibular dan ramus mandibular.
a. Korpus mandibular : bagian depan kiri dan kanan membentuk
protuberonsia mentalis dan bagian yang menonjol membentuk
dagu pada wajah.
b. Ramus mandibular : bagian samping mandibulae merupakan
garis vertikal, sebelah atas mandibular bercabang 2
yaituprosesus kondiloideus (bagian belakang) dan prosesus
koronoideus (bagian depan), di antara keduanya terdapat celah
yang lebar disebut insisura mandibulae.
OSSA NASALE
Ossa nasale terdiri atas dua keping tulang kecil berbentuk trapesium dan
mempunyai emapat sisi yang merupakan tulang batang hidung.
a. Margo superior : tulang pendek yang berhubungan dengan
os frontale.
b. Margo inferior : menghubungkan rawan hidung dengan
kartilago.
15
c. Margo lateris eksterna : berhubungan dengan prosesus
nasalis lateralis.
d. Margo medialis interna : terdapat krista longitudinalis
sepanjang pinggir bagian dalam berhubungan dengan
lamina pendikularis ossis etmoidalis membentuk septum
hidung.
OS ZIGOMATIKUM
Os zigomatikum merupakan tulang pipi yang terdiri dari atas dua buah
tulang kiri dan kanan,bagian-bagiannya sebagai berikut.
a. Fasises orbitalis : mempunyai lubang kecil yaitu forsmen
orbitabdan terdpat permukaan saluran kecil menuju lateral
kemudian bercabang menjadi foramen zigomatikum fasialis
dan foramen zigomatiko temporalis.
b. Fasies temporalis : dataran yang berhubungan dengan bagian
samping tengkorak.
c. Fasies maksilaris : dataran yang berhubungan dengan tulang
rahang atas.
OS LAKRIMALE
Os larimale berbentuk segiempat membentuk dinding medialis orbita dan
bagian lain membentuk rongga hidung. Bagian depan tulang ini terdapat prosesus
frontalis maksilaris dan bagian belakang lamina papyrasera ossis etmoidalis,
melekat pada os frontale dan di bawah korpus maksilaris.
16
OS PALATUM
Os palatum merupakan bagian horizontal dan bagian vertikal lamina
perpendikulus.
1. Lamina horizontal ossa palatina kiri dan kanan : melekat dalam
sutura palatina, membentuk palatum durum, sedangkan bagian
depan melekat pada tepi belakang prosesus palatines maksilae dan
membentuk sutura palatine transversa.
2. Perpendikularis : melekat pada bagian belakang korpus
maksilaris (fasies maksilaris).
3. Lamina horizontalis ossis palatinus : merupakan lanjutan sutura
palatina durum bagian belakang.
4. Lamina perpendikularis ossis palatinus : mempunyai sulkus
pterigo palatinus, bagian yang agak menonjol disebut prosesus
maksilaris.
OS VAMER
Os vamer berbentuk taju belah ketupat tegak yang terdapat dibagian
belakang dari fosa nasalis membentuk septum nasi.
KONKA NASALIS INFERIOR
Menyerupai karang melengkung ke arah medialis tepi atas melekat pada
krista konka nasalis ossis maksilaris dan ossis palatina. Bagian tengah terdapat
pintu sinus maksilaris disantrum higmori membentuk kanalis lakrimalis.
17
Tulang Penyusun Pelindung Otak (Kranium) dan Tulang Pembentuk Wajah
Tulang pelindung otak (kranium) tersusun atas tulang dahi, tulang ubunubun, tulang tapis, tulang baji, tulang pelipis, dan tulang kepala bagian belakang.
Tulang pembentuk wajah tersusun atas tulang rahang atas, tulang rahang
bawah, tulang hidung, tulang pipi, tulang air mata, tulang langit-langit, dan tulang
belakang.
2.5 Penyakit-Penyakit yang Menyerang Kepala
1. Hidrosefalus
Hidrosefalus adalah penumpukan cairan di dalam tengkorak sehingga otak
membengkak. Secara harfiah, hidrosefalus berarti “air di otak”. Hidrosefalus
terjadi dikarenakan adanya masalah aliran cairan serebrospinal. Cairan ini
mengelilingi sumsum otak dan tulang belakang dan berfungsi sebagai pembawa
nutrisi ke otak, membuang limbah dari otak, dan menjadi bantalan otak. Aliran
cairan tersebut bisa saja tersumbat atau produksi cairannya yang berlebihan.
Akibatnya tekanan otak tinggi sehingga otak terdorong ke tengkorak dan merusak
jaringan otak.
2. Parkinson
Parkinson adalah penyakit yang ditandai dengan tremor (gemetar), sikap
agak kaku dan mengalami gangguan saat berjalan. Penyakit ini dapat dialami oleh
18
baik pria maupun wanita dan dialami oleh 1% dari seluruh populasi. Pria lebih
sering mengalami parkinson. Penyakit ini biasanya dimulai pada usia 50 sampai
65 tahun. Biasanya gejala awal tidak disadari sampai sudah cukup terlihat oleh
dokter. Kehilangan lebih dari 80% dopamine menjadi penyebab terjadinya
parkinson.
3. Stroke
Stroke adalah penyakit yang ditandai dengan adanya gangguan pembuluh
darah yang menuju otak sehingga beberapa jaringan otak mengalami kematian.
Hal tersebut dapat menyebakan kehilangan beberapa fungsi motorik. Gangguan
tersebut dapat berupa sumbatan, penyempitan, atau pecahnya pembuluh darah.
Kebiasaan merokok, diabetes, dan hipertensi menjadi pemicu utama stroke.
4. Migrain
Migrain adalah rasa sakit pada kepala yang disertai dengan mual, muntah,
dan kepekaan terhadap cahaya meningkat. Pikiran, keturunan, kafein, dan terik
matahari diduga menjadi penyebab utama migrain. Gejala migrain dapat dikurangi
dengan obat penghilang rasa sakit dan obat abortif. Penderita sebaiknya diberikan
istirahat dan lebih baik lagi jika ia tertidur.
5. Alzheimer
Alzheimer adalah penyakit yang ditandai dengan hilangnya intelektual dan
kemampuan sosialisasi yang cukup parah dan mempengaruhi kehidupannya
19
sehari-hari. Orang lanjut usia sering mengalami alzheimer. Gejala yang sering
terjadi adalah pikun, kesulitan berbicara dan berpikir, lebih sulit dalam melakukan
hal yang dulunya biasa dilakukan, dan hilangnya kemampuan dalam menilai.
Penyakit ini tidak dapat disembuhkan dan membutuhkan dukungan penuh dari
keluarga dan teman-temannya.
6. Meningitis
Meningitis adalah radang yang terjadi pada membran pelindung sistem
saraf pusat yang disebut meninges. Meninges adalah selaput pelindung yang
menyelimuti otak dan saraf tulang belakang. Meninges terdiri dari tiga bagian
yaitu duramater, arachnoid, dan piamater. Meningitis disebabkan oleh jamur,
bakteri, ataupun virus. Ketika meninges diserang, meninges akan meradang dan
membengkak akibat infeksi. Hal tersebut dapat merusak sistem saraf dan otak.
Sehingga penderita seringkali berujung pada kematian. Penyakit ini dapat dicegah
dengan melakukan vaksinasi meningitis.
7. Kanker Otak
Kanker otak adalah penyakit kanker yang menyerang otak. Penyakit ini
tentu sangat berbahaya karena otak adalah bagian terpenting manusia.
Penderitanya bisa siapa saja mulai dari yang berusia lanjut bahkan anak-anak.
Penyebab kanker otak adalah malnutrisi, alkohol, kebiasaan merokok, dan
narkoba. Gejala kanker otak mulai dari rasa sakit seperti tertekan, kehilangan
fokus, perubahan perilaku, dan beberapa anggota badan tidak bisa digerakan.
20
8. Epilepsi
Epilepsi adalah kelainan yang disebabkan oleh terbentuknya sinyal listrik di
dalam otak yang menyebabkan timbulnya kejang-kejang secara mendadak.
Penyebaran impuls yang tidak terkendali menjadi salah satu penyebab terjadinya
epilepsi. Cara penanganannya adalah dengan memberikan obat supositoria ke
dalam anus. Bila kejang berlangsung selama lebih dari dua menit, penderita harus
dibawa ke rumah sakit.
9. Craniosynostosis (Kelainan Bentuk Tengkorak Kepala Bayi)
Craniosynostosis adalah kelainan bentuk tengkorak kepala bayi.
Craniosynostosis adalah kondisi cacat lahir yang menyebabkan bentuk kepala
bayi tidak normal akibat adanya kelainan pada tulang tengkorak. Tulang
tengkorak bukan satu tulang utuh yang berdiri sendiri, melainkan gabungan dari
tujuh lempeng tulang yang berbeda. Ketujuh tulang itu dihubungkan satu sama
lain oleh jaringan yang disebut sutura.
Bayi dikatakan mengalami craniosynostosis jika satu atau beberapa jaringan
sutura menutup lebih cepat dari seharusnya. Akibatnya, otak bayi tidak bisa
berkembang dengan maksimal karena terhambat oleh tulang tengkorak yang
terlanjur menyatu. Kondisi ini sangat berbahaya karena bisa mengakibatkan
munculnya beberapa gangguan dan kelainan. Bentuk tulang tengkorak yang tidak
proporsional bisa menimbulkan sakit kepala berkepanjangan, gangguan
penglihatan, serta masalah psikologis di kemudian hari.
21
Penyebab Craniosynostosis
Penyebab craniosynostosis belum diketahui pasti. Meski begitu, kadang
kondisi ini berhubungan dengan kelainan genetik seperti sindrom Apert, sindrom
Pfeiffer, sindrom Crouzon, dan masih banyak lagi. Pada beberapa
kasus, craniosynostosis disebabkan oleh perpaduan paparan zat kimia selama
kehamilan dan faktor genetik.
Jenis-Jenis Craniosynostosis
Tergantung dari jenis sutura yang terlibat dalam percepatan penutupan
tulang tengkorak, craniosynostosis dibedakan menjadi empat tipe, yaitu:

Sagittal. Ini adalah jenis craniosynostosis yang paling sering ditemukan.
Sesuai namanya, gangguan ini terjadi di ketika bagian sagittal suture, yang
membentang dari depan ke belakang tengkorak bagian atas (area ubunubun), menutup terlalu dini. Gangguan ini menyebabkan kepala tumbuh
memanjang dan agak pipih.

Coronal. Coronal suture membentang dari telinga kanan dan kiri ke
bagian atas tengkorak. Penutupan dini pada bagian ini bisa menyebabkan
bentuk dahi menjadi tidak rata dan bergelombang.

Metopic. Metopic suture membentang dari hidung melalui garis tengah
dahi hingga ke ubun-ubun dan terhubung dengan sagittal suture di bagian
atas tengkorak. Penutupan dini pada sutura ini menyebabkan dahi
membentuk segitiga dengan bagian belakang kepala melebar.
22

Lambdoid. Penutupan dini terjadi di lambdoid suture, yang membentang
dari kanan ke kiri di bagian belakang tengkorak. Hal ini menyebabkan
sebagian sisi kepala bayi terlihat datar dan posisi salah satu telinga lebih
tinggi dari telinga yang lain. Craniosynostosis lambdoid sangat jarang
ditemukan.
Gejala Craniosynostosis
Gejala dan tanda craniosynostosis biasanya sudah tampak saat bayi lahir, dan
semakin terlihat jelas setelah beberapa bulan. Gejala tersebut antara lain:

Ubun-ubun pada bagian atas kepala bayi tidak terlihat.

Bentuk tengkorak bayi terlihat aneh (tidak proporsional).

Munculnya peningkatan tekanan di dalam tengkorak bayi.

Kepala bayi tidak berkembang sejalan dengan pertambahan usia.
Pada sebagian kasus, craniosynostosis menyebabkan adanya gangguan atau
kerusakan pada otak, serta menghambat proses pertumbuhan secara umum.
Berikut adalah gejala-gejala yang perlu Anda waspadai.

Muntah tiba-tiba, tanpa didahului rasa mual.

Gangguan pendengaran.

Mata bengkak atau sulit digerakkan.

Lebih sering tidur dan jarang bermain.

Suara napas keras dan tidak teratur.

Lebih mudah menangis dibanding biasanya.
23
Pengobatan Craniosynostosis
Craniosynostosis dengan tingkat keparahan ringan atau menengah tidak
membutuhkan pengobatan yang serius. Dokter biasanya akan menyarankan bayi
Anda untuk menggunakan helm khusus yang berfungsi merapikan bentuk
tengkorak serta membantu perkembangan otak. Jika craniosynostosis parah,
pemedahan harus dilakukan untuk mengurangi dan mencegah tekanan otak,
memberikan ruang agar otak bisa berkembang, serta merapikan bentuk tulang
tengkorak. Ada dua jenis operasi yang bisa dilakukan untuk menangani
craniosynostosis, yaitu:

Bedah endoskopi. Bedah minimal invasif ini cocok dilakukan untuk bayi
berusia di bawah enam bulan, dengan syarat hanya satu sutura yang
bermasalah. Lewat operasi ini, sutura yang bermasalah akan dibuka
sehingga otak bisa berkembang secara normal.

Bedah terbuka. Operasi jenis ini dilakukan untuk bayi di atas enam
bulan, dan tidak hanya untuk mengatasi sutura yang bermasalah, tetapi
juga memperbaiki bentuk tulang tengkorak yang tidak proporsional. Masa
pemulihan pascaoperasi bedah terbuka lebih lama dibandingkan dengan
bedah endoskopi. Terapi helm dapat diberikan untuk merapikan bentuk
tulang tengkorak setelah bedah endoskopi, tetapi pada bedah terbuka terapi
ini tidak diperlukan.
24
Komplikasi yang Mungkin Terjadi Akibat Craniosynostosis
Craniosynostosis adalah kondisi yang harus segera ditangani secepat
mungkin. Bila ditunda, anak berisiko mengalami gangguan otak. Selain itu, bisa
juga menyebabkan cacat bentuk wajah yang dapat mengurangi kualitas hidup
anak di masa depan. Bayi yang memiliki craniosynostosis serius berisiko
mengalami peningkatan tekanan dalam tengkoraknya. Jika tidak ditangani,
peningkatan tekanan tengkorak ini bisa menyebabkan keterlambatan
perkembangan, gangguan fungsi kognitif, kebutaan, kejang, bahkan kematian
(meski jarang terjadi).
Tulang Tengkorak Kepala Pada Anak yang Retak dan Di Angkat Saat
Operasi Tumbuh kembali
Perlu diketahui bahwa operasi yang paling umum dilakukan pada tulang
otak berupa tindakan kraniotomi. Kraniotomi merupakan operasi dengan
membuka salah satu bagian tulang tengkorak dengan membuat semacam lubang
untuk mengakses organ dalam tengkorak yang akan dioperasi. Tindakan
kraniotomi sering dilakukan jika terdapat kondisi seperti perdarahan didalam otak,
tumor, atau akibat terjadinya cedera kepala. Perlu kita ketahui bahwa pada operasi
tulang tengkorak tentu melibatkan pembuatan lubang. Ukuran lubang tersebut
tergantung dari prosedur operasi yang dilakukan. Pada dasarnya tulang tengkorak
yang sudah dibuat lubang setelah operasi sudah tidak bisa menutup kembali.
Namun, biasanya hal ini diatasi dengan pemasangan plate atau bone
graft (cangkok tulang) untuk menutupi lubang tersebut.
25
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.1.1 Fungsi utama dari tulang tengkorak adalah untuk melindungi otak,
organ sensorik dan mendukung struktur wajah
3.1.2
Tulang tengkorak dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu tulang
pelindung otak (kranium) dan tulang pembentuk wajah. Tulang
pelindung otak (kranium) tersusun atas tulang dahi, tulang ubunubun, tulang tapis, tulang baji, tulang pelipis, dan tulang kepala
bagian belakang. Tulang pembentuk wajah tersusun atas tulang
rahang atas, tulang rahang bawah, tulang hidung, tulang pipi,
tulang air mata, tulang langit-langit, dan tulang belakang.
3.1.3
Pada bayi sampai usia 2 tahun sambungan tulang belum sempurna
seperti orang dewasa, bentuk suturanya menyerupai garis. Pada
bayi ditemukan dua buah celah yaitu frontale mayor dan frontale
minor.
3.1.4
Ossa maksilaris, Os mandibular, Ossa nasale, Os zigomatikum, Os
lakrimale, Os palatum, Os vamer, Konka nasalis inferior
3.1.5
Parkinson, Hidrosefalus, Stroke, Migrain, Alzheimer,
Meningitis,Kanker otak , Epilepsi, dan Craniosynostosis.
26
3.2 Saran
Hasil observasi ini sebagai bahan belajar untuk mahasiswi dalam
meningkatkan pemahaman tentang anatomi tengkorak kepala yang didapati di
perkuliahan. Dan juga bisa menjadi bahan pembelajaran dan acuan untuk dapat
menjadi calon bidan yang selalu berpegangan teguh dalam falsafah dan filosofi
kebidanan.
27
DAFTAR PUSTAKA
https://septiantarie.com/2012/10/08/sistem-rangka-pada-manusia/
Rahmah.2012.RangkaManusia dan Fungsinya.
http://asagenerasiku.com/2012/03/rangka-manusia-dan-fungsinya.html
https://www.academia.edu/11154912/Sistem_Rangka
https://dosenbiologi.com/manusia/sistem-rangka-manusia
28
Download