Uploaded by User32568

MAKALAH ANALISIS LKPD FIX

advertisement
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH DAERAH
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Akuntansi Sektor Publik
Yang diampu oleh Rizka Furqorina, S.E., M.Si
OLEH
Elia Kurniawati
180422623160
Fera Pebriyanti
180422623011
Ghufran Ghozali
180422623072
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
OKTOBER 2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................ ....................... ......
BAB I PENDAHULUAN .................................................... ....................... ......
A. Latar Belakang Masalah................................................ ....................... ......
B. Rumusan Masalah ......................................................... ....................... ......
C. Tujuan Penulisan ........................................................... ....................... ......
BAB II PEMBAHASAN ..................................................... ....................... ......
A. Tahapan Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. .................. ......
B. Analisis Aset Pemerintah Daerah. ................................ ....................... ......
C. Analisis Kewajiban dan Ekuitas Dana Pemerintah Daerah. ................. ......
D. Analisis Pendapatan Pemerintah Daerah. ..................... ....................... ......
E. Analisis Belanja Pemerintah Daerah............................. ....................... ......
F. Analisis Pembiayaan Pemerintah Daerah. .................... ....................... ......
G. Analisis Laporan Arus Kas pemerintah Daerah. ........... ....................... ......
H. Contoh Laporan Keuangan Pemerintah Daerah............ ....................... ......
BAB III PENUTUP ............................................................. ....................... ......
A. Kesimpulan ................................................................... ....................... ......
B. Saran.............................................................................. ....................... ......
DAFTAR RUJUKAN .......................................................... ....................... ......
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sama halnya dengan entitas lain, pemerintah daerah juga memiliki laporan
keuangan yang dihasilkan oleh sistem akuntansi yang digunakan dalam rangka
mengelola aktivitas keuangan pemerintah daerah demi kesejahteraan warga
daerah. Selain untuk menciptakan good governance melalui akuntabilitas publik
dan budaya transparansi, Laporan keuangan ini diperlukan karena adanya
stakeholders yang berkepentingan untuk membuat berbagai keputusan ekonomi,
sosial dan politik di wilayah daerah yang bersangkutan.
Stakeholders ini berasal dari berbagai kalangan yang perlu mendapatkan
kemudahan dalam menerjemahkan informasi keuangan yang mereka butuhkan
dalam membuat suatu keputusan. Untuk itu, aktivitas analisis Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah oleh auditor memiliki peran yang sangat penting bagi
pemerintah daerah untuk dapat mencapai visi-misinya melalui Stakeholders.
Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah membantu stakeholders untuk
memahami bagaimana cara menafsirkan angka-angka dari laporan keuangan dan
bagaimana mengevaluasinya (Mahmudi, 2010)
Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah juga dapat dijadikan sebagai
evaluasi dalam pengelolaan keuangan daerah dari tahap perencanaan,
implementasi, maupun pelaporan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penulisan makalah ini diantaranya adalah :
1.
Bagaimana tahapan analisis laporan keuangan pemerintah daerah ?
2.
Bagaimana analisis aset pemerintah daerah ?
3.
Bagaimana analisis kewajiban dan ekuitas dana pemerintah daerah ?
4.
Bagaimana analisis pendapatan pemerintah daerah ?
5.
Bagaimana analisis belanja pemerintah daerah ?
6.
Bagaimana analisis pembiayaan pemerintah daerah ?
7.
Bagaimana analisis laporan arus kas pemerintah daerah ?
8.
Bagaimana contoh laporan keuangan pemerintah daerah ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini diantaranya ialah untuk mengetahui :
1.
Tahapan analisis laporan keuangan pemerintah daerah.
2.
Analisis aset pemerintah daerah.
3.
Analisis kewajiban dan ekuitas dana pemerintah daerah.
4.
Analisis pendapatan pemerintah daerah.
5.
Analisis belanja pemerintah daerah.
6.
Analisis pembiayaan pemerintah daerah.
7.
Analisis laporan arus kas pemerintah daerah.
8.
Contoh laporan keuangan pemerintah daerah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tahapan Analisis Laporan Keuangan
1.
Ruang Lingkup Analisis Laporan Kinerja Pemerintah Daerah
Dalam PP No. 03 Tahun 2007, pemerintah daerah berkewajiban menyampaikan:
- Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) Kepada Pemerintah
Pusat
- Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) KepaLa Daerah Kepada
DPRD
- Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) Kepada
Masyarakat
LKPJ Kepala Daerah merupakan laporan kinerja terpenting yang akan menjadi
objek analisis kinerja. LKPJ Kepala Daerah dapat dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu:
1. Laporan Pelaksanaan Tugas Umum Pemerintahan dan Pembangunan
2. Laporan Pelaksanaan APBD
Sistematika LKPJ pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar Hukum
B. Gambaran Umum Daerah
1. Kondisi Geografis Daerah
2. Gambaran Umum Demografis
3. Kondisi Ekonomi
BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH
A. Visi dan Misi
B. Strategi dan Arah Kebijakan Daerah (Sesuai RPJMD)
C. Prioritas Daerah
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
A. Pengelolaan Pendapatan Daerah
1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah
2. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah
3. Permasalahan dan Solusi
B. Pengelolaan Belanja Daerah
1. Kebijakan Umum Keuangan Daerah
2. Target dan Realisasi Belanja
3. Permasalahan dan Solusi
BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH
A. Urusan Wajib yang Dilaksanakan
1. Program dan Kegiatan
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
3. Permasalahan dan Solusi
B. Urusan Pilihan yang Dilaksanakan
1. Program dan Kegiatan
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan’
3. Permasalahan dan Solusi
BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN
A. Tugas Pembantuan yang Diterima
1. Dasar Hukum
2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan
3. SKPD yang Melaksanakan
4. Program dan Kegiatan yang Diterima dan Pelaksanaannya
5. Sumber dan Jumlah Anggaran
6. Permasalahan dan Solusi
B. Tugas Pembantuan yang Diberikan
1. Dasar Hukum
2. Urusan Pemerintahan yang Ditugaspembantukan
3. Sumber dan Jumlah Anggaran
4. Sarana dan Prasarana
BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN
A. Kerjasama Antardaerah
B. Kerjasama Daerah dengan Pihak Ketiga
C. Koordinasi dengan Instansi Vertikal di Daerah
D. Pembinaan Batas Wilayah
E. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana
F. Pengelolaan Kawasan Khusus
G. Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum
BAB VII PENUTUP
Laporan pelaksanaan APBD berisi laporan keuangan pemerintah daerah yang
sudah diaudit oleh BPK RI yang tediri atas:
-
Neraca
-
Laporan Realisasi Anggaran
-
Laporan Arus Kas
-
Catatan Atas Laporan Keuangan
-
Laporan Keuangan Perusahaan Daerah sebagai Lampiran
2.
Langkah-Langkah Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
a.
Menilai Kinerja Makro
Dalam menganalisis kinerja makro ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu: Ekonomi, Kesehatan, Pendidikan, Kependudukan,
Ketenagakerjaan, Taraf dan Pola Konsumsi, Perumahan dan Lingkungan,
Keamanan dan Ketertiban, dan Pemerintahan.
b.
Menilai Kinerja Program atau Kegiatan
Keberhasilan pelaksanaan program/kegiatan dapat dinali dari aspek
3E, yaitu ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Ekonomi berkaitan dengan
penggunaan sumber daya secara hemat, efisiensi berkaitan dengan
kesesuaian pelaksanaan, dan efektivitas berkaitan dengan ketercapaian
target.
c.
Menilai Kinerja Keuangan
Analisis
laporan
keuangan
merupaka
kegiatan
untuk
menginterpretasikan angka-angka dalam laporan keuangan untuk menilai
kinerja keuangan yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
baik ekonomi, sosial, dan politik.
3. Teknik Analisis Laporan Keuangan
Beberapa teknik analisis laporan keuangan, antara lain:
a.
Analisis Varians (Selisih)
Analisis varians (selisih) digunakan untuk menganilis laporan realisasi
anggaran, yaitu
dilakukan dengan cara mengevaluasi selisih yang terjadi antara anggaran
dengan realisasi.
Aspek penting yang perlu diperhatikan dalam analisis varians adalah:
- Menentukan tingkat signifikan selisish anggaran
- Menentukan tingkat varians (selisih) anggaran yang bisa ditoleransi
- Mencari penyebab terjadinya selisih anggaran
b.
Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan adalah perbandingan antara dua angka yang
datanya diambil dari elemen laporan keuangan. Analisis rasio keuangan
digunakan untuk mengintepretasikan perkembangan
ke
tahun
dan membandingkannya
dengan
kinerja
dari
tahun
kinerja organisasi lain
yang sejenis. Berbagai macam analisis rasioa keuangan, antara lain:
- Analisis aset
- Analisis likuiditas
- Analisis solvabilitas
- Analisis kewajiban (leverage)
- Analisis ekuitas
- Analisis profitabilitas
- Analisis aktivitas
c.
Analisis Pertumbuhan (Trend)
Analisis pertumbuhan (trend) digunakan untuk mengetahui kecenderungan
baik berupa
kenaikan atau penurunan kinerja selama kurun waktu tertentu. Analisis
pertumbuhan
dapat diaplikasikan untuk menilai pertumbuhan aset, pendapatan, utang,
surplus/defisit,
dan sebagainya.
d.
Analisis Regresi
Analisis
variabel
regresi
independen
digunakan
untuk
menguji
pengaruh
terhadap variabel dependen. Analisis ini bermanfaat
untuk riset kebijakan publik yang hasilnya dapat diaplikasikan oleh pemerintah
daerah.
e.
Analisis Prediksi
Data laporan keuangan dapat digunakan untuk analisis prediksi atau
proyeksi. Analisis ini bermanfaat
tahun
depan
dengan
untuk
menggunakan
memprediksi
pendapatan
data laporan keuangan tahun ini.
B. Analisis Aset Pemerintah Daerah
Menurut Standar Akuntansi Pemerintah (PP No. 24 Tahun 2005), aset adalah
sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai
akibat dari peritiwa masa lalu, dapat dimanfaatkan di masa depan baik oleh
pemerintah ataupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang.
Suatu objek dapat dikatakan sebagai aset apabila memenuhi 4 karakteristik
berikut:
1. Dimiliki oleh pemerintah daerah.
2. Memiliki manfaat ekonomik di masa yang akan datang.
3. Dapat diukur dengan satuan uang.
4. Timbul karena transaksi masa lalu.
Aspek Penting dalam Pelaporan Aset
Salah satu masalah utama dalam pelaporan aset adalah menentukan jenis
pengeluaran atau belanja apa yang dikategorikan sebagai aset. Di pemerintah
daerah, semua belanja modal akan dilaporkan sebagai penambah aset dalam
neraca. Namun, untuk belanja nonmodal, yaitu belanja operasional hanya ada
beberapa yang mempengaruhi neraca, dan sebagian besar belanja operasional yang
sifatnya tunai tidak akan mempengaruhi neraca, hanya saja mempengaruhi laporan
realisasin anggaran. Namun, jika belanja operasional tersebut terutang, maka akan
mempengaruhi liabilitas dalam neraca.
Penambahan atau pengurangan aset pemerintah daerah juga dipengaruhi
dari transaksi pembiayaan. Pembiayaan tersebut terkait dengan pembentukan dan
penggunaan dana cadangan, penyertaan modal pemerintah daerah, pengeluaran
untuk investasi, pemberian pinjaman dan penjualan aset. Kemudian transaksi
pengeluaran atau belanja tersebut dikapitalisasi yang artinya pengeluaran tersebut
diakui di neraca sebagai penambah aset.
Permasalahan yang mungkin dapat dialami pemerintah daerah dalam
pelaporan aset terkait dengan:
1. Kepemilikan aset yang tidak pasti. Hal ini bisa terjadi karena
ketidakjelasan status kepemilikan serta tidak ada bukti kepemilikan
yang sah.
2. Manfaat ekonomi di masa depan yang tidak pasti atau sulit diukur. Hal
ini bisa terjadi pada pengakuan aset tak berwujud dan menjadi
tantangan bagi pemerintah daerah dalam pelaporan dan pencatatan aset
yang semuanya bergantung pada kebijakan akuntansi pemerintah
daerah yang diterapkan.
3. Terjadi perubahan nilai aset. Hal ini terjadi karena pencatatan aset
dilakukan berdasarkan nilai historis, sedangkan nilai pasarnya selalu
berubah sehingga mengakibatkan nilai aset lebih tinggi atau lebih
rendah dari nilai pasarnya.
Analisis aset pemerintah daerah dapat dilakukan dengan cara:
1. Membandingkan nilai tiap-tiap aset dalam neraca tahun sekarang dengan
tahun sebelumnya (dua periode pelaporan).
Tujuan melakukan perbandingan nilai tiap-tiap aset adalah untuk
mengetahui perubahan posisi aset pemerintah daerah selama dua periode,
apakah terjadi kenaikan atau penurunan. Oleh karena itu, apabila terdapat
laporan keuangan neraca lebih dari dua tahun, maka hal itu akan semakin
membantu dalam memberikan gambaran perkembangan aset yang lebih
komprehensif dan dapat melakukan analisis tren untuk memprediksi kondisi
aset di masa yang akan datang.
Pertumbuhan aset pemerintah daerah yang dapat dinilai menggunakan
informasi laporan keuangan neraca pemerintah daerah minimal dua periode
terakhir sebagai berikut.
1. Pertumbuhan Aset Lancar
2. Pertumbuhan Investasi Jangka Panjang
3. Pertumbuhan Aset Tetap
Pertumbuhan aset tetap memberikan informasi mengenai adanya
peningkatan sarana dan prasarana fisik pemerintah daerah yang berupa
pengadaan dan pembangunan infrastruktur baru atau bisa berupa
perbaikan yang menambah nilai aset sehingga dikapitalisasi.
Dalam menganalisis aset tetap, perlu mengetahui metode depresiasi
yang digunakan oleh pemerintah daerah, jika pemerintah daerah
mendepresiasi aset tetapnya. Depresiasi aset tetap pada sektor publik
tidak terlalu penting karena sektor publik tidak bertujuan untuk mencari
laba sehingga pendepresiasian aset tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pengurangan pajak yang ditanggung. Namun,
depresiasi aset boleh dilakukan oleh pemerintah daerah untuk
memberikan informasi tentang nilai ekonomis dari aset yang dimiliki
kepada pembaca laporan. Informasi depresiasi juga dapat digunakan
untuk mengetahui nilai historis dan nilai saat ini setelah didepresiasi
yang berguna untuk menilai perlu tidaknya dilakukan rehabilitasi,
penggantian, dan penghentian aset tetap.
Terdapat beberapa metode depresiasi aset, antara lain:
1. Metode garis lurus (straight line method)
2. Metode saldo menurun ganda (double declining balance method)
3. Metode unit produksi (unit of production method).
4. Pertumbuhan Dana Cadangan
Dana cadangan merupakan dana yang penggunaanya sudah terikat
atau dibatasi untuk tujuan khusus. Pada dasarnya dana cadangan
berwujud kas dan setara kas namun berbeda dengan kas dan setara kas
pada aset lancar. Dalam praktiknya, pemerintah daerah dapat
membentuk rekening khusus untuk dana cadangan.
5. Pertumbuhan Aset Lainnya
2. Menghitung proporsi atau presentase masing-masing kelompok aset dengan
total aset.
Analisis proporsi ini bermanfaat untuk melihat aset pemerintah daerah
secara global. Apabila kelompok aset tertentu lebih besar dari pada aset tetap,
maka kondisi keuangan dari pemerintah daerah dapat dikatakan sedang tidak
baik karena kondisi keuangan terlalu likuid (overliquid). Begitu juga
sebaliknya, jika aset tetap lebih besar dari pada kelompok aset lainnya juga
akan mengganggu kondisi keuangan pemerintah daerah karena kondisi
keuangan menjadi tidak likuid (illiquid). Kondisi keuangan yang tidak baik
dapat
mengakibatkan
krisis
keuangan
bahkan
bisa
mengakibatkan
kebangkrutan yang akan membawa kepada krisis ekonomi dan politik.
Pemerintah dapat merencanakan proporsi yang diinginkan untuk tahun
depan, dan apabila pemerintah daerah hendak melakukan perencanaan
keuangan, maka informasi proporsi komponen aset sangat dibutuhkan.
Pemerintah daerah juga dapat membuat prediksi neraca tahun depan.
Tujuannya adalah sebagai alat perencanaan dan pengendalian keuangan
daerah agar tidak terjadi penyimpangan dalam pengelolaan keuangan daerah.
3. Menghitung modal kerja yang dimiliki pemerintah daerah.
Analisis modal kerja bermanfaat untuk menilai kecukupan keuangan
pemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan pelaksanaan operasi rutin
harian hanya dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki. Bagi para
kreditor, analisis modal kerja digunakan untuk melihat kemampuan
pemerintah daerah dalam menghadapi krisis keuangan. Secara umum,
semakin tinggi modal kerja, maka likuiditas organisasi semakin baik.
Analisis modal kerja pemerintah daerah dirumuskan sebagai berikut:
MODAL KERJA = ASET LANCAR – KEWAJIBAN LANCAR
4. Menghitung rasio keuangan terkait dengan aset.
Informasi aset dalam neraca juga sangat penting untuk menghitung rasio
keuangan tertentu.
Rasio-rasio yang dapat digunakan dalam analisis laporan keuangan
pemerintah daerah antara lain:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan pemerintah daerah
untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk melakukan
analisis likuiditas ini ada beberapa rasio yang dipelajari, yaitu:
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar ini membandingkan antara aktiva lancar yang
dimiliki pemerintah dengan utang jangka pendek. Rasio lancar
merupakan ukuran standar untuk menilai baik tidaknya
keuangan suatu organisasi. Rasio lancar dirumuskan sebagai
berikut:
Rasio Lancar =
b. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas ini membandingkan antara kas yang tersedia
ditambahn investasi jangka pendek dibagi dengan utang lancar.
Rasio
kas
bermanfaat
untuk
mengetahui
kemampuan
pemerintah dalam membayar utang dengan segera. Rasio kas
dirumuskan sebagai berikut:
Rasio Kas =
c. Rasio cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat membandingkan antara aktiva lancar dikurangi
persediaan dan dibagi dengan utang lancar. Rasio cepat dapat
menunjukkan berapa alat likuiditas yang paling cepat yang bisa
digunakan untuk melunasi utang lancar, sehingga dapat
mengindikasikan pemerintah dapat membayar utangnya
dengan cepat atau tidak. Rasio cepat dirumuskan sebagai
berikut:
Rasio Cepat =
d. Working Capital to Total Assets Ratio
Working Capital to Total Assets Ratio adalah rasio
keuangan untuk mengukur likuiditas dari total aktiva dengan
posisi modal kerja neto. Rasio modal kerja terhadap aset total
dirumuskan sebagai berikut:
Working Capital to Total Assets Ratio =
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas dapat digunakan untuk melihat kemampuan
pemerintah daerah dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik
kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio solvabilitas
dirumuskan sebagai berikut:
Rasio Solvabilitas =
3. Rasio Utang (Leverage Ratio)
Rasio utang digunakan oleh kreditor untuk mengukur kemampuan
pemerintah daerah dalam membayar utangnya. Terdapat beberapa
jenis rasio utang, yaitu:
a. Rasio Utang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)
Rasio utang terhadap ekuitas adalah rasio yang digunakan
untuk mengetahui bagian dari setiap rupiah ekuitas dana yang
dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Rasio ini
mengindikasikan seberapa besar pemerintah daerah terbebani
oleh utang. Semakin besar rasio utang menunjukkan semakin
besar risiko pemberian utang. Rasio ini dirumuskan sebagai
berikut:
Rasio Utang Terhadap Ekuitas =
b. Rasio Utang Terhadap Aset Modal (Total Debt to Total Capital)
Rasio utang terhadap aset modal digunakan untuk
mengetahui berapa bagian dari aset modal yang dapat
digunakan untuk menjamin utang. Namun, sesuai peraturan,
dalam
melakukan
pinjaman,
pemerintah
daerah
tidak
dibenarkan menjadikan aset modal pemerintah daerah sebagai
jaminan. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
Rasio Utang Terhadap Aset Modal =
c. Time Interest Earned Ratio
Time Interest Earned Ratio adalah rasio untuk mengetahui
besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga utang
jangka panjang. Namun, konsep ini tidak dapat diterapkan pada
pemerintah daerah karena tidak adanya konsep laba dalam
laporan keuangan pemerintah daerah. Rasio ini dirumuskan
sebagai berikut:
Time Interest Earned Ratio =
5. Mengevaluasi perhitungan, interpretasi dan prediksi.
C. Analisis Kewajiban dan Ekuitas Dana Pemerintah Daerah
Menurut Standar Akuntansi Pemerintah, kewajiban adalah utang yang timbul
di masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya
ekonomi pemerintah. Kewajiban diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Kewajiban jangka pendek, yaitu kewajiban yang harus dilunasi dalam
waktu 12 (dua belas) bulan.
2. Kewajiban jangka panjang, yaitu kewajiban yang waktu pelunasannya
lebih dari 12 (dua belas) bulan.
Manajemen Utang dan Analisis Risiko
Utang bagi pemerintah daerah memiliki beberapa manfaat namun juga
mengandung risiko. Manfaatnya yaitu memperbaiki struktur neraca, meningkatkan
struktur dan menjaga kesinambungan fiskal, serta untuk membiayai investasi
pembangunan. Namun risiko yang akan dihadapi pemerintah daerah akan sangat
sulit apabila utang pemerintah daerah terlalu besar karena dapat melemahkan
struktur neraca dan mengakibatkan krisis ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah
daerah perlu melakukan manajemen utang agar manfaat dari pinjaman tersebut
dapat digunakan secara optimal dann risiko yang mungkin terjadi bisa dikelola
dengan baik.
Manajemen Utang Pemerintah Daerah
Manajemen utang pemerintah daerah adalah serangkaian tindakan
yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk memaksimalkan pinjaman
dan menghindari risiko yang timbul terkait dengan utang. Manajemen
utang meliputi tindakan-tindakan berikut:
1. Menjaga kesinambungan pertumbuhan utang
2. Mengevaluasi struktur utang
3. Melakukan portofolio utang
4. Menegosiasi dan memilih skema pinjaman yang memberikan
keuntungan optimal dan risiko terkecil
5. Menghitung biaya utang dan dampaknya terhadap stabilitas fiskal
pemerintah daerah
6. Menghitung pengaruh utang terhadap makro ekonomi daerah
7. Memantau penggunaan utang
8. Mengevaluasi penggunaan utang
9. Melakukan penjadwalan kembali utang
Analisis Risiko
Analisi risiko dilakukan untuk menghindari kerugian yang mungkin
dialami oleh pemerintah daerahterkait dengan pengguanaan utang. Analisis
risiko antara lain:
1. Menganilisis kondisi ekonomi makro secara menyeluruh dan
prediksi ke depan
2. Menganalisis nilai tukar dan prediksi ke depan
3. Memprediksi dan mengantisipasi adanya external shock yang
berpengaruh terhadap manajemen utang
4. Membuat skema tindakan perlindungan utang
5. Memprediksi dan mengantisipasi timbulnya utang bersyarat
6. Melakukan uji kekuatan terhadap portofolio yang saat ini dimiliki
oleh pemerintah daerah.
Analisis Utang Pemerintah daerah
Berdasarkan informasi dalam laporan keuangan pemerintah daerah, pembaca
laporan dapat melakukan analisis utang pemerintah daerah, antara lain:
1. Analisis Pertumbuhan Utang
Analisis pertumbuhan utang bermanfaat untuk mengetahui
perkembangan utang pemerintah daerah dari tahun ke tahun. Pertumbuhan
utang harus dikendalikan oleh pemerintah daerah agar tidak mengganggu
stabilitas ekonomi dan keuangan daerah.
2. Analisis Rasio Utang Per Kapita
Untuk melakukan analisis rasio utang per kapita dibutuhkan data
jumlah penduduk pemerintah daerah setempat. Rasio utang per kapita
memberikan informasi mengenai beban utang setiap masyarakat yang
menjadi penduduk pemerintah daerah tersebut. Rasio utang per kapita
dirumuskan sebagai berikut:
Rasio Utang Per Kapita =
3. Rasio Utang Terhadap Ekuitas Dana
Rasio ini bermanfaat untuk memberikan indikasi berapa bagian dari
ekuitas dana yang diperlukan untuk mendanai utang. Semakin besar rasio
ini menandakan semakin besar ketergantungan pemerintah daerah terhadap
pembiayaan utang dan juga menambah risiko keuangan daerah. Rasio ini
dirumuskan sebagai berikut:
Rasio Utang Terhadap Ekuitas =
4. Rasio Utang Terhadap Aset Modal
Bagi kreditor rasio ini digunakan untuk melihat kemampuan
pemerintah daerah untuk melunasi utangnya dengan aset modal yang
dimiliki apabila terjadi kegagalan dalam pembayaran utang. Sedangkan
bagi manajemen, rasio ini bermanfaat untuk mendukung manajemen aset
pemerintah daerah. Rasio ini dirumuskan sebgaia berikut:
Rasio Utang Terhadap Aset Modal =
5. Analisis Rasio Bunga Utang Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Rasio ini digunakan untuk mengetahui besarnya kemampuan
pemerintah daerah untuk membayar bunga utang jangka panjang
menggunakan Pendapatan Asli Daerah. Rasio ini dirumuskan sebagai
berikut:
Rasio Bunga Utang Terhadap PAD =
6. Analisis Rasio Utang Terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)
Rasio ini bermanfaat untuk mengetahui kemampuan daerah dalam
menanggung beban utang dan memenuhi kewajibannya berdasarkan
kemampuan produktivitas yang dimiliki daerah. Rasio ini dirumuskan
sebagai berikut:
Rasio Utang Terhadap PDRB =
7. Analisis Rasio Utang Terhadap Pendapatan Pajak Daerah
Rasio ini digunakan untuk menggambarkan kapasitas pemerintah
daerah untuk membayar kembali utangnya dengan pendapatan pajak yang
diterima. Semakin kecil rasio ini maka akan semakin baik, yang artinya
pemerintah daerah memiliki kemampuan untuk membayar utangnya
dengan baik. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
Rasio Utang Terhadap Pajak Daerah =
8. Analisis Rasio Utang Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Rasio ini digunakan untuk menggambarkan kapasitas pemerintah
daerah untuk membayar kembali utangnya dengan Pendapatan Asli
Daerah. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
Time Interest Earned Ratio =
9. Analisis Rasio Utang Terhadap Total Pendapatan Daerah
Semakin rendah rasio ini maka akan semakin baik. Rasio utang
terhadap total pendapatan daerah dikatakan baik apabila nilai rasio apabila
berkisar antara 20% - 40%. Apabila diatas 40% maka dikategorikan sangat
jelek, apabila berkisar 10% - 20% dikategorikan cukup baik, dan apabila
dibawah 10% berarti sangat baik. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut.
Rasio Utang Terhadap Pendapatan Daerah =
Analisis Ekuitas Dana
Menurut Standar Akuntansi Pemerintah, ekuitas dana adalah kekayaan bersih
pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah atau bisa
juga dikatakan sebagai hak residual atas aktiva setelah dikurangi semua kewajiban.
Pada dasarnya organisasi pemerintah lebih banyak mengadopsi konsep teori
entitas dan teori dana. Teori entitas memiliki persamaan akuntansi yang
dirumuskan sebagai berikut:
Aset = Kewajiban
Sedangkan teori dana memiliki persamaan akuntansi yang dirumuskan sebagai
berikut:
1. Untuk kategori dana yang dibelanjakan
Aset Likuid = Saldo Dana
2. Untuk dana yang dipisahkan pengelolaannya dalam rangka untuk usaha
Aset = Aset yang Dibatasi/Dipisahkan Penggunaannya
Berdasarkan dua konsep tersebut, persamaan akuntansi pemerintahan menjadi:
Aset = Kewajiban + Ekuitas (Saldo) Dana
Klasifikasi Ekuitas Dana
Ekuitas dana dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1) ekuitas dana lancar, 2) ekuitas
dana investasi, dan 3) ekuitas dana cadangan. Ekuitas dana lancar menggambarkan
kekayaan bersih pemerintah atas aset lancar setelah dikurangi kewajiban lancar.
Ekuitas dana investasi menggambarkan kekayaan pemerintah berdasarkan aset
nonlancar selain dana cadangan yang dikurangi dengan kewajiban jangka panjang.
Ekuitas dana cadangan menggambarkan kekayaan pemerintah berdasarkan dana
cadangan.
Analisis Ekuitas Dana
Informasi ekuitas dana bermanfaat untuk mengetahui kekayaan bersih yang
dimiliki oleh pemerintah daerah. Beberapa analisis laporan keuangan yang
berkaitan dengan ekuitas antara lain, Rasio Utang Terhadap Ekuitas Dana dan
Rasio Kecukupan Ekuitas. Berdasarkan informasi laporan keuangan neraca, dapat
dilakukan analisis struktur ekuitas dana yang bermanfaat untuk mengetahui
proporsi dari utang terhadap ekuitas dana. Sementara itu, informasi komposisi
ekuitas dana bermanfaat untuk mengetahui orientasi alokasi dana pemerintah
daerah dan juga untuk menilai keseimbangan dalam ekuitas dana yang
menggambarkan baik tidaknya manajemen dana yang telah dilakukan oleh
pemerintah daerah.
Analisis Laporan Perubahan Ekuitas Dana
Laporan ekuitas dana merupakan jenis laporan keuangan daerah yang bersifat
opsional. Analisis laporan perubahan ekuitas dana bermanfaat untuk mengetahui
seberapa besar besar perubahan ekuitas dana awal periode dan akhir periode.
D. Analisis Pendapatan Pemerintah Daerah
Menurut SAP pendapatan daerah adalah semua penerimaan Rekening Kas
Umum Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah.
Menurut Mahmudi(2010:137) Cara untuk analisis pendapatan daerah melalui
Laporan Realisasi Anggaran antara lain:
1. Analisis varians (Selisih) Anggaran Pendapatan
Analisis ini dapat dilakukan dengan cara menghitung selisih antara
realisasi pendapatan dan yang dianggarkan. Informasi selisih ini sangat
membantu pengguna Laporan dalam memahami dan menganalisis
kinerja pendapatan. Hal yang perlu diperhatikan pembaca Laporan
dalam hal analisis selisih anggaran pendapatan :
 Melihat
besarnya
selisih
anggaran
pendapatan
realisasinya baik nominal maupun presentase
 Menetapkan tingkat selisih yang dapat ditoleransi
dengan
 Menilai signifikan tidaknya selisih jika dilihat dari total
pendapatan
 Menganalisis Penyebab terjadinya selisih anggaran pendapatan
2. Analisis Pertumbuhan Pendapatan
Analisis pertumbuhan pendapatan bermanfaat untuk mengetahui
kinerja anggaran pemerintah daerah mengalami ertumbuhan positif
atau negative. Pertumbuhan pendapatan daerah diharapka dapat
mngimbangi inflasi. Pertumbuhan pendapatan pada tahun tertentu (t)
dapat dihitung denag rumus berikut:
x 100%
3. Analisis Rasio Keuangan
 Derajat Desentralisasi
Rasio ini menunjukkan derajat kontribusi PAD terhadap total
penerimaan daerah. Semakin tinggi kontribusi PAD maka
semakin tinggi kemampuan pemerintah dalam penyelenggaraan
desentralisasi.
%
 Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah
Semain tinggi rasio ini maka semakin besar tingkat
ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerrintah pusat
x 100 %
 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Semakin
tinggi
rasio
ini
menunjukan
bahwa
tingkat
kemandirian keuangan pemerintah daerah semakin tinggi
x 100%
 Rasio Efektifitas dan Efisiensi Pendapatan Asli Daerah
Rasio Efektifitas PAD menunjukkan kemampuan pemerintah
daerah dalam memobilisasi penerimaan PAD sesuai yang
ditargetkan.
x 100%
x 100%
 Rasio Efektifitas dan Efisiensi Pajak Daerah
Rasio Efeifitas pajak menunjukan kemampuan pemerintah
daerah dalam mengumpulkan pajak daerah sesuai dengan
jumlah penerimaan pajak yang ditargetkan.
x 100 %
x 100 %
 Derajat Kontribusi BUMD
Rasio ini bermanfaat untuk mengetahui tingkst kontribusi
perusahaan daerah dalam mendukung pendapatan daerah
x 100%
 Debt Service Coverage Ratio (DSCR)
Rasio untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam
membayar kembali pinjaman daerah.
Berdasarkan rasio ini, pemerintah daerah dinilai layak untuk
melakukan pinjaman daerah apabila nilai DSCR minimal
sebesar 2,5
 Debt Service Ratio (DSR)
Rasio untuk mengukur kemampuan pemerintah dalam
membayar kembali pinjaman daerah meliputi pokok dan
bunganya dengan pendapatan daerah yang dimiliki.
 Rasio Utang Terhadap Pendapatan Daerah
4. Analisis Potensi Pendapatan Asli Daerah
Analisis Potensi PAD dilakukan untuk mengetahui jenis pajak daerah
dan retribusi daerah tertentu apakah masuk dalam kategori potensial
pima,berkembang ataukah terbelakang
Proporsi
Proporsi
PRIMA
PERKEMBANGAN
POTENSIAL
TERBELAKANG
Keterangan :
: Penerimaan Pajak atau retribusi i pada tahun t
: Nilai Rata – rata pajak atau retribusipada tahun t
: Tambahan penerimaan jenis pajak atau retribusi i pada tahun t
: Tambahan penerimaan pajak atau retribusi pada tahun t
5. Rasio Standar Penerimaan Pendapatan
Rasio yang digunakan untuk pengaasan dan pengendalian manajemen
pemerintah daerah dalam pelaksanaan pemungutan pendapatan daerah.
 Rasio Cakupan
Rasio yang digunakan untuk mengetahui tingkat keefektivan
pemerintah
daerah
dalam
merealisasikan
potensi
pendapatannya.
 Rasio Biaya Pemungutan
Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan biaya yang
dikeluarkan
dalam rangka menperoleh pendapatan dengan
pendapatan yang diperoleh.
 Rasio Biaya Pelayanan
Rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi dalam
penerimaan retribusi daerah.
x 100%
 Rasio Pemungutan
Rasio yang digunakan untuk mengukur realisasi pemungutan
pajak daerah dibandingkan dengan tunggakan dan tagihan baru.
x 100%
x 100%
E. Analisis Belanja Pemerintah Daerah
Menurut SAP, belanja daerah dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran
dai Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam
periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh pemerintah daerah.
Analisis belanja yang dapat dibuat berdasarkan informasi pada Laaporan
Realisasi Anggaran :
1. Analisis Varians Belanja
Analisis terhadap selisih antara realisasi belanja dengan anggaran.
Selisih dalam anggaran belanja itu ada 2 jenis yaitu :
a. Selisih disukai ( Favourable Vaiance)
Jika realisasi belanja lebih kecil dari anggarannya
b. Selisih tidak disukai (UnfavorableVariance)
Jika realisasi belanja lebih besar dari anggarannya
2. Analisis Pertumbuhan Belanja
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar pertumbuhan
masing – masing belanja. Pertumbuhan belanja harus seimbang dengan
pertumbuhan pendapatan.
3. Analisis Keserasian Belanja
Untuk mengetahui keseimbangan belanja
 Analisis belanja per fungsi terhadap total belanja
Dihitung dengan membandingkan belanja tiap – tiap fungsi
terhadap total belanja
 Analisis belanja operasi terhadap total belanja
Rasio ini memberi informasi tentang porsi belanja daerah yang
dialokasikan untuk belanja operasi
 Analisis belanja modal terhadap total belanja
Untuk mengetahui porsi belanja daerah yang dialokasikan
untuk investasi dalam bentuk belanja modal pada tahun
bersangkutan.
 Analisis belanja lagsung dan tidak langsung
Analisis ini bermanfaat untuk pihak internal pemerintah daerah
untuk pengendalian biaya dan anggaran.
4. Rasio Efisiensi belanja
Digunakan untuk mengukur tingkat penghematan anggaran yang
dilakukan pemerintah.
x 100%
5. Rasio belanja daerah terhadap PDRB
Menunjukan produktivias dan fektivitas belanja daerah
F. Analisis Pembiayaan Pemerintah Daerah
Bedasarkan SAP pembiayaan aalah setiap penerimaa yang perlu dibayar
kembali dan/ pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran
bersangkutan maupu tahun – tahun anggaran berikutnya.
1.
Analisis Penggunaan SiLPA tahun lalu
Pada umumnya pos SiLPA akan menjadi alternative pertama yang akan
digunakan pemerintah daerah apabila terjadi deficit anggaran. Jumlah
dana SiLPA dapat iketahui pada akhir periode anggaran.
SiLPA = Surplus/defisit + pembiayaan netto
= (Realisasi pendapatan – realisasi belanja) + (Realisasi
penerimaan
pembiayaan)
pembiayaan –Realisasi Pengeluaran
= (Realisasi Pendapatan + Realisasi penerimaan pembiayaan) –
(Realisasi belanja +Realisasi pengeluaran pembiayaan)
= Realisasi Penerimaan Daerah – Realisasi Pengeluaran Daerah
SiLPA merupakan kas bebas yang belum terikat penggunaannya. Analisis
SiLPA digunakan untuk mengevaluasi tentang :
1. Signifikansi besaran nilai SiLPA secara nominal
2. Penyebab terjadinya SiLPA
a. SiLPA sebagai Dana Carry – Over
Anggaran SiLPA tahun lalu harus sama dengan realisasinya, artinya
seluruh saldo SiLPA tahun lalu telah dialokasikan pada anggaran tahun
sekarang. Jika pada anggarn tahun lalu tidak terdapat sisa anggaran
maka pos SiLPA tahun anggaran sebelumnya akan bernilai kosong.
SiLPA tersebut bersifat carry-over fund.
b. Perkembangan SiLPA
Pertumbuhan SiLPA dapat digunakan juga untuk menilai kinerja
anggaran.
2. Analisis Pembentukan dengan Penggunaan Dana Cadangan
Dana cadangan merupakan dana yang dimiliki pemerintah daerah yang
dibatasi penggunaanya. Pembentukan dana cadangan dapat dilakukan
apabila terjadi surplus anggaran dalam kebijakan anggaran pemerintah
daerah. Analysis pembentukan dana cadangan dimaksudkan untuk
mengevaluasi :
1. Tujuan pembentukan dana cadangan
2. Jumlah besaran Dana Cadangan yang direncanakan
Penggunaan Dana Cadangan dapat dilkukan aabila terjadi defisit dalam
anggaran. Analisis ini dilakukan untu mengevaluasi ;
1. Alasan pengguunaan Dana Cadangan untuk menutup defisit.
2. Kecukupan Dana Cadangan
Saldo Akhir Dana Cadangan = Saldo Awal Dana Cadangan +
(Pembentukan Dana Cadangan – Penggunaan Dana Cadangan)
3. Analisis Invetasi
Jika anggaran pemerintah daerah mengalami surpluss,maka kelebihan
dana tersebut dapat dialokasikan ke pengeluaran pembiayaan dalam
bentuk investasi keuangan.
Dalam
pemilihan
instrument
investasi
hendaknya
pemerintah
mempioritaskan investasi pada instrument yang memberikan cukup
eamanan serta idak beresiko tinggi. Analisis investasi ini dilakukan
untuk mengevaluasi :
1. Manfaat eonomi,sosial,dan politik dari investasi yang akan
diperoleh
2. Alasan pemilihan instrument innvestasi dikaitkan dengan resiko
investasi
3. Sifat investasi
4. Jangka waktu investasi.
4. Analisis Divestasi dan Privatisasi
Jika pemerintah mengalami defisit fiscal, alternative lainnya yang
dapat digunakan adalah 1) menjual asset pemerintah daerah yang
dipisahkan (divestasi). 2) menjual sebagian kepemilikan modalnya paa
perusahaan daerah kepada masyarakat (privatisasi). Analisiss
ini
digunakan untuk mengevaluasi
1. Keuntungan dan kerugian yang akan ditanggung atas keputusan
divestasi dan privatisasi
2. Tujuan dibalik divestasi dan privatisasi
3. Kewajaran mekanisme atau prosedur divestasi dan privatisasi
4. Nilai strategis kebijakan divestasi dan privatisasi
5.
Analisis Piutang dan Pinjaman Daerah
Analisis piutang dilakukan untuk mengevaluasi tentang kelayakan
pemberian piutang jangka waktu pengembalian, risiko dan manfaat
yang diperoleh.
Analisis Pinjaman dilakukan untuk mengevaluasi :
1. Kelayakan pengadaan pinjaman
2. Tujuan dan manfaat pinjaman secara ekonomi, sosial, dan politik
3. Kemampuan fiscal daerah dan kesinambungan fiscal daerah.
G. Analisis LAK (Laporan Arus Kas) Pemerintah Daerah
Laporan Arus Kas merupakan pelengkap Neraca dan Laporan Realisasi
Anggaran. Laporan Arus Kas menjelaskan secara spesifik aktivitas pemerintah
daerah yang ada pada Laporan Realisasi Anggaran (Mahmudi, 2010). Manfaat
laporan arus kas diantaranya adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai
mutasi kas akibat aktivitas pemerintah daerah, mengukur kinerja pemerintah
daerah selama periode tertentu, dan memprediksi kondisi finansial daerah di masa
depan. Ada beberapa informasi yang bisa didapat dari Laporan Arus Kas, seperti
penyebab surplus dan defisit anggaran, prediksi kemampuan fiskal pemerintah
daerah di masa depan, dan prediksi kesinambungan fiskal pemerintah daerah dalan
pelayanan publik. Laporan Arus Kas sulit dimanipulasi karena mutasi yang
terdapat pada Laporan Arus Kas dapat diuji kebenarannya melalui neraca dan
Laporan Realisasi Anggaran.
Berikut adalah teknik-teknik analisis Laporan Arus Kas :
1. Analisis pertumbuhan arus kas
2. Analisis Arus kas setiap komponen (aktivitas operasi, investasi aset non
keuangan, pembiayaan, dan nonanggaran)
3. Analisis Arus Kas Bebas.
Hubungan antara LAK, Laporan Realisasi Anggaran, dan Neraca.
1.
Perubahan saldo akhir neraca disebabkan oleh aktivitas pemerintah daerah
yang terekam pada Laporan Arus Kas berupa transaksi keuangan selama satu
periode akuntansi.
2.
Kas masuk untuk aktivitas operasi pada LAK termasuk diantaranya ialah
Pendapatan yang dicatat pada Laporan Realisasi Anggaran, hasil yang didapat
dari penjualan aset modal, dan penerimaan pembiayaan. Sementara itu, arus
kas keluar pada aktivitas operasi diantaranya ialah pengeluaran transfer,
belanja operasi, belanja tidak terduga, pengeluaran pemerintah daerah untuk
Belanja Modal dan pengeluaran pembiayaan.
3.
Saldo kas awal ditambah kenaikan atau penurunan kas dari aktivitas operasi,
investasi, pembiayaan, dan non anggaran menghasilkan saldo kas akhir pada
Laporan Arus Kas atau sama dengan saldo kas dan setara kas yang dilaporkan
pada neraca akhir.

Analisis Pertumbuhan Arus Kas
Manfaat analisis pertumbuhan arus kas:
1. Mengukur kinerja fundamental fiskal pemerintah daerah.
2. Menilai, mengevaluasi, dan memproyeksikan arah kebijakan keuangan daerah.
3. Memperbaiki manajemen arus kas.
 Cara menganalisis pertumbuhan arus kas :
1.
Arus kas operasi bersaldo positif atau naik dari tahun ke tahun, artinya
kesehatan
keuangan dan kesinambungan fiskal pemerintah sedang baik.
Sehingga pemerintah dapat menambah investasi daerah, mengembalikan
pinjaman daerah, dan menyisihkan subsidi untuk masyarakat.
2.
Arus kas investasi bersaldo negatif menggambarkan pertumbuhan aset tetap
yang positif dan adanya pembangunan fisik infrastruktur daerah. Namun perlu
dipastikan bahwa belanja modal benar-benar digunakan untuk pembangunan
infrastruktur publik daerah dalam rangka perbaikan layanan publik, menarik
investor, dan mengembangkan perekonomin daerah.
3.
Setiap pengadaan aset tetap baru, akan memakan biaya tetap sekitar 5% dari
nilai aset untuk biaya pemeliharaan.
4.
Arus kas pembiayaan bersaldo positif, artinya pemerintah daerah telah
menggunakan instrumen penerimaan lebih besar dari pada pengeluarannya.
Instrumen penerimaan dapat berupa SiLPA tahun lalu, pinjaman daerah,
maupun pemakaian dana cadangan. Arus pembiayaan bersaldo positif juga
mengindikasikan perlunya menutup defisit fiskal pada instrumen penerimaan
pembiayaan daerah.
5.
Arus kas pembiayaan bersaldo negatif mengindikasikan adanya surplus
anggaran yang dapat digunakan untuk pembentukan dana cadangan,
pemberian pinjaman, investasi daerah, dan pembayaran pokok pinjaman.

Analisis Arus Kas Dari Aktivitas Operasi (KDO)
Arus kas dar aktivitas operasi memperlihatkan keluar masuknya kas yang
dihasilkan dan digunakan untuk aktivitas rutin atau sehari-hari pemerintah daerah.
1.
Jika arus kas bersih dari aktivitas operasi bersaldo positif, pemerintah
memiliki kemampuan yang baik dalam membiayai kegiatan operasional rutin.
2.
Jika arus kas dari aktivitas operasi bersaldo negatif, hal ini mengindikasikan
bahwa masih diperlukan suntikan dana eksternal untuk menjaga stabilitas
operasional pemerintah daerah.
3.
Namun, saldo defisit tersebut kadang dikehendaki secara sengaja untuk
percepatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi daerah.

Analisis Arus Kas Dari Aktivitas Investasi (KDI)
Aktivitas investasi berhubungan dengan penerimaan kas dari penjualan aset
tetap, pembelian aset tetap baru, atau penambahan kapasitas aset tetap. Hal ini
dilakukan oleh pemerintah daerah untuk menjaga stabilitas operasional rutin dan
meningkatkan layanan publik.
1.
Saldo negatif pada arus kas dari aktivitas investasi mengindikasikan bahwa
pemerintah daerah telah melakukan pembelian atau penambahan kapasitas
aset tetep yang nilainya lebih besar dibandingkan kas yang didapat dari
penghentian atau penjualan aset tetap.
2.
Saldo positif pada arus kas dari investasi menunjukkan bahwa tidak ada
kegiatan investasi secara agresif oleh pemerintah daerah, bahkan cenderung
terjadi pelepasan aset tetap.
3.
Saldo negatif pada arus kas dari investasi lebih disukai karena saldo kas positif
pada kegiatan investasi menyebabkan penurunan pertumbuhan aset tetap atau
pertumbuhan aset tetap bisa bernilai negatif.

Analisis Arus Kas Dari Aktivitas Pembiayaan (KDP)
Aktivitas pembiayaan berhubungan dengan struktur ekuitas, dana, dan
kewajiban pemerintah daerah.
1.
Saldo positif pada arus kas dari aktivitas pembiayaan menunjukkan adanya
defisit keuangan yang jumlahnya cukup besar.
2.
Saldo negatif arus kas dari aktivitas pembiayaan menunjukkan keuangan
pemerintah daerah cukup sehat dan terjadi surplus dana yang dapat digunakan
untuk melunasi pinjaman daerah, investasi aset keuangan, dan pemberian
pinjaman daerah.

Analisis Arus Kas Bebas (AKB- Free Cash Flow)
Arus Kas bebas adalah arus kas bersih dari aktivitas operasi dikurangi dengan
arus kas keluar dari aktivitas investasi belanja modal. Arus kas bebas tidak
dilaporkan pada LAK (Laporan Arus Kas). Namun, surplus arus kas bebas sangat
berguna untuk menambah dana cadangan, melunasi utang daerah, dan melakukan
investasi daerah. Arus kas bebas merupakan salah satu indikator kinerja keuangan
daerah.

SiLPA
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SiLPA) yaitu selisih
antara defisit atau surplus anggaran dengan saldo dari arus kas pembiayaan
(Kementerian Keuangan, 2019). Dalam penyusunan APBD, SiLPA biasanya
bersaldo nol, artinya surplus anggaran dapat menutupi defisit akibat pengeluaran
arus kas pembiayaan. Namun, terkadang SiLPA dapat bersaldo positif (surplus)
jika sisa anggaran melebihi defisit yang terjadi.
H. Contoh LKPD (Laporan Keuangan Pemerintah Daerah)
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Dibutuhkan beberapa tahapan, agar pelaksanaan anlisis laporan keuangan
pemerintah daerah dapat efisien dan efektif. Untuk mengetahui potensi dan
kekayaan pemerintah daerah, dilakukan analisis aset. Bagi kreditor dan pemerintah
daerah, analisis utang sangat penting dilakukan untuk membuat keputusan kredit,
mengetahui beban utang, dan kesinambungan fiskal. Sementara itu, untuk
mengetahui kinerja pemerintah daerah, dilakukan analisis pendapatan. Untuk
mengetahui apakah pemerintah daerah telah menggunakan APBD menurut prinsip
value for money, dapat dilakukan analisis belanja daerah. Analisis pembiayaan
juga penting dilakukan untuk mengetahui bagaimana keputusan pembiayaan oleh
pemerintah daerah. Yang terakhir adalah analisis Laporan Arus Kas, analisis ini
dilakukan untuk melengkapi informasi yang telah didapat dari Laporan Realisasi
Anggaran dan Neraca.
B. Saran
Teknik-teknik analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah perlu lebih
dikembangkan lagi mengingat masih banyaknya potensi dan kekayaan daerah di
Indonesia yang dapat dieksplorasi bukan hanya dari segi kuantitatif, namun juga
kualitatif. Hendaknya kita semua sebagai masyarakat yang tinggal dan beraktivitas
di wilayah daerah lebih sadar akan pentingnya analisis Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah.
DAFTAR RUJUKAN
Kementerian Keuangan. 2019. (Online),
(http://www.djpk.kemenkeu.go.id/?ufaq=apa-yang-dimaksud-dengan-silpa-2)
,diakses 11 Oktober 2019.
Mahmudi. 2010. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah: Panduan Bagi
Eksekutif, DPRD, dan Masyarakat Dalam Pengambilan Keputusan
Ekonomi, Sosial, dan Politik. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Pejabat
Pengelola
Informasi
dan
Dokumentasi.
2019.
(Online),
(https://ppid.jakarta.go.id/laporan-keuangan-pemerintah-daerah), diakses 11
Oktober 2019.
Download