KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Pembangunan. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai bahan diskusi mengenai “Perencanaan Pembangunan Daerah”. Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca khususnya mengenai apa yang kami bahas disini adalah tentang Perencanan Pembangunan Daerah, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar kedepannya dapat lebih baik lagi. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena masih terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini kedepannya. Purwokerto, 26 Mei 2019 Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR………………………………………………………………… BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang…………………………………………………………. 1.2 Rumusan Masalah……………………………………………… 1.3 Tujuan………………………………………………… BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Perencanaan, Pembangunan, dan Perencanaan pembangunan………………. 2.2 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan………… 3.2 Saran…………….. DAFTAR PUSTAKA……….. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintaah Daerah memerlukan perencanaan yang akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap pembangunan yang dilakukannya. Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan bidang ekonomi, maka terjadi peningkatan permintaan data dan indikator-indikator yang menghendaki ketersediaan data sampai tingkat Kabupaten/ Kota. Data dan indikator-indikator pembangunan yang diperlukan adalah yang sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Struktur perencanaan pembangunan di Indonesia berdasarkan hirarki dimensi waktunya berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dibagi menjadi perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek (tahunan), sehingga dengan Undang-Undang ini kita mengenal satu bagian penting dari perencanaan wilayah yaitu apa yang disebut sebagai rencana pembangunan daerah, yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP-D), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-D) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) serta Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) sebagai kelengkapannya. Perencanaan pembangunan daerah seperti diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SPPN, mewajibkan daerah untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang yang berdurasi waktu 20 (dua puluh) tahun yang berisi tentang visi, misi dan arah pembangunan daerah. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud perencanaan, pembangunan serta perencanaan pembangunan? 2. Bagiamana perencanaan pembangunan daerah di daerah Kabupaten Bandung? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi perencanaan, pembangunan, serta perencanaan pembangunan. 2. Untuk mengetahui perencanaan pembangunan yang ada di Kabupaten Bandung. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Perencanaan, Pembangunan, dan Perencanaan Pembangunan Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah suatu proses menentukan hal-hal yang ingin dicapai (tujuan) di masa depan serta menentukan berbagai tahapan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Pengertian perencanaan (planning) dapat juga didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang terkoordinasi untuk mencapai tujuan tertentu dalam kurun waktu tertentu. Dengan begitu, di dalam perencanaan akan terdapat aktivitas pengujian beberapa arah pencapaian, mengkaji ketidakpastian, mengukur kapasitas, menentukan arah pencapaian, serta menentukan langkah untuk mencapainya.Perencanaan adalah salah satu fungsi dari manajemen yang paling penting dimana di dalamnya terdapat aktivitas mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi, serta mengembangkan rencana kerja organisasi. Perencanaan adalah tahap awal dalam kegiatan suatu organisasi terkait dengan pencapaian tujuan organisasi tersebut. Sedangkan menurut para ahlipengertian perencanaan adalah sebagai berikut: Czeslaw Brobowski (Basic Problem of Planning, 1964) memberikan difinisi tentang perencanaan yaitu “Perencanaan adalah suatu himpunan dari keputusan akhir, keputusan awal dan dan proyeksi kedepan yang konsisten dan mencakup beberapa periode waktu, dan tujuan utamanya adalah mempengaruhi seluruh perekonomian suatu negara”. Diana Conyers dan Peten Hits (An Introduction Development Planning in the Trird Woeld, 1984) menyatakan bahwa “Perencanaan dalah proses yang kontinyu, yang terdiri dari keputusan atau pillihan dari berbagai cara untuk menggunakan sumber daya yang ada, dengan sasaran untuk mencapai tujuan tertentu dimasa mendatang, sehingga ia mendifinisikan perencanaan teknik/cara untuk mencapai tujuan, untuk mewujudkan maksud dan sasaran tertentu yang telah ditentukan sebelumnya dan telah dirumuskan dengan baik oleh Badan Perencanaan Pusat. Memperhatikan pendapat di atas dapat ditarik pengertian bahwa perencanaan adalah suatu proses yang menghasilkan suatu rencana merupakan pemikiranpemikiran kedepan secara matang yang mewujudkan pengambil keputusan sebagai persiapan untuk melakukan tindakan-tindakan terhadap pencapaian tujuan tersebut dilakukan satu himpunan pengambilan keputusan. Pengertian Pembangunan Pada hakekatnya, pengertian pembangunan secara umum pada hakekatnya adalah proses perubahan yang terus menerus untuk menuju keadaan yang lebih baik berdasarkan norma-norma tertentu. Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya, Negara satu dengan Negara lain. Namun secara umum ada suatu kesepakatan bahwa pembangunan merupakan proses untuk melakukan perubahan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005).Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan pengertian pembangunan menurut beberapa ahli . Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”. Sedangkan Ginanjar Kartasasmita (1994) memberikan 17 pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai “suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana”. Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup seluruh system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994). Portes (1976) mendefinisiskan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya. Sama halnya dengan Portes. menurut Deddy T. Tikson (2005) bahwa pembangunan nasional dapat pula diartikan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Sedangkan dalam pengertian ekonomi murni, pembangunan adalah suatu usaha proses yang menyebabkan pendapatan perkapita masyarakat meningkat dalam jangka panjang. (Sukirno, 1995 : 13). Dengan demikian, proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan masyarakat, ekonomi, sosial, budaya, politik, yang berlangsung pada level makro (nasional) dan mikro. Makna penting dari pembangunan adalah adanya kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan dan diversifikasi. Sebagaimana dikemukakan oleh para para ahli di atas, pembangunan adalah semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005). Pengertian Perencanaan Pembangunan 1. Riyadi dan Bratakusumah Perencanaan pembangunan dapat diartikan sebagai : Suatu proses perumusan alternatif-alternatif atau keputusan-keputusan yang didasarkan pada data-data dan fakta-fakta yang akandigunakan sebagai bahan untuk melaksanakan suatu rangkaian kegiatan/aktivitaskemasyarakatan, baik yang bersifat fisik (material) maupun nonfisik (mental dan spiritual) dalam rangka mencapai tujuan yang lebih baik” 2. Conyers & Hills ”suatu proses yang bersinambungan”, yang mencakup “keputusan- keputusan ataupilihan-pilihan berbagai aiternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentupada masa yang akan datang. 3. Mohammad Hatta Tujuan perencanaan adalah mengadakan suatu perekonomian nasional yang diatur serta yangdirencanakan tujuannya dan jalannya. 4. Widjojo Nitisastro Perencanaan pada dasarnya berkisar pada dua hal, yang pertama adalah penentuan pilihansecara sadar mengenai tujuan konkret yang hendak di capai dalam jangka waktu tertentu. Yangkedua ialah pilihan-pilihan di antara cara-cara alternatif yang efisien serta rasional gunamencapai tujuan-tujuan tersebut. 5. Lois Yulianto Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melaluiurutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Pengertian perencanaan pembangunan secara garis besar adalah suatu upaya untuk mengubah keadaan ekonomi suatau bangsa dari Negara berekembang menjadi jauh lebih baik lagi dari keadaan sebelumnya yakni dengan upaya peningkatan pendapatan nasional dan pendapatan perkapita, tujuannya yaitu untuk menciptakan kehidupan yang efisien, nyaman, serta sejahtera. 2.2 perencanaan Pembangunan Daerah di Kabupaten Bandung Pembangunan daerah adalah upaya yang dilakukan secara terarah, terpadu dan berkesinambungan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah. Oleh karena pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pelaksanaan pembangunan nasional, maka pengelolaannya harus dilakukan secara terpadu dan searah antara pembangunan nasional dengan pembangunan daerah. Di dalam pembangunan daerah, tidak akan lepas dari proses evaluasi yang merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Dimana evaluasi mengandung pengertian suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu itu sendiri. Pelembagaan penataan ruang mencakup proses perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang yang pada hakekatnya berfungsi sebagai suatu mekanisme yang menjamin berlangsungnya penyelenggaraan penataan ruang secara taat asas serta secara iteratif mengintegrasikan rencana tata ruang antar daerah Kabupaten/Kota maupun secara vertikal antara Daerah Propinsi dengan Daerah Kabupaten/Kota. Arti penting terselenggaranya pembangunan sektoral yang terintegrasi adalah tercapainya efisiensi dalam pemanfaatan sumberdaya alam secara kolektif, serta terhindarnya konflik kepentingan antar sektor. Dengan demikian, RTRW Kabupaten Bandung diharapkan dapat berperan sebagai bagian dari proses pelembagaan penataan ruang untuk mencapai konsistensi antara perencanaan dengan implementasinya serta keterpaduan antara perencanaan tata ruang terkait, dan berperan untuk mengidentifikasi prioritas pemanfaatan ruang serta menciptakan keterhubungan antar sektor melalui prasarana dan sarana wilayah berskala kabupaten. Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Bandung, terdapat berbagai persoalan yang terjadi di Kabupaten Bandung. Diantaranya: 1. Belum optimalnya koordinasi antar SKPD dalam merumuskan perencanaan. 2. Masih kurangnya koordinsi antara SKPD pelaksana dengan pemerintahan desa maupun kecamatan dimana lokasi kegiatan pemeliharaan/peningkatan ruas jalan tersebut dilaksanakan. 3. Masih ada beberapa kegiatan penanganan ruas jalan maupun jembatan yang seharusnya bukan merupakan kewenangan kabupaten. 4. Masih ada penanganan ruas jalan tidak bersamaan dengan perbaikan saluran drainase/kirmir yang mengakibatkan umur rencana jalan tidak terpenuhi sesuai waktu yang ditetapkan. 5. Belum adanya kesinambungan dalam perencanaan pembangunan jembatan dan jalan khususnya terkait dengan meksnisme musrembang sehingga pembangunan jembatan tidak diikuti oleh pembangunan jalan. 6. Usulan kegiatan yang berasal dari Musrenbang seringkali tidak memperhatikan kesinambungan (pembangunan setengah-setengah), dan dana yang diusulkan tidak sesuai standar sehingga pembangunan yang dilaksanakan kurang/tidak optimal. Selain itu, pelaksanaan pekerjaan terkadang mengalami hambatan karena masyarakat menuntut ganti rugi atas tanah/lahannya yang terkena pembangunan. 7. Belum konsistennya penerapan dari dokumen perencanaan : jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. 8. Belum optimalnya ketersediaan basis data untuk perencanaan Tujuan pembangunan jangka panjang Kabupaten Bandung tahun 2005- 2025 adalah Terwujudnya Kabupaten Bandung yang Repeh, Rapih, Kertaraharja 2025 dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sebagai upaya yang terukur untuk tercapainya masyarakat Kabupaten Bandung yang Repeh, Rapih, Kertaraharja 2025, sasaran pokok pembangunan di Kabupaten Bandung dalam 20 tahun mendatang yang berkaitan dengan pengembangan ekonomi masyarakat adalah sebagai berikut: Terciptanya Pemerataan Pembangunan dan Berkeadilan, ditandai oleh: a. Meningkatnya peran serta lembaga masyarakat dalam pembangunan, serta semakin terbukanya kesempatan masyarakat untuk berorganisasi dan berpolitik. b. Meningkatnya indeks daya beli masyarakat, pendapatan perkapita masyarakat, sehingga mampu menurunkan jumlah penduduk miskin. c. Terpenuhinya pemerataan pembangunan prasarana jaringan jalan, kebutuhan air baku dan jaringan irigasi, kebutuhan air bersih, kebutuhan listrik serta berkurangnya daerah – daerah rawan banjir. d. Terpenuhinya kebutuhan fasilitas publik di setiap Wilayah Pengembangan (WP) sehingga mampu menurunkan tingkat kesenjangan pembangunan antar WP. Meningkatnya Perekonomian Masyarakat yang Berdaya Saing, ditandai oleh hal – hal berikut: a. Terwujudnya industri manufaktur berbasis potensi lokal dicirikan oleh meningkatnya jumlah penggunaan bahan baku lokal sebagai pendorong kegiatan industri manufaktur sehingga mampu menjadi basis ekonomi masyarakat, serta memberi kontribusi bagi peningkatan PDRB. b. Terwujudnya pusat-pusat perdagangan produk unggulan lokal dicirikan oleh meningkatnya jumlah sentra perdagangan produk unggulan, meluasnya jangkauan pasar ke tingkat internasional serta meningkatnya prasarana pendukung fasilitas pusat perdagangan produk unggulan. c. Terwujudnya produk pertanian yang berdaya saing dicirikan dengan ketahanan pangan mandiri melalui pendorongan diversifikasi usaha tani ke arah pengembangan agrobisnis dan agroindustri dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita petani. d. Meningkatnya penataan dan pembangunan sarana dan prasarana objek wisata dicirikan dengan meningkatnya pangsa pasar pariwisata lokal di tingkat internasional, berkembangnya keragaman objek – objek wisata, serta ditandai oleh peningkatan kontribusi PDRB dari sektor pariwisata e. Terwujudnya pelayanan investasi yang mudah, murah, cepat dan pasti dicirikan oleh meningkatnya pertumbuhan investasi di Kabupaten Bandung. f. Mewujudkan penyediaan infastruktur wilayah baik kuantitas maupun kualitas secara memadai dicirikan oleh meningkatnya kondisi dan kinerja jaringan jalan dan jembatan, terpenuhinya listrik di setiap kecamatan, tercapainya cakupan pelayanan dan kualitas air minum, serta terpenuhinya debit andalan air baku di setiap Daerah Irigasi (DI). Arah Pembangunan 2005 – 2025 dalam Menciptakan pemerataan pembangunan dan berkeadilan hendaknya menjadi keniscayaan bagi penyelenggara pemerintahan. Pemerataan dapat bermakna luas, baik dilihat dari aspek fisik maupun non fisik. Dalam konteks pembangunan pemerataan mengandung arti bahwa setiap wilayah mendapatkan porsi yang sama atas hasil – hasil pembangunan. Ketimpangan atau ketidakmerataan pembangunan berakibat pada timbulnya rasa ketidakadilan. Sasaran pembangunan kabupaten Bandung 20 tahun mendatang diarahkan pada upaya penciptaan pemerataan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bandung 2011 Grand Design Pengembangan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Bandung Hal: 51 pembangunan yang berkeadilan. Untuk mewujudkannya dilakukan melalui peningkatan pembangunan modal sosial secara berkesinambungan, pemerataan terhadap aksesibilitas perekonomian masyarakat, peningkatan pemenuhan pembangunan infrastruktur dasar di wilayah–wilayah tertinggal, serta memberikan keleluasaan bagi masyarakat/swasta untuk berperan serta dalam pembangunan. Beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan adalah: (1) Meningkatkan hubungan/interaksi horizontal yang seimbang dan selaras berdasarkan sikap kolektivitas dan integritas sosial dalam tatanan kemasyarakatan (2) Menjaga hubungan yang harmonis antara penyelenggara pemerintahan dengan masyarakat yang dilayani. (3) Memberikan kemudahan bagi pelaku ekonomi kerakyatan terutama dalam memberikan akses yang lebih luas terhadap sumber daya perekonomian seperti modal, bahan baku, pangsa pasar, serta sumber daya manusia. (4) Mendorong dan meningkatkan kapasitas pelaku ekonomi kerakyatan. (5) Meningkatkan pemenuhan infrastruktur dasar pada daerah – daerah tertinggal, seperti prasarana jalan, transportasi, jaringan irigasi, air bersih, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas perekonomian, energi listrik, dan telekomunikasi. (6) Mendorong keterpaduan pembangunan antar sektor dan antar wilayah berdasarkan peran yang diembannya. (7) Mempercepat pemenuhan penyediaan fasilitas dasar di setiap Wilayah Pengembangan. (8) Meningkatkan peran serta swasta dalam penyediaan infrastruktur dan fasilitas publik Arah Pembangunan 2005 – 2025 dalam Meningkatkan perekonomian masyarakat yang berdaya saing diarahkan pada Pembangunan perekonomian diarahkan untuk menuju peningkatan perekonomian masyarakat yang mampu berdaya saing. Perkembangan perekonomian dewasa ini mengarah pada nilai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bandung 2011 Grand Design Pengembangan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Bandung Hal: 52 kompetitif antar daerah, wilayah, bahkan antar negara. Kecenderungan ini menjadi titik tolak bagi pengembangan perekonomian daerah agar mampu bersaing dengan daerah–daerah lainnya. Tantangan dalam membangun perekonomian di Kabupaten Bandung hendaknya dapat memanfaatkan keunggulan komparatif maupun kompetitif, dengan memaksimalkan ketersediaan potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusia di kabupaten Bandung. Sektor–sektor perekonomian yang selama ini memberikan sumbangan terbesar bagi nilai PDRB meliputi sektor industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pertanian. Ketiga sektor tersebut, mampu menyerap tenaga kerja hingga 67,7%. Upaya untuk meningkatkan ekonomi yang berdaya saing dilakukan melalui penguatan dan pengembangan industri manufaktur yang berbasis potensi sumber daya lokal, pengembangan sentra–sentra perdagangan produk unggulan lokal, pengembangan agropolitan, pengembangan kepariwisataan, pengembangan iklim investasi yang kondusif serta peningkatan kualitas infrastruktur wilayah. Sasaran pembangunan di bidang ekonomi pada tahun 2025 mendatang hendaknya mampu meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat sebesar Rp.45.029.300/tahun atau setara dengan US$ 4.502 (asumsi kurs US Dollar sebesar Rp.10.000). Pencapaian tersebut dapat dilakukan melalui beberapa strategi diantaranya: (1) Meningkatkan kualitas dan mutu hasil produksi industri manufaktur berbahan baku potensi sumber daya lokal sehingga mampu bersaing di pasar global (2) Menumbuhkembangkan sentra–sentra perdagangan produk unggulan lokal (3) Memfasilitasi perluasan akses pemasaran produk unggulan lokal hingga pasaran nasional maupun internasional. (4) Meningkatkan intensifikasi usaha dan diversifikasi produk – produk pertanian (5) Memberi kemudahan dalam menyediakan fasilitas pendukung agrobisnis, agroindustri hingga terbentuknya kawasan agropolitan. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bandung 2011 Grand Design Pengembangan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Bandung Hal: 53 (6) Memperkuat daya saing produk – produk pertanian di pasaran regional maupun nasional. Meningkatkan pengelolaan dan pengembangan pariwisata daerah. (7) Mempermudah sistem operasional dan prosedur pelayanan investasi daerah, dengan prinsip cepat, murah, mudah dan pasti. (8) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur yang menunjang bagi percepatan pertumbuhan perekonomian wilayah. (9) Membuka peluang dan kesempatan yang luas serta memberikan kemudahan/ insentif bagi swasta untuk berinvestasi baik dalam sektor ekonomi maupun dalam penyediaan infrastruktur yang menunjang aktivitas perekonomian. Dari target pencapaian indeks pendidikan, indeks kesehatan dan indeks daya beli pada tahun 2025 maka target IPM Kabupaten Bandung sebesar 92,20. Lima tahun pertama pembangunan merupakan tahapan dasar yang menentukan untuk tahapan pembangunan selanjutnya dengan memperhatikan potensi dan permasalahan pembangunan saat ini. Oleh karena itu dengan memperhatikan hasil capaian pembangunan sebelumnya, penekanan pembangunan lima tahun pertama perlu diarahkan ke pembangunan bidang-bidang yang bisa dijadikan fondasi tahapan pembangunan selanjutnya. Tahap lima tahun pertama diorientasikan dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat yang berdaya saing dilakukan secara simultan dengan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, serta mewujudkan Kabupaten Bandung yang aman dan tertib. . BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Didalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintaah Daerah memerlukan perencanaan yang akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap pembangunan yang dilakukannya. Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan bidang ekonomi, maka terjadi peningkatan permintaan data dan indikator-indikator yang menghendaki ketersediaan data sampai tingkat Kabupaten/ Kota. Data dan indikator-indikator pembangunan yang diperlukan adalah yang sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Menghadapi realitas kehidupan yang menunjukkan adanya kesenjangan kesejahteraan mengakibatkan adanya pekerjaan berat kepada para ahli pembangunan termasuk di dalamnya para pembuat kebijakan. Ini dimaksudkan untuk mengatasi berbagai persoalan yang muncul akibat kesenjangan kesejahteraan, perlu dilakukan upaya pembangunan yang terencana. Upaya pembangunan yang terencana dapat dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan yang dilakukan. Lebih jauh lagi berarti perencanaan yang tepat sesuai dengan kondisi di suatu wilayah menjadi syarat mutlak dilakukannya usaha pembangunan. Perencanaan pembangunan memiliki ciri khusus yang bersifat usaha pencapaian tujuan pembangunan tertentu. Adapun ciri dimaksud antara lain: 1. Perencanaan yang isinya upaya-upaya untuk mencapai perkembangan ekonomi yang kuat dapat tercermin dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi positif. 2. Ada upaya untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat. 3. Berisi upaya melakukan struktur perekonomian 4. Mempunyai tujuan meningkatkan kesempatan kerja. 5. Adanya pemerataan pembangunan. 3.2 Saran DAFTAR PUSTAKA Sondang P Siagian. Administrasi Pembangunan, Gunung Agung, Cetakan 10, Jakarta. 1983. hlm. 18 Westra, Pariata. Ensklopedia Administrasi. Gunung Agung. Jakarta. 1982. hlm.26 Tjokroamidjojo, Bintaro, Perencanaan Pembangunan, Haji Masagung, Jakarta. 1987. hlm. 17 Fahmi Agus Wibowo. Konsep Dasar Perencanaan. [email protected]. 2013 W. Arthur Lewis, Perencanaan Pembangunan, Rineka Cipta, Jakarta, 1994. hlm. 316 https://profsyamsiah.wordpress.com/2009/03/19/pengertian-pembangunan/ https://www.academia.edu/38008846/Makalah_Perencanaan_Pembangunan_Daerah http://repository.unpas.ac.id/15783/3/BAB%20I.pdf https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-perencanaan.html http://digilib.unila.ac.id/982/8/BAB%20II.pdf https://www.scribd.com/doc/182004872/PENGERTIAN-PERENCANAANPEMBANGUNAN-MENURUT-PARA-AHLI http://dunsarwere.blogspot.com/2015/10/pengertian-perencanaan-pembangunan.html https://plb.ac.id/index.php/e-journal/ab/236-de https://plb.ac.id/images/jurnal/jurnal%20bu%20santy%20sriharyati%20atrabis%20vo l%202%20no%202.pdf http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/126918-[_Konten_]Konten%20C8721.pdf