Selalu Ada Tetesan Air Walau Itu Di Padang Gurun

advertisement
Selalu Ada Tetesan Air Walau Itu Di Padang Gurun
Pasar malam dibuka di sebuah kota. Penduduk menyambutnya dengan gembira. Berbagai macam
permainan, stand makanan dan pertunjukan diadakan. Salah satu yang paling istimewa adalah
atraksi manusia kuat.
Begitu banyak orang setiap malam menyaksikan unjuk kekuatan otot manusia kuat ini. Manusia
kuat ini mampu melengkungkan baja tebal hanya dengan tangan telanjang. Tinjunya dapat
menghancurkan batu bata tebal hingga berkeping-keping.
Ia mengalahkan semua pria di kota itu dalam lomba panco. Namun setiap kali menutup
pertunjukkannya ia hanya memeras sebuah jeruk dengan genggamannya. Ia memeras jeruk
tersebut hingga ke tetes terakhir.
‘Hingga tetes terakhir’, pikirnya.
Manusia kuat lalu menantang para penonton: “Hadiah yang besar kami sediakan kepada barang
siapa yang bisa memeras hingga keluar satu tetes saja air jeruk dari buah jeruk ini!”
Kemudian naiklah seorang lelaki, seorang yang atletis, ke atas panggung. Tangannya kekar. Ia
memeras dan memeras… dan menekan sisa jeruk… tapi tak setetespun air jeruk keluar.
Sepertinya seluruh isi jeruk itu sudah terperas habis. Ia gagal.
Beberapa pria kuat lainnya turut mencoba, tapi tak ada yang berhasil. Manusia kuat itu
tersenyum-senyum sambil berkata : “Aku berikan satu kesempatan terakhir, siapa yang mau
mencoba?”
Seorang wanita kurus setengah baya mengacungkan tangan dan meminta agar ia boleh mencoba.
“Tentu saja boleh nyonya. Mari naik ke panggung.” Walau dibayangi kegelian di hatinya,
manusia kuat itu membimbing wanita itu naik ke atas pentas. Beberapa orang tergelak-gelak
mengolok-olok wanita itu. Pria kuat lainnya saja gagal meneteskan setetes air dari potongan
jeruk itu apalagi ibu kurus tua ini. Itulah yang ada di pikiran penonton.
Wanita itu lalu mengambil jeruk dan menggenggamnya. Semakin banyak penonton yang
menertawakannya. Lalu wanita itu mencoba memegang sisa jeruk itu dengan penuh konsentrasi.
Ia memegang sebelah pinggirnya, mengarahkan ampas jeruk ke arah tengah, demikian terus ia
ulangi dengan sisi jeruk yang lain. Ia terus menekan serta memijit jeruk itu, hingga akhirnya
memeras… dan “ting!” setetes air jeruk muncul terperas dan jatuh di atas meja panggung.
Penonton terdiam terperangah. Lalu cemoohan segera berubah menjadi tepuk tangan riuh.
Manusia kuat lalu memeluk wanita kurus itu, katanya, “Nyonya, aku sudah melakukan
pertunjukkan semacam ini ratusan kali. Dan, banyak orang pernah mencobanya agar bisa
membawa pulang hadiah uang yang aku tawarkan, tapi mereka semua gagal. Hanya Anda satusatunya yang berhasil memenangkan hadiah itu.
Boleh aku tahu, bagaimana Anda bisa melakukan hal itu?”
“Begini,” jawab wanita itu.
Aku adalah seorang janda yang ditinggal mati suamiku. Aku harus bekerja keras untuk mencari
nafkah bagi hidup kelima anakku.
Jika engkau memiliki tanggungan beban seperti itu, engkau akan mengetahui bahwa selalu ada
tetesan air walau itu di padang gurun sekalipun. Engkau juga akan mengetahui jalan untuk
menemukan tetesan itu. Jika hanya memeras setetes air jeruk dari ampas yang engkau buat,
bukanlah hal yang sulit bagiku. Selalu ada tetesan setelah tetesan terakhir.
Aku telah ratusan kali mengalami jalan buntu untuk semua masalah serta kebutuhan yang
keluargaku perlukan. Namun hingga saat ini aku selalu menerima tetes berkat untuk hidup
keluargaku.
Aku percaya Tuhanku hidup dan aku percaya tetesan berkat-Nya tidak pernah kering, walau
mata jasmaniku melihat semuanya telah kering. Aku punya alasan untuk menerima jalan keluar
dari masalahku. Saat aku mencari, aku menerimanya karena ada pribadi yang mengasihiku.
Bila Anda memiliki alasan yang cukup kuat, Anda akan menemukan jalannya,
demikian kata seorang bijak. Seringkali kita tak kuat melakukan sesuatu
karena tak memiliki alasan yang cukup kuat untuk menerima hal tersebut.
Cerita Motivasi – Sekantong Bibit Kacang Tanah
Dikisahkan, ada seorang gadis muda yang bertekad membantu desa asalnya yang miskin dan
terbelakang. Dia rajin mengusahakan segala daya upaya untuk bisa menghasilkan uang guna
membeli buku dan perlengkapan sekolah anak-anak di sana. Tetapi, sehebat apapun usahanya,
terasa masih saja serba kekurangan.
Hingga suatu hari, dia mendapatkan janji bertemu dengan seorang kaya di kota, dengan harapan si
tuan kaya mau memberi sumbangan uang. Setelah bertemu, si gadis muda menceritakan keadaan
desanya dan sarana pendidikan yang jauh dari memadai serta memohonkan bantuan untuk mereka.
Dengan nada bosan dan tidak bersahabat, tuan kaya berkomentar santai, “Gadis muda. Kamu salah
alamat. Di sini bukan badan amal yang memberi sumbangan cuma-cuma. Kalau memang anakanak desamu tidak bisa sekolah, ya itu nasib mereka. Kenapa aku yang harus membantu?”
Tampak dia tidak mempercayai sedikitpun ketulusan gadis muda di hadapannya. Dengan
pandangan tidak berdaya dan putus asa, si gadis tahu, usahanya telah gagal.
Tetapi sebelum pergi, dia mencoba berusaha yang terakhir, “Tuan, kalau boleh, apakah saya bisa
meminjam sekantong bibit unggul biji kacang yang tuan hasilkan selama ini? Anggaplah hari ini tuan
telah membantu kami dan saya berjanji tidak akan mengganggu tuan lagi.”
Dengan heran dan karena ingin segera mengusir si gadis, tanpa banyak cakap, segera diberinya
sekantong bibit kacang tanah yang diminta. Sepulang dari sana, si gadis memulai gerakan
menanam biji kacang tanah di atas tanah penduduk miskin, dengan tekad sebanyak satu kantong
biji kacang tanah, akan menghasilkan kacang sebanyak yang bisa tumbuh di sana.
Usahanya berhasil. Dan beberapa saat setelah panen, si gadis kembali mendatangi si hartawan,
“Tuan, saya datang kemari dengan tujuan untuk mengembalikan sekantong biji kacang tanah yang
saya pinjam waktu itu.”
Lalu si gadis menceritakan keberhasilan mereka menanam hingga memanen, dari sekantong biji
kacang menjadi sebanyak itu. Si tuan kaya terkesan dengan hasil usaha dan ketulusan si gadis
muda dan berkenan datang ke desa meninjau.
Dia sangat terkesan dan kemudian malahan menyumbangkan alat-alat pertanian, mengajarkan cara
bertani yang baik, dan membeli semua hasil panen yang dihasilkan desa tersebut. Tiba-tiba
kehidupan di desa itu berubah total. Mereka mampu menghasilkan uang, hidup lebih sejahtera, dan
mampu membangun sekolah untuk pendidikan anak-anaknya. Sungguh perjuangan seorang gadis
muda yang membanggakan dan nyata! Tidak ada usaha yang sia-sia! Seluruh penduduk desa
selalu bersyukur dan berterima kasih atas jasa si gadis muda.
Para pembaca yang luar biasa,
Kehidupan di dunia ini sangat realistis. Saat kita dalam keadaan lemah, mundur, gagal, banyak
orang mencemooh kita. Saat kita ingin memulai usaha atau ada ide-ide baru yang mau kita
kerjakan, ada saja orang yang tidak mau membantu tetapi meremehkan, menghina dan
memandang sebelah mata. Ya, tidak usah marah, dendam ataupun membenci. Lebih baik siapkan
segalanya secara maksimal dan perjuangkan sampai berhasil. Setelah ada bukti sukses baru orang
akan percaya dan lambat atau cepat akan memberi pengakuan pada kita.
Tapi jangan heran, saat kita sukses ada pula orang yg menunggu kapan kita jatuh. Maka yang
paling utama adalah sikap kita. Sewaktu kita gagal dan diremehkan tidak marah. Sewaktu kita
sukses, tidak lupa diri. Walaupun sukses tetap rendah hati dan bersahaja. Dan, tetap optimis
menciptakan kesuksesan yang lebih besar.
—
Cerita Motivasi – Tupai Dan Semut Hitam
Alkisah di sebuah kota kecil ada seorang petani yang sedang duduk di tepi sawah. Dia duduk sambil
memandangi sawahnya yang luasnya tidak seberapa itu. Disamping sawah tersebut ada juga
ladang miliknya.
Di ladang tersebut, ia menanam pohon rambutan, pohon sirsak dan mangga. Hatinya sangat
senang melihat pohon-pohonnya yang akan panen. Sambil menghitung berapa banyak buah yang
akan dihitung dan keuntungan yang dia dapat, tiba-tiba ia melihat seekor tupai meloncat dari pohon
satu ke pohon lainnya. Lalu, muncullah kesedihan dalam hatinya bahwa tupai akan merusak
panennya tahun ini. Ternyata, wajah petani tersebut menggoreskan rasa haru pada semut hitam.
Raja semut hitam yang melihatnya segera mengumpulkan pasukannya untuk mengusir tupai
tersebut.
Jadi, semut hitam berbaris dari akar pohon yang paling bawah sampai batang pohon yang paling
tinggi. Tupai yang melihat semut hitam berbaris langsung pergi dari pohon ladang tersebut. Konon,
semut hitam adalah musuh dari tupai. Karena kekompakan semut hitam dan jumlahnya banyak,
maka tupai tidak berani dengan semut hitam.
Petani tersebut lalu penasaran, mengapa tupai tersebut pergi dari ladangnya. Padahal, dia yakin
tidak akan ada yang bisa menangkap tupai. Tupai adalah binatang yang sangat pandai dalam
meloncat. Karena kepandaiannya itulah, banyak petani yang menjadi rugi karena buah panennya
banyak di rusak oleh tupai. Lalu petani tersebut, mendekati pohon tersebut dan melihat semut yang
berbaris di pohonnya.
Petani tersebut sangat bersyukur, karena semut hitam telah berhasil mengusir hama tupai dari
ladangnya. Kisah ini mengingatkan bahwa sepandai-pandainya tupai meloncat, pasti akan jatuh
juga. Tidak ada orang yang sempurna dalam dunia ini.
Sepandai apapun Anda, tentunya Anda pasti memiliki kekurangan. Contohnya saja: Tupai yang
pandai meloncat, tetap memiliki kekurangan. Kekurangannya yaitu takut pada semut hitam. Tuhan
sudah memberikan talenta kepada Anda, gunakanlah sebaik-baiknya dalam hal positif. Ketika satu
orang diberikan talenta dalam bermain musik, bukan berarti orang tersebut juga pandai dalam
bidang lain. Maka dari itu, bersyukurlah apapun talenta yang Tuhan berikan pada Anda. Tetaplah
rendah hati, meskipun orang lain tidak sepandai Anda.
—
Cerita Motivasi – Semangkuk Bakso
Dikisahkan, biasanya di hari ulang tahun Putri, ibu pasti sibuk di dapur memasak dan
menghidangkan makanan kesukaannya. Tepat saat yang ditunggu, betapa kecewa hati si Putri,
meja makan kosong, tidak tampak sedikit pun bayangan makanan kesukaannya tersedia di sana.
Putri kesal, marah, dan jengkel.
“Huh, ibu sudah tidak sayang lagi padaku. Sudah tidak ingat hari ulang tahun anaknya sendiri,
sungguh keterlaluan,” gerutunya dalam hati. “Ini semua pasti gara-gara adinda sakit semalam
sehingga ibu lupa pada ulang tahun dan makanan kesukaanku. Dasar anak manja!”
Ditunggu sampai siang, tampaknya orang serumah tidak peduli lagi kepadanya. Tidak ada yang
memberi selamat, ciuman, atau mungkin memberi kado untuknya.
Dengan perasaan marah dan sedih, Putri pergi meninggalkan rumah begitu saja. Perut kosong dan
pikiran yang dipenuhi kejengkelan membuatnya berjalan sembarangan. Saat melewati sebuah
gerobak penjual bakso dan mencium aroma nikmat, tiba-tiba Putri sadar, betapa lapar perutnya! Dia
menatap nanar kepulan asap di atas semangkuk bakso.
“Mau beli bakso, neng? Duduk saja di dalam,” sapa si tukang bakso.
“Mau, bang. Tapi saya tidak punya uang,” jawabnya tersipu malu.
“Bagaimana kalau hari ini abang traktir kamu? Duduklah, abang siapin mi bakso yang super enak.”
Putri pun segera duduk di dalam.
Tiba-tiba, dia tidak kuasa menahan air matanya, “Lho, kenapa menangis, neng?” tanya si abang.
“Saya jadi ingat ibu saya, nang. Sebenarnya… hari ini ulang tahun saya. Malah abang, yang tidak
saya kenal, yang memberi saya makan. Ibuku sendiri tidak ingat hari ulang tahunku apalagi
memberi makanan kesukaanku. Saya sedih dan kecewa, bang.”
“Neng cantik, abang yang baru sekali aja memberi makanan bisa bikin neng terharu sampai nangis.
Lha, padahal ibu dan bapak neng, yang ngasih makan tiap hari, dari neng bayi sampai segede ini,
apa neng pernah terharu begini? Jangan ngeremehin orangtua sendiri neng, ntar nyesel lho.”
Putri seketika tersadar, “Kenapa aku tidak pernah berpikir seperti itu?”
Setelah menghabiskan makanan dan berucap banyak terima kasih, Putri bergegas pergi. Setiba di
rumah, ibunya menyambut dengan pelukan hangat, wajah cemas sekaligus lega,
“Putri, dari mana kamu seharian ini, ibu tidak tahu harus mencari kamu ke mana. Putri, selamat
ulang tahun ya. Ibu telah membuat semua makanan kesukaan Putri. Putri pasti lapar kan? Ayo
nikmati semua itu.”
“Ibu, maafkan Putri, Bu,” Putri pun menangis dan menyesal di pelukan ibunya. Dan yang membuat
Putri semakin menyesal, ternyata di dalam rumah hadir pula sahabat-sahabat baik dan paman serta
bibinya. Ternyata ibu Putri membuatkan pesta kejutan untuk putri kesayangannya.
Saat kita mendapat pertolongan atau menerima pemberian sekecil apapun dari orang lain, sering
kali kita begitu senang dan selalu berterima kasih. Sayangnya, kadang kasih dan kepedulian tanpa
syarat yang diberikan oleh orangtua dan saudara tidak tampak di mata kita. Seolah menjadi
kewajiban orangtua untuk selalu berada di posisi siap membantu, kapan pun.
Bahkan, jika hal itu tidak terpenuhi, segera kita memvonis, yang tidak sayanglah, yang tidak
mengerti anak sendirilah, atau dilanda perasaan sedih, marah, dan kecewa yang hanya merugikan
diri sendiri. Maka untuk itu, kita butuh untuk belajar dan belajar mengendalikan diri, agar kita mampu
hidup secara harmonis dengan keluarga, orangtua, saudara, dan dengan masyarakat lainnya.
—
baca juga: 17 Cerita Fabel Hewan Pendek, Cerita Dongeng Anak Sebelum Tidur
Cerita Motivasi – Kentang, Telur, dan Biji Kopi
Pada suatu hari, ada seorang anak perempuan yang mengeluh kepada ayahnya bahwa hidupnya
sengsara dan bahwa dia tidak tahu bagaimana dia akan berhasil. Dia lelah berjuang dan berjuang
sepanjang waktu.Tampaknya hanya salah satu dari masalahnya yang dapat ia selesaikan,
kemudian masalah yang lainnya segera menyusul untuk dapat diselesaikan.
Ayahnya yang juga seorang koki membawanya ke dapur. Ia mengisi tiga panci dengan air dan
menaruhnya di atas api yang besar. Setelah tiga panci tersebut mulai mendidih, ia memasukkan
beberapa kentang ke dalam sebuah panci, beberapa telur di panci kedua, dan beberapa biji kopi di
panci ketiga.
Kemudian ia duduk dan membiarkan ketiga panci tersebut di atas kompor agar mendidih, tanpa
mengucapkan sepatah kata apapun kepada putrinya. Putrinya mengeluh dan tidak sabar
menunggu, bertanya-tanya apa yang telah ayahnya lakukan.
Setelah dua puluh menit, ia mematikan kompor tersebut. Ia mengambil kentang dari panci dan
menempatkannya ke dalam mangkuk. Ia mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk.
Kemudian ia menyendok kopi dan meletakkannya ke dalam cangkir. Lalu ia beralih menatap
putrinya dan bertanya, “Nak, apa yang kamu lihat?”
“Kentang, telur, dan kopi,” putrinya buru-buru menjawabnya.
“Lihatlah lebih dekat, dan sentuh kentang ini”, kata sang ayah. Putrinya melakukan apa yang diminta
oleh ayahnya dan mencatat di dalam otaknya bahwa kentang itu lembut. Kemudian sang ayah
memintanya untuk mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia
mendapatkan sebuah telur rebus. Akhirnya, sang ayah memintanya untuk mencicipi kopi. Aroma
kopi yang kaya membuatnya tersenyum.
“Ayah, apa artinya semua ini?” Tanyanya.
Kemudian sang ayah menjelaskan bahwa kentang, telur dan biji kopi masing-masing telah
menghadapi kesulitan yang sama, yaitu air mendidih.
Namun, masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.
Kentang itu kuat dan keras. Namun ketika dimasukkan ke dalam air mendidih, ketang tersebut
menjadi lunak dan lemah.
Telur yang rapuh, dengan kulit luar tipis melindungi bagian dalam telur yang cair sampai
dimasukkan ke dalam air mendidih. Sampai akhirnya bagian dalam telur menjadi keras.
Namun, biji kopi tanah yang paling unik. Setelah biji kopi terkena air mendidih, biji kopi mengubah
air dan menciptakan sesuatu yang baru.
“Kamu termasuk yang mana, nak?” tanya sang ayah kepada putrinya.
“Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana caramu dalam menghadapinya? Apakah kamu adalah
sebuah kentang, telur, atau biji kopi?”
Pesan Moral : Dalam hidup ini, Banyak sesuatu yang terjadi di sekitar kita. Banyak hal-hal yang
terjadi pada kita. Tetapi satu-satunya hal yang benar-benar penting adalah apa yang terjadi di dalam
diri kita.
Jadi, manakah diri anda? Apakah anda adalah sebuah kentang, telur, atau biji kopi?
—
Cerita Motivasi – Tukang Kayu
Alkisah, seorang Tukang Kayu yang merasa sudah tua dan berniat untuk pensiun dari profesinya
sebagai Tukang Kayu yang sudah ia jalani selama puluhan tahun. Ia ingin menikmati masa tuanya
bersama istri serta anak cucunya. Sebelum memutuskan untuk berhenti bekerja, ia sebelumnya
menyadari bahwa ia akan kehilangan penghasilan rutin yang setiap bulan ia terima. Bagaimana pun
itu, ia lebih merasakan dan mementingkan tubuhnya yang sudah termakan usia karena ia merasa
tidak dapat lagi melakukan aktivitas seperti tahun-tahun sebelumnya.
Suatu hari, kemudian ia mengatakan rencana ingin pensiun kepada mandornya. “Saya mohon maaf
Pak, tubuh saya rasanya sudah tidak seperti dulu, saya sudah tidak kuat lagi untuk menopang
beban-beban berat di pundak saya saat bekerja..”.
Setelah sang mandor mendengar niat Tukang Kayu tersebut, ia merasa sedih. Karena sang mandor
akan kehilangan salah satu Tukang Kayu terbaiknya, ahli bangunan handal yang dimiliki dalam
timnya. Namun apalah daya, mandor tidak dapat memaksa untuk mengurungkan niat si Tukang
Kayu untuk berhenti bekerja.
Terlintas dalam fikiran sang mandor, untuk meminta permintaan terakhir sebelum dirinya pensiun.
Sang mandor memintanya untuk sekali lagi membangun sebuah rumah untuk yang terakhir kalinya.
Untuk sebuah proyek dimana sebelum Tukang Kayu tersebut berhenti bekerja.
Akhirnya, dengan berat hati Tukang Kayu menyanggupi permintaan mandornya meskipun ia merasa
kesal karena jelas-jelas dirinya sudah bicarakan akan segera pensiun.
Di balik pengerjaan proyek terakhirnya, ia berkata dalam hati bahwa dirinya tidak akan
mengerjakannya dengan segenap hati. Sang mandor hanya tersenyum dan mengatakan pada
Tukang Kayu pada hari pertama ketika proyeknya dikerjakan, “Seperti biasa, aku sangat percaya
denganmu. Jadi, kerjakanlah dengan yang terbaik. Seperti saat-saat kemarin kau bekerja denganku.
Bahkan, dalam proyek terakhir ini kamu bebas membangun dengan semua bahan-bahan yang
terbaik yang ada”.
Tukang Kayu itupun akhirnya memulai pekerjaan terakhirnya dengan malas-malasan. Bahkan
dengan asal-asalan ia membuat rangka bangunan. Ia malas mencari, maka ia menggunakan bahanbahan bangunan berkualitas rendah. Sangat disayangkan, karena ia memilih cara yang buruk untuk
mengakhiri karirnya.
baca juga: 10 Cerita Rakyat Indonesia, Cerita Legenda Daerah Yang Paling Terkenal
Hari demi hari berlalu, dan akhirnya, rumah itupun selesai. Ditemani Tukang Kayu tersebut, sang
mandor datang memeriksa. Ketika sang mandor memegang gagang daun pintu depan hendak
membuka pintu, ia lalu berbalik dan berkata, “Ini adalah rumahmu, hadiah dariku untukmu”.
Betapa kagetnya si Tukang Kayu. Ia sangat menyesal. Kalau saja sejak awal ia tahu bahwa ia
sedang membangun rumahnya, ia akan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Akibatnya,
sekarang ia harus tinggal di sebuah rumah yang ia bangun dengan asal-asalan.
Hidup adalah proyek yang kau kerjakan sendiri.
—
Cerita Motivasi – Belajar Dari Sebuah Kepompong
Hidup memanglah penuh dengan perjuangan. Jika anda ingin berhasil dan menjadi manusia sukses
maka anda pun harus melalui sebuah proses yang terkadang menyakitkan jika dirasakan.
Janganlah menjadi seperti anak manja yang selalu ingin dibantu dan dilayani oleh orang tua kita.
Karena hal itu sangatlah tidak baik untuk membentuk karakter dan jiwa kita dalam menghadapi
kerasnya kehidupan ini. Pada artikel ini saya akan mencoba menceritakan ulang tentang sebuah
kisah yang sungguh sangat inspiratif untuk kita renungkan. Cerita ini berasal dari buku yang sangat
menarik dan sudah lama saya beli, tetapi baru sempat saya baca beberapa waktu yang lalu, buku
tersebut berjudul,”setengah isi setengah kosong” karya parlindungan marpaung.
Berikut adalah kutipannya :
Seorang anak sedang bermain dan menemukan kepompong kupu-kupu di sebuah dahan yang
rendah. Diambilnya kepompong tersebut dan tampak ada lubang kecil disana.
Anak itu tertegun mengamati lubang kecil tersebut karena terlihat ada seekor kupu-kupu yang
sedang berjuang untuk keluar membebaskan diri melalui lubang tersebut. Lalu tampaklah kupu-kupu
itu berhenti mencoba, dia kelihatan sudah berusaha semampunya dan nampaknya sia-sia untuk
keluar melalui lubang kecil di ujung kempompongnya.
Melihat fenomena itu, si anak menjadi iba dan mengambil keputusan untuk membantu si kupu-kupu
keluar dari kepompongnya. Dia pun mengambil gunting lalu mulai membuka badan kepompong
dengan guntingnya agar kupu-kupu bisa keluar dan terbang dengan leluasa.
Begitu kepompong terbuka, kupu-kupu pun keluar dengan mudahnya. Akan tetapi, ia masih memiliki
tubuh gembung dan kecil. Sayap-sayapnya nampak masih berkerut. Anak itu pun mulai
mengamatinya lagi dengan seksama sambil berharap agar sayap kupu-kupu tersebut berkembang
sehingga bisa membawa si kupu-kupu mungil terbang menuju bunga-bunga yang ada di taman.
Harapan tinggal harapan, apa yang ditunggu-tunggu si anak tidak kunjung tiba. Kupu-kupu tersebut
terpaksa menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan
sayap yang masih berkerut serta tidak berkembang dengan sempurna. Kupu-kupu itu akhirnya tidak
mampu terbang seumur hidupnya.
Si anak rupanya tidak mengerti bahwa kupu-kupu perlu berjuang dengan usahanya sendiri untuk
membebaskan diri dari kepompongnya. Lubang kecil yang perlu dilalui akan memaksa cairan dari
tubuh kupu-kupu masuk ke dalam sayap-sayapnya sehingga dia akan siap terbang dan memperoleh
kebebasan.
—
Cerita Motivasi – Perlombaan Kancil Dan Kera
Disuatu desa yang sejuk dan nyaman. hiduplah dua sahabat kecil,namanya keri dan kanci. mereka
berdua sedang menikati hangatnya cahaya matahari yang terasa hangat menyentuh mereka di balik
pepohonan. tiba – tiba muncul ide iseng di kepala si keri untuk mengajak si kanci berlomba
membuktikan diri,siapa yang lebih hebat diantara mereka berdua.
Karna merasa tertantang akhirnya si kancipun menerima tantangan temannya. keri yang merasa
lebih hebat dalam memanjat langsung mengajak sahabatnya menemui si tucil (tupai kecil) yang
tinggal di batang pohon “inspirasi” dan berniat menjadikannya sebagai juri. begitu tiba di tempat
tupi,mereka menyampaikan maksud kedatangan mereka untuk menjadikannya sebagai juri dalam
perlombaan yang mereka rencanakan.
Karna tidak tahu maksud kedua temannya si tupi asal saja berkata “baiklah,siapa yang lebih dulu
mencapai puncak pohon inspirasi ini akan diakui sebagai orang hebat.” si keri langsung melompat
dan tidak lama dia melambai – lambai kebawah dengan tatapn mengejek. kanci yang tidak bisa
memanjat pohon inspirasi langsung protes dan mengajak temannya untuk mangadakan
pertandingan ulang! dengan menjadikan paku (pak kuda) sebagai jurinya.
Pak kuda yang tinggal di lereng gunung motivasi terkaget – kaget mendengar ide jahil mereka
berdua. lalu dengan asal saja paku mengatakan “baiklah,siapa yang lebih dulu mencapai puncak
gunung “motivasi” ini,akan diaku sebagai yang terhebat” tanpa pikir panjang si kanci berlari secepat
-cepatnya. setiba di atas dia berteriak kebawah dan melambaikan kakinya dengan tatapan yang tak
kalah mengejek.
Pak beruang yang sedari tadi memperhatikan tingkah dua warga hutan itu mendekat dan bicara
pada mereka berdua “kalian sedang apa si?” keri yang merasa di kalahkan menjawab “si kanci tu
pak,masa ngajak saya lari ke puncak gunung motivasi. yah mana kuat saya mengejarnya? ” si kanci
yang merasa tidak begitu ceritanya langsung protes “gak koq pak,si keri tu yang ngajak lomba,tadi
dia ngajak saya lomba manjat pohon inspirasi. yah jelas saya kalah lah.”
Pak beruang langsung mengerti duduk masalahnya,dan berkata “kalian lihat pulau di kaki gunung
motivasi itu?” mereka berdua serentak menjawab “iya pak.”
“baiklah,bagaimana kalo kalian berdua berlomba mencapai pulau itu dan siapa yang bisa
mengambil buah inspirasi di pohonnya yang ada di pulai itu,dia yang menang! setuju?” setelah
keduanya meng-iya-kan pak beruang langsung menghitung “1… 2… 3…”
mereka berdua pun langsung berlari secepat – cepatnya untuk mencapai pulau di kaki gunung
motivasi dan memetik buah diatas pohon inspirasi seperti mana di nyatakan oleh pak beruang.
Kancil dengan gesit menyebrangi sungau kecil yang terbentang antara pulai kecil dan gunung
motivasi dengan melompat2 kecil. sementara si keri tertinggal karna tidak ada dahan yang bisa di
jadikan ayunan untuk menyebrang ke pulau itu.
sesampainya di sebrang pulau si kanci malah bingung sendiri. bagaimana caranya memetik buah
inspirasi yang tergantung tinggi itu? pada saat yang bersamaan si keri berteriak pada sahabatnya
“kanci,jemput aku disini! dan aku akan mengambilkan buah inspirasi itu untuk kamu!” kanci berpikir
sejenak. setelah yakin untuk menjemput keri diapun melompat dan menjemput temannya disebrang.
keri menaiki punggung kanci dan mereka berdua pun sampai di pulau sebrang. sesuai janjinya keri
memanjat pohon itu untuk sahabatnya!.
Di kejauhan pak beruang bertepuk riang menyaksikan kerja sama mereka berdua! “kalian sudah liat
sendiri? kalian berdua berbeda dan masing – masing memiliki peran yang uniq dalam tim! kita tidak
bicara siapa yang terhebat diantara kita. tapi bagaimana mengorganisir semua kelebihan kita untuk
dijadikan sebuah kekuatan yang tidak terkalahkan!”
Si kanci dan keri kemudian sadar bahwa kerja sama tim harus lebih diutamakan. mereka berdua
bersalaman,kembali ke bawah pohon dan menikati hangatnya cahaya matahari.
—
Cerita Motivasi – Sifat Kepiting
Mungkin banyak yang tahu wujud kepiting, tapi tidak banyak yang tahu sifat
kepiting. Semoga Anda tidak memiliki sifat kepiting yang dengki.
Di Filipina, masyarakat pedesaan gemar sekali menangkap dan memakan
kepiting sawah.
Kepiting itu ukurannya kecil namun rasanya cukup lezat. Kepiting-kepiting itu dengan mudah
ditangkap di malam hari, lalu dimasukkan ke dalam baskom/wadah, tanpa diikat.
Keesokkan harinya, kepiting-kepiting ini akan direbus dan lalu disantap
untuk lauk selama beberapa hari. Yang paling menarik dari kebiasaan
ini, kepiting-kepiting itu akan selalu berusaha untuk keluar dari baskom,
sekuat tenaga mereka, dengan menggunakan capit-capitnya yang kuat.
Namun seorang penangkap kepiting yang handal selalu tenang meskipun hasil
buruannya selalu berusaha meloloskan diri.
Resepnya hanya satu, yaitu si pemburu tahu betul sifat si kepiting.
Bila ada seekor kepiting yang hampir meloloskan diri keluar dari baskom,
teman-temannya pasti akan menariknya lagi kembali ke dasar.
Jika ada lagi yang naik dengan cepat ke mulut baskom, lagi-lagi temannya
akan menariknya turun… dan begitu seterusnya sampai akhirnya tidak ada yang berhasil keluar.
Keesokan harinya sang pemburu tinggal merebus mereka semua dan matilah
sekawanan kepiting yang dengki itu.
Begitu pula dalam kehidupan ini…
tanpa sadar kita juga terkadang menjadi seperti kepiting-kepiting itu.
Yang seharusnya bergembira jika teman atau saudara kita mengalami
kesuksesan kita malahan mencurigai, jangan-jangan kesuksesan itu diraih
dengan jalan yang nggak bener.
Apalagi di dalam bisnis atau hal lain yang mengandung unsur kompetisi,
sifat iri, dengki, atau munafik akan semakin nyata dan kalau tidak segera
kita sadari tanpa sadar kita sudah membunuh diri kita sendiri.
Kesuksesan akan datang kalau kita bisa menyadari bahwa di dalam bisnis atau
persaingan yang penting bukan siapa yang menang, namun terlebih penting
dari itu seberapa jauh kita bisa mengembangkan diri kita seutuhnya.
Jika kita berkembang, kita mungkin bisa menang atau bisa juga kalah dalam
suatu persaingan, namun yang pasti kita menang dalam kehidupan ini.
Pertanda seseorang adalah ‘kepiting’:
1. Selalu mengingat kesalahan pihak luar (bisa orang lain atau situasi)
yang sudah lampau dan menjadikannya suatu prinsip/pedoman dalam
bertindak
2. Banyak mengkritik tapi tidak ada perubahan
3. Hobi membicarakan kelemahan orang lain tapi tidak mengetahui kelemahan
dirinya sendiri sehingga ia hanya sibuk menarik kepiting-kepiting yang
akan keluar dari baskom dan melupakan usaha pelolosan dirinya sendiri.
..Seharusnya kepiting-kepiting itu tolong-menolong keluar dari baskom,
namun yah… dibutuhkan jiwa yang besar untuk melakukannya…
Coba renungkan berapa waktu yang Anda pakai untuk memikirkan cara-cara
menjadi pemenang. Dalam kehidupan sosial, bisnis, sekolah, atau agama.
Dan gantilah waktu itu untuk memikirkan cara-cara pengembangan diri Anda
menjadi pribadi yang sehat dan sukses.
—
Cerita Motivasi – Kesempatan Kedua
Alkisah, di kesepian malam, tampak seorang pemuda berwajah tampan sedang memacu laju
kendaraannya. Karena kantuk dan lelah yang mendera, tiba-tiba ia kehilangan kesadarannya dan
gubraaak…..mobil yang dikendarainya melintasi trotoar dan berakhir dengan menabrak sebuah
pohon besar.
Karena benturan yang keras di kepala, si pemuda sempat koma dan dirawat di rumah sakit. Saat
kesadarannya mulai kembali, terdengar erangan perlahan. “Aduuuh…kepalaku sakit sekali. Kenapa
badanku tidak bisa digerakkan. Oh..ada di mana ini?”. Nanar, tampak bayangan bundanya sedang
menangis, memegangi tangan dan memanggil-manggil namanya.
Lewat beberapa hari, setelah kesadarannya pulih kembali, ia baru tahu kalau mobil yang
dikendarainya ringsek tidak karuan bentuknya dan melihat kondisi mobil, seharusnya si pengemudi
pasti meninggal dunia. Ajaibnya, dia masih hidup (walaupun mengalami gegar otak lumayan parah,
tulang paha yang patah menjadi enam, dan memar di sana-sini; hal ini membuatnya harus menjalani
operasi dan proses terapi penyembuhan yang lama dan menyakitkan).
Saat pamannya datang menjenguk, si pemuda menggerutu tidak puas pada kehidupannya, “Dunia
sungguh tidak adil! Sedari kecil aku sudah ditinggal oleh ayahku. Walaupun aku tidak pernah hidup
berkekurangan tetapi teman-temanku jauh lebih enak hidupnya. Gara-gara Bunda membelikan
mobil jelek, aku jadi celaka bahkan kini cacat pula wajah ini. Oh…sungguh sial hidupku..”
Pamannya yang kenal si pemuda sedari kecil menegur keras, “Anak muda. Wajahmu rupawan,
tetapi jiwamu ternyata tidak. Bundamu bekerja keras selama ini hingga hidupmu berkecukupan.
Lihatlah sekelilingmu, begitu banyak orang yang tidak seberuntung kamu. Tidak perlu menyalahkan
orang lain. Kecelakaan ini karena kesalahanmu sendiri! Pernahkan kamu pikirkan, seandainya
kecelakaan itu merenggut nyawamu, bekal apa yang kamu bawa untuk mempertanggungjawabkan
seluruh perbuatanmu di hadapan Sang Khalik? Tuhan begitu baik, memberi kesempatan kedua
kepadamu untuk hidup lebih lama. Itu artinya, kamu harus hidup lebih baik! Apakah kamu
mengerti?”
Si pemuda terpana sesaat dan lirih menjawab, “Terima kasih paman. Saya akan mengingat nasihat
paman. Biarlah luka di wajah ini sebagai pengingat agar aku tahu diri dan mampu untuk bersyukur”.
Netter yang LuarBiasa,
Setiap hari di setiap tarikan napas kita sesungguhnya adalah “kesempatan kedua” di dalam
kehidupan kita. Kesempatan untuk selalu mengingat kebaikan yang telah kita terima dan
mengingatkan kita untuk selalu berbuat bajik kepada sesama.
Mari, manfaatkan setiap kesempatan yang ada dengan menjalankan ibadah dan amanah.
Salam sukses luar biasa!
—
Cerita Motivasi – Tukang Tambal Ban
Pernah suatu ketika ban motor saya kempes sepulang dari mengikuti kajian Islam rutin tiap pekan di
rumah teman. Saat itu waktu menunjukan pukul setengah sebelas malam. Malam terasa begitu
dingin sekali, karena saat itu musim hujan, akan tetapi segala puji bagi Allah saat itu hujan tidak
turun.
Sambil menuntun sepeda motor, saya berjalan menulusuri jalan untuk mencari tukang tambal ban.
“Ada apa mas?” tanya seorang pemuda yang duduk-duduk di depan rumah.
“Ban saya bocor. Daerah sini mana ya, tukang tambal ban yang masih buka?” tanya saya.
“ Wah sudah pada tutup semua mas! Adanya di dekat jalan raya, tapi cukup jauh!” jawab nya.
“Makasih mas!” ucapku, sambil menghela nafas, karena cukup jauh saya harus bejalan ke jalan
raya.
Alhamdulillah, saat itu saya ditemani ustadz saya, pak Nur Yulianto.. (Jazakallah pak ya…! ^_^)
yang tak tega meninggalkanku sendiri, berjalan menelusuri malam untuk mencari tukang tambal
ban.
Setengah jam berjalan akhirnya saya menemukan tukang tambal ban. Tapi, ujian lagi dari Allah.
Sang tukang tambal ban tidur tidak bisa dibangunkan…mungkin memang beliau tidak mau bangun,
karena sudah saya gooyang-goyang tubuhnya, tetap saja tidak bangun… sayapun mencoba
memahaminya, malam-malam begini mungkin beliau sudah terlalu kecapean untuk membantu
kami…
Perjalananpun kami lanjutkan, hingga akhirnya kami menemukan tukang tambal ban, yang sedang
menambal ban sebuah motor…
”Alhamdulillah…. ” batinku denga rasa senang yang luar biasa, sambil menuntun motor honda prima
tuaku dengan semangat… (rasa capek jalan jadi lupa…^^)
Sambil menunggu tukang tambal ban menyelesaikan pekerjaannya, saya merenung, betapa
mulianya pekerjaan bapak tukang tambal ban tersebut,… karena saya baru merasakan bahwa
sangat berharganya keberadaan mereka…! Coba kalo tidak ada mereka…?
***
Demikianlah kumpulan cerita motivasi dan cerita pemberi inspirasi yang bisa dibagikan kali ini,
semoga daftar cerita diatas bisa menjadi bacaan singkat yang mewarnai hidup anda dan
memberikan semangat baru dalam menjalani kehidupan yang berat.
Advertisements
Download