PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN DAN HEWAN OLEH NAMA : I KADEK RISKI ARI PUTRA NOMOR : 14 KELAS : XII MIPA 3 SMA NEGERI 1 UBUD TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020 KATA PENGANTAR Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , atas berkat rahmat-Nya sehingga saya dapat menyeleseaikan makalah ini, semoga makalah ini dapat menjadi sumber informasi yang bermanfaat bagi para pembaca. Meski demikian, penyusun merasa masih banyak kesalahan dalam penyusunan laporan penelitian ini. Oleh sebab ini penyusun sangat terbuka menerima kritik dan saran yang membangun untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi. Ubud, 29 Agustus 2019 Penyusun DAFTAR ISI DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...i BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………………………………………………………….ii B. Rumusan Masalah………………………………………………………………....ii C. Tujuan……………………………………………………………………………..ii BAB II PEMBAHASAN A. Pertumbuhan dan Perkembangan………………………………………………….1 B. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan…………………...1 C. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan………………………………..7 D. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan…………………………………..11 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………………………………………….18 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..19 i BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri dari mahluk hidup. Setiap yang bernyawa akan mengalami hal itu. Mahluk hidup akan tumbuh dewasa bila pertumbuhan dan perkembangannya dapat berjalan dengan selaras dan seimbang baik secara fisik maupun mentalnya. B. Rumusan Masalah - Apa pengertian pertumbuhan dan perkembangan? - Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan? - Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan? - Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan pada hewan? C. Tujuan Tujuan di buatnya makalah ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dan tumbuhan, faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dan hewan dan bagaimana proses pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dan tumbuhan. ii BAB II PEMBAHASAN A. Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan - Pertumbuhan adalah suatu proses penambahan jumlah dan volume sel pada makhluk hidup yang bersifat kuantitatif dan irreversibel. - Perkembangan adalah suatu proses menuju tingkat kedewasaan yang bersifat kualitatif. 2. Ciri-Ciri Pertumbuhan dan Perkembangan a. Ciri-Ciri Pertumbuhan - Bersifat kuantitatif (dapat dihitung atau dapat dinyatakan dalam suatu bilangan) - Bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk semula) - Terdapat jaringan meristem pada tumbuhan b. Ciri-Ciri Perkembangan - Bersifat Kualitatif (tidak dapat dihitung) - Terdapat pada alat perkembangbiakan atau reproduksi. B. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Faktor Internal Faktor dalam (internal) merupakan faktor yang berasal dari dalam tubuh makhluk hidup itu sendiri. Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor dalam (internal) antaran lain sebagai berikut : a. Gen Gen merupakan sifat yang tidak tampak dari luar. Gen terbentuk dari sejumlah asam nukleat yang tersusun dalam makromolekul yang disebut DNA. Gen berfungsi sebagai pembawa faktor keturunan, sehingga sifat yang dimiliki oleh induk akan diturunkan kepada keturunannya. Masing-masing jenis (species), bahkan masing-masing individu memiliki gen untuk sifat tertentu seperti: cepat tumbuh, berbatang tinggi, berbatang pendek, berbuah lebat, berbuah jarang. 1 b. Hormon Hormon merupakan senyawa organik pada manusia, sebagian hewan dan tumbuhan. Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang merupakan kelenjar buntu. Hormon mempengaruhi reproduksi, metabolisme, serta perumbuhan dan perkembangan. 1. Hormon pada tumbuhan Hormon yang tedapat yang mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan diantaranya yaitu: - Auksin Hormon auksin merupakan senyawa kimia Indol Asetic Acid (IAA) dihasilkan dari sekresi pada titik tumbuh yang terletak pada ujung tunas (terdiri atas batang dan daun), ujung akar daun muda, bunga, buah dan kambium. Jika hormon auksin berada di ujung tunas, maka akan diangkut oleh jaringan berkas pembuluh (xilem dan Floem) menuju ke tunas untuk tumbuh dan memanjangkan sel-sel jaringan batangnya. Hormon auksin di produksi di bagian koleoptil ujung tunas lalu di angkut oleh jaringan pembuluh angkut menuju tunas, selanjutnya tunas akan tumbuh menjadi bagian akar, batang, dan daun. Pada tunas batang, auksin akan berkumpul dibawah permukaan batang yang menyebabkan sel-sel jaringan dibawah permukaan batang tersebut akan tumbuh lebih cepat dari sel-sel diatas permukaan batang. Hal ini disebabkan karena hormon auksin sangat peka terhadap panas/sinar matahari dan akan merusak auksin dan auksin tersebut akan menghambat pertumbuhan. Selain berfungsi sebagai merangsang perpanjangan selsel batang dan memperhambat pemanjangan sel-sel akar, juga berfungsi merangsang pertumbuhan akar samping (lateral)dan akar serabut yang berfungsi sebagai penyerapan air dan mineral, mempercepat pembelahan sel-sel titik tumbuh kambium akar dan batang, menyebabkan terjadinya diferensiasi sel menjadi 2 jaringan berkas angkut xilem dan merangsang terjadinya pembentukan bunga dan buah. - Giberelin Secara alami hormon giberelin terdapat pada buah dan biji saat berkecambah. Giberelin adalah zat tumbuh yang sifatnya sama dengan hormon auksin, akan tetapi fungsinya sedikit berbeda dengan giberelin . fungsi gibrelin adalah membantu pertumbuhan tunas/embrio, menghambat perkecambahan dan pembentukan biji. Hal ini terjadi apabila giberelin diberikan kepada bunga maka buah yang terbentuk menjadi buah tak berbiji dan sangat mempengaruhi pemanjangandan penambahan sel. - Sitokinin Ada dua jenis hormon sitokinin, yaitu zeatin (merupakan sitokinin alami yang terdapat pada biji jagung) dan kitenin yang merupakan sitokinin buatan. Fungsi sitokinin adalah untuk merangsang pembelahan sel, memperkecil dominasi apaikal, mengatur pembetukan bunga dan buah, menghambat proses penuaan. Efek sitokinin berlawanan dengan auksin pada tumbuhan. Contoh, jika sitokinin banyak diberikan maka akan bayak tumbuh tunas, tetapi jika diberikan sedikit akan terbentuk banyak akar. Hal ini terjadi karena sitokinin dapat menghentikan dominasi pertumbuhan kuncup atas (apikal) dan merangsang kuncup samping (lateral). - Asam absisat Merupakan hormon yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman (inhibitor) yang kerjanya berlawanan dengan auksin dan giberelin, dengan jalan memperlambat kecepatan pembelahan dan pembelahan sel. Asam absitat akan aktif pada saat tumbuhan pada kondisi yang kurang baik, karena pada saat tumbuhan mengalami kondisi yang kurang baik, misalnya kekurangan air d musim kering, maka tmbuhan tersebut mengalami dormansi yaitu daun-daunyaakan 3 digugurkan dan yang tertinggal adalah tunas-tunasnya. Dalam keadaan demikian asam absisat terkumpul/terakumulasi pada tunas yang terletak pada sel penutup stomata, dan menyebabkan stomata tertutup, sehinga penguapan air berkurang dan keseimbangan air dalam tubuh tumbuhan terpelihara sehingga pertumbuhan tunasnya terhambat yang menyebabkan tunasnya terhambat yang disebabkan melambatnya kecepatan pembelahan dan pembesaran sel-sel tunasnya. Fungsi asam absisat yaitu dapat mengurangi kecepatan pertumbuhan dan pemanjangan sel pada daerah titik tumbuh, seperti pada pengguguran daun dan mendorong dormansi biji agar tidak berkecambah. - Gas Etilen Gas etilen adalah gas yang dihasilkan oleh buah yang sudah tua sehingga buah menjadi matang. Jika buah tua yang masih berwarna hijau disimpan dalam tempat tertutup dan dibiarkan beberapa hari, akhirnya menjadi matang dan berwarna kuning sampai merah. Hal ini di karenakan keluarnya gas etilen. Fungsi etilen adalah menyebabkan bah menjadi masak, menyebabkan batang menjadi kokoh dan tebal, dapat memacu pembuangan, yang bekerja sama dengan auksin dan bersama giberelin dapat mengatur perbandingan bunga betina dan jantan pada tumbuhan berumah satu. - Asam Traumalin Asam traumalin di sebut sebagai hormon luka/kambium karena hormon ini berperan apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan. Jika terluka tumbuhan akan merangsang selsel di daerah luka menjadi bersifat meristem lagi sehingga mampu mengadakan pembelahan sel untuk menutup luka tersebut. - Kalin Kalin merupakan hormon yang berfungsi untuk memacu pertumbuhan organ tumbuhan, di antaranya: 1. Rhizokalin, dapat memacu pertumbuhan akar 4 2. Kaukalin, dapat memacu pertumbuhan batang 3. Fitokalin, dapat memacu pertumbuhan daun 2. Hormon pada hewan Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu) dan dibawa oleh darah ke organ sasaran sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hewan termasuk manusia. a. Kelenjar Hipofisis menghasilkan: - Somatotrof: Mempengaruhi pertumbuhan - Tirotropin: Mempengaruhi kerja kelenjar tiroid - Prolaktin: Mempengaruhi pengeluaran air susu - Gonadotropin: Mempengaruhi kerja kelenjar kelamin - ACTH: Mempengaruhi kerja kelenjar Adrenalin - ADH: Mempengaruhi pengeluaran urine - Oksitosin: Mempengaruhi kontraksi otot rahim saat melahirkan. b. Tiroid menghasilkan Tiroksin : Mengatur metabolisme zat dan pertumbuhan. c. Paratiroid menghasilkan Parathormon : Mengatur kadar kalsium dalam darah. d. Adrenalin menghasilkan Adrenalin : Mengatur kadar gula darah dengan mengubah glikogen menjadi glukosa. e. Pankreas menghasilkan Insulin : Mengatur kadar gula darah dengan mengubah glukosa menjadi glikogen. f. Testis menghasilkan Testosteron : Mempengaruhi ciri-ciri kelamin sekunder pria. g. Ovarium menghasilkan Estrogen dan Progresteron : Mempengaruhi ciri-ciri kelamin sekunder wanita. 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan yang mempengaruhi pertumbuhannya. Faktor eksternal diantaranya yaitu: a. Cahaya /Sinar Matahari Pada dasarnya mahluk hidup memerlukan sinar matahari begitupun dengan tumbuhan. Karena sinar mata hari merupakan sumber energi yang 5 digunakan untuk proses berlangsungnya fotosintesis didalam daun tumbuhan hijau. Dari proses fotosintesis akan dihasilkan zat makanan yang sangat berpengaruh terhadap pembelahan sel pada pertumbuhan tanaman. b. Suhu (temperatur) Setiap proses pertumbuhan selalu dipengaruhi oleh suhu lingkungannya. Agar pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan optimal, maka diperlukan adanya suhu ideal yang disebut temperatur optimum. c. Kelembapan udara Kelembapan udara di sekitar tumbuhan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tersebut. Umumnya tanah dan udara di sekitar yang lembab (airnya cukup) akan sangat baik atau cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena pada kondisi seperti itu tanaman menyerap banyak air dan penguapan (transpirasi) air semakin menurun, sehingga memungkinkan cepat terjadinya pembelahan dan pemanjangan sel-sel untuk mencapai ukuran maksimum. d. Air dan unsur hara tanah Air mutlak diperlukan oleh tumbuhan karena tidak mungkin tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang tanpa air. Air memiliki fungsi bagi tumbuhan diantaranya: - Fotosintetis - Mengedarkan hasil fotosintesis keseluruh bagian tumbuhan - Sebagai pelarut inti sel dalam proses pertumbuhan dan perkembangan - Menentukan proses transportasi unsur hara yang ada didalam tanah - Berperan dalam proses metabolisme sel. Jika tumbuhan mengalami kekurangan unsur hara maka pertumbuhan dan perkembangannya akan mengalami gangguan atau hambatan. Unsur hara atau nutrisi dalam jumlah banyak yang di butuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan di sebut unsur makro, misalnya karbon, oksigen , nitrogen, hidrogen, sulfur, fosfor, kalsium, dan magnesium. Adapun nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit unsur mikro, misalnya besi, klor, mangan, boron, seng tembaga, dan nikel. 6 e. Derajat keasaman Derajat keasaman atau PH tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Contohnya tanah yang bersifat asam terhadap tanah padsolik merah kuning (PMK), agar tanaman dapat tumbuh dengan baik maka jenis tanah ini di tambahkan keasaman dengan pengapuran. C. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan terdiri atas pertumbuhan primer dan pertumbuhan skunder 1. Pertumbuhan primer Terbentuknya bunga, dimulai dari alat kelamin betina atau putik yang mengandung sel telur (ovarium) lalu dibuahi oleh alat kelamin jantan atau benang sari yang mengandung sel sperma dan akhirnya membentuk lembaga atau zigot. Sel induk lembaga atau zigot ini mengalami proses perkembangan yang ditandai dengan adanya periode perlambatan pertumbuhan atau tidak ada sama sekali pertumbuhan, sehingga bentuk zigot tidak mengalami perubahan atau tidak mengalami pertambahan ukuran panjang. Proses perkembangan zigot dimulai dari sel induk yang membelah secara meiosis menghasilkan empat sel haploid, artinya satu sel besar dan tiga sel kecil yang melebur/melarut ke dalam sel besar. Selanjutnya sel haploid itu menyusun atau mengumpulkan energi dari zat-zat makanan untuk melakukan pembelahan berikutnya secara mitosis. Pembelahan mitosis sebenarnya adalah awal dimulainya proses pertumbuhan embrionik yang ditandai dengan adanya periode percepatan pertumbuhan akibat terjadinya pembelahan sel bertahap secara cepat dan terus menerus menghasilkan dua sel, empat sel, delapan sel, enam belas sel dan seterusnya, sehingga terjadi penambahan/pemanjangan ukuran selnya. Selanjutnya membentuk kumpulan atau kelompok yang tumbuh menjadi embrio atau jaringan meristem atau jaringan embrional, kemudian jaringan meristem ini tumbuh dan berkembang menjadi kecambah hingga dewasa. 7 a. Pertumbuhan pada embrio Proses dan pertumbuhan perkembangan embrio pada tumbuhan sering disebut sebagai perkecambahan. Perkecambahan permulaan merupakan atau awal pertumbuhan embrio didalam biji. Biji yang berkecambah dapat membentuk planula karena didalamnya mengandung embrio. Embrio atau lembaga mempunyai tiga bagian, yaitu radikula (akar lembaga), kotiledon (daun lembaga), kaulikalus (batang lembaga). Pada perkecambahan ada dua jenis : - Perkecambahan epigeal Hipokotil tumbuh memanjang yang mengakibatkan kotiledon dan keluar plumula ke sampai permukaan tanah, sehingga kotiledon terdapat diatas tanah. - Perkecambahan hipogeal Terjadinya pertumbuhan memanjang dari epikotil sehingga menyebabkan plumula dan menembus pada kulit bijinya yang nantinya akan muncul diatas tanah, sedangkan kotiledonnya masih didalam tanah. 8 b. Pertumbuhan pada ujung akar Setelah proses perkecambahan, akan terbentuk tanaman muda dan pertumbuhan selanjutnya akan ditentukan oleh aktivitas dari jaringan meristem yang terdapat pada titik tumbuh. Jaringan meristem primer ini terdapat pada ujung akar dan ujung batang yang sangat memungkinkan bertambah tinggi atau panjangnya tanaman. Pada akar terdapat daerah pembelahan sel, daerah ini terdapat dibagian ujung. Sel-sel pada daerah ini aktif membelah dan sifatnya tetap meristematik. Dibelakang daerah pembelahan merupakan daerah yang tiap selnya memiliki aktivitas untuk membesar dan memanjang, daerah ini dinamakan daerah pemanjangan sel. Setelah sel-selnya membelah dan memanjang maka sel-selnya akan terdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang khusus. Daerah ini disebut sebagai daerah diferensiasi . kemudian sel-sel dibelakang titik tumbuh akan membentang dan terdiferensiasi menjadi jaringan-jaringan akar yaitu epidermis, korteks, endodermis dan silinder pusat. c. Pertumbuhan pada ujung batang Sama halnya dengan akar, pada ujung batang juga terdapat titik tumbuh. Titik tumbuh batang dilindungi oleh balutan bakal Pertumbuhan daunnya. dan perkembangan sama halnya dengan terjadi pada akar, yaitu terdapat daerah pembelahan (meristematik), daerah pemanjangan dan daerah diferensiasi. Pada ujung batang di titik tumbuh (meristem apikal) terdapat bakal daun. Pada bagian atas daun tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan 9 permukaan bawah daun, sehingga daun yang muda akan melengkung di atas titik tumbuh. Pada daerah pemanjangan, sel-selnya akan tumbuh membesar dan memanjang serta jaringan pembuluh sudah mulai tambak. Pada daerah diferensiasi akan membentuk beberapa jaringan yaitu epidermis, korteks, dan silinder pusat. Setelah pertumbuhan tanaman muda sehingga mencapai tanaman dewasa, proses pertumbuhan tanaman menjadi melambat atau disebut periode perlambatan yang ditandai dengan pertumbuhannya menjadi melambat atau bahkan sama sekali tidak terjadi pertumbuhan. Pada periode tersebut, sebenarnya tumbuhan itu sedang memasuki masa perkembangannya menuju tanaman dewasa yang ditandai dengan tidak adanya penambahan panjang atau ukurannya, tetapi sedang berkembang menuju pada kedewasaannya Ciri-ciri suatu tumbuhan dikatakan dewasa yaitu ditandai dengan terbentuknya bunga. Pada bunga inilah terdapat ala kelamin betina berupa putik maupun ala kelamin jantan yaitu benang sari yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan suatu tumbuhan. Setelah terjadi persarian (penyerbukan), putik oleh benang sari akan dihasilkan buah berbiji dan biji inilah yang nantinya akan tumbuh menjadi tumbuhan baru. 2. Pertumbuhan Sekunder Setelah mengalami pertumbuhan primer, tumbuhan akan mengalami pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan skunder hanya terjadi pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Pada tumbuhan dikotil, selain terdapat jaringan meristem primer juga terdapat jaringan sekunder. Pertumbuhan skunder terdapat pada jaringan meristem sekunder berupa kambium gabus atau gabus. Fungsi kambium gabus adalah bagai perlindungan terhadap tumbuhan skunder yaitu pertumbuhan organ tumbuhan menjadi bertambah besar ukurannya. Pada awal pertumbuhan, kambium hanya terdapat pada jaringan ikat pembuluh (vasis) yang disebut kambium intravaskuler atau kambium vasis, kambium ini dapat tumbuh ke arah yang berlawanan, yaitu yang kearah luar akan menjadi xilem dan yang tumbuh dalam akan menjadi floem. Selanjutnya pada pertumbuhan sel jaringan parenkim yang berbeda di antara kambium intravaskuler akan tumbuh dan berubah 10 menjadi kambium baru yang di sebut kambium Metagenesis merupakan itervaskuler. 3. Metagenesis Pada Tumbuhan pergiliran daur hidup antara generasi generatif dan generasi vegetatif. Biasanya kedua generasi ini berbeda morfologinya. Metagenesis pada tumbuhan yang bisa kita lihat dengan jelas yaitu pada tumbuhan lumut dan paku. Lumut dan paku memiliki generasi generatif yang disebut gametofit dan generasi vegetatif yang disebut sporofit. Tumbuhan lumut yang sering kita lihat merupakan generasi gametofit. Generasi sporofitnya tergantung pada gametofit untuk memperoleh nutrisi. Sedangkan tumbuhan paku yang sering kita lihat merupakan generasi sporofit. Generasi sporofitnya yaitu protalium. D. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan termasuk manusia dapat dibedakan menjadi dua fase utama, yaitu pertumbuhan dan perkembangan embrionik serta pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik. 1. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrionik. Pertumbuhan dan perkembangan embrionik adalah fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage). Zigot selanjutnya mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui tahap-tahap yaitu pembelahan, gastrulasi, dan organogenesis. 11 A. Pembelahan (cleavage) dan Blastulasi. a) Pembelahan Zigot akan mengalami pembelahan secara mitosis, yaitu dari satu sel menjadi dua sel, dua sel menjadi empat sel, empat sel menjadi delapan sel, dan seterusnya. Pembelahan sel tersebut berlangsung cepat dan akan menghasilkan sel-sel anak yang tetap terkumpul menjadi satu kesatuan yang menyerupai buah anggur yang disebut morula. Dalam pertumbuhan selanjutnya, morula akan menjadi blastula yang memiliki suatu rongga. Proses pembentukan morula menjadi blastula disebut blastulasi. Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat. Morula memiliki dua kutub, yaitu: - Kutub hewan (animal pole), - Kutub tumbuhan (vegetal pole), yang berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. b) Blastulasi. Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula. Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan dan membentuk rongga (blastosol), dan didalam blastosol tersebut terdapat cairan sel. 12 B. Gastrulasi Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh. Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya.diantaranya yaitu: a) Triploblastik Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm, mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata. Triploblastik di bedakan menjadi 3 jenis, yaitu : - triploblastik aselomata : tak memiliki rongga tubuh - triploblastik pseudoselomata : memiliki rongga tubuh yang semu - triploblastik selomata: memiliki rongga tubuh yang sesungguhnya, yaitu basil pelipatan mesoderm b) Diploblastik Diploblatik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan Coelenterata. Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula. Gastrulasi. Dalam perkembangan selanjutnya, blastula akan menjadi gastrula. Proses pembentukan gastrula disebut gastrulasi. Pada bentuk gastrula ini, embrio telah terbentuk menjadi tiga lapisan embrionik, yaitu lapisan bagian luar (ektoderm), lapisan bagian tengah (mesoderm), dan lapisan bagian dalam (endoderm). Jadi gastrulasi merupakan proses pembentukan tiga lapisan embrionik. Dalam perkembangan selanjutnya lapisan embrionik akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan menghasilkan berbagai organ tubuh. 13 C. Organogenesis Organogenesis merupakan proses pembentukan alat-alat tubuh atau organ seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal, hati, dan sebagainya. Proses ortganogenesis ini memiliki tiga bagian, yaitu: a) Ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi kulit, rambut, sistem saraf, dan alat-alat indera. b) Mesoderm akan mengalami diferensiasi menjadi otot, rangka, alat reproduksi (seperti testis dan ovarium), alat peredaran darah. Dan alat ekskresi. c) Endoderm akan mengalami diferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar yang berhubungan dengan pencernaan, dan alat-alat pernapasan. Organogenesis merupakan proses yang sangat kompleks. Pada mamalia, embrionya memiliki selaput embrio, yaitu amnion, korion, sakus vitelinus, dan alantois. Selaput embrio berfungsi melindungi embrio terhadap kekeringan, goncangan, membantu pernapasan, ekskresi, serta fungsi penting lainnya selama berada di dalam rahim induknya. 2. Pertumbuhan dan Perkembangan Pasca Embrionik. Pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik adalah pertumbuhan dan perkembangan setelah masa embrio. Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi terutama penyempurnaan alat-alat reproduksi (alat-alat kelamin), dan biasanya pula hanya terjadi peningkatan ukuran bagian-bagian tubuh saja. Pada golongan hewan tertentu sebelum tumbuh menjadi hewan dewasa, membentuk tahap larva terlebih dahulu. Pada golongan hewan tersebut pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik merupakan tahap pembentukan larva sebelum tumbuh dan berkembang menjadi hewan dewasa. Pertumbuhan embrionik larva yang melalui tahap ini dan dikenal perkembangan dengan pasca metamorfosis. Contoh hewan yang mengalami metamorfosis adalah serangga dan katak. A. Metamorfosis Metamorfosis adalah perubahan bentuk tubuh yang dialami oleh hewan dari tahap larva hingga mencapai bentuk dewasa. a) Metamorfosis pada Serangga Pada beberapa serangga seperti kupu-kupu, lalat, nyamuk, lebah, dan kumbang, bentuk larva dan dewasa sering hampir tidak ada kemiripan. 14 Sedangkan pada beberapa serangga lainnya seperti belalang, lipas (kecoa), dan jangkrik, bentuk larva (nimfa) mirip bentuk dewasa. Pada proses metamorfosis terjadi proses fisik, yaitu pergantian kulit yang disebut molting. Serangga biasanya mengalami empat kali molting. Pada proses ini terjadi pembentukan kulit baru dan membentuk alat-alat tubuh yang diperlukan menjelang dewasa. Pada bentuk dewasa (imago) telah terjadi perkembangan organ reproduksi sehingga sudah mampu untuk bereproduksi. Berdasarkan kemiripan bentuk larva dan dewasa, metamorfosis pada serangga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. - Metamorfosis Sempurna (holometabola). Pada metamorfosis sempurna, serangga dalam daur hidupnya mengalami perubahan-perubahan yang mencolok pada bentuk luar dan organ tubuh dari berbagai stadiumnya. Metamorfosis sempurna perubahannya adalah sebagai berikut : Telur larva pupa (Kepompong) Imago (Dewasa) Telur menetas menjadi larva. Larva umumnya mengalami molting empat kali sehingga terbentuk larva stadium satu hingga larva stadium empat. Contoh serangga yang mengalami metamorfosis sempurna antara lain : kupu-kupu, lalat, nyamuk, lebah dan kumbang. 15 - Metamorfosis Tidak Sempurna (hemimetabola) Metamorfosis Tidak Sempurna (hemimetabola). Pada metamorfosis tidak sempurna, serangga mengalami perubahan bentuk dari telur hingga dewasa yang tidak mencolok dalam daur hidupnya. - Tidak mengalami Metamorfosis (Ametabola) Tidak semua hewan dapat melakukan metamorfosis. Contohnya sapi, kijang, dll. b) Metamorfosis Katak. Pada awalnya, betina dewasa akan katak bertelur, kemudian telur tersebut akan menetas setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak tersebut menetas menjadi Berudu. Setelah berumur 2 hari, Berudu mempunyai insang luar yang berbulu untuk bernapas. Setelah berumur 3 minggu insang berudu akan tertutup oleh kulit. Menjelang umur 8 minggu, kaki belakang berudu akan terbentuk kemudian membesar ketika kaki depan mulai muncul. Umur 12 minggu, kaki depannya mulai berbentuk, ekornya menjadi pendek serta bernapas dengan paru-paru. Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna, katak tersebut akan berubah menjadi katak dewasa. 16 B. Regenerasi Regenerasi adalah kemampuann memperbaiki sel, jaringan, atau bagian tubuh yang rusak, hilang, atau mati. Regenasi pada hewan ada dua macam yaitu: - Regenerasi untuk memperbaiki bagiak tubuh yang rusak. Contohnya pada ekor cecak - Regenerasi untuk membentuk individu yang baru. Contohnya pada cacing pipih. 3. Metagenesis Pada Hewan Metagenesis pada hewan pada dasarnya sama dengan metagenesis pada tumbuhan. Hewan mengalami pergiliran generasi, yaitu fase generatif (seksual) dan fase vegetatif (aseksual) secara bergantian. Hewan yang mengalami metagenesis misalnya golongan Cnidaria. Contoh hewannya yaitu Hydra dan Ubur-ubur. Perhatikan Gambar di bawah ini. Ubur-ubur memiliki dua fase dalam daur hidupnya, yaitu medusa dan polip. Medusa merupakan fase seksual (generatif) dan polip merupakan fase aseksual (vegetatif). 17 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pertumbuhan adalah suatu proses penambahan jumlah dan volume sel pada makhluk hidup yang bersifat kuantitatif dan irreversible, sedangkan perkembangan adalah suatu proses menuju tingkat kedewasaan yang bersifat kualitatif. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dan tumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi Gen dan Hormon, sedangkan faktor eksternal meliputi cahaya, suhu, kelembapan udara, air dan unsur hara tanah, derajat keasaman. Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan terdiri dari pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Sedangkan pada hewan terdiri dari pertumbuhan embrionik dan pasca embrionik. Kemudian pada saat hewan dan tumbuhan dewasa, maka selanjutnya akan mengalami pergiliran generasi yang disebut Metagenesis. 18 DAFTAR PUSTAKA http://ipaspenli.blogspot.com/2009/08/pertumbuhan-dan-perkembangan-makhluk.html http://free.vlsm.org/v12/sponsor/sponsor-pendamping/priwedia/biologi/0056 bio 2-3c.html http://rhasavirha.blogspot.co.id/2013/12/makalah-pertumbuhan-dan-perkembangan.html 19