Uploaded by Kornelis Aribowo

adenocarcinoma marker new

advertisement
Penggunaan Panel Penanda pada Efusi Serous Untuk Membedakan Sel
Mesothelial Reaktif dari Adenokarsinoma
Devi Subbarayan, Jenna Bhattacharya1, Poonam Rani1, Bembem Khuraijam1, Shyama Jain1
Pathology Department, Chettinad Hospital and Research Institute, Kelambakkam, Chennai, Tamil
Nadu, 1Pathology Department, Maulana Azad Medical College and Lok Nayak Hospital, New Delhi,
India
Pendahuluan: Meskipun pemeriksaan sitologis membantu dalam diagnosis keganasan pada
efusi serous, terkadang sulit untuk membedakan sel mesotelial reaktif atipikal dari sel
Adenokarsinoma (AC). Untuk mengatasi masalah ini, berbagai metode tambahan telah
digunakan. Immunocytochemistry (ICC) adalah salah satu teknik yang umum digunakan di
mana berbagai panel antibodi telah dicoba. Sayangnya sejauh ini tidak ada penanda unik yang
tersedia untuk menyelesaikan permasalahan ini. Oleh karena itu, penelitian ini mengevaluasi
kemanjuran empat panel antibodi yang terdiri dari MOC-31, epitel membran antigen (EMA),
calretinin (CAL), dan mesothelin (MES) untuk mengatasi masalah ini.
Bahan dan Metode: Empat puluh dua kasus dicurigai sebagai kasus efusi ganas dalam cairan
pleura / peritoneum dan 42 kasus efusi reaktif diikutsertakan dalam penelitian ini. Sediaan
sitospin disiapkan dan diwarnai dengan pewarnaan Giemsa untuk diagnosis sitomorfologis.
Sediaan sitospin dan blok sel dibuat untuk IC. ICC untuk MOC‐31, EMA, CAL, dan MES
dilakukan.
Hasil: Di antara kasus efusi ganas yang dicurigai, 30 kasus adalah AC dan 12 kasus dicurigai
sebagai kasus keganasan melalui pemeriksaan sitomorfologi. MOC-31 menunjukkan
sensitivitas 100% (Sn) dan spesifisitas 95,24% (Sp), dan EMA memiliki 88,1% Sensitivitas
dan 92,86% Spesifisitas untuk kasus AC. CAL menunjukkan 100% Sn dan 97,62% Sp, dan
MES 97,62% Sn dan 88,1% Sp dalam sel mesothelial reaktif, secara berurutan.
Kesimpulan: Sebagai kesimpulan, kombinasi MOC‐31 dan CAL sebagai panel terbatas akan
membantu dalam memberikan diagnosis yang tepat dalam kasus yang sulit dan dengan
demikian, membantu dalam perawatan pasien. Selain itu, ICC pada apusan cytospin
memberikan hasil yang mirip dengan blok sel, dan jika cytospin yang distandarisasai
merupakan teknik sederhana untuk dilakukan, tidak seperti blok sel.
Kata kunci: Adenokarsinoma, calretinin, blok sel, imunositokimia, MOC‐31, sel mesothelial
reaktif
Pendahuluan
Pemeriksaan sitologis cairan tubuh berguna untuk mendeteksi keganasan, tetapi
diagnosis pasti tidak selalu bisa dibuat pada evaluasi sitologi saja, ketika cairan bercampur
dengan sel mesothelial reaktif atau mesothelioma dimana sel meniru bentuk sel
Adenokarsinoma (AC). Sel mesothelial, karena berbagai rangsangan dan cedera yang
merusak bentuknya, mereka menunjukkan perubahan reaktif seperti proliferasi dan perubahan
seluler termasuk perubahan penanda inti dan perubahan sitoplasma yang dapat meniru
morfologi sel-sel ganas. [1,2] Dengan demikian, sel mesothelial reaktif atipikal berfungsi
sebagai perancu utama pada diagnosis positif-palsu keganasan. Pada pasien kanker yang
diobati, efusi sering merupakan manifestasi pertama dari adanya rekurensi.
Terkadang, karsinoma dengan kadar-rendah dapat tersamarkan sebagai tumor jinak.
Mesothelium jinak mengalami banyak perubahan arsitektur, dan perubahan seluler terhadap
reaksi terhadap berbagai stimulus, sementara, sel-sel ganas yang terdiferensiasi dengan baik
atau dalam kondisi batas dapat tersaamar sebagai tumor jinak. [3] Oleh karena itu, penting
untuk mengidentifikasi sel-sel ganas pada sampel efusi untuk tujuan terapeutik dan
prognostik. Dalam kasus seperti itu, teknik diagnostik tambahan diperlukan untuk
menyelesaikan kerancuan ini. Analisis Immunocytochemistry (ICC) adalah salah satu teknik
yang mudah dilakukan dan menggunakan panel penanda. [4-16]. Namun, terdapat
kekosongan besar dalam pencapaian panel imunomarker yang akurat sebagai bantuan
diagnostik dalam memecahkan masalah ini. Beberapa antibodi telah dicoba dalam
memebedakan sel reaktif mesothelial (RM) dari AC metastatik; Namun, tidak ada penanda
tunggal sejauh ini yang 100% spesifik dan sensitif untuk sel AC maupun sel RM. [4-18]
Oleh karena itu, penelitian ini mengevaluasi keefektifan empat penanda yang mencakup
MOC- 31, antigen membran epitel (EMA), calretinin (CAL), dan mesothelin (MES) untuk
membedakan sel AC dari sel RM dalam efusi serous.
Bahan dan Metode
Empat puluh dua kasus dicurigai sebagai efusi ganas dari cairan pleura dan cairan
peritoneum dan positif untuk sel ganas pada sitomorfologi selama periode satu tahun
dimasukkan dalam penelitian ini. Empat puluh dua kasus efusi reaktif dimasukkan sebagai
sampel kontrol. Secara sitologis, efusi dengan sel-sel peradangan tanpa sel mesothelial atau
sel ganas dikecualikan. Dalam semua kasus, sediaan cytospin disiapkan menggunakan teknik
Shandon Cytospin-3.
Cytoslides, kartu filter, dan cytofunnels dirakit pada sitoklip, dan sitoklip dipasang pada
mesin Shandon. Kemudian, 0,5 ml cairan ditambahkan ke dalam corong, dan mesin
dijalankan selama 10 menit pada 2000 rpm. Minimal dua slide disiapkan dan diwarnai
dengan Giemsa untuk diagnosis morfologis.
Empat apusan ekstra disiapkan sedapat mungkin untuk ICC. Apusan ekstra dibungkus
dengan aluminium foil dan diawetkan pada 0 °C dalam lemari es untuk ICC. Blok sel (CBs)
disiapkan dimana sampel yang memadai tersedia dengan menggunakan kit Blok sel Thermo
Shandon.
ICC dilakukan pada 18 kasus yang diambil sebagai bagian CB (Cell Block), 12 kasus sebagai
apusan segar, dan 12 kasus sebagai apusan dan bagian CB. Di antara kasus kontrol, ICC
dilakukan pada 28 kasus sebagai apusan, 8 kasus sebagai CB, dan 6 kasus sebagai CB dan
smear. Antibodi primer yang digunakan adalah EMA (monoklonal antibodi tikus GP 1.4,
DBS), MOC ‐ 31 (MOC ‐ 31, Bio SB), CAL (DAK ‐ Calret 1, Dako), dan MES (HBME1,
Dako). BioGenex Super Sensitif Polymer - Sistem Deteksi HRP - suatu sistem deteksi bebas
biotin digunakan bersamaan dengan antibodi primer IgG kelinci / tikus. Diaminobenzidine
sebagai suatu substrat untuk peroksidasi, yang digunakan sebagai label enzim. Buffer sitrat
baru disiapkan setiap kali pengujian dan digunakan untuk pengambilan antigen. Kontrol
positif dan negatif untuk semua antibodi dijalankan setiap kali. Apusan difiksasi dalam
campuran aseton dan metanol (50:50) (20° C) selama 5 menit. Kedua penulis secara
independen mengevaluasi sediaan. Pewarnaan pada lebih dari 20% sel dianggap sebagai
pewarnaan yang signifikan dan positif. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji
Chi-square dan uji Fisher exact menggunakan perangkat lunak SPSS versi 16
Hasil
Di antara 42 kasus AC, 30 (71,43%) kasus menunjukkan bukti pasti keganasan, dan
12 (28,57%) kasus menunjukkan kecendrungan untuk keganasan. Sensitivitas (Sn) untuk
diagnosis pasti AC menurut pemeriksaan sitomorfologi saja adalah 71,43%. Dari 42 kasus,
15 kasus merupakan efusi pleura, dan 27 kasus adalah efusi peritoneum. Lokasi utama primer
karsinoma adalah ovarium (29 kasus), paru-paru (7 kasus), saluran pencernaan (4 kasus),
pankreas, dan primer tidak diketahui (masing-masing 1 kasus). Semua kasus terbukti sebagai
keganasan oleh histopatologi, di mana pada kasus primer yang tidak diketahui pada evaluasi
lebih lanjut ditemukan AC kolon. Kami tidak menemukan mesothelioma.
Kasus adenokarsinomatosa pasti, secara sitologis terlihat sebagai sel yang tersusun dalam
agregat seluler besar, kelompok papiler, pola acinar [Gambar 1a, a-inset], dan signet ring cell
(SRC). Di 12 kasus, diagnosis morfologis definitif tidak ditemukan ;dalam kasus ini, sel
atipikal terlihat tersebar dengan inti sel yang abnormal, signet ring cell bersamaan dengan sel
RM. Semua kasus dalam ICC dikonfirmasi sebagai keganasan.
Di antara kasus kontrol, sel RM terlihat sebagai bentuk papiler, lembaran , dan sel-sel yang
tersebar dengan dua inti [Gambar 1b, b-inset]. Semua kasus ini memiliki infiltrat inflamasi
campuran di belakangnya.
Hasil ICC ditunjukkan pada Tabel 1 dan 2.
MOC ‐ 31 diekspresikan dalam 100% dari semua kasus AC termasuk kasus-kasus yang
dicurigai, di mana 35 (83,33%) kasus menunjukkan pola membran yang kuat, sementara 7
(16,67%) kasus menunjukkan penekanan membran dengan pewarnaan sitoplasma [Gambar
2a].Dalam sel RM, MOC ‐ 31 diekspresikan dalam 2 (4,8%) kasus keduanya menunjukkan
pola pewarnaan sitoplasma yang lemah.
Gambar 1: Sitomorfologi a.Apusan sitosfin menunjukkan sel-sel adenokarsinoma tersusun
dalam pola asinar yang diusahakan ( pewarnaan MGG x400). a-inset , persiapan blok sel
menunjukkan sel atipikal yang disusun dalam pola asinar dan sel-sel yang tersebar.
(hematoksilin dan eosin x200). b. Apusan Cytospin menunjukkan sel mesothelial reaktif
dengan fokal sitoplasma vakuol dan dua inti (panah) (Pewarnaan MGG x400). b-inset
,menunjukkan persiapan blok sel menunjukkan sel mesothelial reaktif dengan limfosit yang
tercampur.(haematoxylin dan eosin x200)
EMA diekspresikan dalam 37 (88%) dari 42 kasus AC. Dalam 33 kasus, menunjukkan pola
penekanan membran yang kuat [Gambar 2b], sementara dalam 4 kasus terdapat pewarnaan
sitoplasma yang kuat dengan penekanan membran. Di antara 42 kasus reaktif, menunjukkan
pewarnaan membran lemah dalam 3 (7,1%) kasus.
Dalam semua kasus RM, CAL menunjukkan Sensitivitas 100% (Sn) dengan pola pewarnaan
inti sel dan sitoplasma ataupola pewarnaan inti [Gambar 2c]. Di antara 42 kasus AC, satu
kasus (2,4%)menunjukkan pewarnaan sitoplasma yang lemah.
MES menunjukkan pewarnaan membran yang kuat pada 41 (97,6%) dari 42 kasus RM
[Gambar 2d]; sementara dalam kasus AC, pewarnaan didapatkan dalam 5 (11,9%) kasus.
Dari 5 kasus AC ini, 4 kasus menunjukkan pola pewarnaan sitoplasma yang kuat, satu kasus
menunjukkan pola pewarnaan fokus pada membran.
Dengan demikian, secara keseluruhan MOC-31 adalah penanda tunggal terbaik untuk sel AC,
menunjukkan 100% Sensitifitas dan Spesifisitas (95,24% Sp). EMA juga menunjukkan Sn
dan Sp tinggi, tetapi sedikit lebih rendah dibandingkan dengan MOC ‐ 31. Di antara
kelompok RM, CAL memiliki 100% Sn dan 97,62% Sp. MES juga memiliki Sn tinggi
sebesar 97,62%, tetapi Sp (88,10%) yang rendah, membatasi penggunaannya sebagai
penanda mesothelial tunggal.
Gambar 2: ICC: a. MOC ‐ 31 pada apusan cytospin .Cluster adenokarsinoma menunjukkan
kepositifan membran dan sitoplasma yang kuat. (x200). b. ICC pada blok sel EMA yang
menunjukkan tanda positif membran yang kuat pada sel adenokarsinoma. (x200). c.
Calretinin pada apusan cytospin menunjukkan inti yang kuat dan tanda positif sitoplasma
dalam sel mesotelial reaktif. sel-sel inflamasi dibeleakang negatif. (x200). d. Mesothelin
pada apusan cytospin menunjukkan tanda positif membran yang kuat dalam sel mesothelial.
(x200)
Diskusi
Pemeriksaan sitologi adalah metode rutin untuk diagnosis efusi ganas. Namun, kita
tidak bisa mengandalkan diagnosis morfologis sepenuhnya. Penelitian saat ini menguji
sitomorfologi dan kemanjuran ICC dalam kecurigaan terhadap efusi ganas, yang juga
menyatakan Sensitifitas 71,43% untuk diagnosis sitologis. Temuan serupa juga diamati oleh
berbagai penelitian dengan rata-rata Sensitifitas untuk diagnosis konvensional sitologis
adalah 58%. [2,3]
CB adalah teknik sederhana dan telah terbukti bermanfaat untuk tambahan terhadap sampel
sentrifugal dari apusan efusi untuk diagnosis sitologi yang lebih pasti, terutama dimana
morfologi tidak mungkin dilakukan dengan apusan saja. [19] Bagian dari CB menunjukkan
morfologi optimal yang hampir setara dengan histopatologi dalam beberapa kasus. CB tidak
hanya menjaga bentuk arsitektur seluler, tetapi juga dapat digunakan untuk pewarnaan
khusus dan imunohistokimia. Selain itu, tidak seperti apusan, CB dapat dipertahankan untuk
jangka waktu yang lebih lama tanpa kehilangan sifat antigenik sel. Jadi, bagian dari CB dapat
melengkapi apusan cytospin untuk ICC dan diagnosis pasti dalam kasus yang masih
meragukan. Penelitian ini menganalisis Persiapan CB dan persiapan sitospin untuk
pewarnaan imunologi dan menemukan kedua jenis persiapan untuk dibandingkan yang
berkenaan dengan kualitas imunoreaktivitas .
Dalam beberapa tahun terakhir, analisis ICC telah memberikan kontribusi besar dalam
membedakan antara sel AC dan sel mesothelial. Sebagian besar penanda yang tersedia,
seperti antigen carcinoembryonic (CEA),CD15 (Leu M1), BerEP4, dan B72.3, mengenali
molekul yang umumnya diekspresikan oleh ACs tetapi tidak oleh sel mesothelial. [4,6-9,9]
Namun, ekspresi penanda ini tidak seragam antara berbagai jenis AC dan juga tidak
mendiagnosis lokasi asal kanker .
Tabel 1: Hasil Keseluruhan dari ICC
AC (n=42)
RM (n=42)
Sp
Sn
PPV
NPV
LR
P
MOC-31
EMA
CAL
MES
42 (100%)
2 (4.8%)
95.24 %
100 %
95.45 %
100 %
21.00
2
X = 76.36
<0.0001
37 (88%)
3 (7.1%)
92.86%
88.1%
92.5%
88.64%
12.34%
X2=55.17
<0.0001
1 (2.4%)
42 (100%)
97.62%
100%
97.67%
100%
42.01%
X2=80.09
<0.0001
5 (11.9%)
41 (97.6%)
88.10%
97.62%
89.13%
97.37%
8.20
2
X =62.28
<0.0001
AC: Adenocarcinoma, RM: Reactive mesothelial, n: Jumlah Kasus, EMA: Epithelial membrane
antigen, CAL: Calretinin, MES: Mesothelin, Sp: Specificity, Sn: Sensitivity, PPV: Positive predictive
value, NPV: Negative predictive value, LR: Likelihood ratio
Tabel 2: Hasil Keseluruhan ICC pada kasus yang dicurigai
AC (n=12)
Sn
MOC-31
EMA
CAL
MES
12(100%)
100%
12(100%)
100%
0%
0%
1 (8.3%)
8.3%
Berbagai panel telah dicoba lebih dari satu dekade. penelitian dilakukan sebelumnya lebih
meyukai 2 penanda epitel dan 2 penanda mesothelial untuk menyelesaikan tugas ini. [4,6-9]
Dalam penelitian kami, MOC-31 menunjukkan pewarnaan membran yang kuat pada semua
kasus AC termasuk yang dicurigai, di mana dalam sel tumor menunjukkan pewarnaan intens
dengan tanda mesothelial negatif. Dalam penelitian ini, dua kasus (4,8%) sel RM
diekspresikan terfokus pada pewarnaan sitoplasma ; Namun, penekanan membran khas tidak
terlihat dibandingkan dengan sel-sel AC. Kunduet al., [5] Lozano et al., [6] dan Hecht et al.
[17] juga menemukan ekspresi MOC ‐ 31 dalam sel RM.
Meskipun EMA juga menunjukkan membran yang kuat atau sitoplasma dengan penekanan
pewarnaan membran pada sel AC, EMA juga diekspresikan dalam beberapa sel RM, dengan
pola pewarnaan membran lemah . Hasil ini sebanding dengan temuan dari penelitian lain
yang dilakukan sebelumnya,yang juga mengamati ekspresi lemah dari EMA dalam sel
normal atau sel RM ,dan ekspresi kuat dalam mesothelioma. [4,9,20,21] Karena kesulitan ini
dalam menginterpretasikan pola pewarnaan, kami menyimpulkan bahwa MOC 31 lebih
disukai daripada EMA untuk kasus AC. Selain itu, penelitian kami menyertakan keragaman
dari tempat primer kanker dan semua kasus mengelurkan intensitas yang sama.
Di antara kelompok RM, kami mengamati 100% Sensitifitas untuk CAL, dengan pewarnaan
inti dan sitoplasma atau nilai positif inti. Karenanya, dalam penelitian ini, kami
menyimpulkan pewarnaan inti yang intens seharusnya dianggap sebagai nilai positif. Insiden
CAL yang dilaporkan positif pada AC berkisar antara 5-10% termasuk kolon dan ovarium
ACs. [4,8,10-12] Dalam penelitian ini, satu AC ovarium (2,4%) menunjukkan nilai positif
untuk CAL; pola pewarnaannya terfokus, lemah, dan kurang intens jika dibandingkan
dengan sel RM; dan mirip dengan penelitian sebelumnya. [8,10]
Dalam penelitian ini, MES diekspresikan pada semuanya semua kecuali pada satu Kasus RM
dengan pola pewarnaan membran yang kuat dengan Sensitifitas sebesar 97,62%. Di antara
kasus AC, 5 kasus mengeluarkan antibodi ini, dimana termasuk AC ovarium (3), paru-paru,
dan AC pankreas (masing-masing 1 kasius). Ordonez et al. [16] dan Yaziji et al. [18]
ditemukanSelain sel mesothelial, antibodi ini juga diekspresikan di ovarium, pankreas, dan
AC paru-paru. Namun, pola pewarnaannya berbeda antara keduanya; pola membran yang
kuat membantu sel RM, sitoplasma, sitoplasma campuran, membran, dan pola pewarnaan
fokal membran mendukung AC.
Di antara 12 kasus efusi ganas yang dicurigai, MOC ‐ 31 dan EMA menunjukkan 100%
Sensitifitas, sedangkan CAL negatif dalam kelompok sel yang sama. Latar sel RM memiliki
pewarnaan positif untuk CAL. Namun, dalam satu kasus (tumor primer ovarium) MES
mewarnai sel-sel RM serta sel-sel AC yang dicurigai, tetapi pola pewarnaan berbeda dalam
dua jenis sel ini
Selama satu tahun masa penelitian kami, kami tidak menemukan kasus mesothelioma sama
sekali. Namun, perbedaan antara sel-sel RM dan mesothelioma akan sesuai dengan fitur
sitologi sebagai penanda mesothelial yang tersedida dan sangat membantu dalam
mengidentifikasi apakah sel tersebut berasal dari mesothelial, daripada membedakan sel RM
dari sel mesothelioma ganas.
Sampai sekarang, tidak ada penanda tunggal yang mampu membedakan sel RM dari sel AC.
Penelitian ini juga mendukung panel antibodi untuk mencapai diagnosis pasti seperti yang
disimpulkan oleh peneliti lain.Dengan demikian, kami menyimpulkan penanda ICC MOC ‐
31 dan CAL sebagai panel terbatas akan membantu dalam membedakan sel AC dari sel RM
pada kasus-kasus yang sulit secara sitologis. Ini dapat dilakukan baik pada apusan cytospin
serta pada CB, dengan intensitas yang sama pada hasil, dimana dengan teknik apusan akan
mudah dilakukan dan menghemat waktu.
Ucapan Terima Kasih
Penulis berterima kasih kepada semua teknisi di departemen patologi, Maulana Azad Medical
College atas dukungan mereka.
Dukungan finansial dan sponsor
Nol.
Konflik kepentingan
Tidak ada konflik kepentingan.
Daftar Pustaka
1. Motherby H, Nadjari B, Friegel P. Diagnostic accuracy of effusion cytology. Diagn
Cytopathol 1999; 20:350‐7.
2. Mohanty SK, Dey P. Serous effusions: Diagnosis of malignancy beyond
cytomorphology. An analytic review. Postgrad Med J 2003; 37:569‐74.
3. Pereira TC, Saad RS, Liu Y, Silverman JF. The diagnosis of malignancy in effusion
cytology: A pattern recognition approach. Adv Anat Pathol 2006;13:174‐84.
4. Murugan P, Siddaraju N, Habeebullah S, Basu D. Immunocytochemical distinction
between mesothelial and adenocarcinoma cells in serous effusions: A combination
panel‐based approach with a brief review of the literature. Indian J Pathol Microbiol
2009;52:175‐81.
5. Kundu UR, Krishnamurthy S. Use of the Monoclonal Antibody MOC‐31 as an
immunomarker for detecting metastatic Adenocarcinoma in Effusion Cytology.
Cancer Cytopathol 2011;119:272‐8.
6. Lozano MD, Panizo A, Toledo GR, Sola JJ, Pardo‐Mindan J. Immunocytochemistry
in the differential diagnosis of serous effusions: A comparative evaluation of eight
monoclonal antibodies in Papanicolaou stained smears. Cancer 2001;93:68‐72.
7. Saleh HA, El‐Fakharany M, Makki H, Kadhim A, Masood S. Differentiating reactive
mesothelial cells from metastatic adenocarcinoma in serous effusions: The utility of
immunocytochemical panel in the differential diagnosis. Diagn Cytopathol
2009;37:324‐32.
8. Politi E, Kandaraki C, Apostolopoulou C, Kyritsi T, Koutselini H.
Immunocytochemical panel for distinguishing between carcinoma and reactive
mesothelial cells in body cavity fluids. Diagn Cytopathol 2005;32:151‐5.
9. Lee JS, Nam JH, Lee MC, Park CS, Juhng SW. Immunohistochemical panel for
distinguishing between carcinoma and reactive mesothelial cells in serous effusions.
Acta Cytol 1996;40:631‐6.
10. Chhieng DC, Yee H, Schaefer D, Cangiarella JF, Jagirdar J, Chiriboga LA, et al.
Calretinin staining pattern aids in the differentiation of mesothelioma from
adenocarcinoma in serous effusions. Cancer Cytopathol 2000;90:194‐200.
11. Arora R, Agarwal S, Sandeep RM, Verma K, Iyer VK, Arora M. Utility of a limited
panel of calretinin and Ber‐EP4 immunocytochemistry on cytospin preparation of
serous effusions: A cost‐effective measure in resource‐limited settings. Cyto Journal
2011;8:14.
12. Ko EC, Jhala NC, Shultz JJ, Chhieng DC. Use of a panel of markers in the differential
diagnosis of adenocarcinoma and reactive mesothelial cells in fluid cytology. Am J
Clin Pathol 2001;116:709‐15.
13. Brockstedt U, Gulyas M, Dobra K, Dejmek A, Hjerpe A. An optimised battery of
eight antibodies that can distinguish most cases of epithelial mesothelioma from
adenocarcinoma. Am J Clin Pathol 2000;114:203‐9.
14. He DN, Zhu HS, Zhang KH, Jin WJ, Zhu WM, Li N, et al. E‐cadherin and calretinin
as immunocytochemical markers to differentiate malignant from benign serous
effusions. World J Gastroenterol 2004;10:2406‐8.
15. Wieczorek TJ, Krane JF. Diagnostic utility of calretinin immunohistochemistry in
cytologic cell block preparations. Cancer 2000;90:312‐9.
16. Ordonez NG. Value of mesothelin immunostaining in the diagnosis of mesothelioma.
Mod Pathol 2003;16:192‐7.
17. Hecht JL, Pinkus JL, Pinkus GS. Monoclonal antibody MOC‐31 reactivity as a
marker for adenocarcinoma in cytologic preparations. Cancer Cytopathol
2006;108:56‐9.
18. Yaziji H, Battifora H, Barry TS, Hwang HC, Bacchi CE, McIntosh MW, et al.
Evaluation of 12 antibodies for distinguishing epithelioid mesothelioma from
adenocarcinoma: Identification of a three‐antibody immunocytochemical panel with
maximal sensitivity and specificity. Mod Pathol 2006;19:514‐23.
19. Nathan NA, Narayan E, Smith MM, Horn MJ. Cell block cytology improved
preparation and its efficacy in diagnostic cytology. Am J Clin Pathol
2000;114:599‐606.
20. Sloane JP, Ormerod MG. Distribution of epithelial membrane antigen in normal and
neoplastic tissues and its value in diagnostic tumour pathology. Cancer
1981;47:1786‐95.
21. To A, Coleman DV, Dearnaley DP, Ormerod MG, Steele K, Neville AM.
Use of antisera to epithelial membrane antigen for the cytodiagnosis
Download