KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) SUMBER KECELAKAAN 1. Bahaya bahan kimia 2. Bahaya mekanis Dari alat-alat yang sedang digerakkan seperti mesin, alat sentrifugal. Pencegahan: • pakaian pelindung yang praktis • penempatan alat yang rapi • Menghindari anggota badan dari kontak langsung 3. Bahaya karena tabung gas Dari struktur silinder dan isi tabung gas. Pencegahan: • Tabung diletakkan berdiri dan diklem kuat-kuat • Tidak membuka keran yang macet secara paksa • Tidak menggunakan gemuk/minyak pelumas bila kerannya macet → dapat meledak • Tidak membuka keran gas dengan arah langsung menuju badan Tabung gas berisi: - gas permanen (O2 dan N2) - gas yang dicairkan (CO2, SO2, Cl2, dan NO) - gas yang dilarutkan (asetilen dlm aseton) 4.Bahaya listrik Dari kabel yang terbuka, ukuran kawat/kabel tidak standar, listrik tegangan tinggi Pencegahan: hindarkan dari sumber api 5.Bahaya biologis Dari zat-zat media pembenihan organisme patogen. Pencegahan: pemberian label yang jelas pada obat kimia (insektisida, pestisida) 6.Bahaya radioaktif Pencegahan: penggunaan bahan radioaktif dg benar 7.Bahaya api Sumber: bahan bakar,oksigen, panas Pencegahan: hindari kontak dengan sumber api LAMBANG BAHAYA BAHAN KIMIA E (Explosive) Zat yang eksplosif (dapat meledak) pada kondisi tertentu Contoh: Amonium dikromat, (NH4)2Cr2O7 Penggunaan: hindari tubrukan/pukulan, guncangan, gesekan, bunga api, percikan, dan panas O (Oxidizing Subtances) Zat yang dapat mengoksidasi, dapat membakar dan memperbesar api sehingga sulit dipadamkan. Contoh: KMnO4, Natrium peroksida (Na2O) Penggunaan: jauhkan dari bahanbahan yang dapat terbakar (gula pasir) F (Flammable) Zat yang mudah menyala Contoh: Alkil-alkil aluminium arganometa, fosfor. Penggunaan: hindarkan kontak dengan udara - Gas mudah menyala: butana, propana. Penggunaan: hindari terbentuk gas dg udara, jauhkan dari sumber pembakaran) - Zat peka udara lembab (menyala bila kontak dengan air): Litium (Li), natrium boro-hidrida. Penggunaan: hindarkan kontak dg air - Cairan mudah menyala: cairan dg titik bakar (flashpoint) < 21oC Penggunaan: jauhkan dari sumber listrik (kabel listrik tanpa isolasi) T (Toxic) Zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan bila terhisap masuk ke tubuh, terserap kulit, sampai kematian. Contoh: arsen trioksida, merkuri fluorida, HgCl (sublimat) Penggunaan: hindari kontak dg tubuh manusia, dibawa ke dokter Xn (Harmful) Zat yang menimbulkan sedikit kerusakan bila terserap badan. Contoh: piridin, trikloretilen Penggunaan: - hindari kontak dg tubuh manusia - tidak menghisap uapnya - dibawa ke dokter C (Corrosive) Zat yang dapat merubah jaringan tubuh maupun peralatan. Contoh: brom, asam sulfat Penggunaan: tidak terhisap kulit, tidak kena kulit, mata, pakaian. Xi (Irritating) Zat yang dapat mneyebabkan sakit pada kulit, mata, organ pernafasan. Contoh: larutan amoniabenzilklorida Penggunaan: tidak terhisap baunya, hindarkan kontak dg kulit dan mata Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) P3K : pertolongan pertama pada seseorang yang sakit mendadak / kecelakaan sebelum mendapat pertolongan dokter. Tujuan P3K a. Mencegah bahaya maut b. Mencegah cacat c. Mencegah infeksi d. Meringankan rasa sakit si korban Prinsip P3K a. Menolong secara tepat dengan memperhatikan tujuan P3K b. Menolong secara cepat kepada penderita dengan cara-cara P3K yang sesuai c. Menolong yang bersifat sementara sebelum dibawa ke dokter Alat-Alat P3K Kapas Perban / pembalut Kasa steril Plester gulung Plester tunggal (band aid) Kain pembalut lebar untuk kecelakaan berat Boor water Wangi-wangian (Eau de cologne) Mercucrhome / obat merah Gelas pencuci mata Gunting kecil / besar Jepitan / pinset Obat-obatan Penanganan P3K dalam K3 1. LUKA BAKAR Ada 3 tingkatan, yaitu: a. Tingkat I Luka bakar biasa, kulit tidak melepuh → obati dg obat merah / salep b. Tingkat II Kulit melepuh (ada gelembung) → tutup bagian gelembung dengan perban steril yang diolesi salep c. Tingkat III Terbakar parah / hangus (jaringan sampai rusak) → tutup dengan perban steril, minta bantuan dokter Penanganan luka bakar tingkat II: 1. Bagian kulit yang melepuh diolesi mercuchrome / dilap dg alkohol 94% 2. Tutup dengan kain kasa steril 3. Dilarang menusuk bagian yang melepuh untuk mengeluarkan cairan lepuhan 4. Bila lepuhan pecah, bersihkan dari kuman 5. Gunting bagian kulit yang terkelupas karena lepuhan 6. Tutup dengan kain pembalut yang steril 2. LUKA TERSAYAT Penanganan: bersihkan luka dengan kain tipis/perban yang steril, olesi dengan Iodium tincture 3,5% pada daerah sekeliling luka • • Luka kecil : - cuci dengan sabun dan air - tutup dengan perban steril - ikat dengan tali pembalut/plester Luka dalam, besar, mengeluarkan banyak darah: - dibalut diantara bagian sisi yang luka dan bagian tengah luka agar darah tidak banyak keluar - tutup luka dengan perban steril - minta pertolongan dokter 3. TERSENGAT ARUS LISTRIK Bila korban masih berhubungan dengan kontaknya, matikan sumber arus listrik atau tolong korban dengan cara mengisolasi diri dari tanah. Kemudian tarik korban pada pakaiannya Bila korban tidak pingsan, beri minum larutan NaHCO3 (1 sendok teh dalam 1 gelas air) Bila korban pingsan, lakukan langkah penyadaran, jika pernafasan terhenti beri pernafasan buatan. Tidak memberi minum pada saat korban pingsan. Korban segera dibawa ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut. 4. KECELAKAAN PADA MATA Penanganan: setetes minyak jarak (castor oil) dapat diteteskan pada mata, tutup dg kapas tebal, lalu balut perlahan-lahan untuk untuk mencegah cahaya masuk. Zat padat pada mata Bila zat padat tidak berbahaya, dapat dihilangkan dengan sapu tangan yang dibasahi air dengan membuka kelopak mata bagian bawah. Bila kotoran ada di bagian kelopak mata bagian atas, kedip-kedipkan mata dalam air di atas piring kecil. Pecahan kaca Jangan berusaha untuk mengeluarkannya karena berbahaya Tutup mata dengan kapas yang tebal, balut perlahan-lahan Segera bawa ke rumah sakit Zat korosif (asam/basa) Cuci mata dengan air yang banyak Bila masih terasa sakit, tutup mata dengan kapas tebal, kemudian balut pelan-pelan Bawa ke rumah sakit 5. KERACUNAN Gejala: pusing, sesak nafas, muntah, sakit perut, diare, kejangkejang, kram perut, air liur berlebih, nyeri otot, koma, dan pingsan Tindakan: 1. Jika korban tidak sadar, korban jangan disuruh muntah/ minum. 2. Jika korban sadar, beri minum 2-4 gelas air/susu kemudian korban disuruh muntah dengan cara memasukkan telunjuk jauh ke dalam mulut (kecuali jika yang termakan bensin, pelumas, asam/basa). 3. Korban disuruh muntah hingga muntahnya jernih. Untuk menghindari kekurangan cairan, korban diberi minum 1 gelas air garam (1 sendok dalam 1 liter air) 4. Penawar racun: a. susu b. putih telur yang sudah dikocok c. penawar racun universal (campuran arang tulang : MgO : asam tanin = 2 : 1 : 1) sebanyak 1 sendok campuran dalam 1 gelas air d. proses netralisasi dengan memberikan bahan kimia tertentu, tergatung dari jenis racun. Keracunan Akibat Bahan Kimia Keracunan melalui mulut (termakan) N Jenis bahan kimia o Pertolongan 1 Arsen, kadmium, kromat, dikromat, klorat, hipoklorit, eter, hidrokatbon aromatik, aldehid, keton, halusinogenia (ganja, heroin), insektisida, salisilat, cat dan pelarutnya Bila termakan jangan dimuntahkan, korban diberi minum penawar racun universal 2 Bahan kimia khusus: - Asam mineral organik - Alkali - Alkaloida (kokain, morfin, nikotin) - Alkohol Tidak dimuntahkan Korban diberi zat penetral kemudian minum susu/putih telur. Zat penetral: - asam: gel Al(OH)3 - basa: CH3COOH 1%, HNO3 1%, air jeruk - alkaloida: KMnO4 1 o/oo - alkohol: NAHCO3 3 Air raksa, fosfor, fosfor organik, fenol, senyawa hidroksil, timbal, brom, sianida - Bila termakan dimuntahkan dg diberi minum air garam - Diberi susu / putih telur Keracunan melalui Pernafasan 1. 2. 3. 4. 5. Penolong menggunakan gas masker untuk menolong korban Pindahkan korban ke tempat aman dan berhawa segar Lakukan pernafasan buatan jika pernafasan terhenti Siapkan gas O2 Dibawa ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut Keracunan melalui kulit: Lepaskan pakaian / jauhkan peralatan yang terkena racun Bagian kulit yang terkena racun dibilas dengan air selama 15 menit Keracunan melalui mata: 1. Usahakan mata tetap terbuka 2. Dibilas dengan air hangat selama 15 menit 3. Bibir mata tidak menghalangi proses pembilasan 6. PINGSAN Penanganan Penderita dibaringkan dan tidak dikerumuni banyak orang Telentangkan korban di atas lantai dan biarkan menghirup uap amonia encer atau garam-garam yang berbau Stimulasi kulit korban dengan menggosok menggunakan sikat berbulu keras Bila korban dapat menelan, beri air kopi Bila pernafasan pendek / tertahan-tahan, dilakukan pernafasan buatan / menghembuskan oksigen 6% dengan CO2 PERNAFASAN BUATAN Pernafasan buatan diberikan bila: 1. Tidak ada gerak bernafas 2. Tidak ada uap hasil pernafasan 3. Kuku, bibir, muka mulai membiru PENANGANAN KEBAKARAN SALAH BENAR SALAH BENAR BENAR SALAH BENAR SALAH BENAR SALAH BENAR SALAH