Uploaded by Malikul Fanani

BPP ELDA 2018

advertisement
BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA DAYA
Nama: ........................................
NIM : ........................................
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2018
JADWAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 2
Pertemuan 3
Pertemuan 4
Kontrak Praktikum
BAB 1 Rangkaian Power Supply
Pengumpulan Tugas Pendahuluan dan Pengambilan Data
Percobaan 1
BAB 2 SCR DAN KONTROL FASE RC
Pengumpulan Tugas Pendahuluan dan Pengambilan Data
Percobaan 2
Asistensi Percobaan 2
BAB 3 KONTROL MAJU DAN MUNDUR MOTOR
DENGAN SCR
Pengumpulan Tugas Pendahuluan dan Pengambilan Data
Percobaan 3
Asistensi Percobaan 3
Pertemuan 5
Pertemuan 6
Pertemuan 7
BAB 4 KONTROL STARTNG DAN KECEPATAN
MOTOR
Pengumpulan Tugas Pendahuluan dan Pengambilan Data
Percobaan 3
Asistensi Percobaan 3
Pertemuan 8
Ujian Praktek Bab 1
Pertemuan 9
Ujian Praktek Bab 2
Pertemuan 10
Ujian Praktek Bab 3
Pertemuan 11
Ujian Praktek Bab 4
Pertemuan 12
Ujian Akhir Praktikum
iii
SOP & TATA TERTIB PRAKTIKUM
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Dosen hadir pada pelaksanaan praktikum
2. Teknisi dan asisten laboratorium harap selalu mengecek jadwal dan menyiapkan alat
maupun bahan praktikum
3. Pelaksanaan praktikum harus mengacu pada SOP & Tata Tertib Praktikum, penjadwalan
serta buku petunjuk praktikum yang telah disepakati bersama
4. Laporan praktikum berbentuk jobsheet/ LKS dengan nama "Buku Petunjuk Praktikum
(BPP)"
5. Data praktikum yang berupa angka atapun huruf dapat ditulis pada BPP
6. Data praktikum yang berupa gambar dapat dicetak kemudian ditempel pada BPP
7. Praktikum dilaksanakan 14 kali pertemuan ditambah ujian praktikum dengan jadwal
sesuai SISTER
8. Satu kali kegiatan praktikum sama dengan satu SKS sama dengan 150 menit dengan
kapasitas 20 mahasiswa
9. Kegiatan praktikum terdiri dari beberapa percobaan dengan jenis kegiatan antara lain
Pre-Test, Pengambilan Data, Post-Test, dan Asistensi
10. Tidak ada kegiatan praktikum yang diperbolehkan diluar jadwal praktikum
B. ASISTEN LABORATORIUM
1. Asisten laboratorium diperbolehkan memandu jalannya praktikum namun tetap dalam
pengawasan dosen
2. Asisten laboratorium tidak diperkenankan memberi hukuman/ sanksi serta penilaian
3. Asisten laboratorium diperbolehkan melakukan pengecekan data-data hasil praktikum
C. MAHASISWA
1. Mahasiswa wajib memakai jas lab saat pelaksanaan kegiatan praktikum. Bagi
mahasiswa yang tidak menggunakan jas lab dilarang mengikuti kegiatan praktikum.
2. Toleransi keterlambatan 15 menit bagi mahasiswa, terlambat lebih dari itu mahasiswa
dilarang mengikuti kegiatan praktikum
3. Jika dalam suatu percobaan mahasiswa tidak mengikuti salah satu dari kegiatan tersebut,
maka tetap diperbolehkan mengikuti kegiatan lain.
4. Tidak ada susulan bagi mahasiswa yang melewatkan pre-test, pengambilan data maupun
post-test. Hal ini berkaitan dengan tidak diperbolehkannya kegiatan praktikum diluar
jadwal praktikum. Namun, dosen diperbolehkan (tidak wajib) memberikan tugas
pengganti/ tambahan kepada mahasiswa untuk mengganti kegiatan yang dilewatkan.
5. Sama seperti perkuliahan, mahasiswa diperbolehkan mengikuti ujian praktikum jika
memenuhi 75% kehadiran
iv
6. Mahasiswa WAJIB mengikuti setiap instruksi dosen pengampu. Setiap tindakan
mahasiswa dalam laboratorium yang diluar instruksi atau tanpa seizin dosen pengampu
dapat disanksi nilai nol.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN... ................................................................................ ii
JADWAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM... ......................................................... ii
SOP & TATA TERTIB PRAKTIKUM.................................................................... iv
DAFTAR ISI.............................................................................................................. v
BAB 1 SCR DAN KONTROL FASE RC... .............................................................. 1
BAB 2 KONTROL MAJU MUNDUR MOTOR DC DENGAN SCR... ................ 16
BAB 3 KONTROL STARTING DAN KECEPATAN MOTOR... ........................ 25
DAFTAR PUSTAKA... .......................................................................................... 37
v
1
SCR DAN KONTROL
FASE RC
1.1 Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa akan dapat :
1.
Memahami konstruksi dan karakteristik SCR.
2.
Memahami operasi SCR.
3.
Mengukur SCR dengan ohmmeter.
4.
Memahami mode-mode pemicuan (triggering) gerbang SCR.
1.2 Dasar Teori
1.2.1 Operasi SCR
Silicon Controlled Rectifier (SCR) adalah thyristor sangat penting dalam keluarga PNPN.
Dikembangkan oleh General Electric pada tahun 1957. SCR bertindak sebagai switch
dalam sebuah rangkaian control daya AC atau DC.
SCR adalah sebuah semikonduktor empat-lapis yang mempunyai tiga terminal: anoda
(anode (A)), katoda (cathode (K)) dan gerbang (gate (G)). Simbol dan konstruksi SCR
ditunjukkan pada gambar 1.1
1
Buku Petunjuk Praktikum
Elektronika Daya
Gambar 1.1. (a) Simbol rangkaian, (b) Struktur PNPN
Dalam aplikasi kontrol, sinyal kontrol diterapkan diantara gerbang dan katoda saat beban
terhubung pada anoda atau katoda secara seri. Arah panah pada gambar 1.1(a)
menyatakan arah arus anoda. Struktur empat lapis pada gambar 1.1(b) dapat ditinjau
sebagai transistor PNP dan NPN yang terhubung seperti gambar 1.2.
Gambar 1.2 Analogi dua transistor pada struktur PNPN
Saat gerbang terbuka dan tegangan maju (forward) diterapkan diantara anoda dan katoda
(terminal A adalah positif terhadap terminal K), SCR dalam keadaan off karena tidak
adanya arus-arus basis (base) pada transistor Q1 dan Q2. Keadaan demikian hanya
mengakibatkan adanya arus bocor kecil yang mengalir pada SCR.
Saat potensial positif diterapkan pada gerbang SCR, potensial VG akan menghasilkan
sebuah arus gerbang IG untuk menghidupkan Q2 (IG=IB2). Arus kolektor Q2 kemudian
meningkat sampai pada besaran harga yang cukup untuk menghidupkan Q1 (IB1=IC2). Bila
Q1 hidup, IC1 akan meningkat menghasilkan kenaikan IB2 yang bersesuaian. Kenaikan
7
Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
arus basis Q2 akan menyebabkan kenaikan IC2. Selanjutnya terjadi kenaikan secara
regeneratif dalam arus kolektor masing-masing transistor. Transistor Q1 dan Q2 akan
mengalami kejenuhan dalam waktu sangat singkat. Ini menghasilkan tahanan anoda ke
katoda pada SCR sangat kecil sehingga arus yang sangat besar mengalir dari anoda ke
katoda. Dengan demikian SCR hidup/bekerja. Bila sinyal gerbang hilang, maka SCR jelas
tidak akan putus/berhenti bekerja selama terdapat tegangan anode-cathode yang cukup
untuk memelihara arus tetap (holding) IH.
1.2.2 Deskripsi Rangkaian Percobaan
Gambar 2.3 menunjukkan rangkaian percobaan berisi dua bagian utama yaitu
pemicuan DC dan pemicuan penggeser fase AC. Dalam bagian pemicuan DC, saat
tegangan gerbang SCR 0 Volt (VR1 = 0), SCR tidak bekerja. Jika kenaikan tahanan
VR1 meningkatkan tegangan gerbang VG untuk mencapai level yang cukup, SCR akan
hidup. Saat SCR bekerja, tegangan gerbang tidak mampu memutuskan SCR.
Rangkaian RC dasar, (VR2+R5) dan C3, menampilkan fungsi penggeser fase AC.
Rangkaian penggeser fase RC tersebut mengubah sudut penyalaan diantara 0 dan 90
derajad. Sudut penyalaan dapat dihitung dengan persamaan  = tan-1RC. Untuk
memperluas rentang sudut penyalaan sampai 180 derajad, rangkaian jembatan RC harus
digunakan. OPAMP U1 digunakan sebagai penguat diferensial untuk memperkuat output
diferensial rangkaian jembatan.
1.3 Daftar Peralatan
1.
Power Supply Unit KL-51001 1 buah
2.
Module KL-53003
1 buah
3.
Multimeter
1 buah
4.
Oscilloscope
1 buah
8
Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
1.4 Gambar Rangkaian
Gambar 1.3 Rangkaian Karakteristik SCR dan Kontrol Penggeser RC
1.5 Prosedur Kerja
1. Set range selector ohmmeter ke posisi Rx1. Hubungkan kabel hitam ke terminal A
dan kabel merah ke terminal G. Baca dan catat pembacaan yang ditunjukkan oleh
pointer.
RAG =
. Tukarkan kabel. RAG =
.
2. Hubungkan kabel hitam ke terminal G dan kabel merah ke terminal K. Baca dan catat
pembacaan yang ditunjukkan oleh pointer.
RGK =
. Tukarkan kabel. RGK =
.
3. Hubungkan kabel hitam ke terminal A dan kabel merah ke terminal K. Baca dan catat
pembacaan yang ditunjukkan oleh pointer.
RAK =
9
. Tukarkan kabel. RAK =
Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
.
4. Hubungkan kabel hitam ke terminal A dan kabel merah ke terminal K. Hubungkan G
ke A dengan sebuah kabel, baca dan catat pembacaan tahanan yang ditunjukkan oleh
.
pointer. RAK =
Kondisi SCR :
(bekerja atau tidak bekerja).
Baca dan catat pembacaan tegangan pada skala LV pada drop tegangan maju diantara
anoda dan katoda VAK =
V
5. Hubungkan 12 VDC dan 18VAC power suplai ke modul KL-53003. Tempatkan 12 V
lampu pada soket RL.
6. Putar VR1 berlawanan jarum jam secara penuh dan masukkan konektor (plug) pada
posisi 1, 3, 7.
7. Amati dan catat keadaan RL.
.
Gunakan voltmeter, ukur dan catat tegangan anoda dan katoda.
VA =
V. VG =
V.
Kondisi SCR :
(bekerja atau tidak bekerja).
8. Putar VR1 secara perlahan ke kanan, amati dan catat perubahan VG.
.
Saat lampu menyala, ukur dan catat tegangan gate. VG =
Kondisi SCR :
V.
(bekerja atau tidak bekerja).
9. Gunakan voltmeter, ukur dan catat tegangan anoda SCR. Tegangan ini adalah drop
tegangan maju (forward) (VF) diantara anoda dan katoda SCR.
VF =
V.
10. Putar VR1 searah jarum secara penuh. Amati dan catat keadaan RL dan SCR.
.
Putar VR1 berlawanan arah jarum secara penuh. Amati dan catat keadaan RL dan
SCR.
Jelaskan perubahan tersebut.
10 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
.
.
11. Hilangkan konektor (plug) dari posisi 1 dan kemudian masukkan kembali. Amati dan
catat keadaan RL dan SCR.
.
.
12. Hilangkan konektor (plug) dari posisi 1 dan 3. Masukkan konektor di posisi 2, 4, 7.
Gunakan oscilloscope, ukur bentuk gelombang tegangan RL. Putar VR2, amati dan
catat perubahan sudut konduksi SCR dan nyala cahaya lampu.
.
.
13. Putar VR2 untuk mendapatkan sudut konduksi maksimum.
==
derajat.
Gunakan oscilloscope, ukur dan catat bentuk gelombang tegangan VG dan VK pada
tabel 5.1.
Tabel 1.1 Bentuk Gelombang VG dan VK
VG
11 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
VK
1.6 Data Percobaan
Table 1.2 Tegangan gelombang RL
No
Tegangan
Gelombang
1
AC
Gelombang RL
(kiri Penuh)
2
AC
Gelombang RL (kanan
penuh)
12 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
Gambar Gelombang
1.7 Analisis Data dan Pembahasan
13 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
14 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
1.8 Kesimpulan
1.9 Lembar Evaluasi
No
Kegiatan
1
Pre-Test
2
Pengambilan
Data
3
Asistensi
4
Post-Test
15 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
Keterangan
Nilai
TTD/tanggal
2
KONTROL MAJU
MUNDUR MOTOR DC
DENGAN SCR
2.1 Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa akan dapat :
1. Memahami operasi dan konstruksi relay elektromagnetik.
2. Memahami metode pemutusan SCR.
3. Melakukan control arah putaran sebuah motor dc.
2.2 Dasar Teori
2.2.1 Aplikasi Relay
Relay adalah saklar yang dioperasikan secara elektrik. Relay digunakan secara luas
dalam rangkaian elektronika industri modern sebagai saklar mekanik yang dikontrol dari
jauh untuk menghidupkan atau memutuskan rangkaian.
Sebuah relay elektromagnetik memanfaatkan arus melalui kumparan koil untuk
menyediakan medan magnet yang menggerakkan kontak-kontak saklar. Jika arus dalam
koil cukup, gaya magnetic menarik jangkar (armature) yang kemudian menggerakkan
kontak gerak (movable) sampai menyentuh kontak tetap (stationary). Jika arus hilang dari
koil, pegas (spring) menggerakkan kontak gerak berpisah dari kontak tetap. Konstruksi
mekanik relay elektromagnetik ditunjukkan pada gambar 3.1. Relay terdiri dari jangkar,
rangka magnetik (yoke), koil, inti, kontak dan pegas. Rumah relay dari bahan plastik atau
logam digunakan untuk proteksi relay terhadap ganguan luar dan interferensi medan
elektromagnetik.
16 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
Umumnya simbol rangkaian yang digunakan relay ditunjukkan seperti pada gambar
3.2. Lingkaran atau kotak pada gambar 3.2.a menggambarkan koil relay. Kontak-kontak
normally open sering disingkat NO seperti ditunjukkan pada gambar 3.2.b. Kontak NO
akan menutup saat koil di berikan suplai tegangan (energized). Kontak-kontak normally
close sering disingkat NC seperti ditunjukkan pada gambar 3.2.c. Kontak NC akan
membuka saat koil di berikan suplai tegangan (energized). Kombinasi dua kontak tetap
dan satu kontak gerak yang menghubungkan satu kontak tetap saat koil diberikan
tegangan dan menghubungkan satu kontak tetap yang lain saat koil tidak diberikan
tegangan disebut relay single pole double throw (SPDT) seperti ditunjukkan pada gambar
3.2.d. Kontak gerak disebut kontak umum disingkat C. Kontak normal disingkat N adalah
NC, dan kontak transfer disingkat T adalah NO.
Gambar 2.1 Relay Elektromagnetik
17 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
Gambar 2.2 Simbol Rangkaian Relay
2.2.2 Deskripsi Rangkaian Percobaan
Gambar 2.3 menunjukkan sebuah rangkaian kontrol maju dan mundur motor dc.
Teknik komutasi diri SCR digunakan dalam rangkaian ini untuk mengontrol arah putaran
motor dc. Ketika daya dc sesaat diberikan, SCR off dan relay off. Motor dc tidak berputar
karena dua terminalnya di-ground melalui kontak-kontak relay NC. Jika cahaya ke CDS1
ditutup, resistansi CDS1 meningkat untuk menghidupkan SCR1 dan Relay1. COM1
memindah kontak NO1, dengan demikian motor dc berputar dalam arah maju. Kapasitor
C1 men-charge melalui koil Relay2 dan SCR1. Charge negative adalah pada terminal
sebelah kiri C1. Jika cahaya ke CDS2 ditutup, SCR2 mulai menghantar dan potensial
negatif pada anoda SCR1 memutuskan SCR1. SCR2 on kemudian memberikan tegangan
pad Relay2 dan dengan demikian COM2 memindah ke kontak NO2. Kemudian motor dc
berputar dalam arah berlawanan.
Pushbutton S1 digunakan untuk menghentikan motor dc. S1 adalah saklar normally
closed. Saat S1 ditekan, SCR off dan rangkaian kembali ke keadaan awal.
2.3 Daftar Peralatan
1. Power Supply Unit KL-51001
1 buah
2. Module KL-53006
1 buah
3. Multimeter
1 buah
4. Oscilloscope
1 buah
18 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
2.4 Gambar Rangkaian
Gambar 2.3 Rangkaian Percobaan
2.5 Prosedur Kerja
1. Hubungkan power supply DC 12 V dari unit power supply KL-51001, KL-58002 ke
module KL-53006.
2. Pada keadaan ini SCR1 dan SCR2 dalam posisi ON. Berikan cahaya pada CDS1.
3. Tekan tombol S1, amati kondisi motor
Bagaimana kondisi motor ?
.
Bagaimana kondisi LED1 dan LED2 ?
.
4. Ukur tegangan anoda dan katoda pada SCR1 dan SCR2.
19 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
5. Ukur tegangan com relay 1 dan com relay 2.
6. Ukur tegangan kapasitor
7. Hubungkan power supply DC 12 V dari unit power supply KL-51001, KL-58002 ke
module KL-53006.
8. Pada keadaan ini SCR1 dan SCR2 dalam posisi ON. Berikan cahaya pada CDS2.
9. Ulangi langkah 3 sampai 5
10. Beri cahaya pada CDS1 dan CDS2.
11. Bagaimana kondisi motor dan LED ?
.
12. Buat pembahasan dan kesimpulan.
20 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
2.6 Data Percobaan
1. Data percobaan kontrol mundur motor DC dengan SCR (kiri)
Kondisi CDS1 = disinari
Data
Kondisi CDS2 = tidak disinari
Tegangan
VSCR1
VSCR2
Vcom1
Vcom2
Vc
2. Data percobaan kontrol maju motor DC dengan SCR (kanan)
Kondisi CDS1 = tidak disinari
Data
VSCR1
VSCR2
Vcom1
Vcom2
Vc
21 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
Kondisi CDS2 = disinari
Tegangan
2.7 Analisis Data dan Pembahasan
22 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
23 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
2.8 Kesimpulan
2.9 Lembar Evaluasi
No
Kegiatan
1
Pre-Test
2
Pengambilan
Data
3
Asistensi
4
Post-Test
24 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
Keterangan
Nilai
TTD/tanggal
3
KONTROL STARTING
DAN KECEPATAN
MOTOR
3.1 Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa akan dapat :
1. Memahami tipe dan karakteristik motor.
2. Mempelajari rangkaian kontrol kecepatan motor.
3. Menampilkan rangkaian control starting dan kecepatan dengan TRIAC.
3.2 Dasar Teori
Motor adalah sumber utama daya mekanik didalam industri. Motor diklasifikasikan
pertama berdasarkan pada tegangan operasi. Dua tipe umum adalah motor DC dan AC.
Berdasarkan tegangan saluran AC, motor dapat diklasifikasikan dalam tiga tipe: single
phase, three phase, and polyphase motor. Disain rangkaian yang berhasil untuk control
motor elektrik tergantung pada penyesuaian karakteristik penampilan motor dengan
persyaratan beban dari mesin atau alat yang dikemudi.
Beberapa persamaan dasar harus dijawab sebelum mendisain rangkaian kontrol motor
sebagai berikut:
1. Berapa daya kuda (horse power) yang diperlukan?
2. Berapa kecepatan atau control kecepatan yang harus disediakan?
3. Berapa torsi yang dikehendaki dan bagaimana perubahan terhadap kecepatan.
4. Apakah persyaratan kontrol dalam bentuk variasi kecepatan, urutan dan arah putaran?
25 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
3.2.1 Motor DC Seri
Motor dc seri mempunyai kumparan medan dalam hubungan seri dengan
jangkarnya. Tegangan dc diberikan pada kombinasi seri seperti yang ditunjukkan pada
gambar 4.1. Motor dc seri mempunyai keuntungan torsi starting yang sangat tinggi.
Gambar 4.2 menunjukkan kurva karakteristik untuk sebuah motor dc seri. Catatan bahwa
torsi adalah hampir 300 % dari beban penuh pada kecepatan rendah. Bila kecepatan motor
meningkat, torsi dan output daya kuda menurun. Ini bukan sebuah motor kecepatan
konstan
Motor dc seri ideal untuk aplikasi-aplikasi dimana variasi torsi dan kecepatan
dikehendaki, seperti crane, lift, mobil trolly dll. Kemampuan untuk start kecepatan rendah
dengan beban berat, beroperasi cepat dengan beban ringan, pengereman cepat, dan
pembalikan yang mudah membuat motor dc seri sangat popular.
Gambar 3.1 Motor DC Seri
26 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
Gambar 3.2 Karakteristik Motor DC Seri
3.2.2 Motor DC Shunt
Motor dc shunt mempunyai kumparan medan paralel dengan kumparan jangkar.
Tegangan dc diberikan pada kedua elemen pada waktu yang sama seperti gambar 3.3.a.
Kadang-kadang kumparan medan diberikan suplai sumber tegangan dc yang berbeda
dengan kumparan jangkar seperti ditunjukkan pada gambar 3.3.b. Hal ini tidak ada
pengaruh pada operasi motor tetapi memudahkan untuk melakukan kontrol arus medan
atau tegangan jangkar.
Gambar 3.3 Motor DC Shunt
Gambar 3.4 menunjukkan karakteristik motor dc shunt. Tidak seperti motor dc seri,
kecepatan motor dc shunt relatif tetap konstan pada rentang pembebanan. Oleh karena itu
27 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
motor dc shunt adalah motor dengan kecepatan konstan dengan output daya dan torsi akan
meningkat bila arus jangkar meningkat.
Motor dc shunt mempunyai keuntungan pengendalian kecepatan dengan
perubahan arus medan atau tegangan jangkar. Motor ini adalah paling tepat untuk aplikasi
yang menghendaki rentang operasi kecepatan yang luas dengan pembalikan yang mudah
dan pengereman yang baik. Aplikasinya adalah untuk mesin penggiling, pencetakan,
elevator dan mesin perkakas.
Gambar 3.4 Karakteristik Motor DC Shunt
3.2.3 Motor Universal
Motor universal didisain untuk beroperasi pada tegangan AC atau tegangan DC.
Kecepatan motor dapat dikontrol dengan pengaturan tegangan yang diberikan. Motor
universal biasa beroperasi pada kecepatan sangat tinggi dengan efisiensi yang baik.
Kecepatan akan sangat bervariasi dengan pembebanan luar. Aplikasi motor ini dipakai
secara luas seperti untuk mesin jahit, vacuum cleaner, mixer, blender, gerinda dan lainlain.
Untuk memelihara kecepatan konstan motor universal pada seluruh rentang
pembebanan, diperlukan kontrol kecepatan dengan sistem feed back. Gambar 4.5
menunjukkan rangkaian kontrol kecepatan motor seri universal gelombang penuh dengan
28 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
feed back, yang menghendaki hubungan terpisah pada kumparan jangkar (armature) dan
kumparan medan (field). Rangkaian jembatan gelombang penuh CR2-CR5 mensuplai
daya pada rangkaian seri kumparan medan, SCR1, kumparan jangkar.
Gambar 3.5 Kontrol Kecepatan Motor Seri Universal Gelombang Penuh
3.2.4 Deskripsi Rangkaian Percobaan
Gambar 3.7 menunjukkan rangkaian yang digunakan pada percobaan ini. Motor
tersebut adalah motor universal. Rangkaian kontrol fase DIAC-TRIAC digunakan untuk
mengontrol kecepatan motor universal.
Rangkaian tersebut adalah rangkaian kontrol kecepatan dengan kompensasi starting
untuk motor satu fase. Rangkaian kompensasi starting terdiri dari resistor R3, R4 dan R5,
kapasitor C5, Diac2, dan penyearah jembatan D1-D4. Ketika daya diberikan, tegangan
awal kapasitor (C1, C2 atau C3) adalah nol sehingga DIAC1 off. R5 memperoleh
tegangan melalui R3, D1 dan D4. Tegangan pada R5 memicu DIAC2 dan TRIAC untuk
menghantar. Kemudian motor mulai berputar.
Pada waktu ini, kapasitor (C1, C2 atau C3) mengisi muatan (charge) melalui R1 dan
VR1 dan mencapai tegangan breakover pada DIAC1. Kemudian DIAC1 bekerja. Pulsa
pemicu (trigger) dari DIAC2 tertinggal dibelakang pulsa DIAC1. Pada saat ini tegangan
29 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
R5 menurun bila tegangan kapasitor C5 meningkat. Ketika tegangannya lebih kecil dari
tegangan breakover DIAC2, DIAC2 berhenti bekerja. Rangkaian kompensasi starting
berhenti bekerja. Kontrol kecepatan dicapai dengan mengatur VR1. Bentuk gelombang
tegangan rangkaian ini ditunjukkan pada gambar 4.6.
Gambar 3.6 Bentuk Gelombang Tegangan Dalam Rangkaian Gambar 4.7
3.3 Daftar Peralatan
1. Power Supply Unit KL-51001
1 buah
2. Isolation Transformer KL-58002
1 buah
3. Motor Module KL-58001
1 buah
4. Module KL-53007
1 buah
5. Oscilloscope
1 buah
6. Multimeter
1 buah
30 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
3.4 Gambar Rangkaian
Gambar 3.7 Rangkaian Percobaan
3.5 Prosedur Kerja
1. Hubungkan motor universal pada modul KL-58001 ke rangkaian percobaan pada
modul KL-53007 seperti ditunjukkan pada gambar 3.7.
2. Hubungkan 110 VAC dari power supplay unit KL-51001, KL-58002 ke modul KL53007.
3. Putar VR1 secara penuh searah jarum jam. Masukkan hubungan konektor pada posisi
2, 4, 5 dan 8.
4. Gunakan oscilloscope dan hubungkan kabelnya pada R5. Hidupkan power. Pada saat
ini apakah motor berputar? Amati dan catat perubahan VR5 dan motor.
5. Putar VR1, amati dan catat perubahan perubahan kecepatan motor.
6. Putar VR1 untuk mengontrol putaran motor pada kecepatan sangat rendah. Matikan
power dan kemudian hidupkan. Amati dan catat perubahan kecepatan motor.
31 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
.
Gunakan oscilloscope, amati dan catat perubahan bentuk gelombang tegangan
TRIAC T2.
.
7. Set VR1 ke posisi tengah, Gunakan oscilloscope, ukur dan catat bentuk gelombang
tegangan pada TRIAC T2 dan pada C1 dalam tabel 1.
8. Matikan power. Hilangkan konektor dari posisi 5 dan masukkan pada posisi 6. Putar
VR1 secara penuh searah jarum jam. Ulangi langkah 4 sampai 7. Catat hasilnya
dalam tabel 2.
9. Matikan power. Hilangkan konektor dari posisi 6 dan masukkan pada posisi 7. Putar
VR1 secara penuh searah jarum jam. Ulangi langkah 4 sampai 7. Catat hasilnya
dalam tabel 3.
32 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
3.6 Data Percobaan
Tabel 3.1 Gambar gelombang hasil percobaan saat C = 0,1 µF
Kondisi
Rs
T2
Vc
Berhenti
Putaran Rendah
Putaran tinggi
Tabel 3.2 Gambar gelombang hasil percobaan saat C = 0,047 µF
Kondisi
Rs
T2
Vc
Berhenti
Putaran Rendah
Putaran tinggi
Tabel 3.3 Gambar gelombang hasil percobaan saat C = 0,022 µF
Kondisi
Rs
Berhenti
Putaran Rendah
Putaran tinggi
33 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
T2
Vc
3.7 Analisis Data dan Pembahasan
34 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
35 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
3.8 Kesimpulan
3.9 Lembar Evaluasi
No
Kegiatan
1
Pre-Test
2
Pengambilan
Data
3
Asistensi
4
Post-Test
36 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
Keterangan
Nilai
TTD/tanggal
DAFTAR PUSTAKA
Rashid,Muhammad H.,”Power Electronics (Circuit, Device, and Applications)”,1993:New
Jersey
Hart, D.W. (1997). Introduction to Power Electronics. Indiana: Prentice-Hall International,
Inc.
Mussener, Ch. (1991). Power Electronics and Drive Technology 1. Germany: Leybold
Didactic.
37 Buku Petunjuk Praktikum
Energi Terbarukan
Download