Uploaded by User30602

Kelompok 3 - Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

advertisement
MATERI
PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS: ALAT BANTU
PEMBUATAN KEPUTUSAN
KELOMPOK 3
Disusun oleh:
1.
Khaerul Fadli (C. 1710220)
2.
Pitria Ningsih Lupa (C. 1710…)
3.
Lulu’ah Lupa Juga (C. 1710…)
4.
Agnes Monica (C. 1710…)
MANAJEMEN / EKONOMI
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
1441 H/2019 M
Activity Based Costing (ABC) sebagai suatu metode kalkulasi biaya yang menciptakan
suatu kelompok biaya untuk setiap kejadian atau transaksi (aktivitas) dalam suatu organisasi
yang berlaku sebagai pemacu biaya. Biaya overhead kemudian dialokasikan ke produk dan
jasa dengan dasar jumlah dari kejadian atau transaksi produk atau jasa yang dihasilkan tersebut.
Pada awal perkembangannya, ABC sistem dipakai sebagai alat untuk memperbaiki
akurasi perhitungan biaya produk salah satu yang termasuk didalamnya adalah biaya overhead
pabrik. Mulyadi (2003:50) menyatakan ABC sistem didesain dan dikelola dengan teknologi
informasi
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Data biaya dan operasi dicatat dalam akun multidimensi. Paling tidak ada empat dimensi
yang dicakup dalam catatan: pusat pertanggungjawaban, aktivitas, jenis biaya, dan
produk/jasa.
b. Data biaya dan biaya operasi disediakan dalam shared database yang dapat diakses oleh
karyawan dan manajer.
c. Informasi yang dihasilkan tidak terbatas pada informasi keuangan, namun mencakup pula
informasi operasi.
d. Informasi biaya yang dihasilkan bersifat multidimensi.
A. Karakteristik Activity Based Costing
Karakteristik Activity Based Costing adalah:
1.
Biaya produksi dan nonproduksi dibebankan ke produk.
2.
Beberapa biaya produksi tidak dimasukkan ke biaya produk.
3.
Ada sejumlah cost pool BOP. Setiap pool dialokasikan ke produk dan objek costing
lainnya dengan menggunakan ukuran khusus aktivitas masing-masing.
4.
Basis alokasi biasanya berbeda dengan basis alokasi dalam sistem akuntansi biaya
tradisional. Activity Based Costing menggunakan lebih dari satu jenis cost driver.
5.
Tarif overhead atau tarif aktivitas disesuaikan dengan kapasitas aktivitas, bukan dengan
kapasitas yang dianggarkan.
B. Biaya Nonproduksi dan ABC
Beberapa biaya non produksi juga merupakan bagian dari niays produksi, penjualan,
distribusi, da pelayanan atas produk. Sebagai contoh, komisi yang dibayarkan kepada tenaga
penjualan, biaya pemgiriman, dan biaya garansi dapat dengan mudah ditelusuri ke produk.
C. Biaya Produksi dan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
Overhead pabrik termasuk biaya seperti upah penjaga pabrik, penghasilan
pengontrol pabrik, dan biaya dari barang-barang yang digunakan oleh sekretaris manajer
pabrik. Tipe-tipe itu tidak terpengaruh sama sekali dengan produk dibuat selam periode
tersebut. Di lain hal, sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas tidak membebankan
tipe-tipe biaya ini, dimana disebut biaya pemeliharaan organisasi, ke produk. Perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas memperlakukan tipe-tipe biaya ini sebagai pengeluaran secara
berkala dibandingkan dengan biaya produk.
D. Pul Biaya, Dasar Alokasi, dan Biaya Berdasarkan Aktivitas
Dalam perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, sebuah aktivitas (activity) adalah
kegiatan apa pun yang mengakibatkan konsumsi bahan baku overhead. Sebuah pul biaya
aktivitas (activity costpool) adalah sebuah wadah di mana biaya diakumulasi dan berkaitan
dengan sebuah pengukuran aktivitas tunggal dalam sistem ABC. Ukuran aktivitas (activity
masure) adalah basis alokasi dalam sebuah sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas.
Istilah pemicu biaya (cost driver) adalah juga dipakai untuk mengacu pada ukuran aktivitas
karena ukuran aktivitas harus “menggerakkan-memicu” biaya yang dialokasikan.
Ada dua jenis ukuran aktivitas yaitu : penggerak transaksi (tmnsaction driver)
dan penggerak durasi (duration driver). Penggerak transaksi (transaction drivers) adalah
hitungan sederhana tentang berapa kali suatu aktivitas terjadi seperti jumlah tagihan yang
dikirimkan ke pelanggan. Penggerak durasi(duration driver) mengukur waktu yang
diperlukan untuk melakukan suatu aktivitas seperti waktu yang digunakan untuk
menyiapkan tagihan. Secara umum penggerak durasi adalah ukuran yang lebih akurat untuk
penggunaan sumber daya dibanding penggerak transaksi, tetapi lebih memerlukan usaha
untuk mencatatnya. Untuk alasan tersebut, penggerak transaksi lebih banyak digunakan.
Sistem biaya tradisional bergantung pada basis alokasi yang dibawa oleh volume
produksi. Di lain hal, perhitungian biaya berdasarkan aktivitas mendefinisikan lima tingkat
aktivitas-tingkat unit, tingkat batch, tingkat
produk,
tingkat
pelanggan,
aktivitas
pemeliharaan organisasi yang secara luas tidakterkait dengan volume unit yang diproduksi.
Biaya dan ukuran aktivitas yang merespons untuk aktivitas tingkat unit tidak terkait dengan
volume dari unit yang diproduksi; tetapi, kategori sisanya tidak termasuk.
Tingkatan-tingkatan tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1. Aktivitas tingkat unit (unit-level activities) dilakukan untuk setiap unit produksi. Biaya
aktivitas tingkat unit bersifat proporsional dengan jumlah unit produksi. Sebagai contoh,
menyediakan tenaga untuk menjalankan peralatan menjadi aktivitas tingkat unit karena
tenaga tersebut cenderung dikonsumsi secara proporsional dengan jumlah unit produksi.
2. Aktivitas tingkat batch (batch-level activities) dilakukan setiap batchdiproses, tanpa
memperhatikan berapa unit yang ada dalam batchtersebut. Sebagai contoh, perkerjaan
seperti membuat pesanan produksi, pengaturan peralatan dan pengaturan pengiriman
kepada pelanggan adalah aktivitas tingkat batch. Aktivitas tersebut terjadi untuk
setiap batch(pesanan pelanggan). Biaya pada tingkat batch lebih bergantung pada
jumlah batch yang diproses dan bukannya pada jumlah unit produksi, jumlah unit yang
dijual, atau ukuran volume yang lain. Sebagai contoh, biaya untuk pengaturan mesin
untuk memproses batch adalah sama tanpa memperhatikan apakah batch berisi satu atau
ribuan item.
3. Aktivitas tingkat produk (product-level activities) berkaitan dengan produk spesifik dan
biasanya dikerjakan tanpa memperhatikan berapabatch atau berapa unit yang diproduksi
atau dijual. Sebagai contoh, aktivitas untuk merancang produk, mengiklankan produk,
dan biaya untuk manajer serta;staf produksi adalah aktivitas tingkat produk.
4. Aktivitas tingkat pelanggan (customer-level activities) berkaitan dengan pelanggan
khusus dan meliputi aktivitas seperti telepon untuk penjualan, pengiriman katalog,
dukungan teknis yang tidak terpaku pada produk tertentu.
5. Aktivitas pemeliharaan organisasi (organization-sustaining activities)yang dilakukan
tanpa memperhatikan pelanggan mana yang dilayani, barang apa yang diproduksi,
berapa batch yang dijalankan, atau berapa unit yang dibuat. Kategori ini termasuk
aktivitas seperti pemanas di pabrik, kebersihan kantor eksekutif, penyediaan jaringan
komputer, pengaturan pinjaman, penyusunan laporan tahunan untuk pemegang saham,
dan sebagainya.
E. Tahap Penerapan Activity Based Costing
Tahap penerapan Activity Based Costing adalah:
1. Mendefinisikan aktivitas, pul biaya aktivitas, dan pengukuran aktivitas.
Langkah utama yang pertama dalam menerapkan sistem ABC adalah
mengidentifikasikan aktivitas yang akan menjadi dasar sistem tersebut. Langkah ini
mungkin sulit, memakan banyak waktu, dan membutuhkan pertimbangan. Prosedur
umum untuk melakukannya adalah melakukan wawancara terhadap semua orang yang
terlibat atau setidaknya semua supervisor dan manajer dalam departemen yang
menimbulkan overhead dan meminta mereka untuk menggambarkan aktivitas utama
yang mereka lakukan. Biasanya, akan diperoleh catatan aktivitas yang sangat panjang.
Panjangnya catatan tersebut juga menimbulkan masalah. Di satu sisi, makin
banyak jumlah aktivitas yang dimasukkan ke dalam sistem ABC, makin akurat
perlakuan terhadap biaya. Sebaliknya, diperlukan biaya yang tidak sedikit untuk
merancang, menerapkan, memelihara, dan menggunakan sistem yang kompleks yang
melibatkan sejumlah besar aktivitas. Konsekuensinya, catatan aktivitas yang panjang
tersebut dikurangi dengan menggabungkan aktivitas-aktivitas yang sejenis. Sebagai
contoh, beberapa aktivitas dalam penanganan dan pemindahan bahan baku mulai dari
menerima bahan baku dari area bongkar muat dan menyortirnya untuk dimasukkan ke
gudang. Seluruh aktivitas ini dapat digabungkan menjadi satu aktivitas yang disebut
penanganan material.
Ketika mengombinasikan aktivitas dalam sistem ABC, aktivitas seharusnya
digabung bersamaan pada level yang sesuai. Aktivitas tingkat batchtidak seharusnya
dikombinasikan dengan aktivitas tingkat unit atau aktivitas tingkat produk dengan
tingkat batch dan selanjutnya. Secara umum, cara terbaik untuk mengombinasikan
aktivitas-aktivitas tersebut yang mempunyai hubungan sama satu dengan lainnya dalam
satu tingkatan. Sebagai contoh, penerimaan sejumlah pesanan pelanggan sangat terkait
dengan jumlah pesanan yang terselesaikan, jadi dua batch tingkat aktivitas ini
(menerima dan mengirim pesanan) biasanya dapat dikombinasikan dengan kehilangan
sedikit akurasi.
2. Membebankan biaya overhead ke pul biaya aktivitas.
Alokasi tahap pertama biasanya berdasarkan hasil tanya jawab dengan pegawai
yang terkait langsung dengan aktivitas. Sebagai contoh, Classic Brass perlu
mengalokasikan $500.000 upah pabrik tidak langsung ke dalam lima pul biaya
aktivitas. Alokasi ini akan lebih akurat jika karyawan yang diklasifikasikan sebagai
tenaga kerja tidak langsung (supervisor, teknisi, dan tenaga inspeksi kualitas) ditanya
berapa persentase waktu yang digunakan untuk pesanan pelanggan, desain produk,
jumlah pesanan dan berhubungan dengan pelanggan. Wawancara ini harus dilakukan
dengan hati-hati. Mereka yang diwawancarai harus memahami sepenuhnya apa
aktivitas yang menjadi tanggung jawabnya dan apa yang mereka harapkan dari
wawancara
tersebut.
Selanjutnya,
manajer
departemen
diwawancarai
untuk
menentukan bagaimana biaya- biaya yang tidak berkaitan dengan karyawan akan
didistribusikan ke dalam pul biaya aktivitas.
3. Menghitung tarif aktivitas.
Tarif aktivitas yang akan digunakan untuk pembebanan biaya overhead ke
produk dan diharapkan diproduksi perusahaan untuk bauran produk saat ini dan untuk
melayani pelanggannya saat ini. Sebagai contoh, tim ABC menemukan bahwa 400
desain produk baru dibutuhkan setiap tahun untuk melayani pelanggan perusahaan saat
ini Tarif aktivitas dihitung dengan membagi total biaya untuk masing-masing aktivitas
dengan total aktivitasnya.
4. Membebankan biaya ke objek biaya dengan menggunakan tarif aktivitas dan ukuran
aktivitas.
Langkah ke empat dalam penerapan ABC disebut alokasi tahap kedua (secondstage alocation). Dalam alokasi tahap kedua, tarif aktivitas digunakan untuk
membebankan biaya produk dan pelanggan. Pertama, kita akan mengilustrasikan
bagaimana membebankan biaya ke produk yang ada di contoh dan kemudian
bagaimana membebankan biayanya kepada pelanggan. Langkah ke empat dalam
penerapan ABC disebut alokasi tahap kedua (second-stage alocation).
Fokus dari sistem ABC adalah aktivitas sehingga identifikasi aktivitas menjadi
langkah pertama dalam ABC. Aktivitas merupakan tindakan-tindakan yang harus
diambil atau setiap pekerjaan yang dilakukan. Setelah teridentifikasi, dicari atribut
aktivitas untuk menjelaskan dan mengklasifikasikan aktivitas lebih lanjut. Atribut
aktivitas (activity attribute) adalah jenis informasi keuangan maupun non keuangan
yang
menggambarkan
setiap
aktivitas.
Atribut
aktivitas
digunakan
untuk
mengelompokkan aktivitas terkait ke dalam kelompok-kelompok yang menjadi
landasan bagi pengelompokan biaya sejenis. Aktivitas yang berkaitan dikelompokkan
untuk membentuk kumpulan sejenis yang: (a) secara logika berkolerasi dan (b)
memiliki rasio konsumsi yang sama untuk setiap produk.
5. Menyiapkan laporan manajemen.
Laporan manajemen umumnya yang dibuat dengan data ABC adalah produk
dan profitabilitas pelanggan. Laporan ini membantu perusahaan menghubungkan
sumber dayanya pada kesempatan pertumbuhan yang lebih menguntungkan sedangkan
dengan waktu yang sama memperbaiki produk dan pelanggan yang dapat menghasilkan
laba. Kita memulai dengan mengilustrasikan suatu laporan profitabilitas sebuah produk
kemudian diikuti oleh laporan profitabilitas pelanggan.
Tim ABC menyadari bahwa laba dari sebuah produk, disebut margin produk,
adalah fungsi dari penjualan produk dan biaya langsung dan tidak langsung yang
menyebabkan sebuah produk. Alokasi biaya ABC hanya meringkas tiap-tiap biaya
tidak langsung produk (overhead). Sehingga, untuk menghitung laba sebuah produk
(margin produk), tim desain perlu untuk mengumpulkan tiap-tiap penjualan produk dan
biaya langsung sebagai tambahan ke biaya overhead yang telah dihitung sebelumnya.
Setelah mengumpulkan data di atas, tim desain membuat laporan profitabilitas
produk. Laporan menyajikan bahwa tiang penyangga standar lebih menguntungkan,
dengan margin produk positif atau negatif, dimana compass housing khusus tidak
menguntungkan, dengan margin produk negatif perhatikan bahwa laporan profitabilitas
produk tidak menyertakan pul biaya aktivitas hubungan pelanggan dan pul biaya
aktivitas lainnya. Biaya hubungan pelanggan diakibatkan oleh pelanggan, bukan oleh
produk. Biaya lainnya seperti biaya pemeliharaan organisasi dan kapasitas menganggur
tidak diakibatkan oleh produk khusus.
F. Perbandingan Traditional Costing dan Activity Based Costing
Tim ABC menggunakan proses dua langkah untuk membandingkan biaya produk
tradisional dan ABC. Pertama, tim menyajikan margin produk yang dilaporkan dengan
sistem biaya tradisional. Kemudian, dibandingkan perbedaannya antara produk margin
tradisional dan ABC.
G. Perhitungan Margin Produk dengan Sistem Biaya Tradisional
Sistem biaya tradisional di Classic Brass membebankan hanya biaya produksi ke
dalam produk - hal ini termasuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead
pabrik. Biaya penjualan dan administrasi tidak dibebankan ke produk. Pertama, penjualan
dan bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung menggunakan jumlah yang sama
seperti yang digunakan tim ABC.
Dengan kata lain, sistem biaya tradisional dan sistem ABC memperlakukan tiga jenis
data dari pendapatan dan biaya adalah sama jumlahnya.
Kedua, sistem biaya tradisional menggunakan tarif tunggal overhead untuk
membebankan biaya overhead pabrik ke produk pembilang untuk tarif tunggal overhead
dimana jumlah overhead pabrik yang ditampilkan di laporan laba rugi.
Tarif tunggal Overhead = Total estimasi overhead pabrik
Total estimasi jam mesin
Ada tiga alasan mengapa sistem biaya tradisional dan ABC melaporkan margin
produk yang berbeda. Pertama, sistem biaya tradisional Classic Brass mengalokasikan
semua biaya overhead pabrik ke produk. Hal ini mengakibatkan produk untuk menyerap
semua overhead pabrik tanpa memandang .apakah mereka benar-benar dipakai dalam
biaya atau hanya dialokasikan saja. Sistem ABC tidak membebankan biaya overhead
pabrik yang digunakan oleh aktivitas hubungan pelanggan ke dalam produk karena biaya
ini diakibatkan oleh pelanggan, bukan produk tertentu. Juga tidak membebankan biaya
overhead pabrik yang masuk dalam aktivitas lainnya ke dalam produk karena biaya
pemeliharaan organisasi dan biaya kapasitas menganggur tidak diakibatkan oleh produk
tertentu. Dari sisi ABC, membebankan biaya ini ke dalam produk tidak dapat dinalar dan
tidak produktif.
Kedua, sistem biaya tradisional di Classic Brass mengalokasikan semua biaya
overhead pabrik menggunakan dasar alokasi volume jam mesin yang mungkin atau tidak
mungkin merefleksikan.
H. Kalkulasi Biaya Produk Tradisional
Dalam sistem biaya tradisional, hanya penggerak aktivitas tingkat unit
yang digunakan untuk membebankan biaya pada produk. Penggerak aktivitas
tingkatunit (unit level activity driver) adalah faktor-faktor yang menyebabkan perubahan
biayasebagai
akibat
perubahan
unit
yang
diproduksi.
Dengan
hanya
menggunakan penggerak tingkat unit, diasumsikan biaya overhead yang dikonsumsi oleh
produk berkorelasi
tinggi
dengan
jumlah
unit
yang
diproduksi.
Penggerak
aktivitas berdasarkan unit membebankan biaya overhead ke produk melalui tarif pabrik
secara menyeluruh maupun departemental. Penggerak tingkat unit yang biasa
digunakan antara lain:
1.
Unit yang diproduksi.
2.
Jumlah jam tenaga kerja langsung.
3.
Jumlah upah tenaga kerja langsung.
4.
Jumlah jam mesin.
5.
Jumlah bahan baku.
Setelah menentukan penggerak tingkat unit, langkah selanjutnya adalah
memperkirakan tingkat output aktivitas yang akan diukur, yaitu melalui tingkat aktivitas
yang diharapkan dan tingkat aktivitas normal. Tingkat aktivitas yang diharapkan adalah
ouput yang diharapkan akan dicapai perusahaan di masa yang akan datang, sedangkan
tingkat aktivitas normal adalah output aktivitas rata-rata yang merupakan pengalaman
perusahaan dalam jangka panjang. Aktivitas normal memiliki keunggulan berupa
penggunaan tingkat aktivitas yang sama dari tahun ke tahun sehingga fluktuasi
pembebanan biaya overhead per unit dari tahun ke tahun relatif rendah.
I.
Keterbatasan Sistem Akuntansi Tradisional
Seringkali
organisasi
mengalami
hal-hal
tertentu
yang
mengindikasikan
bahwasistem akuntansi biaya sudah ketinggalan jaman, contohnya:
1.
Hasil dari penawaran bisnis sulit dijelaskan.
2.
Harga pesaing tampak begitu rendah dan tidak masuk akal.
3.
Produk-produksi yang memiliki tingkat kesulitan tinggi menunjukkan laba
yang tinggi.
4.
Manajer operasional ingin menghentikan produksi dari produk-produknya
yang tampaknya menguntungkan.
5.
Marjin laba sulit untuk dijelaskan.
6.
Perusahaan memiliki ceruk pasar yang nampaknya hanya memberi laba tinggi pada
perusahaan sendiri.
7.
Pelanggan tidak mengeluh atas kenaikan harga produk-produk khusus.
8.
Departemen akuntansi menghabiskan banyak waktu untuk memberikan data biaya
bagi produk khusus.
9.
Beberapa departemen menggunakan sistem akuntansinya sendiri
10. Biaya produk berubah karena perubahan peraturan pelaporan keuangan.
Organisasi yang menerapkan sistem biaya tradisional dengan menggunakan tarif
overhead pabrik atau departemen seringkali mengalami hal-hal yang disebutkan di atas.
Setidaknya ada dua faktor utama yang menyebabkan kegagalan sistem biaya tradisional:
1.
Menggunakan hanya penggerak biaya aktivitas berdasar unit untuk membebankan
biaya overhead yang tidak berkaitan dengan unit akan menimbulkan distorsi biaya
produk. Padahal ada banyak penggerak biaya aktivitas berdasarkan non unit (non unit
based activity cost driver) yang berperan dalam konsumsi biaya overhead, antara lain:
penerimaan pesanan, set up, rekayasa teknik, inspeksi, dll.
2. Adanya keragaman produk (product diversity) yang berarti bahwa masing-masing
produk mengkonsumsi aktivitas overhead dalam proporsi yang berbeda.
J. Activity Based Costing (ABC)
Sistem biaya berdasar aktivitas menelusuri biaya aktivitas dan kemudian keproduk.
Tidak seperti sistem tradisional, ABC menekankan penelusuran langsung danpenelusuran
penggerak dengan menekankan hubungan sebab akibat. ABC menggunakan penggerak
biaya aktivitas berdasarkan unit maupun non unit. Ada dua prosedur yang digunakan untuk
menerapkan ABC, yaitu:
Prosedur Tahap I:
1.
Identifikasi aktivitas.
2.
Biaya-biaya dibebankan ke aktivitas.
3.
Aktivitas yang berkaitan dikelompokkan untuk membentuk kumpulan sejenis
yang: (a) secara logika berkolerasi dan (b) memiliki rasio konsumsi yang samauntuk
setiap produk.
4.
Biaya
aktivitas
yang
dikelompokkan
kelompok biaya sejenis.
5.
Tarif overhead kelompok dihitung.
dijumlah
untuk
mendefinisikan
Prosedur tahap II:
Biaya dari setiap kelompok overhead ditelusur ke produk.
Kumpulan aktivitas diklasifikasikan menjadi salah satu dari empat kategoriumum aktivitas
berikut ini:
1.
Tingkat unit: aktivitas yang dilakukan setiap suatu unit diproduksi. Contoh: pengujian
produk.
2.
Tingkat batch: aktivitas yang dilakukan setiap suatu batch barang diproduksi. Contoh:
persiapan, pemeriksaan, jadwal produksi, penanganan bahan.
3.
Tingkat produk: aktivitas yang dilakukan untuk mendukung berbagai produk yang
diproduksi perusahaan. Contoh: perubahan rekayasa, pengembangan prosedur
pengujian produk, pemasaran produk, rekayasa produk.
4.
Tingkat fasilitas: aktivitas yang menopang proses umum manufaktur suatu pabrik.
Contoh: manajemen pabrik, landscaping, keamanan, pajak kekayaan, dan penyusutan
pabrik.
K. Kekuatan dan Kelemahan Activity Based Costing
Menurut (Bloclier, Chen, dan Lin: 2007) ada tiga yang menjadi kelebihan dalam
Activity Based Costing antara lain:
1.
Pengukuran profitabilitas yang lebih baik, ABC menyajikan biaya produk yang lebih
akurat dan informatif, mengarahkan pada pengukuran profitabilitas produk yang lebih
akurat dan keputusan strategis yang diinformasikan dengan lebih baik tentang
penerapan harga jual, lini produk dan segmen pasar.
2.
Keputusan dan kendali yang lebih baik. ABC menyajikan pengukuran yang lebih
akurat tentang biaya yang timbul karena dipicu oleh aktivitas, membantu manajemen
untuk meningkatkan nilai produk dan nilai proses dengan membuat keputusan yang
lebih baik tentang desain produk, mengendalikan biaya secara lebih baik, dan
membantu perkembangan proyek-proyek yang meningkatkan nilai.
3.
Informasi yang lebih baik untuk mengendalikan biaya kapasitas, ABC membantu
manajer mengidentifikasikan dan mengendalikan biaya kapasitas yang tidak terpakai.
Terdapat beberapa keterbatasan dalam menggunakan sistem Activity Based
Costing antara lain:
1. Mengabaikan biaya. Biaya produk atau jasa yang diidentifikasi sistem ABC cenderung
tidak mencakup seluruh biaya yang berhubungan dengan produk atau jasa tersebut.
Biaya produk atau jasa biasanya tidak termasuk biaya untuk aktivitas seperti pemasaran,
pengiklanan, penelitian dan pengembangan, dan rekayasa produk, meski sebagian dari
biaya-biaya ini menyebabkan biaya tersebut. Contohnya adalah biaya pendukung
fasilitas seperti biaya sistem informasi, gaji manajer pabrik, dan pajak bumi&bangunan
untuk pabrik karena prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk pelaporan keuangan
mengharuskan biaya-biaya tersebut diperlakukan sebagai biaya periodik.
2. Mahal dan menghabiskan waktu. Sistem ABC tidak murah dan membutuhkan banyak
waktu untuk dikembangkan dan dilaksanakan. Untuk perusahaan dan organisasi yang
telah menggunakan sistem perhitungan biaya tradisional berdasarkan volume,
pelaksanaannya suatu sistem baru ABC cenderung sangat mahal. Lagipula, seperti
sebagian besar sistem akuntansi dan manajemen yang inovatif, biasanya diperlukan
waktu setahun atau lebih untuk mengembangkan dan melaksanakan ABC dengan
sukses.
L. Perhitungan Biaya berdasarkan Aktivitas dan Laporan Eksternal
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (ABC) umumnya menyediakan data lebih
akurat dibandingkan dengan sistem biaya tradisional, mengapa tidak digunakan untuk
laporan eksternal? Beberapa perusahaan memang menggunakan perhitungan biaya ABC
untuk membuat laporan eksternal, tetapi sebagian besar tidak melakukannya. Ada
beberapa alasan sebagai berikut :
1.
Laporan eksternal kurang terperinci dibandingkan laporan internal yang disiapkan
untuk pembuatan keputusan. Pada laporan eksternal, biaya produk individual tidak
dilaporkan. Harga pokok penjualan dan penilaian persediaan diungkapkan tetapi tidak
dipilah per jenis produk. Jika beberapa produk dihargai terlalu rendah atau terlalu
tinggi, kesalahan tersebut cenderung membatalkan satu sama lain bila biaya produk
dijadikan satu.
2.
Sangat sulit untuk melakukan perubahan sistem akuntansi perusahaan. Sistem resmi
akuntansi biaya perusahaan biasanya berupa program komputer yang rumit dan telah
dimodifikasi sendiri setelah dijalankan selama beberapa tahun. Jelas sangat sulit untuk
melakukan perubahan program komputer tanpa mengorbankan sumber daya.
3.
Sistem ABC seperti yang digambarkan dalam bab ini tidak sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum (PABU—GAAP). Seperti yang sudah dibahas di Bab
2, 3 dan 4, perhitungan biaya produksi untuk laporan eksternal harus memasukkan
seluruh biaya produksi dan hanya biaya produksi saja; tetapi dalam sistem ABC tidak
memasukkan seluruh biaya produksi dan memasukkan beberapa biaya nonproduksi.
Mungkin saja pada akhir periode melakukan penyesuaian data ABC untuk
menyesuaikan dengan PABU tetapi perlu kerja keras untuk itu.
4.
Auditor biasanya tidak menyukai alokasi yang didasarkan pada wawancara dengan
karyawan perusahaan. Data subjektif seperti itu dapat dengan mudah dimanipulasi
oleh manajemen untuk menciptakan pendapatan yang lebih besar.
Untuk semua alasan ini, kebanyakan perusahaan membatasi ABC pada studi untuk
manajemen dan tidak akan menggabungkan ABC ke dalam sistem akuntansi biaya yang
formal.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/373931889/BAB-7-Perhitungan-Biaya-BerdasarkanAktivitas-Akuntansi-Manajemen
Download