Uploaded by User30001

Macmorris · SlidesCarnival

advertisement
Profil Lower Endoskopi
Gastrointestinal di
Rumah Sakit Cut
Meutia Periode Januari
2017-Desember 2018
Aceh Utara
Oleh:
ERI
140611050
Pembimbing:
dr. M. Sayuti, Sp.B(K)BD
BAB 1 PENDAHULUAN
 Diagnosa endoskopik telah menggantikan banyak prosedur operasi karena dapat melihat
langsung permukaan mukosa → menyediakan infromasi yang jauh lebih besar dibandingkan
dengan informasi yang didapat dari alat pemindai 2 dimensi dan x-rays
 Endoskopi berevolusi dari endoskopi yang berjenis kaku dengan kemampuan yang terbatas
ke endoskopi yang berjenis lentur dan lebih canggih dengan kemampuan pencitraan yang
lebih baik, dan mempunyai ciri khusus untuk melakukan intervensi terapeutik
2
1.1 Latar Belakang

Kolonoskopi digunakan untuk mengevaluasi/memeriksa lumen pada saluran cerna bagian bawah, yaitu
daerah rektum, kolon sigmoid, kolon desenden, kolon transversum, kolon asenden, sekum, serta ileum.

American College of Gastroenterology (ACG) → keuntungan kolonoskopi adalah saat ini alat sudah banyak
tersedia, dapat memeriksa seluruh kolon, dan dapat berfungsi untuk diagnosis dan pengobatan,
kenyamanan dapat dipertahankan dengan menggunakan sedasi, dan untuk tujuan skrining dapat dikerjakan
tiap sepuluh tahun.

Kelebihan kolonoskopi dibandingkan dengan sigmoidoskopi adalah kemampuan kolonoskopi mendeteksi
lesi-lesi di proksimal kolon
3
1.1 Latar Belakang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil
lower endoskopi gastrointestinal pada pasien yang
telah melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Umum
Cut Meutia Aceh Utara pada periode Januari 2017 –
Desember 2018.
4
1.2 Metode Penelitian
 Jenis penelitian yang dilakukan ialah deskriptif retrospektif dengan menggunakan data
sekunder di Instalasi Rekam Medik di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Aceh Utara periode
Januari 2017-Desember 2018.
 Populasi penelitian adalah pasien yang dilakukan pemeriksaan endoskopi gastrointestinal
bagian bawah di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Aceh Utara periode Januari 2017Desember 2018.
 Sampel penelitian ialah semua data rekam medis pasien gangguan gastrointestinal yang
melakukan pemeriksaan endoskopi gastrointestinal bagian bawah di Rumah Sakit Umum Cut
Meutia Aceh Utara periode Januari 2017-Desember 2018.
 Variabel penelitian antara lain usia, jenis kelamin, indikasi melakukan pemeriksaan endoskopi,
tindakan endoskopi, hasil patologi anatomi.
5
BAB 2 TINJAUAN
PUSTAKA
KOLONOSKOPI

Kolonoskopi adalah prosedur yang dilakukan untuk mengevaluasi bagian dalam kolon (usus besar). Ujung
kolonoskop dimasukkan ke dalam anus dan melalui usus besar dan berakhir di sekum.

Kolonoscopi berguna untuk memeriksa keadaan dinding usus besar dari polip atau kelainan yang dicurigai
sebagai keganasan.
7
Penggunaan Endoskop
8
Bagian-bagian instrument
Endoskopi dapat dibagi dalam 3 bagian:
 insertion tube → bagian kolonoskopi yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien yang melalui
anus, dilengkapi video terdiri dari serat optik, wayar digital, udara dan air. Kanal instrument
dan kabel bowden untuk mempermudah pergerakan kolonoskopi itu sendiri
 instrument control head → berguna untuk dapat bermanuver atau digerakkan dan memiliki
akses air atau udara apabila diperlukan dan membantu dalam hal pengisapan, pembersihan,
insuflasi udara
 universal cord and plug → yang menghubungkan unit instrument dengan unit suplai (sumber
pencahayaan, suplai air, pompa isap, dan prosesor video). Prosesor video menampilkan
gambar ke layar monitor.
9
FUNGSI KOLONOSKOPI

Pemeriksaan penunjang apabila terjadi anemia disertai dengan darah di feses baik yang tersamar atau yang
tampak

Skrinning kanker kolorektal (CRC)
TEKNIK KOLONOSKOPI
10

Scope kolonoskopi terus masuk ke dalam kolon dan digerakan secara manuver disepanjang luminal dan dinding
usus besar yang divisualisasikan ke layar monitor.

Kolonoskopi mempunyai kanal sehingga memungkinkan untuk dimasukan berbagai macam instrumen seperti
instrumen biopsi yang bertujuan untuk mengangkat polip atau menghentikan pendarahan.

Udara, air dan pengisapan bisa diaplikasikan untuk membantu pemeriksaan agar gambar yang dihasilkan lebih
jelas.
Persiapan Pemeriksaan Kolonoskopi

Persiapan yang baik memiliki penting untuk keberhasilan pemeriksaan kolonoskopi

Persiapan usus tetap menjadi penghalang utama → tergantung kepatuhan pasien

Kepatuhan pasien terhadap penggunaan rejimen pencahar usus dapat meningkatkan kemungkinan prosedur
kolonoskopi aman dan lengkap

11
Hidrasi yang cukup → memberikan persiapan yang lebih aman, lebih efektif untuk kolonoskopi
INDIKASI UMUM
 Evaluasi kelainan setelah barium enema atau study imaging lainnya yang
sangat signifikan secara klinis, seperti filling defect dan striktur.
 Evaluasi dari GIT bleeding yang tak jelas:
 Hematochezia
 melena selain penyebab upper GIT
 adanya darah ocult feses
 Defisiensi anemia yang tak jelas
 Skrining dan surveilans untuk neoplasia colon:
12
INDIKASI UMUM
 Pada beberapa pasien dengan dysplasia dan kanker dengan penyakit ulcer atau Crohns
colitis
 Gejala klinis diare yang tidak diketahui penyebabnya
 Penanganan perdarahan dari berbagai lesi seperti malformasi vascular, ulserasi, neoplasma
dan lokasi polypectomy.
 Evaluasi intraoperatif setelah pembedahan dengan reconstruksi anatomis rectum dan colon
(contoh evaluasi anastomosis, perdarahan, pouch formasi).
 Pengeluaran benda asing dari tubuh
13
KONTRAINDIKASI KOLONOSKOPI
 Kolitis fulminan
 Dokumentasi akut diverticulitis
14
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN
Periode Januari 2017 –
Desember 2018
Lower Endoscopi
15
Jenis Kelamin
Usia
Diagnosis Pre Operasi
Diagnosis Post Operasi
Capaian Scope
Jarak Temuan
Hasil Temuan
Biopsi
Durasi Operasi
20/10/2019
BAB 4
METODE PENELITIAN
Jenis
• Deskriptif Retrospektif
Lokasi dan Waktu
• Instalasi Rekam Medik RSUD Cut Meutia Aceh Utara
• Bulan Juni – Juli tahun 2019
Populasi
• Data pasien lower endoskopi di RSUD Cut Meutia Aceh
Utara pada periode Januari 2017 – Desember 2018 yang
berjumlah 192 orang..
16
20/10/2019
Sampel
• Populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi
Kriteria Inklusi
• Data rekam medik pasien lower endoskopi di RSUD Cut Meutia
Aceh Utara periode Januari 2017 – Desember 2018
Kriteria Eksklusi
• Data yang tidak lengkap
17
20/10/2019
Besar Sampel
• Populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi berjumlah
sebanyak 90 orang
Teknik Pengambilan Sampel
• Total sampling
Variabel Penelitian
• Variabel dependen (terikat) penelitian ini adalah data lower
endoskopi
18
20/10/2019
Definisi
Operasional
19
20/10/2019
Instrumen Penelitian
• Data rekam medik lower endoskopi di RSUD Cut Meutia Aceh
Utara
• Dokumentasi penelitian
Proses
Pengambilan
dan
Pengumpulan
Data
20
Peneliti meminta izin
ke RSUD Cut
Meutia Aceh Utara
Pengolahan dan
analisis data hasil
penelitian
Pencatatan di dalam
buku dokumentasi
penelitian
Pengambilan data di
Instalasi Rekam
Medik
Pencataan profil dari
status sampel
20/10/2019
BAB 5
Hasil Penelitian
21
20/10/2019
Deskripsi Lokasi Penelitian

Instalasi Rekam Medik RSUD Cut Meutia. Aceh Utara
yang terletak di Jalan Banda Aceh – Medan Km. 6, Buket
Rata, Kab. Aceh Utara
22
20/10/2019
Analisis Hasil Penelitian
Karakteristik sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Laki-Laki
38
42.2
Perempuan
52
57.8
Total
90
100.0
Karakteristik sampel penelitian berdasarkan usia
Usia
< 20 tahun
20-40 tahun
40-60 tahun
60-80 tahun
> 80 tahun
Total
23
Frekuensi (n)
10
24
37
18
1
90
Persentase (%)
11.1
26.7
41.1
20.0
1.1
100.0
20/10/2019
Diagnosis Pre OP
Abses Perianal
Hematochezia
Tumor Rekti 1/3 Distal
Ileus Paralitik
Susp. Carsinoma Colon
Polip Recti
Susp. Tumor Rectosigmoid
Susp. Tumor Caecum
Fistula Perianal
Tumor Intra Abdomen
Corpus Alienum
Abdominal Pain
PSMBB
Cholitis Ulceratif
Susp. Divertikulitis
Susp. Crohn's Disease
Ileostomi ec Invaginasi
Konstipasi Kronis
SCC regio Ani
Partial MBO
Total
Frekuensi (n)
2
17
12
1
13
3
3
2
7
4
2
2
3
2
4
1
1
6
1
4
90
Persentase (%)
2.2
18.9
13.3
1.1
14.4
3.3
3.3
2.2
7.8
4.4
2.2
2.2
3.3
2.2
4.4
1.1
1.1
6.7
1.1
4.4
100
Diagnosis Post OP
Diagnosis Post OP
Diagnosis Post OP
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Laserasi Rectum
1
1.1
4.4
Crohn's Disease
3
3.3
7
7.8
Cholitis Ulceratif
Fissura Ani
2
2.2
7
7.8
Hemoroid Interna
Grade I
Adhesi Intestinal
2
2.2
7
7.8
Tumor Sigmoid
5
5.6
Hemoroid Interna
Grade II
12
13.3
2
2.2
Hemoroid Interna
Grade III
6
6.7
Corpus Alienum
1
1.1
Divertikulitis
3
3.3
Ileostomi ec
Invaginasi
1
1.1
Proktitis
1
1.1
SCC regio Ani
1
1.1
Massa Ekstralumen
5
5.6
Partial MBO
2
2.2
Carsinoma Colon
4
4.4
Rectal Bleeding
1
1.1
Tumor Caecum
1
1.1
Fistula Perianal
Ascariasis
7
7.8
2
2.2
Total
90
100.0
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Abses Perianal
3
3.3
Polip Recti
4
Tumor Recti
25
Polip Ileum Terminal
20/10/2019
Capaian Scope
Capaian Scope
1-25 cm
26-50 cm
51-75 cm
75-100 cm
>100 cm
Caecum
Flex Hepatica
Colon Descenden
Ileum Terminal
Total
26
Frekuensi (n)
6
5
6
9
2
53
1
1
7
90
Persentase (%)
6.7
5.6
6.7
10.0
2.2
58.9
1.1
1.1
7.8
100.0
20/10/2019
Jarak Temuan
Jarak Temuan
1-10 cm
Caecum
Rektum
40-70 cm
18-25 cm
Colon Sigmoid
Colon Ascenden
120 cm
Tidak Ada
Total
27
Frekuensi (n)
12
9
39
5
4
5
2
1
13
90
Persentase (%)
13.3
10.0
43.3
5.6
4.4
5.6
2.2
1.1
14.4
100.0
20/10/2019
Hasil Temuan
Tumor
Polip
Divertikel
Mukosa Eritema
Hemoroid Interna Grade I
Hemoroid Interna Grade II
Hemoroid Interna Grade III
Hemoroid Interna Grade IV
Massa Ekstra Lumen
Normal
Laserasi
Skip Lession
Ulcer
Corpus Alienum
Ascaris lumbricoides
Total
Frekuensi (n)
16
7
4
6
7
15
6
2
3
12
2
2
5
1
2
90
Persentase (%)
17.8
7.8
4.4
6.7
7.8
16.7
6.7
2.2
3.3
13.3
2.2
2.2
5.6
1.1
2.2
100.0
Biopsi
Frekuensi (n)
Persentase (%)
+
27
30.0
-
63
70.0
Total
90
100.0
Hasil Biopsi
Mucinous Carsinoma Rectum
Crohn’s Disease
Radang Granulomatosa
Colitis Kronis
Radang Kronik dengan Sel Atypic Rektum
Malignant Lympoma
Adenocarsinoma Colon Descendens
Divertikulosis
Total
29
Frekuensi (n)
1
2
1
1
1
1
1
1
9
20/10/2019
Durasi Operasi
Durasi
Frekuensi (n)
Persentase (%)
30-45 menit
17
30.9
46-60 menit
36
65.5
61-75 menit
1
1.8
75-90 menit
1
1.8
Total
55
100.0
30
20/10/2019
BAB 6
Pembahasan


Pasien berjenis kelamin perempuan berjumlah lebih
banyak dari pada pasien perempuan.
Hal yang serupa dengan hasil pemeriksaan endoskopi di
RSUP Dr. Sardjito periode Januari 2009 hingga Juni 2015
31
20/10/2019


Kelompok usia 41-60 tahun memiliki jumlah paling banyak
dengan persentase 41,1%
Giovanni (2016) → kelompok usia 41-60 tahun
merupakan kelompok terbanyak yang melakukan
pemeriksaan endoskopi dengan jumlah 29 orang (49%).
32
20/10/2019

guideline American Cancer Society → kelompok risiko ratarata untuk terkena kanker kolorektal direkomendasikan
→ colonoscopy screening secara regular mulai usia 45
tahun
33
20/10/2019


Hematochezia → diagnosis pre operasi atau indikasi lower
endoskopi terbanyak dengan jumlah kasus sebanyak 17
orang (18,9%)
Pinandhito (2017) di RSUP Dr. Sardjito periode Januari
2009 hingga Juni 2015 → indikasi terbanyak dilakukannya
kolonoskopi ialah hematochezia sebanyak 96%
34
20/10/2019


Lokasi temuan → sebanyak 39 kasus (43,3%) ditemukan di
rektum
Randal (2013) kolonoskopi pada pasien dengan riwayat
CRC selama tahun 1990-2011 di Inggris → lokasi temuan
dari kanker sebanyak 27 kasus (71%) dan adenoma
sebanyak 236 kasus (60%) berada di bawah splenic
flexure.
35
20/10/2019
Kesimpulan
Total sampel berjumlah 90 orang
Jenis Kelamin terbanyak pada perempuan berjumlah 52 orang (57,8%)
Mayoritas rentang usia 40-60 tahun sebanyak 37 orang (41,1%)
Diagnosis pre operasi terbanyak dengan hematochezia berjumlah 17 orang (18,9%)
dan hemoroid interna grade II dengan diagnosis post operasi terbanyak dengan
jumlah 12 orang (13,3%).
36
20/10/2019
Kesimpulan
Capaian scope didapatkan terbanyak di caecum dengan jumlah kasus 53 orang (58,9%) dan jarak
temuan terbanyak di rektum sebanyak 39 orang (43,3%).
Hasil temuan terbanyak berupa tumor dengan jumlah 16 kasus (17,8%) dan durasi operasi paling
banyak dengan rentang waktu 46-60 menit sebanyak 36 kasus (65,5%).
70% tindakan colonoscopy tidak dilakukan biopsi dengan jumlah 63 kasus.
Untuk tindakan yang dilakukan biopsi didapatkan hasil terbanyak berupa Crohn’s disease
sebanyak 2 kasus.
37
20/10/2019
Saran
RSUD Cut Meutia Aceh Utara
• Sebagai acuan untuk meningkatkan pelayanan
• Bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan di bidang
kesehatan
Peneliti selanjutnya
• Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya terkait bidang
kesehatan
38
20/10/2019
TERIMAKASIH
39
20/10/2019
Download