MESIN-MESIN LISTRIK II “PRINSIP KERJA MOTOR INDUKSI 3 PHASA DAN PENGGUNAANNYA DALAM MESIN-MESIN LISTRIK” KELOMPOK : 1. VARHAN ABDUL RAHIM 2. 3. 4. 5. UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN 2019 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-NYA kepada penulis khususnya dan kepada kita semua umumnya. Dan dengan rahmat dan karunia-NYA itu penulis dapat menyelesaikan tugas Mesin-Mesin Listrik II ini sebagai presentasi di depan kelas. Penulisan tugas ini telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya, Semoga apa yang telah dilakukan akan mendapatkan berkah disisi ALLAH SWT. Penulis menyakini dengan pepatah yang mengatakan tak ada gading yang tak retak, maka dalam makalah ini tentu menandung hal-hal yang masih perlu diperbaiki dan disempurnakan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat konstruktif demi kebaikan dan kesempurnaan makalah ini. Batam, 16 Oktober 2019 Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................ DAFTAR ISI ........................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. A. LATAR BELAKANG ...................................................................... B. RUMUSAN MASALAH .................................................................. C. BATASAN MASALAH D. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH E. MANFAAT PEMBUATAN MAKALAH F. SISTEMATIKA PENULISAN BAB II LANDASAN TEORI BAB III PEMBAHASAN A. PRINSIP KERJA MOTOR INDUKSI 3 PHASA DAN PENGGUNAANNYA DALAM MESIN-MESIN LISTRIK BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN ................................................................................. B. SARAN BAB IV DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan invensi baterai (Alessandro Volta, 1800), pembangkitan medan magnetik dari arus listrik (Hans Christian Oersted, 1820) dan elektromagnet (Willia Sturgeon, 1825) fondasi untuk membuat motor lisrik telah diletakkan. Pada waktu itu masih terbuka apakah motor listrik harus berupa mesin berputar atau resiprokal, dalam hal menirukan batang isap dari mesin uap.Di seluruh dunia, banyak inventor bekerja paralel dengan tugas ini – yang merupakan masalah “mode”. Fenomena baru ditemukan hampir di tiap hari. Invensi dalam bidang sains kelistrikan dan aplikasinya berada di udara.Seringkali sesama inventor tidak tahu menahu tentang satu sama lain dan mengembangkan solusi yang serupa secara terpisah. Berikut ini adalah sebuah usaha untuk menyediakan gambaran yang komprehensif dan netral. Alat berputar pertama yang digerakkan oleh elektromagnetisme dibuat oleh seorang pria Inggris Peter Barlow pada tahun 1822 (Barlow’s Wheel). Setelah banyak percobaan yang lebih atau kurang berhasil dengan peranti berputar dan resiprokal yang relatif lemah seseorang berbahasa Jerman asal Prussia Moritz Jacobi meciptakan motor listrik real pertama di bulan Mei 1834 yang betulbetul menghasilkan daya keluaran mekanik yang luar biasa. Motor itu menetapkan rekor dunia yang diperbaiki empat tahun kemudian di bulan September 1838 oleh Jacobi sendiri. Motor kedua itu cukup bertenaga untuk menggerakkan perahu dengan 14 orang menyeberangi sungai. Tidak lama kemudian pada tahun 1839/40 banyak pengembang di seluruh dunia mulai membuat motor yang serupa dan dengan capaian yang lebih tinggi juga. Sudah pada tahun 1833 seseorang asal Jerman Heinrich Friedrich Emil Lenz mempublikasikan sebuah artikel tentang hukum resiprositas dari fenomena magnetlistrik dan magnetic, yang menerangkan reversibilitas generator dan motor listrik. Pada tahun 1838 dia memberikan penjelasan rinci terhadap eksperimennya dengan generator Pixii yang dia kerjakan sebagai motor. Pada tahun 1835 dua orang Belanda Sibrandus Stratingh dan Christopher Becker membuat motor listrik yang menenagai sebuah mobil mainan kecil. Ini adalah aplikasi praktis pertama yang dikenal dari motor listrik. Di bulan Februari 1837 paten pertama untuk motor listrik dikabulkan kepada seorang asal US Thomas Davenport. Akan tetapi, semua pengembangan awal oleh Jacobi, Stratingh, Davenport dan lainnya tidak mengantarkan kepada motor listrik yang sekarang dikenal. Motor DC tidak diciptakan dari mesin ini, tetapi dari pengembangan generator daya (dinamometer). Fondasina diletakkan oleh William Ritchie dan Hippolyte Pixii pada tahun 1832 dengan invensi komutator dan, paling penting, oleh Werner Siemens pada tahun 1856 dengan Jangkar-T-Dobel dan oleh chief engineer-nya Friedrich Hefner-Alteneck, pada tahun 1872 dengan jangkar tromol. Hingga sekarang motor DC masih memliki posisi pasar yang dominan untuk rentang daya rendah (di bawah 1 kW) dan tegangan rendah (di bawah 60 V). Tahun-tahun antara 1885 hingga 1889 melihat invensi sistem tenaga listrik tiga-fasa yang menjadi basis transmisi daya listrik modern dan motor listrik yang terdepan. Inventor tunggal dari sistem tenaga tiga-fasa tidak bisa disebutan. Terdapat kurang lebih beberapa nama yang dikenal terlibat secara mendalam dalam invensi ini (Bradley, Dolivo-Dolbrowsky, Ferraris, Haselwander, Tesla dan Wenström). Kini, motor sinkron tiga-fasa digunakan paling banyak dalam aplikasi dinamika (sebagai contoh di robot) dan di mobil listrik. Motor ini dikembangkan pertama kali oleh Friedrich August Haselwander pada tahun 1887. Motor induksi sangkar tiga-fasa yang memiliki kesuksesan tinggi dibuat pertama kali oleh Michael Dolivo Dobrowolsky pada tahun 1889. Saat ini, motor ini adalah mesin yang paling sering diproduksi dalam rentang daya 1 kW dan di atasnya. B. TUJUAN MASALAH Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1. Untuk memenuhi tugas presentasi dari mata kuliah mesin-mesin listrik II. 2. Untuk mengetahui prinsip kerja motor induksi 3 phasa. 3. Untuk mengetaui penggunaan motor induksi 3 phasa dalam motor listrik. C. RUMUSAN MASALAH 1. Prinsip kerja motor induksi 3 phasa 2. Kegunaan motor induksi 3 phasa dalam mesin listrik D. BATASAN MASALAH Mengingat luasnya pembahasan tentang motor listrik yang semakin lama semakin berkembang maka makalah ini membatasi pada prinsip kerja motor induksi 3 phasa dan keguaan motor induksi 3 phasa dalam mesin listrik. E. MANFAAT PEMBUATAN MAKALAH Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah: 1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan 2. Sebagai bahan tambahan materi perkulihan F. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I membahas tentang pndahuluan yang berisi tentang latar belakang, tujuan masalah, rumusan masalah, batasan masalah, manfaat pembuatan makalah dan sisitematika penulisan makalah. BAB II membahas tentang landasan teori BAB III membahas tentang pembahasan BAB IV kesimpulan dan sarsn. BAB II LANDASAN TEORI 1. PENGERTIAN MOTORLISTRIK Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi energi listrik disebut generator atau dinamo. Motor listrik dapat ditemukan pada peralatan rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air dan penyedot debu. Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC berbasis metrik (milimeter), sedangkan motor listrik NEMA berbasis imperial (inch), dalam aplikasi ada satuan daya dalam horsepower (hp) maupun kiloWatt (kW). 2. JENI-JENIS MOTOR LISTRIK Motor listrik terbagi 2 yaitu: A. Motor arus bolak balik (AC) Motor sinkron Motor induksi Motor induksi 1 fasa Motor induksi 3 fasa B. Motor arus searah (DC) Motor DC shunt Motor DC seri Motor DC compound 3. PENGERTIAN MOTOR INDUKSI Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik (ac) yang paling Iuas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan anus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator. Belitan stator yang dihubungkan dengan satu sumber tegangan tiga fasa akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron (ns=120f/2p). Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus, dan sesuai dengan hukum lentz, rotor pun akan turut berputar mengikuti medan putar stator. Perbedaan putar relatif antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban akan memperbesar kopel motor, yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi, bila beban motor bertambah, putaran rotor cendrung menurun. Dikenai dua tipe motor induksi yaitu motor induksi dengan rotor belitan dan motor Induksi dengan rotor sangkar A. Konstruksi Sebuah motor induksi terdiri dari dua bagian utama yaitu rotor dan stator. Rotor merupakan bagian yang berputar dan stator merupakan bagian yang diam. a. Stator Gambar Stator Stator mempunyai bagian : · Gandar, fungsinya sebagai penopang dan sebagai pelindung bagian dalam mesin. · Inti stator, terbuat dari laminasi logam yang disusun berlapis. · Kumparan stator. b. Rotor terdiri dari : · Inti rotor · Kumparan rotor Adapun jenis rotor dalam motor induksi tiga fasa adalah : · Rotor Belitan Motor induksi jenis ini mempunyai rotor dengan belitan kumparan tiga fasa sama seperti kumparan stator. Kumparan stator dan rotor juga mempunyai jumlah kutub yang sama. Penambahan tahanan luar sampai harga tertentu, dapat membuat kopel mula mencapai harga kopel maksimumnya. Motor induksi dengan rotor belitan memungkinkan penambahan (pengaturan) tahanan luar. Tahanan luar yang dapat diatur ini dihubungkan ke rotor melalui cincin (gambar 3.3) selain untuk menghasilkan kopel mula yang besar, tahanan luar tadi diperlukan untuk membatasi atus mula yang besar pada saat start. Disamping itu dengan mengubah-ubah tahanan luar, kecepatan motor dapat diatur. · Rotor Sangkar Motor induksi jenis ini mempunyai motor dengan kumparan yang terdiri atas beberapa batang konduktor yang disusun sedemikian rupa hingga mempunyai sangkar tupai (lihat gambar 3.4) konstruksi rotor seperti ini sangat sederhana bila dibandingkan dengan rotor mesin listrik lainnya. Dengan demikian harganya pun murah, kama konstruksinya yang demikian, padanya tidak 'nankin diberikan pengaturan tahana luar seperti pada motor induksi dengan motor belitan. Untuk membatasi arus mula yang besar, tegangan sumber harus dikurangi dan biasanya digunakan ototransformator atau saklar Y – A. Tetapi berkurangnya arus akan berakibat berkurangnya kopel Gambar 3.4 Rotor Sangkar c. Celah udara, untuk memberikan keleluasaan rotor untuk berputar. d. Sikat (carbon brush), hanya terdapat pada motor induksi rotor lilit yang berfungsi untuk menghubungkan belitan rotor dengan tahanan tambahan Medan Putar Perputaran motor pada mesin arus bolak-balik ditimbulkan oleh adanya medan putar (fluks yang berputar) yang dihasilkan dalam kumparan statornya. Medan putar ini terjadi apabila kumparan stator dihubungkan dalam fasa banyak, umurnnya tiga fasa. Hubungan dapat berupa bintang atau delta. Disini akan dijelaskan bagannana terjadinya medan putar itu. Perhatikan gambar 3.4 dibawah ini. Gambar 3.4 Medan Putar Misalnya kumparan a-a; b-b; c-c dihubungkan 3 fasa, dengan fasa rnasing-masing 120°(gambar 3.4a) dan dialiri arus sinusoid. Distribusi ia, ib, is sebagai fungsi waktu adalah seperti gambar 3.4b. pada keadaan tl, t2, t3, dan 14 fluks resultan yang ditimbulkan oleh kumparan tersebut masing-masing adalab seperti gambar 3.4 c, d, e, dan f. Pada t1 fluks resultannya mempunyai arah sama dengan arah fluks yang dihasilkan oleh kumparan a-a; sedangkan t2 fluks resultannya dihasilkan oleh kumparan b-b. Untuk t4, fluks resultannya berlawanan arah dengan fluks resultan yang dihasilkan pada saat tl. Dari gambar 3.4 c, d, e, dan f tersebut terlihat bahwa fluks resultan ini akan berputar satu kali. Oleh karena itu, untuk mesin dengan jumlah kutub lebih dari dua, kecepatan sinkron dapat diturunkan sebagai berikut Ns = 120.f/p...................................................................... (3.1) f = frekuensi p = jumlah kutub 4. PRINSIP KERJA MOTOR INDUKSI Prinsip kerja motor induksi adalah berdasarkan induksi elektromagnet, dimana tegangan sumber diberikan pada kumparan stator, sehingga inti besi di stator menjadi magnet, kemudian menginduksikan magnet tersebut ke rotor. Dengan demikian, di kumparan rotor akan terinduksi tegangan karena kumparan rotor merupakan loop tertutup, maka akan mengalir arus di kumparan rotor tersebut yang berinteraksi dengan medan magnet di stator, sehingga timbullah gaya putar pada rotor yang mendorong rotor untuk berputar dengan kecepatan sinkron dan akan mengikuti persamaan Dengan : N= kecepatan putar dari medan putar stator dalam rpm F = Frekuensi arus dan tegangan stator P = Banyaknya kutub Garis-garis gaya fluks dari stator tersebut yang berputar akan memotong panghantarpanghantar rotor sehingga pada penghantar rotor tersebut timbul Gaya Gerak Listrik (GGL) atau tegangan induksi. Berhubung kumparan rotor merupakan rangkaian yang tertutup maka pada kumparan tersebut mengalir arus. Arus yang mengalir pada penghantar rotor yang berada dalam medan magnet berputar dari stator, maka pada penghantar rotor tersebut timbul gayagaya yang berpasangan dan berlawanan arah, gaya tersebut menimbulkan torsi yang cenderung memutar rotornya, rotor akan berputar dengan kecepatan (Nr) mengikuti putaran medan putar stator (Ns). BAB III PEMBAHASAN 1. PRINSIP KERJA MOTOR INDUKSI 3 FASA Gambar 1-Motor Induksi 3 Fasa Motor dalam dunia kelistrikan ialah mesin yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Salah satu motor listrik yang umum digunakan dalam banyak aplikasi ialah motor induksi. Motor induksi merupakan salah satu mesin asinkronous (asynchronous motor) karena mesin ini beroperasi pada kecepatan di bawah kecepatan sinkron. Kecepatan sinkron sendiri ialah kecepatan rotasi medan magnetik pada mesin. Kecepatan sinkron ini dipengaruhi oleh frekuensi mesin dan banyaknya kutub pada mesin. Motor induksi selalu berputar dibawah kecepatan sinkron karena medan magnet yang terbangkitkan pada stator akan menghasilkan fluks pada rotor sehingga rotor tersebut dapat berputar. Namun fluks yang terbangkitkan pada rotor mengalami lagging dibandingkan fluks yang terbangkitkan pada stator sehingga kecepatan rotor tidak akan secepat kecepatan putaran medan magnet. Berdasarkan suplai input yang digunakan terdapat 2 jenis motor induksi, yaitu motor induksi 1 fasa dan motor induksi 3 fasa. Dalam artikel ini hanya akan dijelaskan mengenai motor induksi 3 fasa, namun untuk prinsip kerjanya sendiri kedua jenis motor induksi tersebut memiliki prinsip kerja yang sama. Yang membedakan dari kedua motor induksi ini ialah motor induksi 1 fasa tidak dapat berputar tanpa bantuan putaran dari luar pada awal motor digunakan, sedangkan motor induksi 3 fasa dapat berputar sendiri tanpa bantuan gaya dari luar. Konstruksi Motor 3 Fasa Gambar 2 Komponen Penting pada Motor 3 Fasa (www.electrical4u.com) Sama seperti mesin-mesin listrik pada umumnya, motor 3 fasa memiliki 2 komponen penting, yaitu: stator dan rotor. 1. Stator merupakan komponen yang tidak berputar pada mesin. Pada komponen ini dipasang stator winding berupa kumparan. Stator ini dihubungkan dengan suplai 3 fasa untuk memutar rotor. Stator sendiri memiliki 3 bagian penting: o Frame Gambar 3 Frame Stator (www.electrical4u.com) Frame merupakan bagian terluar dari stator. Berfungsi sebagai tempat untuk memasang inti stator (stator core) dan juga melindungi keseluruhan komponen dari gangguan benda benda dari luar (seperti batu yang dilemparkan ke motor atau semacamnya). Umumnya frame dibuat dari besi agar frame menjadi kuat. Dalam konstruksinya, air gap (celah udara) pada motor haruslah sangat kecil agar rotor dan stator konsentris dan mencegah induksi yang tidak merata. Air gap yang dimaksud disini ialah celah yang mungkin terbentuk pada permukaan frame bukan lingkaran besar seperti pada gambar, karena lingkaran tersebut akan diisi oleh inti stator dan rotor. Inti Inti stator merupakan tempat dimana stator winding dipasang. Inti stator bertugas untuk menghasilkan fluks. Fluks ini dihasilkan oleh kumparan pada stator winding dan dialiri oleh arus 3 fasa dari suplai 3 fasa. Untuk mencegah arus eddy yang besar pada stator winding umumnya inti stator dilapisi oleh lamina. Lamina sendiri terbuat oleh campuran besi silikon untuk mencegah rugi-rugi histerisis. Pada inti stator juga dipasang kutub-kutub magnet untuk menghasilkan fluks Winding Stator winding merupakan kumparan yang masing-masing kumparannya dihubungkan menjadi rangkaian star atau delta, tergantung dari bagaimana metode untuk memutar mesin yang digunakan dan jenis rotor yang digunakan. Untuk rotor jenis sarang tupai umumnya menggunakan rangkaian delta sedangkan rotor jenis slip ring bisa menggunakan salah satu dari keduanya. Stator winding dipasang pada sela-sela inti stator dan berfungsi untuk menghasilkan fluks. Stator winding juga dikenal sebagai kumparan medan. 2. Rotor merupakan bagian yang dapat berputar dari motor. Rotor dihubungkan dengan beban yang akan diputar dengan sebuah shaft yang terpasang pada pusat rotor. Berdasarkan konstruksinya, rotor dibagi menjadi 2 macam: o Sarang Tupai atau Squirrel Cage Gambar 4 Rotor tipe Squirrel Cage (www.electrical4u.com) Rotor tipe ini memiliki bentuk seperti roda gear, berbentuk tabung dan diberi beberapa slot dipermukaannya. Slot ini tidak dibuat lurus namun sedikit miring untuk memperhalus kerja motor dan membuat “konduktor” pada rotor. Dikedua ujung rotor dipasang cincin alumunium. Umumnya rotor jenis ini terbuat dari alumunium atau tembaga. Rotor jenis ini sangat sering digunakan karena mudah dibuat dan dapat digunakan berapapun kutub pada stator. Rotor jenis ini dapat ditemui pada kipas angin dan blower pada printer. Slip Ring Gambar 5 Rangkaian Rotor Slip Ring (www.electrical4u.com) Rotor tipe ini memiliki rangkaian kumparan pada ujungnya dan memiliki sejumlah slip ring di belakangnya. Tiap kumparan terhubung dengan salah satu slip ring dimana masing-masing slip ring juga terhubung dengan rangkaian yang sama dengan rangkaian kumparannya. Semisal rangkaian kumparannya berbentuk star maka rangkaian slip ring juga berbentuk star. Umumnya ditiap slip ring dipasang rheostat sehingga kecepatan putaran motor dapat diatur dengan mudah. Umumnya rotor jenis ini digunakan untuk beban-beban besar seperti untuk menggerakkan elevator atau lift. Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Fasa Motor Induksi 3 Fasa bekerja sebagai berikut. Misalkan kita memiliki sumber AC 3 fasa yang terhubung dengan stator pada motor. Karena stator terhubung dengan sumber AC maka arus dapat masuk ke stator melalui kumparan stator. Sekarang kita hanya melihat 1 kumparan stator saja. Sesuai hukum faraday bahwa apabila terdapat arus yang mengalir pada suatu kabel maka arus itu dapat menghasilkan fluks magnet pada kabel tersebut, dimana arahnya mengikuti kaidah tangan kanan. Gambar 6 Arus pada Kabel menghasilkan Fluks (www.learnengineering.org) Setiap fasa dalam kumparan stator akan mengalami hal yang sama karena setiap fasa dialiri arus, namun besarnya fluks yang dihasilkan tidak sama di setiap waktu. Hal ini disebabkan besarnya arus yang berbeda-beda pada tiap fasa di tiap waktunya. Misalkan fasa-fasa ini diberi nama a, b, dan c. Ada kalanya arus pada fasa a maksimum sehingga menghasilkan fluks maksimum dan arus fasa b tidak mencapai makismum, dan ada kalanya arus pada fasa b maksimal sehingga menghasilkan fluks maksimum dan arus pada fasa a tidak mencapai maksimum. Hal ini mengakibatkan fluks yang dibangkitkan lebih cenderung pada fasa mana yang mengalami kondisi arus paling tinggi. Secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa medan magnet yang dibangkitkan juga ikut “berputar” seiring waktu. Kecepatan putaran medan magnet ini disebut kecepatan sinkron. Gambar 7 Berputarnya Medan Magnet akibat Arus 3 Fasa pada Rangkaian (www.learnengineering.org) Sekarang ditinjau kasus rotor sudah dipasang dan kumparan stator sudah dialiri arus. Akibat adanya fluks pada kumparan stator maka arus akan terinduksi pada rotor. Anggap rotor dibuat sedemikian sehingga arus dapat mengalir pada rotor (seperti rotor tipe squirrel cage). Akibat munculnya arus pada rotor dan adanya medan magnet pada stator maka rotor akan berputar mengikuti hukum lorentz. Hal yang menarik disini ialah kecepatan putaran rotor tidak akan pernah mencapai kecepatan sinkron atau lebih. Hal ini disebabkan karena apabila kecepatan sinkron dan rotor sama, maka tidak ada arus yang terinduksi pada rotor sehingga tidak ada gaya yang terjadi pada rotor sesuai dengan hukum lorentz. Akibat tidak adanya gaya pada rotor maka rotor jadi melambat akibat gaya-gaya kecil (seperti gaya gesek dengan sumbu rotor atau pengaruh udara). Namun saat rotor melambat kecepatan sinkron dan kecepatan rotor jadi berbeda. Akibatnya pada rotor akan terinduksi arus sehingga rotor mendapatkan gaya berdasarkan hukum lorentz. Dari gaya itulah motor dapat menambah kecepatannya kembali. Fenomena perbedaan kecepatan ini dikenal sebagai slip. Gambar 8 Gaya timbul akibat dari hukum Lorentz (www.learnengineering.org) Gambar 9 Gaya Akibat Fluks pada Stator dan Rotor (www.learnengineering.org) Mengapa Motor Induksi 3 Fasa dapat Start Sendiri? Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa motor ini memiliki 3 fasa pada masing-masing kumparan statornya. Karena besarnya arus yang dibangkitkan dari masing-masing fasa berbeda tiap waktunya, maka fluks yang dihasilkan juga berbeda-beda, seolah-olah medan magnet yang dihasilkan juga ikut “berputar” seiring waktu. Sehingga jika ada rotor yang diam dipasang diantara medan magnet ini maka rotor akan mengalami gaya karena terjadi perbedaan kecepatan antara rotor dan medan magnet ini. Berbeda dengan motor induksi 1 fasa yang medan magnetnya juga diam. Karena rotor dan medan magnet sama-sama diam maka rotor tidak mengalami gaya, atau lebih tepat dikatakan resultan gayanya nol karena gaya yang dihasilkan fluks sama dengan gaya yang dihasilkan arus induksi pada rotor. Motor Induksi 3 fasa umumnya dipakai pada Industri : Hoist Crane/alat angkat, kompresor AC & Chiller, motor2 produksi, conveyor, pompa (air,minyak/hydrolik dsb), Taman Hiburan (penggerak kincir, sky lift dsb). Contoh Induksi 3 Fasa – air compressor dengan motor penggerak 3 HP atau lebih – penggerak conveyor – mesin pengaduk adonan roti – mesin untuk membuat dempul (putty) – kipas / blower pada spraybooth BAB IV PENUTUP 1. KESIMPULAN Motor induksi terdiri atas dua bagian utama yaitu rotor dan stator. Ada dua jenis rotor yaitu rotor sangkar dan rotor belitan. Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang tertentu. Stator merupakan bagian yang diam dari motor induksi tiga fasa, pada bagian stator terdapat beberapa slot yang merupakan tempat kawat (konduktor) dari tiga kumparan tiga fasa yang disebut kumparan stator, yang masing-masing kumparan mendapatkan suplai arus tiga fasa, maka pada kumparan tersebut segera timbul medan putar. Dengan adanya medan magnet putar pada kumparan stator akan mengakibatkan rotor berputar, hal ini terjadi karena adanya induksi magnet dengan kecepatan putar rotor sinkron dan kecepatan putar stator. Motor Induksi 3 fasa umumnya dipakai pada Industri : Hoist Crane/alat angkat, kompresor AC & Chiller, motor2 produksi, conveyor, pompa (air,minyak/hydrolik dsb), Taman Hiburan (penggerak kincir, sky lift). 2. SARAN DAFTAR PUSTAKA https://id.wikipedia.org/wiki/Motor_listrik http://bayu93saputra.blogspot.com/2012/10/motor-induksi.html http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-motor-induksi-3-fasa/ https://elektronika-dasar.web.id/definisi-dan-karakteristik-motor-listrik-induksi/ http://all-thewin.blogspot.com/2011/11/pinsip-kerja-motor-induksi-tiga-fasa.html https://akhdanazizan.com/cara-kerja-motor-listrik-3-fasa/ http://insauin.blogspot.com/2015/07/pengertian-dan-prinsip-kerja-motor.html BAB II PENDEKATAN PEMBELAJARAN A. PENGERTIAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN Pendekatan pembelajaran adalah salah satu faktor yang menentukan suksesnya penerapan strategi pembelajaran. Dikatakan demikian karena pendekatan pembelajaran merupakan pandangan umum bagi guru terhadap proses pembelajaran. Sehingga pendekatan pembelajaran harus lebih dahulu ditentukan sebelum memilih strategi dan metode pembelajaran seperti apa yang akan diterapkan. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai acuan pembelajaran yang berusaha meningkatkan kemampuan–kemampuan kognitif,efektif, dan psikomotoril siswa dalam pengolahan pesan atau materi sehingga tercapai sasaran belajar. Wina Sanjaya dalam bukunya “Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan” mengungkapkan pengertian pendekatan pembelajaran sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Sudut pandang yang dimaksud di sini adalah bagaimana kita melihat proses pembelajaran atau lebih menekankan ke pihak mana proses pembelajaran yang dilakukan. Selanjutnya setelah diketahui sudut pandang yang dianggap pas barulah kita memilih strategi dan metode paling efektif yang dapat memaksimalkan proses pembelajaran. Ada 2 pendekatan pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran, yakni: 1. Pendekatan berpusat pada guru (teacher centred approaches) 2. Pendekatan berpusat pada siswa (student centred approaches) Pendekatan yang pertama adalah pendekatan berpusat pada guru adalah pendekatan pembelajaran yang memusatkan proses pembelajaran pada kinerja seorang guru. Guru menjadi tokoh yang paling dominan dalam proses pembelajaran. Strategi yang dapat digunakan dalam pendekatan ini adalah strategi pembelajaran langsung atau direct instruction. Guru benar-benar dituntut berperan aktif dalam proses pembelajaran untuk memberikan pembelajaran. Metode pembelajaran yang paling sering digunakan berkaitan dengan pendekatan ini adalah metode ceramah atau metode tanya jawab. Pendekatan yang kedua adalah pendekatan berpusat pada siswa. Pendekatan ini lebih memusatkan proses pembelajaran pada kegiatan siswa. Siswa dituntut lebih aktif dalam proses pembelajaran. Strategi yang dapat digunakan untuk pada pendekatan ini adalah strategi pembelajaran discovery dan inkuiri. Dalam pendekatan pembelajaran , agar hasil pembelajaran lebih konsisten harus menerapkan penerapan dan metode yang benar dan sejalan sesuai dengan kurikulum, untuk itu sangat di perlukan seorang guru mengetahui pendekatan, metode, model dan strategi pembelajaran. a. PENDEKATAN Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif . b. METODE Metode merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode. Metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan. Teknik dan taktik mengajar merupakan penjabaran dari metode pembelajaran c. MODEL Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.Nah, berikut ini ulasan singkat tentang perbedaan istilah tersebut. d. STRATEGI Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didisain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Selanjutnya dijelaskan strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dalam konteks pengajaran strategi bisa diartikan sebagai suatu pola umum tindakan guru-peserta didik dalam manifestasi aktivitas pengajaran. strategi mengajar (pengajaran) adalah “taktik” yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar (pengajaran) agar dapat mempengaruhi para siswa (peserta didik) mencapai tujuan pengajaran secara lebih efektif dan efisien. strategi mengajar/pengajaran ada pada pelaksanaan, sebagai tindakan nyata atau perbuatan guru itu sendiri pada saat mengajar berdasarkan pada rambu-rambu dalam satuan pelajaran. Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode/prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain, strategi pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas daripada metode dan teknik. Artinya, metode/prosedur dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran. Dari metode, teknik pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis di kelas saat pembelajaran berlangsung. B. BEBERAPA PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN 1. Pendekatan yang ditinjau dari segi pengolahan pesan Ada dua cara pandangan yang sangat berbeda mengenai pendekatan dalam proses belajar mengajar yaitu belajar penerimaan dan belajar penemuan. Belajar penerimaan Pendekatan proses pembelajaran penerimaan dikembangkan menjadi strategi ekspositif,dengan langkah-langkah : a) Penyajian informasi yang yang diberikan dalam bentuk penjelasan simbolik atau demonstrasi praktis b) Tes terhadap resepsi,ungkapan,pemahaman c) Menyediakan kesempatan untuk menerapkan prinsip umum sebagailatihan dengan contoh tertentu d) Menyediakan kesempatan untuk penerapan kedalam situasi nyata. Belajar Penemuan Dikembangkan menjadi metode diskoveri dan inkuiri, langkah-langkahnya: a) Menyajikan kesempatan untuk bertindak atau berbuat dan mengamati konsekuensi tindakan tersebut. b) Tes terhadap pemahaman tentang hubungan sebab akibat c) Penyajian kesempatan-kesempatan guna penerapan hal yang baru saja dipelajari kedalam situasi atau masalah-masalah yang nyata. 2. Pendekatan ditinjau dari pengorganisaian siswa a) Pembelajaran secara individual Yaitu kegiatan belajar mengajar yang menitik beratkan bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individu. Ciri-ciri utama pada pembelajaran individual adalah: o Pencapaian tujuan pembelajaran o Peranan siswa dan guru o Program pembelajaran b) Pembelajaran secara kelompok Dalam pembelajaran akrab,kelompok kelompok memperoleh hubungan bantuan sesuai guru dan dengan siswa lebih kebutuhan dan keamanan, sementara siswa terlibat secara aktif dalam kelompok rangka pencapaian tujuan belajar. c) Pembelajaran secara klasikal Pengajaran klasikal Merupakan pengajaran yang palinga praktis dimana seorang guru menghadapi siswa yang jumlahnya mencapai empat puluhan. Walaupun demikian , pembelajara klasikal menuntut kemampuan guru sekaligus dalam dua hal yaitu mengelola kelas dan mengelola pembelajaran. 3. Pendekatan ditinjau dari segi format belajar a. Pembelajaran tatap muka Adalah proses pembelajaran dimana guru dan siswa terlibat dalam proses pembelajaran yang berlangsung . pada proses tersebut terjadi interaksi antara guru dan siswa dalam mempelajari materi tersebut. b. Pembelajaran non tatap muka Yaitu disebut juga dengan belajar mandiri . dalam kegiatan ini siswa tidak berinteraksi langsung dengan guru dikelas. Dalam belajar mandiri siswa siswa menggunakan bahan belajar yang didesain secara khusus. Pelajaran tersebut dipelajarinya tanpa tergantung kepada kehadiran guru. 4. Posisi guru dan siswa dalam pengelolaan pesan. Dalam kegiatan belajar mengajar guru berusaha agar pesan atau materi pelajaran yang mencakup pengetahuan , sikap, dan keterampilan dapat dikuasai oleh siswa dengan baik . cara yang ditempuh hendaklah dititikberatkan kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa sehingga siswa memmperoleh pengalaman langsung dalam kegiatan pembelajaran . siswalah yang melakukan kegiatan belajar sementara guru adalah sebagai fasilitatordan motivator. G. PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL ATAU KONSERVATIF Penyelenggaraan pembelajaran konvensional merupakan sebuah praktik yang mekanistik dan diredusir menjadi pemberian informasi. Dalam kondisi ini, guru memainkan peran yang sangat penting karena mengajar dianggap memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar (pebelajar). Dengan kata lain, penyelenggaraan pembelajaran dianggap sebagai model transmisi pengetahuan. Dalam model ini, peran guru adalah menyiapkan dan mentransmisi pengetahuan atau informasi kepada siswa. Sedangkan peran para siswa adalah menerima, menyimpan, dan melakukan aktivitas-aktivitas lain yang sesuai dengan informasi yang diberikan. Pendekatan pembelajaran konvensional atau konservatif saat ini adalah pendekatan pembelajaran yang paling banyak dikritik. Namun pendekatan pembelajaran ini pula yang paling disukai oleh para guru. Terbukti dari observasi yang dilakukan di sekolah-sekolah, hampir 80% guru masih menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional. pendekatan konvensional memandang bahwa proses pembelajaran yang dilakukan sebagai mana umumnya guru mengajarkan materi kepada siswanya. Guru mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, sedangkan siswa lebih banyak sebagai penerima. Pendekatan pembelajaran dikatakan sebagai pendekatan pembelajaran yang konservatif apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Otoritas seorang guru lebih diutamakan dan berperan sebagai contoh bagi muridmuridnya Perhatian kepada masing-masing individu atau minat siswa sangat kecil. Pembelajaran di sekolah lebih banyak dilihat sebagai persiapan akan masa depan, bukan sebagai peningkatan kompetensi siswa di saat ini. Penekanan yang mendasar adalah pada bagaimana pengetahuan dapat diserap oleh siswa dan penguasaan pengetahuan tersebutlah yang menjadi tolok ukur keberhasilan tujuan, sementara pengembangan potensi siswa diabaikan. Sumber belajar dalam pendekatan pembelajaran konvensional lebih banyak berupa informasi verbal yang diperoleh dari buku dan penjelasan guru atau ahli. Sumber-sumber inilah yang sangat mempengaruhi proses belajar siswa. Oleh karena itu, sumber belajar (informasi) harus tersusun secara sistematis mengikuti urutan dari komponen-komponen yang kecil ke besar dan biasanya bersifat deduktif. prosedur pembelajaran konvensional yang diimplementasikan dalam penelitian ini disusun mengikuti urutan-urutan sebagai berikut: 1. mengidentifikasi indikator keberhasilan, yang selanjutnya dituangkan menjadi tujuan pembelajaran, 2. merancang dan menyusun isi bahan ajar konvensional (teks ajar dan LKS), 3. merancang dan menyusun instrumen tes untuk mengukur hasil belajar (pemahaman konsep dan ketertampilan berpikir kritis), 4. merancang dan menyusun skenario pembelajaran, 5. mengimplementasikan program pembelajaran, 6. melaksanakan evaluasi. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Pendekatan pembelajaran dapat berarti acuan pembelajaran yang yang berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif,efektif,dan psikomotoril siswa dalam pengaolahan pesan atau materi sehingga tercapai sasaran belajar. Pendekatan pembelajaran tersebut dapat dilihat dari segi : 1. Pengoperasian siswa 2. Posisi guru dan siswa dalam pengolahan pesan atau materi pelajaran 3. Pemerolehan kemampuan dalam pendekatan pembelajaran BAB IV DAFTAR PUSTAKA o Moedjiono.(1986). Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Karya o http://edukasi.kompasiana.com/2013/02/02/pendekatan-pembelajaran/