Uploaded by Ivanali

MAKALAH MESIN LISTRIK II VARHAN

advertisement
MESIN-MESIN LISTRIK II
“PRINSIP KERJA MOTOR INDUKSI 3 PHASA DAN
PENGGUNAANNYA DALAM MESIN-MESIN LISTRIK”
KELOMPOK :
1. VARHAN ABDUL RAHIM
2.
3.
4.
5.
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-NYA kepada penulis khususnya dan kepada kita semua umumnya. Dan
dengan rahmat dan karunia-NYA itu penulis dapat menyelesaikan tugas Mesin-Mesin
Listrik II ini sebagai presentasi di depan kelas.
Penulisan tugas ini telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu
penulis ingin mengucapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya, Semoga apa yang telah
dilakukan akan mendapatkan berkah disisi ALLAH SWT.
Penulis menyakini dengan pepatah yang mengatakan tak ada gading yang tak retak,
maka dalam makalah ini tentu menandung hal-hal yang masih perlu diperbaiki dan
disempurnakan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat
konstruktif demi kebaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Batam, 16 Oktober 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................
A. LATAR BELAKANG ......................................................................
B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................
C. BATASAN MASALAH
D. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
E. MANFAAT PEMBUATAN MAKALAH
F. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II LANDASAN TEORI
BAB III PEMBAHASAN
A. PRINSIP KERJA MOTOR INDUKSI 3 PHASA DAN PENGGUNAANNYA
DALAM MESIN-MESIN LISTRIK
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN .................................................................................
B. SARAN
BAB IV DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan invensi baterai (Alessandro Volta, 1800), pembangkitan medan
magnetik dari arus listrik (Hans Christian Oersted, 1820) dan elektromagnet (Willia
Sturgeon, 1825) fondasi untuk membuat motor lisrik telah diletakkan. Pada waktu itu
masih terbuka apakah motor listrik harus berupa mesin berputar atau resiprokal,
dalam hal menirukan batang isap dari mesin uap.Di seluruh dunia, banyak inventor
bekerja paralel dengan tugas ini – yang merupakan masalah “mode”. Fenomena baru
ditemukan hampir di tiap hari. Invensi dalam bidang sains kelistrikan dan aplikasinya
berada di udara.Seringkali sesama inventor tidak tahu menahu tentang satu sama lain
dan mengembangkan solusi yang serupa secara terpisah. Berikut ini adalah sebuah
usaha untuk menyediakan gambaran yang komprehensif dan netral. Alat berputar
pertama yang digerakkan oleh elektromagnetisme dibuat oleh seorang pria Inggris
Peter Barlow pada tahun 1822 (Barlow’s Wheel).
Setelah banyak percobaan yang lebih atau kurang berhasil dengan peranti
berputar dan resiprokal yang relatif lemah seseorang berbahasa Jerman asal Prussia
Moritz Jacobi meciptakan motor listrik real pertama di bulan Mei 1834 yang betulbetul menghasilkan daya keluaran mekanik yang luar biasa. Motor itu menetapkan
rekor dunia yang diperbaiki empat tahun kemudian di bulan September 1838 oleh
Jacobi sendiri. Motor kedua itu cukup bertenaga untuk menggerakkan perahu dengan
14 orang menyeberangi sungai. Tidak lama kemudian pada tahun 1839/40 banyak
pengembang di seluruh dunia mulai membuat motor yang serupa dan dengan capaian
yang lebih tinggi juga.
Sudah pada tahun 1833 seseorang asal Jerman Heinrich Friedrich Emil Lenz
mempublikasikan sebuah artikel tentang hukum resiprositas dari fenomena magnetlistrik dan magnetic, yang menerangkan reversibilitas generator dan motor listrik.
Pada tahun 1838 dia memberikan penjelasan rinci terhadap eksperimennya dengan
generator Pixii yang dia kerjakan sebagai motor.
Pada tahun 1835 dua orang Belanda Sibrandus Stratingh dan Christopher
Becker membuat motor listrik yang menenagai sebuah mobil mainan kecil. Ini adalah
aplikasi praktis pertama yang dikenal dari motor listrik. Di bulan Februari 1837 paten
pertama untuk motor listrik dikabulkan kepada seorang asal US Thomas Davenport.
Akan tetapi, semua pengembangan awal oleh Jacobi, Stratingh, Davenport dan
lainnya tidak mengantarkan kepada motor listrik yang sekarang dikenal.
Motor DC tidak diciptakan dari mesin ini, tetapi dari pengembangan generator
daya (dinamometer). Fondasina diletakkan oleh William Ritchie dan Hippolyte Pixii
pada tahun 1832 dengan invensi komutator dan, paling penting, oleh Werner Siemens
pada tahun 1856 dengan Jangkar-T-Dobel dan oleh chief engineer-nya Friedrich
Hefner-Alteneck, pada tahun 1872 dengan jangkar tromol. Hingga sekarang motor
DC masih memliki posisi pasar yang dominan untuk rentang daya rendah (di bawah
1 kW) dan tegangan rendah (di bawah 60 V). Tahun-tahun antara 1885 hingga 1889
melihat invensi sistem tenaga listrik tiga-fasa yang menjadi basis transmisi daya
listrik modern dan motor listrik yang terdepan. Inventor tunggal dari sistem tenaga
tiga-fasa tidak bisa disebutan. Terdapat kurang lebih beberapa nama yang dikenal
terlibat secara mendalam dalam invensi ini (Bradley, Dolivo-Dolbrowsky, Ferraris,
Haselwander, Tesla dan Wenström).
Kini, motor sinkron tiga-fasa digunakan paling banyak dalam aplikasi
dinamika (sebagai contoh di robot) dan di mobil listrik. Motor ini dikembangkan
pertama kali oleh Friedrich August Haselwander pada tahun 1887. Motor induksi
sangkar tiga-fasa yang memiliki kesuksesan tinggi dibuat pertama kali oleh Michael
Dolivo Dobrowolsky pada tahun 1889. Saat ini, motor ini adalah mesin yang paling
sering diproduksi dalam rentang daya 1 kW dan di atasnya.
B. TUJUAN MASALAH
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas presentasi dari mata kuliah mesin-mesin listrik II.
2. Untuk mengetahui prinsip kerja motor induksi 3 phasa.
3. Untuk mengetaui penggunaan motor induksi 3 phasa dalam motor listrik.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Prinsip kerja motor induksi 3 phasa
2. Kegunaan motor induksi 3 phasa dalam mesin listrik
D. BATASAN MASALAH
Mengingat luasnya pembahasan tentang motor listrik yang semakin lama
semakin berkembang maka makalah ini membatasi pada prinsip kerja motor
induksi 3 phasa dan keguaan motor induksi 3 phasa dalam mesin listrik.
E. MANFAAT PEMBUATAN MAKALAH
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
2. Sebagai bahan tambahan materi perkulihan
F. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I membahas tentang pndahuluan yang berisi tentang latar belakang,
tujuan masalah, rumusan masalah, batasan masalah, manfaat pembuatan makalah
dan sisitematika penulisan makalah.
BAB II membahas tentang landasan teori
BAB III membahas tentang pembahasan
BAB IV kesimpulan dan sarsn.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. PENGERTIAN MOTORLISTRIK
Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi energi
listrik disebut generator atau dinamo. Motor listrik dapat ditemukan pada peralatan
rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air dan penyedot debu.
Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik asinkron,
dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC berbasis metrik
(milimeter), sedangkan motor listrik NEMA berbasis imperial (inch), dalam aplikasi
ada satuan daya dalam horsepower (hp) maupun kiloWatt (kW).
2. JENI-JENIS MOTOR LISTRIK
Motor listrik terbagi 2 yaitu:
A. Motor arus bolak balik (AC)
 Motor sinkron
 Motor induksi
 Motor induksi 1 fasa
 Motor induksi 3 fasa
B. Motor arus searah (DC)
 Motor DC shunt
 Motor DC seri
 Motor DC compound
3. PENGERTIAN MOTOR INDUKSI
Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik (ac) yang paling Iuas
digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan
diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan anus yang terinduksi sebagai akibat
adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic
field) yang dihasilkan oleh arus stator.
Belitan stator yang dihubungkan dengan satu sumber tegangan tiga fasa akan
menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron (ns=120f/2p).
Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor,
sehingga terinduksi arus, dan sesuai dengan hukum lentz, rotor pun akan turut
berputar mengikuti medan putar stator. Perbedaan putar relatif antara stator dan rotor
disebut slip. Bertambahnya beban akan memperbesar kopel motor, yang oleh
karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip antara
medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi, bila beban
motor bertambah, putaran rotor cendrung menurun. Dikenai dua tipe motor induksi
yaitu motor induksi dengan rotor belitan dan motor Induksi dengan rotor sangkar
A. Konstruksi
Sebuah motor induksi terdiri dari dua bagian utama yaitu rotor dan stator. Rotor
merupakan bagian yang berputar dan stator merupakan bagian yang diam.
a. Stator
Gambar Stator
Stator mempunyai bagian :
·
Gandar, fungsinya sebagai penopang dan sebagai pelindung bagian dalam mesin.
·
Inti stator, terbuat dari laminasi logam yang disusun berlapis.
·
Kumparan stator.
b. Rotor terdiri dari :
·
Inti rotor
·
Kumparan rotor
Adapun jenis rotor dalam motor induksi tiga fasa adalah :
·
Rotor Belitan
Motor induksi jenis ini mempunyai rotor dengan belitan kumparan tiga fasa sama
seperti kumparan stator. Kumparan stator dan rotor juga mempunyai jumlah kutub
yang sama. Penambahan tahanan luar sampai harga tertentu, dapat membuat kopel
mula mencapai harga kopel maksimumnya. Motor induksi dengan rotor belitan
memungkinkan penambahan (pengaturan) tahanan luar. Tahanan luar yang dapat
diatur ini dihubungkan ke rotor melalui cincin (gambar 3.3) selain untuk
menghasilkan kopel mula yang besar, tahanan luar tadi diperlukan untuk membatasi
atus mula yang besar pada saat start. Disamping itu dengan mengubah-ubah tahanan
luar, kecepatan motor dapat diatur.
·
Rotor Sangkar
Motor induksi jenis ini mempunyai motor dengan kumparan yang terdiri atas
beberapa batang konduktor yang disusun sedemikian rupa hingga mempunyai
sangkar tupai (lihat gambar 3.4) konstruksi rotor seperti ini sangat sederhana bila
dibandingkan dengan rotor mesin listrik lainnya. Dengan demikian harganya pun
murah, kama konstruksinya yang demikian, padanya tidak 'nankin diberikan
pengaturan tahana luar seperti pada motor induksi dengan motor belitan. Untuk
membatasi arus mula yang besar, tegangan sumber harus dikurangi dan biasanya
digunakan ototransformator atau saklar Y – A. Tetapi berkurangnya arus akan
berakibat berkurangnya kopel
Gambar 3.4 Rotor Sangkar
c.
Celah udara, untuk memberikan keleluasaan rotor untuk berputar.
d. Sikat (carbon brush), hanya terdapat pada motor induksi rotor lilit yang berfungsi
untuk menghubungkan belitan rotor dengan tahanan tambahan
Medan Putar
Perputaran motor pada mesin arus bolak-balik ditimbulkan oleh adanya medan putar
(fluks yang berputar) yang dihasilkan dalam kumparan statornya. Medan putar ini
terjadi apabila kumparan stator dihubungkan dalam fasa banyak, umurnnya tiga fasa.
Hubungan dapat berupa bintang atau delta.
Disini akan dijelaskan bagannana terjadinya medan putar itu. Perhatikan gambar 3.4
dibawah ini.
Gambar 3.4 Medan Putar
Misalnya kumparan a-a; b-b; c-c dihubungkan 3 fasa, dengan fasa rnasing-masing
120°(gambar 3.4a) dan dialiri arus sinusoid. Distribusi ia, ib, is sebagai fungsi
waktu adalah seperti gambar 3.4b. pada keadaan tl, t2, t3, dan 14 fluks resultan yang
ditimbulkan oleh kumparan tersebut masing-masing adalab seperti gambar 3.4 c, d, e,
dan f. Pada t1 fluks resultannya mempunyai arah sama dengan arah fluks yang dihasilkan
oleh kumparan a-a; sedangkan t2 fluks resultannya dihasilkan oleh kumparan b-b.
Untuk t4, fluks resultannya berlawanan arah dengan fluks resultan yang dihasilkan
pada saat tl. Dari gambar 3.4 c, d, e, dan f tersebut terlihat bahwa fluks resultan ini
akan berputar satu kali. Oleh karena itu, untuk mesin dengan jumlah kutub lebih dari
dua, kecepatan sinkron dapat diturunkan sebagai berikut
Ns
=
120.f/p......................................................................
(3.1)
f = frekuensi
p = jumlah kutub
4. PRINSIP KERJA MOTOR INDUKSI
Prinsip kerja motor induksi adalah berdasarkan induksi elektromagnet, dimana
tegangan sumber diberikan pada kumparan stator, sehingga inti besi di stator menjadi
magnet, kemudian menginduksikan magnet tersebut ke rotor. Dengan demikian, di
kumparan rotor akan terinduksi tegangan karena kumparan rotor merupakan loop tertutup,
maka akan mengalir arus di kumparan rotor tersebut yang berinteraksi dengan medan magnet
di stator, sehingga timbullah gaya putar pada rotor yang mendorong rotor untuk berputar
dengan kecepatan sinkron dan akan mengikuti persamaan
Dengan :
N= kecepatan putar dari medan putar stator dalam rpm
F = Frekuensi arus dan tegangan stator
P = Banyaknya kutub
Garis-garis gaya fluks dari stator tersebut yang berputar akan memotong panghantarpanghantar rotor sehingga pada penghantar rotor tersebut timbul Gaya Gerak Listrik (GGL)
atau tegangan induksi.
Berhubung kumparan rotor merupakan rangkaian yang tertutup maka pada kumparan
tersebut mengalir arus. Arus yang mengalir pada penghantar rotor yang berada dalam
medan magnet berputar dari stator, maka pada penghantar rotor tersebut timbul gayagaya yang berpasangan dan berlawanan arah, gaya tersebut menimbulkan torsi yang
cenderung memutar rotornya, rotor akan berputar dengan kecepatan (Nr) mengikuti putaran
medan putar stator (Ns).
BAB III
PEMBAHASAN
1. PRINSIP KERJA MOTOR INDUKSI 3 FASA
Gambar 1-Motor Induksi 3 Fasa
Motor dalam dunia kelistrikan ialah mesin yang digunakan untuk mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Salah satu motor listrik yang umum digunakan dalam banyak
aplikasi ialah motor induksi. Motor induksi merupakan salah satu mesin asinkronous
(asynchronous motor) karena mesin ini beroperasi pada kecepatan di bawah kecepatan
sinkron. Kecepatan sinkron sendiri ialah kecepatan rotasi medan magnetik pada mesin.
Kecepatan sinkron ini dipengaruhi oleh frekuensi mesin dan banyaknya kutub pada mesin.
Motor induksi selalu berputar dibawah kecepatan sinkron karena medan magnet yang
terbangkitkan pada stator akan menghasilkan fluks pada rotor sehingga rotor tersebut dapat
berputar. Namun fluks yang terbangkitkan pada rotor mengalami lagging dibandingkan fluks
yang terbangkitkan pada stator sehingga kecepatan rotor tidak akan secepat kecepatan
putaran medan magnet. Berdasarkan suplai input yang digunakan terdapat 2 jenis motor
induksi, yaitu motor induksi 1 fasa dan motor induksi 3 fasa. Dalam artikel ini hanya akan
dijelaskan mengenai motor induksi 3 fasa, namun untuk prinsip kerjanya sendiri kedua jenis
motor induksi tersebut memiliki prinsip kerja yang sama. Yang membedakan dari kedua
motor induksi ini ialah motor induksi 1 fasa tidak dapat berputar tanpa bantuan putaran dari
luar pada awal motor digunakan, sedangkan motor induksi 3 fasa dapat berputar sendiri tanpa
bantuan gaya dari luar.
Konstruksi Motor 3 Fasa
Gambar 2 Komponen Penting pada Motor 3 Fasa (www.electrical4u.com)
Sama seperti mesin-mesin listrik pada umumnya, motor 3 fasa memiliki 2 komponen penting,
yaitu: stator dan rotor.
1. Stator merupakan komponen yang tidak berputar pada mesin. Pada komponen ini dipasang
stator winding berupa kumparan. Stator ini dihubungkan dengan suplai 3 fasa untuk memutar
rotor. Stator sendiri memiliki 3 bagian penting:
o Frame
Gambar 3 Frame Stator (www.electrical4u.com)
Frame merupakan bagian terluar dari stator. Berfungsi sebagai tempat untuk memasang inti
stator (stator core) dan juga melindungi keseluruhan komponen dari gangguan benda benda
dari luar (seperti batu yang dilemparkan ke motor atau semacamnya). Umumnya frame dibuat
dari besi agar frame menjadi kuat. Dalam konstruksinya, air gap (celah udara) pada motor
haruslah sangat kecil agar rotor dan stator konsentris dan mencegah induksi yang tidak
merata. Air gap yang dimaksud disini ialah celah yang mungkin terbentuk pada permukaan
frame bukan lingkaran besar seperti pada gambar, karena lingkaran tersebut akan diisi oleh
inti stator dan rotor.

Inti
Inti stator merupakan tempat dimana stator winding dipasang. Inti stator bertugas untuk
menghasilkan fluks. Fluks ini dihasilkan oleh kumparan pada stator winding dan dialiri oleh
arus 3 fasa dari suplai 3 fasa. Untuk mencegah arus eddy yang besar pada stator winding
umumnya inti stator dilapisi oleh lamina. Lamina sendiri terbuat oleh campuran besi silikon
untuk mencegah rugi-rugi histerisis. Pada inti stator juga dipasang kutub-kutub magnet untuk
menghasilkan fluks

Winding
Stator winding merupakan kumparan yang masing-masing kumparannya dihubungkan
menjadi rangkaian star atau delta, tergantung dari bagaimana metode untuk memutar mesin
yang digunakan dan jenis rotor yang digunakan. Untuk rotor jenis sarang tupai umumnya
menggunakan rangkaian delta sedangkan rotor jenis slip ring bisa menggunakan salah satu
dari keduanya. Stator winding dipasang pada sela-sela inti stator dan berfungsi untuk
menghasilkan fluks. Stator winding juga dikenal sebagai kumparan medan.
2. Rotor merupakan bagian yang dapat berputar dari motor. Rotor dihubungkan dengan beban
yang akan diputar dengan sebuah shaft yang terpasang pada pusat rotor. Berdasarkan
konstruksinya, rotor dibagi menjadi 2 macam:
o Sarang Tupai atau Squirrel Cage
Gambar 4 Rotor tipe Squirrel Cage (www.electrical4u.com)
Rotor tipe ini memiliki bentuk seperti roda gear, berbentuk tabung dan diberi beberapa slot
dipermukaannya. Slot ini tidak dibuat lurus namun sedikit miring untuk memperhalus kerja
motor dan membuat “konduktor” pada rotor. Dikedua ujung rotor dipasang cincin
alumunium. Umumnya rotor jenis ini terbuat dari alumunium atau tembaga. Rotor jenis ini
sangat sering digunakan karena mudah dibuat dan dapat digunakan berapapun kutub pada
stator. Rotor jenis ini dapat ditemui pada kipas angin dan blower pada printer.

Slip Ring
Gambar 5 Rangkaian Rotor Slip Ring (www.electrical4u.com)
Rotor tipe ini memiliki rangkaian kumparan pada ujungnya dan memiliki sejumlah slip ring
di belakangnya. Tiap kumparan terhubung dengan salah satu slip ring dimana masing-masing
slip ring juga terhubung dengan rangkaian yang sama dengan rangkaian kumparannya.
Semisal rangkaian kumparannya berbentuk star maka rangkaian slip ring juga berbentuk star.
Umumnya ditiap slip ring dipasang rheostat sehingga kecepatan putaran motor dapat diatur
dengan mudah. Umumnya rotor jenis ini digunakan untuk beban-beban besar seperti untuk
menggerakkan elevator atau lift.
Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Fasa
Motor Induksi 3 Fasa bekerja sebagai berikut. Misalkan kita memiliki sumber AC 3 fasa yang
terhubung dengan stator pada motor. Karena stator terhubung dengan sumber AC maka arus
dapat masuk ke stator melalui kumparan stator. Sekarang kita hanya melihat 1 kumparan
stator saja. Sesuai hukum faraday bahwa apabila terdapat arus yang mengalir pada suatu
kabel maka arus itu dapat menghasilkan fluks magnet pada kabel tersebut, dimana arahnya
mengikuti kaidah tangan kanan.
Gambar 6 Arus pada Kabel menghasilkan Fluks (www.learnengineering.org)
Setiap fasa dalam kumparan stator akan mengalami hal yang sama karena setiap fasa dialiri
arus, namun besarnya fluks yang dihasilkan tidak sama di setiap waktu. Hal ini disebabkan
besarnya arus yang berbeda-beda pada tiap fasa di tiap waktunya. Misalkan fasa-fasa ini
diberi nama a, b, dan c. Ada kalanya arus pada fasa a maksimum sehingga menghasilkan
fluks maksimum dan arus fasa b tidak mencapai makismum, dan ada kalanya arus pada fasa b
maksimal sehingga menghasilkan fluks maksimum dan arus pada fasa a tidak mencapai
maksimum. Hal ini mengakibatkan fluks yang dibangkitkan lebih cenderung pada fasa mana
yang mengalami kondisi arus paling tinggi. Secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa
medan magnet yang dibangkitkan juga ikut “berputar” seiring waktu. Kecepatan putaran
medan magnet ini disebut kecepatan sinkron.
Gambar 7 Berputarnya Medan Magnet akibat Arus 3 Fasa pada Rangkaian
(www.learnengineering.org)
Sekarang ditinjau kasus rotor sudah dipasang dan kumparan stator sudah dialiri arus. Akibat
adanya fluks pada kumparan stator maka arus akan terinduksi pada rotor. Anggap rotor dibuat
sedemikian sehingga arus dapat mengalir pada rotor (seperti rotor tipe squirrel cage). Akibat
munculnya arus pada rotor dan adanya medan magnet pada stator maka rotor akan berputar
mengikuti hukum lorentz. Hal yang menarik disini ialah kecepatan putaran rotor tidak akan
pernah mencapai kecepatan sinkron atau lebih. Hal ini disebabkan karena apabila kecepatan
sinkron dan rotor sama, maka tidak ada arus yang terinduksi pada rotor sehingga tidak ada
gaya yang terjadi pada rotor sesuai dengan hukum lorentz. Akibat tidak adanya gaya pada
rotor maka rotor jadi melambat akibat gaya-gaya kecil (seperti gaya gesek dengan sumbu
rotor atau pengaruh udara). Namun saat rotor melambat kecepatan sinkron dan kecepatan
rotor jadi berbeda. Akibatnya pada rotor akan terinduksi arus sehingga rotor mendapatkan
gaya berdasarkan hukum lorentz. Dari gaya itulah motor dapat menambah kecepatannya
kembali. Fenomena perbedaan kecepatan ini dikenal sebagai slip.
Gambar 8 Gaya timbul akibat dari hukum Lorentz (www.learnengineering.org)
Gambar 9 Gaya Akibat Fluks pada Stator dan Rotor (www.learnengineering.org)
Mengapa Motor Induksi 3 Fasa dapat Start Sendiri?
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa motor ini memiliki 3 fasa pada masing-masing
kumparan statornya. Karena besarnya arus yang dibangkitkan dari masing-masing fasa
berbeda tiap waktunya, maka fluks yang dihasilkan juga berbeda-beda, seolah-olah medan
magnet yang dihasilkan juga ikut “berputar” seiring waktu. Sehingga jika ada rotor yang
diam dipasang diantara medan magnet ini maka rotor akan mengalami gaya karena terjadi
perbedaan kecepatan antara rotor dan medan magnet ini. Berbeda dengan motor induksi 1
fasa yang medan magnetnya juga diam. Karena rotor dan medan magnet sama-sama diam
maka rotor tidak mengalami gaya, atau lebih tepat dikatakan resultan gayanya nol karena
gaya yang dihasilkan fluks sama dengan gaya yang dihasilkan arus induksi pada rotor.
Motor Induksi 3 fasa umumnya dipakai pada Industri : Hoist Crane/alat angkat,
kompresor AC & Chiller, motor2 produksi, conveyor, pompa (air,minyak/hydrolik dsb),
Taman Hiburan (penggerak kincir, sky lift dsb).
Contoh Induksi 3 Fasa
– air compressor dengan motor penggerak 3 HP atau lebih
– penggerak conveyor
– mesin pengaduk adonan roti
– mesin untuk membuat dempul (putty)
– kipas / blower pada spraybooth
BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Motor induksi terdiri atas dua bagian utama yaitu rotor dan stator. Ada dua jenis rotor
yaitu rotor sangkar dan rotor belitan. Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots
untuk membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang
tertentu. Stator merupakan bagian yang diam dari motor induksi tiga fasa, pada bagian
stator terdapat beberapa slot yang merupakan tempat kawat (konduktor) dari tiga
kumparan tiga fasa yang disebut kumparan stator, yang masing-masing kumparan
mendapatkan suplai arus tiga fasa, maka pada kumparan tersebut segera timbul medan
putar. Dengan adanya medan magnet putar pada kumparan stator akan mengakibatkan
rotor berputar, hal ini terjadi karena adanya induksi magnet dengan kecepatan putar rotor
sinkron dan kecepatan putar stator. Motor Induksi 3 fasa umumnya dipakai pada Industri :
Hoist Crane/alat angkat, kompresor AC & Chiller, motor2 produksi, conveyor, pompa
(air,minyak/hydrolik dsb), Taman Hiburan (penggerak kincir, sky lift).
2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Motor_listrik
http://bayu93saputra.blogspot.com/2012/10/motor-induksi.html
http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-motor-induksi-3-fasa/
https://elektronika-dasar.web.id/definisi-dan-karakteristik-motor-listrik-induksi/
http://all-thewin.blogspot.com/2011/11/pinsip-kerja-motor-induksi-tiga-fasa.html
https://akhdanazizan.com/cara-kerja-motor-listrik-3-fasa/
http://insauin.blogspot.com/2015/07/pengertian-dan-prinsip-kerja-motor.html
BAB II
PENDEKATAN PEMBELAJARAN
A. PENGERTIAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Pendekatan pembelajaran adalah salah satu faktor yang menentukan suksesnya
penerapan strategi pembelajaran. Dikatakan demikian karena pendekatan pembelajaran
merupakan pandangan umum bagi guru terhadap proses pembelajaran. Sehingga pendekatan
pembelajaran harus lebih dahulu ditentukan sebelum memilih strategi dan metode
pembelajaran seperti apa yang akan diterapkan.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai acuan pembelajaran yang berusaha
meningkatkan kemampuan–kemampuan kognitif,efektif, dan psikomotoril siswa dalam
pengolahan pesan atau materi sehingga tercapai sasaran belajar.
Wina Sanjaya dalam bukunya “Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan” mengungkapkan pengertian pendekatan pembelajaran sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Sudut pandang yang dimaksud di sini
adalah bagaimana kita melihat proses pembelajaran atau lebih menekankan ke pihak mana
proses pembelajaran yang dilakukan. Selanjutnya setelah diketahui sudut pandang yang
dianggap pas barulah kita memilih strategi dan metode paling efektif yang dapat
memaksimalkan proses pembelajaran.
Ada 2 pendekatan pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran, yakni:
1. Pendekatan berpusat pada guru (teacher centred approaches)
2. Pendekatan berpusat pada siswa (student centred approaches)
Pendekatan yang pertama adalah pendekatan berpusat pada guru adalah pendekatan
pembelajaran yang memusatkan proses pembelajaran pada kinerja seorang guru. Guru
menjadi tokoh yang paling dominan dalam proses pembelajaran. Strategi yang dapat
digunakan dalam pendekatan ini adalah strategi pembelajaran langsung atau direct
instruction. Guru benar-benar dituntut berperan aktif dalam proses pembelajaran untuk
memberikan pembelajaran. Metode pembelajaran yang paling sering digunakan berkaitan
dengan pendekatan ini adalah metode ceramah atau metode tanya jawab.
Pendekatan yang kedua adalah pendekatan berpusat pada siswa. Pendekatan ini lebih
memusatkan proses pembelajaran pada kegiatan siswa. Siswa dituntut lebih aktif dalam
proses pembelajaran. Strategi yang dapat digunakan untuk pada pendekatan ini adalah
strategi pembelajaran discovery dan inkuiri.
Dalam pendekatan pembelajaran , agar hasil pembelajaran lebih konsisten harus
menerapkan penerapan dan metode yang benar dan sejalan sesuai dengan kurikulum, untuk
itu sangat di perlukan seorang guru mengetahui pendekatan, metode, model dan strategi
pembelajaran.
a. PENDEKATAN
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran
langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi
pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif .
b. METODE
Metode merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke
dalam berbagai metode. Metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke
pencapaian tujuan. Teknik dan taktik mengajar merupakan penjabaran dari metode
pembelajaran
c. MODEL
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir
yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi
pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.Nah,
berikut ini ulasan singkat tentang perbedaan istilah tersebut.
d. STRATEGI
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian
kegiatan yang didisain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Selanjutnya dijelaskan
strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dalam konteks
pengajaran strategi bisa diartikan sebagai suatu pola umum tindakan guru-peserta didik dalam
manifestasi aktivitas pengajaran.
strategi mengajar (pengajaran) adalah “taktik” yang digunakan guru dalam melaksanakan
proses belajar mengajar (pengajaran) agar dapat mempengaruhi para siswa (peserta didik)
mencapai tujuan pengajaran secara lebih efektif dan efisien.
strategi mengajar/pengajaran ada pada pelaksanaan, sebagai tindakan nyata atau perbuatan
guru itu sendiri pada saat mengajar berdasarkan pada rambu-rambu dalam satuan
pelajaran.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa strategi
pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode/prosedur dan teknik yang
digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain, strategi pembelajaran
mempunyai arti yang lebih luas daripada metode dan teknik. Artinya, metode/prosedur dan
teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran. Dari metode, teknik
pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis di kelas saat pembelajaran
berlangsung.
B. BEBERAPA PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN
1. Pendekatan yang ditinjau dari segi pengolahan pesan
Ada dua cara pandangan yang sangat berbeda mengenai pendekatan dalam proses belajar
mengajar yaitu belajar penerimaan dan belajar penemuan.

Belajar penerimaan
Pendekatan proses pembelajaran penerimaan dikembangkan menjadi strategi
ekspositif,dengan langkah-langkah :
a) Penyajian informasi yang yang diberikan dalam bentuk penjelasan simbolik
atau demonstrasi praktis
b) Tes terhadap resepsi,ungkapan,pemahaman
c) Menyediakan kesempatan untuk menerapkan prinsip umum sebagailatihan
dengan contoh tertentu
d) Menyediakan kesempatan untuk penerapan kedalam situasi nyata.

Belajar Penemuan
Dikembangkan menjadi metode diskoveri dan inkuiri, langkah-langkahnya:
a) Menyajikan kesempatan untuk bertindak atau berbuat dan mengamati
konsekuensi tindakan tersebut.
b) Tes terhadap pemahaman tentang hubungan sebab akibat
c) Penyajian kesempatan-kesempatan guna penerapan hal yang baru saja
dipelajari kedalam situasi atau masalah-masalah yang nyata.
2. Pendekatan ditinjau dari pengorganisaian siswa
a) Pembelajaran secara individual
Yaitu kegiatan belajar mengajar yang menitik beratkan bantuan dan
bimbingan belajar kepada masing-masing individu. Ciri-ciri utama pada
pembelajaran individual adalah:
o Pencapaian tujuan pembelajaran
o Peranan siswa dan guru
o Program pembelajaran
b) Pembelajaran secara kelompok
Dalam
pembelajaran
akrab,kelompok
kelompok
memperoleh
hubungan
bantuan
sesuai
guru
dan
dengan
siswa
lebih
kebutuhan
dan
keamanan, sementara siswa terlibat secara aktif dalam kelompok rangka
pencapaian tujuan belajar.
c) Pembelajaran secara klasikal
Pengajaran klasikal Merupakan pengajaran yang palinga praktis dimana
seorang guru menghadapi siswa yang jumlahnya mencapai empat puluhan.
Walaupun demikian , pembelajara klasikal menuntut kemampuan guru
sekaligus dalam dua hal yaitu mengelola kelas dan mengelola pembelajaran.
3. Pendekatan ditinjau dari segi format belajar
a. Pembelajaran tatap muka
Adalah proses pembelajaran dimana guru dan siswa terlibat dalam proses
pembelajaran yang berlangsung . pada proses tersebut terjadi interaksi
antara guru dan siswa dalam mempelajari materi tersebut.
b. Pembelajaran non tatap muka
Yaitu disebut juga dengan belajar mandiri . dalam kegiatan ini siswa tidak
berinteraksi langsung dengan guru dikelas. Dalam belajar mandiri siswa
siswa menggunakan bahan belajar yang didesain secara khusus. Pelajaran
tersebut dipelajarinya tanpa tergantung kepada kehadiran guru.
4. Posisi guru dan siswa dalam pengelolaan pesan.
Dalam kegiatan belajar mengajar guru berusaha agar pesan atau materi pelajaran yang
mencakup pengetahuan , sikap, dan keterampilan dapat dikuasai oleh siswa dengan baik .
cara yang ditempuh hendaklah dititikberatkan kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa
sehingga siswa memmperoleh pengalaman langsung dalam kegiatan pembelajaran . siswalah
yang melakukan kegiatan belajar sementara guru adalah sebagai fasilitatordan motivator.
G. PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL ATAU
KONSERVATIF
Penyelenggaraan pembelajaran konvensional merupakan sebuah praktik yang
mekanistik dan diredusir menjadi pemberian informasi. Dalam kondisi ini, guru memainkan
peran yang sangat penting karena mengajar dianggap memindahkan pengetahuan ke orang
yang belajar (pebelajar). Dengan kata lain, penyelenggaraan pembelajaran dianggap sebagai
model transmisi pengetahuan. Dalam model ini, peran guru adalah menyiapkan dan
mentransmisi pengetahuan atau informasi kepada siswa. Sedangkan peran para siswa adalah
menerima, menyimpan, dan melakukan aktivitas-aktivitas lain yang sesuai dengan informasi
yang diberikan.
Pendekatan pembelajaran konvensional atau konservatif saat ini adalah pendekatan
pembelajaran yang paling banyak dikritik. Namun pendekatan pembelajaran ini pula yang
paling disukai oleh para guru. Terbukti dari observasi yang dilakukan di sekolah-sekolah,
hampir 80% guru masih menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional.
pendekatan konvensional memandang bahwa proses pembelajaran yang dilakukan
sebagai mana umumnya guru mengajarkan materi kepada siswanya. Guru mentransfer ilmu
pengetahuan kepada siswa, sedangkan siswa lebih banyak sebagai penerima.
Pendekatan pembelajaran dikatakan sebagai pendekatan pembelajaran yang konservatif
apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

Otoritas seorang guru lebih diutamakan dan berperan sebagai contoh bagi muridmuridnya

Perhatian kepada masing-masing individu atau minat siswa sangat kecil.

Pembelajaran di sekolah lebih banyak dilihat sebagai persiapan akan masa depan,
bukan sebagai peningkatan kompetensi siswa di saat ini.

Penekanan yang mendasar adalah pada bagaimana pengetahuan dapat diserap oleh
siswa dan penguasaan pengetahuan tersebutlah yang menjadi tolok ukur keberhasilan
tujuan, sementara pengembangan potensi siswa diabaikan.
Sumber belajar dalam pendekatan pembelajaran konvensional lebih banyak berupa
informasi verbal yang diperoleh dari buku dan penjelasan guru atau ahli. Sumber-sumber
inilah yang sangat mempengaruhi proses belajar siswa. Oleh karena itu, sumber belajar
(informasi) harus tersusun secara sistematis mengikuti urutan dari komponen-komponen yang
kecil ke besar dan biasanya bersifat deduktif.
prosedur pembelajaran konvensional yang diimplementasikan dalam penelitian ini disusun
mengikuti urutan-urutan sebagai berikut:
1. mengidentifikasi indikator keberhasilan, yang selanjutnya dituangkan menjadi tujuan
pembelajaran,
2. merancang dan menyusun isi bahan ajar konvensional (teks ajar dan LKS),
3. merancang dan menyusun instrumen tes untuk mengukur hasil belajar (pemahaman
konsep dan ketertampilan berpikir kritis),
4. merancang dan menyusun skenario pembelajaran,
5. mengimplementasikan program pembelajaran,
6. melaksanakan evaluasi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendekatan pembelajaran dapat berarti acuan pembelajaran yang yang berusaha
meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif,efektif,dan psikomotoril siswa dalam
pengaolahan pesan atau materi sehingga tercapai sasaran belajar. Pendekatan pembelajaran
tersebut dapat dilihat dari segi :
1. Pengoperasian siswa
2. Posisi guru dan siswa dalam pengolahan pesan atau materi pelajaran
3. Pemerolehan kemampuan dalam pendekatan pembelajaran
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
o Moedjiono.(1986). Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Karya
o http://edukasi.kompasiana.com/2013/02/02/pendekatan-pembelajaran/
Download