Uploaded by User28922

Makalah Menangkap Peluang Pemasaran

advertisement
MENANGKAP PELUANG PEMASARAN
MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran 2 yang
diampu oleh DR. H. Moch. Yusuf Tojiri, Drs., MM
Disusun Oleh :
Nuri Nurwaliyah
Nyimasia
Pendi Padilah
Pian Sopian
Putri Putriani
Rafi Maulina Rahmayani
Rahmawati
171100102
171100105
171100106
171100107
171100108
171100109
171100110
4B MANAJEMEN S1 (REG B)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN S.I
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ( STIE )
“YASA ANGGANA”
GARUT
2019
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Menangkap Peluang Pemasaran”
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini, untuk memenuhi
upaya penulis dalam mengembangkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan tentang
materi yang sedang penulis pelajari.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan menuju
kesempurnaan karya tulis ini. Akhir kata, penulis berharap karya tulis ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Garut, 14 Oktober 2019
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan Masalah .................................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
MENGUMPULKAN INFORMASI DAN MEMINDAI LINGKUNGAN ....... 3
A. Lingkungan Mikro ........................................................................................... 3
B. Lingkungan Makro ........................................................................................... 6
C. Hasil Proses Pemindaian .................................................................................... 10
MELAKSANAKAN RISET DAN MERAMALKAN PERMINTAAN ........... 12
A. Riset Pemasaran ................................................................................................. 12
B. Proses Riset Pemasaran ..................................................................................... 14
C. Peramalan dan Pengukuran Permintaan ............................................................ 17
BAB III INDUSTRI KULIT SUKAREGANG DI KOTA GARUT ................. 20
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 23
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 23
B. Saran .................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 24
LAMPIRAN ........................................................................................................... 25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan dan pengimplementasian rencana pemasaran
memerlukan
sejumlah keputusan. Pengambilan keputusan tersebut merupakan seni sekaligus ilmu.
Untuk memberikan pengetahuan dan inspirasi bagi pengambilan keputusan
pemasaran, perusahaan harus memiliki informasi terbaru yang komprehensif tentang
bagaimana permintaan masyarakat terhadap bisnis. Pemasaran diharuskan untuk
dapat mengetahui informasi apa saja yang berada di lingkungan sekitarnya serta
menangkap peluang dari informasi lingkungan tersebut agar dapat memasarkan
produk yang di jual.
Mengingat persaingan bisnis di era globalisasi ini sangat ketat, kami
menyadari pentingnya informasi dalam segala hal. Kami mencoba mengidentifikasi
mengenai pengumpulan informasi dan
pengumpulan
pemasaran. Berbagai aspek perlu dianalisis agar tujuan
peluang di lingkungan
memperoleh informasi
sebagai pengetahuan peluang bisnis juga sebagai pertimbangan pengambilan
keputusan bisnis dapat diperoleh secara akurat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menangkap peluang pemasaran ?
2. Apasaja informasi lingkungan pemasaran?
3. Apa hasil dari proses pemindaian lingkungan pemasaran?
4. Apa yang dimaksud dengan riset pemasaran?
5. Bagaimana cara untuk meramalkan dan mengukur permintaan?
6. Bagaimana implementasi teori terhadap wirausaha kulit sukaregang di
Kota Garut?
1
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu untuk mengetahui :
1. Cara menangkap peluang pemasaran
2. Infornasi lingkungan pemasaran
3. Hasil dari proses pemindaian lingkungan pemasaran
4. Riset pemasaran
5. Cara untuk meramalkan dan mengukur permintaan
6. Implementasi teori terhadap wirausaha kulit sukaregang di Kota Garut
D. Manfaat Penulisan
1) Untuk Penulis
-
Sebagai tugas untuk memenuhi mata kuliah Manajemen Pemasaran II
-
Dapat mengetahui apakah teori yang di pelajari sesuai dengan
implementasi
-
Menambah pengalaman dan wawasan yang berhubungan dengan materi
2) Untuk Pembaca
-
Menambah ilmu pengetahuan mengenai apa dan bagaimana cara
menangkap peluang pemasaran
2
BAB II
PEMBAHASAN
MENGUMPULKAN INFORMASI DAN MEMINDAI LINGKUNGAN
Untuk melaksanakan tanggung jawabnya, manajer pemasaran memerlukan
Sistem Informasi Pemasaran / MIS (Marketing Information System). MIS terdiri dari
orang-orang, peralatan, dan prosedur untuk mengumpulkan, memilah, menganalisis,
mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi yang dibutuhkan, tepat waktu, dan
akurat bagi pengambil keputusan pemasaran. Atau dapat disebutkan bahwa peran dari
MIS yaitu menilai kebutuhan informasi manajer, mengembangkan informasi yang di
butuhkan dan mendistribusikan informasi tersebut secara tepat waktu.
MIS mempunyai tiga komponen yaitu sistem pencatatan internal, sistem
intelejen pemasaran dan sistem riset pemasaran. Adapun Lingkungan informasi itu
sendiri terdiri dari lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro
terbagi menjadi dua yaitu lingkungan internal yang meliputi depatemen keuangan,
sumber daya manusia, produksi atau operasi dan IT serta lingkungan eksternal yang
meliputi pesaing, pemasok, pelanggan atau konsumen dan LSM. Sedangkan
lingkungan mikro terdiri dari demografi, ekonomi, sosial dan budaya, alam, teknologi
dan politik hukum.
A. Lingkungan Mikro
Berikut ini adalah komponen MIS yang merupakan bagian dari lingkungan
mikro :
1. Sistem pencatatan internal
Yaitu meliputi informasi tentang siklus pesanan sampai pembayaran dan
sistem penjualan. Manajer pemasaran menganalisis laporan internal pesanan, harga,
3
biaya, tingkat persediaan, piutang, utang, dan seterusnya agar dapat menemukan
berbagai peluang dan masalah penting.
1.1 Siklus pesanan sampai pembayaran
Inti sistem pencatatan internal adalah siklus pesanan sampai pembayaran.
Perwakilan penjualan, penyalur, dan pelanggan mengirimkan pesanan ke perusahaan.
Departemen penjualan menyiapkan tagihan, mengirimkan salinannya ke berbagai
departemen, dan memesan ulang barang-barang yang habis. Barang-barang yang
dikirimkan ini menghasilakan dokumen pengiriman dan penagihan yang dikirim ke
berbagai departemen.
Perusahaan harus melakukan langkah-langkah ini dengan cepat dan akurat,
karena pelanggan menyukai perusahaan yang dapat menjanjikan pengiriman tepat
waktu. Selain itu, banyak perusahaan telah menggunakan internet dan ekstranet untuk
meningkatkan kecepatan, akurasi, dan efisiensi siklus pesanan sampai pembayaran.
Cisco Conection Online memungkinkan pemimpin jaringan computer untuk
berhubungan dengan semua pemasok, produsen, pelanggan dan perantaranya secara
online.
1.2 Sistem infomasi penjualan
Manajer pemasaran memerlukan laporan yang tepat waktu dan akurat tentang
penjualan yang terkini. Perusahaan yang pandai memanfaatkan “cookies,”catatan
penggunaan situs Web yang disimpan di browser pribadi, merupakan pengguna
pemasaran terbidik (target) yang cerdik.
Perusahaan harus menerjemahkan data penjualan secara hati-hati agar tidak
menarik kesimpulan yang salah. Michael Dell memberikan ilustrasi : ”Jika anda
mempunyai tiga mobil Mustang kuning terpajang di ruang penyalur dan pelanggan
menginginkan Mustang merah, jika wiraniaga Mustang bisa membujuk pelanggan itu
untuk membeli Mustang kuning, perusahaan bisa salah dalam menangkap kesan
bahwa pelanggan senang Mustang berwarna kuning (padahal yang disukai yang
merah)”.
1.3 Database, gudang data, dan penggalian data
4
Saat ini perusahaan mengelola informasi mereka dalam database - database
pelanggan, database produk, database wiraniaga- dan kemudian menggabungkan data
dari berbagai database. Contoh: database pelanggan berisi semua nama pelanggan,
transaksi masa lalu, dan terkadang bahkan data demografis dan psikografis (kegiatan,
minat dan pendapat).Selain menghemat pengeluaran surat, manipulasi data ini sering
dapat mencapai tingkat respons dua digit.
Perusahaan menyimpan data-data ini (data warehousing) dan membuatnya
mudah diakses oleh pengambil keputusan. Selanjutnya, dengan mempekerjakan
analisis yang memiliki keahlian dalam metoda statistik yang rumit, perusahaan dapat
“menggali” data (data mining) dan mengumpulkan pengetahuan baru tentang segmen
pelanggan yang terabaikan, dan informasi berguna lainnya.
2. Sistem intelejen pemasaran
Yaitu kumpulan prosedur dan sumber daya yang digunakan oleh manajer
untuk mendapatkan informasi setiap hari tentang perkembangan penting dalam
lingkungan pemasaran.
Manajer pemasaran mengumpulkan intelijen pemasaran dengan membaca
buku, surat kabar, dan publikasi dagang; berbicara dengan pelanggan, pemasok, dan
distributor; mengamati “media sosial” di internet melalui kelompok diskusi online,
daftar e-mail dan blog; dan melakukan pertemuan dengan manajer perusahaan lain.
Sebuah perusahaan dapat mengambil beberapa langkah untuk meningkatkan
kualitas intelijen pemasarannya yaitu :
1) Melatih dan memotivasi tenaga penjualan untuk menemukan dan melaporkan
perkembangan baru.
Perusahaan harus “menjual” tenaga penjualannya berdasarkan arti penting
mereka sebagai pengumpul intelijen.
2) Memotivasi distributor, pengecer, dan perantara lain untuk menyampaikan
intelijen yang penting.
Banyak perusahaan mempekerjakan spesialis untuk mengumpulkan intelijen
pemasaran. Penyedia layanan dan pengecer sering mengirimkan pembelanja misterius
5
ke took-toko mereka untuk menilai kebersihan fasilitas, produk dan cara karyawan
memperlakukan pelanggan.
3) Membentuk jaringan eksternal. Perusahaan dapat membeli produk pesaing;
menghadiri open house dan pameran dagang; membaca laporan terbitan pesaing;
menghadiri rapat pemegang saham; berbicara dengan karyawan, penyalur, distributor,
pemasok, dan agen pengiriman; mengumpulkan iklan pesaing; dan mencari berita
baru tentang pesaing.
4) Membentuk panel penasihat pelanggan.
Anggota dapat meliputi perwakilan pelanggan atau pelanggan terbesar
perusahaan atau sebagian besar pelanggan yang jujur dan canggih. Banyak sekolah
bisnis mempunyai panel penasihat yang terdiri dari para alumni dan perekrut yang
memberikan umpan balik pada kurikulum.
5) Memanfaatkan sumber daya data pemerintah.
6) Membeli informasi dari pemasok luar.
7) Menggunakan sistem umpan balik pelanggan online untuk mengumpulkan
intelijen kompetitif.
Dewan peninjau pelanggan, forum diskusi, ruang chatting, dan blog dapat
mendistribusikan penilaian produk atau pemasok yang dilakukan pelanggan hingga
sejumlah besar pembeli dan potensial lain dan, tentu saja, bagi pemasar yang mencari
informasi tentang persaingan.
3. Sistem Riset
Yaitu yang memungkinkan desain sistematis pengumpulan, analisis dan
pelaporan data serta temuan yang relevan terhadap situasi pemasaran tertentu.
B. Lingkungan Makro
Selain lingkungan mikro, lingkungan makro juga harus di amati oleh
perusahaan karena dengan mengamati lingkungan makro, perusahaan dapat
6
menangkap peluang pemasaran dalam kondisi global yang cepat berubah. Adapun
penjelasannya sebagai berikut :
1.
Lingkungan Demografis
Pemasar harus menyadari pertumbuhan populasi di seluruh dunia, perubahan
bauran usia, komposisi etnis, tingkat pendidikan, munculnya keluarga nontradisional
dan perubahan geografis yang besar dalam populasi.
a. Pertumbuhan Populasi Dunia
Ledakan populasi menjadi sumber kekhawatiran utama. Pertumbuhan
populasi memberi implikasi besar pada bisnis. Populasi yang sedang tumbuh
tidak serta merta menggambarkan bertumbuhnya pasar, kecuali pasar ini
mempunyai daya beli yang cukup besar. Perusahaan yang menganalisis
pasar mereka secara seksama dapat menemukan peluang besar.
b. Bauran Usia Populasi
Populasi nasional mempunyai bauran usia yang beragam. Populasi
dapat dibagi menjadi enam kelompok usia yaitu anak-anak prasekolah, anakanak usia sekolah, remaja, pemuda usia 20 sampai 40 tahun, dewasa paruh
baya usia 40sampai 65 tahun, dan dewasa lanjut lanjut usia 65 tahun ke atas.
Beberapa pemasar ingin memfokuskan diri pada kohort (kelompok). Kohort
(cohort) adalah kelompok individu yang lahir sepanjang periode yang sama
dan menjalani hidup pada masa-masa yang sama. “Momen-momen penting”
yang mereka alami ketika mereka dewasa tetap ada dalam diri mereka
seumur hidup dan mempengaruhi nilai, preferensi, dan perilaku pembelian
mereka.
c. Pasar Etnis dan Pasar Lainnya
Negara-negara beragam suku dan rasnya. Kelompok etnis memiliki
keinginan-keinginan khusus dan kebiasaan membeli tertentu. Perusahaanperusahaan berjuang untuk memperbagus produk dan pemasaran mereka
untuk menjangkau kelompok konsumen yang paling berpengaruh dan paling
7
cepat pertumbuhannya. Namun para pemasar harus berhati-hati untuk tidak
terlalu menyamaratakan sejumlah kelompok etnis.
Beberapa
perusahaan
makanan,
pakaian,
dan
perabot
telah
mengarahkan produk dan promosi mereka pada satu atau lebih kelompok
etnis. Tetapi pemasar harus berhati-hati untuk tidak melakukan generalisasi
secara berlebihan. Dalam setiap kelompok etnis, ada konsumen yang cukup
berbeda dari konsumen lainnya.
d. Kelompok Terdidik
Populasi di semua masyarakat dibagi menjadi lima kelompok
pendidikan: kelompok tidak terdidik, tidak lulus SMA, lulus SMA, lulusan
perguruan tinggi, dan tingkat profesional.
e. Pola Rumah Tangga
Rumah tangga tradisional terdiri dari suami, istri, dan anak-anak.
Namun ada juga negara, misalnya Amerika Serikat, yang memiliki rumah
tangga non-tradisi. Pemasar harus semakin memperhatikan kebutuhan
khusus rumah tangga non-tradisi, karena mereka kini berkembang lebih
pesat daripada rumah tangga tradisi, dan kebutuhan mereka akan produk
sangatlah berbeda dengan yang dibutuhkan oleh rumah tangga tradisi..
2.
Bidang Ekonomi
Pemasar harus berfokus pada distribusi pendapatan dan tingkat tabungan,
utang dan ketersediaan kredit. Daya beli yang tersedia dalam ekonomi tergantung
pada penghasilan, harga, tabungan, utang, dan ketersediaan kredit saat ini.
Pemasar harus memperhatikan tren yang mempengaruhi daya beli, karena tren
tersebut bisa memberikan pengaruh kuat pada bisnis, terutama untuk perusahaan yang
produknya ditujukan kepada konsumen berpenghasilan tinggi dan sensitif terhadap
harga. Didalam distribusi pendapatan, ada empat jenis struktur negara industri, yaitu:
a. Perekonomian subsistem (sedikit peluang bagi pemasar)
b. Perekonomian pengekspor bahan mentah
c. Perekonomian industri
8
d. Perekonomian industri baru
Pemasar sering membedakan negara dengan menggunakan lima pola
distribusi pendapatan yang berbeda, yaitu:
a. Pendapatan sangat rendah
b. Hampir semuanya berpendapatan rendah
c. Pendapatan sangat rendah, sangat tinggi
d. Pendapatan rendah, menengah, dan tinggi
e. Hampir semuanya berpendapatan menengah
3.
Bidang Sosial Budaya
Pemasar harus memahami pandangan orang tentang diri mereka sendiri, orang
lain, organisasi, masyarakat dan alam. Mereka harus memasarkan produk yang
berhubungan dengan nilai inti dan nilai dasar sekunder masyarakat dan
menghantarkan kebutuhan berbagai sub budaya dalam masyarkat
4.
Lingkungan alam
Pemasar harus menyadari peningkatan kekhawatiran masyarakat tentang
kesehatan lingkungan. Kini banyak pemasar yang menerapkan program pemasaran
pelestarian dan hijau yang memberikan solusi lingkungan lebih baik segala hasilnya.
Environmentalisme korporat adalah pengakuan akan pentingnya masalah
lingkungan yang dihadapi perusahaan dan pengintegrasian masalah-masalah itu
kedalam rencana strategis perusahaan. Pemasar yang mempraktikan paham
lingkungan korporat ini harus menyadari berbagai ancaman dan peluang yang
berhubungan dengan empat tren utama di lingkungan alam, yaitu:
a. Kelangkaan bahan mentah, terutama air
b. Peningkatan biaya energi;
c. Peningkatan tingkat polusi
d. Perubahan peran pemerintah
5.
Bidang teknologi
Pemasar harus memperhitungkan tingkat perubahan teknologi yang semakin
pesat, peluang inovasi, anggaran yang beragam, dan semakin banyaknya peraturan
9
pemerintah yang dibawa oleh perubahan teknologi. Pemasar harus mengamati empat
tren teknologi berikut ini:
A. Kecepatan perubahan yang semakin tinggi
B. Peluang inovasi yang tak terbatas
C. Anggaran R&D yang beragam
D. Semakin banyaknya peraturan mengenai perubahan teknologi
6.
Lingkungan politik hukum
Pemasar harus bekerja dalam banyak hukum yang mengatur praktik bisnis dan
bekerja dengan berbagai kelompok kepentingan khusus.
Keputusan pemasaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan
politik dan hukum. Lingkungan politik dan hukum terdiri dari badan hukum, badan
pemerintah, dan kelompok LSM yang mempengaruhi dan membatasi berbagai
organisasi dan perorangan. Dua tren utama dalam lingkungan polotik-hukum adalah
meningkatnya peraturan bisnis dan bertumbuhnya kelompok dengan kepentingan
tertentu.
Didalam peningkatan peraturan bisnis, peraturan binis mempunyai empat
tujuan utama, yaitu:
a. Melindungi perusahaan dari persaingan yang tidak sehat
b. Melindungi konsumen dari praktik bisnis yang tidak jujur
c. Melindungi kepentingan masyarakat dari perilaku bisnis yang tidak
terkendali
d. Mengenakan biaya sosial yang tercipta akibat proses produk atauu produki
pada bisnis
C. Hasil Proses Pemindaian
Setelah perusahaan melakukan melakukan pengamatan terhadap lingkungan
makro maka pemasar akan menemukan banyak peluang dengan hasil sebagai berikut:
1.
Kebutuhan dan tren
10
Pengusaha individu dan perusahaan selalu berusaha menciptakan solusi baru
terhadap kebutuhan yang belum terpenuhi dengan membedakan fad, trend an
megatrend.
-
Fad yaitu sesuatu yang tidak dapat diperkirakan, berumur pendek dan
tanpa signifikasi sosisal, ekonomi dan politik.
-
Tren yaitu arah atau urutan kejadian yang mempunyai momentum dan
durabilitas. Tren lebih mudah diperkirakan dan berlangsung lama dari fad
serta mengungkap bentuk masa depan dan memberikan banyak peluang.
-
Megatren yaitu digambarkan sebagai perubahan besar dalam sosial,
ekonomi, politik dan teknologi yang lambat terbentuk dan setelah jadi,
perubahan itu mempengaruhi kita untuk sementara waktu antara tujuh dan
sepuluh tahun atau bahkan lebih lama.
2.
Tren yang membentuk lanskap bisnis
Tren ekonomi makro
-
Pusat kegiatan ekonomi akan sangat berubah, tidak hanya secara global
tetapi juga secara regional.
-
Kegiatan sektor publik akan membesar, membuat perolehan produktivitas
semakin penting.
-
Lanskap konsumen akan berubah dan berekspansi secara signifikan.
Tren sosial dan lingkungan
- Konektivitas teknologi akan mengubah cara hidup dan interaksi
masyarakat.
- Pertarungan untuk bakat akan berpindah.
- Peran dan perilaku bisnis besar akan datang dengan inspeksi yang
semakin tajam.
- Permintaan sumber daya alam akan tumbuh demikian juga dengan
kerusakan lingkungan.
Tren bisnis dan industri
11
- Struktur industri global yang baru sedang muncul.
-
Manajemen akan bergerak dari seni ke ilmu.
-
Akses informasi yang luas mengubah ekonomi pengetahuan.
MELAKUKAN RISET PEMASARAN DAN MERAMAL PERMINTAAN
Selain memantau perubahan lingkungan pemasaran, pemasar juga perlu
mengembangkan pengetahuan khusus tentang pasar khusus mereka. Pemasar yang
baik menginginkan informasi untuk membantu mereka menginterpretasikan kinerja
masa lalu dan merencanakan kegiatan masa depan. Para pemasar membutuhkan
informasi yang tepat dan akurat, serta dapat dilakukan terhadap konsumen, pesaing,
dan merek mereka.
Perusahaan dapat melakukan riset pemasaran sendiri atau menyewa
perusahaan lain untuk melakukannya. Riset pemasaran yang baik dicirikan oleh
metode ilmiah, kreativitas, metode multi riset, pembangunan model yang akurat,
analisis manfaat-biaya, skeptisisme yang sehat, dan fokus yang etis.
A. Riset Pemasaran
Riset pemasaran merupakan kegiatan penelitian dalam bidang pemasaran.
Riset pemasaran harus dilakukan secara sistematis, yakni mulai dari perumusan
masalah, perumusan tujuan dari riset pemasaran, pengumpulan data, pengolahan data,
hingga interpretasi dari hasil riset pemasaran yang diperoleh. Riset pemasaran
dilakukan sebagai upaya memberi masukan bagi pihak manajemen. Dengan adanya
riset pemasaran, pihak manajemen akan mengetahui hal apa saja yang perlu
diperbaiki dan strategi pemasaran apa yang masih konkrit dilakukan untuk merebut
peluang.
12
Tugas Riset Pemasaran adalah membuat pandangan tentang sikap dan
perilakun pembeli pelanggan. Kebanyakan perusahaan besar mempunyai departemen
riset pemasarannya sendiri, yang sering memainkan peran penting dalam organisasi.
Riset pemasaran tidak terbatas hanya pada perusahaan besar dengan anggran dan
departemen riset pemasaran yang besar. Sering kali pada perusahaan riset pemasaran
yang jauh lebih kecil, semua orang menjalankan riset pemasaran termasuk pelanggan
Fungsi Riset Pemasaran merupakan sebuah langkah penting yang harus
dilakukan oleh perusahaan untuk membantu menyusun perencanaan pemasaran.
Program pemasaran pada tahun yang baru biasanya turut dipengaruhi oleh hasil riset
pemasaran yang dilakukan perusahaan di akhir tahun. Riset pemasaran dapat
diibaratkan sebagai mata dan telinga perusahaan untuk mengetahui bagaimana
pandangan dan keinginan konsumen terhadap perusahaan.
Adapun tiga fungsi utama riset pemasaran bagi perusahaan sebagai berikut :
1. Evaluating
Fungsi riset pemasaran yang pertama adalah evaluating. Riset pemasaran
yang dilakukan untuk fungsi ini biasanya digunakan untuk mengevaluasi programprogram pemasaran yang telah dilakukan sebelumnya.
2. Understanding
Fungsi riset pemasaran kedua adalah understanding. Fungsi riset pemasaran
ini
menekankan
pada
tujuan
untuk
memahami
konsumen
sebagai
salah
satu insight atau masukan yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan memahami
konsumen, perusahaan akan mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keluhan
konsumen. Dalam menjalankan funsi ini, riset pemasaran yang dilakukan biasanya
adalah riset yang menggambarkan potret kebiasaan dan perilaku konsumen serta
harapan dan keluhan mereka terhadap produk.
3. Predicting
Fungsi riset pemasaran ketiga adalah predicting. Fungsi riset pemasaran yang
terakhir ini merupakan fungsi yang sebenarnya paling sulit untuk dilakukan. Dunia
ini penuh dengan ketidakpastian, sehingga prediksi yang dilakukan dalam riset
13
pemasaran sangatlah beresiko karena sifatnya yang sangat relatif. Ketika
sebuah brand ingin membidik pasar baru, maka riset pemasaran selalu dijadikan
bahan acuan utama. Begitupun ketika perusahaan ingin menyusun strategi pemasaran
baru, riset pemasaran masih menjadi penilaian utama.
B. Proses Riset Pemasaran
Berikut ini adalah 6 langkah riset pemasaran :
1. Mendefinisikan masalah, alternatif keputusan
Manajer pemasaran harus berhati-hati agar tidak mendefinisikan suatu
masalah terlalu luas atau terlalu sempit bagi periset pemasaran. Tidak semua proyek
riset dapat dibuat sangat khusus atau sangat rinci. Sebagian periset bersifat eksplorasi
– sasarannya mengumpulkan data pendahuluan untuk menyoroti sifat riil masalah
tertentu dan memberikan saran penyelesaian atau gagasan baru.
2. Menyusun rencana riset
Pemasaran mengharuskan penyusunan rancangan yang paling efisien untuk
mengumpulkan informasi yang diperlukan. Manajer pemasaran perlu mengetahui
biaya rencana riset tersebut sebelum menyetujuinya.
1) Sumber data
Periset dapat mengumpulkan data sekunder, data primer, atau keduanya.
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan untuk maksud lain dan data itu
telah ada di tempat tertentu. Data primer adalah data segar yang dikumpulkan
untuk maksud tertentu atau untuk proyek riset tertentu.
2) Pendekatan riset
Data primer dapat dikumpulkan dengan empat cara; melalui observasi,
kelompok fokus, survei, data perilaku.
-
Riset observasi dikumpulkan dengan mengamati para pelaku dan keadaan
yang relevan. Para periset lain melengkapi konsumen dengan pager dan
menginstruksikan mereka untuk menulis apa yang mereka lakukan kapan
14
saja ketika diminta, atau melakukan lebih banyak sesi wawancara
informal di kafe atau bar.
-
Riset kelompok fokus adalah kumpulan dari enam sampai sepuluh orang
yang diseleksi secara cermat berdasarkan pertimbangan demografik,
psikografik tertentu, atau pertimbangan lain dan bersama-sama membahas
berbagai topik kepentingan.
-
Riset survei. Perusahaan mengadakan survei untuk mempelajari
pengetahuan, keyakinan, preferensi, dan kepuasan orang, serta mengukur
besarannya dalam populasi secara umum.
-
Data perilaku. Para pelanggan meninggalkan jejak perilaku pembelian
pada data pelarikan di toko (in store scanning data), pembelian melalui
katalog, dan basis data pelanggan.
3) Riset eksperimen
Riset yang bertujuan untuk menangkap hubungan sebab akibat dengan
menghilangkan penjelasan yang kurang jelas tentang hasil pengamatan.
4) Instrumen riset
Para periset pemasaran memiliki tiga instrumen riset utama delam rangka
mengumpulkan data primer; kustioner, alat psikologis, dan perkakas mekanis.
-
Kuesionar. Terdiri dari sekumpulan pertanyaan yang disajikan kepada
para responden. Karena fleksibilitasnya, kuesioner merupakan instrument
yang paling sering dipakai dalam pengumpulan data primer.
-
Ukuran Kualitatif. Beberapa pemasar lebih menyukai metode kualitatif
untuk mengukur opini konsumen karena tindakan konsumen tidak selalu
cocok dengan jawaban mereka terhadap pertanyaan survey.
-
Perkakas Mekanis. Jarang digunakan dalam riset pemasaran. Sebagai
contoh, galvanometers mengukur minat atau emosi yang timbul setelah
melihat iklan atau gambar tertentu. Teknologi telah menggantikan catatan
harian yang digunakan para peserta dalam survey media.
15
5) Rencana pengambilan sampel
Para periset pemasaran harus merancang pengambilan sampel dengan
memperhatikan unit pengambilan sampel, ukuran sampel dan prosedur
pengambilan sampel.
6) Metode kontak
Setelah rencana pengambilan sampel ditentukan, periset harus memutuskan
bagaimana cara menghubungi subyek. Cara menghubungi disini dibagi
menjadi 4 cara yaitu kuestioner melalui surat, wawancara melalui telepon,
wawancara temu muka dan wawancara online
3. Mengumpulkan informasi
Tahap pengumpulan data umumnya merupakan tahap yang paling mahal dan
paling sering terjadi kesalahan. Dalam kasus survei misalnya, terdapat empat masalah
utama. (1) Sebagian responden mungkin sedang tidak di rumah dan harus dihubungi
lagi atau diganti responden lain, (2) responden lain mungkin menolak untuk bekerja
sama, (3) juga ada responden yang memberikan jawaban bias atau tidak jujur, dan (4)
beberapa pewawancara terkadang juga bersikap bias atau tidak jujur.
4. Menganalisis informasi
Berikutnya adalah menyaring temuan-temuan yang berguna dari data yang
dikumpulkan. Peneliti membuat tabulasi dan distribusi frekuensinya. Rata-rata dan
ukuran dispersi dihitung untuk variabel-variabel utama. Peneliti juga akan
menerapkan sejumlah teknik statistik dan model keputusan yang lebih canggih
dengan harapan dapat memperoleh temuan tambahan.
5. Menyajikan hasil temuan
Sebagai langkah terakhir, temuan-temuan disajikan dan harus relevan dengan
keputusan pemasaran utama yang dihadapi manajemen.
6. Mengambil keputusan
Para manajer yang mengadakan riset perlu memberi bobot atas buktinya.
Mereka tahu bahwa temuan-temuan itu bisa mengalami berbagai kesesatan. Sejumlah
organisasi yang sedang tumbuh menggunakan satu sistem dukungan keputusan
16
pemasaran untuk membantu para manajer pemasaran mereka mengambil satu
keputusan yang lebih baik.
C. PERAMALAN DAN PENGUKURAN PERMINTAAN
Salah satu alasan utama perusahaan melakukan riset pemasaran adalah untuk
mengidentifikasi peluang pasar.
1. Ukuran permintaan pasar
Permintaan dapat diukur untuk enam level produk yang berbeda, lima
level ruang yang berbeda, dan tiga level waktu yang berbeda.
1) Pasar potensial adalah sekumpulan konsumen yang menyatakan level minat
yang memadai atas tawaran pasar tertentu.
2) Pasar yang tersedia adalah sekumpulan konsumen yang mempunyai minat,
pendapatan dan akses terhadap tawaran pasar tertentu.
3) Pasar sasaran adalah bagian dari pasar yang tersedia yang memenuhi syarat
dan telah diputuskan oleh perusahaan untuk dimasuki.
4) Pasar yang tertembus adalah sekumpulan konsumen yang telah membeli
produk pemasaran.
2. Perbendaharaan kata untuk pengukuran permintaan
Di dalam permintaan pasar dan permintaan perusahaan, kita membedakan
fungsi permintaan, ramalan penjualan dan potensi pasar.
1) Permintaan pasar.
Permintaan pasar suatu porduk adalah volume total yang akan dibeli
oleh kelompok pelanggan tertentu di wilayah geografis tertentu, pada periode
waktu tertentu, di lingkungan pemasaran tertentu, dan dengan program
pemasaran tertentu. Permintaan pasar bukanlah angka yang tetap, melainkan
fungsi dari sejumlah kondisi tertentu.
2) Ramalan pasar.
17
Hanya satu level pengeluaran pemasaran industri yang benar-benar
akan terjadi. Permintaan pasar pada level itu disebut ramalan pasar.
3) Potensi pasar.
Potensi pasar adalah batas yang didekati oleh permintaan pasar ketika
pengeluaran pemasaran industri mendekati tak terhingga, untuk lingkungan
pemasaran yang sudah tertentu.
4) Permintaan perusahaan.
Adalah estimasi pangsa permintaan pasar perusahaan tersebut pada
sejumlah level alternatif usaha pemasaran perusahaan pada periode waktu
yang sudah tertentu. Hal ini bergantung pada bagaimana produk, pelayanan,
harga, komunikasi dan aspek lain di pesaingnya.
5) Ramalan penjualan perusahaan.
Adalah level penjualan perusahaan yang diharapkan, yakni yang
dihitung berdasarkan rencana pemasaran yang dipilih dan lingkungan
pemasaran yang diasumsikan.
6) Potensi penjualan perusahaan.
Adalah batas penjualan yang didekati oleh permintaan perusahaan
ketika usaha pemasaran perusahaan itu meningkat jika dibandingkan dengan
para pesaingnya.
3. Mengestimasi permintaan terkini
Para eksekutif pemasaran mengestimasi potensi pasar total, potensi pasar
wilayah, dan penjualan industri total serta pangsa pasar.
1) Potensi pasar total.
Adalah jumlah penjualan maksimum yang mungkin tersedia bagi
seluruh perusahaan pada industri tertentu selama periode yang sudah tertentu,
bila sudah diketahui level pemasaran industri dan kondisi lingkungannya.
2) Potensi pasar wilayah.
18
Untuk memilih wilayah terbaik dan mengalokasikan anggaran
pemasaran mereka secara optimal, perusahaan perlu mengestimassi potensi
pasar sejumlah kota, negara bagian, dan negara yang berbeda-beda. Untuk
menilai potensi pasar wilayah, ada dua metode;
-
Metode pembentukan pasar yang digunakan khususnya oleh pemasar
bisnis/perusahaan.
-
Metode indeks berbagai faktor yang digunakan khususnya oleh para
pemasar konsumen/barang konsumsi.
4. Mengestimasi Permintaan yang
1) Survei Maksud Pembeli adalah seni untuk mengestimasi apa yang mungkin
dilakukan pembeli dalam kondisi tertentu. Karena perilaku pembeli sangat
penting, maka mereka harus disurvei terlebih dahulu.
2) Gabungan Pendapat Tenaga Penjual adalah masing-masing tenaga penjual
mengestimasi jumlah masing-masing produk perusahaan yang akan dibeli
oleh masing-masing pembeli yang sudah ada dan calon pembeli.
3) Pendapat Pakar, Perusahaan juga dapat memperoleh ramalan dari para pakar,
yang mencakup dealer, distributor, pemasok, konsultan pemasaran, dan
asosiasi perdagangan.
19
BAB III
INDUSTRI KULIT SUKAREGANG DI KOTA GARUT
Tidak banyak orang yang mampu menangkap peluang bisnis, meskipun
peluang tersebut lewat di depan matanya. Ketidakmampuan seseorang menngkap
peluang bisnis yang ada di pengaruhi beberapa faktor. Di antaranya yang sangat
penting adalah jeli melihat peluang pasar, dan mempunyai naluri bisnis yang kuat.
Bagi mereka yang sudah pernah bergelut dengan dunia bisnis, tentu saja
sedikit banyak memiliki naluri dalam melihat peluang. Apalagi jika pengalamannya
di dunia bisnis sudah cukup lama, maka dengan sangat mudah menangkap sebuah
peluang usaha bahkan ia mampu pula menciptakan peluang usaha.
Untuk menjalankan sebuah bisnis yang bagus, seorang calon pebisnis terlebih
dahulu mempelajari apa yang menjadi kebutuhan sasaran pasarnya. Dengan memiliki
informasi tentang jenis produk yang dibutuhkan atau diminati konsumen, maka akan
mudah bagi calon pebisnis menangkap peluang yang ada.
Misalnya yang dilakukan oleh Pak Kustman seorang pengrajin Industri kulit
di Garut yang menangkap peluang usaha dari lingkungan sekitar. Berbekal dari modal
awal sebesar Rp. 20 jt, beliau sukses mendirikan usaha di bidang Industri Kulit.
Beliau manfaatkan peluang usaha dari tempat ia tinggal yaitu sukaregang.
Sukaregang merupakan nama desa yang berposisi di Kecamatan Garut Kota.
Mayoritas pengrajin yang bergelut dibidang industri kulit terpusat di Sentra Industri
Kulit Sukaregang Kabupaten Garut. Industri ini dikelola oleh beberapa keluarga
secara turun temurun. Usaha ini membuat produk dari bahan setengah jadi hingga
bahan jadi, seperti tas, jaket, sabuk dan lain-lain.
Industri Kulit sukaregang ini merupakan produk lokal yang kualitasnya tidak
usah diragukan lagi, bahkan bisa bersaing dengan produk luar. Pak Kustaman
merupakan salah satu pengrajin kulit di daerah Sukaregang yang memulai usahanya
di tahun 2000 an . Beliau memilih Industri kulit sebangai mata pencahariannya di
latar belakangi oleh lingkungan sekitar yang mayoritas berprofesi sebagai pengrajin
20
kulit serta adanya faktor turunan di mana orang tua pak kustaman dulu sudah
memulai usahanya sebagai pengrajin di tahun 1979.
Pak Kustaman sudah berpengalaman dalam membuat dan menjual berbagai
macam produk dari kulit mulai dari jaket, sarung tangan, sandal dan sepatu sudah
pernah beliau tekuni. Namun untuk saat ini beliau lebih berfokus untuk membuat dan
menjual sepatu dan sandal saja baik untuk pria maupun wanita.
Dalam Satu minggu pak kustaman bisa menghasilkan sekitar 200 pcs sepatu
dimana dari 1 pcs sepatu pak kustaman bisa mendapatkan keuntungan sebesar Rp.
15000. Beliau memutuskan untuk tidak melakukan penjualan dengan metode
penitipan di karenakan adanya keterbatasan modal dan sumber daya manusia. Metode
yang dipakai oleh beliau yaitu sistem PO serta bekerjasama dengan toko dan
saudaranya yang berada di luar kota. Di Sukaregang sendiri terdapat tiga toko yang
menjual produk yang di buat oleh beliau.
Saat ini pak kustaman memiliki tiga pegawai tetap yang bekerja membantu
menjalankan bisnisnya. Namun apabila mendekati hari raya atau permintaan pasar
meningkat, pak kustaman biasa menambah tenaga kerja untuk membantu produksi
agar efektif dan efisien. Selain di Garut sendiri produk hasil karya pak kustaman pun
sudah sudah tersebar di luar Kota Garut seperti di Kota Jakata , Karawang dan Depok
dan Bogor.
Sebagai seorang pengrajin sekaligus penjual, pak kustaman selalu berinovasi
dalam produk yang dijualnya agar selalu di minati oleh pasar. Berbagai model sepatu
dan sandal dirancang sekreatif mungkin agar pembeli tidak merasa bosan dengan
model yang itu itu saja. Beliau bisa membuat 50 jenis model sepatu dan sandal yang
di sesuaikan dengan trend dan permintaan pembeli.
Dari observasi tersebut kami dapat menganalisa berbagai hal yang dapat
membatu meningkatkan penjulan yaitu dengan menangkap peluang pemasaran yang
ada melalui pengamatan terhadap informasi lingkungan baik dari lingkungan makro
maupun mikro. Dengan pengamatan tersebut dapat diperoleh berbagai informs
21
mengenai tren yang sedang belaku sehingga langkah selanjutnya yaitu melakukan
startegi pemasaran.
Pak kustaman menangkap peluang pemasaran dengan cara mengamati atau
mencari informasi tren yang sedang berlaku di pasar, bekerja sama dengan toko dan
saudara di luar kota untuk memasarkan produk, memenuhi keinginan pelanggan
dengan membuat produk yang diminta, menambah tenaga kerja disaat permintaan
naik agar tidak terjadi delay serta memanfaatkan teknologi dengan memasarkan
produk secara online menggunakan facebook.
Dengan berbagai strategi pemasaran dan berbagai promosi yang baik, kami
yakin suatu saat nanti produk lokal kerajinan kulit sukaregang dapat mendunia yang
mampu bersaing secara global.
22
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cara untuk menangkap peluang pemasaran dibagi menjadi dua yaitu
mengumpulkan informasi dan memindai lingkungan serta melaksanakan riset dan
meramalkan permintaan. Kedua hal tersebut sangat diperlukan oleh wirausahawan
atau pemasar untuk memasarkan produk yang dimilikinya.
Informasi yang di amati yakni informasi mengenai lingkungan pemasaran
baik itu lingkungan mikro maupun makro. Lingkungan mikro terdiri dari lingkungan
internal (meliputi keuangan, sumberdaya manusia, produksi, dan IT) dan lingkungan
eksternal yang meliputi pesaing, pemasok, konsumen dsb. Sedangkan lingkungan
makro terdiri dari demografi, ekonomi, sosial dan budaya, alam, teknologi dan politik
hukum.
Adapun hasil dari pengamatan tersebut, pemasar dapat mengetahui fad, trend
an megatren yang sedang berlaku menjadi permintaan pasar. Terdapat dua tipe
permintaan; permintaan pasar dan permintaan perusahaan. Untuk mengestimasi
permintaan terkini, perusahaan berusaha menentukan potensi pasar total, potensi
pasar wilayah, penjualan industri, dan pangsa pasar.
Untuk mengestimasi permintaan di masa depan, perusahaan dapat melakukan
survei
atas
maksud
pembeli,
meminta masukan dari tenaga
penjualnya,
mengumpulkan pendapat para pakar, dan melanjutkan uji pasar. Model matematis,
teknik statistik lanjutan, dan prosedur pengumpulan data yang terkomputerisasi
menjadi hal yang sangat penting bagi semua tipe peramalan permintaan dan
penjualan.
23
B. Saran
Diharapkan agar seluruh pemasar yang berada di Kota Garut mampu
menangkap peluang pemasaran yang ada sehingga dapat meningkatkan penjualan dan
pertumbuhan ekonomi di Kota Garut.
DAFTAR PUSTAKA
Kotler Philip., dan Keller, Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga
Belas Jilid 1. Terjemahan oleh Adi Maulana dan Wibi Hardani. Jakarta:
Erlangga.
24
LAMPIRAN
25
26
Download