DAFTAR PUSTAKA Al-Farsi and Lee, 2011 Dzialo, Magdalena., Justyna Mierziak., Urszula Korzun., Marta Preisner., Jan Szopa., and Anna Kulma. 2016. The Potential of Plant Phenolics in Prevention and Therapy of Skin Disorders: Review. International Journal of Molecular Science. Habib, Hosam M., Carine Platat., Emmanuelle Meudec., Veronique Cheynier, and Wissam H Ibrahim. 2013. Polyphenolic Compounds in Date Fruit Seed (Phoenix dactylifera): Characterisation and Quantification by Using UPLC-DAD-ESI-MS Sinha, Priyam., Shruti Srivastava, Nidhi Mishra, and Narayan Prasad Yadav. 2014. New Perspectives on Antiacne Plant Drugs: Contribution to Modern Therapeutics. BioMed Research International. Hindasi Publishing Corporation Langkah awal penelitian dilakukan dengan pengambilan sampel dan determinasi tanaman. Setelah itu, dilakukan penyortiran sampel biji kurma lalu dicuci dan dikeringkan. Simplisia kering yang diperoleh selanjutnya dihaluskan dan ditimbang. Serbuk simplisia biji kurma dimaserasi menggunakan metanol …. % dengan perbandingan 1:2 (simplisia:pelarut) selama 2x24 jam. Kemudian dilakukan remaserasi sebanyak 2 kali. Filtrat yang diperoleh selanjutnya dipekatkan menggunakan vaccum rotary evaporator dengan suhu 40oC hingga menghasilkan ekstrak kental. Tahap berikutnya dilakukan proses fraksinasi Tahap berikutnya dilakukan pemisahan dilakukan dalam dua tahap yaitu fraksinasi menggunakan kromatografi vakum cair (KVC) dan kromatografi kolom. Sebelum dilakukan pemisahan dengan KVC, dilakukan pemilihan eluen KVC menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT). Eluen yang dipilih adalah eluen yang menghasilkan profil pemisahan yang baik. KVC akan menghasilkan beberapa fraksi lalu dianalisis menggunakan KLT untuk melihat profil senyawa tiap fraksi dan memilih fase gerak untuk kromatografi kolom. Fraksi dengan profil pemisahan terbaik akan dilakukan pemisahan lebih lanjut dengan kromatografi kolom. Kromatografi kolom akan menghasilkan beberapa subfraksi yang kemudian akan diuapkan, ditimbang, dan dianalisis dengan KLT untuk melihat profil senyawa. Pemisahan dengan kromatografi kolom dilakukan hingga didapatkan satu bercak yang disebut dengan isolat lalu diidentifikasi menggunakan spektrofotometer 1H-NMR. Isolat dan ekstrak aseton lengkuas dilakukan uji aktivitas antifungi terhadap T.rubrum menggunakan metode difusi agar dengan kertas cakram. Selain itu juga disiapkan akuades steril sebagai kontrol negatif dan larutan flukonazol 25 μg/mL sebagai kontrol positif. Masing-masing kertas cakram dengan diameter 6 mm diberi 20 μL larutan uji dan biarkan hingga kertas cakram menyerap utuh larutan uji. Kertas cakram diletakkan di atas permukaan medium padat SDA yang telah diberi biakan jamur. Kemudian medium biakan tersebut diinkubasi selama 4 hari pada suhu 28ºC lalu diukur diameter zona hambat yang terbentuk.