BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS : PENGUKURAN, PELAPORAN, DAN PEGENDALIAN Akuntansi Manajemen Strategik KELOMPOK 9 1. 2. 3. 4. 5. Dian Kartika Zega Rosalyn Lakaba Faneshia Tangke R. Febe Vionita Zefanya Lisnarosa D 232017047 232017088 232017089 232017100 232017102 Dosen Pengampu : Prof. Dr. Intyas Utami, SE., M.Si., Ak., CA., CMA., QIA FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 2019 PENGUKURAN BIAYA KUALITAS Peningkatan kualitas dapat meningkatkan profitabilitas melalui dua cara yaitu : (1) dengan meningkatkan pelanggan dan (2) dengan menghemat biaya-biaya. Peningkatan kualitas dapat menghasilkan peningkatan yang berarti dalam profitabilitas dan efisiensi perusahaan secara keseluruhan. Kualitas telah menjadi dimensi kompetitif yang penting bagi perusahaan manufaktur maupun jasa, juga bagi usaha kecil dan usaha besar. Definisi Kualitas Pengertian kualitas adalah ukuran relatif dari kebaikan atau lebih mudahnya produk atau jasa yang berkualitas adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dalam 8 dimensi berikut : 1. Kinerja (Performance), mengacu pada konsistensi dan seberapa baik fungsifungsi sebuah produk. 2. Estetika (Aesthetics), berkaitan dengan penampilan produk. 3. Kemudahan perawatan dan perbaikan (Serviceability), mengukur kemudahan pemeliharaan produk. 4. Fitur (Features), karakteristik yang membedakan antara produk satu dengan yang lainya. 5. Keandalan (Reliability), kemungkinan produk dapat melakukan fungsinya untuk jangka waktu yang ditentukan. 6. Tahan lama (Durability), lamanya suatu produk dapat berfungsi. 7. Kualitas kesesuaian (Quality of Conformance), ukuran mengenai bagaimana suatu produk memenuhi spesifikasinya. 8. Kecocokan penggunaan (Fitness for Use), kesesuaian produk dalam menjalankan fungsi sesuai dengan yang diiklankan. Definisi Biaya Kualitas Kegiatan yang berhubungan dengan kualitas adalah kegiatan yang dilakukan karena mungkin atau telah terdapat kualitas yang buruk. Biaya-biaya untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut disebut biaya kualitas. Biaya kualitas (Cost of Quality) adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang buruk kualitasnya. Definisi ini mengimplikasikan bahwa biaya kualitas berhubungan dengan 2 sub kategori dari kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kualitas, antara lain : control activities dan failure activities. Control activities dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk. Jadi, kegiatan pengendalian terdiri dari kegiatan-kegiatan pencegahan dan penilaian. Control cost adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan pengendalian. Sedangkan failure activities dilakukan oleh perusahaan atau oleh pelanggannya untuk merespon kualitas yang buruk. Failure cost adalah biayabiaya yang dikeluarkan oleh perusahaan karena telah terjadinya kegiatan karena kegagalan. Definisi mengenai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kualitas juga menunjukkan 4 kategori biaya kualitas, antara lain : 1. Biaya pencegahan Biaya yang digunakan untuk mencegah kualitas yang buruk pada produk atau jasa yang dihasilkan. Sejalan dengan peningkatan biaya pencegahan, kita mengharapkan biaya kegagalannya turun. 2. Biaya penilaian Terjadi untuk menentukan apakah produk dan jasa telah sesuai dengan persyaratan atau kebutuhan pelanggan. Contoh : biaya pemerikasaan dan pengujian bahan baku, pemerikasaan kemasan, pengawasan kegiatan penilaian, penerimaan produk, penerimaan proses, peralatan pengukuran (pemerikasaan dan pengujian) dan pengesahan dari pihak luar. 3. Biaya kegagalan internal Terjadi karena produk dan jasa yang diinginkan tidak sesuai dengan spesifikasi kebutuhan pelanggan. Ketidaksesuaian ini dideteksi sebelum dikirim kepihak luar. Ini adalah kegagalan yang dideteksi oleh kegiatan penilaian 4. Biaya kegagalan eksternal Terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan gagal memenuhi persyaratan atau tidak memuaskan kebutuhan pelanggan setelah produk disampaikan kepada pelanggan. MENGUKUR BIAYA KUALITAS Biaya kualitas dapat diklasifikasikan sebagai biaya yang dapat diamati atau tersembunyi. Biaya kualitas yang dapat diamati (Observable Quality Cost) adalah biaya-biaya yang tersedia atau dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan. Biaya kualitas yang tersembunyi (hiddenquality cost) adalah biaya kesempatan (opportunity) yang terjadi karena kualitas yang buruk. Ada tiga metode yang disaranakan untuk mengestimasi biaya kualitas yang tersembunyi, antara lain : 1. Multiplier Method, metode ini mengasumsikan bahwa total biaya kegagalan adalah hasil pengali dari biaya-biaya kegagalan yang terukur. Total Biaya Kegagalan Eksternal = k (biaya kegagalan eksternal yang terukur) 2. Market Research Method, metode ini digunakan untuk menilai dampak kualitas yang buruk terhadp penjualan dan pangsa pasar. 3. Taguchi Quality Loss Function, Fungsi ini mengasumsikan bahwa biaya kualitas yang tersembunyi hanya terjadi atas unit-unit yang menyimpang dari batas spesifikasi atas dan bawah. Dimana setiap penyimpangan dari nilai target suatu karakteristik kualitas dapat menimbulkan biaya kualitas yang tersembunyi. Sehingga biaya kualitas yang tersembunyi dapat meningkat secara kuadrat pada saat nilai aktual menyimpang dari nilai target. Persamaan Taguchi : L(y) = k (y – T)2 L(y) = (c/d2) (y – T)2 k = Konstanta proporsionalitas yang besarnya bergantung pada struktur biaya kegagalan eksternal perusahaan. y = Nilai aktual dari karakteristik kualitas. T = Nilai target dari karakteristik kualitas. L = Kerugian kualitas c = kerugian dibawah atau diatas limit spesifikasi d = jarak limit dari nilai target PELAPORAN INFORMASI BIAYA KUALITAS Sebuah sistem pelaporan akuntansi memiliki arti penting bagi perusahaan yang menaruh perhatian serius pada perbaikan dan pengendalian biaya kualitas. Langkah pertama dan paling sederhana dalam menciptakan sistem ini ialah dengan menilai biaya kualitas aktual saat ini. Pencatatan biaya kualitas secara rinci berdasarkan kategorinya memberikan dua masukan pandangan penting. Pertama catatan tersebut mengungkapkan besarnya biaya kualitas setiap periode, sehingga manajer dapat menilai dampak keuangannya. Kedua catatan tersebut menunjukkan distribusi biaya kualitas menurut kategori, sehingga para manajer dapat menilai kepentingan relatif masing-masing kategori. Laporan Biaya Kualitas Pentingnya biaya kulaitas terhadap keuangan perusahaan dapat lebih mudah dinilai dengan menampilkan biaya biaya kualitas sebagai persentase dari penjualan aktual. Fungsi Biaya Kualitas : Acceptable Quality View Pandangan kualitas yang dapat diterima mengasumsikan terdapat perbandingan terbalik antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan. Ketika biaya pengendalian meningkat, biaya kegagalan seharusnya menurun. Pada akhirnya akan dicapai suatu titik dimana kenaikan tambahan biaya dalam upaya tersebut menimbulkan biaya yang lebih besar dari pada penurunan biaya kegagalan. Hal ini merupakan perbandingan optimal antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan, serta mendefinisikan apa yang dikenal sebagai tingkat kualitas yang dapat diterima (acceptable quality level– AQL). Fungsi Biaya Kualitas : Zero-Defects View Dalam pengertian klasik, produk dikatakan cacat, bila kualitasnya di luar batas toleransi karateristik kualitas. Biaya kegagalan timbul hanya jika produk tidak sesuai spesifikasi. Zero-Defects model menentang model AQL karena model zero-defect menyatakan bahwa dengan mengurangi unit cacat hingga nol maka akan diperoleh keunggulan biaya. Pertengahan tahun 1980-an, model zero-defect disempurnakan dengan robust quality model yang menentang AQL. Menurut pandangan ini penyimpangan dari spesifikasi ideal adalah merugikan dan batas toleransi spesifikasi tidak menawarkan manfaat apapun, bahkan menipu. Model zero-defect menekankan pada biaya kualitas dan potensi penghematan dari upaya yang lebih besar untuk meningkatkan kualitas. Model robust quality menentang definisi unit cacat, menyempurnakan pandangan terhadap biaya kualitas, mengintensifkan upaya perbaikan kualitas. Perusahaan yang berupaya mencapai kondisi zero-defect atas produk mereka dapat mengkapitalisasi kualitas dengan menurunkan jumlah unit cacat sambil menekan total biaya kualitas. Tingkat optimal dari biaya kualitas ialah keadaan di mana produk-produk yang diproduksi memenuhi nilai target. Upaya untuk mencapai nilai target menciptakan sebuah dunia kalitas dinamis, berlawanan dengan dunia kualitas statis AQL Manajemen Berbasis Aktivitas (ABM) Dan Biaya Kualitas Optimal Manajemen berbasis kegiatan (ABM) mengklasifikasikan berbagai kegiatan sebagai bernilai tambah, serta tidak bernilai tambah, dan hanya mempertahankan kegiatan yang bernilai tambah. Prinsip ini diaplikasikan pada kegiatan berkaitan dengan kualitas. Biaya kegagalan, penilaian, dan biaya-biaya yang tudak menghasilkan nilai tambah harus dihilangkan. ABM mendukung pandangan cacat nol robust, di mana tidak ada perbandingan terbalik optimal antara biaya kegagalan dan biaya pengendalian; biaya kegagalan tidak menghasilkan nilai tambah, sehingga harus dikurangi hingga nol. Beberapa biaya pengendalian juga tidak memberikan nilai tambah, sehingga juga harus dihilangkan. Sedangkan untuk biaya pengendalian yang memberikan nilai tambah mungkin dijalankan namun tidak efisien, dan biaya untuk kegiatan tidak efisien dianggap tidak bernilai tambah, sehingga biaya untuk kategori ini juga dapat dikurangi menjadi lebih rendah. Analisis Tren Laporan biaya kualitas menunjukkan jumlah dan distribusi biaya kualitas di antara 4 kategori yaitu biaya pencegahan, penilaian, kegagalan internal dan kegagalan eksternal, sehingga menunjukkan peluang untuk perbaikan kualitas. Perubahan biaya kualitas dari waktu ke waktu dapat digambarkan oleh grafik tren atau biasanya disebut laporan tren kualitas multi-periode. MENGGUNAKAN INFORMASI BIAYA KUALITAS Tujuan utama dari pelaporan biaya kualitas adalah untuk meningkatkan dan memfasilitasi perencanaan manajerial, kontrol, dan pengambilan keputusan. Multiple-Period Grafik: Kategori Kualitas Individu Menggunakan informasi kualitas untuk kualitas program implementasi keputusan dan untuk mengevaluasi efektivitas program ini, sekali diimplementasikan, hanya satu potensi penggunaan dari sistem biaya kualitas. Penggunaan penting lainnya juga dapat diidentifikasi. Pada skenario berikut menggambarkan utilitas kualitas informasi biaya untuk sebuah keputusan pencitraan strategis dan analisa profitabilitas desain produk baru. Skenario A: Pembuatan Strategis Skenario A mengilustrasikan bahwa kedua kualitas informasi dan implementasi dari program kontrol total kualitas memberikan kontribusi untuk keputusan strategis yang signifikan. Reduksi tidak cukup besar untuk menanggung pengurangan harga penuh. Peningkatan produktivitas lainnya, seperti yang dijanjikan oleh teknik, akan diperlukan untuk memastikan peningkatan jangka panjang dari lini produk. Skenario B: Analisis Produk Baru Skenario B mengilustrasikan pentingnya kualitas biaya berdasarkan perilaku. Skenario ini juga memperkuat pentingnya mengidentifikasi dan melaporkan biaya kualitas secara terpisah. Produk baru dirancang untuk mengurangi biaya kualitas, dan hanya dengan mengetahui biaya kualitas yang diberikan perusahaan telah menemukan kesalahan dalam analisis pendapatan. Tujuan lain adalah mengendalikan faktor biaya kualitas dalam membantu hasil keputusan yang diharapkan akan membuahkan hasil. PRODUKTIVITAS : PENGUKURAN DAN PENGENDALIAN Produktivitas berkaitan dengan menghasilkan output secara efisien, dan khususnya membahas hubungan antara output dan input yang digunakan untuk menghasilkan output. Total efisiensi produktif adalah titik di mana dua kondisi terpenuhi: (1) technical efficiency, untuk setiap kombinasi input yang akan menghasilkan output tertentu, tidak lebih dari satu input digunakan daripada yang diperlukan untuk menghasilkan output dan (2) input trade-off efficiency, kondisi yang didorong oleh relatif hubungan antara harga input sehingga campuran paling murah dipilih. Harga input menentukan proporsi relatif dari setiap input yang harus digunakan. Penyimpangan dari proporsi tetap ini menciptakan inefisiensi trade-off input. Peningkatan teknis dalam produktivitas dapat dicapai dengan menggunakan input yang lebih sedikit untuk menghasilkan output yang sama atau dengan memproduksi lebih banyak output menggunakan yang sama input atau lebih banyak output dengan input yang relatif lebih sedikit. Pengukuran Produktivitas Parsial Pengukuran produktivitas merupakan penilaian kuantitatif perubahan produktivitas untuk menilai apakah efisiensi produktif telah meningkat atau menurun. Pengukuran produktivitas bisa aktual atau prospektif. Actual productivity memungkinkan manajer untuk menilai, memantau, dan mengendalikan perubahan. Pengukuran prospective berfungsi sebagai input untuk membuat keputusan strategis, sehingga memungkinkan manajer untuk membandingkan manfaat relatif dari kombinasi input yang berbeda, memilih input dan kombinasi input yang dapat memberikan manfaat terbesar. Partial productivity measurement merupakan pengukuran produktivitas untuk satu input pada suatu waktu dengan menghitung rasio output ke input: Rasio produktivitas = Output / Input Jika output dan input diukur berdasarkan jumlah fisik maka disebut sebagai operational productivity measure. Jika output atau input dinyatakan dalam dolar, maka disebut financial productivity measure. Rasio tersebut memberikan sedikit informasi tentang efisiensi produktif atau apakah produktivitas perusahaan telah meningkat atau menurun dengan membandingkan antara ukuran produktivitas saat ini dengan ukuran produktivitas periode sebelumnya (base period). Periode dasar yang dipilih untuk evaluasi strategi biasanya tahun sebelumnya, sedangkan untuk pengendalian operasional periode dasar cenderung mendekat ke arah periode saat ini seperti batch produk sebelumnya atau minggu sebelumnya. Partial measures memungkinkan manajer untuk fokus tentang penggunaan input tertentu sehingga memiliki keuntungan yaitu mudah ditafsirkan oleh semua orang di dalam organisasi dan mudah digunakan untuk menilai produktivitas kinerja para personel yang beroperasi. Sebaliknya, partial measures memiliki kelemahan yaitu dapat menyesatkan jika digunakan secara terisolasi. Sebagai contoh, mengubah suatu proses sehingga karyawan membutuhkan waktu lebih sedikit untuk merakit suatu produk dapat meningkatkan sisa sementara total output tidak berubah. Produktivitas tenaga kerja telah meningkat, tetapi produktivitas dalam menggunakan material menurun. Jika peningkatan biaya sisa melebihi penghematan dari penurunan tenaga kerja, maka produktivitas secara keseluruhan menurun. Total Pengukuran Produktivitas Pengukuran produktivitas total merupakan pengukuran yang berfokus pada sejumlah input yang secara total mengindikasikan keberhasilan organisasi. Pengukuran produktivitas total memerlukan pengembangan pendekatan pengukuran multifaktor. Pendekatan multifaktor umum yang disarankan dalam literatur produktivitas adalah penggunaan indeks produktivitas agregat, namun indeks agregat rumit dan sulit untuk ditafsirkan dan belum diterima secara umum, sehingga dua pendekatan yang lebih mudah untuk diterima yaitu profil measurement dan linked productivity measurement. Profil measurement menyediakan serangkaian ukuran operasional parsial yang terpisah dan berbeda yang dapat dibandingkan dari waktu ke waktu untuk memberikan informasi tentang perubahan produktivitas. Sedangkan linked productivity measurement merupakan perubahan keuntungan berdasarkan periode dasar ke periode saat ini yang sebagian disebabkan oleh perubahan produktivitas. Untuk menentukan PQ untuk input tertentu, maka dapat dihitung dengan cara: PQ = Current output/Base-period productivity ratio Sedangkan efek produktivitas pada laba dihitung dengan cara : Profit-linked effect = Total PQ cost -Total current cost Komponen Pemulihan Harga Komponen pemulihan harga merupakan perbedaan antara perubahan total laba dan perubahan produktivitas terkait laba yang dapat dihitung dengan rumus : Price recovery = Profit change - Profit-linked productivity change Peningkatan produktivitas dapat digunakan untuk mengimbangi kerugian pemulihan harga. Kualitas dan Produktivitas Meningkatkan kualitas dapat meningkatkan produktivitas, dan sebaliknya. Misalnya, jika pengerjaan ulang dikurangi dengan memproduksi lebih sedikit unit yang rusak maka akan meningkatkan kualitas, menggunakan lebih sedikit tenaga kerja dan lebih sedikit bahan yang digunakan untuk menghasilkan output yang sama akan meningkatkan produktivitas. Dengan demikian, peningkatan kualitas secara umum akan tercermin dalam ukuran produktivitas. Gainsharing Gainsharing digunakan oleh perusahaan untuk memotivasi pekerjanya untuk berkinerja secara optimal dengan cara menyediakan insentif tunai bagi tenaga kerja sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas. Sebagai contoh, perusahaan memiliki target untuk mengurangi jumlah unit yang rusak sebesar 10 persen selama kuartal berikutnya, jika tujuannya tercapai, perusahaan memperkirakan bahwa $ 1.000.000 akan diselamatkan. Perusahaan memberikan insentif dengan menawarkan bonus kepada karyawan yang setara dengan persentase penghematan biaya. Hal inilah yang disebut sebagai gainsharing. DAFTAR PUSTAKA Hansen, Don R., Mowen, Maryanne M. 2009. Akuntansi Manajerial. Edisi Kedelapan. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.