Materi 10 - Logika Induksi

advertisement
LOGIKA INDUKSI
Prinsip Dasar:
Apa yang beberapa kali terjadi dlm kondisi
tertentu dapat diharapkan akan selalu terjadi
apabila kondisi yang sama terpenuhi.
Kesimpulan merupakan suatu harapan, suatu
kepercayaan tetapi nilai kebenarannya tidak
pasti, hanya suatu peluang atau probabilitas.
 Syarat – syarat generalisasi:
 1. Generalisasi harus tidak terbatas secara
numerik (tidak boleh terikat pada jumlah
tertentu)
 2. Generalisasi harus tidak terbatas secara
spasio-temporal (tidak boleh terbatas ruang dan
waktu)
 3. Generalisasi harus dijadikan dasar
pengandaian
Contoh: Faktanya x,y dan z itu masing-masing
bukan B.
Ada generalisasi:Semua A adalah B.
Pengandaiannya:
Andaikata x, y dan z itu masing-masing memenuhi
kondisi A, maka pastilah x, dan z itu masingmasing sama dengan B.
Sebab-akibat sebagai dasar induksi.
Metode John Stuart Mill (1806-1873) adalah
metode yang diciptakan khusus untuk menarik
kesimpulan dalam hubungan sebab-akibat.
Ada 3 macam:
1. Metode Persamaan (Method of Agreement)
Apabila dua peristiwa atau lebih yg diteliti
hanya mempunyai satu faktor yg sama, maka
satu-satunya faktor yg sama itulah sebab atau
akibat dari gejala tersebut.
 Contoh:
 A makan nasi, makan telur, minum teh dan
ternyata ia sakit perut.
 B makan pisang, makan jeruk, minum teh dan
ternyata ia sakit perut.
 C makan kacang, makan emping, makan jeruk,
minum teh dan ternyata ia sakit perut.
 Jadi, satu-satunya faktor penyebab sakit perut
adalah minum teh.
 Kesimpulan itu berdasarkan pengertian sebab
sebagai kondisi mutlak. Ada sebab, ada akibat.
 Kesimpulan hanya bersifat probabilitas.
2. Metode Perbedaan
Prinsipnya:
Kalau sebuah peristiwa yang mengandung gejala
yang diselidiki dan sebuah peristiswa lain yang
tidak mengandungnya, semua faktor-faktornya
sama kecuali satu, sedang yang satu itu
terdapat pada peristiwa pertama, maka faktor
satu-satunya yang menyebabkan kedua
peristiwa itu berbeda adalah akibat atau sebab
atau bagian yang tak-terpisahkan dari sebab
gejala tersebut.
 Contoh:
 A makan nasi, makan telur, minum teh dan sakit perut
 B makan nasi, makan telur dan tidak sakit perut.
 Metode ini diterapkan dalam penelitian eksperimen.
3. Metode Gabungan
Prinsipnya:
Kalau pada dua peristiwa atau lebih dengan sebuah gejala
hanya terdapat sebuah faktor yang sama, sedang pada
dua peristiwa atau lebih yang tidak memiliki gejala itu,
tidak ada persamaannya satu dengan yg lain, kecuali
tidak ada faktor tersebut, maka faktor yang merupakan
satu-satunya perbedaan di antara kedua kelompok
peristiwa itu adalah akibat atau sebab atau bagian takterpisahkan dari sebab gejala itu.
 Contoh:
 A makan nasi, makan telur, minum teh dan sakit
perut
 B makan pisang, makan jeruk, minum teh dan
sakit perut
 C makan nasi, makan telur dan …tidak sakit
perut.
 Bentuk penalarannya menjadi:
Metode persamaan:
Metode perbedaan:
A makan nasi, makan telur, minum teh,
A makan nasi, makan telur, minum teh,
maka ia sakit perut
maka ia sakit perut
B makan pisang, makan jeruk, minum teh, B makan nasi, makan telur …ternyata tidak sakit
maka ia sakit perut
perut
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Minum teh  sakit perut
Download