LOGIKA INDUKSI Prinsip Dasar: Apa yang beberapa kali terjadi dlm kondisi tertentu dapat diharapkan akan selalu terjadi apabila kondisi yang sama terpenuhi. Kesimpulan merupakan suatu harapan, suatu kepercayaan tetapi nilai kebenarannya tidak pasti, hanya suatu peluang atau probabilitas. Syarat – syarat generalisasi: 1. Generalisasi harus tidak terbatas secara numerik (tidak boleh terikat pada jumlah tertentu) 2. Generalisasi harus tidak terbatas secara spasio-temporal (tidak boleh terbatas ruang dan waktu) 3. Generalisasi harus dijadikan dasar pengandaian Contoh: Faktanya x,y dan z itu masing-masing bukan B. Ada generalisasi:Semua A adalah B. Pengandaiannya: Andaikata x, y dan z itu masing-masing memenuhi kondisi A, maka pastilah x, dan z itu masingmasing sama dengan B. Sebab-akibat sebagai dasar induksi. Metode John Stuart Mill (1806-1873) adalah metode yang diciptakan khusus untuk menarik kesimpulan dalam hubungan sebab-akibat. Ada 3 macam: 1. Metode Persamaan (Method of Agreement) Apabila dua peristiwa atau lebih yg diteliti hanya mempunyai satu faktor yg sama, maka satu-satunya faktor yg sama itulah sebab atau akibat dari gejala tersebut. Contoh: A makan nasi, makan telur, minum teh dan ternyata ia sakit perut. B makan pisang, makan jeruk, minum teh dan ternyata ia sakit perut. C makan kacang, makan emping, makan jeruk, minum teh dan ternyata ia sakit perut. Jadi, satu-satunya faktor penyebab sakit perut adalah minum teh. Kesimpulan itu berdasarkan pengertian sebab sebagai kondisi mutlak. Ada sebab, ada akibat. Kesimpulan hanya bersifat probabilitas. 2. Metode Perbedaan Prinsipnya: Kalau sebuah peristiwa yang mengandung gejala yang diselidiki dan sebuah peristiswa lain yang tidak mengandungnya, semua faktor-faktornya sama kecuali satu, sedang yang satu itu terdapat pada peristiwa pertama, maka faktor satu-satunya yang menyebabkan kedua peristiwa itu berbeda adalah akibat atau sebab atau bagian yang tak-terpisahkan dari sebab gejala tersebut. Contoh: A makan nasi, makan telur, minum teh dan sakit perut B makan nasi, makan telur dan tidak sakit perut. Metode ini diterapkan dalam penelitian eksperimen. 3. Metode Gabungan Prinsipnya: Kalau pada dua peristiwa atau lebih dengan sebuah gejala hanya terdapat sebuah faktor yang sama, sedang pada dua peristiwa atau lebih yang tidak memiliki gejala itu, tidak ada persamaannya satu dengan yg lain, kecuali tidak ada faktor tersebut, maka faktor yang merupakan satu-satunya perbedaan di antara kedua kelompok peristiwa itu adalah akibat atau sebab atau bagian takterpisahkan dari sebab gejala itu. Contoh: A makan nasi, makan telur, minum teh dan sakit perut B makan pisang, makan jeruk, minum teh dan sakit perut C makan nasi, makan telur dan …tidak sakit perut. Bentuk penalarannya menjadi: Metode persamaan: Metode perbedaan: A makan nasi, makan telur, minum teh, A makan nasi, makan telur, minum teh, maka ia sakit perut maka ia sakit perut B makan pisang, makan jeruk, minum teh, B makan nasi, makan telur …ternyata tidak sakit maka ia sakit perut perut ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Minum teh sakit perut