Uploaded by User27486

makalah fisika

advertisement
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “DIPOL
LISTRIK DAN HAMBATAN JENIS”.
Tujuan penulisan makalah ini disamping untuk memenuhi salah satu nilai tugas mata
kuliah Fisika Dasar, penulis juga ingin menyampaikan kepada pembaca tentang dipol listrik
dan hambatan jenis.
Pada kesempatan ini, penulis dengan segala kerendahan hati ingin meyampaikan
terimakasih kepada Bapak Sukiswo selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Fisika Dasar
yang telah membimbing hingga terselesaikanya makalah ini.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangankekurangan. Penulis akan menerima dan berterimakasih atas segala kritik dan saran yang di
berikan demi perbaikan makalah ini. Akhir kata penulis berharap penulisan makalah ini dapat
bermanfaat sebagai kelengkapan informasi maupun dokumentasi yang berguna bagi masa
yang akan datang. Amin..
Wassalammuala’ikum wr. wb.
Semarang, 3 Oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
..........................................................................................
i
KATA PENGANTAR
..........................................................................................
ii
DAFTAR ISI
..........................................................................................
iii
BAB I. PEMBAHASAN
.........................................................................................
2
2.1 Kesimpulan
........................................................................................
5
2.2 Saran
........................................................................................
5
........................................................................................
6
BAB II. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
Dipol Listrik di Dalam Medan Listrik
Walaupun atom-atom dan molekul-molekul bersifat netral secara listrik, namun atom-atom
dan molekul-molekul ini juga dipengaruhi oleh medan listrik, sebab atom-atom dan molekulmolekul tersebut memiliki muatan positif dan muatan negatif. Kita bisa menganggap sebuah
atom terdiri dari inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh awan elektron yang
bermuatan negatif. Karena jari-jari inti sekitar 100.000 kali lebih kecil dibandingkan awan
elektron , kita dapat menganggapnya sebagai muatan titik. Pada beberapa atom dan molekul,
awan elektron mempunyai simetri bola , sehingga pusat muatanya berada pada pusat atom
atau molekul, berimpit dengan muatan positif. Atom atau molekul yang demikian disebut
nonpolar. Namun demikian, dengan adanya medan listrik luar, pusat muatan positif tidak
berimpit dengan pusat muatan negatifnya. Medan listrik melakukan suatu gaya pada inti yang
bermuatan positif yang arahnya searah medan dan gaya pada awan elektron yang bermuatan
negatif pada arah yang berlawanan. Muatan positif dan negatif akan terpisah sehingga gaya
tarik menarik muatan akan menmgimbangi gaya luar pada masing-masing muatan akibat
medan listrik luar. Distribusi muatan yang demikian berperilaku sebagi suatu dipol listrik .
Momen dipol suatu atom atau molekul non polar didalam medan listrik luar disebut momen
dipol induksi. Momen dipol induksi ini mempunyai arah sama dengan arah medan listrik.
Jika medan listrik yang homogen, tidak ada gaya total dipol sebab gaya pada muatan positif
maupun negatif sama besar dan berlawanan arah. Namun demikian, bila medan listriknya
tidak homogen, akan ada gaya total yang bekerja pada dipol tersebut. Momen dipol induksi
sejajar dengan E pada arah radial dari muatan titik tersebut. Medan pada muatan negatif lebih
kuat sebab letaknya lebih dekat kepada muatan titik, jadi gaya total pada dipol akan menuju
muatan titik dan dipol di tarik menuju muatan titik jika titik muatan tersebut adalah negatif,
dipol induksi akan mempunyai arah yang berlawanan dari arah semula, dan dipol sekali lagi
akan ditarik oleh muatan titik tersebut. Gaya yang dihasilkan oleh medan listrik tidak
homogen pada partikel netral merupakan penyebab potongan atas ditarik oleh sisir yang
bermuatan.hal ini juga merupakan penyebab balon yang bermuatan menempel pada dinding
atau langit-langit. Dalam hal ini, muatan pada balon memberikan medan listrik tidak
homogen yang mempolarisasi (yaitu, momen dipol induksi) molekul dari dinding atau langitlangit dan kemudian menariknya.
Pada beberapa molekul, pusat muatan positif tidak berimpit dengan pusat muatan negatif,
walaupun tidak ada medan listrik luar. Molekul-molekul polar ini, mempunyai momen dipol
listrik permanen. Jika sebuah molekul polar diletakkan didalam suatu medan listrik homogen
akan ada gaya total padanya,tetapi alkan ada momen yang mengarahkan molekul untuk
berputar sehingga dipol mengarah sejajar medan.
Torka dapat ditulis sebagi perkalian silang dari momen dipol p dengan medan listrik E :
𝝉=𝒑𝒙𝑎
Jika dipol berputar melalui sudut 𝑑𝜃, medan listrik melakukan kerja
dw= -ð‰ð’…ðœ― = −𝒑 𝑎 ð’”ð’Šð’ðœ― ð’…ðœ―
tanda minus muncul akibat torka yang cenderung menurunkan q. Dengan membuat kerja ini
sama dengan penurunan energi potensial, akan kita peroleh :
du = -dw = + pE ð’”ð’Šð’ðœ― ð’…ðœ―
dengan mengintegrasikan, kita peroleh :
U= -pE ð’„ð’ð’”ðœ― + 𝑞o
Biasanya kita pilih energi potensial menjadi nol pada saat dipol tegak lurus medan listrik,
yaitu ketika ðœ― = 𝟗𝟎°. Kemudian Uo = 0 dan energi potensial menjadi :
U = -pE ð’„ð’ð’”ðœ― = −𝒑 . 𝑎
Didalam suatu medan listrik, yang tidak homogen, molekul polar mengalami gaya total
karena medan listrik yang bekerja pada pusat muatan positif dan negatif berbeda besarnya
sebagai contoh ,olekul polar adalah HCl, yang sesungguhnya merupakanion positif hidrogen
dengan muatan +e dan ion negatif clor dengan –e . contoh lain dari molekul poalr adalah air .
adanya momen dipol dari air merupakan penyebab utama adanya penyerapan energi dari
makanan yang ada diadalam pemanas gelombang mikro. Seperti halnya semua gelombang,
microwave mempunyai medan listrik bolak-balik yang dapat menyebabkan dipol listrik
bergetar. Getaran momen dipol listrik air beresonansi dengan osilasi medan listrik gelombang
mikro dan ini menhyebabkan penyerapan energi dari gelombang mikro diameter atom
molekul mempunyai orde 10-10 m= o,1nm. Satuan momen dipol listrik atom dan molekul
adalah muatan dasar e diakli jarak 1nm. Misalnya, momen dipol dari NaCl dalam satuan ini
mempunyai besar sekitar 0,2 e. nm.
HAMBATAN LISTRIK
A. Arus listrik
Arus listrik didefinisikan sebagai aliran muatan listrik melalui sebuah konduktor.
Arus ini bergerak dari potensial tinggi ke potensial rendah, dari kutub positif ke kutub
negatif, dari anoda ke katoda. Arah arus listrik ini berlawanan arah dengan arus
elektron. Muatan listrik dapat berpindah apabila terjadi beda potensial. Beda potensial
dihasilkan oleh sumber listrik, misalnya baterai atau akumulator. Setiap sumber listrik
selalu mempunyai dua kutub, yaitu kutub positif (+) dan kutub negatif (–).Apabila
kutub-kutub baterai dihubungkan dengan jalur penghantar yang kontinu, kita dapatkan
rangkaian listrik tampak seperti pada Gambar 1.1(a), diagram rangkaiannya tampak
seperti pada Gambar 1.1(b). Dalam hal ini, baterai (sumber beda potensial)
digambarkan dengan simbol:
Garis yang lebih panjang menyatakan kutub positif, sedangkan yang pendek
menyatakan kutub negatif. Alat yang diberi daya oleh baterai dapat berupa bola
lampu,pemanas, radio, dan sebagainya. Ketika rangkaian ini terbentuk, muatan dapat
mengalir melalui kawat pada rangkaian, dari satu kutub baterai ke kutub yang
lainnya.Aliran muatan seperti ini disebut arus listrik.
Gambar 1.1 (a) Rangkaian listrik sederhana, (b) Skema rangkaian listrik.
Arus listrik yang mengalir pada kawat tersebut didefinisikan sebagai jumlah total
muatan yang melewatinya per satuan waktu pada suatu titik. Maka arus listrik I
𝑞
dapat dirumuskan: I=âˆ†ð‘Ą
Dengan Q adalah jumlah muatan yang melewati konduktor pada suatu titik selama
selang waktu Δt .Arus listrik diukur dalam coulomb per sekon dan diberi nama khusus
yaitu ampere yang diambil dari nama fisikawan Prancis bernama Andre Marie
Ampere (1775 -1836). Satu ampere didefinisikan sebagai satu coulombper sekon (1 A
= 1 C/s). Satuan-satuan terkecil yang seringdigunakan adalah miliampere (1 mA = 103
A) atau mikroampere (1μA = 10-6 A). Alat untuk mengukur kuatarus listrik
dinamakan amperemeter (disingkat ammeter).
Konduktor banyak mengandung elektron bebas.Berarti, bila kawat penghantar
dihubungkan ke kutub kutub baterai seperti pada Gambar 1.1, sebenarnya elektron
bermuatan negatiflah yang mengalir pada kawat. Ketika kawat penghantar pertama
kali dihubungkan, beda potensial antara kutub-kutub baterai mengakibatkan adanya
medan listrik di dalam kawat dan paralel terhadapnya.Dengan demikian, elektronelektron bebas pada satu ujung kawat tertarik ke kutub positif, dan pada saat yang
sama elektron-elektron meninggalkan kutub negatif baterai dan memasuki kawat di
ujung yang lain. Ada aliran elektron yang kontinu melalui kawat yang terjadi ketika
kawat terhubung ke kedua kutub. Sesuai dengan ketentuan mengenai muatan positif
dan negatif, dianggap muatan positif mengalir pada satu arah yang tetap ekuivalen
dengan muatan negatif yang mengalir ke arah yang berlawanan,tampak seperti pada
Gambar 1.2. Ketika membicarakan arus yang mengalir pada rangkaian, yang
dimaksud adalah arah aliran muatan positif. Arah arus yang identik dengan arah
muatan positif ini yang disebut arus konvensional.
Gambar 1.2 Arah arus konvensional
B. Hambatan listrik dan beda potensial
Dalam arus listrik terdapat hambatan listrik yang menentukan besar kecilnya arus
listrik. Semakin besar hambatan listrik, semakin kecil kuat arusnya, dan
sebaliknya.George Simon Ohm (1787-1854), melalui eksperimennyamenyimpulkan
bahwa arus I pada kawat penghantar sebanding dengan beda potensial V yang
diberikan ke ujung-ujung kawat penghantar tersebut: I ∝ V.Misalnya, jika kita
menghubungkan kawat penghantar kekutub-kutub baterai 6 V, maka aliran arus akan
menjadi duakali lipat dibandingkan jika dihubungkan ke baterai 3 V.Besarnya arus
yang mengalir pada kawat penghantar tidak hanya bergantung pada tegangan, tetapi
juga pada hambatan yang dimiliki kawat terhadap aliran elektron.Kuat arus listrik
berbanding terbalik dengan hambatan:I ∝ R1 . Aliran elektron pada kawat penghantar
diperlambat karena adanya interaksi dengan atom-atom kawat. Makin besar hambatan
ini, makin kecil arus untuk suatu teganganV. Dengan demikian, arus I yang mengalir
berbanding lurus dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar dan
berbanding terbalik dengan hambatannya. Pernyataan ini dikenal dengan Hukum
𝑉
Ohm, dan dinyatakan dengan persamaan: I=𝑅
Dengan R adalah hambatan kawat atau suatu alat lainnya,V adalah beda potensial
antara kedua ujung penghantar,dan I adalah arus yang mengalir. Hubungan ini sering
dituliskan:V=I.R
Dalam satuan SI, hambatan dinyatakan dalam satuan volt per ampere (V/A) atau ohm
(Ω). Grafik hubungan antara arus I dan beda potensial V, serta kuat arus I dan
hambatan listrik R, ditunjukkan seperti pada Gambar 1.3.
Gambar 1.3 Grafik hubungan (a)Kuat arus dengan beda potensial (b)Kuat arus dengan
hambatan.
C. Hambatan Jenis
Kita mungkin menduga bahwa hambatan yang dimiliki kawat yang tebal lebih kecil
daripada kawat yang tipis, karena kawat yang lebih tebal memiliki area yang lebih
luas untuk aliran elektron. Kita tentunya juga memperkirakan bahwa semakin panjang
suatu penghantar,maka hambatannya juga semakin besar, karena akan ada lebih
banyak penghalang untuk aliran elektron.Berdasarkan eksperimen, Ohm juga
merumuskan bahwa hambatan R kawat logam berbanding lurus dengan panjang l,
berbanding terbalik dengan luas penampang lintang kawat A, dan bergantung kepada
𝑙
jenis bahan tersebut.Secara matematis dituliskan: R=𝜌 ðī
dengan:
R = hambatan kawat penghantar (Ω)
l = panjang kawat penghantar (m)
A = luas penampang lintang penghantar (m2)
𝜌 = hambatan jenis kawat penghantar (Ω.m)
Konstanta pembanding 𝜌 disebut hambatan jenis(resistivitas). Hambatan jenis kawat
berbeda-beda tergantung bahannya.
Tabel 1.1 menunjukkan hambat jenis berbagai bahan padasuhu 20 oC.
D. Sumber Tegangan (GGL) dan Hambatan Dalamnya
Untuk membuat suatu rangkaian elektronika bekerja, kita memerlukan sebuah sumber
beda potensial (tegangan) agar menghasilkan arus yang tetap.Alat semacam ini
disebut sumber GGL (gaya gerak listrik), misalnya bateraidan accu. Pada baterai beda
tegangan yang dihasilkan biasanya 1,5 V,meskipun ada juga beberapa baterai yang
menghasilkan tegangan lebih kecil atau lebih besar. Ketika dirangkaikan pada sebuah
komponen elektronika,misalnya saja sebuah resistor. Arus akan mengalir menurut
hukum Ohm.Untuk memudahkan, katakanlah nilai hambatan dari resistor sebesar 1
𝑉
ohm,maka arus yang seharusnya mengalir dalam kawat adalah : I=𝑅 =
1,5 𝑉
1Ω
= 1,5A
Namun pada kenyataannya tidak demikian, baterai sesungguhnya memiliki hambatandalamnya sendiri yang berasal dari material penyusunnya, dan terutama proses
kimiawi yang dihasilkannya. Nilai r ini cenderung membesarkarena residu proses
kimiawi dalam baterai. Kita akan menamakan hambatan dalam ini dengan r. Dengan
adanya r, arus listrik yang mengalir menjadi lebih kecil, atau cenderung
mengecil.Arus yang dihasilkan karena hambatan dalam ini menjadi :
ðļ
1,5
I=𝑅+𝑟 = 1+1,5 = 1ðī
anggaplah r = 0,5 untuk sekedar memudahkan perhitungan.Arus yang dihasilkan
menjadi mengecil ketika r bertambah. Sebuah bateraiyang memiliki hambatan dalam r
besar, kita sebut telah rusak, meskipun jika anda ukur tegangan baterai memakai
voltmeter
pada
kedua
ujungnya,tegangan
yang
dihasilkan
nampak
tidak
berkurang.Berikut sebuah ilustrasi yang dibuat agak ekstrim dengan membuat
hambatan dalam membesar dari 0 hingga 2 ohm, dan anda lihat bagaimanakuat arus
mengecil.
Gb 1.4 Penurunan Aliran Arus Listrik Akibat BertambahnyaHambatan Dalam Baterai
E. Rangkaian (kombinasi) Hambatan
Pada umumnya rangkaian dalam sebuah alat listrik terdiri dari banyak jenis
komponen yang terangkai secara tidak sederhana, akan tetapi untuk mempermudah
mempelajarinya
biasanya
jenis
rangkaian
itu
biasa
dikelompokkan
dalam
RANGKAIAN SERI dan RANGKAIAN PARALEL.Gb 1.4 Penurunan Aliran Arus
Listrik Akibat Bertambahnya Hambatan Dalam Baterai 70 Beberapa resistor
dirangkai untuk tujuan tertentu seperti untuk membagi arus (memperkecil arus)
ataupun membagi tegangan.Rangkaian seri adalah rangkaian yang tidak memiliki
percabangan, seperti pada gambar berikut :
Gb 1.5 Rangkaian Hambatan yang Dipasang Seri
Rangkaian paralel untuk tiga resistor diilustrasikan sebagai berikut :
Gb 1.6 Rangkaian Hambatan yang Dipasang Seri
Hambatan totalnya adalah:
F. Pembagi Arus dan Pembagi Tegangan
Sebuah rangkaian hambatan yang dipasang paralel sesungguhnya juga berfungsi
untuk membagi arus. Dalam suatu rangkaian paralel (seperti gambar di bawah)
tegangan di A, B dan C sama besar :
Gb 1.7 Rangkaian Pembagi Arus
Namun arus yang mengalir dalam setiap cabang tidak sama dengan arus utamanya I
karena arus telah terbagi dalam tiga cabang. Hal yang sebaliknya terjadi di dalam
suatu rangkaian seri, di mana kuat arus pada setiap titik adalah sama, namun besarnya
tegangan dalam setiap resistor tidaklah sama :
Gb 1.8 Rangkaian Pembagi Tegangan
G. Hukum Kirchoff
Menyederhanakan rangkaian dengan cara seri dan paralel seperti contoh diatas
mungkin bisa dilakukan untuk rangkaian-rangkaian yang sederhana,namun untuk
rangkaian yang lebih rumit, cara tersebut sulit dilakukan.Salah satu contoh rangkaian
yang sulit diselesaikan dengan cara tersebut adalah sebuah rangkaian yang terdapat
pada gambar di bawah ini :
Kita akan kesulitan ketika memandang hambatan R5 apakah paralel ataukah seri ? Ia
nampaknya paralel terhadap R4 atau R3, namun hal tersebut tidak benar. Cara lain
untuk
memecahkan
rangkaian-rangkaian
yang
lebih
rumit
adalah
dengan
menggunakan hukum-hukum Kirchoff seperti yang akan diuraikan di bawah ini.
Hukum Kirchoff I :
Hukum pertama Kirchoff didasari oleh hukum konservasi energi yang menyatakan
bahwa dalam suatu rangkaian tertutup, tegangan yang diperoleh dan tegangan yang
berkurang haruslah sama besar.
Pada rangkaian di atas, karena loop (kurva melingkar) searah dengan arus, ketika loop
melewati E maka terjadi pertambahan potensial, namun saat melewati R yang terjadi
penurunan potensial karena adanya hambatan sehingga berlaku : E - I.R= 0
Atau E = I.R Sesuai dengan hukum ohm
Misalnya jika terdapat dua loop seperti rangkaian dibawah:
Maka pada loop 1:
Pada loop 2:
Dengan
Hukum Kirchoff II :
Kuat arus I yang masuk dalam suatu titik percabangan A sama dengan arus yang
keluar dari titik percabangan B :
Ini berarti bahwa berlaku :
yang merupakan bentuk lain dari hukum konservasi muatan.
BAB III
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan analisis yang telah dikemukakan di bab-bab sebelumnya,
maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Dipol listrik adalah suatu sistem yang terdiri atas dua muatan yang sama besar
tetapi berbeda jenis +q dan –q yang terpisah jarak relatif dekat (d) .
b. Momen dipol listrik (p) didefinisikan sebagai kuantitas besaran qd .
c. Besaran Momen dipol listrik (P)adalah vektor
d. Arus listrik didefinisikan sebagai aliran muatan listrik melalui sebuah konduktor.
e. Hukum Ohm menyatakan bahwa arus I yang mengalir berbanding lurus dengan
beda potensial antara ujung-ujung penghantar dan berbanding terbalik dengan
𝑉
hambatannya dan dinyatakan dengan persamaan: I=𝑅
f. Berdasarkan Hukum Ohm juga merumuskan bahwa hambatan R kawat logam
berbanding lurus dengan panjang l, berbanding terbalik dengan luas penampang
lintang kawat A, dan bergantung kepada jenis bahan tersebut.Secara matematis
𝑙
dituliskan: R=𝜌 ðī Sehingga ini disebut sebagai hambatan jenis.
g. Hukum pertama Kirchoff menyatakan bahwa dalam suatu rangkaian tertutup,
tegangan yang diperoleh dan tegangan yang berkurang haruslah sama besar.
Sedangkan hukum II Kirchoff menyatakan bahwa kuat arus I yang masuk dalam
suatu titik percabangan A sama dengan arus yang keluar dari titik percabangan B.
Download