Uploaded by rgnjsvn

pembahasan

advertisement
BAB II
PEMBAHASAN
A. Galvanometer suspense
Pengukuran-pengukuran
arus
searah
sebelumnya
menggunakan
galvanometer de-ngan sistem gantungan (suspension galvanometer). Instrumen ini
merupakan pelopor instrumen kumparan putar, dasar bagi kebanyakan alat-alat
penunjuk arus searah yang dipakai secara umum. Gambar 1 menunjukkan
konstruksi sebuah galvanometer suspense.
Sebuah kumparan (coil) kawat halus digantung di dalam medan maknit yang
diha-silkan oleh sebuah maknit permanen. Menurut hukum dasar gaya elektro
maknetik kumparan tersebut akan berputar di dalam medan maknit bila dialiri oleh
arus listrik. Gantungan kumparan yang terbuat dari serabut halus berfungsi sebagai
pembawa arus dari dan ke kumparan, dan keelastisan serabut tersebut
membangkitkan suatu torsi yang melawan perputaran kumparan. Kumparan akan
terus berdefleksi sampai gaya elektro-maknetiknya mengimbangi torsi mekanis
lawan dari gantungan. Dengan demikian pe-nyimpangan kumparan merupakan
ukuran bagi arus yang dibawa oleh kumparan tersebut. Sebuah cermin yang
dipasang pada kumparan menyimpangkan seberkas cahaya dan menyebabkan
sebuah bintik cahaya yang telah diperkuat bergerak di atas skala pada suatu jarak
dari instrumen. Efek optiknya adalah sebuah jarum penunjuk yang panjang tetapi
massanya nol.
Dengan penyempurnaan baru galvanometer suspensi ini masih digunakan
dalam pengukuran-pengukuran laboratorium sensitivitas tinggi tertentu bila
keindahan instru- men bukan merupakan masalah dan bila portabilitas (sifat dapat
dipindahkan) tidak di- pentingkan.
Gambar 1. Galvanometer Suspensi
B. Torsi dan defleksi di galvanometer
Sifat dinamik galvanometer dapat diamati dengan secara tiba-tiba
memutuskan arus yang dimasukkan, sehingga kumparan berayun kembali dari
posisi penyimpangan mnuju posisi nol. Akan terlihat bahwa sebagai akibat
kelembaman (inersia) dari sistem yang berputar, jarum berayun melewati titik nol
dalam arah yang berlawanan, dan kemudian berosilasi ke kiri ke kanan sekitar titik
nol. Osilasi ini perlahan-lahan mengecil sebagai akibat dari redaman elemen yang
berputar dan akhirnya jarum akan berhenti
Gerakan sebuah kumparan putar di dalam medan maknit dikenali dari tiga
kuantitas:
a. Momen inersia (kelembaman) kumparan putar terhadap sumbu putarnya
b. Torsi lawan yang dihasilkan oleh gantungan kumparan
c. Konstanta redaman (D)
C. Sentitivitas galvanometer
Untuk menyatakan sensitivitas sebuah galvanometer, umumnya digunakan
tiga
definisl, yaitu :
a. ensitivitas arus (current sensitivity);
b. sensitivitas tegangan (voltage sensitivity);
c. sensitivitas mega-ohm (megohm sensitivity).
Sensitivitas arus (current sensitivity) dideflnisikan sebagai perbandingan
penyim-pangan (defleksi) galvanometer terhadap arus yang menghasilkan defleksi
tersebut. Bia-sanya arus dinyatakan dalam mikroamper dan defleksi dalam
milimeter.
Bagi galvanometer yang skalanya tidak dikalibrasi dalam milimeter, defleksi dapat
dinyatakan dalam bagian skala. Sensitivitas arus adalah :
SI =
𝑑 π‘šπ‘š
𝐼 µπ΄
di mana d = defleksi galvanometer dalam bagian skala atau mm
i = arus galvanometer dalam fiA
Sensitivitas tegangan (voltage sensitivity) didefinisikan sebagai
perbandingan defleksi galvanometer terhadap tegangan yang menghasilkannya.
Oleh karena itu
𝑑 π‘šπ‘š
SV = 𝑉
µπ‘‰
di mana d = defleksi galvanometer dalam bagian skala atau mm
V = tegangan yang diberikan ke galvanometer dalam mV
Sensitivitas megaohm (megohm sensitivity) didefinisikan sebagai tahanan
(dalam mega-ohm) yang dihubungkan secara seri dengan galvanometer agar
menghasilkaffr defleksi sebesar satu bagian skala bila tegangan 1 V dimasukkan ke
rangkaian tersebut. Karena tahanan ekivalen dari galvanometer yang diparalelkan
diabaikan terhadap tahanan (dalam mega-ohm) yang seri dengannya, arus yang
dimasukkan praktis sama dengan 1/R JJLA dan menghasilkan defleksi sebesar satu
bagian (divisi). Secara numerik, sensitivitas mega ohm sama dengan sensitivitas
arus, sehingga
SR =
𝑑 π‘šπ‘š
𝐼
µπ΄
di mana d = defleksi galvanometer dalam bagian skala atau mm
I = arus galvanometer dalam fxA
Sensitivitas balistik (ballistic sensitivity) didefinisikan sebagai perbandingan
defleksi maksimal galvanometer, dm terhadap jumlah muatan listrik, Q di dalam
satu pulsa tung-gal yang menghasilkan defleksi tersebut. Maka
SQ =
π‘‘π‘š π‘šπ‘š
𝑄
µπΆ
di mana dm = defleksi maksimal galvanometer dalam bagian skala
Q = kuantitas listrik dalam C
D. Mekanisme kumparan maknik permanent
Gerakan dasar kumparan putar maknet permanent (permanent magnet
moving coil PMMC) yang ditunjukkan pada gambar 2 sering disebut sebagai
pengggerak d’Arsonval. Penggerak meter d'Arsonval banyak digunakan pada saat
ini. Dengan pemakaian yang luas pada peralatan elektronik, maka perlu sekali untuk
mendiskusikan mengenai konstruksi dan prinsip pengoperasiannya.
Gambar 2. Konstruksi penggerak d’Arsonva
Penggerak meter komersial yang tipikal, ditunjukkan pada gambar 2 yang
beroperasi pada prinsip dasar motor DC. Gambar 3 menunjukkan magnet permanen
berbentuk tapal kuda yang berdempetan dengan lembaranlembaran besi lunak
kutubnya, Di antara lembaran kutub utara dan kutub selatan terdapat inti besi lunak
berbentuk silinder yang dililit dengan kumparan kawat halus. Kawat halus ini
dililitkan pada sebuah bingkai logam yang sangat ringan dan ditempelkan pada
sebuah pasangan jewel sehingga dapat berputar dengan bebas. Tangkai penunjuk
dipasangkan pada kumparan putar yang akan menunjuk skala saat kumparan
putarnya berputar
Arus dari sebuah rangkaian yang diukur, di dalam meter akan melewati
gulungan pada kumparan putar. Arus yang melewati koil menyebabkan koil tersebut
menjadi elektromagnet yang berkutub utara dan selatan. Kutub elektromagnet saling
mempengaruhi dengan kutub magnet permanen yang menyebabkan koli
berputar.Tangkai akan menunjuk skala sewaktu arus mengalir di dalam arah
yang tepat pada koil. Dengan alasan ini, semua penggerak meter DC ada
penunjukkan tanda polaritas.
Gambar 3. Bagian-bagian penggerak d’Arsonval
E. Amperemeter Arus Searah
Selama gulungan kumparan putar yang ditunjukkan pada gambar 3 adalah
kawat yang sangat halus, penggerak meter d'Arsonval dasar sangat terbatas dalam
penggunaan tanpa modifikasi. Salah satu modif ikasi yang diperlukan sekali adalah
dengan menaikkan batas ukur arus yang diukur dengan pengeerak meter dasar. Hal
ini dilakukan dengan menempatkan sebuah resistansi rendah yang diparalel dengan
resistansi penggerak meter, Rm Resistansi rendah ini disebut dengan Shunt (Rsh)
dan fungsinya untuk memberi sebuah cara pengganti pada arus total meter , I,
disekitar meter penggerak.
Rangkaian ammeter DC dasar ditunjukkan oleh gambar 4 Dalam banyak hal
Ish lebih besar dari pada Im yang mengalir pada penggerak itu sendiri. Resistansi
shunt diperoleh dengan menggunakan hukum Ohm
Gambar 4. Rangkaian dasar ampermeter DC
Di mana :
Rm = tahanan dalam alat ukur
Rsh = tahanan shunt
Im(Idp) = arus defleksi penuh
Ish = arus shunt
I = arus skala penuh
F. Voltmeter Arus Searah
Penggerak meter d’Arsonval dasar dapat diubah ke voltmeter Dc dengan
menghubungkan sebuah pengali Rs yang seri dengan penggerak meter sepeti
ditunjukkan pada gambar 5.
Tujuan dari pengali adalah untuk memperluas batas ukur tegangan dari
meter dan untuk membatasi arus yang melewati pengerak meter pada sat arus
menyimpang skala penuh maksimum.
Gambar 5. Rangkaian dasar voltmeter DC
Di mana :
Rm = tahanan dalam alat ukur
Rs = tahanan pengali
Im(Idp) = arus defleksi penuh
V = tegangan rangkuman maksimum
G. Sensitivitas voltmeter
Sensitivitas voltmeter atau nilai ohm per volt adalah perbandingan tahanan
total RT terhadap tegangan rangkuman V yang nilainya selalu 1000 Ω/V.
S=
1
Ω
𝐼𝑑𝑝 𝑉
Sensivitas S dapat digunakan pada metode sentivitas untuk ementukan
tahanan pengali voltmeter DC.
Rt =
𝑉
πΌπ‘š
Rs =
𝑉
πΌπ‘š
- Rm
=VS
= V S - Rm
Di mana :
S = Sentivitas Voltmeter (Ω/V)
V
=
Rangkuman
tegangan
posisi saklar
Rm = tahanan dalam alat ukur
Rs = tahanan pengali
yang
ditentukan
oleh
H. Efek Pembebanan
Saat sebuah voltmeter digunakan untuk mengukur tegangan pada komponen
rangkaian, rangkaian voltmeter itu sendiri dalam hubungan paralel dengan
komponen rangkaian. Sehingga kombinasi paralel dari dua resistor menjadi lebih
kecil saat voltmeter terhubung jika dibandingkan dengan tanpa voltmeter. Dengan
demikian tegangan pada komponen berkurang saat voltmeter dihubungkan.
Penurunan tegangan mungkin tidak berarti atau mungkin besar, tergantung dari
sensitivitas dari voltmeter yang digunakan. Efek ini disebut pembebanan voltmeter
yang digambarkan pada gambar 6 di bawah.
Gambar 6 . Efek pembebanan voltmeter
I. Metode Voltmeter- Amperemeter
Suatu cara populer untuk pengukuran tahanan menggunakan metoda
voltmeter ampermeter (voltmeter ammeter method), karena instrumen-instrumen ini
biasanya ter-sedia di laboratorium. Jika tegangan V antara ujung-ujung tahanan dan
arus / melalui tahanan tersebut diukur, tahanan Rx yang tidak diketabui dapat
ditentukan berdasar-kan hukum ohm :
Rx =
𝑉
𝐼
Dengan asumsi berarti bahwa tahanan ampermeter adalah nol dan tahanan
voltmeter tak berhingga, sehingga kondisi rangkaian tidak terganggu.
Gambar 7. penempatan voltmeter dan amper meter pada pengukura tahanan
Dalam Gambar 7 (a) arus sebenarnya (true current) yang disalurkan ke
beban diukur oleh ampermeter, tetapi voltmeter lebih tepat mengukur tegangan
sumber dari pada tegangan beban nyata (aktual). Untuk mendapatkan tegangan yang
sebenarnya pada beban, penurunan tegangan di dalam ampermeter hams
dikurangkan dari penun-jukan voltmeter. Jika voltmeter dihubungkan langsung di
antara ujungujung tahanan seperti dalam Gambar 7(b), dia mengukur tegangan
beban yang sebenarnya, tetapi ampermeter menghasilkan kesalahan (error) sebesar
arus melalui voltmeter. Dalam kedua cara pengukuran Rx ini kesalahan tetap
dihasilkan. Cara yang betul untuk meng-hubungkan voltmeter bergantung pada nilai
Rx beserta tahanan voltmeter dan ampermeter. Umumnya tahanan ampermeter
adalah rendah sedang tahanan voltmeter adalah tinggi.
Dalam Gambar 7(a) ampermeter membaca arus beban (Ix) yang
sebenarnya, dan voltmeter mengukur tegangan sumber (Vt). JikaRx besar
dibandingkan terhadap tahanan dalam ampermeter, kesalahan yang diakibatkan
olerTpenurunan tegangan di dalam ampermeter dapat diabaikan dan Vt sangat
mendekati tegangan beban yang sebenarnya (Vx). Dengan demikian rangkaian
Gambar 4-20(a) adalah yang paling baik untuk pengukuran nilai-nilai tahanan yang
tinggi (high-resistance values).
Dalam Gambar 7(b) voltmeter membaca tegangan beban yang sebenarnya
(Vx) dan ampermeter membaca arus sumber (It). Jika Rx kecil dibandingkan
terhadap tahanan dalam voltmeter, arus yang dialirkan ke voltmeter tidak begitu
mempengaruhi arus sumber dan It sangat mendekati arus beban sebenarnya (Ix).
Berarti rangkaian Gambar 7(b) paling baik untuk pengukuran nilai-nilai tahanan
rendah (low-resistance values).
J. Ohmmeter
Gambar 8. Rangkaian dasar ohmmeter
Dimana :
Rm = tahanan dalam
Idp = arus defleksi penuh
E = baterai dlam alat ukur
Rz = tahanan pembatas arus
dan pengatur nol
Rx = tahanan yg tidak diketahui
Jika titik x dan y dihubungsingkat ekuivalen dengan menghubungsingkat
kedua probe dari ohmeter pada “zero” sebelum alat digunakan, kemudian resistor
variabel Rz diatur untuk memperoleh penyipangan skala penuh.
Download