Uploaded by Andi Iqbal Pangeran

Makalah Bahan Isolasi Cair

advertisement
MAKALAH
ILMU BAHAN LISTRIK
“Bahan Isolasi Cair”
Dibuat Oleh :
Nama
: Andi Iqbal Pangeran
Kelas
: 1B D3 Teknik Listrik
Nim
: 321 17 043
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT sehingga Makalah Ilmu Bahan Listrik dengan judul
“Bahan Isolasi Cair” ini dapat diselesaikan meskipun dalam bentuk dan isi yang sangat
sederhana.
Proses penyusunan makalah ini tidak terlepas dari berbagai macam hambatan dan
kesulitan, tapi atas bimbingan dan kerja sama berbagai pihak khususnya dosen dan asisten
dosen serta rekan-rekan teknik pertambangan yang sangat bermanfaat sehingga hambatan dan
kesulitan tersebut dapat diatasi.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dari makalah ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman
menulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan amalan yang setimpal atas segala
bantuan dan amal baiknya dan penulis berharap kiranya makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua khususnya penulis.
Makassar, 03 April 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bahan-bahan listrik sangat banyak ragamnya pada pabrikasi peralatan listrik. Untuk itu,
pengetahuan tentang bahan-bahan listrik sangay diperlukan bagi seorang ahli listrik, baik pada
industri maupun dibidang jasa kelistrikan. Aplikasi dari peralatan listrik tidak saja digunakan oleh
para ahli tetapi masyarakat luas yang tidak selalu memahami kelistrikan . Hal ini menyangkut
keamanan peralatan maupun pemakaiannya, sehubung dengan ketetapan pemilihan bahan.
Bahan listrik sangat diperlukan pada kehidupan sehai-hari. Bahan listrik merupakan suatu
bahan yang digunakan dalam peralatan listrik. Isolasi memiliki peranan yang sangat penting dalam
sistem tenaga listrik. Isolasi sangat diperlukan untuk memisahkan dua atau lebih penghantar listrik
yang bertegangan sehingga antara penghantar-penghantar tersebut tidak terjadi lompatan listrik atau
percikan. Bahan isolasi akan mengalami pelepasan muatan yang merupakan bentuk kegagalan listrik
apabila tegangan yang diterapkan melampaui kekuatan isolasinya.
Kegagalan yang terjadi pada saat peralatan sedang beroperasi bisa menyebabkan kerusakan
alat sehingga kontinuitas sistem terganggu. Bahan listrik sudah digunakan oleh masyarakat luas untuk
berbagai macam aplikasi peralatan listrik dan tentunya peralatan tersebut didukung oleh keamanan
peralatan serta keamanan konsumen atau pengguna. Untuk itu harus pengguna harus mengetahui
bahan isolasi yang ada dan diperhatikan dalam ketepatan pemilihan bahan oleh para pengguna.
Isolasi cair mempunyai dua fungsi sebagai bahan isolasi sekaligus sebagai bahan pendingin.
Titik berat pembahasan adalah minyak trafo yang mengikuti: macam, sifat, cara permurnian, dan
pengujiannya. Bahan isolasi digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang bertegangan atau
bagian-bagian yang aktif. Untuk itu sifat kelistrikkanya memegang peran sangat penting. Namun
demikian sifat mekanis, sifat termal, ketahanan terhadap bahan kimia serta sifat-sifat lainnya.
Pada kemajuan teknologi tegangan tinggi, isolasi listrik memegang peranan yang sangat
penting dalam teknik tegangan tinggi, Isolasi listrik sangat diperlukan untuk menunjang keandala di
dalam penyaluran tegangan listrik. Untuk itu diperlukan suatu informasi bagi pengguna agar dapa
menentukan bahan-bahan isolasi yang digunakan pada peralatan listrik khususnya bahan isolasi cair
yang merupakan bahan pengisi pada peralatan listrik seperti transformator, pemutus beban, rheostat.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan bahan isolasi cair?
2. Bagaimana sifat-sifat listrik cairan isolasi?
3. Apakah jenis-jenis bahan isolasi cair?
4. Bagaimana proses pemurnian dan mekanisme kegagalan minyak transformator?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian bahan isolasi cair
2. Mengetahui sifat-sifat listrik cairan isolasi
3. Mengetahui jenis-jenis bahan isolasi cair
4. Mengetahui proses pemurnian dan mekanisme kegagalan minyak transformator.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Bahan Isolasi Cair
Isolator cair adalah isolator yang berbahan dasar minyak, dan terbagi berdasarkan bahan
pembuatannya. Minyak isolasi berasal dari olahan minyak bumi, yang saat ini banyak digunakan dan
diteliti adalah minyak isolasi yang berasal dari tumbuhan atau biasa disebut dengan minyak “Nabati”
(Minyak Organik). Isolator ini biasaya digunakan pada peralatan Tranformator, pemutus tenaga.
Bahan isolator cair memiliki 2 fungsi sebagai pemisah antara bagian yang bertegangan dan sebagai
pendingin. Isolator ini harus memiliki tegangan tembus yang tinggi sebagai salah satu syaratnya.
2.2
Sifat-sifat Listrik Cairan Isolasi
Sifat sifat listrik yang menentukan unjuk kerja cairan sebagai isolasi adalah:

Withstand Breakdown kemampuan untuk tidak mengalami ketembusan dalam kondisi
tekanan listrik (electric stress ) yang tinggi.

Kapasitansi Listrik per unit volume yang menentukan permitivitas relatifnya. Minyak
petroleum merupakan subtansi nonpolar yang efektif karena merupakan campuran cairan
hidrokarbon. Minyak ini memiliki permitivitas kira-kira 2 atau 2.5 . Ketidak bergantungan
permitivitas subtansi nonpolar pada frekuensi membuat bahan ini lebih banyak dipakai
dibandingkan dengan bahan yang bersifat polar. Misalnya air memiliki permitivitas 78 untuk
frekuensi 50 Hz, namun hanya memiliki permitivitas 5 untuk gelombang mikro.
Faktor daya: Faktor dissipasi daya dari minyak dibawah tekanan bolak balik dan tinggi akan
menentukan unjuk kerjanya karena dalam kondisi berbeban terdapat sejumlah rugi rugi
dielektrik. Faktor dissipasi sebagai ukuran rugi rugi daya merupakan parameter yang penting
bagi kabel dan kapasitor. Minyak transformator murni memiliki faktor dissipasi yang
bervariasi antara 10-4 pada 20oC dan 10-3 pada 90oC pada frekuensi 50 Hz.

Resistivitas: Suatu cairan dapat digolongkan sebagai isolasi cair bila resitivitasnya lebih besar
dari109 W-m. Pada sistem tegangan tinggi resistivitas yang diperlukan untuk material isolasi
adalah 1016 W-m atau lebih. (W=ohm) Berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh ASTM
yakni dalam standar D-877 disebutkan bahwa suatu bahan isolasi harus memiliki tegangan
tembus sebesar kurang lebih 30 kV untuk lebar sela elektroda 1 mm, dengan kata lain
kekuatan dielektrik bahan isolasi kurang lebih 30 kV/mm. Sedangkan menurut standar ASTM
D-1816 suatu bahan isolasi harus mampu menahan tegangan sebesar 28 kV untuk suatu lebar
sela elektroda sebesar 1,2 mm. Standar ini merupakan standar yang diterima secara
internasional dan harus dipenuhi oleh suatu bahan yang dikategorikan sebagai suatu bahan
isolasi.
2.3
Jenis-jenis Bahan Isolasi Cair
2.3.1
Minyak transformator
Minyak transformator adalah hasil pemurnian minyak bumi minyak ini terutama diperlukan
sebagai pendingin sebab transpormator, tahanan pengasut, penghubung tenaga, utamanya yang
bekerja pada tegangan tinggi sangat membutuhkan pendinginan, karena tanpa pendinginan yang baik
maka akan merusak penyekat pada bagian inti, lilitan, dan pada bagian lain yang perlu. Contoh yaitu
pada penampang transformator dengan pendinginan minyak yang dipompakan apabila suhunya
meningkat tinggi maka akan terjadi hal–hal sebagai berikut :
1)
suhu naik maka besar tahanan naik pula.
2)
karena terdiri atas campuran logam maka akan menimbulkan retaknya penyekat.
3)
karena suhu yang terlampau tinggi sehingga dapat merubah susunan dan bentuk bahan.
Inti dan belitan pada trasformator atau seluruh kotak pada pemutus arus
seluruhnya
dimasukan ke dalam bak yang berisi minyak, karena itu minyak harus merupakan bahan penyekat,
syarat–syarat mutlak yang dibutuhkan sebagai minyak transformator yaitu:
2.3.2
1)
minyak harus cair dan jernih tidak berwarna
2)
bebas dari air ,asam, alkali, aspal ,dan ret.
3)
boleh mengandung campuran abu, asam, apabila memenuhi takaran tertentu
Minyak kabel
Minyak kabel juga merupakan salah satu hasil pemurnian minyak bumi. Minyak kabel
digunakan untuk memadatkan penyekat kertas pada kabel tenaga ,kabel tanah, dan terutama kabel
tegangan tinggi, kecuali untuk menguatkan baik daya sekat mekanisnya, penyekat kertas, juga untuk
menjaga atau menahan air supaya tidak meresap. sekaligus sebagai elektrikum .
Pada dasarnya penyekat bentuk cair digunakan sebagai bahan pembersih pada alat-alat listrik
misalnya pada reustak. Hal ini banyak difungsikan sebagai pengisolasi atau bahan pengisi seperti
pada minyak trafo yang merupakan pemurni bahan- bahan mineral. Oleh karena itu bahan isolasi
bentuk cair banyak digunakan karena memiliki daya tembus tinggi dan daya hantar yang kuat.
Adapun kendala–kendala yang biasa menghambat kerja yaitu misalnya pada minyak trapo biasa
terdapat air dan asam .
2.3.3
Cairan sintesis
Disamping bahan–bahan tersebut di atas
terdapat pula isolasi cair sintesis yang juga
digunakan pada teknik listrik. Isolasi cair sintesis yang sering digunakan pada teknik listrik adalah
cairan yang berisi chloor (hidrokarbon) seperti difenil (CH) dimana 3 sampai 5. Atom hydrogen
diganti dengan atom chloor .Bahan–bahan ini diantaranya adalah sovol, askarel, araclor, pyralen,
shibanol.
Sovol adalah bahan cair yang agak kental ,tidak berwarna, massa jenisnya. Lebih besar dari
minyak trafo. dan tegangan tembusnya hampir sama dengan minyak trafo dan permiabilitasnya lebih
tinggi .
Sovol yang dicampur dengan sedikit trichlobenzena (CHCL)untuk mengurangi kekentalannya
sehingga diperoleh bahan baru yang disebut sovtol. Karena sovol dan sovtol tidak terbakar bila
dengan udara
dan tidak menyebabkan ledakan. Maka itu trafo yang diisi sovtol tidak berisiko
kebakaran dan ledakan sehingga sovtol tidak digunakan pada isolasi pada pemutus dan juga bahan ini
beracun sehingga penggunaanya harus hati –hati.
2.3.4
Minyak Silikon
Bahan ini lebih mahal harga daripada minyak transformator. Tetapi mempunyai kelebihan
antara lain sudut kerugian dielektrik kecil, higroskopisitasnya dapat diabaikan dan resistivitas
panasnya relative tinggi. Massa jenis ±1 g/cm3, permitivitas relatifnya 2,5; tan 0,OOO2 PADA
1000Hz, titik nyala tidak kurang dari 145˚C, titik beku tidak lebih rendah dari -60˚C.
2.4
Proses Pemurnian dan Mekanisme Kegagalan Minyak Transformator
2.4.1
Proses Pemurnian
Minyak transformator dapat dikotori oleh uap air, fiber (misalnya: kertas, kayu, tekstil),
dammar dsb. Hal ini dapat mempengaruhi kemurnian minyak transformator. Bentuk dari pengotoran
dapat bermacam-macam yaitu: meleleh dan mencairnya bahan-bahan yang digunakan di dalam
transformator, partikel-partikel yang mengendap di dasar tangki, pada belitan atau pada intinya.
Dengan adanya pengotoran maka tegangan tembus minyakakan menurun dan ini berarti mengurangi
atau menurunnya umur pemakaian minyak.
Akhir-akhir ini usaha memperlambat terjadinya penurunan tegangan tembus minyak
transformator untuk pemakaian pada transformator yang bertegangan kerja tinggi dan dayanya besar,
ruangan yang terdapat di atas permukaan minyak diisi bdengan gas murni (biasanya nitrogen).
Cara lain untuk memperpanjang umur minyak transformator adalah dengan mencampurkan senyawa
tertentu antara lain: paraoksi diphenilamin. Senyawa tersebut dimasukan ke dalam minyak
transformtor yang telah dipanasi 80˚ hingga 85˚C. campuran tersebut konsentrasinya dibuat 0,1% dan
selanjutnya didinginkan. Minyak transformator yang sudah diberi senyawa paraoksi dipenilamin akan
berwarna kemerah-merahan.
a. Pemanasan
Pada cara ini minyak transformator dipanasi hingga titik didih air pada perangkat khusus
yang disebut Penggodok minyak (Oil Boiler). Air yang yang terkandung di dalam minyak
akan menguap.
Cara ini dianggap sebagai cara yag paling sederhana dalam hal pemurnian minyak
transformator. Dengan cara ini bahan-bahan pencemar padat, misalnya: fiber, jelaga: akan
tetap tinggal di dalam minyak. Apabila pemanasan tersebut mendekati titik penguapan
minyak, akan menyebabkan umur minyak berkurang. Namun hal ini dapat diiatasi dengan
cara memanaskan minyak di tempat pakem, sehingga air akan menguap pada suhu yang
relative rendah. Namun demikian pencemar selain air akan tetap tinggal di dalam minyak.
b. Penyaringan
Pada metode ini digunakan kertas khusus untuk menyaring minyak yang tercemar. Untuk
mempercepat waktu penyaringan, digunakan tekanan. Air yang terkandung dalam ninyak
transformator diserap dengan kertas higriskopis. Dengan cara ini baik air maupun partikelpartikel pencemar lainnya akan tersaring sekaligus.
Untuk menambah output mesin penyaring, minyak dipanasi 40˚ hingga 45˚C sehingga
viskositas minyak menurun dan dengan demikian makin memudahkan penyaringan.
Normalnya, minyak yang akan disaring dimasukkan ke filter atau penyaring dengan
tekanan 3 hingga 5 atmosfir. Biasanya penyaring diganti setelah digunakan selama 4 jam,
tetapi bila minyaknya sangat kotor, penggantiannya dilakukan setiap 0,5 hingga 1 jam.
c. Pemusingan
Pencemaran minyak transformator misalnya: fiber, karbon maupun lumpur adalah lebih
besar daripada minyak transformator sehingga kotoran-kotoran tersebut suatu saat mengendap
dan mudah dipisahkan secara kasar. Untuk mempercepat proses pemisahan, maka minyak
dipanaskan 45˚ hingga 55˚ di dalam suatu tabung dan kemudian diputar atau dipusing dengan
cepat. Karena gaya sentrifugal, maka subtansi yang lebih berat akan berada di bagian pinggir
bejana dan minyaknya sendiri yang relative lebih ringan akan berada di tengah bejana.
Bagian utama dari pemutar adalah sebuah silinder yang memiliki lempengan-lempengan
(hingga 50 buah). Lempengan-lempengan tersebut berputar bersama-sama dengan poros.
d. Regenerasi
Pencemaran minyak transformtor seperti yang dijelaskan sebelumnya. Pencemaran akan
lebih dapat dihilangkan dengan pemurnian khusus yaitu regenerasi.
Cara ini mengunakan absorben untuk regenarasi minyak transformator. Dalam praktek,
cara ini banyak digunakan pembangkit-pembangkit tenaga listrik dan gardu-gardu induk.
Absorben adalah subtansi yang siap menyerap produk yang diakibatkan oleh pemakaian
dan kelembaban pada minyak transformator. Regenerasi dengan absorben dapat lebih baik
hasilnya jika dilakukan setelah minyak ditambah dengan H2SO4. Selanjutnya jika terjadi
kelebihan asam dapat dinetralisir dengan kalium hidroksida (KOH) dan kemudian minyaknya
dicuci dengan air yang dialirkan, ditambah dengan absorben dan kemudian disaring.
Terdapat 2 cara untuk menambahjan absorben ke dalam minyak transformator, yaitu:
– Minyak dipanaskan dan dicampur dengan absorben yang dipadatkan dan kemudian
disaring. Cara atau metode ini disebut Metode Sentuhan (Contact Method).
– Minyak yang telah dipanasi dialikan melalui lapisan tipis dari absorben yang disebut
Metode Filtrasi.
Filtrasi penyerap untuk regenerasi minyak transfortor terdiri dari sebuah silinder yang
dilas dengan sebuah kawat kasa di dasarnya, di sini penyerap dimasukkan ke dalam minyak
kemudian dialirkan melalui kawat kasa tersebut.
Lama kelamaan kawat kasa akan tersumbat partikel-partikel halus dari absorben. Untuk
membersihkan absorben yang tersaring dan sisa-sisa minyak, silinder dapat dibalikkan atau
diputar 180˚. Instalasi ini akan lebih efisien jika 10% sampai 20% absorben dibuang dari
dasar absorber dan ditambahkan absorben baru. Dapat digunakan 2 absorber yang dikopel
secara seri sehingga minyak mengalir pada awal melalui absorber yang mash baru, kemudian
minyak dialirkan ke absorber yang berikutnya. Absorber yang digunakan untuk regenerasi
kebanyakan produk buatan misalnya: silikagel, alumina atau tanah liat khusus.
2.4.2
Mekanisme Kegagalan Minyak Transformator.
Teori mengenai kegagalan dalam zat cair kurang banyak diketahui dibandingkan dengan teori
kegagalan gas atau zat padat. Hal tersebut disebabkan karena sampai saat ini belum didapatkan teori
yang dapat menjelaskan proses kegagalan dalam zat cair yang benar-benar sesuai antara keadaan
secara teoritis dengan keadaan sebenarnya. Teori kegagalan zat isolasi cair dapat dibagi menjadi lima
jenis sebagai berikut:
1. Teori Kegagalan Elektronik. Teori ini merupakan perluasan teori kegagalan dalam gas,
artinya proses kegagalan yang terjadi dalam zat cair dianggap serupa dengan yang terjadi
dalam gas. Oleh karena itu supaya terjadi kegagalan diperlukan elektron awal yang
dimasukkan kedalam zat cair. Elektron awal inilah yang akan memulai proses kegagalan.
2. Teori Kegagalan Gelembung atau kavitasi merupakan bentuk kegagalanzat cair yang
disebabkan oleh adanya gelembung-gelembung gas didalamnya. Penyebabnya adalah:
a. Permukaan elektroda yang tidak rata.
b. Tejadinya tabrakan elektron sehingga terjadi produk-produk baru berupa gas.
c. Penguapan cairan karena adanya lucutan pada bagian elektroda yang tidak teratur
dan tajam.
d. Zat cair yang mengalami perubahan suhu dan tekanan.
3. Teori Kegagalan Bola Cair adalah jika suatu zat isolasi mengandung sebuah bola cair
dari jenis cairan lain, maka dapat terjadi kegagalan akibat tidak stabilnya bola cair
tersebut dalam medan listrik. Medan listrik akan menyebabkan tetesan bola cair yang
tertahan didalam minyak yang memanjang searah medan dan pada medan yang kritis
tetesan ini menjadi tidak stabil. Kanal kegagalan akan menjalar dari ujung tetesan yang
memanjang sehingga menghasilkan kegagalan total.
4. Teori Kegagalan Tak Murnian Padat adalah jenis kegagalan yang disebabkan oleh
adanya butiran zat padat (partikel) didalam isolasi cair.
5. Kegagalan campuran zat cair-padat (isolasi kertas dicelup ke dalam minyak) biasanya
disebabkan oleh pemburukan. Pemburukan yang menyebabkan kegagalan isolasi cairpadat yaitu:

Pemburukan karena pelepasan dalam.

Pemburukan elektro-kimiawi.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Isolator cair adalah isolator yang berbahan dasar minyak, dan terbagi berdasarkan bahan
pembuatannya.
2. Sifat-sifat listrik cairan isolasi yaitu Withstand Breakdown, Kapasitansi Listrik per unit
volume yang menentukan permitivitas relatifnya, dan Resistivitas.
3. Jenis-jenis bahan isolasi cair yaitu minyak transformator, minyak kabel, cairan sintesis
dan minyak silikon.
4. Proses pemurnian yaitu pemanasan, penyaringan, pemusingan, dan regenerasi. Adapun
mekanisme kegagalan minyak transformator yaitu teori kegagalan elektronik, teori
kegagalan gelembung atau kavitasi, teori kegagalan bola cair, teori kegagalan tak
murnian padat dan kegagalan campuran zat cair-padat.
3.2
Saran
Adapun saran yang dapat dikemukakan bagi para pembaca dan peminat dalam bidang
kelistrikan, khususnya mengenai isolasi cair dan kegagalan isolasi cair dapat terus melakukan
berbagai penelitian dan pengujian tegangan tembus pada media isolasi cair. Baik itu pengujian
mengenai bahan isolasi maupun metode pengujian kegagalan isolasi dengan menggunakan jenis
bahan isolasi yang berbeda, jenis elektroda, macam tegangan yang berbeda pula.
DAFTAR PUSTAKA
Setiabudy, Rudy. 2007. Material Teknik Listrik. Jakarta: Universitas Indonesia.
Zaky, A. A., Hawley, R. Conduction and Breakdown in Mineral Oil (London: Peter Peregrinus,
1973).
Danikas M.G. “Breakdown of Transformer Oil”, IEEE Electrical Insulation Magazines Vol. 6, No. 5,
Septembet/Oktober 1990.
Kawaguchi Y., et. al., “Breakdown of Transformator Oil”, IEEE Transaction on Power App. System
Vol. PAS-91 No.1 pp. 9-19, 1997.
Petronas, Standar Kualitas dan Viskositas Oli Sintetis, Jakarta, 2005.
Wahyuni Martiningsih, Analisis Pengaruh Kontaminasi Air dan Temperatur Terhadap Tegangan pada
Minyak Transformator, Universitas Indonesia, 2003.
Download