Uploaded by User26949

rekayasa lingkungan dan udara

advertisement
KELOMPOK
Harun Assyfa
(D1051161060)
Khusna Lestiani
(D1051161068)
Gusti Rachmad R.
(D1051161070)
Meideristi Eka Suciutami
(D1051161072)
PENCEMARAN UDARA DARI PABRIK BESI DAN BAJA
Bahan buangan yang dihasilkan dari industri besi baja seperti mesin bubut, cor
logam dapat menimbulkan pemcemaran lingkungan. Sebagian besar bahan
pencemarannya berupa debu, asap dan gas yang mengotori udara sekitarnya.
Selain pencemaran udara oleh bahan buangan, kebisingan yang ditimbulkan mesin
dalam industri baja (logam) mengganggu ketenangan sekitarnya. kadar bahan
pencemar yang tinggi dan tingkat kebisingan yang berlebihan dapat mengganggu
kesehatan manusia baik yang bekerja dalam pabrik maupun masyarakat sekitar.
Walaupun industri baja/logam tidak menggunakan larutan kimia, tetapi industri
ini memcemari air karena buanganya dapat mengandung minyak pelumas dan
asam-asam yang berasal dari proses pickling untukmembersihkan bahan plat,
sedangkan bahan buangan padat dapat dimanfaatkan. Bahaya dari bahan-bahan
pencemar yang mungkin dihaslkan dari proses-proses dalam industri besibaja/logam antara lain; 1.Debu, dapat menyebabkan iritasi, sesak nafas
2.Kebisingan, mengganggu pendengaran, menyempitkan pembuluh darah,
ketegangan otot, menurunya kewaspadaan, kosentrasi pemikiran dan efisiensi
kerja.
3. Karbon Monoksida (CO), dapat menyebabkan gangguan serius, yang diawali
dengan napas pendek dan sakit kepala, berat, pusing-pusing pikiran kacau dan
melemahkan penglihatan dan pendengaran. Bila keracunan berat, dapat
mengakibatkan
pingsan
yang
bisa
diikuti
dengan
kematian.
4. Karbon Dioksida (CO2), dapat mengakibatkan sesak nafas, kemudian sakit
kepala, pusing-pusing, nafas pendek, otot lemah, mengantuk dan telinganya
berdenging.
5. Belerang Dioksida (SO2), pada konsentrasi 6-12 ppm dapat menyebabkan
iritasi pada hidung dan tenggorokan, peradangan lensa mata (pada konsentrasi 20
ppm),
pembengkakan
paru-paru.
6. Minyak pelumas, buangan dapat menghambat proses oksidasi biologi dari
sistem lingkungan, bila bahan pencemar dialirkan keseungai, kolam atau sawah
dan
sebagainya.
7. Asap, dapat mengganggu pernafasan, menghalangi pandangan, dan bila
tercampur dengan gas CO2, SO2, maka akan memberikan pengaruh yang
nenbahayakan seperti yang telah diuraikan diatas.
Identifikasi Emisi Gas Buang Pada Peleburan Baja di Pabrik
BilletBaja/ Billet Steel Plant (BSP) Pabrik Billet Baja/ Billet Steel Plant (BSP)
melakukan proses produksi dari bahan besi spons , dimana besi spons ini akan
dilebur bersama scrap dan bahan tambahan lainnya, seperti granit, dolomite dan
batu kapur. Proses pembuatan billet baja di BSP terbagi dalam 3 tahap utama,
yaitu proses peleburan dan pemurnian di dapur EAF ( Electric Arc Furnance),
proses pemurnian sekunder dan proses pengecoran kontinyu di CCM (Continous
Casting Machine). Peleburan baja di BSP banyak menimbulkan masalah,
khususnya pada kualitas udara. Beberapa tahapan dalam proses peleburan baja
secara aktual menimbulkan emisi berupa gas dan partikel debu utamanya pada
saat peleburan baja di EAF, sehingga menyebabkan pencemaran udara baik di
dalam maupun di luar/sekitar pabrik. Umumnya debu (dust ) terbentuk karena
adanya partikel-partikel halus yang terbentuk secara mekanik, keluar dari tanur
dan atau adanya senyawa yang mudah menguap dan keluar tanur.
Kategori Limbah:
Kategori 1 : Limbah B3 yang berdampak akut dan langsung terhadap manusia dan
dapat dipastikan akan berdampak negatif terhadap lingkungan hidup.
Kategori 2 : Limbah B3 yang mengandung B3, memiliki efek tunda (delayed
effect), dan berdampak tidak langsung terhadap manusia dan lingkungan hidup
serta memiliki toksisitas sub-kronis atau kronis.
Limbah B3 yang statusnya menjadi limbah khusus sesuai PP No. 101 Tahun
2014.
Kode
Limbah
B402
Jenis limbah
Kategori
Sumber Limbah
Bahaya
Slag baja, fine Peleburan bijih/logam besi baja
sponge
B405
Konsentrat besi
B406
Mill scale
B407
Debu EAF
B408
PS Ball
berteknologi electric arc furnace
Peleburan bijih/logam besi baja
berteknologi EAF
Peleburan bijih/logam besi baja
berteknologi EAF
Peleburan bijih/logam besi baja
berteknologi EAF
Peleburan bijih/logam besi baja
berteknologi EAF
2
2
2
2
2
Sumber: PP No.101 Tahun 2014
Untuk baku mutu sumber emisi Industri besi dan baja menurut Kepmen Lh
no 13 tahun 1995 adalah:
No.
Sumber
parameter
Batas
maksimum(mg/m3)
1
Pennaganan bahan baku
Total partikel
500
2
Basic Oxygen Furnace
Total partikel
500
3
Eelectric Arc furnace
Total partikel
500
4
Dapur Pemanas
Total partikel
500
5
Dapur Proses Pelunakan baja
Total partikel
500
6
Proses Celup Lapis metal
Total partikel
500
HCl
10
Total partikel
400
SO2
1200
NO2
1400
7
Tenaga Ketel Uap
Teknologi Pengendalian Udara
Berdasarkan peraturan pemerintah RI No. 41 tahun 1999 tentang pengendalian
pencemaran udara, yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah masuknya
atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien
oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi
fungsinya. Sedangkan pengendalian pencemaran udara merupakan upaya
pencegahan dana atau penanggulangan pencemaran udara serta pemulihan mutu
udara. Sebenarnya secara alamiah atmosfer telah melakukan self cleansing untuk
mengontrol polusi udara di alam. Namun karena aktivitas industri yang terusmenerus maka dibutuhkan beberapa alat atau teknologi dalam mengendalikan
pencemaran udara. Alat-alat tersebut antara lain :
1. Settling Chambers
Alat pengendali partikulat settling chamber digunakan sebagai penangkap
debu awal yang pertama dipakai untuk memindahkan atau menangkap partikel
berukuran besar. Prinsip alat ini adalah pengendapan berdasarkan gaya gravitasi.
Gas yang mengandung partikulat dialirkan melalui chamber dengan kecepatan
rendah sehingga memberikan waktu yang cukup bagi partikulat untuk mengendap
secara gravitasi ke bagian dust hopper. Desain alat ini sederhana dan biaya
operasionalnya murah, namun hanya efektif jika partikel berukuran besar sedang
partikel ringan akan tetap bisa menerobos. Alat ini akan lebih efektif jika
dikombinasikan dengan teknologi pengendali udara lain.
2. Cyclones
Alat ini menggunakan prinsip pemisahan partikel dengan menggunakan gaya
inersia partikel. Udara yang mengandung partikulat akan berputar seperti
siklon(spiral). Partikel besar tidak dapat bergerak terus karena gaya inersia
tersebut. akibatnya terlepas dari vortex dan mengenai dinding siklon akibat gaya
sentrifugal dan jatuh ke dalam hopper karena gravitasi. Saat gas mencapai dasar
siklon, gerakan akan berputar ke arah yang berlawanan menuju ke atas tabung dan
keluar lewat lubang keluar. Dinding siklon yang menyempit ke bawah unit,
memungkinkan partikel terkumpul di hopper.
Cyclone lebih efisien jika digunakan untuk memindahkan atau menangkap
partikel besar dan kurang efisien untuk partikel kecil atau ringan. Alasan inilah
sebaiknya alat ini digunakan dengna alat pengendali polusi udara lainnya.
3. Venturi Scrubbers
Alat ini merupakan salah satu jenis wet scrubbers yang menggunakan
liquid(cairan) untuk menangkap partikel padatan. Di dalam venturi scrubbers,
muatan gas yang mengandung partikel melalui short tube akan mengalami kontak
dengan aliran gas pada bagian menyempit dari venturi. Pada saat mengalami
penyempitan, aliran gas dipercepat dan berkontraksi sehingga dapat menembus
inti droplet liquid. Pada penyempitan ini menyebabkan kecepatan gas naik ketika
tekanan meningkat.
Perbedaan kecepatan dan tekanan yang dihasilkan dari penyempitan menyebabkan
partikel dan air bercampur. Penurunan kecepatan pada bagian tabung yang luas
akan mengisi droplets liquid yang berisi partikel keluar dari gas buang. Venturi
scrubber sangat efektif untuk menangkap partikel kecil, dengan efisiensi mencapai
99 persen. Kekurangan alat ini yaitu juga menghasilkan limbah.
4. Fabric Filters
Fabric filter atau baghouses, menangkap debu dari gas buang dengan melalui
buangan poros fabric. Fabric filter ini sangat efisien untuk menangkap partikel
dengan efisiensi 99 jika diaplikasikan dengan alat lainnya.
Menyeleksi bahan fiber dan pembuatan kain sangat penting untuk kinerja
baghouses. Fabric filter menggunakan filter yang terbuat dari kain, nilon atau wol.
Bahan fiber yang digunakan harus cukup kuat pada suhu gas maksimum dan
sesuai dengan komponen kimia gas yang dikumpulkan di hopper. Salah satu
kerugian dari fabric filter ini jika temperatur gas tinggi harus sering didinginkan
sebelum dihubunkan dengan media filter. Oleh karena itu sering didinginkan agar
tidak cepat rusak atau terbakar dan berkorosi.
5. ELECTROSTATIC PRECIPITATORS (Esps)
ESP merupakan salah satu alat pengendali partikel yang menggunakan tenaga
listrik untuk menghilangkan partikel keluar dari aliran gas buang dan ke atas
piringan kolektor. ESP menempatkan muatan listrik pada partikel menyebabkan
tertarik ke pelat logam malah dibebankan terletak di precipitator tersebut. partikelpartikel dikeluarkan dari piringan dengan “rapping” dan dikumpulkan dalam
hopper yang terletak dibawah unit.
Efisiensi penghilangan partikel pada ESPs sangat bervariasi, namun untuk partikel
yang kecil sekitar 99 %. ESP tidak hanya digunakan dalam aplikasi utilitas tetapi
juga industri lainnya ( untuk gas buang lainnya) seperti semen, pulp and paper dan
baja.
Pengendalian Polutan Gas Dari Sumber Stasioner
Metode yang paling umum untuk mengendalikan polutan gas adalah penambahan
perangkat kontrol untuk memulihkan atau menghancurkan polutan. Ada empat
teknologi kontrol yang umum digunakan untuk polutan gas:
1. absorbsi
2. adsorpsi,
3. Kondensasi, dan
4. Insinerasi (pembakaran)
1. Absorbsi
Penghilangan satu atau lebih komponen yang diseleksi dari percampuran gas
dengan absorbsi adalah operasi yang paling penting dalam pengendalian emisi
polutan gas. Absorbsi adalah sebuah proses di mana polutan gas dilarutkan dalam
cairan.
Air adalah absorben yang paling umum digunakan. Jika aliran gas melewati
cairan, cairan akan mengabsorb gas, dalam banyak cara yang sama bahwa gula
dilarutkan dalam segelas air ketika diaduk.
Jenis-jenis utama dari peralatan penyerapan gas termasuk spray towers,packed
columns, spray chambers dan venturi scrubber. Secara umum, pelarut dapat
mencapai efisiensi penghilangan lebih dari 95 persen. Salah satu masalah
potensial adalah pelarutan air limbah yang mengubah masalah pencemaran udara
ke masalah pencemaran air.
2. Adsorbsi
Bila gas atau uap dihubungkan dengan padatan, bagian dari itu diambil oleh
padat. Molekul-molekul yang hilang dari gas dimasukkan ke padatan, atau tetap di
luar menempel ke permukaan. Peristiwa ini disebut penyerapan. Adsorben industri
yang paling umum adalah karbon aktif, silika gel, dan alumina, karena mereka
memiliki area permukaan besar per satuan berat. Karbon aktif merupakan standar
universal untuk pemurnian dan penghilangan kontaminan organik dari cairan dan
uap.
Sistem adsorbsi karbon ada 2 meliputi :
Sistem adsorpsi karbon baik
Sistem regeneratif biasanya berisi lebih dari satu bed karbon. Sebagai salah satu
bed yang aktif menghilangkan polutan, bed lain sedang diregenerasi untuk
penggunaan masa depan.
Sistem non-regeneratif memiliki bed tipis karbon aktif. Dalam penyerapan nonregeneratif, karbon dibuang ketika menjadi jenuh dengan polutan.
3. Kondensasi
Kondensasi adalah proses mengubah gas atau uap menjadi liquid. Setiap gas
dapat dikurangi menjadi cairan dengan menurunkan suhu yang lebih rendah dan /
atau meningkatkan tekanannya. Kondensor biasanya digunakan sebagai perangkat
pretreatment. Kondensor yang digunakan untuk pengendalian polusi adalah
kondensor kontak dan kondensor permukaan.
Dalam kondensor kontak, gas dihubungkan dengan cairan dingin.
Dalam kondensor permukaan, gas dihubungkan dengan permukaan yang
didinginkan bisa dalam cair atau gas, seperti bagian luar tabung. Efisiensi
kondensor biasanya berkisar dari 50 persen menjadi lebih dari 95 persen,
tergantung pada desain dan aplikasi.
4. Insinerasi
Insinerasi juga dikenal sebagai pembakaran, yang paling banyak digunakan
untuk mengontrol emisi senyawa organik dari proses industri. Teknik ini mengacu
pada oksidasi cepat suatu zat melalui kombinasi oksigen dengan bahan yang
mudah terbakar. Ketika pembakaran selesai, gas buang diubah menjadi karbon
dioksida dan uap air.
Peralatan yang digunakan untuk mengontrol limbah gas oleh pembakaran dapat
dibagi dalam tiga kategori:
a. Pembakaran langsung(direct combustor)
b. Insinerasi termal dan
c. Catalytic insinerasi.
Direct combustor adalah perangkat di mana udara dan semua limbah gas yang
mudah terbakar bereaksi dengan burner. Sebuah suar dapat digunakan untuk
mengontrol hampir semua aliran emisi yang mengandung senyawa organik yang
mudah menguap. Studi yang dilakukan oleh EPA telah menunjukkan bahwa
efisiensi penghancuran flare adalah sekitar 98 persen.
Dalam insinerator termal limbah gas mudah terbakar melalui pembakar ke
chamber di mana oksidasi limbah gas selesai. Insinerator Thermal dapat
menghancurkan polutan gas pada efisiensi yang lebih besar dari 99 persen ketika
dioperasikan dengan benar.
Catalytic incinerator hampir sama dengan thermal insinerator. Perbedaan
utamanya adalah setelah melewati area pembakaran, gas melewati bed catalyst.
Sebuah katalis menaikkan oksidasi pada suhu lebih rendah untuk menurunkan
biaya bahan bakar. Namun efisiensi kerusakan lebih besar 95 % jika ditambahi
dengan katalis.
Macam-Macam Penyakit Akibat Pencemaran Partikel Debu di Udara
Pencemaran udara oleh partikel dapat disebabkan karena peristiwa alamiah dan
dapat pula disebabkan karena ulah manusia, lewat kegiatan industri dan teknologi.
Partikel yang mencemari udara banyak macam dan jenisnya, tergantung pada
macam dan jenis kegiatan industri dan teknologi yang ada. Mengenai macam dan
jenis partikel pencemar udara serta sumber pencemarannya telah banyak.
Secara umum partikel yang mencemari udara dapat merusak lingkungan, tanaman,
hewan dan manusia. Partikel-partikel tersebut sangat merugikan kesehatan
manusia. Pada umumnya udara yang telah tercemar oleh partikel dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit saluran pernapasan atau pneumoconiosis.
Pada saat orang menarik nafas, udara yang mengandung partikel akan terhirup ke
dalam paru-paru. Ukuran partikel (debu) yang masuk ke dalam paru-paru akan
menentukan letak penempelan atau pengendapan partikel tersebut. Partikel yang
berukuran kurang dari 5 mikron akan tertahan di saluran nafas bagian atas,
sedangkan partikel berukuran 3 sampai 5 mikron akan tertahan pada saluran
pernapasan bagian tengah. Partikel yang berukuran lebih kecil, 1 sampai 3
mikron, akan masuk ke dalam kantung udara paru-paru, menempel pada alveoli.
Partikel yang lebih kecil lagi, kurang dari 1 mikron, akan ikut keluar saat nafas
dihembuskan.
Pneumoconiosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh adanya
partikel (debu) yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru. Penyakit
pnemokoniosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel (debu) yang masuk
atau terhisap ke dalam paru-paru. Beberapa jenis penyakit pneumoconiosis yang
banyak dijumpai di daerah yang memiliki banyak kegiatan industri dan teknologi,
yaitu Silikosis, Asbestosis, Bisinosis, Antrakosis dan Beriliosis.
-Asbestosis
Ini adalah penyakit yang disebabkan dari serat asbes atau debu yang mencemari
udara. Debu asbes banyak dijumpai di kawasan industri dan pabrik. Debu asbes
yang masuk ke dalam paru-paru bisa mengakibatkan batuk-batuk dan gejala sesak
napas – yang disertai dengan dahak.
-Antrakosis
Antrakosis merupakan penyakit saluran pernapasan yang diakibatkan dari debu
batu bara. Penyakit ini biasa kita lihat pada para pekerja tambang batu bara.
Penyakit ini memiliki masa inkubasi antara 2-4 tahun. Penyakit ini juga ditandai
dengan sesak napas, tapi relatif tidak begitu berbahaya. Penyakit ini akan menjadi
parah apabila disertai dengan komplikasi – yang memungkinkan terjadinya
kematian.
-Silikosis
Penyakit ini muncul dikarenakan dari pencemaran debu silika bebas – berupa
SiO2 – yang terhisap masuk ke dalam paru-paru, lalu mengendap. Debu seperti ini
bisa kita jumpai di pabrik baja, besi pengecoran beton, bengkel besi, dan keramik.
Debu silika yang terhirup akan mengalami masa inkubasi 2 sampai 4 tahun.
Tanda-tanda penderita penyakit ini adalah sesak napas dan batuk-batuk. Namun,
batuknya sendiri tidak disertai dengan dahak. Bila silicosis tergolong parah, maka
sesak napas yang terjadi akan diikuti dengan hipertropi jantung sebelah kanan –
yang mengakibatkan kegagalan kerja jantung.
-Bisinosis
Bisinosis merupakan penyakit pneumoconiosis, karena menghisap pencemaran
debu napas atau serat kapas di udara. Ini banyak kita temui di pabrik tekstil,
pemintalan kapas, dan masih banyak lagi. Masa inkubasi penyakit ini terbilang
lama, yaitu hingga 5 tahun. Tanda-tanda awalnya berupa dada terasa berat dan
sesak napas. Adanya reaksi alergi dari kapas yang masuk ke saluran pernapasan
juga adalah gejala awal bisinosis. Pada bisinosis yang terbilang parah, biasanya
diikuti pula dengan penyakit bronchitis kronis yang memungkinkan disertai
dengan emphysema.
-Beriliosis
Penyakit ini akibat pencemaran udara debu logam berilium sulfat, logam murni,
oksida, dan halogenida. Debu logam bisa menyebabkan bronchitis, pneumonitis,
dan nasoparingtis. Gejalanya batuk kering, demam, dan sesak napas. Penyakit ini
bisa muncul pada para pekerja industri tembaga, logam campuran berilium, dan
masih banyak lagi. Tanda-tanda penyakit ini berat badan yang menurun, mudah
lelah, dan sesak napas.
Download