Uploaded by User26824

MAKALAH sifat fisik tanah ptps

advertisement
MAKALAH
PENYEHATAN TANAH DAN PENGELOLAAN SAMPAH – A
SIFAT-SIFAT FISIK TANAH
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
AMALIA RAMADONA
P21335118008
MARIA CAROLINA
P21335118035
RENALDI ARDIYA H
P21335118054
SILMA SALSABILLA S
P21335118062
DOSEN PEMBIMBING :
Catur Puspawati, ST, MKM
KELAS 2 DIV - A
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III/F3 KebayoranBaru Jakarta Selatan 12120 Telp. 021-7397641, 021-7397643
Fax. 021-7397769 Website :www.Poltekkesjkt2.ac.id
2019 / 2020
KATA PENGANTAR
AlhamdulillahiRobbil ‘Alamin, Segala puji bagi Allah SWT Tuhan SemestaAlam. Atas
segala karunia nikmatNya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah yang disusundalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Penyehatan
Tanah dan Pengelolaan Sampah - A.
Meski telah kami susun dengan maksimal namun kami menyadari masih banyak
kesalahan dalam makalah ini, baik dalam penulisan, tata bahasa, tanda baca maupun ini. Oleh
sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberi banyak manfaat untuk penduduk
Poltekkes Jakarta II khususnya, dan untuk masyarakat Indonesia umumnya.
Penyusun
Kelompok 8
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 2
BAB I ...................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 3
1.1
Latar Belakang ...................................................................................................................... 3
1.2
Tujuan .................................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 4
2.1
Pengertian Tanah dan Peranan Tanah ............................................................................... 4
A.
Pengertian tanah ...................................................................................................................... 4
B.
Peranan sifat fisik tanah .......................................................................................................... 5
2.2
Macam-macam sifat Tanah................................................................................................. 7
A.
Sifat Fisika Tanah ................................................................................................................... 7
B.
Sifat Kimia Tanah ................................................................................................................... 8
2.3
Pengambilan sampel untuk sifat fisik tanah..................................................................... 10
2.4
Pengukuran sifat fisik tanah .............................................................................................. 12
2.5
Pengertian sifat fisik sampah ............................................................................................. 15
2.6
Macam – macam sifat fisik sampah .................................................................................. 15
2.7
PENGAMBILAN SAMPEL SIFAT FISIK SAMPAH .................................................... 16
2.8
PENGUKURAN SIFAT FISIK SAMPAH ....................................................................... 18
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................ 20
3.1
Kesimpulan .......................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 21
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah adalah suatu benda fisis yang berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar, dan
dalam yang merupakan bagian paling atas dari kulit bumi. Tanah merupakan salah satu
komponen abiotik pada permukaan bumi yang sangat penting bagi makhluk hidup. Tanah
mempunyai sifat sangat kompleks, terdiri atas komponen padatan yang berinteraksi
dengan cairan dan udara.
Tanah menyediakan air, udara dan nutrisi yang dibutuhkan mahluk hidup seperti
organisme tanah dan tumbuhan. Melalui penggunaan tanah seperti pertanian dan produksi
biomassa, sumber daya tanah dapat menghasilkan pangan, pakan, sandang, papan dan
bioenergi yang dapat mendukung kehidupan manusia.
1.2 Tujuan
Penulisan makalah ini yang berjudul Pengertian dan Konsep Tanah bertujuan untuk
memperdalam pemahaman tentang tanah, pengertian tanah, komponen penyusun yang
terdapat dalam tanah, serta manfaat tanah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tanah dan Peranan Tanah
A. Pengertian tanah
Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan mineral dan
bahan organik), cairan dan gas, yang menempati permukaan daratan, menempati ruang, dan
dicirikan oleh salah satu atau kedua berikut: horison-horison, atau lapisan-lapisan, yang
dapat dibedakan dari bahan asalnya sebagai hasil dari suatu proses penambahan,
kehilangan, pemindahan dan transformasi energi dan materi, atau berkemampuan
mendukung tanaman berakar di dalam suatu lingkungan alami (Soil Survey Staff, 1999)
Pengertian Tanah menurut E. Saifudin Sarief (1986) adalah benda alami yang
terdapat di permukaan bumi yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil
pelapukan batuan dan bahan organik “pelapukan sisa tumbuhan dan hewan” yang
merupakan medium pertumbuhan tanaan dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat
gabungan dari faktor-faktor alami, iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan
lamanya waktu pembentukan.
Menurut Henry D. Foth (1994) pada buku “Dasar-Dasar Ilmu Tanah Edisi VI”
Berasal dari kata soil yang diambil dari Perancis Kuno turunan bahasa latin “solum” yang
berarti lantai atau dasar. Secara umum , Tanah adalah bagian permukaan yang terpisah dari
Bumi dan Bulan sebagaimana dibedakan dari batuan yang padat. Bidang Petani Sebagai
tempat medium tumbuh tanaman budidaya.
Pada buku “Kamus Pertanian” oleh Sadjad Sjamsoe’oed, 1993. Secara umum, tanah
menupakan bagian atas kerak Bumi yang telah mengalami pelapukan atau lebih luas
dimana berbagai organism dapat hidup baik diatasnya maupun didalamnya. Sedangkan dari
sudut pertanian, tanah sebagai media tumbuh alami untuk segala macam tumbuhan dan
tanaman diatas permukaan Bumi yang terdiri dari bahan-bahan organic dan mineral.
Pada buku Pengantar Fisika Tanah, oleh Daniel Hillel, penerbit Mitra Gama Widya,
1997. Tanah adalah bahan dasar bagi semua kehidupan di Bumi. Campuran penyusun tanah
yang kompleks dan subur berperan memberi kehidupan, merupakan bidang dengan kajian
yang sangat menarik. Tanah berperan sebagai media tumbuh tanamandan kegiatan
4
mikrobiologi saja, tetapi juga sebagai penampung dan pabrik daur ulang bagi berbagai sisasisa produk yang dapat meracuni lingkungan.
Kata tanah (soil) berasal dari bahasa Prancis kuno yang merupakan turunan dari
bahasa latin yaitu solum yang berarti lantai atau dasar. Henry D. Foth (1994) memberikan
pengertian tanah berarti bagian permukaan terpisah dari bumi dan bulan sebagaimana
dibedakan dari batuan yang padat. Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan
bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan
organik, air dan udara dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman (Prof. Dr. Ir. H.
Sarwono Hardjowigeno, M.Sc, 2003). Dari beberapa pengertian diatas, dapatlah diartikan
bahwa tanah adalah bagian permukaan bumi yang merupakan media bagi mahluk hidup
beraktivitas diatasnya.
B. Peranan sifat fisik tanah
Tekstur tanah merupakan gambaran tingkat kekasaran atau kehalusan bahan
mineral yang menyusun tanah.Tekstur tanah ditentukan oleh proporsi tiga jenis partikel
tanah,yaitu pasir,debu/endapan lumpur,dan lempung/liat.pembagian ini berdasarkan
ukuran partikel ketiga jenis tanah tersebut.Pasir memiliki ukuran partikel paling besar
sedangkan lempung memiliki ukuran partikel paling kecil.
Tekstur tanah sangat menentukan kualitas tanah terutama dalam dalam hal
kemampuannya menahan air. Tekstur tanah merupakan gambaran tinkat kekasaran atau
kehalusan bahan mineral yang menyusun tanah.disini tekstur tanah ditentukan 3 jenis
partikel tanah yaitu,pasir,debu/endapan lumpur,dan lempung/liat.
Tekstur merupakan sifat kasar-halusnya tanah dalam percobaan yang ditentukan
oleh perbandingan banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari berbagai kelompok ukuran,
terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung, debu, dan pasir berukuran 2 mm ke
bawah (Notohadiprawito, 1978).
Tekstur tanah menunjukkan perbandingan kasar-halusnya suatu tanah, yaitu
perbandingan pasir, liat, debu serta pertikel-partikel yang ukurannya lebih kecil daripada
kerikil. Partikel-partikel tersebut dapat berupa bahan-bahan induk yang belum terurai
sempurna.
5
1) Jenis-jenis Tekstur Tanah
Tekstur merupakan sifat yang sangat penting karna berpengaruh pada sifat–sifat
kimia, fisik dan biologi tanah. Tanah secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 kelas yaitu
tanah bertekstur kasar dan tanah bertekstur halus. Tanah bertekstur halus (dominant liat)
memiliki permukaan yang lebih halus dibanding dengan tanah bertekstur kasar (dominan
pasir). Sehingga tanah-tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas adsorpsi unsur-unsur
hara yang lebih besar. Dan umumnya lebih subur dibandingkan dengan tanah bertekstur
kasar. Karna banyak mengandung unsure hara dan bahan organik yang dibutuhkan oleh
tanaman. Tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju infiltrasinya lebih cepat. Walaupun
demikian tanah bertekstur halus memiliki kapasitas memegang air lebih besar dari pada
tanah pasir karna memiliki permukaan yang lebih luas. Tanah-tanah berliat memiliki
persentase porus yang lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air (water retension).
Tanah-tanah bertekstur kasar memiliki makro porus yang lebih banyak, yang berfungsi
dalam pergerakan udara dan air.
2)
Cara Penetapan Tekstur Tanah
Penetapan tekstur tanah dapat ditentukan dengan metode analisis kualitatif, dengan
merasakan tanah langsung dengan menggunakan jari tangan sehingga dapat diketahui
tingkat kehalusan dan kekasarannya. Hal ini disebabkan karena penentuan tekstur tanah
merupakan perbandingan fraksi tanah yang meliputi kandungan liat, debu, dan pasir dalam
suatu massa tanah yang memiliki bentuk partikel yang berbeda-beda. Bila terasa halus
maka tanah memiliki kandungan liat yang dominan dan bila kasar maka kandungan
pasirnya dominan.
Penetapan tekstur tanah secara garis besar dapat dibagi dua, yaitu:
1.
Penetapan kasar yaitu menurut perasaan di lapang.
2.
Penetapan di laboratorium.
Badan Pertanahan Nasional mendefinisikan bahwa tekstur tanah adalah keadaan
tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan
fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah. Dari ketiga jenis fraksi tersebut
partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 – 0.05 mm, debu dengan
ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm.
6
Maka dapat terjadi bahwa pada suatu tanah, butiran pasir merupakan penyusun yang
dominan, pada kasus lain liat merupakan penyusun tanah yang terbesar. Sebaliknya pada
tempat lain, kandungan pasir, liat dan lempung terdapat sama banyaknya.
Tekstur tanah merupakan satu sifat fisik tanah yang secara praktis dapat dipakai
sebagai alat evaluasi atau jugging (pertimbangan) dalam suatu potensi penggunaan tanah.
Tekstur tanah menunjukkan perbandingan relatif antara Pasir (sand) berukuran 2 mm – 50
mikron, debu (silt) berukuran 50 – 2 mikron dan liat (clay) berukuran < 2 mikron.
Klasifikasi tekstur ini berdasarkan jumlah partikel yang berukuran < 2 mm. Jika dijumpai
partikel yang > 2 mm dengan jumlah yang nyata, maka penambahan / penyisipan kata –
kata berkerikil atau berbatu ditambahkan pada nama kelas tekstur tadi. Sebagai contoh
lempung berbatu. Untuk keperluan pemilihan ada 12 kelas tekstur tanah. Dan pembagian
itu kemudian disederhanakan menjadi 7 kelas yang terdiri dari pasir, lempung kasar,
lempung halus, debu kasar, debu halus, liat debu dan liat sangat halus.
Fraksi tanah adalah sekelompok butir-butir tanah yang mempunyai kisaran tanah
yang sama, yang digolongkan menjadi 3 yaitu fraksi pasir debu dan lempung dan klasifikasi
sebagai berikut : 1. Pasir (sand) : 2-0,05mm, 2. Debu () : 0,05 mm-0,002 mm, dan 3.
Lempung (clay) : < 0,002 mm.
2.2 Macam-macam sifat Tanah
Tanah memiliki sifat fisika, kimia dan biologi yang mencirikannya. Ciri-ciri tanah dapat
digunakan untuk menentukan jenis tanah.
A. Sifat Fisika Tanah
Ciri tanah berdasarkan sifat fisiknya meliputi: tekstur, struktur, konsistensi, warna, suhu,
lengas, udara, porositas, permeabilitas dan drainase tanah.
1) Tekstur tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan partikel pasir, debu dan lempung dalam suatu massa tanah.
Partikel pasir berdiameter 0,05 – 2 mm, partikel debu berdiameter 0,002 – 0,05 mm, dan patikel
lempung berdiameter ± 0,002 mm.
2) Struktur tanah
Struktur tanah adalah susunan atau pengikatan butir-butir tanah yang membentuk agregat tanah
dalam berbagai bentuk, ukuran dan kemantapan. Kegiatan petani seperti pembajakan,
pemupukan dan pengolahan tanah dapat mengubah struktur tanah asli.
3) Konsistensi tanah
Konsistensi tanah adalah sifat fisik tanah yang menyatakan besar kecilnya gaya kohesi dan
adhesi dalam berbagai kelembaban. Konsistensi tanah dipengaruhi oleh tekstur, kadar bahan
organik, kadar koloid, dan terutama lengas tanah.
7
4) Warna tanah
Tanah memiliki warna yang bermacam-macam, perbedaan warna tanah tersebut dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu kadar bahan organik, kadar mineral dan lengas (kelembaban) tanah.
Semakin tinggi kadar bahan organik, semakin gelap atau hitam warna tanah. Mineral kapur,
kaolin, kuarsa, dan feldsfar menambah putih warna tanah. Zat besi dan hematite, magnetik dan
limonit member warna merah , coklat atau kuning pada tanah. Semakin tinggi tingkat
kelembaban tanah, semakin gelap warna tanah
5) Suhu tanah
Suhu tanah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan mikrobiologi dan
percambahan jenis tanaman. Secara umum, semakin tinggi suhu sampai batas tertentu makin
meningkatkan mikrobiologi dan percambahan biji tanaman.
6) Lengas tanah
Lengas tanah adalah air yang mengisi sebagian atau seluruh pori-pori tanah yang berada di atas
muka air tanah. Air yang terdapat di pori-pori tanah yang jenuh air dan air tanah tidak termasuk
dalam lengas tanah.
7) Udara tanah
Akar tanaman membutuhkan udara (O2) untuk bernapas, udara tanah dipengaruhi oleh
genangan air, beberapa tanaman, seperti padi sawah, kangkung, dan bakau tidak terpengaruh
genangan air karena memiliki akar napas.
8) Porositas tanah
Porositas tanah adalah perbandingan pori-pori dalam tanah dengan volume massa tanah yang
dinyatakan dalam persen. Tanah yang mudah atau yang cepat meresapkan air disebut
tanah porous karena memiliki rongga pori-pori yang dominan. Tanah yang bertekstur pasir
bersifat porous. Tanah yang bertekstur lempung tidak porous.
9) Permeabilitas tanah
Permeabilitas tanah adalah kecepatan air merembes ke dalam tanah ke arah horizontal dan
vertikal melalui pori-pori tanah atau pula dapat diartikan dengan kecepatan tanah meresapkan
atau meloloskan air dalam keadaan jenuh. Kecepatan perembesan air dipengaruhi oleh tekstur
tanah.
10) Drainase tanah
Drainase tanah adalah kemampuan tanah mengalirkan dan mengatuskan kelebihan air yang
berada dalam tanah maupun pada permukaan tanah. Air berlebihan yang menggenangi tanah
disebabkan oleh pengaruh topografi, air tanah yang dangkal, dan curah hujan. Untuk mengatasi
sifat drainase yang buruk dilakukan dengan membangun selokan-selokan.
B. Sifat Kimia Tanah
Tanah selaku tubuh alam, mempunyai komposisi kimia berbeda-beda, penentu sifat
kimia tanah antara lain berupa kandungan bahan organik, unsur hara, dan pH tanah.
1) Bahan organik
Bahan organik tanah terdiri atas sisa-sisa tanaman dan hewan dalam tanah, pupuk hijau,
kandang dan kompos, dan juga kotoran dan lendir serangga, cacing serta binatang besar
lainnya. Kandungan bahan organik dapat dikenali dari warna tanah, pada tanah yang
mengandung bahan organik tinggi akan memberikan efek warna tanah coklat hingga hitam.
8
2) Unsur hara
Unsur-unsur kimia yang dibutuhkan tanaman disebut unsur hara. Unsur hara dimanfaatkan
tanaman sebagai makanan (Nutrien). Selain oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) tanaman
yang membutuhkan unsur hara penting (Esensial) yang diserap dalam tanah. Unsur hara terdiri
atas unsur hara makro dan mikro.
Tabel unsur hara tanah :
3) pH tanah
pH tanah atau derajat keasaman dibedakan atas asam, netral, dan basa.
4) Sifat biologi tanah
Massa tanah tersusun oleh zat padat, zat cair, dan gas. Zat padat yang membentuk tanah terdiri
atas partikel-partikel tanah, bahan organik, dan jasad hidup atau organisme tanah, organisme
tanah dapat digolongkan menjadi golongan tumbuhan dan golongan hewan dalam ukuran yang
kecil sampai besar. Golongan tumbuhan antara lain: bakteri, fungi (jamur), laga (ganggang),
akar tanaman. Golongan hewan antara lain: protozoa, nematoda, serangga, kaki seribu, cacing
tanah, siput darat, tikus, dan marmut.
5) Profil tanah
Tanah merupakan tubuh alam tiga dimensi yaitu mempunyai penyebaran kearah vertikal dan
kearah horizontal mengikuti topografi bumi. Penampang vertikal tubuh tanah disebut profil
tanah, yang memperlihatkan kenampakan adanya lapisan-lapisan tanah yang kurang lebih
sejajar dengan permukaan tanah disebut horizon tanah.
Lapisan tanah secara umum sebagi berikut:
9
-
Horizon O
Merupakan lapisan permukaan, terdapat banyak akar tanaman dan hewan tanah. Lapisan ini
kaya akan humus terdiri dari beberapa horizon dan berwarna gelap
-
Lapisan atas (horizon A)
Lapisan ini berada paling atas. Pada umumnya mengandung bahan organik karena merupakan
tanah muda yang baru terbentuk. Lapisan ini sangat dipengaruhi oleh kondisi permukaan tanah
serta ditandai dengan adanya zona perakaran dan kegiatan jasad hidup tanah.
-
Lapisan tanah bawah (horizon B)
Lapisan ini juga mengandung bahan organik tetapi jumlahnya lebih sedikit dibandingkan
lapisan tanah atas. Pada lapisan ini merupakan zona pengendapan partikel tanah yang tercuci
dari horizon A
-
Regolit (batuan induk terlapuk) atau horizon C
Pada lapisan ini tanah sudah terbentuk tetapi masih menunjukkan struktur batuan induk.
-
Batuan induk (bedrock) atau horizon D
Batuan ini merupakan batuan yang masih padu dan keras.
2.3 Pengambilan sampel untuk sifat fisik tanah
Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji
tanah. Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur kadar
hara, menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk penggunaan
pupuk dan kapur secara efisien, rasional dan menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak
berarti apabila contoh tanah yang diambil tidak mewakili areal yang dimintakan
rekomendasinya dan tidak dengan cara benar. Oleh karena itu pengambilan sampel tanah
merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah.
Sampel tanah dapat diambil setiap saat, tidak perlu menunggu saat sebelum tanam
namun tidak boleh dilakukan beberapa hari setelah pemupukan. Keadaan tanah saat
pengambilan sampel tanah pada lahan kering sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang
(kelembaban tanah sedang yaitu keadaan tanah kira-kira cukup untuk pengolahan tanah).
Sedang pengambilan pada lahan sawah sebaiknya diambil pada kondisi basah.
10
Peralatan untuk pengambilan contoh sampel tanah
1.
Alat untuk mengambil contoh tanah seperti bor tanah (auger, tabung), cangkul, sekop.
2. Alat untuk membersihkan bor, cangkul dan sekop seperti pisau dan sendok tanah
untuk mencampur atau mengaduk
3.
Ember plastic untuk mengaduk kumpulan contoh tanah individu
4. Kantong plastic agak tebal yang dapat memuat 1 kg tanah, dan kantong plastic untuk
label.
5.
Kertas manila karton untuk label dan benang kasur untuk mengikat label luar
6.
Spidol (water proof) untuk menulis isi label
7.
Lembaran informasi contoh tanah yang diambil.
Hal- hal yang perlu diperhatikan :
1. Jangan mengambil contoh tanah dari galengan, selokan, bibir teras, tanah tererosi sekitar
rumah dan jalan, bekas pembakaran sampah/ sisa tanaman/ jerami, bekas penimbunan
pupuk, kapur dan bahan organic, dan bekas penggembalaan ternak.
2. Permukaan tanah yang akan diambil contohnya harus bersih dari rumput- rumputan, sisa
tanaman, bahyan organic/ serasah, dan batu- batuan atau kerikil.
3. Alat- alat yang digunakan bersih dari kotoran- kotoran dan tidak berkarat. Kantong
plastic yang digunakan sebaiknya masih baru, belum pernah dipakai untuk keperluan lain.
Cara Pengambilan contoh Sampel Tanah :
1. Sampel Sesaat (Grab Sample) : Sampel yng diambil secara langsung dr badan
tanah yang sedang dipantau. Sampel ini hanya menggmbarkan karakteritik
tanah pada saat pengambilan sampel.
2. Sampel komposit (Compsite sample) : Sampel campuran dari beberapa waktu
pengambilan. Pengambilan sampel komposit dapat dilakukan secara manual
ataupun secara otomatis dgn menggunakan peralatan yang dapat mengambil air
pada waktu-waktu tertentu. Pengambilan sampel scara otomatis hanya
dilakukan jika ingi mengetahui gambaran tentang karakteristik kualitas tanah
secara terus-menerus
3. Sampel gambungan tempat (integrated sample) : sampel gabungan yang
diambil secara terpisah dari beberpa tempat, dengan volume yang sama. Selain
itu ada juga satu metode yang biasa digunakan dalam pengammbilan sampel
penelitian yaitu:
4. Automatic Sampling (Pengambilan Contoh Otomatis), Cara ini dikembangkan
untuk memenuhi program pengamatan kualias sampel secara penyeluruh.
Peralatan memerlukan bangunan khusus dengan penampungan dan
pemeliharaan yang baik alat mengambil contoh otomatis biasanya bekerja
dalam 24 jam.
11
· Contoh tanah yang diambil dapat berbentuk contoh tanah terganggu
(disturb soil samples)
· Contoh tanah utuh atau tidak terganggu (undisturb soil samples).
· Contoh tanah utuh biasanya diperlukan untuk analisis sifat fisik tanah (bobot
isi, porisitas dan permeabilitas tanah), sedangkan contoh tanah terganggu
diperlukan untuk analisis sifat kimia tanah dan sifat fisik tanah lainnya (tekstur,
kadar air tanah/pF).
·Pengambilan contoh tanah utuh (undisturb soil samples) harus
menggunakan “ring samples”, sedangkan contoh tanah terganggu dapat
diambil dengan menggunakan alat cangkul, sekop, atau auger (bor tanah).
· Untuk keperluan evaluasi status kesuburan tanah, sebaiknya contoh yang
diambil merupakan contoh komposit yaitu contoh tanah campuran dari contohcontoh tanah individu (sub amples).
· Suatu contoh komposit harus mewakili suatu bentuk/unit lahan yang akan
dikembangkan atau digunakan untuk tujuan pertanian.
· Satu contoh komposit mewakili suatu hamparan lahan yang homogen (10 –
15 Ha).
· Untuk lahan miring dan bergelombang satu contoh komposit dapat mewakili
tidak kurang dari 5 hektar.
· Satu contoh komposit terdiri dari campuran 15 contoh tanah individu (sub
samples).
2.4 Pengukuran sifat fisik tanah
1. Pengujian Sifat Fisik Tanah
Pengujian sifat fisik tanah dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah.
Pengujian-pengujian yang dilakukan antara lain:
a. Kadar Air (Moisture Content) Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
kadar air suatu sampel tanah, yaitu perbandingan antara berat air yang
terkandung dalam tanah dengan berat butir kering tanah tersebut yang
dinyatakan dalam persen. Bahan - bahan:
1) Sampel tanah yang akan diuji sebanyak 2 sampel.
2) Air secukupnya.
Peralatan yang digunakan:
1. Container sebanyak 3 buah
2. Oven
3. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
4. Desicator
12
Perhitungan:
b. Berat Volume (Moist Unit Weight)
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan berat volume tanah basah dalam
keadaan asli (undisturbed sample), yaitu perbadingan antara berat tanah
dengan volume tanah.
Bahan-bahan: Sampel tanah
Peralatan:
1) Ring contoh.
2) Pisau.
3) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
Perhitungan:
1) Berat ring (Wc).
2) Volume ring bagian dalam (V).
3) Berat ring dan tanah (Wcs).
4) Berat tanah (W) = Wcs – Wc.
13
5) Berat Volume (γ).
c. Berat Jenis (Specific Gravity)
Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kepadatan massa butiran atau
partikel tanah yaitu perbandingan antara berat butiran tanah dan berat air
suling dengan volume yang sama pada suhu tertentu.
Bahan-bahan :
1) Sampel tanah sebanyak
2) sampel.
3) Air Suling.
Peralatan :
1) Labu Ukur 100 ml / picnometer.
2) Thermometer dengan ketelitian 0,01 ˚ C.
3) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
4) Boiler (tungku pemanas) atau Hot plate.
14
2.5 Pengertian sifat fisik sampah
Menurut wikipedia, sifat fisika adalah segala aspek dari suatu objek atau zat yang dapat diukur
atau dipersepsikan tanpa mengubah identitasnya. Sedangkan menurut Juli Soemirat pengertian
sampah adalah barang padat yang dihasilkan dari kegiatan manusia yang tidak lagi
dikehendaki. Jadi pengertian dari sifat fisik sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau
dibuang zat nya yang dapat diukur atau dipersepsikan tanpa mengubah identitasnya.
2.6 Macam – macam sifat fisik sampah
a. Sampah Basah (Garbage).
Terdiri dari bahan-bahan organik yang mempunyai sifat mudah membusuk
(sisa makanan, buah atau sayuran). Sifat utama dari sampah basah ini banyak
mengandung air dan cepat membusuk terutama pada daerah tropis seperti Indonesia.
b. Sampah Kering (Rubbish).
Tersusun dari bahan organik maupun anorganik yang sifatnya lambat atau
tidak mudah membusuk. Sampah kering ini terdiri atas dua golongan:
> Metalic Rubbish – misalnya pipa besi tua, kaleng-kaleng bekas.
> Non Metalic Rubbish – misalnya kertas, kayu, sisa-sisa kain, kaca, mika, keramik,
dan batu-batuan
c. Sampah Lembut.
Terdiri dari partikel-partikel kecil, ringan dan mempunyai sifat mudah
beterbangan, yang dapat membahayakan dan mengganggu pernafasan serta mata.
> Debu, berasal dari penyapuan lantai rumah atau gedung, debu pengrajin kayu, debu
pabrik kapur,pabrik semen, pabrik tenun, dan lain-lain.
> Abu berasal dari sisa pembakaran kayu, abu rokok, abu sekam, sampah yang
terbakar, dan lain-lain.
d. Sampah Besar (Bulky Waste).
Merupakan sampah yang berukuran besar, misal : bekas furniture (kursi,
meja), peralatan rumah tangga (kulkas, TV), dan lain-lain.
15
e. Sampah Berbahaya dan Beracun (Hazardous Waste).
Merupakan sampah yang berbahaya baik terhadap manusia, hewan maupun
tanaman,yangterdiridari:
> Sampah patogen, berupa sampah yang berasal dari rumah sakit dan klinik.
> Sampah beracun, berupa sisa-sisa pestisida, insektisida, kertas bekas pembungkus
bahan beracun, baterei bekas, dan lain-lain.
> Sampah radioaktif, berupa sampah bahan-bahan nuklir.
> Sampah ledakan, berupa petasan, mesiu dari sampah perang, dan sebagainya.
2.7 PENGAMBILAN SAMPEL SIFAT FISIK SAMPAH
Pemeriksaan kualitas fisika adalah pemeriksaan yang dilakukan pada suatu sampel
dengan melihat wujud secara fisik seperti bau, rasa, warna, kekeruhan dan sebagainya.
Pemeriksaan kualitas kimia adalah pemeriksaan yang dapat dilhat berdasarkan struktur
kandungan dalam sampel tersebut.
Pengambilan sampel sampah untuk pemeriksaan secara fisika dan kimia berbeda,
karena parameter yang diperiksa juga berbeda. Pada pemeriksaan kualitas fisika yang diperiksa
adalah suhu, konduktivitas, warna, bau, kekeruhan, Daya Hantar Listrik (DHL), serta Total
Suspended Solid (TSS). Sedangkan untuk pemeriksaan kualitas kimia yang diperiksa biasanya
kesadahan (Mg, Cl, dll), Ph, alkalinitas, dan lainnya.
Untuk pemeriksaan secara fisika dan kimia biasanya sering digunakan sampel sampah cair atau
licit. Pengambilan sampel pada pemeriksaan tersebut hampir sama dengan dengan
pengambilan sampel air. Hal ini karena wujud yang sama yaitu cairan.
1.
Alat dan Bahan ;
1. Botol timba
2. Derigen plastik ukuran 5 Liter (sebaiknya berwarna putih)
3. Botol plastik vol. 500 mL (2 buah)
4. Botol oksigen vol. 250 mL
16
5. Termos es untuk mendinginkan contoh
6. Tas lapangan
7. Alat tulis
8. Buku catatan (bungkus dengan plastik)
2.
Prosedur pengambilan sampel uji fisika
Prosedur kerja pengambilan sampel sampah cair untuk pemeriksaan kualitas
fisika:
a)
Menyiapkan wadah sampel
b)
Membilas wadah sampel dengan air suling( aquadest);
c)
Menyiapkan alat pengambil sampel yang sesuai dengan keadaan sumber air;
d)
Membilas alat pengambil sampel dengan air suling;
e)
Membilas alat pengambil sampel sebanyak 3 kali dengan sampel yang akan
diambil;
f)
Mengambil sampel sesuai titik sampling dan memasukkannya ke dalam wadah
yang sesuai peruntukan analisis;
g)
Mengukur mencatat kondisi lapangan dan membuat peta lokasi.
h)
lakukan segera pengujian parameter lapangan seperti parameter lapangan : suhu,
pH, oksigen terlarut (DO), kekeruhan (Turbidity), daya hantar listrik (DHL) dan
TDS yang dapat berubah dengan cepat dan tidak dapat diawetkan;
i)
hasil pengujian parameter lapangan dicatat dalam buku catatan;
j)
Memberi label pada wadah sampel:

Tanggal pengambilan sampel

Lokasi pengambilan sampel

Jenis sampel
: Padatan / sampah / tanah *)

Jenis pemeriksaan
: Fisik / kimia / mikrobiologi dan

parasitologi*)

Nama petugas

Tanda Tangan
17
k)
Dilakukan pengawetan sesuai peruntukan pengujian di laboratorium
l)
Mengamankan sampel serta wadah (disegel dengan benar)
2.8 PENGUKURAN SIFAT FISIK SAMPAH
Pengukuran sifat fisik sampah dapat di ukur dengan ketentuan, yaitu:
1. Berat Jenis
Berat jenis merupakan berat material per unit volume (satuan lb/ft3, lb/yd3 atau
kg/m3). Data ini diperlukan untuk menghitung beban massa dan volume total sampah
yang harus dikelola. Berat jenis ini dipengaruhi oleh:
● Komposisi sampah;
● Musim;
● Lamanya penyimpanan.[LIST]
2. Kelembaban
Menentukan kelembaban dalam sampah dapat digunakan dua cara yaitu dengan
ukuran berat basah dan berat kering. Ukuran kelembaban yang umum digunakan
dalam manajemen sampah adalah % berat basah (wet weight). Data kelembaban
sampah berguna dalam perencanaan bahan wadah, periodisasi pengumpulan, dan
desain sistem pengolahan. Kelembaban sampah dipengaruhi oleh:

Komposisi sampah;

Musim;

Kadar humus;

Curah hujan.
18
3. Ukuran dan distribusi partikel
Penentuan ukuran dan distribusi partikel sampah digunakan untuk menentukan jenis
fasilitas pengolahan sampah, terutama untuk memisahkan partikel besar dengan
partikel kecil. Ukuran komponen rata-rata yang ditemukan dalam sampah kota
berkisar antara 7-8 inchi.
4. Field Capacity
Field capacity adalah jumlah kelembaban yang dapat ditahan dalam sampah akibat
gaya gravitasi. Field capacity sangat penting dalam menentukan
aliran leachate dalam landfill. Biasanya field capacity sebesar 30% dari volume
sampah total.
5. Permeabilitas sampah yang dipadatkan
Permeabilitas sampah yang dipadatkan diperlukan untuk mengetahui gerakan cairan
dan gas dalam landfill.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan mineral dan
bahan organik), cairan dan gas, yang menempati permukaan daratan, menempati
ruang, dan dicirikan oleh salah satu atau kedua berikut: horison-horison, atau
lapisan-lapisan, yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sebagai hasil dari suatu
proses penambahan, kehilangan, pemindahan dan transformasi energi dan materi,
atau berkemampuan mendukung tanaman berakar di dalam suatu lingkungan alami
(Soil Survey Staff, 1999)

Tekstur tanah merupakan gambaran tingkat kekasaran atau kehalusan bahan
mineral yang menyusun tanah.Tekstur tanah ditentukan oleh proporsi tiga jenis
partikel tanah,yaitu pasir,debu/endapan lumpur,dan lempung/liat.pembagian ini
berdasarkan ukuran partikel ketiga jenis tanah tersebut.Pasir memiliki ukuran
partikel paling besar sedangkan lempung memiliki ukuran partikel paling kecil.

Penetapan tekstur tanah dapat ditentukan dengan metode analisis kualitatif, dengan
merasakan tanah langsung dengan menggunakan jari tangan sehingga dapat
diketahui tingkat kehalusan dan kekasarannya. Hal ini disebabkan karena
penentuan tekstur tanah merupakan perbandingan fraksi tanah yang meliputi
kandungan liat, debu, dan pasir dalam suatu massa tanah yang memiliki bentuk
partikel yang berbeda-beda. Bila terasa halus maka tanah memiliki kandungan liat
yang dominan dan bila kasar maka kandungan pasirnya dominan.

Sampel tanah dapat diambil setiap saat, tidak perlu menunggu saat sebelum tanam
namun tidak boleh dilakukan beberapa hari setelah pemupukan. Keadaan tanah
saat pengambilan sampel tanah pada lahan kering sebaiknya pada kondisi kapasitas
lapang (kelembaban tanah sedang yaitu keadaan tanah kira-kira cukup untuk
pengolahan tanah). Sedang pengambilan pada lahan sawah sebaiknya diambil pada
kondisi basah.
20
DAFTAR PUSTAKA
Catur puspawati, P. Haryono. 2018. Bahan ajar kesehatan lingkungan “Penyehatan
Tanah”.Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Jakarta
Tejoyuwono Notohadiprawiro.2006.Tanah: Cerapan dan Anggitannya. Repro: Ilmu Tanah
Universitas Gadjah Mada.
Suganda, Husein. 1999. Petunjuk Pengambilan Contoh Tanah. Jakarta
Widya, Aqita. 2017. Sifat Fisik Tanah. Jakarta
21
Download