MAKALAH PENYEHATAN TANAH DAN PENGELOLAAN SAMPAH – A SIFAT-SIFAT FISIK TANAH DISUSUN OLEH : KELOMPOK 8 AMALIA RAMADONA P21335118008 MARIA CAROLINA P21335118035 RENALDI ARDIYA H P21335118054 SILMA SALSABILLA S P21335118062 DOSEN PEMBIMBING : Catur Puspawati, ST, MKM KELAS 2 DIV - A PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II Jl. Hang Jebat III/F3 KebayoranBaru Jakarta Selatan 12120 Telp. 021-7397641, 021-7397643 Fax. 021-7397769 Website :www.Poltekkesjkt2.ac.id 2019 / 2020 KATA PENGANTAR AlhamdulillahiRobbil ‘Alamin, Segala puji bagi Allah SWT Tuhan SemestaAlam. Atas segala karunia nikmatNya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang disusundalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah - A. Meski telah kami susun dengan maksimal namun kami menyadari masih banyak kesalahan dalam makalah ini, baik dalam penulisan, tata bahasa, tanda baca maupun ini. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberi banyak manfaat untuk penduduk Poltekkes Jakarta II khususnya, dan untuk masyarakat Indonesia umumnya. Penyusun Kelompok 8 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 1 DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 2 BAB I ...................................................................................................................................................... 3 PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 3 1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 3 1.2 Tujuan .................................................................................................................................... 3 BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 4 2.1 Pengertian Tanah dan Peranan Tanah ............................................................................... 4 A. Pengertian tanah ...................................................................................................................... 4 B. Peranan sifat fisik tanah .......................................................................................................... 5 2.2 Macam-macam sifat Tanah................................................................................................. 7 A. Sifat Fisika Tanah ................................................................................................................... 7 B. Sifat Kimia Tanah ................................................................................................................... 8 2.3 Pengambilan sampel untuk sifat fisik tanah..................................................................... 10 2.4 Pengukuran sifat fisik tanah .............................................................................................. 12 2.5 Pengertian sifat fisik sampah ............................................................................................. 15 2.6 Macam – macam sifat fisik sampah .................................................................................. 15 2.7 PENGAMBILAN SAMPEL SIFAT FISIK SAMPAH .................................................... 16 2.8 PENGUKURAN SIFAT FISIK SAMPAH ....................................................................... 18 BAB III PENUTUP ............................................................................................................................ 20 3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 20 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 21 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah adalah suatu benda fisis yang berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar, dan dalam yang merupakan bagian paling atas dari kulit bumi. Tanah merupakan salah satu komponen abiotik pada permukaan bumi yang sangat penting bagi makhluk hidup. Tanah mempunyai sifat sangat kompleks, terdiri atas komponen padatan yang berinteraksi dengan cairan dan udara. Tanah menyediakan air, udara dan nutrisi yang dibutuhkan mahluk hidup seperti organisme tanah dan tumbuhan. Melalui penggunaan tanah seperti pertanian dan produksi biomassa, sumber daya tanah dapat menghasilkan pangan, pakan, sandang, papan dan bioenergi yang dapat mendukung kehidupan manusia. 1.2 Tujuan Penulisan makalah ini yang berjudul Pengertian dan Konsep Tanah bertujuan untuk memperdalam pemahaman tentang tanah, pengertian tanah, komponen penyusun yang terdapat dalam tanah, serta manfaat tanah. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Tanah dan Peranan Tanah A. Pengertian tanah Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan mineral dan bahan organik), cairan dan gas, yang menempati permukaan daratan, menempati ruang, dan dicirikan oleh salah satu atau kedua berikut: horison-horison, atau lapisan-lapisan, yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sebagai hasil dari suatu proses penambahan, kehilangan, pemindahan dan transformasi energi dan materi, atau berkemampuan mendukung tanaman berakar di dalam suatu lingkungan alami (Soil Survey Staff, 1999) Pengertian Tanah menurut E. Saifudin Sarief (1986) adalah benda alami yang terdapat di permukaan bumi yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan dan bahan organik “pelapukan sisa tumbuhan dan hewan” yang merupakan medium pertumbuhan tanaan dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor alami, iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pembentukan. Menurut Henry D. Foth (1994) pada buku “Dasar-Dasar Ilmu Tanah Edisi VI” Berasal dari kata soil yang diambil dari Perancis Kuno turunan bahasa latin “solum” yang berarti lantai atau dasar. Secara umum , Tanah adalah bagian permukaan yang terpisah dari Bumi dan Bulan sebagaimana dibedakan dari batuan yang padat. Bidang Petani Sebagai tempat medium tumbuh tanaman budidaya. Pada buku “Kamus Pertanian” oleh Sadjad Sjamsoe’oed, 1993. Secara umum, tanah menupakan bagian atas kerak Bumi yang telah mengalami pelapukan atau lebih luas dimana berbagai organism dapat hidup baik diatasnya maupun didalamnya. Sedangkan dari sudut pertanian, tanah sebagai media tumbuh alami untuk segala macam tumbuhan dan tanaman diatas permukaan Bumi yang terdiri dari bahan-bahan organic dan mineral. Pada buku Pengantar Fisika Tanah, oleh Daniel Hillel, penerbit Mitra Gama Widya, 1997. Tanah adalah bahan dasar bagi semua kehidupan di Bumi. Campuran penyusun tanah yang kompleks dan subur berperan memberi kehidupan, merupakan bidang dengan kajian yang sangat menarik. Tanah berperan sebagai media tumbuh tanamandan kegiatan 4 mikrobiologi saja, tetapi juga sebagai penampung dan pabrik daur ulang bagi berbagai sisasisa produk yang dapat meracuni lingkungan. Kata tanah (soil) berasal dari bahasa Prancis kuno yang merupakan turunan dari bahasa latin yaitu solum yang berarti lantai atau dasar. Henry D. Foth (1994) memberikan pengertian tanah berarti bagian permukaan terpisah dari bumi dan bulan sebagaimana dibedakan dari batuan yang padat. Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman (Prof. Dr. Ir. H. Sarwono Hardjowigeno, M.Sc, 2003). Dari beberapa pengertian diatas, dapatlah diartikan bahwa tanah adalah bagian permukaan bumi yang merupakan media bagi mahluk hidup beraktivitas diatasnya. B. Peranan sifat fisik tanah Tekstur tanah merupakan gambaran tingkat kekasaran atau kehalusan bahan mineral yang menyusun tanah.Tekstur tanah ditentukan oleh proporsi tiga jenis partikel tanah,yaitu pasir,debu/endapan lumpur,dan lempung/liat.pembagian ini berdasarkan ukuran partikel ketiga jenis tanah tersebut.Pasir memiliki ukuran partikel paling besar sedangkan lempung memiliki ukuran partikel paling kecil. Tekstur tanah sangat menentukan kualitas tanah terutama dalam dalam hal kemampuannya menahan air. Tekstur tanah merupakan gambaran tinkat kekasaran atau kehalusan bahan mineral yang menyusun tanah.disini tekstur tanah ditentukan 3 jenis partikel tanah yaitu,pasir,debu/endapan lumpur,dan lempung/liat. Tekstur merupakan sifat kasar-halusnya tanah dalam percobaan yang ditentukan oleh perbandingan banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari berbagai kelompok ukuran, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung, debu, dan pasir berukuran 2 mm ke bawah (Notohadiprawito, 1978). Tekstur tanah menunjukkan perbandingan kasar-halusnya suatu tanah, yaitu perbandingan pasir, liat, debu serta pertikel-partikel yang ukurannya lebih kecil daripada kerikil. Partikel-partikel tersebut dapat berupa bahan-bahan induk yang belum terurai sempurna. 5 1) Jenis-jenis Tekstur Tanah Tekstur merupakan sifat yang sangat penting karna berpengaruh pada sifat–sifat kimia, fisik dan biologi tanah. Tanah secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 kelas yaitu tanah bertekstur kasar dan tanah bertekstur halus. Tanah bertekstur halus (dominant liat) memiliki permukaan yang lebih halus dibanding dengan tanah bertekstur kasar (dominan pasir). Sehingga tanah-tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas adsorpsi unsur-unsur hara yang lebih besar. Dan umumnya lebih subur dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Karna banyak mengandung unsure hara dan bahan organik yang dibutuhkan oleh tanaman. Tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju infiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian tanah bertekstur halus memiliki kapasitas memegang air lebih besar dari pada tanah pasir karna memiliki permukaan yang lebih luas. Tanah-tanah berliat memiliki persentase porus yang lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air (water retension). Tanah-tanah bertekstur kasar memiliki makro porus yang lebih banyak, yang berfungsi dalam pergerakan udara dan air. 2) Cara Penetapan Tekstur Tanah Penetapan tekstur tanah dapat ditentukan dengan metode analisis kualitatif, dengan merasakan tanah langsung dengan menggunakan jari tangan sehingga dapat diketahui tingkat kehalusan dan kekasarannya. Hal ini disebabkan karena penentuan tekstur tanah merupakan perbandingan fraksi tanah yang meliputi kandungan liat, debu, dan pasir dalam suatu massa tanah yang memiliki bentuk partikel yang berbeda-beda. Bila terasa halus maka tanah memiliki kandungan liat yang dominan dan bila kasar maka kandungan pasirnya dominan. Penetapan tekstur tanah secara garis besar dapat dibagi dua, yaitu: 1. Penetapan kasar yaitu menurut perasaan di lapang. 2. Penetapan di laboratorium. Badan Pertanahan Nasional mendefinisikan bahwa tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah. Dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 – 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm. 6 Maka dapat terjadi bahwa pada suatu tanah, butiran pasir merupakan penyusun yang dominan, pada kasus lain liat merupakan penyusun tanah yang terbesar. Sebaliknya pada tempat lain, kandungan pasir, liat dan lempung terdapat sama banyaknya. Tekstur tanah merupakan satu sifat fisik tanah yang secara praktis dapat dipakai sebagai alat evaluasi atau jugging (pertimbangan) dalam suatu potensi penggunaan tanah. Tekstur tanah menunjukkan perbandingan relatif antara Pasir (sand) berukuran 2 mm – 50 mikron, debu (silt) berukuran 50 – 2 mikron dan liat (clay) berukuran < 2 mikron. Klasifikasi tekstur ini berdasarkan jumlah partikel yang berukuran < 2 mm. Jika dijumpai partikel yang > 2 mm dengan jumlah yang nyata, maka penambahan / penyisipan kata – kata berkerikil atau berbatu ditambahkan pada nama kelas tekstur tadi. Sebagai contoh lempung berbatu. Untuk keperluan pemilihan ada 12 kelas tekstur tanah. Dan pembagian itu kemudian disederhanakan menjadi 7 kelas yang terdiri dari pasir, lempung kasar, lempung halus, debu kasar, debu halus, liat debu dan liat sangat halus. Fraksi tanah adalah sekelompok butir-butir tanah yang mempunyai kisaran tanah yang sama, yang digolongkan menjadi 3 yaitu fraksi pasir debu dan lempung dan klasifikasi sebagai berikut : 1. Pasir (sand) : 2-0,05mm, 2. Debu () : 0,05 mm-0,002 mm, dan 3. Lempung (clay) : < 0,002 mm. 2.2 Macam-macam sifat Tanah Tanah memiliki sifat fisika, kimia dan biologi yang mencirikannya. Ciri-ciri tanah dapat digunakan untuk menentukan jenis tanah. A. Sifat Fisika Tanah Ciri tanah berdasarkan sifat fisiknya meliputi: tekstur, struktur, konsistensi, warna, suhu, lengas, udara, porositas, permeabilitas dan drainase tanah. 1) Tekstur tanah Tekstur tanah adalah perbandingan partikel pasir, debu dan lempung dalam suatu massa tanah. Partikel pasir berdiameter 0,05 – 2 mm, partikel debu berdiameter 0,002 – 0,05 mm, dan patikel lempung berdiameter ± 0,002 mm. 2) Struktur tanah Struktur tanah adalah susunan atau pengikatan butir-butir tanah yang membentuk agregat tanah dalam berbagai bentuk, ukuran dan kemantapan. Kegiatan petani seperti pembajakan, pemupukan dan pengolahan tanah dapat mengubah struktur tanah asli. 3) Konsistensi tanah Konsistensi tanah adalah sifat fisik tanah yang menyatakan besar kecilnya gaya kohesi dan adhesi dalam berbagai kelembaban. Konsistensi tanah dipengaruhi oleh tekstur, kadar bahan organik, kadar koloid, dan terutama lengas tanah. 7 4) Warna tanah Tanah memiliki warna yang bermacam-macam, perbedaan warna tanah tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kadar bahan organik, kadar mineral dan lengas (kelembaban) tanah. Semakin tinggi kadar bahan organik, semakin gelap atau hitam warna tanah. Mineral kapur, kaolin, kuarsa, dan feldsfar menambah putih warna tanah. Zat besi dan hematite, magnetik dan limonit member warna merah , coklat atau kuning pada tanah. Semakin tinggi tingkat kelembaban tanah, semakin gelap warna tanah 5) Suhu tanah Suhu tanah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan mikrobiologi dan percambahan jenis tanaman. Secara umum, semakin tinggi suhu sampai batas tertentu makin meningkatkan mikrobiologi dan percambahan biji tanaman. 6) Lengas tanah Lengas tanah adalah air yang mengisi sebagian atau seluruh pori-pori tanah yang berada di atas muka air tanah. Air yang terdapat di pori-pori tanah yang jenuh air dan air tanah tidak termasuk dalam lengas tanah. 7) Udara tanah Akar tanaman membutuhkan udara (O2) untuk bernapas, udara tanah dipengaruhi oleh genangan air, beberapa tanaman, seperti padi sawah, kangkung, dan bakau tidak terpengaruh genangan air karena memiliki akar napas. 8) Porositas tanah Porositas tanah adalah perbandingan pori-pori dalam tanah dengan volume massa tanah yang dinyatakan dalam persen. Tanah yang mudah atau yang cepat meresapkan air disebut tanah porous karena memiliki rongga pori-pori yang dominan. Tanah yang bertekstur pasir bersifat porous. Tanah yang bertekstur lempung tidak porous. 9) Permeabilitas tanah Permeabilitas tanah adalah kecepatan air merembes ke dalam tanah ke arah horizontal dan vertikal melalui pori-pori tanah atau pula dapat diartikan dengan kecepatan tanah meresapkan atau meloloskan air dalam keadaan jenuh. Kecepatan perembesan air dipengaruhi oleh tekstur tanah. 10) Drainase tanah Drainase tanah adalah kemampuan tanah mengalirkan dan mengatuskan kelebihan air yang berada dalam tanah maupun pada permukaan tanah. Air berlebihan yang menggenangi tanah disebabkan oleh pengaruh topografi, air tanah yang dangkal, dan curah hujan. Untuk mengatasi sifat drainase yang buruk dilakukan dengan membangun selokan-selokan. B. Sifat Kimia Tanah Tanah selaku tubuh alam, mempunyai komposisi kimia berbeda-beda, penentu sifat kimia tanah antara lain berupa kandungan bahan organik, unsur hara, dan pH tanah. 1) Bahan organik Bahan organik tanah terdiri atas sisa-sisa tanaman dan hewan dalam tanah, pupuk hijau, kandang dan kompos, dan juga kotoran dan lendir serangga, cacing serta binatang besar lainnya. Kandungan bahan organik dapat dikenali dari warna tanah, pada tanah yang mengandung bahan organik tinggi akan memberikan efek warna tanah coklat hingga hitam. 8 2) Unsur hara Unsur-unsur kimia yang dibutuhkan tanaman disebut unsur hara. Unsur hara dimanfaatkan tanaman sebagai makanan (Nutrien). Selain oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) tanaman yang membutuhkan unsur hara penting (Esensial) yang diserap dalam tanah. Unsur hara terdiri atas unsur hara makro dan mikro. Tabel unsur hara tanah : 3) pH tanah pH tanah atau derajat keasaman dibedakan atas asam, netral, dan basa. 4) Sifat biologi tanah Massa tanah tersusun oleh zat padat, zat cair, dan gas. Zat padat yang membentuk tanah terdiri atas partikel-partikel tanah, bahan organik, dan jasad hidup atau organisme tanah, organisme tanah dapat digolongkan menjadi golongan tumbuhan dan golongan hewan dalam ukuran yang kecil sampai besar. Golongan tumbuhan antara lain: bakteri, fungi (jamur), laga (ganggang), akar tanaman. Golongan hewan antara lain: protozoa, nematoda, serangga, kaki seribu, cacing tanah, siput darat, tikus, dan marmut. 5) Profil tanah Tanah merupakan tubuh alam tiga dimensi yaitu mempunyai penyebaran kearah vertikal dan kearah horizontal mengikuti topografi bumi. Penampang vertikal tubuh tanah disebut profil tanah, yang memperlihatkan kenampakan adanya lapisan-lapisan tanah yang kurang lebih sejajar dengan permukaan tanah disebut horizon tanah. Lapisan tanah secara umum sebagi berikut: 9 - Horizon O Merupakan lapisan permukaan, terdapat banyak akar tanaman dan hewan tanah. Lapisan ini kaya akan humus terdiri dari beberapa horizon dan berwarna gelap - Lapisan atas (horizon A) Lapisan ini berada paling atas. Pada umumnya mengandung bahan organik karena merupakan tanah muda yang baru terbentuk. Lapisan ini sangat dipengaruhi oleh kondisi permukaan tanah serta ditandai dengan adanya zona perakaran dan kegiatan jasad hidup tanah. - Lapisan tanah bawah (horizon B) Lapisan ini juga mengandung bahan organik tetapi jumlahnya lebih sedikit dibandingkan lapisan tanah atas. Pada lapisan ini merupakan zona pengendapan partikel tanah yang tercuci dari horizon A - Regolit (batuan induk terlapuk) atau horizon C Pada lapisan ini tanah sudah terbentuk tetapi masih menunjukkan struktur batuan induk. - Batuan induk (bedrock) atau horizon D Batuan ini merupakan batuan yang masih padu dan keras. 2.3 Pengambilan sampel untuk sifat fisik tanah Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah. Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur kadar hara, menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk penggunaan pupuk dan kapur secara efisien, rasional dan menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang diambil tidak mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya dan tidak dengan cara benar. Oleh karena itu pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah. Sampel tanah dapat diambil setiap saat, tidak perlu menunggu saat sebelum tanam namun tidak boleh dilakukan beberapa hari setelah pemupukan. Keadaan tanah saat pengambilan sampel tanah pada lahan kering sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang yaitu keadaan tanah kira-kira cukup untuk pengolahan tanah). Sedang pengambilan pada lahan sawah sebaiknya diambil pada kondisi basah. 10 Peralatan untuk pengambilan contoh sampel tanah 1. Alat untuk mengambil contoh tanah seperti bor tanah (auger, tabung), cangkul, sekop. 2. Alat untuk membersihkan bor, cangkul dan sekop seperti pisau dan sendok tanah untuk mencampur atau mengaduk 3. Ember plastic untuk mengaduk kumpulan contoh tanah individu 4. Kantong plastic agak tebal yang dapat memuat 1 kg tanah, dan kantong plastic untuk label. 5. Kertas manila karton untuk label dan benang kasur untuk mengikat label luar 6. Spidol (water proof) untuk menulis isi label 7. Lembaran informasi contoh tanah yang diambil. Hal- hal yang perlu diperhatikan : 1. Jangan mengambil contoh tanah dari galengan, selokan, bibir teras, tanah tererosi sekitar rumah dan jalan, bekas pembakaran sampah/ sisa tanaman/ jerami, bekas penimbunan pupuk, kapur dan bahan organic, dan bekas penggembalaan ternak. 2. Permukaan tanah yang akan diambil contohnya harus bersih dari rumput- rumputan, sisa tanaman, bahyan organic/ serasah, dan batu- batuan atau kerikil. 3. Alat- alat yang digunakan bersih dari kotoran- kotoran dan tidak berkarat. Kantong plastic yang digunakan sebaiknya masih baru, belum pernah dipakai untuk keperluan lain. Cara Pengambilan contoh Sampel Tanah : 1. Sampel Sesaat (Grab Sample) : Sampel yng diambil secara langsung dr badan tanah yang sedang dipantau. Sampel ini hanya menggmbarkan karakteritik tanah pada saat pengambilan sampel. 2. Sampel komposit (Compsite sample) : Sampel campuran dari beberapa waktu pengambilan. Pengambilan sampel komposit dapat dilakukan secara manual ataupun secara otomatis dgn menggunakan peralatan yang dapat mengambil air pada waktu-waktu tertentu. Pengambilan sampel scara otomatis hanya dilakukan jika ingi mengetahui gambaran tentang karakteristik kualitas tanah secara terus-menerus 3. Sampel gambungan tempat (integrated sample) : sampel gabungan yang diambil secara terpisah dari beberpa tempat, dengan volume yang sama. Selain itu ada juga satu metode yang biasa digunakan dalam pengammbilan sampel penelitian yaitu: 4. Automatic Sampling (Pengambilan Contoh Otomatis), Cara ini dikembangkan untuk memenuhi program pengamatan kualias sampel secara penyeluruh. Peralatan memerlukan bangunan khusus dengan penampungan dan pemeliharaan yang baik alat mengambil contoh otomatis biasanya bekerja dalam 24 jam. 11 · Contoh tanah yang diambil dapat berbentuk contoh tanah terganggu (disturb soil samples) · Contoh tanah utuh atau tidak terganggu (undisturb soil samples). · Contoh tanah utuh biasanya diperlukan untuk analisis sifat fisik tanah (bobot isi, porisitas dan permeabilitas tanah), sedangkan contoh tanah terganggu diperlukan untuk analisis sifat kimia tanah dan sifat fisik tanah lainnya (tekstur, kadar air tanah/pF). ·Pengambilan contoh tanah utuh (undisturb soil samples) harus menggunakan “ring samples”, sedangkan contoh tanah terganggu dapat diambil dengan menggunakan alat cangkul, sekop, atau auger (bor tanah). · Untuk keperluan evaluasi status kesuburan tanah, sebaiknya contoh yang diambil merupakan contoh komposit yaitu contoh tanah campuran dari contohcontoh tanah individu (sub amples). · Suatu contoh komposit harus mewakili suatu bentuk/unit lahan yang akan dikembangkan atau digunakan untuk tujuan pertanian. · Satu contoh komposit mewakili suatu hamparan lahan yang homogen (10 – 15 Ha). · Untuk lahan miring dan bergelombang satu contoh komposit dapat mewakili tidak kurang dari 5 hektar. · Satu contoh komposit terdiri dari campuran 15 contoh tanah individu (sub samples). 2.4 Pengukuran sifat fisik tanah 1. Pengujian Sifat Fisik Tanah Pengujian sifat fisik tanah dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah. Pengujian-pengujian yang dilakukan antara lain: a. Kadar Air (Moisture Content) Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air suatu sampel tanah, yaitu perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat butir kering tanah tersebut yang dinyatakan dalam persen. Bahan - bahan: 1) Sampel tanah yang akan diuji sebanyak 2 sampel. 2) Air secukupnya. Peralatan yang digunakan: 1. Container sebanyak 3 buah 2. Oven 3. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram 4. Desicator 12 Perhitungan: b. Berat Volume (Moist Unit Weight) Pengujian ini bertujuan untuk menentukan berat volume tanah basah dalam keadaan asli (undisturbed sample), yaitu perbadingan antara berat tanah dengan volume tanah. Bahan-bahan: Sampel tanah Peralatan: 1) Ring contoh. 2) Pisau. 3) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. Perhitungan: 1) Berat ring (Wc). 2) Volume ring bagian dalam (V). 3) Berat ring dan tanah (Wcs). 4) Berat tanah (W) = Wcs – Wc. 13 5) Berat Volume (γ). c. Berat Jenis (Specific Gravity) Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kepadatan massa butiran atau partikel tanah yaitu perbandingan antara berat butiran tanah dan berat air suling dengan volume yang sama pada suhu tertentu. Bahan-bahan : 1) Sampel tanah sebanyak 2) sampel. 3) Air Suling. Peralatan : 1) Labu Ukur 100 ml / picnometer. 2) Thermometer dengan ketelitian 0,01 ˚ C. 3) Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram. 4) Boiler (tungku pemanas) atau Hot plate. 14 2.5 Pengertian sifat fisik sampah Menurut wikipedia, sifat fisika adalah segala aspek dari suatu objek atau zat yang dapat diukur atau dipersepsikan tanpa mengubah identitasnya. Sedangkan menurut Juli Soemirat pengertian sampah adalah barang padat yang dihasilkan dari kegiatan manusia yang tidak lagi dikehendaki. Jadi pengertian dari sifat fisik sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang zat nya yang dapat diukur atau dipersepsikan tanpa mengubah identitasnya. 2.6 Macam – macam sifat fisik sampah a. Sampah Basah (Garbage). Terdiri dari bahan-bahan organik yang mempunyai sifat mudah membusuk (sisa makanan, buah atau sayuran). Sifat utama dari sampah basah ini banyak mengandung air dan cepat membusuk terutama pada daerah tropis seperti Indonesia. b. Sampah Kering (Rubbish). Tersusun dari bahan organik maupun anorganik yang sifatnya lambat atau tidak mudah membusuk. Sampah kering ini terdiri atas dua golongan: > Metalic Rubbish – misalnya pipa besi tua, kaleng-kaleng bekas. > Non Metalic Rubbish – misalnya kertas, kayu, sisa-sisa kain, kaca, mika, keramik, dan batu-batuan c. Sampah Lembut. Terdiri dari partikel-partikel kecil, ringan dan mempunyai sifat mudah beterbangan, yang dapat membahayakan dan mengganggu pernafasan serta mata. > Debu, berasal dari penyapuan lantai rumah atau gedung, debu pengrajin kayu, debu pabrik kapur,pabrik semen, pabrik tenun, dan lain-lain. > Abu berasal dari sisa pembakaran kayu, abu rokok, abu sekam, sampah yang terbakar, dan lain-lain. d. Sampah Besar (Bulky Waste). Merupakan sampah yang berukuran besar, misal : bekas furniture (kursi, meja), peralatan rumah tangga (kulkas, TV), dan lain-lain. 15 e. Sampah Berbahaya dan Beracun (Hazardous Waste). Merupakan sampah yang berbahaya baik terhadap manusia, hewan maupun tanaman,yangterdiridari: > Sampah patogen, berupa sampah yang berasal dari rumah sakit dan klinik. > Sampah beracun, berupa sisa-sisa pestisida, insektisida, kertas bekas pembungkus bahan beracun, baterei bekas, dan lain-lain. > Sampah radioaktif, berupa sampah bahan-bahan nuklir. > Sampah ledakan, berupa petasan, mesiu dari sampah perang, dan sebagainya. 2.7 PENGAMBILAN SAMPEL SIFAT FISIK SAMPAH Pemeriksaan kualitas fisika adalah pemeriksaan yang dilakukan pada suatu sampel dengan melihat wujud secara fisik seperti bau, rasa, warna, kekeruhan dan sebagainya. Pemeriksaan kualitas kimia adalah pemeriksaan yang dapat dilhat berdasarkan struktur kandungan dalam sampel tersebut. Pengambilan sampel sampah untuk pemeriksaan secara fisika dan kimia berbeda, karena parameter yang diperiksa juga berbeda. Pada pemeriksaan kualitas fisika yang diperiksa adalah suhu, konduktivitas, warna, bau, kekeruhan, Daya Hantar Listrik (DHL), serta Total Suspended Solid (TSS). Sedangkan untuk pemeriksaan kualitas kimia yang diperiksa biasanya kesadahan (Mg, Cl, dll), Ph, alkalinitas, dan lainnya. Untuk pemeriksaan secara fisika dan kimia biasanya sering digunakan sampel sampah cair atau licit. Pengambilan sampel pada pemeriksaan tersebut hampir sama dengan dengan pengambilan sampel air. Hal ini karena wujud yang sama yaitu cairan. 1. Alat dan Bahan ; 1. Botol timba 2. Derigen plastik ukuran 5 Liter (sebaiknya berwarna putih) 3. Botol plastik vol. 500 mL (2 buah) 4. Botol oksigen vol. 250 mL 16 5. Termos es untuk mendinginkan contoh 6. Tas lapangan 7. Alat tulis 8. Buku catatan (bungkus dengan plastik) 2. Prosedur pengambilan sampel uji fisika Prosedur kerja pengambilan sampel sampah cair untuk pemeriksaan kualitas fisika: a) Menyiapkan wadah sampel b) Membilas wadah sampel dengan air suling( aquadest); c) Menyiapkan alat pengambil sampel yang sesuai dengan keadaan sumber air; d) Membilas alat pengambil sampel dengan air suling; e) Membilas alat pengambil sampel sebanyak 3 kali dengan sampel yang akan diambil; f) Mengambil sampel sesuai titik sampling dan memasukkannya ke dalam wadah yang sesuai peruntukan analisis; g) Mengukur mencatat kondisi lapangan dan membuat peta lokasi. h) lakukan segera pengujian parameter lapangan seperti parameter lapangan : suhu, pH, oksigen terlarut (DO), kekeruhan (Turbidity), daya hantar listrik (DHL) dan TDS yang dapat berubah dengan cepat dan tidak dapat diawetkan; i) hasil pengujian parameter lapangan dicatat dalam buku catatan; j) Memberi label pada wadah sampel: Tanggal pengambilan sampel Lokasi pengambilan sampel Jenis sampel : Padatan / sampah / tanah *) Jenis pemeriksaan : Fisik / kimia / mikrobiologi dan parasitologi*) Nama petugas Tanda Tangan 17 k) Dilakukan pengawetan sesuai peruntukan pengujian di laboratorium l) Mengamankan sampel serta wadah (disegel dengan benar) 2.8 PENGUKURAN SIFAT FISIK SAMPAH Pengukuran sifat fisik sampah dapat di ukur dengan ketentuan, yaitu: 1. Berat Jenis Berat jenis merupakan berat material per unit volume (satuan lb/ft3, lb/yd3 atau kg/m3). Data ini diperlukan untuk menghitung beban massa dan volume total sampah yang harus dikelola. Berat jenis ini dipengaruhi oleh: ● Komposisi sampah; ● Musim; ● Lamanya penyimpanan.[LIST] 2. Kelembaban Menentukan kelembaban dalam sampah dapat digunakan dua cara yaitu dengan ukuran berat basah dan berat kering. Ukuran kelembaban yang umum digunakan dalam manajemen sampah adalah % berat basah (wet weight). Data kelembaban sampah berguna dalam perencanaan bahan wadah, periodisasi pengumpulan, dan desain sistem pengolahan. Kelembaban sampah dipengaruhi oleh: Komposisi sampah; Musim; Kadar humus; Curah hujan. 18 3. Ukuran dan distribusi partikel Penentuan ukuran dan distribusi partikel sampah digunakan untuk menentukan jenis fasilitas pengolahan sampah, terutama untuk memisahkan partikel besar dengan partikel kecil. Ukuran komponen rata-rata yang ditemukan dalam sampah kota berkisar antara 7-8 inchi. 4. Field Capacity Field capacity adalah jumlah kelembaban yang dapat ditahan dalam sampah akibat gaya gravitasi. Field capacity sangat penting dalam menentukan aliran leachate dalam landfill. Biasanya field capacity sebesar 30% dari volume sampah total. 5. Permeabilitas sampah yang dipadatkan Permeabilitas sampah yang dipadatkan diperlukan untuk mengetahui gerakan cairan dan gas dalam landfill. 19 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan mineral dan bahan organik), cairan dan gas, yang menempati permukaan daratan, menempati ruang, dan dicirikan oleh salah satu atau kedua berikut: horison-horison, atau lapisan-lapisan, yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sebagai hasil dari suatu proses penambahan, kehilangan, pemindahan dan transformasi energi dan materi, atau berkemampuan mendukung tanaman berakar di dalam suatu lingkungan alami (Soil Survey Staff, 1999) Tekstur tanah merupakan gambaran tingkat kekasaran atau kehalusan bahan mineral yang menyusun tanah.Tekstur tanah ditentukan oleh proporsi tiga jenis partikel tanah,yaitu pasir,debu/endapan lumpur,dan lempung/liat.pembagian ini berdasarkan ukuran partikel ketiga jenis tanah tersebut.Pasir memiliki ukuran partikel paling besar sedangkan lempung memiliki ukuran partikel paling kecil. Penetapan tekstur tanah dapat ditentukan dengan metode analisis kualitatif, dengan merasakan tanah langsung dengan menggunakan jari tangan sehingga dapat diketahui tingkat kehalusan dan kekasarannya. Hal ini disebabkan karena penentuan tekstur tanah merupakan perbandingan fraksi tanah yang meliputi kandungan liat, debu, dan pasir dalam suatu massa tanah yang memiliki bentuk partikel yang berbeda-beda. Bila terasa halus maka tanah memiliki kandungan liat yang dominan dan bila kasar maka kandungan pasirnya dominan. Sampel tanah dapat diambil setiap saat, tidak perlu menunggu saat sebelum tanam namun tidak boleh dilakukan beberapa hari setelah pemupukan. Keadaan tanah saat pengambilan sampel tanah pada lahan kering sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang yaitu keadaan tanah kira-kira cukup untuk pengolahan tanah). Sedang pengambilan pada lahan sawah sebaiknya diambil pada kondisi basah. 20 DAFTAR PUSTAKA Catur puspawati, P. Haryono. 2018. Bahan ajar kesehatan lingkungan “Penyehatan Tanah”.Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Jakarta Tejoyuwono Notohadiprawiro.2006.Tanah: Cerapan dan Anggitannya. Repro: Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada. Suganda, Husein. 1999. Petunjuk Pengambilan Contoh Tanah. Jakarta Widya, Aqita. 2017. Sifat Fisik Tanah. Jakarta 21