RINGKASAN MODUL I-VI KODE MATA KULIAH : PDGK4205/ Pembelajaran Terpadu di SD OLEH : RANTI EFTIKA 856684156 Tutor : MARDIANA, S.Pd., M.Si. S1 PGSD UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ_UT PALEMBANG TAHUN 2019 MODUL 1 KONSEP DASAR dan MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU KEGIATAN BELAJAR 1: KONSEP DASAR PEMBELAJARAN TERPADU A. Pengertian Pembelajaran Terpadu Berdasarkan pernyataan Aminuddin tahun 1994, pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai: 1. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai macam pelajaran yang mencerminkan dunia nyata di sekelilingnya sesuai kemampuan dan perkembangan anak. 2. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara serempak (simultan). 3. Merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa mata pelajaran yang berbeda dengan harapan siswa akan belajar lebih bermakna. Integrated curriculum (kurikulum terpadu) dan integrated learning (pembelajaran terpadu) memiliki hubungan yang saling terkait satu sama lain. Kurikulum terpadu adalah kurikulum yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan isi, keterampilan, dan sikap. Rasional pemaduan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: 1. Kebanyakan masalah dan pengalaman bersifat interdisipliner. 2. Adanya tuntutan interaksi kolaboratif yang tinggi dalam memecahkan berbagai masalah. 3. Memudahkan anak membuat hubungan antarskemata dan transfer pemahaman antarkonteks. 4. Demi efisiensi 5. Adanya tuntutan keterlibatan anak yang tinggi dalam proses pembelajaran. Menurut para tokoh Psikologi Gestalt, pembelajaran terpadu menolak proses latihan/hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. B. Karakteristik Pembelajaran Terpadu 1. Berpusat pada siswa 2. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa 3. Pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu jelas 4. Menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran 5. Bersifat luwes (fleksibel) 6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa Kelebihan pembelajaran terpadu: 1. Pengalaman dan kegiatan belajar akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan siswa 2. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak 3. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi siswa 4. Dapa menumbuh kembangkan keterampilan berfikir siswa 5. Menyajikan kegiatan yang sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya 6. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial siswa Kendala pelaksanaan pembelajaran terpadu: 1. Kompetensi dasar yang harus dicapai siswa dalam kurikulum sekolah dasar tahun 2004 masih terpisah-pisah 2. Dibutuhkan sarana dan prasarana belajar yang memadai untuk mencapai kompetensi dasar secara optimal 3. Belum semua guru memahami konsep ini secara utuh C. LANDASAN PEMBELAJARAN TERPADU Landasan pembelajaran terpadu di SD, antara lain: 1. Landasan Filosofis Dimaksudkan pentingnya aspek filsafat dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu sangat dipengaruhi oleh 3 aliran filsafat, yaitu: a. Progresivisme, proses pembelajaran pada umumnya ditekankan pada pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa. b. Konstruktivisme, melihat pengalaman langsung siswa sebagai kunci dalam pembelajaran. Siswa berinteraksi langsung dengan objek dan lingkungannya. c. Humanisme, melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya. Secara fitrah siswa memiliki bekal atau potensi yang sama dalam upaya memahami sesuatu. Implikasi tersebut dalam pembelajaran, yaitu: a. Guru bukan merupakan satu-satunya sumber informasi b. Siswa sebagai subjek belajar yang mampu menemukan pemahamannya sendiri c. Guru sebagai model, pendamping, motivator, fasilitator dan pembelajar Dilihat dari motivasi dan minat, siswa memiliki ciri tersendiri. Implikasi dari pandangan tersebut dalam pembelajaran, yaitu: a. Isi pembelajaran bermanfaat bagi siswa secara aktual b. Siswa menyadari penguasaan isi pembelajaran bagi kehidupan c. Isi pembelajaran disesuaikan dengan tingkat perkembangan, pengalaman, dan pengetahuan siswa 2. Landasan Psikologis Berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi/teori belajar. Pandangan psikologis yang melandasi pembelajaran terpadu, yaitu: a. Masing-masing siswa membangun realitasnya sendiri. b. Pikiran seseorang mempunyai kemampuan untuk mencari pola dan hubungan antar gagasan yang ada. c. Siswa adalah seorang individu dengan berbagai kemampuan yang dimilikinya dan mempunyai kesempatan untuk berkembang. d. Keseluruhan perkembangan anak adalah terpadu dan anak melihat dirinya dan sekitarnya secara utuh (holistik). 3. Landasan Praktis Kondisi nyata yang pada umumnya terjadi dalam proses pembelajaran. Melandasi dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu, yaitu: a. Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga banyak informasi yang harus dimuat dalam kurikulum. b. Hampir semua pelajaran diberikan secara terpisah satu sama lain. c. Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran cenderung lebih bersifat lintas mata pelajaran. d. Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktek dapat dipersempit dengan pembelajaran yang dirancang secara terpadu. 4. Landasan Sosial Budaya Kehidupan masyarakat dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi dasar dan acuan untuk mencapai keberhasilan pembelajaran terpadu. 5. Landasan IPTEK Sebagai upaya menyelaraskan pembelajaran terpadu dengan perkembangan dan kemajuan IPTEK. MODUL 2 PROSEDUR UMUM PEMBELAJARAN TERPADU KEGIATAN BELAJAR 1 KEGIATAN PENDAHULUAN DALAM PEMBELAJARAN TERPADU A. MAKNA KEGIATAN PENDAHULUAN Kegiatan pendahuluan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dengan komponen-komponen pembelajaran lainnya. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan kegiatan awal yang harus ditempuh guru dan siswa pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran terpadu yang berfungsi terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. B. BENTUK KEGIATAN PENDAHULUAN Kegiatan menyiapkan siswa yang langsung berkaitan dengan materi yang akan dibahas disebut kegiatan awal pembelajaran. Sementara itu, kegiatan yang tidak langsung berkaitan dengan materi atau kompetensi yang akan dibahas disebut kegiatan pra pembelajaran. Kegiatan utama yang perlu dilaksanakan dalam pendahuluan pembelajaran di antaranya yaitu: 1. Penciptaan Kondisi Awal Pembelajaran a. Mengecek atau memeriksa kehadiran siswa b. Menumbuhkan kesiapan belajar siswa c. Menciptakan suasana belajar yang demokratis d. Membangkitkan motivasi belajar siswa e. Membangkitkan perhatian siswa 2. Memberikan acuan a. Memberitahukan tujuan (kemampuan) yang diharapkan atau garis besar materi yang akan dipelajari b. Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa 3. Mebuat Kaitan (Melaksanakan Apersepsi) a. Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya b. Menunjukkan manfaat materi yang dipelajari c. Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas 4. Melaksanakan Tes Awal KEGIATAN BELAJAR 2 KEGIATAN INTI DALAM PEMBELAJARAN TERPADU A. MAKNA KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Kegiatan inti sering juga disebut kegiatan instruksional. Kegiatan ini merupakan kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses pembentukan pengalaman belajar siswa. Untuk menumbuhkan pengalaman belajar siswa secara terpadu maka pembelajaran terpadu perlu direncanakan secara sistematis. Kegiatan inti pembelajaran terpadu menggambarkan penggunaan strategi dan media pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa. Kegiatan inti pembelajaran hendaknya melibatkan siswa sebanyak mungkin, memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbuat langsung dan memenuhi kebutuhan siswa baik secara individual maupun kelompok. B. BENTUK KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Dalam pengorganisasian kegiatan inti pembelajaran terpadu, pembahasan bahan pembelajaran harus dilakukan secara terpadu melalui penghubungan konsep dari beberapa mata pelajaran. Selain itu, pembahasan bahan pembelajaran terpadu hendaknya dilakukan dengan menggunakan strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang bervariasi, yang mampu mendorong upaya penemuan pengetahuan baru. Dalam menentukan kegiatan inti pembelajaran, guru hendaknya mempertimbangkan faktor komptensi yang diharapkan dicapai siswa, jenis dan tingkat kesulitan materi pelajaran, karakteristik siswa, guru, serta fasilitas, ruang, waktu dan waktu yang tersedia. Beberapa nilai yang dapat dipetik dari penggunaan media dalam kegiatan inti pembelajaran terpadu : 1. Media dapat mengkonkretkan konsep-konsep yang abstrak. 2. Media dapat menghadiran objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar. 3. Media dapat menampilkan objek yang terlalu besar atau terlalu kecil. 4. Media dapat memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat. Penggunaan media dalam pembelajaran terpadu juga memiliki kekuatan diantaranya: 1. Memungkinkan siswa berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya. 2. Memungkinkan adanya keseragaman pengamatan atau persepsi belajar pada masingmasing. 3. Membangkitkan motivasi belajar siswa. 4. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan. 5. Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak bagi seluruh siswa. 6. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. 7. Mengontrol arah dan kecepatan belajar siswa. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan media dalam kegiatan inti pembelajaran terpadu : 1. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan tetapi memiliki fungsi tersendiri, yaitu mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif. 2. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran. 3. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi dasar, indikator, dan isi/bahan pemeblajaran terpadu. 4. Media pembelajaran berfungsi mempercepat proses belajar. 5. Media pembelajaran terutama berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa akan lebih tahan lama mengendap dalam pikirannya. 6. Media pembelajaran dapat meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir sehingga dapat mengurangi terjadinya verbalisme. KEGIATAN BELAJAR 3 KEGIATAN AKHIR DAN TINDAK LANJUT DALAM PEMBELAJARAN TERPADU A. MAKNA KEGIATAN AKHIR DAN TINDAK LANJUT Kegiatan akhir dalam pembelajaran terpadu tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup semua rangkaian kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang biasa dilakukan guru dalam kegiatan akhir ini adalah memberikan tes, baik lisan maupun tertulis. Berdasarkan hasil kegiatan akhir, guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dengan memperhatikan tingkat penguasaan siswa, guru perlu melakukan kegiatan tindak lanjut. Hal ini berarti bahwa kegiatan tindak lanjut pembelajaran merupakan kegiatan lanjutan yang ditempuh berdasarkan proses dan hasil belajar yang telah dicapai siswa. Pada prinsipnya, kegiatan tindak lanjut pembelajaran dilaksanakan untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa. B. BENTUK KEGIATAN AKHIR DAN TINDAK LANJUT Berikut ini beberapa alternatif bentuk kegiatan yang dapat diterapkan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran terpadu di sekolah dasar : 1. Kegiatan Akhir Pembelajaran a. Meninjau kembali penguasaan siswa b. Melaksanakan penilaian 2. Melaksanakan Tindak Lanjut Pembelajaran a. Memberikan pekerjaan rumah b. Membahas kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit c. Menugaskan membaca materi pelajaran tertentu d. Memberikan motivasi atau bimbingan belajar e. Mengemukakan topic untuk pertemuan berikutnya MODUL 3 KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR DALAM PEMBELAJARAN TERPADU Untuk dapat melaksanakan pembelajaran terpadu di sekolah dasar, seorang guru dituntut memiliki berbagai kemampuan yang optimal, baik kemampuan kognitif, sikap dan keterampilan. Kemampuan kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual dan kemampuan bidang sikap berkaitan dengan kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya. Sedangkan kemampuan bidang keterampilan berkaitan dengan kemampuan guru dalam menguasai berbagai keterampilan mengajar yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu. A. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran dalam Pembelajaran Terpadu 1. Pengertian Kemampuan membuka pelajaran merupakan keterampilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam memulai kegiatan pembelajaran, sedangkan keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan dengan usaaha guru dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran. 2. Manfaat Keterampilan membuka pelajaran dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat untuk: a. Memantapkan mental siswa memasuki kegiatan inti pembelajaran b. Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran c. Memberikan gambaran yang jelas tentang aktivitas belajar yang akan dilakukan d. Menyadarkan siswa akan adanya keterkaitan antara pengalaman yang sudah dimiliki dengan tema yang akan dipelajari Keterampilan menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat untuk: a. Memantapkan pemahaman siswa terhadap proses dan hasil belajar yang telah dilaluinya b. Mengetahui tingkat keberhasilan dari pelaksanaan pembelajaran terpadu c. Menetapkan kegiatan tindak lanjut yang harus dilakukan siswa untuk mengembangkan kompetensi yang telah dikuasainya 3. Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran a. Menumbuhkan Perhatian Siswa Perhatian merupakan salah satu prinsip yang diperlukan dalam belajar. Jika ingin berhasil dalam menarik perhatian siswa, guru bisa melakukannya dengan berbagai cara, diantaranya: 1) Variasi gaya mengajar guru 2) Penggunaan pembelajaran yang tepat dan dapat menarik perhatian siswa 3) Penggunaan pola interaksi pembelajaran yang bervariasi b. Membangkitkan Motivasi Siswa 1) Memperlihatkan sikap hangat dan antusias 2) Mennimbulkan rasa ingin tahu 3) Mengemukakan ide yang bertentangan 4) Memperhatikan minat siswa c. Memberi Acuan 1) Mengemukakan tujuan dan batas tugas 2) Menjelaskan langkah pembelajaran 3) Mengingatkan inti tema yang akan diajarkan 4) Mengajukan pertanyaan d. Membuat Kaitan 4. Komponen Keterampilan Menutup Pelajaran Untuk menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu, guru harus memperhatikan komponen-komponen keterampilannya, yakni : a. Meninjau kembali materi pelajaran yang telah dibahas b. Melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa B. Keterampilam Menjelaskan dan Bertanya dalam Pembelajaran Terpadu 1. Pengertian Keterampilan bertanya merupakan kemampuan guna untuk memperoleh informasi tentang suatu objek yang ditanyakan dan meningkatkan terjadinya interaksi pembelajaran yang efektif. 2. Manfaat Keterampilan dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat diantaranya untuk: a. Membantu siswa memahami berbagai konsep dari tema yang dipelajari b. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam memecahkan berbagai masalah c. Memperkirakan tingkat pemahaman siswa terhadap penjelasan yang diberikan d. Meningkatkan efektifitas pembicaraan di kelas sehingga benar-benar merupakan penjelasan yang bermakna bagi siswa e. Membantu siswa menggali pengetahuan dari berbagai sumber f. Mengatasi kekurangan berbagai sumber belajar yang diperlukan g. Menggunakan waktu secara lebih efektif dan efisien Keterampilan bertanya dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat diantaranya untuk mengarahkan siswa lebih efektif mempelajari sesuatu tema dari berbagai aspek yang terintegrasi: a. Meningkatkan kegiatan belajar yang lebih bervariasi dan bermakna b. Mendorong siswa untuk berperan sebagai sumber informasi c. Memupuk kebiasaan siswa untuk selalu bertanya d. Meningkatkan keterlibatan siswa secara mental e. Menumbuhkan keberanian siswa f. Menguji pemahaman siswa terhadap materi yang telah dibahas 3. Komponen Keterampilan Menjelaskan Merencanakan isi tema pembelajaran terpadu yang akan dijelaskan merupakan tahap awal keberhasilan dari kegiatan menjelaskan. Dalam merencanakan isi tema pembelajaran terpadu ini perlu memperhatikan hal penting berikut: a. Isi tema yang akan dijelaskan harus dianalisis secara keseluruhan termasuk unsur-unsur yang berkait dalam isi tema tersebut b. Isi tema mencerminkan inti atau esensi dari kompetensi dasar dan indikator-indikator pada masing-masing mata pelajaran c. Isi tema memiliki signifikansi atau memiliki tingkat keberatian yang tinggi bagi siswa d. Isi tema mengandung nilai guna bagi kehidupan siswa atau menunjang kecakapan hidup Komponen-komponen menjelaskan diantaranya: a. Kejelasan b. Kejelsan ini biasanya menyangkut hal-hal berikut: Kelancaran dan kejelasan ucapan dalam berbicara, Susunan kalimat yang digunakan, dan Penggunaan istilah c. Penggunaan contoh dan ilustrasi d. Pemberian tekanan e. Umpan balik 4. Komponen-Komponen keterampilan Bertanya Komponen-komponen keterampilan bertanya sebagai berikut: a. Pengungkapan pertanyaan yang jelas dan singkat sehingga mudah dipahami oleh para siswa. b. Pemberan acuan. Pertanyaan yang disampaikan guru dalam suatu proses pembelajaran akan dijawab dengan benar oleh siswa jika siswa tersebut mengetahui jal-hal yang berkaitan dengan pertanyaan tersebut. c. Pemusatan dalam keterampilan bertanya dimaksudkan untuk memfokuskan perhatian siswa pada inti materi pembelajaran tertentu yang dipelajari. d. Pemindahan giliran dan penyebaran pertanyaan untuk penguasaan guru dalam meaksanakan kegiatan pembelajaran terpadu. e. Pemberian waktu belajar setelah mengajukan suatu pertanyaan, guru perlu memberikan waktu kepada siswa untuk memikirkan jawaban yang tepat atas pertanyaan tersebut, terlebih untuk pertanyaan-pertanyaan yang cukup kompleks. f. Pemberian tuntunan. C. Keterampilan Memberi penguatan dan Variasi dalam Pembelajaran Terpaduvv 1. Pengertian Penguatan pada dasarnya merupakan suatu respon yang diberikan oleh guru terhadap perilaku atau perbuatan siswa yang dianggap positif, dan menyebabkan kemungkinan berulangnya kembali atau meningkatnya perilaku tersebut. 2. Manfaat Secara spesifik manfaat yang dapat diperoleh guru dengan menguasai keterampilan memberi penguatan dalam pembelajaran terpadu diantaranya untuk: a. Membangkitkan dan memelihara perhatian dan motivasi belajar siswa terhadap tematema yang disajikan dalam pembelajaran b. Memberikan kemudahan kepada siswa untuk mempelajari isi tema c. Mengontrol dan memodofikasi tingkah laku siswa d. Menumbuhkan rasa percaya diri siswa e. Memelihara iklim kelas yang kondusif Sedangkan keetrampilan mengadakan variasi dalam pembalajaran terpadu dapat memberi manfaat diantaranya untuk : a. Menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dan perhatian siswa terhadap tema pembelajaran yang dibahas dan keterkaitan-keterkaitan di dalam yang ada dalam tema tersebut b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa ingin tahu tentang sesuatu yang baru dalam suatu tema yang dipelaarinya c. Memupuk perlaku positif siswa terhadap guru yang telah melakukan proses pembelajaran dengan lebih hidup dan bervariasi d. Menghindarkan siswa dari proses pembelajaran yang membosankan dan monoton e. Meningkatkan kadar keaktifan dan keterlibatan siswa dalam berbagai pengalaman pembelajaran yang menarik dan terarah f. Melayani karakteristik siswa dan gaya belajarnya yang beraneka ragam. 3. Komponen Pada Keterampilan Memberi Penguatan Keterampilan memberi penguatan bisa dilakukan dalam bentuk verbal dan nonverbal. Penguatan verbal maksudnya adalah penguatan yang dilakukan secara verbal melalui kata-kata atau kalimat, sebaliknya penguatan non-verbal tidak dilakukan melalui kata-kata atau kalimat. a. Penguatan verbal Penguatan yang dilakukan secara verbal merupakan penguatan yang dilakukan paling sederhana digunakan dalam kegiatan pembelajaran tepadu. Dikatakan sederhana karena hanya menggunakan kata-kata atau kalimat saja. Namun demikian jenis penguatan ini tidak bisa dianggap mudah, sebab jika salah dalam penerapannya akan mengakibatkan efek yang kurang menguntungkan. Misalnya, guru menyampaikannya pada situasi yang tidak tepat atau keliru dalam memilih kata-kata atau kalimat. Bentuk penguatan verbal ini bisa berupa kata-kata atau kalimat pujian, dukungan, pengakuan atau dorongan yang dapat menguatkan tingkah laku dan penampilan siswa. b. Penguatan Non Verbal Penguatan Non Verbal dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu bisa ditunjukkan dengan cara-cara seperti : raut wajah atau mimik muka, gerakan atau isyarat badan, gerak mendekati siswa, sentuhan, kegiatan yang menyenangkan, symbol atau tanda dan penguatan dengan benda-barang. Agar penguatan yang diberikan guru dapat berfungsi secara efektif dan dapat memperlancar pencapaian kompetensi dasar oleh siswa maka dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu guru hendaknya memperhatikan enam prinsip sebagai berikut : 1) Pemberian penguatan harus disertai sikap kehangatan dan keantusiasan dari guru yang dapat ditunjukkan raut muka berseri dan senyuman 2) Penguatan yang diberikan harus bermakna bagi siswa sehingga siswa termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajarnya 3) Penguatan yang diberikan harus menghindari segala jenis respon negatif seperti katakata kasar, cercaan,, hukuman, hinaan atau ejekan. 4) Penguatan yang diberikan harus memiliki sasaran yang jelas. 5) Penguatan harus diberikan dengan segera setelah siswa menunjukkan respon yang diharapkan. 6) Penguatan yang diberikan harus bervariasi, tidak sebaliknya monoton dan membosankan. 4. Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi a. Variasi dalam Gaya Mengajar Secara garis besar, hal-hal yang berkaitan dengan gaya mengajar yang dapat divariasikan oleh seorang guru berkisar pada butir-butir berikut : 1. Penggunaan variasi suara 2. Variasi dengan pemusatan perhatian 3. Variasi dengan kesenyapan 4. Variasi dengan kontak pandang 5. Variasi dengan gerakan badan dan mimic 6. Variasi dengan perubahan posisi guru b. Variasi dalam pola interaksi Pembalajaran Variasi dalam pola interaksi guru-siswa yang bisa dikembangkan dalam pelaksanakan pembelajaran terpadu terdiri atas. 1. Pola interaksi satu arah. Pola ini dilakukan biasanya dengan pertimbangan bahwa materi tema tersebut dianggap cukup sulit, sehingga guru memandang perlu untuk dijelaskan secara lebih terperinci dan tuntas. Jika tidak dijelaskan seperti itu dikhawatirkan akan terjadi kesalahan pemahaman terhadap konsep-konsep yang ada dalam materi tema yang dibahas. 2. Pola interaksi dua arah. Pola ini merupakan pengembangkan dari pola pertama yang divariasikan dengan metode tanya jawab. 3. Pola interaksi banyak arah. Pola ini menuntut aktivitas siswa yang lebih tinggi disbanding kedua pola di atas, dimana interaksi yang terjadi tidak hanya guru dengan siswa, tetapi juga interaksi antarsiswa dengan siswa-siswa. c. Variasi dalam Penggunaan Media Menurut hasik riset yang dilakukan oleh British Audio-Visual Associationmenyatakan bahwa rata-rata jumlah informasi yang diperoleh seseorang melalui indera menunjukkan komposisi sebagai berikut : a. 75% melalui indera penglihatan (visual) b. 13% melalui indera pendengaran (auditori) c. 6% melalui indera sentuhan dan perabaan d. 6% melalui indera penciuman dan lidah Media Visual Media visual yakni media yang hanya dapat dilihat. Media visual terdiri atas media yang dapat diproyeksikann dan media yang tidak dapat diproyeksikan. Media visual yang diproyeksikan pada dasarnya merupakan media yang menggunakan alat proyeksi di mana gambar atau tulisan akan nampak pada layar. Media proyeksi ini bisa berbentuk media proyeksi diam misalnya gambar diam dan proyeksi gerak misalnya gambar bergerak. Gambar diam atau gambar mati adalah gambar-gambar yang disajikan secara fotografik atau seperti fotografik, misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat. Tempat atau objek lainnya yang ada kaitannyadengan bahan/isi tema yang diajarkan. Gambar diam ada sifatnya tunggal ada juga yang berseri, yaitu berupa sekumpulan gambar diam paling berhubungan satu dengan lainnya. Keuntungan yang bisa diperoleh dengan menggunakan media gamar diam ini, diantaranta: a. Media ini dapat menerjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak menjadi lebih konkret, b. Banyak tersedia dalam buku-buku, majalah, surat kabar, kalender dan sebagainya c. Mudah menggunakannya dan tidak memerlukan peralatan lain d. Tidak mahal bahkan mungkin tanpa mengeluarkan biaya untuk pengadaannya e. Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan sesama tema. Gambar diam juga merupakan media dimensi dan tidak bisa menimbulkan gerak. Media yang tidak bisa diproyeksikan: a. Media grafis adalah media pandang dua dimensi b. Media model adalah media tiga dimensi yang sering digunakan dalam pembelajaran terpadu di kelas awal sekolah dasar. c. Media realia merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman langsung kepada siswa Media Audio Media Audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk mempelajari isi tema. Contoh media audio, yaitu program kaset suara dan program audio. Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan apabila kita akan menggunakan media audio di sekolah dasar yaitu : 1. Media ini hanya akan mampu melayani secara baik siswa yang sudah memiliki kemmapuan dalam berfikir abstrak 2. Media ini memerlukan pemusatan perhatian yang lebih tinggi dibandingkan media lainnya 3. Karena sifatnya yang auditif Media audio visual Media ini merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Contoh dari media visual ini di antaranya program televisi / video pendidikan / intruksional, program slide suara dan sebagainya. MODUL 4 PEMBELAJARAN TERPADU KEGITAN BELAJAR I TAHAPAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN TERPADU. Kompetensi lulusan SD dan MI adalah : 1. Mengenali dan membiasakan berprilaku sesuai denganajaran agama yang diyakini 2. Mengenali dan menjalankan hak dan kewajiban diri, beretos kerja, dan peduli terhadap lingkungan. 3. Berpikirlogis, kritis, dan kreatif serta berkomonikasi melalui berbagai media 4. Menyenangi keindahan 5. Membiasakan hidup bersih, bugar dan sehat. 6. Memiliki rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air. STRUKTUR KURIKULUM SD dan MI AlokasiWaktu Kelas I dan II III sampai dengan IV A. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Pendekatan 3 Pendidikan kewarganegaraan dan TEMATIK 5 Pengetahuan sosial B. Pembiasaan Bahasa Indonesia 5 Matematika 5 Pengetahuan Alam 4 Kerajinan tangan dan kesenian 4 Pendidikan Jasmani 4 Kegiatan yang mendorong/ mendukung 2 pembiasaan C. Muatan Kegiatan atau mata pelajaran - Lokal Jumlah 27 32 Penjelasan untuk kelas I dan II : 1. Pengelolaan kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran dan kegiatan belajar pembiasaan dengan menggunakan pendekatan tematik diorganisasikan sepenuhnya oleh sekolah dan madrasah. 2. Penjelasan teknik pendekatan tematik diatur dalam pedoman tersendiri. 3. Alokasi waktu total yang disediakan adalah 27 jam pelajaran perminggu. 4. Satu jam pelajaran tatap muka dilaksanakan selama 35 menit 5. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34 – 40 minggu 6. Alokasi waktu sebanyak 27 jam pelajaran pada dasarnya dapat diatur dengan bobot berkisar 15% Agama 50% membaca dan menulis permulaan serta berhitung 35%, IPA, PKn dan Pendidikan Jasmani. 7. Dapat mengenal teknologi informasi dan komunikasi sesuai dengan kemampuannya. Penjelasan untuk kelas III, IV, V dan VI : 1. Pengelolaan kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran dan kegiatan belajar pembiasaan diorganisasikan sepenuhnya oleh sekolah dan madrasah 2. Penjelasan teknis kegiatan belajar pembiasaan diatur dalam pedoman tersendiri 3. Alokasi waktu total yang disediakan adalah 32 sampai dengan 34 jam pelajaran per-minggu 4. Satu jam pelajaran tatap muka dilaksanakan selama 40 menit 5. Minggu efektif satu tahun pelajaran ( 2 semester) adalah 34 sampai dengan 40 minggu 6. Mata pelajaran PKn dan Pengetahuan Sosial diajararkan baik secara sendiri-sendiri maupun secara terintegrasi yang diatur sepenuhnya oleh sekolah 7. Muatan lokal diadakan dengan kebutuhan dan kesiapan sekolah 8. Sekolah dapat memberikan Mata Pelajaran Bahasa Inggris mulai kelas IV sesuai dengan kemampuannya. 9. Dapat mengenalkan teknologi informasi dan komunikasi sesuai kemampuan 10. Sekolah bertaraf Internasional dapat menggunakan Bahasa Inggris, sebagai bahasa pengantar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Dalam merancang pembelajaran terpadu disekolah dasar terdapat tujuh langkah yang harus dilakukan. 1. Penetapan mata pelajaran yang akan dipadukan Pada penetapan beberapa mata pelajaran yang akan dipadukan sebaiknya sudah disertai dengan alasan atau rasional yang berkaitan dengan pencapaikan kompetensi dasar oleh siswa dan kebermaknaan belajar. 2. Penetapan Kompetensi Dasar Pada tahap ini dilakukan identifikasi kompetemsi dasar pada jenjang kelas dan semester yang sama dari setiap mata pelajaran yang memungkinkan untuk diajarkan secara terpadu dengan menggunakan paying sebuah tema pemersatu. 3. Penetapan hasil belajar Mempelajari dan menetapkan hasil belajar dari setiap mata pelajaran sehingga dapat diketahui pokok yang bias dibahas secara terpadu. 4. Penetapan Tema Tema dalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1993; Moeliono, 1989; Keraf,1991). Dalam pengembangan tema-tema pembelajaran terpadu di sekolah dasar terdapat sejumlah aspek yang perlu pertimbangan, diantaranya ; a. Tema yang dipilih memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa serta terkait dengan cara kebiasaan belajarnya b. Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat dan kemampuannya c. Penetapan tema dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan siswa 5. Pemetaan Keterhubungan Kompetensi Dasar Dengan Tema Pemersatu Pada tahap ini dilakukan pemetaan keterhubungan kompetensi dasar masing-masing mata pelajaran yang akan dipadukan dengan tema pemersatu. Pemetaan tersebut dapat dibuat dalam bentuk bagan dan/ atau matriks jaringan topic yang memperlihatkan kaitana ntara tema pemersatu dengan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran. 6. Penyusunan Silabus PembelajaranTerpadu Secara umum, silabus ini diartikan sebagai garis-garis besar, ringkasan, ikhtiar atau pokok - pokok isi materi pembelajaran terpadu. Silabus merupakan penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi, kompetensi dasar yang ingin dicapai. 7. Penyusunan Satuan Pembelajaran Terpadu Komponen satuan pembelajaran terpadu meliputi : a. Identitas mata pelajaran b. Kompetensi dasar c. Materi pokok besarta uraiannya d. Strategi pembelajaran e. Alat dan media f. Penilaian dan tindak lanjut g. Sumbar bahan yang digunakan KEGIATAN BELAJAR 2 SILABUS DAN SATUAN PEMBELAJARAN TERPADU Silabus adalah garis besar, ringkasan, ikhtiar, atau pokok-pokok isi/ materi pembelajaran yang digunakan sebagai penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi, kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa. Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam penyusunan satuan pembelajaran terpadu, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan system penilaian. Silabus pembelajaran terpadu dikembangkan dengan menggunakan pendekatan system, dimana komponen-komponen yang ada di dalamnya saling berhubungan satu sama lain dalam rangka mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Komponen silabus pembelajaran terpadu terdiri atas : (a) Identifikasi mata pelajaran yang akan dipadukan, (b) Kompetensi dasar, hasil belajar, dan indicator yang harus dikuasai siswa, (c) Materi pokok yang mengacu pada suatu tema yang akan disajikan,(d) Alternatif strategi pembelajaran yang akan digunakan, dan (e) Alokasi waktu yang diperlukan. Satuan pembelajaran terpadu merupakan satuan atau unit program pembelajaran terkecil untuk jangka waktu mingguan atau harian yang berisi rencana pencapaian suatu pokok atau satuan bahasan tertentu dalam satu tema pembelajaran terpadu yang akan dibahas. Komponen satu pembelajaran terpadu mengandung unsur-unsur pokok yang meliputi ; (a) Identitas mata pelajaran, (b) Kompetensi dasar, hasil belajar, dan indicator yang akan dipadukan, (c) pokok- pokok materi yang akan disajikan, (d) Kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan, (e) Alat, media, dan sumber bahan yang digunakan, (f) Cara penilaian yang akan ditempuh dilengkapi dengan alat penilaian. MODUL 5 PENILAIAN dalam PEMBELAJARAN TERPADU KEGIATAN BELAJAR I. KONSEP , PRINSIP, dan SASARAN PENILAIAN dalam PEMBELAJARAN TERPADU A. KONSEP PENILAIAN Sampai saat ini sistem penilaian di sekolah umumnya menggunakan teknik tes. Penilaian dengan menggunakan teknik tes disebut penilaian konvesional. Teknik ini tidak selengkapnya dapat menggambarkan kemajuan belajar siswa secara menyeluruh, sebab laporan ini berupa angka-angka atau huruf-huruf atau gambaran maknanya sangat abstrak. Untuk melengkapi gambaran kemajuan belajar siswa, guru dapat menggunakan teknik lain yang sudah dikenal sebagai teknik nontes. Penilaian nontes ini disebut penilaian alternatif. Penilaian alternatif dipakai sebagai penunjang dalam memberikan gambaran pengalaman dan kemajuan belajar siswa secara menyeluruh. Melalui alternatif penilaian ini guru, orang tua, siswa dapat mengetahui kemampuan belajarnya. Hal ini sesuai dengan tuntutan penilaian berbasis kelas bahwa penilaian dilakukan secara terpadu dalam kegiatan KBM melalui portofolio, hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja dan tes tertulis. Dengan demikian hasil penilaian harus dirancang oleh guru dan dilaksanakan guru sehingga diperoleh informasi tentang pencapaian dan kemajuan belajar siswa dan meefektifkan penggunaan informasi tersebut dalam mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan perangkat penilaian. Secara umum tujuan penilaian adalah: a. untuk menilai pembelajaran di kelas b. untuk meningkatkan pembelajaran dan kualitas belajar siswa dan bukan sekedar penentuan skor Dengan demikian hasil penilaian dapat memenuhi banyak tujuan diantaranya placement untuk memenuhi kebutuhan siswa secara cepat, intruction untuk membantu agar pembelajaran lebih fokus, dan communication unuk memberikan informasi kepada siswa, guru, orang tua dan sebagainya. B. PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN PEMBELAJARAN TERPADU Untuk memperoleh hasil penilaian yang akurat , kegiatan penilaian hendaknya didasarkan pada: a. Prinsip Integral / Komprehensif Yakni penilaian pengajaran yang dilakukan secara menyeluruh dan utuh, yang didalamnya menyangkut masalah perilaku, sikap dan kreativitas. b. Prinsip berkesinambungan Penilaian yang dilakukan secara berencana, terus menerus, dan bertahap untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan tingkah laku siswa sebagai hasil kegiatan belajar. c. Prinsip objektif Penilaian pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang handal dan dilaksanakn secara objektif sehingga dapat menggambarkan dengan tepat kemampuan yang diukur. Penilaian harus dilakukan secara formal , rasional dan tidak rancu sebagaimana dikemukakan oleh Mathews (1989) 1. Penilaian Proses Sasaran yang dinilai dalam penilaian proses adalah tingkat efektivitas kegiatan belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Penilaian proses merupakan upaya mengumpulkan nformasi tentang kemajuan belajar siswa yang selanjutnya digunakan untuk keperluan perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Penilaian proses terdiri dari: a. Penilaian terhadap siswa yang mencakup : Perkembangan konseptual anak Tingkat kemampuan menghadapi tantangan Interaksi siswa dengan siswa lainnya Kemampuan anak berkomunikasi Kerasionalan argument/alsan Kerjasama dan kekompakan serta produktivitas kegiatan kelompok Partisipasi siswa dalam diskusi kelompok Penggunaan bahasa dengan baik dan benar sesuai tingkat kemampuan siswa b. Penilaian terhadap guru mencakup: Proses pembelajaran Pendekatan dan metode yang digunakan 2. Materi peembelajaran yang mencakup : pemilihan tema, topic, dan unit Kelengkapan pembelajaran yang disesuaikan guru Penilaian Terhadap Produk Kegiatan Sasaran yang dinilai dalam penilaian hasil belajar adalah tingkat penguasaan peserta didiktentang apa yang telah dipelajari. Penilaian hasil belajar merupakan upaya pengumpulan informasi untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan dan kemampuan yang telah dikuasai siswa pada setiap akhir pembelajaran. Penilaian terhadap produk meliputi : a. Penilaian terhadap siswa dilakukan melalui pengamatan terhadap hasil belajar anak, meliputi: b. Kemampuan menulis laporan Kemampuan menyatakan gagasan dalam bentuk gambar . dan simbol lainnya. Hasil unjuk kerja siswa Penilaian terhadap guru dilakukan berdasarkan hasil, meliputi: Daftar cek yang dilakukan oleh rekan guru lainnya terhadap strategi dan pengelolaan belajar mengajar yang telah dilakukan. Masukan dari anak, orang tua, rekan guru berkaitan dengan strategi dan proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Penilaian yang dilakukan hendanya valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan objektif , terbuka , dan berkesinambngan sebagaimana disarankan dalam Penilaian Berbasis Kelas (PBK). Fungsi PBK bagi siswa dan guru adalah :untuk membantu siswa dalam: mewujudkan dirinya dengan mengubah dan mengembangkan perilakunya kearah yang lebih baik. Siswa mendapat kepuasan atas apa yang dikerjakannya. Membantu guru apakah metodemengajar yang akan ditetapkannya telah memadai atau tidak. Membantu guru dalam mempertimbangkan dan keputusan administrasi C. BENTUK ALAT PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN TERPADU 1. Bentuk Penilaian Alternatif Perunya dirancang penilaian 2 tipe yaitu tes dan nontes. Untuk pembelajarn terpadu banayk digunakan bentuk instrumen bersifat non tes . bentuk-bentuk penilaian meliputi: a. Catatan sekolah Merupakan laporan tentng kemajuan belajar siswa berupa diskripsi tentang aspek yang dialami siswa berkaitan dengan mata pelajaran di sekolah. b. Cuplikan kerja Tugas/proses/produk siswa selanjunya untuk mengetahui tingkat skill mereka. c. Portofolio Menilai kemajuan siswa berdasarkan berbagai periode pada berbagai tugas seperti jurnal, karya sei, kaset, dll. d. Wawancara Teknik penilaian lisan yang digunakan untuk memperoleh jawaban dari siswa tentang sesuatu yang telah dipelajari. e. Observasi Teknik penilaian dengan pengamatan secra teliti serta mencatat secara sistematis tentang sesuatu yang terjadi dikelas berkaiatan dengan materi yang ditargetkan siswa. f. Jurnal Catatan harian siswa yang menggambarkan kegiatan mereka sehari-hari. g. Rubrik Dengan cara melakukan kolaborasi anatar guru dan siswa dalam penyususnan kriteria penilaian, tentang laporan pekerjaan anak. h. Catatan anecdotal ( File Card) Catatan pengamatan informal yang menggambarkan perkembangan bahasa maupun perkembangan sosial, kebutuhan, kelebihan, kekurangan dan hal apa saja yang berkaitan dengan hal yang tampak bermakna ketika dilakukan pengamatan. Dalam penilaian pembelajaran terpadu , penilaian dilakukan berkaitan dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor (kognisi, sikap, dan keterampilan) 2. Bentuk Penilaian Konvensional Teknik penilaian konvesional bentuk tes juga digunakan dalam penilaian pembelajaran terpadu. Teknik ini meliputi: a. Tipe tes objektif yang mencakup pilihan berganda, menjodohkan dan isian singkat b. Tipe subjektif mencakup essay. Teknik penilaian konvensional bentuk tes meliputi tes objektif dan tes subjektif yang mengacu pada system scoring. KEGITAN BELAJAR II PROSEDUR PENGEMBANGAN DAN FORMAT PENILAIAN PEMBELAJARAN TERPADU DI SD A. PROSEDUR PENILAIAN PEMBELAJARAN TERPADU Tahapan-tahapan penilaian : a. Perencanaan 1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai baik itu oleh guru maupun siswa. 2. Menentukan criteria keberhasilan yang ingin dicapai, baik oleh siswa maupun oleh guru. 3. Menentukan teknik dan instrument yang akan digunakan dalam proses penilaian. b. Pelaksanaan 1. Penilaian berlangsung sejak awal sampai dengan akhir proses pembelajaran 2. Penilaian harus dilihat sebagai proses yang berkelanjutan, lebih dari sekedar salah satu aspek belajar yang harus dicapai sebagai bagian suatu program 3. Penilaian dapat diarahkan pada proses maupun produk serta program c. Penyusunan dan penyajian laporan Penyusunan laporan dilakukan secara logis, sistemati , dan secara komprehensif yang diakhiri dengan sejumlah rekomendasi dan saran-saran. d. Tahap Tindak-lanjut Hasil pengamatan dan saran ditindaklanjuti secara operasional , namun tidak semua kegiatan akhir tindak lanjut dilakukan pada akhir kegiatan karena penilaian dilakukan secara terus menerus , dan umpan balik dimanfaatkan untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar. B. FORMAT PENILAIAN PEMBELAJARAN TERPADU a. Format Observasi : Penilaian dilakukan baik pada tahap perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran terpadu dengan indikator kemampuan dan penguasaan yang telah ditetapkan. Dari segi sasarannya, penilaian difokuskan pada proses maupun produk pembelajaran. b. Format penilaian diri siswa : Format penilaian diri dalam bentuk jurnal tulisan siswa dapat digunakan sebagai masukan bagi guru untuk memberikan pertimbangan , motivasi, dan penguatan kepada siswa berkaitan dengan upaya peningkatan kemajuan belajar selanjutnya. c. Format portofolio : portofolio dapat dijadikan sebagai salah satu masukan bagi guru untuk memutuskan nilai setiap siswa serta penyusunan perencanaan pembelajaran selanjutnya. d. Rubrik : Criteria penilaian dapat disusun secara kolaboratif dengan melibatkan siswa sehingga anak dapat mengetahui criteria tersebut dan dapat mengukur kemampuannya. e. Cuplikan kerja : Dalam menilai performasi belajar siswa , guru dapat melakukan pemberian tugas yang menuntut mereka untuk memperlihatkan hasil unjuk kerja mereka . Siswa diberi kesempatan untuk memaparkan rencana kegiatannya maka guru sudah dapat memberikan pertimbangan pencapaian kemampuan , keterampilan, sikap dan pemahaman tentang konsep yang telah dipelajari dengan melakukan penilaian terhadap hasil unjuk kerja siswa (cuplikan kerja siswa) f. Masukan orang tua : Masukan orang tua dimanfaatkan untuk memperbaiki pembimbingan anak dan juga strategi belajar mengajar dikelas. Penyelenggaraan pengamatan oleh orang tua pun memungkinkan guru dan orang tua berorientasi dalam kaitan kemajuan dan kekurangan anak yang bersangkutan. g. Penilaian berkala : Penilaian berkala terdiri dari beberapa aspek sifat yang dinilai . Penialiannya diubah dari kategori (data nominal) menjadi data interval dalam rentang 1-5. Meskipun pelaksanaannya bersifat subjektif , data itu tetap penting dan bermanfaat. MODUL 6 PRAKTEK PEMBELAJARAN TERPADU DI SD KEGIATAN BELAJAR 1: PRAKTEK MERANCANG PEMBELAJARAN TERPADU DI SD Prosedur kegiatan perancangan pembelajaran terpadu untuk praktek dan simulasi 1. Menetapkan mata pelajaran yang dipadukan. 2. Menetapkan kompetensi dasar dari 3 mata pelajaran di SD. 3. Mengembangkan tema yang sesuai. 4. Mengembangkan peta keterhubungan antara kompetensi dasar dan tema pemersatu 5. Penyusunan satuan pembelajaran terpadu. Format rencana pembelajaran terpadu Identitas mata pelajaran Mata pelajaran : 1. 2. 3. Tema : Kelas/ Semester : Waktu : I. Standar Kompetensi: (dari 3 mata pelajaran yang dipadukan) II. Kompetensi Dasar: (dari 3 mata pelajaran yang dipadukan) III. Indikator: (dikembangkan atas dasar Kompetensi Dasar) IV. Pokok Materi V. Media dan Sumber Belajar VI. Metode Pembelajaran VII. Kegiatan Pembelajaran VIII. Evaluasi KEGIATAN BELAJAR 2: PRAKTEK PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TERPADU DI SD Berikut ini rambu-rambu pelaksanaan praktek pembelajaran terpadu di kelas anda di sekolah anda sendiri dan simulasi di kelas tutorial 1. Seyogianya anda melakukan simulasi pelaksanaan pembelajaran terpadu di kelas tutorial terlebih dahulu sebelum melaksanakan praktek pembelajaran terpadu di kelas anda disekolah sendiri. 2. Sebelum melakukan praktek pembelajaran terpadu di kelas anda di sekolah anda sendiri, anda harus meminta izin kepada kepala sekolah dan menginformasikan pula kepa siswa anda. 3. Anda harus mengisi Lembar Refleksi Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu yang didasarkan atas pengamatan di kelas saat pelaksanaan pembelajaran terpadu dan wawancara sederhana terhadap siswa anda sendiri dan teman sejawat/kepala sekolah yang mengamati anda 4. Untuk keperluan simulasi pembelajaran terpadu di kelas tutorial, anda harus mendiskusikannya dengan tutor anda. 5. Pada bagian-bagian pembelajaran terpadu yang disimulasikan dapat anda lewati dengan mengatakan pre memori. 6. Anda harus benar-benar berikap seperti guru yang sedang mengajar di kelas anda yang sebenarnya. 7. Simulasi pembelajaran terpadu di kelas tutorial akan diamati dan dinilai oleh tutor anda.