ISSN 2088 - 9151 Studi Analisis Indeks Seismisitas Dan Periode Ulang Gempa Bumi Di Daerah Lombok Tahun 2008-2018 Study of Seismicity Index and Period of Earthquake Reports in Lombok in 2008-2018 Siti Inayah Fitriyani1,* dan Arif Gustian2 1) Jurusan Fisika Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi 229 Bandung, 40154 2) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jalan Cemara 66 Bandung, 40161 *[email protected] ABSTRAK Wilayah Lombok memiliki tiga sumber gempa bumi di selatan terdapat subduksi lempeng, di utara terdapat Back Act Thrust, dan di darat terdapat sesar Flores. Analisis tingkat seismisitas dan periode ulang gempa bumi berdasarkan magnitudo telah dilakukan pada Daerah Lombok dan sekitarnya. Data yang digunakan adalah gempa bumi dengan magnitudo sama atau lebih besar dari 5 Skala Richter dan kedalaman 0-100 km untuk periode 2008-2018. Data ini bersumber dari katalog Repo Gempa BMKG dan USGS (United States Geological Survey). Tingkat keaktifan gempa bumi dihitung dengan menggunakan metode Likelihood, sedangkan nilai periode ulang gempa dihitung dengan menggunakan metode Guttenberg-Richter. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai b sebesar 1,447 dan nilai a sebesar 9,474 serta nilai indeks seismisitas untuk magnitudo 5-7 berkisar antara 52,200-0,067. Hal ini menunjukkan bahwa daerah penelitian memiliki tingkat keaktifan kegempaan yang tinggi. Untuk magnitudo 57 diperoleh nilai periode ulang antara 0,019-14,985 tahun. Secara umum dapat disimpulkan bahwa daerah Lombok memiliki tingkat seismisitas tinggi dan rawan bencana gempa bumi. Hal ini dibuktikan dengan tingginya tingkat keaktifan gempa dan nilai periode ulang yang singkat. Kata Kunci : Gempa, Metode Guttenberg-Richter, Indeks Seismisitas, Lombok ABSTRACT Lombok region has three earthuake sources in the south there are plate subduction, in the north there is a Back Act Thrust and on land there are Flores faults. An analysis of activity and periodicity prediction of earthquake based on magnitude in Lombok and surrounding had been done. The earthquake data that were analyzed are the ones which are equal and more than 5 SR, depth 0-100 km and happened in 2008-2018 (taken from katalog Repo Gempa BMKG and USGS (United States Geological Survey). The earthquake activeness rate was calculated using the Likelihood method, while the earthquake periodicity prediction was calculated using the Guttenberg-Richter method. It was found that b and a values are 1,447 and 9,474, respectively with the seismicity index value for the magnitude of 5-7 varying from 52,200 to 0,067. This value indicates that the study areas have a high seismic activity level. The periodicity prediction of earthquake for magnitude of 5-8 varies from 0,019 to 14,985 years. Generally, it can be concluded that the region of Mentawai Islands has a high seismicity and earthquake prone. This is evidenced by the high level of liveliness of the earthquake and the short periodicity prediction. Keywords: Earthquake, Guttenberg-Richter Method, Seismicity Index, Mentawai Islands BULETIN BBMKG WILAYAH II VOLUME 9 NO.2 TAHUN 2019: 1-5 ISSN 2088 - 9151 1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan dengan letak geografis yang berada pada 6° LU-11° LS dan 95° BT141° BT serta dilalui oleh jalur gempa bumi, hal ini dikarenakan letak negara Indonesia yang berada pada pertemuan 3 lempeng dunia yakni Eurasia, Indoaustra, dan Pasifik. Maka dari itu, negara Indonesia sering dilanda bencana gempa bumi, baik itu gempa yang berskala kecil maupun skala besar. Selain itu Indonesia juga berada pada Pasific Ring Of Fire yang merupakan jalur gunung api aktif di dunia yang sewaktu waktu dapat meletus dan mendatangkan bencana. Kawasan Bali dan Nusa Tenggara memiliki tatanan tektonik yang rumit dan aktif. Keberadaan zona subduksi di bagian selatan yang merupakan zona tumbukan antara Lempeng Kerak Samudra Indo-Australia dengan Lempeng Benua Eurasia. Salah satu implikasi dari adanya aktivitas tumbukan pada zona ini adalah terjadinya gempa bumi. Sedangkan di bagian utara Bali dan Nusa Tenggara, kondisi tektoniknya dipengaruhi oleh adanya aktivitas pada busur belakang Flores yang terbagi dalam dua segmen. Berdasarkan buku Peta Bahaya Gempa Indonesia 2017, kedua segmen tersebut adalah Segmen Bali dan Segmen Lombok Sumbawa. Selain dua segmen tersebut, sisi timur dan barat Lombok diimpit oleh beberapa segmen struktur tektonik. Di barat Lombok terdapat dua segmen, yaitu Lombok North dan Lombok Central. Sedangkan di bagian timur Lombok terdapat tiga segmen, yaitu Sumbawa North, Sumbawa Central dan Sumbawa South. Wilayah penelitian ini di daerah Lombok, karena daerah Lombok terletak di antara dua pembangkit gempa, yang sering disebut seismisitas aktif, dua pembangkit gampa ini berasal dari selatan dan utara. Di selatan terdapat zona subduksi lempeng IndoAustralia yang menujam ke bawah pulau Lombok. Sedangkan dari utara ada struktur geologi bernama Sesar Naik Flores atau Flores Bacj Arc Thrusting. Sesar naik ini, jalurnya memanjang dari Laut Bali ke Timur hingga Laut Flores. 2. METODE Penelitian tentang analisis indeks seismisitas dan periode ulang gempa bumi di daerah Lombok tahun 20082018 dikerjakan menggunakan metode Guttenberg-Richter. Dimana N merupakan jumlah gempa bumi dengan magnitudo rata-rata sama Μ . dengan π Nilai-a dan nilai-b merupakan suatu konstanta. Nilai-a menunjukkan aktivitas seismik dan bergantung pada periode pengamatan, luas daerah pengamatan, serta tingkat aktivitas seismik suatu wilayah. Nilai-b merupakan parameter tektonik yang bergantung pada karakter tektonik dan tingkat stress atau struktur material suatu wilayah yang menunjukkan jumlah relatif dari getaran yang kecil hingga besar dan secara teoritis tidak bergantung pada periode pengamatan tetapi hanya bergantung pada sifat tektonik dari gempa bumi sehingga dapat dianggap sebagai suatu parameter karakteristik suatu gempa bumi untuk daerah tektonik aktif. Maka dari itu untuk mencari nilai b menggunakan persmaan 1. log π π = πΜ −π πππ (1) Μ adalah magnitudo rata-rata Dimana π sedangkan ππππ merupakan magnitudo minimum. Untuk mencari nilai a yaitu: BULETIN BBMKG WILAYAH II VOLUME 9 NO.2 TAHUN 2019: 1-5 ISSN 2088 - 9151 π = log π(π > πmin ) + log(πππ 10) + ππππ ∗ π (2) Sudah didapat nilai a dan b menggunakan persamaan 1 dan 2, kemudian untuk mencari indeks seimisitas menggunakan persamaan 3 π1 = 10ππ−π∗π (3) Dan untuk mencari al menggunakan persamaan 4 yaitu: ππ = π − log(πππ10) (4) Selanjutnya setelah menentukan indeks seimisitas kita bisa menentukan periode ulang gempa bumi dengan menggunakan persamaan 5 yaitu: 1 1 (π) π=π (5) Data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu parameter gempa bumi, yang terdiri dari : kejadian gempa, letak episenter (latitude dan longitude), kedalaman, magnitudo gempa bumi. Data tersebut diperoleh melalui Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan USGS (United States Geological Survey) tahun 2008-2018. Dengan dearah penelitian berlokasi di 5°LU- 7°LU dan 115°BT-117°BT. Membuat peta seimisitas Lombok menggunakan software ArcGis 10.3. 3. HASIL DAN DISKUSI 3.1 Peta Seimisitas daerah Lombok tahun 2008-2018 Pada Gambar 1 diperlihatkan sebaran gempa di daerah Lombok tahun 20082018. Berdasarkan kedalamnnya (Depth), gempa di Lombok dapat dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu gempa dangkal, gempa menengah dan gempa dalam. Gambar 1. Peta Seismisitas Lombok Tahun 2008-2018. Gempa bumi berdasarkan kedalaman yang terjadi di Lombok yaitu dominan gempa dangkal, gempa dangkal ini memiliki daya rusak konstruksi yang sangat kuat karena amplitudo goyangan ini sangat “terasa” dipermukaan. Walaupun gempanya hanya memiliki 4-5 skala richter walupun skala gempanya kecil namun gempa ini mampu merusak bangunan di permukaan. Namun ada pula gempa menengah, gempa menengah ini adalah kerak bumi yang sebenernya sangat tipis, rata-rata hanya sekitar 3040km, kerak samudera lebih tipis hanya sekitar 10km saja. Gempa-gempa menengah terletak pada kedalaman di bawah kerak bumi, sehingga digolongkan sebagai gempa-gempa yang mungkin tidak berasosiasi dengan penampakan retakan atau patahan di permukaan. Dan gempa dalam yang terjadi tetapi tidak sebanyak gempa dangkal. Gempa yang paling dalam ini sebenarnya relatif sering terjadi juga, gempa dalam ini tentu saja akan terasa di permukaan dan juga akan memiliki daya rusak apabila energi gelombangnya masih kuat, gempa dalam terjadi pada koornidat - BULETIN BBMKG WILAYAH II VOLUME 9 NO.2 TAHUN 2019: 1-5 ISSN 2088 - 9151 3.2 Indeks seimisitas dan Periode Ulang a. Nilai b dan a dengan Menggunakan Metode Guttenberg-Richter Dari data yang telah dipilih selanjutnya dihitung jumlah frekuensi gempa bumi berdasarkan interval magnitudonya kemudian disusun seperti pada Tabel 1, yang menunjukkan bahwa frekuensi terbesar terdapat pada magnitudo 5,0 – 5,4 yang berjumlah 38 kejadian gempa bumi, sedangkan frekuensi terkecil terdapat pada magnitudo 6,0 – 6,4 dan 6,5-6,9 yaitu hanya terjadi 2 kali kejadian gempa bumi. Tabel 1. Hasil Pengolahan Frekuensi Data Gempa Bumi Berdasarkan Magnitudo dengan Metode Metode Guttenberg-Richter Interval Magnitudo 5,0 - 5,4 5,5 - 5,9 6,0 - 6,4 6,5 – 6,9 Jumlah N (Frekuensi) 38 10 2 2 52 Y (Median) P 5,2 197,6 5,7 57,0 6,2 12,4 6,7 13,4 23,8 280,4 Lombok memiliki tingkat stress yang tinggi menunjukkan bahwa Lombok merupakan wilayah yang mempunyai peluang tinggi untuk terjadinya gempa besar di wilayah tersebut. b. Indeks Seismisitas Hasil indeks seismisitas untuk magnitudo 5-7 dapat dilihat pada Gambar 2 dapat diketahui nilai indeks seismisitas terbesar terdapat pada magnitudo 5 sebesar 52,200, sedangkan untuk indeks seismisitas terkecil terdapat pada magnitudo 7 dengan nilai 0,067. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat kejadian gempa bumi pada daerah penelitian dengan magnitudo besar lebih sedikit dibandingkan dengan tingkat kejadian gempa dengan magnitudo kecil. Semakin besar nilai indeks seismisitas maka semakin sering terjadi gempa bumi dan begitu juga sebaliknya. Hal ini akan mempengaruhi periode ulang gempa bumi berdasarkan magnitudo tertentu. Indeks Seismisitas 6.60° LS dan 115.65° BT dengan kedalaman 557 km. 60 40 20 Π ΡΠ΄1 0 5 5,5 6 6,5 7 Magnitudo P pada Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai π = π π₯ π , dari perhitungan Tabel 1 didapatkan nilai b (keadaan tektonik) sebesar 1,447 dan nilai a (keadaan seimisitas) sebesar 9,474. Berdasarkan hasil yang didapat, terlihat bahwa wilayah Lombok memiliki nilai a yang relatif tinggi dan nilai b yang relatif rendah. Tingginya parameter tektonik (nilai a) dan variasi spasial nilai a pada wilayah Lombok menunjukkan bahwa Lombok dan sekitarnya memiliki aktivitas kegempaan yang relatif tinggi, sedangkan rendahnya parameter tektonik (nilai b) dan variasi nilai b menunjukkan kondisi stress lokal yang tinggi dan berpotensi gempa bumi besar dan merusak. Berdasarkan nilai b dan nilai a dapat disimpulkan bahwa wilayah Gambar 2. Hubungan Indeks Seimisitas dengan Magnitudo c. Periode Ulang Gempa Bumi Pada Gambar 3 dapat diketahui bahwa gempa bumi dengan magnitudo 5 – 7 SR di wilayah Lombok memiliki periode ulang yang berbeda-beda yaitu sekitar 0,019 hingga 14,985 tahun. Pada wilayah Lombok, gempa dengan kekuatan 5,0 - 5,4 SR sering terjadi, hal ini dapat dilihat pada Gambar 3 bahwa gempa dengan magnitudo ≥ 5 SR memiliki periode ulang yang relatif pendek. Sedangkan gempa bumi dengan BULETIN BBMKG WILAYAH II VOLUME 9 NO.2 TAHUN 2019: 1-5 ISSN 2088 - 9151 Periode Ulang Gempa Bumi magnitudo ≥ 7 SR memiliki periode ulang yang cukup lama, sehingga gempa bumi dengan magnitudo ≥ 7 jarang terjadi pada wilayah ini. Periode ulang gempa bumi selain dipengaruhi oleh magnitudo, indeks seismisitas serta nilai b dan nilai a, juga dipengaruhi oleh hubungan antara frekuensi kejadian gempa bumi dengan magnitudonya. kejadian, frekuensi gempa bumi terbanyak terjadi pada tahun 2018. 2. diperoleh nilai b sebesar 1,447 dan nilai a sebesar 9,474, nilai indeks seismisitas untuk magnitudo 5-7 berkisar antara 52,200 – 0,067. 3. Hasil perhitungan periode ulang gempa bumi berbeda-beda untuk magnitudo 5-7 berkisar antara 0,019 tahun – 14,985 tahun 20 15 10 Π ΡΠ΄1 5 0 5 5,5 6 6,5 7 Magnitudo Gambar 3. Hubungan Periode Ulang Gempa Bumi dengan Magnitudo Berdasarkan Gambar 2 dan Gambar 3 menghasilkan nilai indeks seismisitas besar maka periode ulang singkat, sehingga nilai b semakin besar dan nilai a semakin kecil. Kondisi ini menunjukkan bahwa daerah tersebut memiliki aktivitas seismik yang tinggi sehingga rawan terjadinya gempa bumi dengan magnitudo ≥ 5 dan sebaliknya. Apabila nilai indeks seismisitas kecil maka periode ulang akan semakin lama, sehingga nilai b semakin kecil. Kondisi ini menggambarkan daerah penelitian memiliki energi besar yang tersimpan, dan diprediksi berpeluang terjadi gempa besar di daerah tersebut. Kondisi ini sesuai dengan sejarah kegempaan yang pernah terjadi di Lombok. 4. KESIMPULAN Kesimpulan dalam pembuatan laporan ini adalah: 1. Berdasarkan peta seimisitas jumlah gempa dangkal sering terjadi sebanyak 2918 kejadian dengan kedalaman kurang dari 60 km. berdasarkan magnitudo yang sering terjadi pada magnitudo kurang dari 5 dengan jumlah kejadian sebanyak 3083 Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Arif Gustian S.T. yang telah membimbing selama melakukan penelitian dan pihak BMKG yang telah memfasilitasi dan memberi masukan atau saran dalam penelitian ini. Daftar Pustaka [1] Fidia, Rahma, dkk. 2018. Korelasi Tingkat Seismisitas dan Periode Ulang Gempa Bumi di Kepulauan Mentawai dengan Menggunakan Metode Guttenberg-Richer. ISSN 2303-8491. Vol 1. [2] Sunardi, Bambang, dkk. 2017. Analisis Seimotektonik dan Periode Ulang Gempa Bumi Wilayah Nusa Tenggara Barat, Tahun 1973-2015. Jurnal Riset Geofisika Indonesia. Vol 1:23-28. [3] Saputra, Heri, dkk. 2016. Studi Analisis Parameter Gempa dan Pola Sebarannya Berdasarkan Data Multi-Station (Studi Kasus Kejadian Gempa Pulau Sulawesi Tahun 2000-2014). Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Vol 1:8387. [4] Agustiawati, Aryani, dkk. Studi BValue Untuk Analisis Seimisitas Berdasarkan Data Gempa Bumi Periode 1904-2014 (Studi Kasus Gorontalo). FPMIPA Hasanudin. BULETIN BBMKG WILAYAH II VOLUME 9 NO.2 TAHUN 2019: 1-5 ISSN 2088 - 9151 [5] Adzkia, Muhammad. 2010. Perhitungan B Value Menggunakan Metode Likelihood untuk Derah Sumatera Barat dan Sekitarnya (3 Juni 1909- 23 Desember 2009). Fisika. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulla Jakarta. [6] BMKG earthquake repository, BMKG DataRepository, http://repogempa.bmkg.go.id/query.p hp. [7] USGS Earthquake Archives, http://earthquake.usgs.gov/earthqua kes/search. [8] Abdulsalam, Husein. 2018. Sesar Naik Flores yang Mengguncang Lombok. Diambil dari https://tirto.id/sesar-naik-flores-yangmengguncang-lombok-cQBh. (30 Januari 2019). BULETIN BBMKG WILAYAH II VOLUME 9 NO.2 TAHUN 2019: 1-5