Uploaded by putriafiana56

dasteori kologi

advertisement
Metabolisme Obat
I.
TUJUAN:
untuk mempelajari pengaruh beberapa senyawa kimia terhadap enzim pemetabolisme
obat dengan mengukur efek farmakologinya.
II.
DASAR TEORI.
Obat yang masuk ke dalam tubuh mengalami reaksi modifikasi kimia atau disebut
sebagai biotransformasi, istilah lain dari metabolisme. Umumnya, proses ini mengurangi
atau menghilangkan aktivitas biologi obat dan meningkatkan hidrofilisitasnya sehingga
lebih larut air setelahnya, obat akan dieliminasi melalui ginjal. Karena kecepatan eliminasi
obat berkaitan dengan konsentrasi terapi, obat biasanya didesain dengan ikatan lemah,
contohnya ikatan ester yang mudah dihidrolisis oleh esterase. (Lullman et al,2000).
Metabolisme obat memiliki dua efek penting:
1. Obat dibuat menjadi lebih hidrofilik sehingga mempercepat laju ekskresinya melalui
ginjal. Maksudnya adalah metabolit yang hidrofil atau kurang lipofil akan susah
direabsorbsi oleh tubulus ginjal sehingga akan cenderung dieliminasi dari tubuh.
2. Metabolit umumya menjadi kurang aktif dari keadaan semula. akan tetapi, ada pula
obat yang dirancang sama aktifnya atau justru menjadi lebih aktif dari obat awalnya.
sebagai contoh, diazepam dimetabolisme menjadi nordiazepam dan
dazepam
yang juga aktif. contoh lain adalah golongan prodrugs yang diberikan dalam keadaan
inaktif dan baru aktif bila sudah dimetabolisme di dalam tubuh, misalnya levodopa,
obat antiparkinson. levodopa ini dimetabolisme menjadi dopamine. (Neal,2002).
Walaupun antara metabolism dan biotransformasi sering dibedakan, sebagian ahli
mengatakan bahwa istilah metabolism hanya hanya diperuntukkan bagi perubahanperubahan biokimia atau kimiawi yang dilakukan oleh tubuh terhadap senyawa endogen,
sedangkan biotransformasi adalah peristiwa yang sama bagi senyawa eksogen (xenobiotika)
(anonim,1999). pada dasarnya tiap obat merupakan zat asing bagi badan yang tidak
diinginkan,maka badan berusaha merombak zat tadi menjadi metabolit sekaligus bersifat
hidrofil agar lebih lancar diekskresi melalui ginjal. jadi reaksi biotransformasi adaah
merupakan peristiwa detoksifikasi (anonim,1948)
Obat lebih banyak dirusak oleh hati meskipun setiap jaringan mempunyai sejumlah
kesanggupan metabolism obat. Kebanyakan biotransformasi metabolik obat terjadi pada
titik tertentu antara absorpsi obat ke dalam sirkulasi sistemik dan pembuangannya melalui
ginjal sejumlah kecil transformasi terjadi di dalam usus atau dinding usus. Umumnya
semua reaksi inidapat dimasukkan ke dalam dua katagori utama, yaitu reaksi fase 1 dan
fase 2. (Katzung, 1989).
Reaksi biokimia yang terjadi tapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Reaksi fase I
pada reaksi fase 1 ini mengubah obat menjadi metabolit yang lebih polar,
yangdapat bersifat inaktif, kurang aktif, atau lebih aktif daripada bentuk aslinya.Yang
termasuk dalam reaksi fase 1 adalah oksidasi, reduksi, dan hidrolisis.
2. Reaksi fase II
reaksi ini terjadi dalam hati dan melibatkan konjugasi suatu obat atau
metabolit fase 1 nya dengan zat endogen Konjugat yang dihasilkan hampir selalu
kurang
aktif
dan merupakan molekul polar yang mudah diekskresi oleh ginjal
(Neal,2005). Reaksi konjugasi sesungguhnya merupakan reaksi antara molekul
eksogen atau metabolit dengan substrat endogen, membentuk senyawa yang tidak atau
kurang toksik dan mudah larut dalam air, mudah terionisasi dan mudah dikeluarkan.
Reaksi konjugasi bekerja pada berbagai substrat alamnya dengan proses enzimatik
terikat pada gugus reaktif yang telah ada sebelumnya atau terbentuk pada fase 1.
reaksi yang terjadi pada fase 2 ini meliputi konjugasi glukoronidasi. asilasi, metilasi,
dan konjugasi sulfat.
Factor-faktor yang mempengaruhi metabolisme obat yaitu:
1. Factor genetik atau keturunan
Perbedaan individu pada proses metabolisme obat kadang-kadang terjadi
dalam system kehidupan,ini menunjukan bahwa factor genetik atau keturunan
ikut berperan dalam adanya perbedaan kecepatan metabolism obat (Ganiswara
dkk,1995).
2. Perbedaan spesies dan galur
Pada proses metabolism obat, perubahan kimia yang terjadi pada spesies dan
galur kemungkinan sama atau sedikit berbeda, tapi kadang-kadang ada
perbedaan yang cukup besar pada reaksi metabolism nya.(Ganiswara
dkk,1995)
3. Perbedaan jenis kelamin
Pada spesies binatang menunjukan adanya pengaruh jenis kelamin terhadap
kecepatan metabolism obat.(Ganiswara dkk,1995)
4. Perbedaan umur
Bayi dalam kandungan atau bayi yang baru lahir memiliki jumlah enzimenzim mikrosom hati yang diperlukan untuk metabolism obat relative masih
sedikit sehingga masih sangat peka terhadap obat.(Ganiswara dkk,1995)
5. Penghambatan enzim metabolism
Kadang-kadang pemberian terlebih dahulu atau secara bersama-sama suatu
senyawa
yang menghambat
kerja
enzim-enzim
metabolisme
dapat
meningkatkan insensitas efek obat, memperpanjang masa obat, dan
kemungkinan juga meningkatkan efek samping dan toksisitas. (Ganiswara
dkk,1995)
III.
ALAT DAN BAHAN.
a) Alat yang digunakan :
1. Spett injeksi 0,1 – 1ml
2. Stopwatch
b) Bahan yang digunakan :
1. Rifampisin 1% dosis 100 mg/kgbb
2. Na- diklofenak 0,1% dosis 10 mg/ kgbb
3. Cimetidine 1% dosis 90 mg/kgbb
4.
Larutan steril asam asetat glasial 1% dosis 100 mg/kgbb
c) Hewan uji :
1. Mencit @ kelompok 4 ekor.
IV.
CARA KERJA
V.
DATA DAN ANALISIS DATA
Berat Mencit
Mencit 1 yang sebelumnya diberi cimetidin
: 25,3 gram
Mencit 2 yang sebelumnya diberi rifampicin
: 25 gram
Mencit 3 pada saat praktikum diberi Na-diklofenak
: 29,9 gram
Mencit 4 pada saat praktikum diberi CMC-Na
: 26,0 gram
1. Mencit 1

Na-diklofenak 1% = 10mg/kgBB
10
1000
𝑋
25,3
10×25,3
X
=
X
= 0,253 𝑚𝑔
100
100
X

=
=
1000
0,253
𝑋
= 0,253𝑚𝑙
Asam Asetat Glasial = 100mg/kgBB
100
1000
=
𝑋
25,3
25,3×100
X
=
X
= 2,53 𝑚𝑔
1000
100
X
=
1000
2,53
𝑋
= 0,253 𝑚𝑙
2. Mencit 2

Na-diklofenak 1% = 10mg/kgBB
10
1000
𝑋
21,1
10×21,1
X
=
X
= 0,115𝑚𝑔
100
100
X

=
=
1000
0,211
𝑋
= 0,211 𝑚𝑙
Asam Asetat Glasial = 100mg/kgBB
100
1000
=
𝑋
21,1
21,1 × 100
X
=
X
= 2,11 𝑚𝑔
1000
1000
100
=
2,11
𝑋
2,11×100
X
=
X
= 0,211 𝑚𝑙 (0,21ml)
1000
3. Mencit 3

Na-diklofenak 1% = 10mg/kgBB
10
100
𝑋
24,2
10×24,2
X
=
X
= 2,42 𝑚𝑔
100
100

=
=
1000
2,42
𝑋
2,42×100
X
=
X
= 0,242𝑚𝑙 ( 0,24 ml)
100
Asam Asetat Glasial = 100mg/kgBB
100
1000
=
𝑋
24,2
24,2×100
X
=
X
= 2,42𝑚𝑔
1000
100
=
1000
2,42
𝑋
2,42×100
X
=
X
= 0,299 𝑚𝑙 (0,30 ml)
1000
4. Mencit 4

CMC-Na = 0,2 ml

Asam Asetat Glasial = 100mg/kgBB
100
1000
X
=
=
𝑋
21,5
21,5×100
1000
X
1000
100
X
= 2,15 𝑚𝑔
=
2,15
𝑋
= 0,215 𝑚𝑙(0,22ml)
Menit
0- 5-
10- 15- 20- 25- 30- 35- 40- 45- 50- 55- jumlah
5
10 15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
3
26 31
37
27
30
27
27
32
8
14
7
Cimetidin+nadiklo 2
14 28
30
22
17
22
17
19
14
13
13
Na diklo
1
1
6
10
15
16
19
20
3
1
1
Kontrol(cmc)
6
26 21
24
19
11
13
11
10
9
8
5
Rifam+nadiklo
3
Download